Rakernas Ipm 2023
Rakernas Ipm 2023
Periode 2023-2025
“Abad medsos (media sosial) adalah abad yang sarat dengan kegaduhan dan huru-hara, di
samping banyak pula sisi positifnya jika digunakan oleh manusia beradab dan lapang dada.
Di tangan manusia tuna-adab dan sesak dada, medsos dijadikan sarana untuk mengumbar
kebencian, sakit hati, dan dendam kesumat”
Pendahuluan
Terhitung sejak hari ini, populasi di Indonesia dipenuhi oleh generasi muda sebagai jumlah
teratas dari generasi-generasi lain. Bonus demografi sudah jelas semakin mendekat setiap
tahunnya, menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (2020), yang menjadi awal mula
dari tercetusnya Indonesia Emas 2045. Subjek dari bonus demografi yang kemudian akan
menjadi generasi emas 2045 adalah sebagian besar terdiri dari generasi muda terutama
generasi-z. Generasi kita sudah hidup berdampingan dengan teknologi sejak dari kecil,
sehingga membuat perkembangan dan pergaulan kita juga sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya, penguasaan atas kemajuan teknologi ini membuat kreativitas dan inovasi kita
meningkat.
Sebelum pandemi melanda, kemajuan gawai dan internet dipandang menjadi sebuah hal yang
negatif sehingga generasi tua selalu menjauhkan generasi muda dari yang mereka sebut
sebagai “kecanduan internet”. Namun ironisnya, di saat pandemi melanda justru segala
aktivitas kita sangat tergantung pada gawai dan internet, sehingga membuat istilah
“kecanduan internet” sudah tidak relevan lagi karena gawai dan internet sudah sedekat nadi.
Distorsi dari fenomena tersebut adalah sebuah langkah awal dari orkestra panjang yang akan
menggunakan gawai dan internet sebagai pintu gerbang menuju era baru IPM.
Di zaman yang serba otomatis ini, kader IPM jangan sampai menjadi sosok yang lembek dan
ketergantungan dengan artificial intellegence (AI) yang kian hari kian canggih, manusia
sesungguhnya adalah makhluk yang kreatif dan mampu untuk menghadirkan inovasi-inovasi
yang bermanfaat.
artificial intelligence yang kini mulai banyak menggantikan peran manusia dalam hampir
segala bidang sehingga memaksa manusia untuk setidaknya menyintas dengan cara
beradaptasi dengan segala kondisi. Tom Nichols dalam bukunya yang berjudul “The Death
Of Expertise” yang artinya yaitu matinya kepakaran, buku tersebut mengangkat isu tentang
penurunan penghormatan terhadap keahlian dan otoritas para ahli di masyarakat, serta
konsekuensinya terhadap demokrasi dan diskusi publik. Dengan adanya AI, manusia
dihadapkan pada pilihan belajar yang lebih sedikit dan pilihan kemalasan yang lebih banyak,
sehingga AI juga bisa mematikan kreativitas seorang manusia jika tidak dimanfaatkan dengan
benar. AI hadir hanya sebagai alat bantu saja, sehingga sangat diperlukan untuk kita terbiasa
dan membudidayakan inovasi sehingga kreativitas dapat lahir dalam setiap diri kader IPM.
Tema yang kami sajikan ini berbunyi “Generasi emas pelajar Muhammadiyah, wujudkan
pembangunan berkelanjutan”, sebuah spirit yang kontinuitas untuk pelajar Muhammadiyah
agar terus bisa leluasa bergerak dengan konsisten serta menghadirkan manfaat bagi
sekitarnya.
Jika membahas tentang pembangunan yang berkelanjutan, tersirat dalam pikiran saya sebuah
buku berjudul “Memperkuat Negara” karya Francis Fukuyama, dalam buku tersebut
membahas tentang bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya manusia atau biasa
disebut sebagai capacity development. IPM adalah lumbung yang tepat untuk menjadi Kawah
Candradimuka bagi pelajar Muhammadiyah untuk mengasah talenta.
Mengembangkan talenta dan inovasi merupakan hal yang vital untuk lahan kerja IPM ke
depannya. Maka dari itu, saya akan menyampaikan sudut pandang dan gagasan target utama
dari visi dan misi PP IPM periode 2023-2025. Dimaksudkan sebagai ajang episentrum
pemikiran, saya meminta dengan hormat ragam pandangan dan saran dari Ipmawan dan
Ipmawati sekalian untuk membangun PP IPM yang kolaboratif.
Visi
Visi ini merupakan sebuah usaha untuk melakukan sebuah rekondisi dari visi periode
sebelumnya yaitu “IPM sebagai wahana keilmuan”, ditiadakannya terminologi “wahana”
merupakan sebuah upaya semiotik untuk mewujudkan borderless movement agar dapat
bergerak lebih luas lagi jangkauannya. Sehingga era baru IPM dapat dijadikan sebagai pintu
gerbang menuju puncak peradaban pelajar yang berkemajuan, dengan semangat kontinuitas
yang kokoh, dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan swasembada gagasan.
Misi
Dalam rangka menjalankan visi tersebut dibutuhkan beberapa misi sebagai berikut:
Singkatnya, seluruh rancangan visi dan misi yang ada di atas adalah amanah Muktamar
XXIII dan sekumpulan gagasan serta kesepakatan semua kader IPM seluruh Indonesia.
Maka, saya pastikan jika terjadi perubahan dan penyesuaian maka bukan hal yang mustahil
untuk kemudian dibenahi bersama-sama secara kolaboratif dan apresiatif, tiada hal yang
mutlak melainkan persoalan bahwa IPM ini adalah milik semua untuk kemudian digerakkan
bersama-sama pula sebagai roda pergerakan dan ujung tombak dari persyarikatan. Hal-hal
yang sudah saya tuliskan di atas merupakan sebuah hantaran singkat untuk mendampingi
Ipmawan dan Ipmawati sekalian dalam mengarungi bahtera kepemimpinan PP IPM Periode
2023-2025.
Orang-orang di luar sana yang tidak mengenal IPM, mereka tidak baca AD/ART kita, mereka
tidak menyanyikan mars perjuangan kita, mereka juga tidak tahu kita adalah kader tingkat
apa. Namun yang mereka baca adalah teladan dari diri kita semua, sehingga biarlah mereka
membaca IPM dari kalian semua, representatif kader-kader terbaik Muhammadiyah. Karena
sesungguhnya teladan adalah sebuah perintah tanpa komando. Semoga dengan hantaran
singkat dari kami, Ipmawan dan Ipmawati sekalian mendapatkan penyegaran dan bekal untuk
kemudian berjuang selama beberapa tahun ke depan.
A. Pendahuluan
Menggunakan teori Behavioral Leadership (Robbins, 1996), sebuah teori
kepemimpinan yang berfokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas
mental, sifat, atau karakter bawaan dari orang tersebut. hal ini menjadi penguat dari
semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi
contoh), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah harus memberikan ide gagasan), lalu
terkahir yang paling terkenal adalah Tut Wuri Handayani (dari belakang memberikan
dorongan).
B. Garis Besar Program Kerja
1. Mengatur kebijakan umum organisasi dengan segala aktivitasnya
2. Mengevaluasi kinerja kepemimpinan
3. Menampung aspirasi dari pimpinan kemudian memutuskannya berdasarkan
musyawarah bersama
4. Memberi arahan dan kebijakan ketika ada bidang yang mengalami hambatan dalam
melaksanakan program kerja, kebijakan, dan performa kinerja
5. Menjaga kerja sama atau hubungan dengan organisasi Internal maupun eksternal
dengan koridor yang ditentukan
C. Program Kerja
Visi: Terciptanya IPM sebagai organisasi terdepan dalam merespon dinamika zaman dan
perkembangan global sebagai wujud gerakan pelajar berkemajuan.
Misi:
4. Melengkapi dan menguatkan basis data organisasi sebagai dasar pelaksana program
yang terukut dan tepat sasaran
1. Rakernas
2. Regional Meeting
3. Milad IPM ke 63 & 64
4. Tanwir
5. Muktamar
6. Rapat Koordinasi Bidang
E. Program Kerja Bidang
“Meskipun teknologi telah berkembang pesat, kita harus ingat dan paham bahwa kendali atas
teknologi dan perubahan harus tetap berada di tangan manusia. Mari bergandengan tangan
dan menjadi bagian dari perubahan Generasi Emas Berkemajuan”
[Prof. Dr. K. H. Haedar Nashir, M. Si.]
