Tugas Karil Yoan Akhir
Tugas Karil Yoan Akhir
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Terbuka
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dan tranparansi pengelolaan dana
desa terhadap kepercayaan Masyarakat. Terselenggaranya pemerintahan yang jujur dan
transparan untuk memenuhi harapan masyarakat dan membangun kepercayaan masyarakat.
Membangun pemerintahan dan birokrasi yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat
memerlukan akuntabilitas dan keterbukaan pemerintah. Keberhasilan dalam akuntabilitas
dapat dicapai jika pemerintah akuntabel, bertanggung jawab, dan tanggap terhadap rakyat
dan bawahannya. Selain itu, standar penilaian kinerja perlu dinyatakan dengan cara yang
tulus dan mudah dipahami untuk mempertimbangkan permasalahan ini. Tujuannya untuk
mengetahui pengaruh tanggung jawab dan transparansi terhadap masyarakat, sehingga
perkembangan perekonomian dari penyelenggaraan Dana Desa memberikan dampak yang
lebih baik bagi desa. Konsep dan ide digunakan untuk mencapai tujuan ini. Pertama, proses
pengelolaan dana desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban. Pengelolaan dana desa oleh Pemerintah Desa Wonreli Kecamatan
Kisar Selatan Kabupaten Maluku Barat Daya mengikuti petunjuk teknis yang diatur undang-
undang. Namun prosesnya masih belum maksimal dan belum mencapai harapan undang-
undang atau bahkan tujuan, yaitu bahwa Tujuan pendanaan desa adalah untuk memenuhi
kewajiban negara dalam menjaga dan membangun desa agar desa menjadi kuat, maju,
mandiri, dan demokratis. Hal ini tercermin dari proses pelaporan, dimana terdapat
keterlambatan dan proses perencanaan yang kurang baik, sehingga peningkatan
perekonomian dan pendapatan desa untuk mencapai desa yang kuat, maju dan mandiri
masih jauh dari harapan. Kedua, Pengelolaan dana desa dipengaruhi oleh faktor pendorong
dan penghambat. Sarana, prasarana, dan keterlibatan masyarakat merupakan contoh faktor
pendukung; sumber daya manusia adalah contoh elemen yang mengecewakan. Kata Kunci:
Akuntabilitas Transparansi, Pengelolaan Dana Desa
PENDAHULUAN
Dalam pemerintahan Indonesia, desa merupakan unit terendah yang dipercayakan
pemerintah untuk mengelola perekonomian sendiri. Penyelenggaraan perekonomian desa
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018, dimana desa
merupakan badan hukum yang berwenang membentuk dan memelihara masyarakat daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 menguraikan kriteria tertentu dalam
penanganan dana desa, antara lain akuntabilitas, keterbukaan, dan keterlibatan. dalam
mengelola keuangan desa. Pemerintahan desa juga memerlukan kepercayaan Masyarakat
agar penyelenggaraan pemerintahannya lebih progresif. Kepercayaan merupakan kesediaan
seseorang untuk memercayai orang lain yang dianggap mampu melakukan tindakan.
Masyarakat masih belum mengetahui permasalahan yang sering muncul dalam
pengalokasian dan pengawasan uang desa pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan. Transparansi dan partisipasi masyarakat belum sepenuhnya terlaksana
(Permatasari, Hasan, & Sopanah, 2018). Dalam pengawasan keuangan desa, peran
masyarakat sangatlah penting. Berdasarkan berbagai penelitian di atas, permasalahan
pengelolaan dana desa terjadi karena adanya partisipasi aktif masyarakat. Merencanakan,
melaksanakan, dan melaporkan alokasi dana desa merupakan tanggung jawab masyarakat.
Sirajuddin dan Atrianingsi (2020) menyatakan bahwa kepercayaan merupakan evaluasi
kolektif suatu kelompok terhadap kemampuan kelompok lain untuk bertindak secara
terhormat, menepati janji, dan menahan diri untuk tidak merugikan kelompok lain. Tanggung
jawab untuk melaporkan kepada publik secara berkala mengenai kemajuan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasarannya serta memikul tanggung jawab atas hal tersebut dikenal
dengan prinsip akuntabilitas. Untuk memperoleh kepercayaan masyarakat, penanggung jawab
turut serta memberikan laporan kepada masyarakat tentang bagaimana pemerintah desa telah
menggunakan dana yang diterima dari pemerintah pusat untuk menunjang kesejahteraan
warga desa. Akuntabilitas juga berperan penting dalam mendukung berfungsinya otonomi
daerah dengan baik. Selain pelaporan, juga ada transparansi untuk mendukung pengelolaan
dana desa yang baik.
