Anda di halaman 1dari 5

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.2,


ISSN Desember
online 2022
2685-1229
Vol. 13. No.2, Desember. 2022 Print 2089-1458

KAJIAN SKRINING KELENGKAPAN RESEP PASIEN ANAK


RAWAT JALAN DI PUSKESMAS JOGONALAN 1
Rahmi Nurhaini 1*), Choiril Hana Mustofa1), Namira Rofi Anjani1)
1)
Program Studi Farmasi , Universitas Muhammadiyah Klaten, Klaten, Indonesia
*Email: rahmistikes.mukla@gmail.com

Abstract

Medication errors (medication errors) that can harm patients can be prevented by screening
for completeness of prescriptions so that treatment for pediatric patients can achieve their
therapeutic effect. This study aims to determine the description of the completeness of
prescriptions at the Jogonalan 1 Health Center. This research is descriptive with
retrospective data collection. The population used is prescription sheets for outpatient
children aged 5-11 years for the period January-March 2022, totaling 292 prescriptions for
children. Samples were taken based on the Slovin formula as many as 75 children's
prescriptions, the sampling technique used purposive sampling method with inclusion and
exclusion criteria and each prescription sheet was analyzed for completeness using a
checklist. The results of the data analysis of the completeness of prescription screening data
for outpatients aged 5-11 years showed that the completeness of the prescription was
incomplete as indicated by the percentage of completeness of 70.62%, so that all health
workers, especially doctors and pharmacists, pay more attention to the completeness of
prescriptions.

Keywords: Children's Prescription, Completeness Screening, Less complete.

Abstrak

Kejadian medication eror (kesalahan pengobatan) yang dapat membahayakan pasien dapat
dicegah dengan dilakukannya skrining kelengkapan resep sehingga pengobatan untuk pasien
anak dapat mencapai efek terapinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kelengkapan resep di Puskesmas Jogonalan 1. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif. Populasi yang digunakan adalah lembar resep pasien
anak rawat jalan usia 5-11 tahun periode Januari-Maret 2022 yang berjumlah 292 resep anak.
Sampel yang terambil berdasarkan rumus slovin sebanyak 75 resep anak, teknik sampling
menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan setiap
lemar resep dianalisis kelengkapannya dengan menggunakan checklist. Hasil analisis data
skrining kelengkapan resep pasien anak rawat jalan usia 5-11 tahun menunjukkan bahwa
kelengkapan resep tidak lengkap yang ditunjukkan dengan presentase keseluruhan
kelengkapan sebesar 70,62%, sehingga semua tenaga kesehatan terutama dokter dan farmasis
untuk lebih memperhatikan kelengkapan resep.

Kata kunci: Resep Anak, Skrining Kelengkapan, Kurang lengkap.

43
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.2, Desember 2022

1. PENDAHULUAN 2. METODE
Pusat kesehatan masyarakat Jenis Penelitian
(Puskesmas) merupakan sarana pelayanan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
kesehatan masyarakat bertanggungjawab pengambilan data secara retrospektif.
menyelenggarakan pembangunan kesehatan Penelitian deskriptif dilakukan terhadap
di suatu wilayah kerja. Pelayanan sekumpulan objek yang biasa bertujuan
kefarmasian di puskesmas merupakan satu untuk melihat gambaran fenomena yang
kesatuan yang tidak terpisahkan dari terjadi didalam suatu populasi tertentu.
pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan Restrospektif adalah penelitian yang
penting dalam meningkatkan mutu berusaha melihat ke belakang, penelitian
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. dilakukan berdasarkan data yang sudah ada
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas dari penelusuran rekam medik atau resep
meliputi 2 kegiatan, yaitu kegiatan yang (KemenKes RI, 2014).
bersifat managerial berupa pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Variabel Penelitian
Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Variabel adalah karakteristik dari objek
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan amatan yang nilainya berbeda-beda
Medis Habis Pakai merupakan salah satu (Rahman, 2016). Variabel yang digunakan
kegiatan pelayanan kefarmasian yang dalam penelitian ini yaitu kelengkapan resep
dimulai dari perencanaan, permintaan, pasien anak rawat jalan.
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan Metode Pengambilan Sampel
serta pemantauan dan evaluasi. Pelayanan Teknik pengambilan sampel
farmasi klinik merupakan bagian dari menggunakan metode purposive sampling,
pelayanan kefarmasian yang langsung yakni teknik penetuan sampel dengan
bertanggung jawab kepada pasien berkaitan pertimbangan atau berdasarkan kriteria-
dengan obat dan Bahan Medis Habis Pakai kriteria tertentu (Sujarweni, 2014). Sampel
dengan maksud mencapai hasil yang pasti dalam penelitian ini adalah sebagian resep
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. pasien anak rawat jalan di puskesmas
Pelayanan farmasi klinik meliputi Jogonalan I dengan menggunakan kriteria
pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan inklusi dan eksklusi.
informasi obat, konseling, ronde atau visit
pasien, monitoring efek samping obat, 1. Kriteria Inklusi
pemantauan terapi obat dan evaluasi Kriteria inklusi adalah kriteria
penggunaan obat (Permenkes RI, 2016). umum subjek penelitian dari suatu populasi
Kelengkapan resep anak perlu dikaji target yang terjangkau dan akan diteliti
untuk mengurangi kejadian medication (Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini
error. Ketidaklengkapan resep anak dapat adalah:
berpengaruh pada keefektifan pengobatan, a. Resep pasien anak rawat jalan yang
terlebih pada komponen kelengkapan resep berusia 5-11 tahun.
nama, jumlah, bentuk sediaan, usia dan berat b. Resep pasien anak rawat jalan usia
badan pasien anak yang berpengaruh pada 5-11 tahun tanpa kerusakan yang
perhitungan dosis. Kejadian medication berarti.
error ialah salah satu tolak ukur pencapaian 2. Kriteria Eksklusi
pada keselamatan pasien. Medication error Kriteria ekslusi adalah
dapat didefinisikan sebagai kejadian yang menghilangkan atau mengeluarkan subjek
membahayakan pasien disebabkan adanya yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari
kesalahan cara pemakaian obat selama studi (Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini
proses pengobatan, baik berada dibawah kriteria ekslusinya adalah: Resep pasien
pengawasan profesi pelayanan kesehatan anak yang berusia 5-11 tahun yang rusak.
atau pasien sendiri yang sebenarnya dapat Sampel dari penelitian ini adalah
dicegah. sebagian resep pasien anak rawat jalan usia