Perkaderan merupakan ruh yang paling utama dalam sebuah organisasi. Layaknya
bagian dari tubuh, Perkaderan merupakan rahim yang tidak pernah berhenti melahirkan
generasi-generasi penerus sebuah organisasi. Perkaderan yang dilaksanakan dengan baik akan
menciptakan regenerasi kepemimpinan yang nantinya mampu menjawab tantangan zaman.
Selain itu, proses perkaderan juga diharapkan mampu untuk menghadirkan kader
yang dapat berpikir secara inovatif dan siap mengambil risiko agar dapat menjadi pemimpin
atau pengikut yang baik, kreatif, dan memberikan dampak positif. Di dalam ekosistem
perkaderan IPM, kolaborasi dan dukungan antar anggota sangat ditekankan. Proses
perkaderan yang dijalankan dengan inspirasi, kreativitas, dan tanpa terikat oleh ketatnya
birokrasi akan meninggalkan kesan positif pada anggota kader IPM. Perkaderan hari ini harus
mampu untuk menyediakan konsep dan sarana yang inklusif, adaptif dan berkelanjutan.
Sehingga Pelajar dapat memiliki pengetahuan yang komprehensif, keterampilan yang unggul,
dan sikap yang optimis serta responsif dalam menghadapi perubahan.
Misi:
1. Nilai Inklusif: Memastikan bahwa proses kaderisasi terbuka dan dapat diakses oleh
kader IPM melalui pendekatan yang inklusif serta mendorong diversitas dalam
kepemimpinan organisasi
2. Nilai Kreatif dan Adaptif: Mengembangkan sistem dan metode pendampingan
kader yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman, teknologi,
dan lingkungan sosial melalui pengembangan Skill Multi-Dimensional
3. Nilai Ekologis: Mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam setiap aspek
pembentukan kader, dengan mempromosikan kesadaran akan lingkungan dan
melakukan tindakan nyata untuk melindungi serta berkontribusi pada pemulihan
lingkungan.
1. Kopdarnas
khusus
Mengadakan Diadakan 2 wilayah-
Hasil/Laporan kali wilayah:
kopdarnas online dan
kondisi Perkaderan maksimal 1
Bidang Perkaderan asesmen untuk
di masing-masing 1. Kopdarnas bulan pasca
di seluruh memperoleh database
Kopdarnas wilayah, serta khusus rakernas
1 tingkatan perkaderan yang Online
Perkaderan pemahaman peserta wilayah
pimpinan lengkap serta 2. Kopdarnas
kopdarnas terkait
(Ranting-Wilayah) menyampaikan agenda 2. Kopdarnas ranting-
program yang
Bidang Perkaderan PP ranting- wilayah:
disampaikan
IPM wilayah maksimal 2
bulan pasca
rakernas
1. Melakukan survei
dan assesment ke
1. Jajak Pendapat pimpinan wilayah dan
dan hasil survei daerah. Survei
dari wilayah dan dilakukan secara
daerah berkala dan Mulai
berkelanjutan per 6 Survei dan Kopdarnas,
2. Bekerja sama bulan Hasil monitoring
Survei dan dengan Lembaga asesmen di dan akan di
2 kondisi perkaderan Online
Assesment Pengembangan 2. Metode yang update setiap 6 update secara
wilayah dan daerah
Sumber Daya digunakan untuk bulan sekali berkala setiap
Insani (LAPSI) pengumpulan data 6 bulan
dalam pembuatan adalah interview
instrumen survei (Pimpinan Wilayah)
dan assesment dan kuesioner G-Form
(Pimpinan Daerah,
Cabang dan Ranting)
Tentatif,
merilis hasil
pengkajian
Tim pengkajian
secara
paradigma IPM Melakukan
internal di
yang dibentuk serangkaian proses
Satu kali Pleno kedua
oleh Bidang pengkajian paradigma Draft Paradigma
Pengkajian dalam periode PP IPM
Perkaderan PP IPM oleh Tim terkait IPM (Reorientasi
3 Paradigma dan di update (Maret 2024) Hybrid
IPM berkolaborasi dengan Paradigma
IPM setiap satu kemudian
dengan Bidang mempertimbangkan Gerakan)
bulan sekali dilakukan
PIP serta hasil konsultasi
lokakarya
disepakati oleh dengan pakar atau ahli
hingga
Bidang Umum
Tanwir
(Agustus
2024)
Nama
Tuan
No Program Masukan Proses Keluaran Skala Waktu
Rumah
Kerja
Tentatif,
merilis hasil
1. Tim pengkajian pengkajian
SPI IPM yang Melakukan kajian
secara
dibentuk oleh ulang SPI Kuning
internal di
Bidang Perkaderan (berkemajuan) 2014 Satu kali Pleno kedua
Pengkajian PP IPM yang dan SPI 2023 dengan
dalam periode PP IPM
ulang Sistem disepakati oleh mempertimbangkan
4 Draft SPI Baru dan di update (Maret 2024) Hybrid
Perkaderan Bidang Umum keterlibatan wilayah
setiap satu kemudian
Ikatan secara inklusif,
2. Hasil evaluasi, evaluasi pilot project bulan sekali dilakukan
lokakarya dan lokakarya
SPI 2023 dan hasil
pilot project SPI lokakarya SPI 2023 hingga
2023 Tanwir
(Agustus
2024)
3. Database menjadi
landasan Bidang
Perkaderan PP IPM
dalam melakukan
pendampingan
perkaderan
1. Bersama
optimalisasi
penggunaan fitur
observasi pelatihan
dalam My IPM di
setiap jenjang
pimpinan
2. Bersama Lembaga
Pusdatin menyediakan
fitur dashboard kader
1. Bidang di My IPM yang 1. Fitur observasi
Perkaderan IPM di memuat data kader pelatihan My IPM
setiap level yang diperlukan dan
pimpinan 2. Dashboard Kader
dapat diakses oleh
My IPM
umum Selama satu
2. Bekerja sama
3. Fitur verifikasi tahun dan
Digitalisasi dengan Lembaga 3. Bersama Lembaga
7 syahadah pelatihan Nasional launching Online
Perkaderan Pusat Data dan Pusdatin menyediakan
Informasi My IPM dalam Tanwir
fitur verifikasi
(Pusdatin) serta Agustus 2024
syahadah pelatihan 4. Hotline
Lembaga atau bubuh e-syahadah perkaderan
Fasilitator dalam My IPM
Pendamping 5. Borang digital
(LFP) 4. Bersama Lembaga perkaderan
Pusdatin menyediakan
hotline perkaderan
sederhana, jika
memungkinkan
berbasis AI
5. Bersama LFP
melakukan
transformasi borang-
borang pelatihan dari
bentuk paper ke digital
Nama
Tuan
No Program Masukan Proses Keluaran Skala Waktu
Rumah
Kerja
1. Pimpinan
wilayah yang 1. Pelatihan
mati, vakum atau 1. Bersama bidang perkaderan di
yang organisasi melakukan Pimpinan Wilayah Hybrid
membutuhkan pemetaan keadaan terkait (Menyes
pendampingan kondisi kader di uaikan
2. 20 ekstrainer
perkaderan secara Pimpinan Wilayah dengan
pelatihan di
Perkaderan intensif Selama 1 pimpina
8. 2. Melakukan proses masing-masing Nasional
Reborn periode n
2. Bekerja sama pendampingan wilayah
wilayah
dengan Bidang perkaderan secara 3. Follow up yang yang
Organisasi PP berkelanjutan kepada berdampak dan bersang
IPM dan Lembaga Pimpinan Wilayah menyesuaikan kutan)
Fasilitator terkait dengan kondisi
Pendamping wilayah
(LFP) PP IPM
1. Mendata
pelaksanaan pelatihan 1. Minimal 20
di setiap wilayah wilayah telah
melakukan Taruna
2. Bersama LFP Melati 3
melakukan
pendampingan 2. Minimal 10
1. Seluruh kader terhadap pelaksanaan wilayah telah
Pendampinga TM 2 se-Indonesia pelatihan melakukan Setiap
n TM 3 dan Pelatihan Fasilitator
2. Bekerja sama 3. Membuat database Pendamping Selama satu Pimpina
10. masifikasi Nasional
periode n
pelaksanan dengan LFP PP terintegrasi tentang
IPM dan LFP PW informasi proses dan 3. Setiap wilayah Wilayah
PFP
IPM pendampingan memiliki 50%
pelatihan dengan LFP kader ekstrainer
PP IPM TM 3
3. Membantu 4. Pendampingan
fasilitator dalam secara kultural ke
melakukan proses Pimpinan Wilayah
diaspora kader
Bidang Kajian dan Dakwah Islam
D. Pendahuluan
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat
kepada orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Al-A’raf: 56)
Dalam “Paradigma Islam”, Kuntowijoyo menjelaskan bahwa Islam tidak mengenal dikotomi
antara domain duniawi dan domain agama. Nilai-nilai Islam pada dasarnya bersifat
menyeluruh (all-embracing) dalam penataan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Pandangan ini sejalan dengan ungkapan K.H. Ahmad Dahlan lebih dari seabad yang lalu,
yaitu, “apa pun yang dapat menjadikan seorang muslim baik, juga dapat menjadikannya
warga negara yang baik.”