Akuntabilitas dapat diartikan menjadi dapat dipertanggungjawabkan (Ardiyanti, 2019).
Gagasan ini memperjelas bahwa akuntabilitas adalah kewajiban untuk melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan sedemikian rupa sehingga diketahui oleh pihak lain atau kelompok
kepentingan. Akuntabilitas dicirikan sebagai sejauh mana penyelenggara mematuhi tugas dan
nilai-nilainya (Hasniati, 2016). Gagasan ini menyiratkan bahwa segala sesuatu yang
dilakukan perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan, terutama jika menyangkut kebijakan
atau program yang hasilnya perlu dipertanggungjawabkan.
Kebebasan atau keterbukaan masyarakat untuk melihat atau mendengar urusan
keuangan atau pribadi beberapa pihak, khususnya pemerintah, dikenal dengan istilah
transparansi. Menurut Mardiasmo (2018), transparansi mengacu pada kesediaan pemerintah
untuk berbagi informasi tentang bagaimana sumber daya publik dikelola dengan pihak yang
memerlukannya. Transparansi dapat menghentikan penipuan atau manipulasi yang
merugikan masyarakat dan menguntungkan seseorang atau organisasi. Transparansi
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melihat struktur dan serta tujuan
kebijakan dan laporan akuntabilitas pemerintah pada periode sebelumnya (Agustiana, 2020).
Dalam pelaksanaan program transparansi pemerintah, masyarakat dapat belajar dan mendapat
informasi sebanyak-banyaknya mengenai pengelolaan dan penyaluran dana desa karena
perangkat desa terbuka dan jujur dalam menyampaikan informasi, sehingga mengantisipasi
tindakan-tindakan irasional aparat dalam mengelola dana desa dan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
Salsabila Ramadhani dan Yuliati (2021) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
transparansi berpengaruh kepada pengelolaan dana desa karena semakin pemerintah
menunjukkan transparansi yang lebih besar, dengan demikian, hal ini dapat menjamin
kelancaran dan taat hukum dalam pengelolaan dana desa. Tata kelola yang baik memerlukan
akuntabilitas dan transparansi. Pengelolaan dana desa yang efektif sangat diperlukan
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana Desa dialokasikan melalui
APBD kabupaten/kota dan diperuntukkan sebagai dana APBN khusus desa. Tujuannya
adalah untuk menjamin kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat desa. Sumber pendanaan
desa digunakan untuk melaksanakan proyek kemasyarakatan. Pada tahun 2015, negara
menyalurkan dana desa pertama sekali, bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara. Sementara itu, tujuan pengalokasian dana desa ialah:
1. Mengakhiri kemiskinan dan menurunkan kesenjangan.
2. Mendorong masyarakat desa dan meningkatkan standar penganggaran dan
perencanaan pembangunan desa.
3. Mempromosikan pembangunan infrastruktur pedesaan yang didasarkan pada
keadilan dan pengetahuan lokal.
4. Untuk mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat, mempertegas penerapan
nilai-nilai internal agama, sosial, dan budaya.
5. Meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada penduduk desa
6. Mendorong kemandirian masyarakat desa dan meningkatkan kerjasama antar
masyarakat.
7. Memanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk meningkatkan
pendapatan desa dan masyarakat desa.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan pokok pikiran atau gagasan penulis, tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana akuntabilitas dan transparansi mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif mengacu pada penelitian
yang berfokus pada fenomena tujuan yang dikejar dengan data yang berkualitas dan tersedia
(Siyoto & Sodik, 2015). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan konseptual
terhadap penelitian sebelumnya, teori, dan kondisi lapangan. Dalam pengertian ini, penelitian
yang disajikan dalam artikel ini dapat digambarkan bersifat konseptual.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Wonreli merupakan salah satu dari 117 desa Kabupaten Maluku Barat Daya.
Berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduk, Desa Wonreli merupakan desa terluas di
Kecamatan Pualu-Pula Terselatan dengan luas wilayah 29,79 km2 dan terdiri dari 7 desa.