44
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.2, Desember 2022

5-11 tahun di Puskesmas Jogonalan 1 3.1. Kelengkapan Administrasi Resep


dengan rumus (Notoatmodjo, 2012). Hasil pengamatan kelengkapan resep
Populasi periode bulan Januari-Maret 2022 secara administrasi didapatkan sub variabel
berjumlah 292, dihitung berdasarkan rumus yang kurang lengkap yaitu paraf dokter
Notoadmodjo, besaran sampel yang dengan presentase 80% dan sub variabel
diperolah sebanyak 74,48 dan dibulatkan dengan presentase rendah yaitu berat badan
menjadi 75. pasien dengan presentase 4%. Pencantuman
Analisis Data paraf dokter merupakan sub variabel
Metode yang digunakan dalam kelengkapan resep yang penting agar dapat
menganalisis data yaitu metode analisis menjamin keaslian resep karena merupakan
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. legalitas resep, sehingga dapat
Pada tahap ini data akan diolah dipertanggungjawabkan keabsahan resep
menggunakan program Mirosoft Excel 2010 tersebut agar tidak disalahgunakan. Tetapi
dan dianalisis dengan cara mendeskripsikan di lapangan masih terdapat kejadian dokter
kedalam bentuk kata dan angka untuk yang tidak mnecantumkan paraf dalam
mendapatkan hasil data yang diperoleh. penulisan resep. Namun setiap dokter
Tujuan dari analisis ini yaitu untuk penulis resep di puskesmas telah diketahui,
menjelaskan dan mendeskripsikan variabel dapat dilihat dari diagnosa penyakit ataupun
dari penelitian. unit asal resep.
Menganalisis data dilakukan dengan Kelengkapan administrasi dengan
tahapan sebagai berikut: presentase rendah yaitu berat badan pasien,
a. Setelah data diperoleh maka tidak adanya berat badan pasien dapat
selanjutnya diukur dengan berakibat fatal pada penentuan dosis obat,
menggunakan Skala Guttman karena berat badan pasien dapat digunakan
(skalogram) dengan cara memberi tanda sebagai pedoman pemberian dosis. Tetapi
check list (√) pada kolom “Ya” atau di lapangan masih banyak kejadian tidak
“Tidak” untuk masing-masing tercantumnya berat badan pasien. Namun
subvariabel kelengkapan resep. Untuk diagnose penyakit yang ditemui selama
kolom “Ya” nilainya yaitu 1 dan untuk periode penelitian adalah demam, flu,
kolom “Tidak” nilainya 0. batuk,diare dan sakit gigi sehingga
b. Membuat tabulasi data. pemberian obat tidak emerlukan berat
Menghitung persentase dari setiap badan pasien karena sudah ada dosis lazim.
subvariabel dengan membagi jumlah Tabel hasil Kelengkapan administrasi
skor tiap sub variable dengan jumlah Resep tersaji pada tabel 1.
skor maksimal. Tabel 1. Kelengkapan administrasi Resep

