Sistem Politik
Sistem Politik
Dosen Pengajar :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
UNIVERSITAS GALUH
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh
dari buku panduan yang berkaitan dengan Ilmu Politik ataupun Internet yang
penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Sistem Politik atas
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................2
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................
BAB II TINJAUAN
TEORITIS………………………………….......................8
(PEMILU)..........................................................8
(PEMILU)..........................................11
………...14
………….14
Indonesia.............…...................................................................................17
3
BAB IV
PENUTUP...............................................................................................28
A. Simpulan.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
4
BAB 1
PENDAHULUAN
juga dari penerapan sila keempat Pancasila dan Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara
daerah.Pemilihan umum di Indonesia sejak 1955 hingga saat ini yang terakhir di
Pemilu serentak 2019 mengalami banyak sekali perubahan dari aspek kerangka
dengan pemberian hak suara oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih.
umum itu lebih baik.1 Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya
dianggap sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak
dan bagaimana praktik dan lembaga demokratis yang baru itu dapat diperkuat,
sehingga dapat bertahan terhadap ujian waktu, konflik politik, dan krisis. 2
1
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2008),hlm.369.
2
Topo Santoso dan Ida Budhiati, Pemilu Di Indonesia Kelembagaan,Pelaksanaan, dan
Pengawasan,(Jakarta :Sinar Grafika,2019), hlm. 1.
4
Pemilihan umum tidak lahir tanpa tujuan tetapi untuk memilih para wakil rakyat
dalam rangka mewujudkan pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat. Menurut
tiga konsep yang sangat terkait dan tak bisa dielakkan. Untuk itu partisipasi
disebabkan oleh beberapa sebab. Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat mengenai
dinamika dunia Intenasional atau faktor dalam negeri sendiri, baik karena faktor
dan pendapat rakyat juga dapat dimungkinkan terjadi karena pertambahan jumlah
penduduk dan rakyat yang dewasa, terutama para pemilih baru belum tentu
mempunyai sikap yang sama dengan para orang tua mereka sendiri. Keempat,
pemilihan umum perlu diadakan secara terarur untuk maksud menjami terjadinya
legislatif.
5
disatukannya substansi dari tiga undang-undang, yakni Undang-Undang
satu naskah secara terkodifikasi menjadi UU No.7 Tahun 2017 maka hal ini
Masyarakat hal itu sejalan dengan Undang-Undang No.7 Tahun 2017 Pasal 12, 13
yang berkualitas sesuai dengan asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan
Adil. Sosialisasi yang masif dari Komisi Pemilihan Umum kepada Masyarakat
juga bisa menghapus anggapan terhadap pemilihan umum yang selama ini
6
Media sosial mempunyai pengaruh sangat besar dalam menyebarkan dan
bahwa di pemilu serentak tidak ada figur pemimpin yang benar-benar cocok untuk
merupakan persoalan besar unuk Komisi Pemilihan Umum, terlebih lagi tidak ada
sanksi apapun ketika sesorang memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya di
Pemilihan Umum dianggap memihak salah satu calon Presiden dan Wakil
presiden.
B. Rumusan Masalah
BAB II
7
TINJAUAN TEORITIS
tahun 1945. Dalam konstitusi negara kita, pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar
makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang terakhir dalam wewenang untuk
membuat keputusan. Tidak ada satu pasalpun yang secara eksplisit menyebutkan
implementasi kedaulatan adalah ditangan rakyat, itu berati tidak lain adalah
demokrasi itu sendiri. Dengan demikian, secara implisit dapatlah dikatakan bahwa
negara atau pemerintah menghadapi masalah besar yang bersifat nasional, baik di
maka semua warga negara diundang atau diwajibkan untuk ikut serta
8
Pengertian Pemilu atau singkatan dari Pemilihan Umum adalah proses
negara untuk menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin yang akan
memenuhi syarat memiliki hak untuk memberikan suara mereka kepada kandidat
atau partai politik yang mereka pilih. Hasil pemilu kemudian digunakan untuk
menentukan siapa yang akan memegang jabatan politik, baik di tingkat lokal,
yang terpilih mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas. Pemilu
yang adil, bebas, dan transparan sangat penting dalam menjaga integritas
legitimasi atas kekuasaan yang ada dan bagi rezim baru, dukungan dan
9
legitimasi inilah yang dicari. Pemilihan umum yang berfungsi
mempertahankan status quo bagi rezim yang ingin terus bercokol dan bila
pemilihan umum dilaksanakan dalam konteks ini maka legitimasi dan status
quo inilah yang dipertaruhkan. Bukan soal demokrasi yang abstrak dan kabur
ukuran-ukurannya itu.5
pemimpin pemerintahan.
