Anda di halaman 1dari 4

ALIRAN ENERGI

Energi merupakan kemampuan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan serta


menyebabkan perubahan-perubahan pada beberapa hal. Makhluk hidup, baik itu manusia,
tumbuhan maupun hewan membutuhkan energi untuk dapat mempertahankan fungsi dari tubuh
atau anatominya dan menjalani kehidupan.
Contoh dari energi adalah sinar matahari yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup.
Tanpa adanya sinar matahari, maka tumbuhan tidak akan berfotosintesis dan tidak dapat
menyalurkan energi yang dimiliki. Energi tersebut akan mengalami perubahan ekosistem, hingga
disebut sebagai aliran energi. Lebih lanjut mengenai aliran energi, berikut penjelasannya.

Pengertian Aliran Energi


Aliran energi adalah rangkaian dari urutan pemindahan bentuk energi dari satu bentuk ke
bentuk energi lainnya yang dimulai dengan sinar matahari, lalu berpindah ke produsen,
berpindah lagi ke konsumen primer atau herbivora, berpindah lagi konsumber tingkat tinggi atau
karnivora hingga sampai ke saproba.

Aliran energi juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan energi dari satu tingkatan
trofik ke tingkatan-tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan energi tersebut, selalu terjadi
pengurangan pada jumlah energi di setiap urutan pemindahannya melalui tingkat trofik makan
memakan.

Energi dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contohnya seperti energi kimia,
energi listrik, energi mekanik dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk satu ke
bentuk lainnya, dinamakan sebagai transformasi energi.

Pada dasarnya, aliran energi dimulai dari cahaya matahari yang kemudian diubah oleh
produsen menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa-senyawa organik. Perubahan energi
menjadi senyawa organik tersebut, dimakan oleh konsumen hingga terjadi lagi perpindahan dan
perubahan energi dari tumbuhan ke konsumen.

Energi kimia yang telah berubah dalam bentuk bahan organik, kemudian dimanfaatkan
oleh organisme untuk pertumbuhan serta perkembangan dari organisme tersebut. Pada
ekosistem, aliran energi terjadi pada peristiwa rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida
ekologi serta tingkat trofik.

Agar lebih jelas, berikut adalah aliran energi yang terjadi pada peristiwa-peristiwa
tersebut.
Aliran Energi pada Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan salah satu peristiwa di manan aliran energi dapat terjadi.
Aliran energi yang terjadi pada rantai makanan, memang dinilai sangat penting bagi
keberlangsungan dari ekosistem alam.

Dalam ekosistem alam, hanya tumbuhan yang mampu menangkap energi dari sinar
matahari lalu mengubahnya menjadi energi kimia. Sehingga efisiensi dari tumbuhan ini terbilang
sangat penting dalam keberlangsungan makhluk hidup.

Aliran energi yang terjadi pada peristiwa rantai makanan, terbilang tidak efisien.
Maknanya, tidak semua energi makhluk hidup terjadi dalam suatu trofik yang diperoleh dengan
utuh oleh makhluk hidup dari trofik lainnya.

Contohnya, produsen menghasil energi dengan besar dua puluh kilo kalori setiap meter
persegi tiap tahunnya. Akan tetapi, hanya sekitar dari sepuluh persen energi saja yang dapat
diperoleh konsumen primer pada rantai makanan.

Aliran energi yang terjadi pada peristiwa dinilai tidak efisien karena beberapa alasan
lainnya. Berikut penjelasannya.

 Pada setiap tingkat dari trofik, makhluk hidup mampu mengubah sebagian besar dari energinya
menjadi panas ketika ia melakukan proses respirasi sel serta aktivitas sehari-hari.
 Makhluk hidup juga dapat mengubah beberapa bagian energi menjadi sebuah molekul organik dan
tidak dapat dimakan oleh makhluk hidup lainnya, contohnya adalah kotoran.
 Tidak seluruh makhluk hidup mati, karena ia dimakan oleh makhluk hidup lainnya. Sebagian besar
dari makhluk hidup mati, tanpa ia harus dimakan oleh makhluk hidup lainnya dan langsung
mengalami proses dekomposisi oleh pengurai. Oleh karena itu, aliran energi akan berhenti pada
makhluk yang mati tanpa dimakan makhluk hidup lainnya.
Karena ketiga alasan tersebut, aliran energi pada rantai makanan pun dianggap tidak efisien
seperti halnya aliran energi yang terjadi pada peristiwa-peristiwa lainnya.

Aliran energi yang terjadi pada peristiwa rantai makanan, memiliki tingkatan dalam
ekosistemnya atau disebut pula dengan trofik. Berikut adalah trofik dalam rantai makanan ketika
aliran energi terjadi.