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan


Jumlah Resep
No Ya Tidak
Penelitian ini dilakukan terhadap 75 Kelengkapan Resep
Jumlah (%) Jumlah (%)
lembar resep pasien anak rawat jalan usia 5- 1 Nama pasien 75 (100) 0 (0)
2 Umur pasien 75 (100) 0 (0)
11 tahun di Puskesmas Jogonalan 1 periode 3 Jenis kelamin pasien 75 (100) 0 (0)
januari-maret 2022 yang didapatkan 4 Berat badan pasien 3 (4) 72 (96)
menggunakan metode purposive sampling 5 Paraf Dokter 60 (80) 15 (20)
6 Tanggal penulisan resep 75 (100) 0 (0)
dengan kriteria inklusi dan eksklusi dari 7 Ruangan/unit asal resep 75 (100) 0 (0)
populasi sebanyak 292 lembar resep. Setiap
lembar resep tersebut diamati
kelengkapannya yang terdiri atas 3.2. Kelengkapan Secara Farmasetik
kelengkapan admnistrasi, farmasetik, dan Stabilitas dan ketersediaan obat serta
klinis yang berpedoman pada Permenkes inkompatibilitas(ketidakcampuran obat)
No.74 tahun 2016 tentang Standar mendapatkan hasil sebesar 85,33%.
Kefarmasian di Puskesmas. Data yang Stabilitas obat adalah kemampuan suatu
diperoleh kemudian diolah dengan tahapan produk untuk mempertahankan sifat dan
editing, coding dan data entry. karakteristiknya agar sama dengan yang
dimilikinya saat dibuat (identitas, kekuatan,

45
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.2, Desember 2022

kualitas dan kemurnian) dalam batasan 3.3. Kelengkapan Secara Farmasetik


yang ditetapkan sepanjang periode Beberapa sub variabel yang tidak
penyimpanan dan penggunaan (Ghozali, ditemukan dalam lembar resep yaitu
2016). Stabilitas obat tidak tertuliskan interaksi, duplikasi pengobatan, alergi, efek
dalam lembar resep melainkan disampaikan samping obat, kontraindikasi, dan efek
dalan kegiatan PIO (Pemberian Informasi adiktif. Semua sub varibel tersebuat
Obat) kepada pasien yang berupa biasanya disampaikan melalui kegian PIO
pemberian informasi agar obat disimpan (Pemberian Informasi Obat) secara
pada tempat yang benar agar terjaga langsung, jadi tidak tertulis dalam lembar
stabilitasnya. resep. Interaksi obat adalah perubahan aksi
Ketersediaan obat merupakan obat atau efek samping obat yang disebabkan
yang digunakan untuk pelayanan kesehatan oleh pemberian obat yang bersamaan dengan
di puskesmas, jumlah obat minimal harus makanan, minuman, suplemen atau obat
sama dengan jumlah kebutuhan obat yang lain. Selanjutnya yaitu duplikasi pengobatan
seharusnya tersedia di puskesmas. yaitu dosis pengobatan dua kali lipat atau
Ketersediaan obat di puskesmas harus obat yang sama tetapi melalui rute
disesuaikan dengan kebutuhan untuk pemberian obat yang berbeda, sehingga
pelayanan pengobatan pada masyarakat di keterangan duplikasi tidak tertulis. Sub
wilayah kerjanya (Endriana, 2019). variabel alergi yaitu reaksi hipersensitif
Sehingga ketersediaan obat juga tidak perlu terhadap suatu bahan obat atau makan
tertulis dalam lembar resep karena meskipun dalam jumlah yang sedikit.alergi
berkaitan dengan perencanaan dan obat juga merupakan kejadian tidak
pengadaan obat di puskesmas yang pasien terprediksi yang terjadi ketika ada reaksi
tidak perlu untuk mengetahuinya. berlebihan sistem imun akibat obat yang
Inkompatibilitas merupakan masalah dikonsumsi (Suryanui & Oktarlina, 2017),
obat yang tidak tercampurkan secara fisika sehingga alergi obat perlu dituliskan (jika
maupun kimia yang dapat memunculkan ada) untuk mengurangi efek yang tidak
hilangnya potensi, meningkatnya toksisitas diinginkan. Sub variabel selanjutnya yaitu
atau efek samping lain (Kenward, 2003). efek samping obat adalah efek yang tidak
Ketidakcampuran obat ditemukan pada diinginkan dalam tujuan terapi. Selanjutnya
resep anak dengan sediaan pulveres/serbuk ada sub variabel kontraindikasi, yaitu
bagi yang seharusnya ada beberapa obat kondisi atau gejala yang membuat suatu
yang tidak dapat dijadikan dalam 1 sediaan pengobatan atau prosedur medis tidak
pulveres, misalnya antibiotik dengan obat disarankan untuk dilakukan yang bertujuan
lain harus dipisah bungkusnya karena agar pasien tidak menggunakan obatnya jika
antibiotik harus dihabiskan. Contoh lain memiliki kontraindikasi tersebut. Sub
ketidakcampuran obat yaitu vitamin C yang variabel terakhir yang tidak lengkap yaitu
lebih baik dipisah dengan obat lain karena efek adiktif, efek yang ditimbulkan ketika
sifatnya yang higroskopis yang dapat seseorang mengkonsumsi zat adiksi atau
mempengaruhi bentuk sediaan serbuk bagi.. yang dapat menimbulkan ketergantungan.
Tabel 2. Kelengkapan Resep secara Farmasetik
Jumlah Resep 4. KESIMPULAN
No
Pengamatan Kelengkapan Ya Tidak Berdasarkan hasil skrining kelengkapan
Resep
Jumlah Jumlah Resep resep pada 75 lembar resep pasien anak
Resep (%) (%) rawat jalan usia 5-11 tahun di Puskesmas
1 Bentuk sediaan obat 75 (100) 0 (0)
2 Dosis 75 (100) 0 (0) Jogonalan 1 dapat disimpulkan bahwa
3 Jumlah obat 75 (100) 0 (0) kelengkapan resep “kurang lengkap” yang
4 Stabilitas dan ketersediaan 64 (85,33) 11 (14,66) ditunjukkan dengan presentase keseluruhan
obat
5 Aturan cara pemakaian obat 60 (80) 15 (20) 70,62% dengan rician kelengkapan secara
6 Inkompatibilitas 64 (85,33) 11 (14,66) administratif sebesar 83,42%, secara
(ketidakcampuran obat)
farmasetis 95,1%, dan secara klinis 33,33%.