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatua
5
Sodikin. Hukum Pemilu, Pemilu Sebagai Praktek. Ketatanegaraan.(Bekasi: Gramata
Publishing, 2014),hlm.10
10
dari kedaulatan rakyat dan demokrasi. Selain itu peranan rakyat dalam
dengan cara berperan aktif memberikan masukan, usulan dan kritikan objektif
suara itu dapat melalui Lembaga perwakilan rakyat, melalui media massa atau
singkatan dari Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia. Asas Luber sudah ada sejak
zaman Orde Baru. Kemudian di era reformasi berkembang pula asas Jurdil yang
merupakan singkatan dari Jujur dan Adil. Adapun yang dimaksud dengan asas
Luber dan Jurdil dalam Pemilu menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017
tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD, asas Pemilu meliputi:
perantara.
2. Umum, artinya semua WN yang telah berusia 17 tahun atau telah menikah
berhak untuk ikut memilih dan telah berusia 21 tahun berhak di pilih
dengan
apapun.
11
4. Rahasia, artinya rakyat pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan
diketahui oleh pihak siapapun dan dengan jalan apapun siapa yang
pemilu, termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak
peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan
pihak manapun.
tangan rakyat. Hal ini karena rakyat yang berdaulat tidak bisa memerintah
wakilnya. Para wakil terpilih juga akan menentukan siapa yang akan
baik pula kualitas para wakil rakyat yang bisa terpilih dalam lembaga
perwakilan rakyat.
12
3. Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional Pemilu
berganti.
rakyat.
13
BAB III
PEMBAHASAN
terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara langsung oleh rakyat. Berikut dijelaskan
Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas
14
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU
orang.
tingkat kecamatan atau nama lain. Jumlah anggota PPK adalah 5 orang.
orang
adalah 7 orang.
15
5. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri, selanjutnya
2. BAWASLU
Bawaslu Provinsi, adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas
lain/kelurahan. Jumlah PPL adalah 1 orang dan paling banyak 5 orang. Pengawas
16
Pemilu Luar Negeri adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas
3. DKPP
bersifat tetap dan berkedudukan di Ibu Kota Negara. DKPP dibentuk paling lama
dua bulan sejak Anggota KPU dan Bawaslu mengucapkan sumpah/janji. DKPP
terdiri dari 7 orang: unsur KPU, Bawaslu, DPR, dan dari pemerintah.
karena kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan
diantaranya :
b. Kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu
17
distrik, kehilangan suara-suara yang telah mendukungnya.
bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai
b. Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan
umumnya harus mendasarkan diri atas koalisi dari dua-partai atau lebih.
18
Keuntungan system Propotional diantaranya :
dalam pemilu.
umum tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan
Di Indonesia pada pemilu kali ini, tidak memakai salah satu dari kedua
macam sistem pemilihan diatas, tetapi merupakan kombinasi dari keduanya. Hal
ini terlihat pada satu sisi menggunakan sistem distrik, antara lain pada Bab VII
pasal 65 tentang tata cara Pencalonan Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan
mengajukan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/
Disamping itu juga menggunakan sistem berimbang, hal ini terdapat pada
Bab V pasal 49 tentang Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPR,
DPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah
19
1. Provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 1.000.000 (satu
lima) kursi.
kursi.
kursi.
lima) kursi.
baru dilaksanakan oleh kabinet Burhanuddin Harahap pada tahun 1955. Sistem
20
pemilu yang digunakan adalah sistem proporsional. Pada waktu sistem itu,
demokratis, tidak ada pembatasan partai, dan tidak ada usaha interversi dari
antara Masyumi dan PNI. Secara administrasi dan teknis berjalan lancar dan jujur.
dengan jumlah total 257 kursi. Namun stabilitas politik yang diharapkan dari
pemilihan umum tidak terwujud. Kabinet Ali (I dan II) yang memerintah selama
2 tahun dan yang terdiri atas koalisi tiga besar ,namun ternyata tidak kompak
menjadi 10. Kesepuluh ini antara lain : PNI, Masyumi, NU, PKI, Partai Katolik,
Partindo, Partai Murba, PSII Arudji, IPKI, dan Partai Islam kemudian ikut dalam
pemilu 1971 di masa orde baru. Di zaman demokrasi terpimpin tidak diadakan
pemilihan umum.