Hal tersebut menggambarkan bahwa ajaran Islam tidak hanya bersifat ritualistik, melainkan
mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk kehidupan kaum pelajar. Namun, potensi Islam
sebagai pedoman transformasi sosial tidak dapat terlaksana apabila pemeluknya sendiri
menanggalkan Islam dari kerangka pikiran dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
diperlukan konsepsi baru dakwah dan kajian Islam yang berkemajuan, yang mampu menarik
keinginan belajar Islam lebih dalam bagi masyarakat terutama kalangan pelajar.
Dengan demikian, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Bidang Kajian dan Dakwah Islam,
pada khususnya, diharapkan menjadi gerakan pelajar muslim skala kosmopolit yang mampu
meneguhkan kembali posisi Islam sebagai pedoman transformasi sosial melalui isu-isu
kekinian seperti keberagaman, kesetaraan gender, lingkungan hidup, hak asasi manusia,
filantropi, kecerdasan buatan, dan lain sebagainya.
1 Pelatihan Dai Target adalah Pelaksanaan PDPM Kader Dai Nasional 2024
Pelajar seluruh kader IPM Nasional Pelajar yang
Muhammadiya se-Indonesia. mempertimbangka inklusif dan
h (PDPM) n hasil dari memiliki
Nasional pembaruan Buku kedalaman
Panduan PDPM. spiritual, ilmu
pengetahuan,
dan terampil
dalam
bidangnya
masing-
masing.
Sosialisasi format
baru PDPM dan
pilot project.
RANCANGAN PROGRAM KERJA
BIDANG PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN (PIP)
PIMPINAN PUSAT IPM PERIODE 2023—2025
“Belajar, Berkarya, Bergembira”
A. Pendahuluan
Kemampuan membaca, menulis, berpikir, dan berkreasi adalah fondasi kuat IPM
sebagai organisasi dengan gerakan ilmu. Sejak didirikan pada 1961, IPM memiliki tanggung
jawab moral dan intelektual untuk bisa menjawab tantangan zaman melalui program-program
dan kebaruan, mengikhtiarkan untuk menyelamatkan semesta. Sebagai konsekuensi dari hal
tersebut, maka IPM tentu perlu melahirkan kader yang terampil, berilmu, dan berakhlak mulia
melalui aksi kreatif dan kampanye literasi yang relevan. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
(PIP) adalah bidang yang menggawangi hal tersebut—membangun tradisi literasi dan
mendorong lahirnya kader yang berilmu dan bernapaskan Islam.
Tradisi literasi yang kuat yang telah tumbuh di IPM selama bertahun-tahun telah
berhasil memunculkan inovasi dalam mensyiarkan dakwah Islam bagi pelajar di seluruh
Indonesia. Best practice inilah yang mendasari Bidang PIP bahwa di dalam perjalanan literasi
pelajar Indonesia, sejatinya ia harus berguna sebagai pilar utama inovasi. Literasi yang baik
dalam tubuh kader IPM seharusnya bisa menciptakan kader yang tidak hanya kaya raya, kaya
karsa, tetapi juga kaya karya. Bidang PIP menjadi bidang yang memiliki komitmen untuk
menciptakan IPM sebagai platform kekaryaan pelajar Indonesia. Melalui literasi dan
eksplorasi pengetahuan, Bidang PIP PP IPM 2023—2025 dengan tagline “Belajar, Berkarya,
Bergembira” mencoba untuk menciptakan rumah besar pelajar Indonesia yang mampu
menghadirkan ilmu sebagai ruang berkarya dan ruang bertumbuh dimana pun mereka berada.
B. Personalia
Ketua Bidang : Brilliant Dwi Izzulhaq
Sekretaris Bidang : Wira Muhammad Rafli
Anggota Bidang : Ulima Nabila Adinta, Nurma Yulia Lailatusyarifah, Andi Maulana
Misi:
1. Memfasilitasi dan mendorong ekplorasi ilmu pengetahuan pelajar terhadap riset,
inovasi, dan karya;
2. Mengarusutamakan budaya membaca, menulis, dan riset dalam masyarakat melalui
kampanye-kampanye pendidikan, workshop, dan program-program penguatan
literasi. Memastikan bahwa tradisi Iqra menjadi bagian integral dari kehidupan
sehari-hari pelajar;
3. Menjalin sinergitas antara aktor literasi dan akademisi dengan komunitas-komunitas
literasi dan pendidikan, baik internal maupun eksternal IPM.
4. Menyediakan wadah apresiasi dan ekspresi bagi karya-karya kader, menjadi platform
kekaryaan pelajar Indonesia.
Tewujudnya
panggung apresiasi
kader yang inklusif
yang mendorong
sportivitas kader
dalam berkarya dan
berkompetisi
Terciptanya iklim
berkarya pelajar
No Nama Masukan Proses Keluaran Skala Waktu Tuan
Rumah
Muhammadiyah
sebagai bagian dari
syiar dakwah
Islam.
Advokasi dan Kebiajakan Publik
G. Pendahuluan
Isaiah Berlin (1909-1997) adalah seorang filsuf politik dan pemikir terkemuka abad
ke-20 yang banyak berbicara tentang teori kebebasan. Dalam hal ini, Berlin membedakan dua
konsep kebebasan, yaitu: kebebasan positif (bebas untuk) dan kebebasan negatif (bebas dari).
Menurut Berlin, konsep kebebasan positif (bebas untuk) adalah pandangan yang menyatakan
bahwa manusia pada dasarnya bisa dan harus mengaktualisasikan potensi-potensi yang ada
pada dirinya. Sementara itu, konsep kebebasan negatif (bebas dari) adalah pandangan yang
mendukung agar manusia tidak boleh dipaksa untuk melakukan sesuatu apa pun. Di sini, kata
negatif memiliki konotasi logika (tidak/bukan), bukan konotasi moral (baik atau buruk).
Artinya, kebebasan negatif adalah konsep kebebasan yang menekankan pentingnya untuk
tidak dipaksa. Berlin mendorong kita untuk mewaspadai konsep kebebasan positif (bebas
untuk) dan menekankan pentingnya konsep kebebasan negatif (bebas dari) Sama laras
terhadap yang dikemukakan Berlin, Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi
dakwah di kalangan pelajar pun turut mendudukan hal yang sama.
Hal ini tercermin dari gerak laju organisasi IPM sebagai manifestasi ide dan cita
Muhammadiyah dalam konsep pembaharuannya. Pembaharuan yang dimaknai sebagai proses
keluar dari lingkup kemunduran dan ketertinggalan, khususnya di kalangan pelajar. IPM dan
konsep kebebasan adalah dua entitas yang muskil untuk dipisahkan. Sebab kebebasan
merupakan salah satu semangat moral (spirit of morality) yang mendasari mengapa IPM hadir
untuk pelajar. Adapun kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang mengedepankan
pemberdayaan berbasis pelajar. Sebuah keniscayaan bahwa pemberdayaan menjadi kunci
bagi IPM dalam menghadapi jalannya konstelasi kehidupan yang semakin hari kian kompleks
serta penuh dengan tantangan. Mau tak mau IPM harus menyambut tantangantantangan
tersebut dengan terbuka dan adaptif.
Maka, demi menghadapi perubahan dan tantangan serta problematika ke depan, IPM
harus mampu me-reformulasi ide dan gagasan seputar advokasi dan kebijakan publik. Dengan
demikian, IPM diharap mampu menjawab tantangan dan problematika ke depan dengan
berorientasi pada perubahan sosial (social transformation) serta mampu dalam mengawal
kebijakan publik dengan gagasan (concept) dan aksi (action) secara bertahap-maju
(incremental) demi terwujudnya pelajar berdaya.
Visi:
Menumbuhkan kesadaran advokasi di kalangan pelajar. Mampu mengawal, merespon, dan
merekomendasikan arah kebijakan public utamanya yang berakitan dengan hak-hak anak dan
pelajar
Misi:
- Membentuk dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam menumbuh
kembangkan nilai-nilai advokasi di kalangan pelajar.