 Produsen adalah tingkat trofik pertama, yang termasuk dalam produsen adalah organisme yang
mampu untuk menghasilkan zat makanan sendiri. Organisme tersebut, disebut sebagai produsen.
Contohnya ialah makhluk hidup yang menempati tingkat trofik pertama pada rantai makanan, yaitu
tumbuh-tumbuhan.
 Konsumen primer, merupakan konsumen tingkat pertama yaitu organisme yang menempati urutan
tingkat trofik kedua. Pada umumnya, konsumen primer adalah hewan herbivora dan sebagian besar
memakan tumbuhan.
 Konsumen sekunder, merupakan organisme yang menempati urutan pada tingkat trofik ketiga dan
disebut pula sebagai konsumen tingkat dua. Konsumen sekunder, umumnya ditempati oleh hewan-
hewan karnivora yang sebagian besar adalah pemakan daging.
 Konsumen puncak, ialah organisme yang menempati tingkat trofik tertinggi atau tingkat trofik
terakhir. Pada umumnya, konsumen puncak adalah kelompok organisme omnivora, pemakan
tumbuhan serta hewan yang berada pada posisi konsumen puncak.
Agar lebih jelas, berikut adalah contoh dari aliran energi yang terjadi pada peristiwa rantai
makan.

1. Rantai makanan rumput


Tumbuhan dalam aliran energi rantai makanan, menempati trofik pertama sebagai autotrof. Akan
tetapi, sapi adalah hewan herbivora yang memakan rumput dan karnivora adalah makhluk hidup
yang akan memakan hewan herbivora seperti sapi.

2. Rantai makanan parasit


Rantai makanan, akan terjadi apabila muncul interaksi antara organisme dalam ekosistem yang
memiliki hubungan dengan parasitisme, contohnya seperti rantai makanan pada jamur dengan
akar pohon.

3. Rantai makanan pengurai


Pada rantai makanan pengurai, organisme yang telah mati akan tetap memiliki energi yang
memiliki fungsi sebagai sumber energi bagi pengurai. Organisme yang termasuk dalam pengurai
ialah jamur, bakteri dan algae.

Aliran Energi pada Jaring-Jaring Makanan


Jaring-jaring makanan ialah gabungan dari berbagai rantai makan yang saling
berhubungan pada suatu ekosistem. Semakin kompleks jaring-jaring makanan yang terbentuk,
maka semakin tinggi pula tingkat kestabilan dari suatu ekosistem. Oleh sebab itu, untuk dapat
menjaga kestabilan dari suatu ekosistem, maka suatu rantai makanan tidak boleh terputus akibat
dari musnah salah satu ataupun beberapa organisme.

Seperti halnya pada rantai makanan, tingkat trofik pada jaring-jaring makanan pun
terjadi. Tingkatan trofik adalah pengelompokan dari organisme sesuai dengan posisinya dalam
rantai makanan. Sehingga, jenjang atau banyaknya jumlah dari tingkatan trofik ditentukan oleh
banyaknya organisme yang bertugas pada rantai makanan.

Setiap tingkatan dari trofik memiliki julukannya masing-masing. Pada tingkatan pertama,
memiliki julukan trofik sebagai organisme autotrof. Pada tingkatan kedua, julukannya ialah
herbivora, pada tingkatan ketiga julukan trofiknya ialah karnivora primer, sedangkan pada
tingkatan keempat julukan trofiknya ialah karnivora sekunder.
Karena memiliki hubungan dengan rantai makanan, aliran energi pada jaring-jaring
makanan pun tidak jauh berbeda dengan aliran energi yang terjadi pada rantai makanan.

Aliran Energi pada Ekosistem


Aliran energi yang terjadi pada peristiwa ekosistem, sebenarnya hampir sama hanya saja
organisme-organisme di dalamnya yang membedakannya. Beberapa contoh aliran energi pada
ekosistem adalah sebagai berikut.

1. Ekosistem yang terjadi di darat


 Matahari > sayur-sayuran seperti sawi, bayam, kubis > ulat sebagai trofik tingkatan kedua > burung
pipit, trofik tingkatan ketiga dan > elang sebagai trofik tingkatan keempat.
 Matahari sebagai sumber energi > buah-buahan > manusia.
 Matahari > rumput atau tanaman liar lainnya > ulat > ayam sebagai trofik ketiga > musang trofik
keempat.
 Matahari > tanaman, padi > belalang atau serangga > ayam > ular atau pemangsa lain sebagai trofik
keempat.
2. Ekosistem yang terjadi di perairan
Beberapa ekosistem yang termasuk dalam ekosistem di perairan ialah ekosistem sungai,
ekosistem rawa, ekosistem laut, ekosistem danau serta ekosistem yang terjadi di lingkungan atau
wilayah air.

Pada ekosistem perairan, ekosistem yang terjadi sedikit berbeda dari ekosistem yang terjadi pada
daratan. Organisme autotrof hadir dalam ekosistem di perairan, organisme autotrof merupakan
fitoplankton serta ganggang yang hidup di perairan. Fitoplankton merupakan salah satu jenis dari
plankton yang mampu berfotosintesis.

Berikut adalah contohnya.

 Matahari > fitoplankton > siput > ikan > ikan yang lebih besar, seperti hiu.
 Matahari > fitoplankton > ikan > pemangsa yang lebih besar seperti anjing laut > pemangsa lain
yang lebih besar, seperti paus pembunuh.
 Matahari > fitoplankton > udang-udangan > burung pemakan udang.
 Matahari > fitoplankton > zooplankton > paus.

Anda mungkin juga menyukai