Anda di halaman 1dari 10

Scanned by TapScanner

KATA PENGANTAR

Pertama – tama kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, karena tanpa adanya rahmat dan ridho nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar


Muhammad ‫ ﷺ‬yang selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari kiamat.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasi kepada Buya Abdi Tanjung S.Sos.I,M. Pem. I
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kalam yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui, maka itu saya mohon saran dan kritik dari teman – teman maupun dosen pengampu
mata kuliah Filsafat Ilmu ini demi tercapainya makalah yang sempurna.

Kisaran, 08 April 2023


Penyusun,

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ I

DAFTAR ISI............................................................................................................................ II

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2

Objek Kajian Ilmu Kalam Klasik


……………………………………………………...3
Macam-macam Aliran Ilmu Kalam Klasik A
………………………………………... 3
A. Aliran Khawarij ....................................................................................................... 3

B. Aliran Merjiah ......................................................................................................... 4

C. Aliran Syi’ah ............................................................................................................ 4

D. Aliran Mu’tazilah .................................................................................................... 5

KESIMPULAN ........................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

ii
PENDAHULUAN

Sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam. Para ahli membagi sejarah


ini menjadi 3 bagian penting secara periodik, yaiu periode klasik, periode
pertengahan dan periode modern1 Pertama, periode klasik (650-1250 M) periode
ini merupakan zaman kemajuan yang dibagi dalam dua fase, yaitu: (1) fase ekspansi
dan integrasi; dan, (2) puncak kemajuan.Periode inilah yang melahirkan ulama-
ulama besar, seperti: Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟i, Imam Ahmad
ibn Hambal. Pada saat yang sama, ilmu kalam pun berkembang seiring dengan
kuatnya pengaruh yang masuk dari tradisi pemikiran filsafat Yunani kuno.Kedua,
periode pertengahan (1250-1800M). Periode ini dibagi menjadi dua fase juga, yaitu:
(1) fase kemunduran (1250-1500M), di mana pada fase ini terjadi desentralisasi dan
disintegrasi dalam tubuh umat Islam; dan (2) fase kemunduran, yang dimulai
dengan zaman kemajuan (1500-1700M). Setelah itu, terjadi kemunduran lagi pada
tahun 1700-1800 M, dengan runtuhnya tiga kerajaan besar yang merupakan simbol
kejayaan umat Islam. Tiga kerajaan itu adalah kerajaan Ottoman Turki, kerajaan
Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India.Ketiga, periode modern (1800-
seterusnya), merupakan zaman kebangkitan umat manusia dalam pemikiran filsafat
ilmu kalam yang semakin kian berkembang.2

Ilmu kalam klasik adalah teologi islam yang pokok pembahasannya lebih
cenderung kepada pembahasan tentang ketuhanan. Pembahasan pokok teologis
yang terdapat dalam ilmu kalam klasik telah jauh menyimpang dari misinya yang
paling awal dan mendasar, yaitu liberasi dan emansipasi umat manusia..Padahal
semangat awal dan misi paling mendasar dari gagasan teologi islam (tauhid)
sebagaimana tercermin di masa Nabi SAW sangatlah liberatif, progresif,
emansipatif, dan revolutif.3 Ilmu kalam menjadi suatu rangkaian kesatuan sejarah,

1
Elmansyah, Kuliah Ilmu Kalam Formula Meluruskan Keyakinan Umat di EraDigital (Pontianak:
IAIN Pontianak Press, 2017), hlm. 61-62.
2
Faizal Amin, Ilmu Kalam (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2012), hlm. 145
3
Drs. Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga Modern
(CV.Pustaka Setia, 2005), hlm. 33.

1
dan telah ada di masa lampau, masa sekarang dan akan tetap ada di masa yang akan
datang. Beberapa aliran yang akan diuraikan adalah Khawarij, Jabariyah,
Qadariyah, Mu‟tazilah, Ahlussunnah Waljamaah, Syiah.

