Anda di halaman 1dari 90
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR Ji. Pattimura 20/7 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telp. 7396616, Fac. 7208285 Yth, 1, Para Pejabat Tinggi Pratama; 2, Para Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai; di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. SURAT EDARAN NOMOR: 02/SE/D/TAHUN 2023 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN DI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR A. Umum Bahwa dalam rangka menjamin kelestarian fungsi dan manfaat bendungan beserta waduknya serta untuk menjamin efektivitas dan efisiensi pemanfaatan air, perlu dilakukan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai selaku pengelola bendungan. Bahwa dalam rangka membantu Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah membentuk Unit Pengelola Bendungan dan mengangkat Kepala Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Bahwa untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan serta penyesuaian tugas dan fungsi Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Bahwa untuk memperjelas tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, perlu menetapkan Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. B. Dasar Pembentukan 1, Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 40); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 771) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 145); Peratuan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 nomor 473) sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peratuan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1382); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan ‘Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1144); Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1332/KPTS/M/2022 tentang Pembentukan Unit Pengelola Bendungan dan Pengangkatan Kepala Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. C. Maksud dan Tujuan iy Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dalam melakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air secara efektif dan efisien. Surat Edaran ini bertujuan untuk memperjelas tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air guna pelaksanaan pengelolaan bendungan beserta waduknya secara tertib dengan memperhatikan daya dukung lingkungan hidup, kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan lingkungan, dan keamanan bendungan. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi: 1 2, Struktur organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Bendungan; Kelengkapan dokumen serta sarana dan prasarana penunjang dalam pengelolaan bendungan beserta waduknya; Dokumentasi pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya; Koordinasi dan kerja sama pengelolaan bendungan beserta waduknya; dan Pelaporan; Penyusunan standar operasional dan prosedur _operasi, pemeliharaan, pemantauan, dan pengamanan bendungan beserta waduknya; dan Pendanaan. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Bendungan i Unit Pengelola Bendungan ditetapkan oleh Menteri dan berkedudukan di Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dengan struktur organisasi terdiri atas: a. Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, yang dijabat oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai; b. Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, yang dijabat oleh: 1) Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan pada Balai Besar Wilayah Sungai; dan 2) Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan pada Balai Wilayah Sungai; c. Kepala Unit Pengelola Bendungan; Kepala Satuan Operasi; dan e. Kepala Satuan Pemeliharaan. 10. Kepala Satuan Operasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf d dibantu oleh Petugas: a. operasi bendungan; dan b, pemantuan bendungan. Kepala Satuan Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf e di atas dibantu oleh Petugas: a, pemeliharaan bendungan; dan b. _pengamanan kawasan bendungan. Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan berada di bawah dan bertanggu: wab kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan. Kepala Unit Pengelola Bendungan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan. Dalam hal Kepala Unit Pengelola Bendungan menangani lebih dari 1 (satu) bendungan atau menangani bendungan dengan fungsi atau fasilitas khusus, Kepala Unit Pengelola Bendungan dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh Koordinator. Koordinator sebagaimana dimaksud pada angka 7 diatas dibantu oleh Petugas: a. operasi bendungan; b. pemantuan bendungan; c. pemeliharaan bendungan; dan d. pengamanan kawasan bendungan. Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, dan Kepala Unit Pengelola Bendungan ditetapkan oleh Menteri. Kepala Satuan Operasi, Kepala Satuan Pemeliharaan, Koordinator, Petugas operasi bendungan, Petugas pemantauan bendungan, Petugas pemeliharaan bendungan, dan Petugas pengamanan kawasan bendungan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai, F. Kelengkapan Dokumen Serta Sarana Dan Prasarana Penunjang Dalam Pengelolaan Bendungan Beserta Waduknya 1 Dalam melakukan pengelolaan bendungan beserta waduknya terdapat beberapa dokumen yang harus dilengkapi oleh Unit Pengelola Bendungan, antara lain dokumen: a. pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya; pola operasi waduk; rencana tidak darurat; hes gambar rekaman akhir (as built drawing); dan e, laporan akhir pelaksanaan konstruksi atau pemeriksaan besar. Untuk bendungan yang telah selesai_ dibangun _setelah ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, selain harus menyediakan dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatas juga harus menyediakan dokumen: a. izin penggunaan sumber daya air atau persetujuan penggunaan sumber daya air; b. _ persetujuan prinsip pembangunan bendungan; c. _ persetujuan desain bendungan; dokumen studi pengadaan tanah dan studi pemukiman kembali; ° izin pelaksanaan konstruksi bendungan; f. rencana pengelolaan bendungan; izin pengisian awal waduk; izin operasi bendungan; penetapan status penggunaan; dan rencana penataan kawasan bendungan beserta waduk termasuk sempadan waduk. Untuk bendungan yang telah selesai dibangun — sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, selain harus menyediakan dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatas juga dapat menyediakan dokumen: a, _laporan studi kelayakan; b. laporan desain; c. laporan inspeksi, laporan pemeriksaan rutin, laporan inspeksi luar biasa, atau laporan inspeksi khusus; dan d. laporan perbaikan atau rehabilitasi. 4. Untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang dilakukan oleh Unit Pengelola Bendungan terdapat beberapa sarana dan prasarana pendukung yang harus tersedia antara lain: a. peralatan pengolahan data; b. _ peralatan operasi; c. _ peralatan pemeliharaan; d. peralatan pemantauan; peralatan pengamanan kawasan; peralatan komunikasi; peralatan pengukuran; PR kendaraan penunjang kegiatan operasi, pemeliharaan, dan pemantauan; i, kantor Unit Pengelola Bendungan; ruangan hidromekanikal; kk. ruangan bengkel; L pos jaga; m, rumah dinas; dan n. mess. 5. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada angka 4 diatas diserahkan oleh: a. Pemilik bendungan, Pengelola bendungan, atau Unit Pengelola Bendungan sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai untuk bendungan yang telah selesai dibangun sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan; dan b. Unit Pembangun Bendungan untuk bendungan yang telah selesai dibangun setelah ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat —Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan. G. Dokumentasi Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan Beserta Waduknya 1. Unit Pengelola Bendungan harus memelihara dan menyimpan dokumen pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya. Dokumen pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya harus disimpan selama 10 (sepuluh) tahun sejak penghapusan fungsi bendungan. Dokumen yang telah mencapai jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 2 diatas harus diserahkan oleh Pemilik bendungan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan penyimpanan arsip secara nasional atau daerah. H. Koordinasi dan Kerja Sama Pengelolaan Bendungan Beserta Waduknya. a Dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya, Kepala Unit Pengelola Bendungan harus berkoordinasi dengan Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan dan Pembantu ‘Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan. Selain berkoordinasi dengan Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan dan Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatas, Kepala Unit Pengelola Bendungan juga dapat berkoordinasi dengan: a. Unit Pusat Pemantauan Bendungan, Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat Bendungan dan Danau serta Unit Pelaksana Teknis Bidang Bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya; atau b. pemerintah daerah —provinsi, -—pemerintah —daerah kabupaten/kota atau badan usaha dalam melaksanakan pengawasan atas pengelolaan bendungan beserta waduknya yang dikerjasamakan dengan pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota atau badan usaha. Pengelolaan bendungan beserta waduknya dapat dikerjasamakan dengan pemerintah daerah provinsi, pemerintah_ daerah kabupaten/kota, dan badan usaha. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 3 diatas antara lain untuk: a. kegiatan pemeliharaan bendungan beserta waduknya; b. _kegiatan pariwisata; c. kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang pada waduk dan sempadan waduk; d. _kegiatan pemberdayaan masyarakat; e, pembangkit listrik; dan f. kegiatan pendidikan dan pelatihan, olahraga dan seni. Pelaksanaan kerja sama pengelolaan bendungan beserta waduknya dilakukan sesuai dengan pedoman mengenai tata cara kerja sama pengelolaan bendungan beserta waduknya. I. Pelaporan 1 Kepala Satuan Pemeliharaan dan Kepala Satuan Operasi menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan bendungen beserta waduknya kepada Kepala Unit Pengelola Bendungan. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 terdiri atas laporan: a, umum; b. khusus; dan c. luar biasa. Laporan umum sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a diatas terdii atas: a, laporan bulanan; b. laporan tengah tahunan; dan c. laporan tahunan. Kepala Unit Pengelola Bendungan melalui Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan menyampaikan laporan: a. bulanan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau serta Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) paling lambat setiap minggu pertama pada bulan selanjutnya; b. _tengah tahunan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan paling lambat setiap minggu keempat pada bulan Juni; c. tahunan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan paling lambat setiap minggu ketiga pada bulan Desember; d. khusus kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak terjadinya kondisi khusus yang mengancam bendungan; dan e. luar biasa kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan palilng lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak terjadinya kondisi luar biasa. J. Penyusunan Standar Operasional Dan Prosedur Operasi, Pemeliharaan, Pemantauan, Dan Pengamanan Bendungan Beserta Waduknya 1 Kepala Unit Pengelola Bendungan menetapkan standar operasional dan prosedur operasi, pemeliharaan, pemantauan, dan pengamanan bendungan beserta waduknya sebagai acuan bagi para personil Unit Pengelola Bendungan dalam pelaksanaan pengelolaan bendungan. Standar operasional dan prosedur sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatas antara lain terdiri atas standar operasional dan prosedur untuk: a. operasi bendungan, antara lain memuat: 1) perencanaan operasi; 2) prosedur operasi; 3) operasi