- Mengembangkan wawasan kebijakan publik sebagai dasar penanganan advokasi terkait isu-
isu anak dan pelajar.
- Meningkatkan peran serta bidang advokasi dalam penanganan isu-isu ataupun kasus-kasus
yang terjadi di ranah anak dan pelajar
Terciptanya kanal
khusus sebagai
ruang kolaborasi
kreatif dan literasi
demokrasi pelajar
2. Buku Pedoman Perlunya panduan Penyusunan Terbentuknya Tim Seda Januari Jakarta-
Advokasi di Bidang buku pedoman pembuat buku ng 2024- Yogyakarta
Pelajar Advokasi dan Bidang pedoman April
Kebijakan Publik Advokasi dan 2024
Kebijakan Terlaksananya
Publik Workshop Advokasi
Pelajar
Lokakarya Pedoman
Advokasi Pelajar
dan Kebijakan
Publik
Terbitnya buku
pedoman Advokasi
dan Kebijakan
Publik IPM
Misi:
1. Menjadikan pelajar sebagai salah satu poros entrepreneur muda;
2. Mengembangkan kemampuan wirausaha dalam lingkup pelajar yang berdaya saing;
3. mengoptimalkan daya kreatifitas dan inovatif para pelajar untuk membuka peluang
berwirausaha.
Bidang PKK pada periode ini berfokus pada kebijakan-kebijakan yang dapat membantu
pelajar dalam mengembangkan kewirausahaan sebagai wujud dari kreatifitas pelajar. Bidang
PKK juga berikhtiar
Pada periode ini, bidang PKK merencanakan untuk melakukan penjualan batik nasional IPM,
melanjutkan periode sebelumnya. Sebagai tambahan, PKK berencana untuk mendaftarkan
hak paten dari batik IPM.
E. Program Kerja Bidang
No Nama Program Masukan Proses Keluaran Skala Waktu Tuan
Kerja Rumah
Misi:
1. Meningkatkan pemahaman tentang kesadaran pelajar terhadap keadilan gender.
2. Meningkatkan peran serta Ipmawati dalam mencerdaskan, melakukan pendampingan,
menyadarkan dan pemberdayaan pelajar perempuan khusunya pada isu isu
keperempuanan.
- Bedah
Film/Buku
- Podcast
3. Peer Adanya isu Training Of Terbentukn Besar Mulai
Counselor maupun kasus Trainer PCI yan Agen maret
IPM(PCI) pelajar PCI 2023
perempuan di sampai
tingkat grass Terbentuknya akhir
root(sekolah, sistem periode
daerah)yang pelaporandan
membutuhkan skema advokasi
langkah PCI
advokasi Terbitnya
buku
pedoman
PCI
4. Sekolah Kebutuhan Diskusi internal Terdapat SAG Sedang juli 2024
A kaderisasi dan Ipmawati tentang yang berjenjang (SAG
dilGender edukasi isugender dan dari daerah Nasional)
mengenai turunannya hingga pusat
pemahaman adil
gender
5 IPMawati Masih adanya Bekerja sama Berkurangnya sedang Februari
Scholarship patriarki dengan tingkat putus 2024
perempuan tidak stakeholder sekolah bagi sampai
butuh terkait dalam pelajar periode
pendidikan yang memberikan perempuan. berakhir.
tinggi, Pelajar beasiswa pada
perempuan yang pelajar
rentan sehingga perempuan untuk
tidak melanjukan studi
melanjutkan
pendidikan
Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional
N. Pendahuluan
Disrupsi global yang tengah terjadi telah membuka bagi non-state actor untuk dapat
terlibat pada isu global yang sebelumnya hanya diperankan oleh state actor. Peran-peran ini
secara khusus mendorong para pelajar sebagai human resource untuk mengisi ruang, baik itu
sebagai kolaborator maupun eksekutor. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi
penggerak pelajar, memiliki tugas besar untuk menyiapkan sumber daya dengan kecakapan
mumpuni untuk menyambut peluang dan menebarnya ke grassroot.
IPM memiliki ruang untuk berperan mengisi disrupsi global ini. Terutama
fleksibilitas dalam membangun jaringan eksternal adalah faktor utama maksimalnya
internasionalisasi gerakan IPM di masa-masa yang akan datang. Si nunca lo intentas, nunca lo
sabrás.
Misi:
1. Menyediakan dan memfasilitasi program internasionalisasi IPM
2. Membangun komunikasi dengan stakehoalder Internasional
1 Inspiring talk kurangnya Dialog terkait ajang sharing Internasion 3-4 kali Menyesua
ruang diskusi peluang- dan al selama ikan
dan dialog peluang silaturahimi kepengurusa Ofline di
terkait diaspora dan n Jakarta,
peluang- diskusi menyesuaika Yogyakart
peluang inspirasi luar n dengan a, Online
Diaspora negeri hari-hari Viaa
peringatan Zoom.
Internasional.
4 HKI Event Tidak adanya melakukan info grafis dan Internasion Januari, 2024
acuan umum pendataan kalender event al
sehingga terkait event
membuat dan agenda
pelajar internasional
bingung
terkait
banyaknya
agenda
internasional
Bidang Lingkungan Hidup
R. Pendahuluan
Lingkungan hidup sangat erat kaitannya dengan tempat kehidupan segala mahluk
hidup. Manusia sebagai mahluk hidup dan Khalifah ard bertanggung jawab atas kelestarian
lingkungan. Persoalan lingkungan hidup harus didekati secara komprehensif-holistik
termasuk secara moral. Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Kita tidak
bisa memungkiri bahwa berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi diantaranya bersumber
pada perilaku manusia. Di samping itu, beberapa fenomena berkaitan dengan kualitas
lingkungan yang nampak di sekitar menyadarkan orang bahwa penurunan kualitas lingkungan
memang sedang terjadi dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan.
Bidang Lingkungan Hidup ini bermula dari ide dan kegelisahan para pelajar terkait
isu ekologi yang telah diperbincangkan oleh IPM sejak tahun 2012, dengan fokus pada isu
ekologi. Pada tahun 2016, mereka memulai gerakan dan berkoordinasi dengan berbagai
komunitas serta bagian internal Muhammadiyah. Selanjutnya, pada Muktamar 21 IPM tahun
2021, muncul ide untuk mengakui Lingkungan Hidup sebagai salah satu bidang di dalam
IPM."
Melalui bidang lingkungan hidup, diharapkan dapat berperan sebagai penggerak
utama dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. Hal ini bertujuan agar masyarakat,
khususnya pelajar, dapat memahami berbagai bentuk tindakan untuk melindungi lingkungan
hidup dan mencegah kerusakan yang terjadi. Sesuai dengan agenda global Sustainable
Development Goals (SDG) dalam pilar Lingkungan, di masa mendatang, bidang Lingkungan
Hidup tidak hanya akan mengkampanyekan isu-isu strategis terkait lingkungan dan
mengembangkan gerakan serta agenda aksi yang berfokus pada Lingkungan Hidup,
melainkan juga akan terlibat dalam advokasi sebagai wadah analisis dan kontribusi ide dari
pelajar di tingkat akar rumput atau bakan internasionalisasi gerakan Lingkungan Hidup
Misi :
1. Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup.
2. Menciptakan konsolidasi dan kolaborasi gerakan lingkungan hidup bersama
instansi dan organisasi terkait dalam lingkup nasional maupun internasional.
3. Masifikasi gerakan lingkungan hidup di kalangan pelajar.
U. Sumber Daya
Menguatkan peran bersama Majelis Lingkungan Hidup (MLH), Lembaga
Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Aisyiyah (LLHPB), Muhammadiyah
Disaster Medical Centre (MDMC), LAZISMU, World Wide Fund (WWF), Greenfaith, Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kader Hijau Muhammadiyah (KHM),
Walhi, Greenpeace, JATAM dan My Green Leaders (MGL). agar mampu bekerjasama dan
tampil dalam mendukung gerakan pelajar yang konsen terhadap konsekuensi alam, serta
upaya melestarikan lingkungan hidup.
E. Agenda Kegiatan Bidang
7. Future Green Leaders Camp (FGLC) Regional
8. Buku Panduan Lingkungan Hidup
9. Pengawalan isu advokasi lingkungan sebagai ruang analisis dan sumbangsih gagasan
pelajar di basis akar rumput
V. Program Kerja Bidang
Terbentuknya
watak
kepemimpinan
yang mempunya
perspektif
pembaharu
3angka
ekologis,
sebagai 3angkah
keberpihakan
terhadap
lingkungan
hidup.