PEMBAHASAN

Ilmu kalam klasik adalah teologi islam yang pokok pembahasannya lebih
cenderung kepada pembahasan tentang ketuhanan. Pembahasan pokok teologis
yang terdapat dalam ilmu kalam klasik telah jauh menyimpang dari misinya yang
paling awal dan mendasar, yaitu liberasi dan emansipasi umat manusia..Padahal
semangat awal dan misi paling mendasar dari gagasan teologi islam (tauhid)
sebagaimana tercermin di masa Nabi SAW sangatlah liberatif, progresif,
emansipatif, dan revolutif.4 Ilmu kalam menjadi suatu rangkaian kesatuan sejarah,
dan telah ada di masa lampau, masa sekarang dan akan tetap ada di masa yang akan
datang. Beberapa aliran yang akan diuraikan adalah Khawarij, Jabariyah,
Qadariyah, Mu‟tazilah, Ahlussunnah Waljamaah, Syiah.5 Banyak pendapat-
pendapat yang timbul pada saat pemikiran kalam klasik dan pendapat inilah sebagai
pijak dasar pikiran-pikiran teologi klasik, seperti khawarij, murjiah, jabariyah,
qadariyah, dan aliran ini berkembang dengan berbagai bentuknya tetapi masih
memperdebatkan prinsipprinsip dasar dalam Islam seperti Asy‟ariyah, Mu‟tazilah,
Maturidiyyah Samarkand dan Maturidiyah Bazdawi, aliran-aliran pemikiran klasik
memiliki kecenderungan ada yang lebih cenderung berpikir kepada sandaran wahyu
dan ada yang lebih cenderung menyandarkan pemikirannya tersebut menyandarkan
kepada akal. Hal ini kemudian berkembang dari waktu ke waktu dan senantiasa
mengalami pergeseran.

4
Drs. Adeng Muchtar Ghazali,Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga Modern
(CV.Pustaka Setia, 2005), hlm. 33.
5
Faizal Amin, Ilmu Kalam Sebuah Tawaran Pergeseran Paradigma Pengkajian Teologi Islam
(Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2012), hlm. 47-48.

2
Objek Kajian Ilmu Kalam Klasik

Berkaitan dengan masalah aqidah tersebut, Muzaffaruddin Nadvi melihat


kepada 4 masalah pokok yang menjadi objek kajian penting didalam pemikiran
islam, khususnya ilmu kalam, yakni pertama, masalah kebebasan berkehendak,
yaiyu apakah manusia memiliki kebebasan berkehendak atau tidak, dan apakah
manusia mempunyai kekuasaan berbuat atau tidak. Kedua, masalah sifat Allah,
yaitu apakah Allah memiliki sifat-sifat itu merupakan bagian dari dzat-Nya atau
bukan. Ketiga, batasan iman dan perbuatan, yaitu apakah perbuatan manusia itu
merupakan bagian dari keimanannya atau terpisah. Keempat, perselisihan antara
akal dan wahyu, yaitu apakah kriteria sebenarnya dari kebenaran itu, akalkah atau
wahyu. Dengan kata lain, apakah akal menjadi pokok wahyu sebaliknya.6

Macam-macam Aliran Kalam Klasik A

1. Aliran Khawarij

Khawarij merupakan sebuah aliran kalam yang diambil dari kata kharoja
dan merupakan bentuk jamak dari khaarij, yang berarti “keluar dan memisahkan
dari barisan Ali”. Tokohnya antara lain Abddullah bin Wahab Ar-Rasyibi, aliran
khwarij merupakan aliran teologi tertua yang merupakan aliran pertama yang
muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani,
bahwa yang disebut khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak
dan telah disepakati para jama‟ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur
rasyidin, atau pada masa tabi‟in secara baik-baik.7

6
Drs. Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga Modern
(CV.Pustaka Setia, 2005), hlm. 33.
7
Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1995),
hlm.29.

3
2. Aliran Murji’ah

Murji’ah muncul sebagai reaksi terhadap teori-teori yang bertentangan


dengan Syi’ah dan Khawarij, dimana kedua aliran yang disebut terahir ini sama-
sama menentang rezim Bani Umayyah, tetaapi dari sudut pandang yang berbeda.
Tokohnya antara lain yaitu Jahm bin Sofwan. Aliran Murji’ah ini muncul sebagai
reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir menkafirkan
terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu dilakukan oleh
aliran khawari, mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat
dalam peristiwa tahkim itu dihadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang
mengetahui keadaan iman seseorang.8

3. Aliran Syi’ah

Secara etimologi kata “as-Syi’ah” dalam bahasa berarti pengikut atau


pendukung. Sementara dalam kajian sekte-sekte islam, secara terminologi Syi’ah
berarti orang-orang yang mendukung, Sayyidina Ali r.a saja yang berhak menjadi
khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah SAW baik tersurat
maupun tersirat.9 Para ahli pada umumnya membagi sekte Syi’ah dalam 4 golongan
besar, yaitu Kaisaniyah, Zaidiyah, Imamiyah, dan Kaum Ghulat. Syiah secara
terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spritual dan
keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Golongan
syiah muncul pada masa akhir masa khalifah ketiga, utsman dan kemudian
berkembang pada masa khalifah ali.10

8
asjmy, Syiah dan Alhusnah, ( Jakarta Selatan: Bina Ilmu, 1983), hlm. 41.
9
Ahmad Qusyairi Ismail dkk, Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah? (Pustaka Sidogiri,
2007), hlm. 33.
10
Imam Muhammad Abu Zahra, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, (Jakarta Selatan: Logos
Publishing House, 1996) hlm. 34.