normal; 4) operasi banjir; 5) _operasi darurat; dan 6) _pelaporan opera: b. pemantauan bendungan, antara lain memuat: 1) perencanaan pemantauan; 2) prosedur pelaksanaan pemantauan visual; 3) prosedur pelaksanaan pemantauan instrumentasi; dan 4) pelaporan pemantauan; c. pemeliharaan bendungan, antara lain memuat: 1) perencanaan pemeliharaan; K. Se 2) prosedur pemeliharaan; dan 3) _pelaporan pemeliharaan; d. pengamanan kawasan bendungan, antara lain memuat: 1) perencanaan pengamanan kawasan bendungan; 2) prosedur pengamanan kawasan bendungan; dan 3) _pelaporan pengamanan kawasan bendungan. Pendanaan 1 Rincian detail mengen: iy Pendanaan pengelolaan bendungan beserta waduknya bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; dan b, sumber pembiayaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Alokasi dana pengelolaan bendungan beserta_ waduknya diperuntukkan untuk: a. _ biaya operasional Unit Pengelola Bendungan; b. biaya operasi dan pemeliharaan rutin bendungan beserta waduknya; c. biaya operasi dan pemeliharaan berkala bendungan beserta waduknya; dan d. biaya perubahan atau rehabilitasi bendungan _beserta waduknya. Kepala U: Pengelola Bendungan dalam melakukan perencanaan, penyediaan, dan realisasi anggaran pendanaan__pengelolaan bendungan beserta waduknya dibantu oleh Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai. Prosedur penyelenggaraan pengelolaan bendungan serta susunan organisasi dan tata kerja Unit Pengelola Bendungan; dan contoh format surat dan format formulir yang diperlukan dalam pengelolaan bendungan; sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini. eta M. Ketentuan Lain-Lain Dengan ditetapkannya Surat Edaran ini: 1, Kegiatan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang masih dalam proses pelaksanaan tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran ini; dan 2. Unit Pengelola Bendungan di Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai yang telah dibentuk sebelum ditetapkannya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1332/KPTS/M/2022 tentang Pembentukan Unit —_Pengelola Bendungan dan Pengangkatan Kepala Unit Pengelola Bendungan di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dinyatakan tidak berlaku. N. Penutup Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. Wiclyoko, Sp-1 630224 198810 1 001 Tembusan: 1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (sebagai laporan); 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 4. Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan; 5. Direktur Bendungan dan Danau; 6. Yang bersangkutan untuk dilaksanakan, -12- LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR NOMOR: 02/SE/D/2023 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN DI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR RINCIAN DETAIL ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN DI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR 1. PROSEDUR PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN BENDUNGAN SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN -13- A. STRUKTUR ORGANISASI! DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN 1, Struktur Organisasi Unit Pengelola Bendungan ditetapkan oleh Menteri dengan struktur organisasi terdiri atas: a. Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, yang dijabat oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai; b. Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, yang dijabat oleh: 1) Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan pada Balai Besar Wilayah Sungai; dan 2) Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan pada Balai Wilayah ‘Sungai; c. Kepala Unit Pengelola Bendungan; d. Kepala Satuan Operasi; dan e. Kepala Satuan Pemeliharaan. Unit Pengelola Bendungan berkedudukan di Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai dan berada dibawah: a. Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan selaku Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan untuk Unit Pengelola Bendungan yang berkedudukan di Balai Besar Wilayah Sungai; dan b. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan selaku Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan untuk Unit Pengelola Bendungan yang berkedudukan di Balai Wilayah Sungai. Setiap Kepala Unit Pengelola Bendungan membawahi atau dibantu oleh 1 (satu) Kepala Satuan Operasi dan 1 (satu) Kepala Satuan Pemeliharaan. Dalam hal Kepala Unit Pengelola Bendungan menangani lebih dari 1 (satu) bendungan atau menangani bendungan dengan fungsi atau fasilitas khusus, maka Kepala Unit Pengelola Bendungan dapat dibantu oleh Koordinator. Struktur organisasi Unit Pengelola Bendungan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1. dan Gambar 2. dibawah ini. -14- ‘Alasan Langsune Kepala UPB Kepala BBWS atau BWS iT Pembantu Atasan Langsung Kepala Bidang OP atau Seksi OP ty Kepala Unit Pengelola Bendungan Kepala Satuan Kepala Satuan Pemetiharaan [€~-~ La opal — Petugas 7 Petugas Pemelaraan Pengamanan Operea Pemantauan Kawasan ¥ 7 + Ketrangan ats Hera! atau Komando Toon: Garis Koordinasi Gambar 1. Struktur Organisasi Unit Pengelola Bendungan Tanpa Koordinator Atasan Langsung Kepala UPB: Kepala BEWS atau BWS. a emt ngsun Kepala Bidang OP atau Seksi OP H Kepala Unit Pengelola Bendungan ae Kepala Satuan + Kepala Satuan Pemeliharaan : Operasi L---] Koordinator Potugas Petogas Petugns ingen, Operasi Pemeliharaan Pemantauan Cavers - * Keterangan Garis Hierarki atau Komando = : Garis Koordinasi Gamber 2. Struktur Organisasi Unit Pengelola Bendungan Dengan Koordinator 2. -15- Tugas dan Fungsi a. Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan bertugas melakukan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang menjadi kewenangannya dalam pengelolaan sumber daya air dan menyelenggarakan fungsi: 1) perumusan dan penetapan kebijakan mengenai pengelolaan bendungan beserta waduknya yang menjadi kewenangannya sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku; 2) penetapan Kepala Satuan Operasi, Kepala Satuan Pemeliharaan, Koordinator, Petugas operasi bendungan, Petugas pemantauan bendungan, Petugas pemeliharaan bendungan, dan Petugas pengamanan kawasan bendungan; 3) pembinaan terhadap pelaksanaan pengelolaan bendungan beserta waduknya sesuai dengan ketentuan dan pedoman yang berlaku; 4) koordinasi dengan instansi yang terkait, —_baik vertikal/horizontal dalam kebijakan dan pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan pemantauan bendungan beserta waduknya yang menjadi kewenangannya; 5) pemberi arahan dan perintah atas langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengatasi permasalahan keamanan bendungan yang timbul dan melaporkan kepada pemilik bendungan; 6) pengusulan calon Kepala Unit Pengelola Bendungan kepada Menteri untuk ditetapkan; 7) melakukan pengembangan kemampuan dan kapasitas personil Unit Pengelola Bendungan antara lain berupa pelatihan dan bimbingan teknis paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; dan 8) _pelaporan atas pelaksanaan kegiatan secara periodik kepada Pemilik bendungan. Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan bertugas membantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya. Kepala Unit Pengelola Bendungan bertugas: 1) melaksanakan operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengamanan bendungan beserta waduknya; 2) 3) 4) 5) 6) 7 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 16: menyiapkan usulan perubahan atau rehabilitasi bendungan terkait kegiatan operasi dan pemantauan bendungan beserta waduknya, bangunan sipil dan fasilitas pendukungnya; melaksanakan konservasi sumber daya air pada waduk termasuk sabuk hijau (greenbelt) melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian waduk, pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air; melaksanakan pendayagunaan waduk; melaksanakan pengendalian daya rusak air melalui pengendalian bendungan beserta waduknya; menyiapkan usulan penghapusan fungsi bendungan; menyusun perencanaan, penataan, dan pengelolaan kawasan bendungen beserta waduknya; melakukan penyusunan dan pemutakhiran pola operasi waduk yang ditetapkan oleh pengelola bendungan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun; menyusun rencana tahunan operasi waduk; melakukan penyusunan dan pemutakhiran pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya paling sedikit 1 (satu) kali dalam waktu 5 (lima) tahun; melakukan penyusunan dan pemutakhiran rencana tindak darurat bendungan beserta waduknya paling sedikit 1 (satu) kali dalam waktu 5 (lima) tahun; melakukan pengukuran sedimentasi waduk dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun; melakukan penyusunan dan pemutakhiran —standar operasional prosedur untuk petugas operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengamanan bendungan; melakukan analisis dan evaluasi tingkat kondisi kinerja bendungan beserta waduknya dan penyusunan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan bendungan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; menghimpun, menyusun, mendistribusi, dan menyimpan dokumentasi serta pelaporan pelaksanaan _kegiatan pengelolaan bendungan beserta waduknya secara periodik; melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan bendungan beserta waduknya; -17- 17) melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan bendungan beserta waduknya; dan 18) melaksanakan pemeriksaan besar secara berkala setiap 5 (lima) tahun. Selain melaksanakan tugas dimaksud diatas, Kepala Unit Pengelola Bendungan antara lain juga bertugas: 1) menyusun, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan bendungan beserta waduknya termasuk daerah sempadan waduk; 2) melakukan koordinasi internal dan eksternal terkait kegiatan pengelolaan bendungan beserta waduknya yang menjadi kewenangannya; 3) melaksanakan inspeksi khusus dan inspeksi luar biasa secara berkala setiap 5 (lima) tahun; 4) membuat rencana strategis pengelolaan setiap bendungan beserta waduknya; 5) melakukan koordinasi secara vertikal atau horizontal dan/atau dengan instansi yang terkait dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya yang menjadi kewenangannya; 6) menetapkan standar operasional prosedur untuk petugas operasi, pemeliharaan, pemantauan, dan pengamanan bendungan; 7) melakukan pemberitahuan dan pemberian rekomendasi kondisi atau keadaan darurat serta status keamanan bendungan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan; 8) melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja bendungan beserta bangunan pelengkapnya dan menyusun rencana tindak lanjut terkait pemeliharaan dan pengamanan kawasan bendungan; dan 9) melakukan penilaian ekosistem waduk. Kepala Satuan Operasi bertugas: 1) melakukan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan operasi dan pemantauan bendungan beserta waduknya; 2) 3) 4) 5) 6) n 8) 9 10) 11) -18- menyusun rencana kegiatan operasi dan pemantauan bendungan beserta waduk, bangunan sipil, dan fasilitas pendukungnya; melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja atau perilaku bendungan beserta bangunan pelengkapnya dan menyusun rencana tindak lanjut; melaksanakan kegiatan uji. operasi hidromekanikal dan elektrikal yang di damping oleh tenaga ahli; melakukan penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi Pola Operasi Waduk dan Rencana Tahunan Operasi Waduk; menghimpun, menyusun, mendistribusi, dan menyimpan dokumentasi serta pelaporan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemantauan bendungan beserta waduknya secara periodik; melaksanakan analisis perkiraan debit aliran air yang masuk (inflow) ke waduk sebagai referensi operasi pintu atau katup dalam rangka antisipasi atau kesiapsiagaan bencana banjir dan kekeringan; melakukan koordinasi internal dan eksternal terkait operasi dan pemantauan bendungan beserta waduknya; Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pemantauan bendungan