A. Pendahuluan
Pada Muktamar 22 IPM di Purwokerto, telah dirumuskan dan diadakannya Bidang
Teknologi dan Informasi, hal merupakan suatu maksud dari kader IPM untuk memungkinkan
IPM dapat menjawab tantangan zaman, seperti digitalisasi dan shifting organisasi.
Percepatan-percepatan demikian hebat tersebut memaksa segala sendi kehidupan
menyesuaikan diri sekaligus mengintegrasikan diri maupun organisasi ke dalam arus lintasan
sejarah.
Sinyal kepekaan kader IPM terhadap isu teknologi informasi ditandai dengan kader-
kader IPM belakangan ramai mengaktifkan agenda-agenda yang menyentuh ranah digital,
seperti literasi digital, sekolah coding, dll. Karenanya, penting kehadiran satu bidang yang
dapat secara khusus menggarap hal ihwal seputar teknologi informasi yang memungkinkan
terwadahinya minat potensi kader-kader IPM.
Keberadaan Bidang TI dengan maksud di atas, mencerminkan harapan keberadaan
bidang ini bukan hanya dapat menjadi instrumen IPM dalam menjawab tantangan zaman
tetapi juga dapat mewadahi kader IPM dalam proses pengintegrasian diri pada era digitalisasi
dan shifting organisasi sekaligus melebarkan forum-forum ilmiah berbasis teknologi.
Misi:
a. Membuat forum-forum ilmiah berbasis teknologi melalui pelatihan serta diskusi
b. Memanfaatkan digitalisasi sebagai peluang percepatan organisasi
c. Membangun relasi dalam pemanfaatan digitalisasi gerakan
d. Membangun jaringan dengan pusat-pusat kajian ilmiah teknologi untuk penguatan
jaringan IPM
Massifikasi isu
teknologi di
segala jenjang
Pimpinan IPM
1. Meningkatkan Peran IPM dalam ranah Kesehatan sebagai sebagai kader masa depan yang
Sehat jasmani maupun rohani
2. Mempersiapkan kader IPM untuk sehat secara akal,jasmani dan rohani melalui Kesehatan
mental,Kesehatan masyarakat, dan Kesehatan reproduksi.
C. Garis Besar Program Kerja
Garis Besar Program Kerja bidang Kesehatan itu mengarah pada capainnya kualitas hidup
yang lebih baik dalam aspek Kesehatan pelajar. Bidang kesehatan berperan dalam menata pola
kehidupan sehari - hari para pelajar Muhammadiyah. Dengan berbagai program kerja yang berbasis
gerakan dan edukasi mengenai kesehatan di masa ini.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), sebagai wadah penting bagi pembinaan minat bakat
generasi muda Islam di Indonesia, memahami peranan sentral seni budaya sebagai bagian dari cara
mengemukakan gagasan dengan mengedepankan penghargaan pada keunikan individu dan talenta
yang dipunyai. Bidang ini melihat seni budaya tidak hanya sebagai sarana berkesenian yang
memberikan hiburan, melainkan sarana yang mampu memperkuat keterikatan sosial, pertemuan
gagasan dan inovasi dalam merawat kebudayaan lokal, serta memfasilitasi pengembangan potensi
keunikan individu melalui ruang-ruang kreatif dalam beragam ekspresi kesenian.
Pemahaman ini sejalan dengan harapan Muhammadiyah dalam mengembangkan fungsi Seni dan
Budaya sebagai arus penting dalam menyebarkan misi dakwah dan tajdid berwawasan inklusif.
Dengan semangat ruang interaksi dan ekspresi inklusif, bidang Seni Budaya PP IPM Periode
2023/2025 merapatkan langkah mengambil bagian dalam dakwah kreatif yang menggembirakan
dengan merangkul keberagaman ke-Indonesia-an di kalangan pelajar Muhammadiyah maupun pelajar
secara umum dalam merawat ingatan, mencatat temuan, dan memaknai pengalaman budaya untuk
dituangkan dalam karya sebanyak-banyaknya.
Misi:
1. Mendorong ragam ekspresi kreatif dapat menciptakan perubahan sosial
2. Menciptakan kesadaran kolektif untuk merawat keberagaman kebudayaan lokal Indonesia
3. Mengguatkan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam fasilitasi pengembangan talenta seniman
muda
1. Menciptakan kesadaran merawat kebudayaan melalui elaborasi potensi daerah yang disajikan
dalam beragam ekspresi kesenian
2. Mendorong tercipta dan terawatnya karya seni pelajar sebanyak-banyaknya
3.Menginisasi kelas-kelas interaksi inklusif kebudayaan dan kesenian bersama pelaku seni beragam
disiplin, pemangku kebijakan di bidang seni budaya, komunitas seni, ataupun maestro kebudayaan.
1 Caraka - Apresiasi dan database - Berkerja sama dengan Terbentuknya Besar Agustus
Budaya profiling pelajar Lembaga Pusat Data perwakilan Pelajar yang 2024
dibidang kesenian dan Informasi untuk akan menjadi
bedasarkan kekhasan mendata potensi dan representasi wilayahnya
wilayah masing- prestasi pelajar sebagai influencer
masing. Muhammadiyah budaya sebagai inisiator
- Perlunya inisiator dibidang Seni Budaya. dalam mecatat, merawat,
pengagas kampanye - Melakukan pemilihan menginisiasi,
kreatif dalam perwakilan wilayah meperkenalkan dan
mengunggulkan sebagai Caraka budaya mempromosikan
keberagaman - Mengadakan kebudayaan masing-
Indonesia. pembinaan, dialog, gelar masing wilayah melalui
wicara, & diskusi platoform digital.
kesenian budaya.
2 Kelas Perlu adanya ruang- Memfasilitasi pelajar Memiliki ruang Seda Luring
Kesenian ruang interaksi pelajar untuk belajar interaksi rutin berupa ng 4x
Muda dibidang seni budaya (mentoring & coaching) seputar kesenian & ditahu
yang bersinggungan lebih dekat dengan kebudayaan melalui n 2024
langsung dengan pelaku pelaku seni, maestro Nongkrong Tentat
seni, seniman lintas kesenian ataupun Kebudayaan if
disiplin, dan beragam seniman-seniman lintas Memiliki ruang Online
komunitas seni untuk disiplin diskusi karya dan 34 sesi
berjejaring, bermitra, Mendokumentasi, menghimpun karya-
dan berkolaborasi dalam Produksi, dan Publikasi karya pelajar
optimalisasi talenta karya pelajar Meproduksi karya
sesuai minat & Memfasilitasi dan dalam berbagai bentuk
bakatnya. meciptakan karya-karya ekspresi seni
pelajar
3 Festival Perlu adanya ruang Lokakarya, talkshow Terhimpunnya karya Besar Punca
Pelajar untuk gelar potensi dan dan public lecture, kader IPM lintas k
Indonesia pameran karya seluruh pameran karya, disiplin melalui Milad
pelajar se-Indonesia workshop, kompetisi beragam aktivitas 63
melalui festival seni dan lomba, panggung seperti pameran, IPM
sebagai ruang pertemuan apresiasi workshop, dan Juli
antara seniman muda Memberikan ruang sebagainya guna 2024
sebagai ajang kompetisi film pendek mendorong IPM
pengenalan karya dan berbagai kategori sebagai platform Tuan
penerimaan apresiasi kejuaraannya pelajar kekaryaan pelajar Ruma
dari penikmat karya nasional Indonesia h:
seni. Menyajikan karya Tewujudnya Kondi
seniman muda dalam panggung apresiasi sional
bentuk pameran (open kader yang inklusif
submission, open yang mendorong
collaborations) sportivitas kader
dalam berkarya dan
berkompetisi
Nama
Skal
No Program Masukan Proses Keluaran Waktu
a
Kerja
Terciptanya iklim
berkarya pelajar
Muhammadiyah
sebagai bagian dari
syiar dakwah Islam.
