Anda di halaman 1dari 8

FANATISME PENYEBAB TERORISME

DAN RADIKALISME

Nama; Tiwa Paninda Mastavani

NIM: 52418019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIDYA MANDALA SURABAYA

DI MADIUN
Abstrak

Fanatisme adalah paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu
secara berlebihan . Fanatisme agama sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, mengingat
banyaknya pemahaman tentang radikal yang semakin meluas terutama di masyarakat .
Terkadang hal inilah yang menunjukan bahwa prinsip-prinsip fanatisme agama menjadi suatu
faktor yang menyebabkan terpecahnya nilai nasionalisme . Akan tetapi disisi lain, hal inilah atau
fanatisme agama inilah yang juga menyebabkan masyarakat tertentu tidak berfikir obyektif,
karena mereka memandang bentuk perbedaan sebagai suatu bentuk yang harus disamakan bukan
malah dihargai, hal inilah yang juga memicu maraknya konflik sara yang didasarkan atas
perbedaan agama serta pandangan kelompok tertentu yang beranggapan bahwa masyarakat yang
ada tidak sepaham dengan mereka . Dewasa ini banyak terjadi kasus teror seperti ledakan bom
yang terjadi di Surabaya.Kejadian tersebut kembali menjadi perhatian publik kejadian itu seolah
kembali mengingatkan bahwa fanatisme agama yang berlebihan serta kurangnya edukasi
beragama bisa melahirkan bibit-bibit terorisme. Fanatisme sering dikaitkan dengan sosok teror
atau teroris yang merupakan musuh bersama kemanusiaan, dari ideologi teroris tersebut justru
membuat umat manusia Indonesia tidak aman , memberi rasa ketakutan yang terus-menerus.
Teror tersebut mengacaukan sistem sosial dan hukum yang sudah mapan dianut bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai pilar bangsa Indonesia seharusnya mampu dipahami oleh seluruh
bangsa Indonesia dan umat islam di Indonesia. Sebenarnya persoalan munculnya terorisme di
Indonesia dapat pula di sebabkan karena bangsa Indonesia melupakan nilai-nilai luhur pancasila
dan Bhineka Tunggal Ika, yang sesungguhnya mempunyai nilai moral positif sebagai upaya
pencegahan terhadap aksi terorisme.Pancasila tidak pernah diamalkan secara praktis sehingga
menumbuh suburkan terorisme kalau bangsa Indonesia ini mampu memahami secara
komprehensif nilai-nilai pancasila, maka tidakmungkin tercipta terorisme.

Kata Kunci; Kekerasan,Agama,Terorisme,Radikalisme


Pendahuluan

Di Indonesia dengan jumlah umat muslim terbesar yang memiliki sikap yang damai
denan orang pemeluk agama lain, mengingat ideology bangsa Indonesia yang terdapat pada sila
pertama menegaskan bahwa Negara Indonesia menjamin kebebasa masyarakat untuk memilih
agama yang diyakini . Hal inilah yang menunjukan bahwa secara hukum dan ideologi Indonesia
menghargai antar pemeluk umat beragama, mengingat harmonisasi merupakan faktor penting
bagi persatuan dan kesatuan bangsa antar umat beragama . Dalam kehidupan beragama
harmonisasi merupakan taanggung jawab semua pihak . Dengan adanya keadilan dan ketegasan
maka konflik sara akan terselwsaikan . Pemahaman tentang fanatisme agama secara tidak
langsung telah mengikis kesatuan umat, karena pada dasarnya umat beragama harus bisa
menciptakan rasa toleransi baik pada kelompoknya sendiri ataupun umat yang beragama lain .
tapi dengan fanatisme ysng berlebuhan justru akan menciptakan kesenjangan. Seperti beberapa
tahun terakhir ini, menguatnya kembali isu terorisme dan radikalisme agama yang ditandai
dengan munculnya kelompok ISIS yang telah menyebar di beberapa wilayah Indonesia, dan
munculnya ancaman-ancaman terorisme .