beserta waduknya; melakukan penyiapan usulan perubahan atau rehabilitasi bendungan terkait kegiatan operasi dan pemantauan bendungan beserta waduknya; dan melakukan pengukuran sedimentasi waduk dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Selain melaksanakan tugas dimaksud diatas, Kepala Satuan Operasi antara lain juga bertugas: 1) 2) melaksanakan interpretasi dan analisis bacaan instrumentasi serta evaluasi perilaku bendungan; melakukan pemberitahuan dan pemberian rekomendasi kondisi atau keadaan darurat serta status keamanan bendungan kepada Kepala Unit Pengelola Bendungan; 3) 4) 5) ~19- melaksanakan kegiatan uji operasi dan evaluasi sistem peringatan banjir dan peralatan lain yang terkait dengan keamanan bendungan paling sedikit 6 (enam) bulan sekali; melaksanakan kalibrasi, flushing, deairing, _peralatan instrumentasi beserta alat ukur lainnya paling sedikit setiap 6 (enam) bulan sekali; dan melakukan analisis dan evaluasi sedimentasi_ waduk dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Kepala Satuan Pemeliharaan bertugas: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) melakukan penyusunan standar operasional _prosedur kegiatan pemeliharaan dan pengamanan bendungan beserta waduknya; menyusun rencana pemeliharaan serta _pengamanan bendungan beserta waduk, bangunan sipil, dan fasilitas pendukungnya; menghimpun, menyusun, mendistribusi, dan menyimpan dokumentasi serta pelaporan pelaksanaan _kegiatan pemeliharaan dan pengamanan bendungan beserta waduknya secara periodik; melakukan koordinasi internal dan eksternal _terkait pemeliharaan dan pengamanan _bendungan _beserta waduknya; Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan dan pengamanan kawasan bendungan beserta waduknya; melakukan pengendalian dan evaluasi __pelaksanaan pemeliharaan dan pengamanan bendungan _beserta waduknya; membuat usulan perbaikan atau penggantian peralatan dan/atau bagian bendungan beserta bangunan pelengkap; melakukan penyiapan usulan perubahan atau rehabilitasi bendungan terkait kegiatan pemeliharaan dan pengamanan bendungan beserta waduknya; dan melaksanakan penanaman dan pemeliharaan pohon di kawasan waduk dan sabuk hijau (greenbelt). -20- Kualifikasi dan Persyaratan Personil Unit Pengelola Bendungan Kualifikasi dan jumlah personil Unit Pengelola Bendungan ditentukan berdasarkan analisis beban kerja pengelolaan bendungan. Pengelola bendungan wajib melaksanakan pengembangan kemampuan dan kapasitas personil Unit Pengelola Bendungan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun antara lain melalui kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis. Untuk untuk bendungan yang telah selesai dibangun sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, personil Unit Pengelola Bendungan diterima dari Pemilik Bendungan, Pengelola Bendungan, atau Unit Pengelola Bendungan sebelumnya. Sedangkan untuk bendungan yang akan di terima dari unit pembangun bendungan, personil Unit Pengelola Bendungan disiapkan oleh unit pembangun bendungan tersebut. Adapun kualifikasi dan persyaratan untuk diangkat menjadi Kepala Unit Pengelola Bendungan, Kepala Satuan Operasi, Kepala Satuan Pemeliharaan, dan Koordinator harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Kepala Unit Pengelola Bendungan, meliputi: 1) telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil; 2) memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata-1 (S-1) atau Diploma-IV (D-IV) Sipil, Pengairan, Mesin, Elektro, atau Geologi; 3) memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian bidang bendungan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan; dan 4) memiliki pengalaman sebagai: a) jabatan fungsional teknik pengairan terampil; b) _pelaksana teknis; ©) direksi; atau d) mantan pejabat pembuat komitmen bendungan atau operasi dan pemeliharaan bendungan. b. Kepala Satuan Operasi, Kepala Satuan Pemeliharaan, dan Koordinator meliputi: 1) telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja; 2) 3) -21- memiliki kualifikasi pendidikan minimal Diploma-IIl (D-I) Sipil, Pengairan, Mesin, Elektro, atau Geologi; dan memiliki pengalaman sebagai jabatan fungsional teknik pengairan terampil atau direksi. -22- B. KELENGKAPAN DOKUMEN SERTA SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN BESERTA WADUKNYA 1. Dokumen Dokumen yang harus dilengkapi oleh Unit Pengelola Bendungan, antara lain dokumen: a. _pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya; b. pola operasi waduk; ¢. rencana tidak darurat; d. gambar rekaman akhir (as built drawing); dan e. _laporan akhir pelaksanaan konstruksi atau pemeriksaan besar. Selain harus melengkapi dokumen sebagaimana dimaksud diatas, untuk bendungan yang telah selesai dibangun setelah ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan juga harus menyediakan dokumen: a. izin penggunaan sumber daya air atau persetujuan penggunaan sumber daya air; persetujuan prinsip pembangunan bendungan; persetujuan desain bendungan; aes dokumen studi pengadaan tanah dan studi pemukiman kembali; izin pelaksanaan konstruksi bendungan; rencana pengelolaan bendungan; izin pengisian awal waduk; rem oe izin operasi bendungan; penetapan status penggunaan; dan. rencana penataan kawasan bendungan beserta waduk termasuk sempadan waduk. Seluruh dokumen yang harus dilengkapi tersebut diterima dari Unit Pembangun Bendungan. 2. Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana minimal yang harus tersedia dalam rangka kegiatan pengelolaan bendungan antara lain: a. _peralatan pengolah data Peralatan pengolah data berfungsi untuk mendukung kegiatan pengolahan data pengelolaan bendungan dan kegiatan operasional di kantor Unit Pengelola Bendungan. Peralatan pengolah data antara lain berupa komputer, printer, dan mesin fotokopi; -23- peralatan operasi, antara lain berupa derek, generator, dan alat bor; peralatan pemeliharaan, antara lain berupa perahu motor cepat, jaring sampah, mesin pemotong rumput, gergaji mesin, dan dermaga; peralatan pemantauan, antara lain berupa televisi sirkuit tertutup (closed circuit television), kamera, sistem pemosisian global (global positioning system), pesawat nirawak, dan teropong. Televisi sirkuit tertutup (closed circuit television) berfungsi sebagai media pemantauan visual bendungan jarak jauh yang dapat di pantau dari ruang kontrol, adapun bagian bendungan yang dipantau antara lain: 1) puncak bendungan; 2) lereng hulu dan hilir tubuh bendungan; 3) pemasukan atau pengambilan bendungan; 4) pelimpah dan pelimpah darurat; 5) _pengeluaran; 6) _kantor Unit Pengelola Bendungan; 7) kawasan fasilitas; 8) ruang hidromekanikal; dan 9) ruang bengkel (workshop); peralatan pengamanan kawasan, antara lain berupa senter, pengeras suara, dan rompi pengaman; peralatan komunikasi, antara lain berupa internet dan alat komunikasi 2 (dua) arah tanpa menggunakan kabel; peralatan pengukuran, antara lain berupa peralatan pengukuran rembesan, deformasi, tekanan air pori pada bendungan beserta waduknya antara lain teodolit dan teodolit digital; kendaraan penunjang kegiatan operasi, pemeliharaan dan pemantauan, antara lain berupa alat berat, kendaraan roda 4 (empat), kendaraan roda 2 (dua), kendaraan pengambil dan pengangkut sampah yang mendukung kegiatan pengelolaan bendungan; kantor Unit Pengelola Bendungan yang terdiri atas beberapa ruangan yang dilengkapi dengan sarana prasarana pendukung Ruangan-ruangan tersebut antara lain berupa: -24- 1) rwangan kontrol Ruangan kontrol merupakan pusat pengendalian kegiatan operasi, pemeliharaan, pemantauan bendungan beserta waduknya yang dilengkapi informasi prediksi cuaca dan aliran air dari hulu, debit aliran air dari bukaan pintu atau katup, data dan gambar teknis bendungan, data tinggi muka air waduk dan volume tampungan, data pembacaan instrumentasi, skema operasi dalam satu sistem sungai, struktur organisasi Unit Pengelola Bendungan, pedoman operasi dan pemeliharaan, pedoman rencana tindak darurat, alur komunikasi kondisi darurat dan data lainnya untuk mempercepat pengambilan keputusan pengelolaan dan keamanan bendungan; Pada ruangan kontrol harus terpasang peta skematis pengelolaan bendungan dan waduknya pada 1 (satu) sistem wilayah kerja Unit Pengelola Bendungan yaitu dari hulu sampai hilir. 2) ruangan kerja Kepala Unit Pengelola Bendungan; 3) ruangan kerja Kepala Satuan Operasi; 4) ruangan kerja Kepala Satuan Pemeliharaan; 5) ruangan kerja Koordinator; 6) ruangan penyimpanan peralatan, untuk menyimpan peralatan operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengamanan bendungan; 7) ruangan arsip, untuk tempat penyimpanan arsip dan dokumen yang tersusun rapi dan bersih agar cepat dan tepat dalam pencarian data; dan 8) ruangan rapat; ruangan hidromekanikal Ruangan hidromekanikal berfungsi untuk melindungi peralatan hidromekanikal dan tempat —_pengoperasian _peralatan hidromekanikal. Ruangan rumah hidromekanikal paling sedikit dilengkapi dengan papan informasi mengenai data teknis, prosedur operasi, dan tabel hubungan debit dengan bukaan pintu; ruangan bengkel (workshop) Ruangan bengkel (workshop) berfungsi antara lain sebagai tempat penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan operasional dan alat berat pendukung pengelolaan bendungan; -25- 1. pos jaga Pos jaga berada di pintu masuk dan puncak bendungan yang di lengkapi dengan portal untuk mengatur akses menuju bendungan; m. rumah dinas Kepala Unit Pengelola Bendungan, Kepala Satuan Operasi, dan Kepala Satuan Pemeliharaan; dan n. Mess Koordinator, Petugas operasi, Petugas pemeliharaan, Petugas pemantauan, dan Petugas pengamanan kawasan. Untuk bendungan yang selesai pembangunan sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, sarana dan prasarana tersebut diterima dari Pemilik Bendungan, Pengelola Bendungan atau Unit Pengelola Bendungan sebelumnya. Sedangkan untuk bendungan bendungan yang selesai pembangunan setelah ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan sarana prasarana tersebut diterima dari Unit Pembangun Bendungan. =26: DOKUMENTASI PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN BENDUNGAN BESERTA WADUKNYA Unit Pengelola Bendungan harus menyimpan dan memelihara dokumen pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya. Dokumen pembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya minimal disimpan dan dipelihara di Kantor Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai, Kantor Unit Pengelola Bendungan, dan pada kantor di setiap bendungan bagi Unit Pengelola Bendungan yang mengelola lebih dari 1 (satu) bendungan. Dokumen dimaksud diatas antara lain berupa dokumen: Pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya; Pola operasi waduk; Rencana tidak darurat; Gambar rekaman akhir (as built drawing). 2 3 4. 5. Laporan akhir pelaksanaan konstruksi atau pemeriksaan besar; 6. _Izin penggunaan sumber daya air; 7. Persetujuan prinsip pembangunan bendungan; 8. Persetujuan desain bendungan; 9. Dokumen studi pengadaan tanah dan studi pemukiman kembali; 10. Izin pelaksanaan konstruksi bendungan; 11. Rencana pengelolaan bendungan; 12. Izin pengisian awal waduk; 13. Izin operasi bendungan; 14. Penetapan status penggunaan; dan 15. Rencana penataan kawasan bendungan beserta waduk termasuk sempadan waduk Dokumen tersebut harus tersusun secara berurut dan sesuai runtutan waktu serta harus di digitalisasi. Dokumen tersebut harus disimpan selama 10 (sepuluh) tahun sejak penghapusan fungsi bendungan, setelah itu diserahkan oleh Pemilik bendungan kepada instansi_—_-yang menyelenggarakan urusan penyimpanan arsip secara nasional atau daerah. -27- D. KOORDINASI DAN KERJA SAMA PENGELOLAAN BENDUNGAN BESERTA. WADUKNYA, 1, Koordinasi Kepala Unit Pengelola Bendungan harus berkoordinasi dengan Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan dan Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan dalam pelaksanaan pengelolaan bendungan beserta waduknya. Selain itu Kepala