4
4. Aliran Mu’tazilah

Aliran Mu’tazilah sangat berkembang terutama pada penerintahan AL-


Makmun seorang khalifah Dinasti Abasyiyah yang sangat tertarik pada filsafat
Yunani. Aliran Mu‟tazilah didominasi metode rasional dalam pemikirannya.
Tokohnya antara lain yaitu: Washil bin Atha‟. Kata Mu‟tazilah berasal dari kata
I‟tizal yang artinya memisahkan diri, sedangkan Mu‟tazilah adalah orang-orang
yang memisahkan diri. Secara harfifah kata Mu‟tazilah berasal dari kata I‟tazilah
yang berarti berpisah dan memisahkan diri. Secara teknis, istilah Mu‟tazilah
menunjuk kepada dua golongan, golongan pertama disebut mu‟tazilah muncul
sebagai respon politik murni.11 Tokoh aliran Mu‟tazilah banyak jumlahnya dan
masing-masing mempunyai pikiran dan ajaran-ajaran sendiri yang berbeda dengan
tokoh-tokoh sebelumnya atau tokoh-tokoh pada masanya.12

11
Safni Rida, op.,cit hlm. 187.
12
A. Hanafi, Theology Islam, (Jakarta: Pusdtaka Al-Husna, 2003), cet.ke-2, hlm. 69

5
KESIMPULAN

Aliran di atas merupakan aliran dalam ilmu kalam klasik. Dimana aliran
tersebut memiliki latar belakang dari berdirinya suatu aliran. Setiap aliran-aliran
tersebut memilki tokoh dan ajaran dalam perkembangannya. Aliran islam banyak
aliran-aliran sempalan dalam islam. Sedangkan yang dimaksud dengan aliran
sempalan dalam Islam adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyempal atau
menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya telah disampaikan Rasulullah SAW
atau dalam bahasa agama ini disebut Ahli Bid’ah. Oleh karena itu, sebagai umat
Islam kita harus cermat serta berhati-hati dalam meyakini dan mempelajari suatu
aliran baik itu Khawarij, Syi’ah, dan aliran-aliran lainnya. Setiap aliran memiliki
pendapat yang berbeda-beda, pendapat itu mereka yakini walaupun bertentangan
dengan ajaran Islam. Aliran-aliran di atas selalu menganggap bahwa masing-
masing aliran mereka adalah yang sempurna dan patuh untuk dikembangkan dalam
ajaran disekitar mereka.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah,(Kairo: Dar al-Fkr al-Arabiyah,


1996)

A. Hanafi, Theology Islam, (Jakarta: Pusdtaka Al-Husna, 2003)

Abdul Rozak, Ilmu Kalam, (Bandung: Setia Pustaka, 2000) Jurnal

Ad-Dirasah: Jurnal Hasil Pembelajaran Ilmu-ilmu Keislaman Vol. 1, No. 1, 2018


[p. 63-78]. 77

Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 1995)

Ahmad Qusyairi Ismail dkk, Mungkinkah Sunnah-Syi’ah Dalam Ukhuwah?


(Pustaka Sidogiri, 2007)

Al-Gazali, Risalah-Al-Laduniyah, dalam Majmumah Rasail (Beirut:Daral-Fikr,


1966)

Drs. Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam dari Klasik hingga
Modern (CV.Pustaka Setia, 2005)

Elamansyah, Kuliah Ilmu Kalam Formula Meluruskan Keyakinan Umat di Era


Digital (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2017)

Elamansyah, Kuliah Ilmu Kalam Formula Meluruskan Keyakinan Umat di Era


Digital (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2017)

Faizal Amin, Ilmu Kalam (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2012)

Faizal Amin, Ilmu Kalam Sebuah Tawaran Pergeseran Paradigma Pengkajian


Teologi Islam (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2012)

Hasjmy, Syiah dan Alhusnah, ( Jakarta Selatan: Bina Ilmu, 1983)

Anda mungkin juga menyukai