Beberapa waktu lalu di Indonesia pemahaman tentang terorisme dan radikalisme telah
berkembang meluas di bebagai kalangan seperti masyarakat umum, mahasiswa, maupun
kelompok agama . Seperti yang sudah saya katakan bahwa munculnya kelompok isis secara tidak
langsung memberi rasa takut ataupun kekecewaan kepada mereka karena tindakan terror mereka
yang secara nyata dilakukan . Meskipun akal radikalisme telah muncul sejak lama, namun
dengan demikian radikalisme dan terorisme kini menjadi musuh baru bagi manusia . Peristiwa
peledakan bom yang pernah terjadi di Indonesia seakan menjadika ini musuh konteporer
sekaligus musuh abadi . Namun dengan maraknya kativitas terror beberapa periode ini
menyebabkan banyak sekali pihak yang mengembangkan spekuliasinya bahwa terorisme
berpangkal dari fundamentalisme dan radikalisme agama, terutama agama islam. Engan kata lain
disini islam dinilai sebagai agama yang mendukungb tindakan kekerasan dan bukan agama yang
mengajarksn nilai-nilai ketulusan, kebaikan, dan kelembutan yang merupakan esensi niai islam
yang sesungguhnya .
Beragam peristiwa yang menimbulkan rasa ketidakamanan seperti terror peledakan bom
tersebut perlu mendapat perhatian tersendiri . Negara harus benar-benar emiikirkan cara untuk
melawan radikalisme dan terorisme yang semaki menggejala .Beberapa agenda yang dapat
disiapkan antara lain; kampanye social dan kultural, reorientasi pendidikan, pembenahan regulasi
keamanan, reformasi sector keamanan . Hal tersebut sangat mencemaskan nilai-nilai kebangsaan
dan ke Indonesiaan kedepan. Pancasila sebagai pilar bangsa Indonesia seharusnya mampu
dipahami oleh seluruh bangsa Indonesia dan umat islam di Indonesia. Sebenarnya persoalan
munculnya terorisme di Indonesia dapat pula di sebabkan karena bangsa Indonesia melupakan
nilai-nilai luhur pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, yang sesungguhnya mempunyai nilai moral
positif sebagai upaya pencegahan terhadap aksi terorisme. Pancasila tidak pernah diamalkan
secara praksis sehingga menumbuh suburkan terorisme. Kalau bangsa Indonesia ini mampu
memahami secara komprehensif nilai-nilai pancasila, maka tidak mungkin tercipta terorisme.
Pancasila adalah penyelamat dan pemersatu bangsa Indonesia. Karena itu, untuk mengatasi
persoalan terorisme di Indonesia dapat dilakukan dengan jalan mencegah melalui empat pilar
kebangsaan, yakni melalui nilai-nilai pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta NKRI, UUD
1945. Merebaknya aksi terorisme saat ini karena manusia Indonesia tidak mau secara
bersungguh-sungguh mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pelaku
terorisme saat ini telah menyalahi nilai-nilai pancasila, terutama dalam Dalam sila Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam sila pertama, setiap warga negara wajib berketuhanan Yang
Maha Esa, sikap saling menghormati dan bekerjasama antar umat beragama perlu
diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai upaya menjalankan sila
pertama dengan tujuan untuk menghindari praktik aksi terorisme dan kekerasan atas nama agama
dengan tujuan menciptakan kerukunan antar umat manusia. Eksistensi manusia harus berdialog
dalam hidup bersama melalui nilai-nilai pancasila yang pada nantinya akan membawa
kedamaiaan, ketenteraman, dan penuh kasih sayang antar sesama manusia, dengan tujuan agar
Tuhan pun mencintai manusia. Jika sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa ini mampu
dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera. Tentunya, aksi terorisme dapat
dihindari sejak dini. Pancasila memuat makna keberagamaan dan kebersamaan yang dapat
mencegah aksi terorisme.
PEMBAHASAN