46
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 13. No.2, Desember 2022

UCAPAN TERIMAKASIH LUBIS, N. (2020). Skrining Administrasi


Terimakasih kepada tim yang telah Terhadap Resep Pediatri Di Apotek K24
berupaya menyelesaikan penelitian ini, mitra Hm Yamin Sh Medan.
lokasi penelitian yang bersedia meluangkan
waktu serta resep yang telah disediakan. Muiz, N. (2015). Analisis medication error
fase prescribing pada resep pasien anak
REFERENSI rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD
Sambas tahun 2014.
Alimin, R. (2012). Faktor Penyebab Medication
Error di Instalasi Rawat Darurat Factors Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Affecting Medication Errors At Emergency penelitian kesehatan.
Unit. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Nursalam, D. (2014). Manajemen
https://journal.ugm.ac.id/jmpk/article/view Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
File/5166/4241 Keperawatan Profesional.
Amalia, D. T., & Sukohar, A. (2014). Rational Payung, H., Anindita, P. S., & Hutagalung,
Drug Prescription Writing. JuKe Unila, B. S. P. (2015). Gambaran kontraindikasi
4(1), 22–30. pencabutan gigi di RSGM UNSRAT
tahun 2014. Jurnal Kedokteran
Ismaya, N. A., La Tho, I., & Fathoni, M. I. Komunitas Dan Tropik, 3(3).s
(2019). Gambaran kelengkapan resep
secara administratif dan farmasetik di Rahman, Z. (2016). Pengantar Statistika.
apotek k24 pos pengumben. Edu Masda Pengantar Statistika.
Journal, 3(2), 148–157. https://doi.org/10.14724/2002
Iswin, R. N. (2020). Kajian Resep Berdasarkan Sujarweni, V. W. (2014). Metode
Kelengkapan Administrasi, Kesesuaian Penelitian: Lengkap, praktis, dan mudah
Farmasetis dan Klinis di Apotek X dipahami.
Kabupaten Probolinggo. Akademi Farmasi
Putra Indonesia Malang. Suryani, D. P. A., & Oktarlina, R. Z. (2017).
Eritroderma et causa Alergi Obat. Jurnal
Jas, A. (2009). Perihal Resep & Dosis serta Majority, 6(2), 100–104.
Latihan Menulis Resep. Universitas
Sumatera Utara Press, Medan. TRISNAWATI, D. (2019). Gambaran
Kelengkapan Resep Di Puskesmas
Joenoes, N. Z. (2003). ARS PRESCRIBENDI 2 Petatal Kecamatan Datuk Tanah Datar
Edisi 2: Resep yang rasional. Airlangga Kabupaten Batu Bara Tahun 2018.
University Press.
Wulandari, B. P. S., & Utami, P. (n.d.).
Lapau, B. (2013). Metode penelitian Profil Penerepan Farmasi Klinik Di
kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Rumah Sakit Umum Daerah Lombok.
Obor Indonesia.

47

Anda mungkin juga menyukai