Unit Pengelola Bendungan dapat berkoordinasi dengan: a. Unit Pusat Pemantauan Bendungan, Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat Bendungan dan Danau serta Unit Pelaksana Teknis Bidang Bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya; atau b. pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota atau badan usaha dalam melaksanakan pengawasan atas pengelolaan bendungan beserta waduknya yang dikerjasamakan dengan pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota atau badan usaha. Adapun alur koordinasi dan pelaporan sebagai berikut: Ja UPB l . Kepala BBWS atau BWS i e + Mi Pembantu Alasan Langsun Instansi, Lembaga, Unit Pusat Kepala Bidang OP atau Seksi OP Badan Ussha, Pemantavan Pemeriniah Daerah, Bendungan, Dit. Bina ¥ Masyarakat Opera dan if Pemelinaraan, Dit Bendungan dan Unit Kepaia Unit Pelaksana Teknis Pengelela Bendungan je ~~ bidang bendungan Keterangan Garis Pelaporan = Garis Koordinasi Gambar . Garis Komando dan Koordinasi Unit Pengelola Bendungan 2. Kerja sama Pelaksanaan kerja sama pemanfaatan kawasan bendungan beserta waduknya dapat berupa: a. kegiatan pemeliharaan, antara lain berupa pengangkatan, pembuangan gulma air, semak, pohon liar, sampah dan sedimen; -28- kegiatan pariwisata, antara lain berupa pengelolaan objek wisata misalnya agrowisata dan wisata air, fasilitas umum, dan ruang terbuka publik; kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang pada waduk dan sempadan waduk, antara lain berupa penertiban bangunan liar pada sempadan waduk dan penertiban keramba jaring apung yang tidak berizin; kegiatan pemberdayaan masyarakat, antara lain berupa komunitas peduli waduk dan padat karya pemeliharaan bendungan beserta waduknya; pembangkit listrik, antara lain beurpa pembangkit listrik tenaga surya terapung dan pembangkit listrik tenaga kegiatan pendidikan dan pelatihan, olahraga dan seni, antara lain berupa peningkatan kapasitas sumber daya manusia, lomba dayung, dan festival musik; dan kegiatan lain yang memanfaatkan bendungan dan waduknya dengan tetap memperhatikan zona pemanfaatan dan keamanan bendungan. -29 - E, PELAPORAN 1 Umum Unit Pengelola Bendungan wajib menyusun, menyampaikan, dan mendokumentasikan atau mengersipkan laporan pelaksanaan kegiatan pengelolaan setiap bendungan beserta waduknya yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka | terdiri atas laporan: a. umum; b. khusus; dan c. luar biasa 2. Laporan Umum Laporan umum terdiri atas: a. laporan bulanan Laporan ini disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan melalui Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan kepada kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau serta Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) paling lambat setiap minggu pertama pada bulan selanjutnya. Laporan bulanan paling sedikit memuat: 1) umum, terdiri atas: a) lokasi, riwayat pembangunan dan manfaat; b) data teknis bendungan; c) denah bendungan, potongan melintang atau memanjang bendungan dan bangunan pelengkapnya; dan d) _ struktur organisasi Unit Pengelola Bendungan; 2) pemantauan bendungan beserta waduknya, terdiri atas laporan: a) _ pemeriksaan lapangan, terdiri atas pemeriksaan: i) tubuh bendungan, antara lain menginformasikan kondisi puncak bendungan, lereng hulu, lereng hilir, tumpuan, drainase, dan bendungan pelana apabila ada; ii) bangunan pelengkap, antara lain menginformasikan kondisi pelimpah, menara bangunan pengambilan (intake) dan terowongan (conduit); b) -30- hidromekanikal dan elektrikal, antara lain menginformasikan kondisi pintu pelimpah apabila ada, katup, pintu balok (stoplog), genset, penerangan, ruang kontrol, dansistem telemetri; iv) area genangan dan tepian waduk, antara lain menginformasikan kondisi area genangan, penghalau sampah terapung (trashboom), tebing sekitar waduk, dan sempadan; dan v) fasilitas khusus dan lainnya, antara lain menginformasikan kondisi objek wisata misalnya agrowisata dan wisata air, fasilitas umum, dan ruang terbuka publik; instrumentasi, terdiri atas: i) data instrumentasi, antara lain menginformasikan jumlah, jenis, kondisi instrumentasi, denah instrumentasi dan jadwal pengukuran atau pembacaan instrumentasi, serta data klimatologi berupa curah hujan; dan ii) evaluasi data © pembacaan, antara_— lain menginformasikan penggambaran (plotting) data dalam bentuk grafik, grafik histerisis, dan evaluasi hasil penggambaran (plotting) data; 3) _operasi dan pemanfaatan, terdiri atas: a) b) operasi normal, antara lain menginformasikan pencatatan hubungan antara elevasi muka air waduk, curah hujan, bukaan pintu dan debit aliran keluar (outflow), pemanfaatan pada saat operasi normal dan membandingkan rencana tahunan operasi waduk dengan realisasi operasi bulanan; operasi banjir dan pengeluaran awal (early release), antara lain berisikan pencatatan waktu kejadian, tindakan saat dan pasca banjir, curah hujan, elevasi muka air waduk, bukaan pintu, dan debit aliran keluar (outflow) pada saat operasi banjir dan pengeluaran awal (early release) apabila ada; dan 4) 5) 6) a -31- operasi darurat, antara lain memuat penyebab, pencatatan waktu kejadian, tindakan saat dan pasca darurat, curah hujan, elevasi muka air waduk, bukaan pintu, dan debit aliran keluar (outflow) pada saat operasi darurat; pemeliharaan, terdiri atas: a) b) dq) bendungan beserta waduknya, antara lain memuat rencana dan realisasi pemeliharaan tubuh bendungan beserta waduknya; hidromekanikal, antara lain memuat rencana dan realisasi pemeliharaan hidromekanikal; bangunan pelengkap, antara lain memuat rencana dan realisasi pemeliharaan bangunan pelengkap atau pelimpah, menara bangunan pengambilan (intake) dan terowongan (conduit); penanaman dan pemeliharaan pohon di lanskap, waduk, dan sabuk hijau (greenbelt), antara lain memuat rencana dan realisasi penanaman dan pemeliharaan pohon di lanskap, waduk, dan sabuk hijau (greenbel); dan fasilitas khusus lainnya, antara lain memuat rencana