Teror yang penah terjadi di Indonesia bahkan di tempat ibadah yaitu ledakan bom yang
terjadi di 3 gereja di Surabaya . Teror bom yang diledakan itu membuat korban meninggal
diantara yaitu Jemaah gereja yang akan beribadah di gereja tersebut . Peristiwa tersebut terjadi
akibat orang-orang yang hendak merusak keharmonisan Indonesia, oleh karena itu terorisme
disebabkan dari banyak faktor salah satunya dari fanatisme yang berlebihan . kebencian yang
selalu disebarkan dan ditanamkan akan memvuat orang melakukan tindakan yang fatalis . Agar
tidak terjadi terror seperti ini perlu dilakukan pendekatan secara kultural . menciptakan rasa
opimis dan berhenti menyebar kebencian, menciptakan ruang public untuk masyarakat saling
menguatkan . Jika menghadapi kondisi tersebut masyarakat juga harus bisa berperan untuk
mencegah faham-faham fanatik yang bisa berbahaya bagi orang lain dan sebagai pemicu adanya
generasi- generasi terorisme sebaiknya masyarakat bisa mengungkapkan keresahannya kepada
seseorang yang dianggap terlalu fanatisme terhadap kegiatan atau suatu kelompok atau golongan
yang sering dilakukan oleh seseorang tersebut, agar mereka menyadari bahwa perilakunya sudah
berdampak pada orang lain. Fanatisme sering dikaitkan dengan sosok teror atau teroris yang
merupakan musuh bersama kemanusiaan, dari ideologi teroris tersebut justru membuat umat
manusia Indonesia tidak aman , tidak nyaman, selalu diselimuti rasa ketakutan, dan membuat
masyarakat Indonesia semakin goyah, teror sendiri berarti perbuatan kejam atau sewenang-
wenang yang memiliki dampak rasa trauma yang luar biasa oleh seseorang korban yang selalu di
selimuti rasa ketakutan akibat teror yang dialaminya. Teror tersebut mengacaukan sistem sosial
dan hukum yang sudah mapan dianut bangsa Indonesia.

Menurut buku yang saya baca, Pancasila dan gotong royong seharusnya menjadikan jiwa
dan niai dasar masyarakat Indonesia, karena nilai yang terkandung dalam Pancasila menentukan
orientasi, tujuan . Nilai bangsa yang semestinya menjadi pijakan etis kian luntur sementara arus
tantangan begitu banyak dari segi aspek, budaya, maupun politik . Dalam hal ini aksi terorisme
seperti ni menjadi tantangan bagi masyarakat bersama untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila .
Pancasila sebagai pilar seharusnya mampu dipahamin oleh masyarakat Indonesia dan umat islam
Indonesia . Pancasila juga sebagai ideology bangsa Indonesia diharapkan mampu menyelesaikan
persoalan terorisme di Indonesia .
Maraknya terror yang terjadi di indonesiaa bisa juga di sebabkan karena karena
masyarakat tidak mau mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari . Bung
Karno secara tegas berkata “apabila bangsa indinesia ini melupakan Pancasila, tidak
melaksanakan bahkan mengamalkannya maka bangsa ini akan hancur berkeping-keping” . oleh
karena itu masyarakat Indonesia harus mengimplementasikan seluruh nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dalam kehidupab sehari-hari, dalam kehidupan berbangsa dan benegara . Dalam
Pancasila memuat makna keberagaman dan kebersamaan yang dapat mencegah aksi
terorisme .Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang menekankan bahwa masyarakat
negara harus saling menghormati harkat dan martabat sesamanya atau orang lain, tidak
melakukan perbuatan tercela, menghina atau bahkan melakukan aksi terror . Sila ketiga,
mengatasi aksi terror dengan mengiplementasikan sila ketiga dari Pancasila dalam kehidupan
sehari hari yaitu mengedepankan rasa kebangsaan untuk persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia .
KESIMPULAN

Agar kerukunan antar warga negara Indonesia ataupun kerukunan antar umat beragama
menjadi garmonis seperti yag terkonsep dalam Pancasila bahwa ketuhanan kita adalahketuhanan
yang berkebudayaan yakni ketuhanan yang saling menghargai meskipun berbeda keyakinan .
Dalam hal ini fanatisme perlu ditekankan lagi dan harus di basmi agar tidak semakin berdampak
luas bagi bangsa ini . masyarakat dapat memegang prinsip-prinsip subtansi dan esesi yang hakiki
. Masyarakat juga harus menciptakan kehidupan beragama yang toleran . Agama mengajarkan
ada kita untuk menerima segala perbedaan, mengajarkan kedamaian dan kebaikan .tidak ada
yang salah dngan perbedaan yang kita punya, yang salah dan harus dibenarkan adalah sudut
pandang kita sendiri karena tidak seharusnya perbedaan menjadi jurang bagi kita . Semoga
rgumen ini dapat membangkitkan rasa toleransi kita terhadap sesame tanpa membbedakan suku,
ras, dan budaya maupun agama kita .
Daftar Pustaka

(Dewantara, 2017) Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini

(Dewantara, Alangkah hebatnya negara gotong royong, 2017)

https://serikatnews.com/syirik-dalam-fanatisme-agama/
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/surabaya/read/2020/02/10/11140611/cerita-
korban-saat-detik-detik-bom-meledak-di-surabaya-pada-2018

Anda mungkin juga menyukai