Bidang Pengembangan Prestasi Keolahragaan
1. Pendahuluan
“Gold medals aren't really made of gold. They're made of sweat, determination, and a hard-
to-find alloy called guts.” - Dan Gable
Misi:
1. Mendorong pengembangan potensi dan bakat pelajar dalam olahraga dengan
mengutamakan nilai-nilai Islam
3. Mengembangkan program-program olahraga untuk meningkatkan minat dan keterampilan
berolahraga di kalangan pelajar
2. Menyiapkan kader yang mampu bersaing dalam ajang olahraga nasional maupun
internasional
Mendorong Peningkatan
partisipasi dalam prestasi olahraga
ajang olahraga pelajar
nasional dan Muhammadiyah
internasional dalam berbagai
kompetisi
2 Atlet Seluruh Seleksi Atlet Audiensi dengan Sedang Januari -
Muhammadiya Pelajar sekolah dan PTM 2025
h Berprestasi Muhammad Pemberian beasiswa dalam rangka
iyah se Atlet pemberian beasiswa
Indonesia
10 Beasiswa atlet
IPM
Monitoring dan
Evaluasi beasiswa
atlet IPM
Min. 1x silaturahmi
pertahun
Tentu latar belakang berdirinya LFP tak luput dari urgensi peningkatan kualitas perkaderan
IPM. Pertanyaannya adalah bagaimana konsep LFP itu sendiri? Secara konsepsional LFP
merupakan komunitas fasilitator yang berisi alumni PFP yang dilembagakan. Secara
struktural menjadi mitra horizontal PP IPM yang termaktub di dalam SK PP IPM Nomor 029-
KEP/A.1/PP IPM-609/2021. Sebagai mitra yang bertanggung jawab kepada PP IPM
terkhusus Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara, LFP bertanggung jawab
mengelola proses pemberdayaan dan pembinaan fasilitator secara nasional.
Melalui jalan kefasilitatoran, LFP mengemban tugas peningkatan kualitas perkaderan. Kenapa
harus fasilitator? Secara organik, fasilitatorlah yang bersinggungan langsung dengan calon
kader yang dilatih. interaksi antara fasilitator dan peserta pelatihan menjadi kunci perkaderan.
secara singkat, meningkatnya kualitas fasilitator akan berbanding lurus dengan peningkatan
kualitas pelatihan kader dan kualitas kader itu sendiri.
LFP merupakan mitra utama Bidang Perkaderan PP IPM dan juga Bidang Perkaderan di
setiap tingkatan. Selain itu, LFP juga merupakan mitra potensial bagi Bidang lain di tingkatan
pusat maupun tingkatan pimpinan di bawahnya. Modal pengetahuan dan kecakapan terkait
teknik pengelolaan pelatihan menjadi modal dasar LFP dapat membantu program pelatihan di
setiap bidang. selain itu, LFP juga menjadi mitra potensial lembaga-lembaga lain di luar IPM
dalam bidang pendidikan dan pelatihan.
LFP di tingkatan pusat memiliki tanggung jawab untuk berkoordinasi dengan Lembaga
Fasilitator yang terbentuk secara formal maupun informal di tingkatan Wilayah, Daerah,
Cabang bahkan Ranting. Pembentukan Lembaga Fasilitator di setiap tingkatan pimpinan IPM
menjadi penting untuk menciptakan ekosistem kefasilitatoran yang dapat menunjang
pemberdayaan fasilitator dan tujuan peningkatan kualitas perkaderan itu sendiri.
LFP PP IPM yang secara resmi menjadi amanah Muktamar XXII mencoba untuk berlari
kencang. Di awali dengan pembentukan tim fasilitator kecil yang beroperasi di sekitar
Jabodetabek, membantu proses pelaksanaan pelatihan kader secara langsung secara sporadis.
Kemudian kami membuka rekrutmen resmi dan menghasilkan personalia LFP PP IPM yang
utuh. Dengan strategi diseminasi maupun diaspora, kami akan berkomitmen untuk mengabdi
terhadap visi peningkatan kualitas perkaderan IPM.
Laporan perkembangan LFP PP IPM dapat dibaca di buku panduan Tanwir IPM 2022, buku
panduan Muktamar XXIII IPM dan di link aktivitas LFP PP IPM (http://linktr.ee/lfpppipm).
Terakhir, dalam kesempatan ini kami ingin mengenalkan departemen dan personalia LFP PP
IPM:
Alda Feliani
Andi Ridzam
Nurul Jannah
A. Mujahid Khalifatullah
M. Farras Zhafran
Khairunnisa
Daei Aljanni
Aghil Mahfullah
Majidi Aprizan
Astri Ivosahara
Heni Saidah
Lia Asmira
Evi Lestari
Visi :
Mewadahi dan mengembangkan kapasitas fasilitas fasilitator dan pendamping yang unggul,
memiliki komitmen kaderisasi dan mampu menjaga nilai nilai ideologis dalam rangka
terwujudnya perkembangan kapasitas, peran dan perkembangan kader IPM. (Termaktub di
dalam Tanfidz Muktamar XXII)
Misi
1. Meningkatkan kapasitas fasilitator melalui pelatihan, diskusi dan pendampingan.
2. Melakukan pembinaan dan pendampingan yang intensif terhadap kelembagaan
fasilitator dibawahnya.
3. Meningkatkan kualitas proses kaderisasi taruna melati dan pelatihan fasilitator
pendamping.
A. Pendahuluan
Digitalisasi di masa kini menjadi bagian yang amat penting bagi sebuah ‘gerakan’ baik
organisasi maupun komunitas. Terlebih lagi eksistensinya kerap dilihat pertama kali di laman
beragam media sosial sebagai landing page atau wajah pertama organisasi. Maka dari itu,
menjadi penting bagi IPM untuk turut bergelut dan menyesuaikan narasi yang dibawanya
dengan masuk ke dalam lumbung-lumbung media sosial.
Sebagai corong pertama, lembaga ini hadir mengisi ruang imajinatif di layar dengan beragam
visualisasi baik melalui konten-konten desain, audio, tulisan, maupun video yang
mengkampanyekan narasi dakwah IPM dalam bingkai ‘kekinian’. Konten-konten tersebut
tentunya adalah apapun yang berkaitan dengan kehidupan pelajar; baik kegiatan maupun
kreasi konten yang menggembirakan dan edukatif.
Misi:
1. Membantu PP IPM dalam publikasi informasi melalui media sosial
2. Merencanakan dan merancang konten media sosial PPIPM
3. Digitalisasi informasi publikasi PP IPM
Misi:
a. Riset
Menjadi lembaga yang fokus pada pengambilan data dan penelitian, serta membangun budaya
organisasi berbasis data.
b. Kajian
Menjadi lembaga yang bergerak pada bidang kajian yang mengaji tentang isu-isu
kontemporer, ilmiah, dan isu-isu strategis organisasi.
c. Pengembangan
Menjadi lembaga yang bergerak dalam pengembangan Sumber Daya Manusia pada kalangan
muda Indonesia serta mengembangkan inovasi gerakan pelajar yang futuristik dan modern.
1. Riset
2. Pendidikan Riset
3. Kajian Isu Strategis IPM
4. Pengembangan informasi dan publikasi
E. Program Kerja Lembaga
No Nama Masukan Proses Keluaran Skala Waktu Tuan
Program Rumah
Kerja
A. Pendahuluan
Lembaga Pengembangan Studi Lanjut (LPSL) merupakan lembaga baru berdasarkan hasil
Muktamar XXIII di Medan. Lembaga ini dihadirkan dengan adanya harapan dapat
memaksimalkan agenda Diaspora Kader dan Internasionalisasi Gerakan yang selalu digembor-
gemborkan tahun-tahun ini. Karena IPM adalah organisasi pelajar, maka LPSL bertugas untuk
membantu kader-kader IPM dalam menyiapkan studi lanjut baik dalam maupun luar negeri untuk
meningkatkan kualitas kader.
Visi: Meningkatnya Mutu Diaspora Kader IPM di tingkat Pendidikan Tinggi sebagai Sarana
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Misi:
1. Mendorong usaha persiapan studi lanjut pendidikan di IPM
2. Membentuk sistem tata kelola organisasi dan penyelenggaraan training persiapan studi lanjut
3. Memperluas jejaring guna peningkatan mutu persiapan studi lanjut
Secara umum, fokus arah gerak Lembaga Pengembangan Studi Lanjut adalah mendorong dan
menjembatani kader IPM untuk melanjutkan studi di tingkat Pendidikan Tinggi. Subjek dari
program LPSL adalah kader IPM yang memiliki keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi, meliputi SMA sederajat menuju S1/D3/D2/D1 dan S1 menuju S2, baik itu
menyasar Perguruan Tinggi Dalam Negeri maupun Perguruan Tinggi Luar Negeri.