dan realisasi fasilitas khusus lainnya, objek wisata misalnya agrowisata dan wisata air, fasilitas umum dan ruang terbuka publik; progres dan fisik keuangan, terdiri atas progres: a) b) fisik dan kendala; dan keuangan dan kendala; kesimpulan; dan lampiran, antara lain memuat dokumen pendukung dan tindak lanjut laporan sebelumnya. laporan tengah tahunan Laporan tengah tahunan disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan melalui Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan paling lambat setiap minggu keempat pada bulan Juni. -32- Laporan tengah tahunan paling sedikit memuat: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 8) umum, terdiri atas: a) lokasi, riwayat pembangunan, dan manfaat; b) data teknis bendungan; c) denah bendungan, potongan melintang atau memanjang bendungan, dan bangunan pelengkapnya; dan d) _ struktur organisasi Unit Pengelola Bendungan; pemantauan bendungan beserta waduknya, terdiri atas laporan: a) pemeriksaan lapangan, terdiri atas pemeriksaan: i) tubuh bendungan; ii) _ bangunan pelengkap; iii) _hidromekanikal dan elektrikal; iv) area genangan dan tepian waduk; dan v) _ fasilitas khusus dan lainnya; b) _ instrumentasi, terdiri atas: i) data instrumentasi; dan ii) evaluasi data pembacaan; operasi dan pemanfaatan, terdiri atas: a) _operasi normal; b) _ operasi banjir dan pengeluaran awal (early release); dan c) operasi darurat; pemeliharaan, terdiri atas: a) _bendungan beserta waduknya; b) _hidromekanikal; c) bangunan pelengkap; d) penanaman dan pemeliharaan pohon di lanskap, waduk dan sabuk hijau (greenbelt); dan e) _fasilitas khusus lainnya; Uji operasi hidromekanikal dan uji peringatan dini, antara lain menginformasikan lama buka dan tutupnya pintu atau katub, kondisi visual, suara, dan fungsi atau kinerja peralatan sistem peringatan dini; penilaian kondisi ekosistem waduk, memuat hasil pengujian kualitas air dan sedimentasi; pemberdayaan masyarakat sekitar waduk; progres dan fisik keuangan, terdiri atas progres: a) fisik dan kendala; dan -33- b) keuangan dan kendala; 9) kesimpulan; dan 10) lampiran, memuat dokumen pendukung dan tindak lanjut laporan sebelumnya. laporan tahunan Laporan disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan melalui Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan paling lambat setiap minggu ketiga pada bulan Desember. Laporan tahunan paling sedikit memuat: 1) umum, terdiri atas: a) lokasi, riwayat pembangunan, dan manfaat; b) data teknis bendungan; c) denah bendungan, potongan melintan atau memanjang bendungan, dan bangunan pelengkapnya; dan d) _ struktur organisasi Unit Pengelola Bendungan; 2) pemantauan bendungan beserta waduknya, terdiri atas laporan: a) _pemeriksaan lapangan, terdiri atas pemeriksaan: tubuh bendungan; bangunan pelengkap; hidromekanikal dan elektrikal; area genangan dan tepian waduk; dan fasilitas khusus dan lainnya; b) _ instrumentasi, terdiri atas: i) data instrumentasi; dan ii) evaluasi data pembacaan; 3) operasi dan pemanfaatan, terdiri atas: a) operasi normal; b) _operasi banjir dan pengeluaran awal (early release); dan c) operasi darurat; 4) pemeliharaan, terdiri atas: a) bendungan beserta waduknya; b) _hidromekanikal; 5) 6) 7 8) 9) 10) il) -34- ©) bangunan pelengkap; d) penanaman dan pemeliharaan pohon di lanskap, waduk dan sabuk hijau (greenbelt); dan e) _ fasilitas khusus lainnya; uji operasi hidromekanikal dan uji peringatan dini, antara lain menginformasikan lama buke dan tutupnya pintu/katub, kondisi visual, suara, dan fungsi atau kinerja peralatan sistem peringatan dini; penilaian kondisi ekosistem waduk, memuat hasil pengujian kualitas air dan sedimentasi; penilaian kinerja, terdiri atas: a) evaluasi, antara lain laporan penilaian kinerja, riwayat penilaian kinerja, evaluasi penilaian kinerja, dan tindak lanjut hasil evaluasi; dan b) _usulan prioritas, antara lain rekomendasi skala prioritas perbaikan; angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan, terdiri atas: a) evaluasi angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan, antara lain riwayat angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan, evaluasi pemenuhan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan dengan anggaran atau daftar isian pelaksanaan anggaran, dan tindak lanjut hasil evaluasi selama 1 (satu) tahun; dan b) pemutakhiran angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan, antara lain laporan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan tahun selanjutnya dan rekomendasi pemenuhan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan; rencana tahunan operasi waduk, terdiri atas: a) evaluasi; dan b) pemutakhiran; pemberdayaan masyarakat sekitar waduk; progres dan fisik keuangan, terdiri atas progres: a) fisik dan kendala; dan b) keuangan dan kendala; -35- 12) kesimpulan dan saran kesimpulan dan saran terkait pelaksanaan operasi, pemeliharaan, pemantauan selama 1 (satu) tahun; dan 13) lampiran, memuat dokumen pendukung dan tindak lanjut laporan sebelumnya. laporan khusus Laporan khusus disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan melalui Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak terjadinya kondisi khusus yang mengancam bendungan. Laporan khusus dibuat apabila terjadi kondisi khusus yang mengancam keamanan bendungan antara lain berupa longsor besar, retakan besar, dan amblesan besar. luar biasa Laporan luar biasa disampaikan oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan melalui Pembantu Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan kepada Atasan Langsung Kepala Unit Pengelola Bendungan, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktur Bendungan dan Danau, Ketua Pelaksana Unit Pusat Pemantauan Bendungan (Central Dam Monitoring Unit) serta Kepala Balai Teknik Bendungan palilng lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak terjadinya kondisi luar biasa berupa gempa bumi, badai, dan sabotase.

Anda mungkin juga menyukai