21
Sesudah runtuhnya rezim demokrasi terpimpin yang semi otoriter ada
yang demokratis dan stabil. Salah satu caranya ialah melalui sistem pemilihan
umum . pada saat itu diperbincangkan tidak hanya sistem proporsional yang sudah
dikenal lama, tetapi juga sistem distrik yang di Indonesia masih sangat baru.
pada tahun 1967 adalah keputusan yang tepat karena tidak ada distorsi atau
kesenjangan antara perolehan suara nasional dengan jumlah kursi dalam DPR.
Kedua, ketentuan di dalam UUD 12945 bahwa DPR dan presiden tidak dapat
karena yang dibenarkan eksistensinya hanya tiga partai saja. Usaha untuk
konstituennya tetap ada. Kedua, dengan dibatasinya jumlah partai menjadi tiga
telah terjadi penyempitan dalam kesempatan untuk memilih menurut selera dan
telah menunjukkan salah satu kelemahan dari sistem otoriter orde dan hal itu patut
dihargai.
22
d. Zaman Reformasi (1998-sekarang)
politik secara bebas, termasuk medirikan partai baru. Kedua, pada pemilu 2004
untuk pertama kalinya dalam sejarah indonesia diadakan pemilihan presiden dan
wakil presiden dipilih melalui MPR. Ketiga, diadakannya pemilihan umum untuk
suatu badan baru, yaitu Dewan Perwakilan Daerah yang akan mewakili
yaitu ketentuan bahwa untuk pememilihan legislatif setiap partai harus meraih
pemilu terdiri dari 12 partai politik nasional ditaambah 3 partai politik lokal yang
khusus berada diwilayah Daerah Istimewa Aceh. Hasil pemilu ini menempatkan
PDIP sebagai peraih suara terbanyak, selanjutnya dua partai nasional berikutnya
diselenggarakan oleh suatu Komisi Negara yang disebut Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang bersifat nasional, berjangka waktu dan mandiri. Komisi ini memiliki
Menurut Pasal 25 UU No. 12 Tahun 2003, tugas dan wewenang KPU adalah :
23
1. Merencanakan penyelenggaraan Pemilu.
pelaksanaan pemilu.
pemungutan suara.
negara. MPR juga mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan wakilnya (Wakil
Presiden bertugas menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang telah
ditetapkan oleh MPR. Di sini, peran Presiden adalah sebagai mandataris MPR,
24
Dalam perkembangan selanjutnya setelah UUD 1945 diamandemen,
Dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia UUD 1945 hasil amandemen ketiga
tahun 2001, Pemilihan Umum diatur dalam Bab VII B pasal 22 E yang berbunyi :
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan
undang.
Menurut pasal 2 ayat (1) UUD 1945 hasil Amandemen keempat tahun
Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang
dipilih melalui pemilihan umum. Hal ini juga tercantum dalam Pasal 19 ayat (1)
25
UUD 1945 hasil Amandemen kedua tahun 2000 yang berbunyi: “Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.” serta Pasal 22C UUD 1945
hasil Amandemen ketiga tahun 2001 yang berbunyi: “Anggota Dewan Perwakilan
Dalam Pasal 6A UUD 1945 hasil amandemen ketiga tahun 2001 khusus tentang
a. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat.
b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik
pemilihan umum.
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih
dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan
sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih
Wakil Presiden.
pemilihan Umum. Jika dimasa-masa orde baru, jumlah partai peserta pemilu
adalah tiga kontestan sebagai fusi dari beberapa partai, maka sejak
26
terbuka luas (multi partai) dengan ketentuan batasan treshold 3,5% dari perolehan
jumlah suara partai hasil pemilu sekalipun lembaga MPR masih berwenang
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Inilah salah satu perkembangan
27
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota
geografis. Jadi setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena
kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan
rakyat.
28
rakyat; biasanya dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan
Berimbang). Gagasan pokok dari sistem ini adalah bahwa jumlah kursi yang
diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara
yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Persada, Jakarta,2016.
29