Dalam rangka menyukseskan agenda tersebut, sangat penting bagi LPSL untuk menyediakan
unsur-unsur persiapan studi lanjut, terutama persiapan bahasa dan beasiswa. Berkaitan dengan
hal tersebut, terdapat tiga departemen di LPSL: Training & Scholarship Preparation, Public
Relations, dan Human Resources. Tiga departemen ini memiliki tugas masing-masing untuk
menyukseskan agenda Pengembangan Studi Lanjut.
Berdasarkan keputusan Muktamar, ada 3 poin agenda kegiatan Lembaga Pengembangan Studi
Lanjut:
1. Melaksanakan pengembangan Bahasa
2. Melakukan pendampingan persiapan beasiswa
3. Berkolaborasi dengan MPK PP Muhammadiyah untuk melakukan diaspora kader untuk
studi lanjutan
Berkaitan dengan hal tersebut, ada tambahan poin yang sekiranya akan dilaksanakan guna
memaksimalkan potensi keberhasilan dari lembaga ini. Poin tersebut di antaranya:
1. Berkolaborasi dengan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Universitas
Muhammadiyah
2. Berkolaborasi dengan lembaga penyedia layanan bahasa dan penyedia beasiswa
3. Pendataan kader potensial studi lanjut
Poin-poin di atas masih dapat berubah atau bertambah, sesuai dengan dinamika yang terjadi di
lapangan. Yang pasti, agenda LPSL tidak akan jauh dari poin-poin tersebut, begitu juga dengan
program kerja lembaga ini.
Lembaga Pusat Data dan Teknologi Informasi
A. Pendahuluan
Lembaga Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) adalah lembaga IPM yang memiliki Tujuan
untuk melanjutkan Pengembangan Sumberdaya Insani, Transformasi Digital serta menjadi
Pintu masuk utama Problem Solving di ranah Digital Pimpinan IPM Sebagaimana seperti yang
sudah kami pupuk melalui Ekosistem MYIPM & Pusdai LAPSI
Visi:
Misi:
1. Komunitas
2. Pengembangan Teknologi
3 Pembentukan Perpim -
Tech Support pinan
di setiap
Pimpinan
8 Pengembanga Interna
n Aplikasi l
PEDOMAN KERJA ORGANISASI
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH
PERIODE 2023-2025
PEDOMAN KERJA ORGANISASI
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
PERIODE 2023-2025
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pedoman Kerja Organisasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah tata kerja
yang berlaku dalam pimpinan pusat dan mengikat kepada seluruh personal pimpinan yang
selanjutnya disebut dengan Mekanisme kerja.
2. Komposisi jabatan adalah komponen-komponen jabatan yang mencerminkan tugas-tugas
dalam pimpinan.
3. Pimpinan adalah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
4. Personal pimpinan adalah seseorang yang menempati jabatan pada struktur pimpinan pusat.
5. Ikatan adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
6. Bidang adalah pengelompokan tugas-tugas pimpinan yang menjalankan program ikatan.
7. Rapat Kerja Pimpinan adalah rapat yang membahas program kerja pimpinan yang mengacu
pada keputusan Muktamar yang selanjutnya disebut Rakerpim.
8. Rapat Pleno Pimpinan adalah rapat yang di ikuti oleh seluruh pimpinan yang selanjutnya di
sebut Rapat Pleno.
9. Rapat Bidang adalah rapat yang diikuti oleh ketua, sekretaris dan anggota bidang.
10. Rapat Rutin adalah rapat yang diselenggarakan oleh masing-masing kantor pimpinan secara
bersamaan yang tersambung secara daring.
11. Bahan rapat adalah sebuah kumpulan materi pembahasan rapat yang di sampaikan secara
tertulis kepada peserta rapat.
12. Materi rapat adalah persoalan yang akan di bahas dalam rapat.
Pasal 2
Tujuan mekanisme kerja ini adalah untuk mengatur mekanisme tugas, wewenang, tanggung jawab,
dan pembagian kerja pimpinan pusat sehingga menjadi suatu pedoman yang jelas dalam menjalankan
program untuk mencapai tujuan Ikatan.
BAB II
KOMPOSISI JABATAN PIMPINAN
Pasal 3
1. Pimpinan Pusat memiliki tiga belas bidang.
2. Tiga belas bidang sebagaimana ayat 1 pasal ini adalah:
a. Bidang Organisasi.
b. Bidang Perkaderan.
c. Bidang Kajian dan Dakwah Islam.
d. Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan.
e. Bidang Seni dan Budaya.
f. Bidang Pengembangan Prestasi Keolahragaan.
g. Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik.
h. Bidang.Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan.
i. Bidang Ipmawati.
j. Bidang Hubungan Kerjasama Internasional.
k. Bidang Lingkungan Hidup.
l. Bidang Teknologi Informasi.
m. Bidang Kesehatan.
BAB III
PERSONAL PIMPINAN
Pasal 4
Untuk menjadi personal pimpinan harus dipenuhi syarat yang tertuang di kriteria pimpinan pusat
dalam tanfidz Tanwir.
Pasal 5
Sebelum menjalankan tugasnya, personal pimpinan harus mengikuti prosesi pelantikan dan
pengambilan sumpah pimpinan yang pelaksanaannya dilakukan sebelum rapat kerja pimpinan.
Pasal 6
Personal pimpinan berakhir kepemimpinannya setelah diadakan serah terima jabatan kepada pimpinan
yang baru.
Pasal 7
Personal pimpinan berhenti karena:
1. Meninggal dunia.
2. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis yang diajukan kepada ketua umum.
3. Diberhentikan oleh pimpinan karena;
a. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan sanksi
pemberhentian.
b. Melanggar sumpah pimpinan.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana pasal 4.
d. Melanggar aturan lain dengan sanksi pemberhentian.
Domisili Pimpinan
Pasal 11
1. Pada dasarnya pimpinan harus berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) atau
DI Yogyakarta dan sekitarnya untuk memudahkan mobilisasi.
2. Pimpinan yang tidak berdomisili sebagaimana angka 1 pasal ini lebih dari tiga bulan selama
masa kepemimpinan setelah pelantikan, maka kepadanya akan diberikan Surat Peringatan.
3. Apabila dalam jangka waktu satu bulan setelah dikeluarkan Surat Peringatan belum
berdomisili sebagaimana angka 1 pasal ini, maka akan diberhentikan dari pimpinan.
BAB IV
PERMUSYAWARATAN PIMPINAN
Pasal 12
Pimpinan hanya mengenal empat jenis rapat pimpinan:
1. Rapat Kerja Pimpinan.
2. Rapat Pleno Pimpinan.
3. Rapat Bidang.
4. Rapat Rutin Pimpinan.
Pasal 13
Rapat pimpinan tidak memandang quorum, asalkan undangan sudah di sampaikan secara sah maka
rapat dapat diselenggarakan.
Pasal 14
Undangan sebagaimana pasal 13 di atas adalah melalui pesan singkat elektronik dengan teknis sebagai
berikut:
1. Rapat Kerja Pimpinan diundang oleh Sekretaris Jenderal
2. Rapat Pleno Pimpinan diundang oleh Sekretaris Jenderal
3. Rapat Bidang diundang oleh Sekretaris Bidang
4. Rapat Rutin diundang oleh kepala kantor
5. Rapat Koordinasi
Rapat Bidang
Pasal 19
1. Acara pokok dalam Rapat Bidang adalah:
a. Mempersiapkan laporan bidang yang akan disampaikan dalam rapat pleno.
b. Persiapan kegiatan bidang
c. Evaluasi program dan kebijakan.
d. Evaluasi personal bidang.
2. Apabila dianggap perlu, maka dapat di agendakan acara atau pembahasan lain untuk
kepentingan bidang.
3. Ketua bidang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan rapat bidang.
4. Peserta rapat adalah seluruh personal bidang.
5. Keputusan rapat bidang adalah mengikat kepada seluruh personal bidang.
6. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat bidang, maka dianggap
menyetujui keputusan
Pasal 20
Mekanisme Rapat Bidang diatur sendiri oleh bidang.
Rapat Rutin Pimpinan
Pasal 21
1. Rapat rutin membahas hal-hal teknis terkait dengan:
a. Aktivitas rutin kantor.
b. Aktivitas kegiatan sebelumnya yang sudah diputuskan melalui Rakerpim atau Rapat
pleno.
2. Rapat diselenggarakan dua kali dalam sebulan di masing-masing kantor secara luring dan
daring pada hari rabu.
3. Rapat luring dan daring yang dimaksud pada pasal 21 ayat 2 dilaksanakan secara bersamaan
di Kantor Jakarta dan Yogyakarta.
4. Personalia yang berhalangan menghadiri rapat rutin pimpinan di kantor harus
memberitahukan alasannya kepada Ketua Umum dan atau Sekretaris Jenderal.
5. Kepala kantor bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan rapat rutin.
6. Peserta rapat adalah seluruh personal pimpinan.
7. Keputusan rapat rutin adalah mengikat kepada seluruh personal pimpinan.
8. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat rutin, maka dianggap menyetujui
keputusan.
Notulensi
Pasal 23
Setiap rapat dibuat risalah yakni notula, apabila memungkinkan demi kepentingan pimpinan maka
dapat memakai rekaman.
Pasal 24
Notula dalam rapat setidak-tidaknya mencantumkan:
1. Waktu rapat (hari/tanggal jam dibuka dan ditutupnya rapat).
2. Tempat rapat.
3. Pemimpin rapat.
4. Daftar hadir rapat
5. Nama-nama pembicara dan pendapat masing-masing.
6. Keterangan-keterangan tentang putusan dan kesimpulan.
Pasal 25
Notula segera diunggah ke penyimpanan daring pasca rapat.
BAB V
KEPANITIAAN
Pasal 26
Untuk menyelenggarakan kegiatan pimpinan, maka pimpinan wajib membentuk kepanitiaan yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan tersebut dan disahkan melalui Surat Keputusan.
Pasal 27
Kegiatan sebagaimana pasal 26 di atas, adalah kegiatan yang sudah terprogram dan menjadi agenda
pimpinan, dan bukan merupakan kegiatan insidental.
Pasal 28
Ketentuan pembentukan panitia adalah sebagai berikut:
1. Panitia Tanwir dan Muktamar dibentuk paling lambat 6 bulan sebelum penyelenggaraan.
2. Pembentukan panitia kegiatan program diserahkan kepada masing-masing bidang.
3. Pembentukan panitia dapat dilakukan dalam rapat rutin dan dilaporkan pada rapat pleno yang
waktu penyelenggaraannya paling dekat pasca rapat rutin tersebut.
4. Mekanisme pembentukan panitia diawali dengan pemilihan ketua panitia.
5. Penyusunan panitia dalam satu kepanitiaan dibentuk dengan musyawarah.
Pasal 29
Panitia yang sudah terbentuk wajib melaksanakan tugas- tugas kepanitiaan dengan baik dan
bertanggung jawab penuh terhadap kewajibannya.
BAB VI
PERKANTORAN
Pasal 30
1. Kantor pimpinan terdapat di Jogjakarta dan Jakarta.
2. Penanggungjawab segala bentuk fisik dan operasional administratif kantor adalah kepala
kantor.
3. Kepala kantor dipilih oleh Sekretaris Jenderal.
4. Kepala kantor dipilih dari personal pimpinan.
5. Penanggunjawab stampel pimpinan berjumlah 3 buah, dengan rincian sebagai berikut:
a. Sekretaris Jenderal
b. Kantor Jakarta
c. Kantor Yogyakarta
BAB VII
LEMBAGA
Pasal 31
Pimpinan dapat membentuk lembaga sesuai kebutuhan yang pengesahannya melalui Muktamar,
Tanwir, Rakerpim atau Rapat Pleno pimpinan.
Pasal 32
Ketentuan mengenai lembaga adalah sebagai berikut:
1. Kantor lembaga berkedudukan di Yogyakarta atau di Jakarta
2. Melalui forum rapat pimpinan, pimpinan dapat memanggil pimpinan lembaga untuk
melaporkan perkembangan lembaga.
3. Ketentuan lain mengenai lembaga pimpinan di atur melalui keputusan lain.
BAB VIII
PEMBERLAKUKAN SURAT MASUK
DAN SURAT KELUAR
Pasal 33
1. Semua surat masuk disampaikan dan dibahas dalam rapat rutin, dikomunikasikan dengan
kedua kantor.
2. Apabila isi surat perlu pendelegasian (undangan), maka Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal
mengambil keputusan pendelegasian atas usul peserta rapat.
3. Apabila isi surat perlu pendelegasian (undangan) yang terkait dengan bidang, maka keputusan
pendelegasian diambil oleh bidang terkait.
4. Semua surat masuk wajib diarsipkan dan masuk dalam dokumen organisasi.
Pasal 34
1. Semua surat keluar diberi penomoran, sesuai dengan penomoran Ikatan.
2. Penomoran sebagaimana ayat 1 pasal ini apabila bersifat umum maupun khusus, maka dapat
dikeluarkan di dua kantor.
3. Surat keputusan harus ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal.
4. Surat yang bersifat umum ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal.
5. Apabila salah satu berhalangan maka surat harus di tandatangani oleh “salah satu ketua dan
sekretaris jenderal” atau “ketua umum dan salah satu sekretaris”.
6. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh “ketua umum dan bendahara umum”,
apabila salah satu dari keduanya berhalangan maka ditandatangani oleh “ketua umum dan
bendahara atau ketua dan bendahara umum”.
7. Surat-surat yang berhubungan dengan kerja bidang, masing-masing ditandatangani oleh ketua
dan sekretaris bidang.
8. Surat-surat yang bersifat intern pimpinan dan bukan merupakan keputusan atau kebijakan
khusus dapat ditandatangani oleh sekretaris.
9. Surat-surat yang bersifat operasional intern pimpinan dan bukan keputusan atau kebijakan
khusus dapat ditandatangani secara digital.
BAB IX
KETENTUANPELANGGARANDANSANKSI
Pelanggaran
Pasal 35
Jenis pelanggaran dikategorikan sebagai berikut:
1. Pelanggaran ringan.
2. Pelanggaran sedang.
3. Pelanggaran berat.
Pasal 36
Pasal 37
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran sedang adalah:
1. Tidak mengikuti rapat pleno dua kali berturut-turut tanpa ada pemberitahuan.
2. Tidak melakukan tugas kepanitiaan sebagaimana pada pasal 28.
3. Membuat pernyataan yang mengatasnamakan organisasi tanpa seizin dan sepengetahuan
Pimpinan sebagaimana pasal 10 ayat 2.
4. Menghadiri undangan sebagaimana pasal 33 ayat 2 tanpa seizin dan sepengetahuan pimpinan.
5. Menghilangkan dan atau menyembunyikan dokumen IPM sebagaimana ketentuan pasal 10
ayat 5.
6. Menggunakan barang-barang atau fasilitas milik muhammadiyah, IPM atau pimpinan tanpa
sepengetahuan dari pejabat yang sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 6.
7. Menolak atau tidak bersedia memberikan laporan pertanggungjawaban sebagaimana
ketentuan pasal 10 ayat 7.
8. Melakukan fitnah, penghinaan, pencemaran nama baik dan tindakan kekerasan terhadap
sesama personal pimpinan sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 8.
Pasal 38
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran berat adalah:
1. Membuat proposal, atau surat keluar dan mengedarkannya sebagaimana ketentuan pasal 10
ayat 1.
2. Melakukan transaksi keuangan dengan pihak luar pimpinan atas nama pimpinan sebagaimana
ketentuan pasal 10 ayat 3.
3. Melakukan penggelapan dana, penipuan, pencurian, pemalsuan, dan pengrusakan
sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 4.
4. Melakukan tindakan asusila dan kriminal yang bertentangan dengan hukum positif dan
terbukti di hadapan hukum positif sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 11.
Sanksi
Pasal 39
Macam-macam sanksi:
1. Sanksi ringan.
2. Sanksi sedang.
3. Sanksi berat.
Pasal 40
Bentuk sanksi ringan berupa surat peringatan yang di keluarkan oleh ketua umum.
Pasal 41
Bentuk sanksi sedang berupa:
1. Tidak diberikan amanah dalam kepanitiaan.
2. Apabila melakukan pelanggaran untuk kedua kalinya dengan kategori pelanggaran yang
sama, maka diberhentikan dari pimpinan.
Pasal 42
Bentuk sanksi berat berupa pemberhentian dari pimpinan dan di proses sesuai hukum yang berlaku.
BAB X
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 43
Perubahan keputusan tentang pedoman kerja pimpinan dapat di lakukan melalui Rapat Pleno
pimpinan.
Pasal 44
Perubahan keputusan sebagaimana pasal 43 di atas setidak-tidaknya disetujui oleh lebih dari separuh
jumlah pimpinan.
Pasal 45
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur melalui keputusan lain.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Keputusan pimpinan tentang pedoman kerja ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan di gunakan
sampai terdapat penetapan baru.
Pasal 47
Dengan ditetapkan pedoman kerja ini, maka pedoman kerja Sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
Kalemder Kerja