Jumlah penduduk kota Menurut sensus 2020, Wonreli berpenduduk 6.835 jiwa. Secara
administratif, batas-batas desa di Kecamatan Kisar Selatan Pulau Kisar, sangat unik atau
berbeda dengan batas wilayah desa di Indonesia pada umumnya. Batas desa di Kecamatan
Kisar Selatan Pulau Kisar ditentukan oleh kepemilikan tanah marga atau keluarga. Hal ini
melahirkan fenomena unik yaitu adanya satu wilaya desa di dalam desa lainnya. termasuk
desa wobreli yang termasuk salah satu desa yang juga menerima dana desa pada tahun 2015 -
2023. Pengelolaan keuangan desa Wonreli masih kurang baik, dimana masih banyak terjadi
penyelewengan dalam pengelolaan dana desa dan Alokasi dana desa, sebagaimana dikutip
dari,
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0C
DcQw7AJahcKEwiAw7-
2mseBAxUAAAAAHQAAAAAQAw&url=https%3A%2F%2Freferensimaluku.id%2F2021%2F06%
2F18%2Fdiduga-gelapkan-ratusan-juta-dana-blt-pegiat-antikorupsi-tantang-kajari-penjarakan-oknum-
perangkat-desa-
wonreli%2F&psig=AOvVaw3Q6FMFF6uDjobeUdeXOfLB&ust=1695780580300237&opi=8997844
9
Dalam pengelolaan dana desa, Wonreli seharusnya mengikuti prinsip peraturan yang
berlaku. Karena prinsip adalah nilai-nilai yang menggerakkan kebermanfaatan dana, maka
tujuan dari hal ini adalah menciptakan prinsip-prinsip yang menjadi landasan dan
mengamanatkan inklusi dalam seluruh upaya pengelolaan keuangan desa. Jika prinsip tidak
dipraktikkan, maka prinsip tersebut tidak ada artinya. Berikut pedoman yang terdapat dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 yang berlaku dalam pengelolaan
keuangan desa:
1. Transparan
Transparan berarti pengelolaan keuangan desa harus diketahui oleh pihak lain yang
berwenang dan menguasai segala kegiatan dan informasi yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan desa. Tidak ada yang disembunyikan. Hal ini memerlukan
kejelasan tentang bagaimana pengelolaan keuangan desa tersebut. Informasi keuangan
harus diungkapkan secara bebas dan jujur kepada publik agar pengelolaan keuangan
dianggap transparan. Tujuannya adalah untuk memenuhi hak masyarakat atas
pengungkapan tanggung jawab pengelolaan sumber daya negara secara penuh dan
terbuka. Manajemen dipercayakan kepadanya dan kepatuhannya terhadap peraturan
hukum. Kurangnya transparansi pada pengelolaan dana terlihat dari kurang terorganisir
dan baiknya pengelolaan keuangan. Adanya aliran keuangan tertentu (dana ekstra-
anggaran/taktis/ekstra-anggaran) hanya diketahui oleh sebagian orang, kerahasiaan dan
ketidaktahuan masyarakat terhadap dana tersebut. Memberikan kebebasan terhadap
penyimpangan atau kesalahan yang dilakukan oleh oknum pejabat yang berakibat fatal
bagi masyarakat dan pejabat terkait. Prinsip transparansi menjamin setiap orang
mempunyai akses terhadap informasi mengenai pengelolaan keuangan desa dan setiap
orang berhak mengetahui keseluruhan proses pada setiap tahapannya. Oleh karena itu,
Pemerintah Desa bersifat proaktif dan memberikan kemudahan bagi setiap orang setiap
saat untuk memperoleh, menerima, atau mengetahui mengenai informasi penggunaan
keuangan desa.
2. Akuntabel
Memahami bahwa pihak-pihak yang mempunyai hak atau wewenang untuk
meminta informasi akuntabilitas dapat mempertimbangkan tindakan atau tindakan
pemerintah/lembaga mana pun. Oleh karena itu, mulai dari perencanaan hingga
pelaporan, setiap aspek penggunaan anggaran dan pelaksanaan kegiatan harus dipikirkan
secara matang. Menurut prinsip ini, kepala desa harus bertanggung jawab dan
melaporkan secara wajar kepada masyarakat dan pemerintah yang lebih tinggi mengenai
pelaksanaan APBD desa, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang.
3. Partisipatif
Menyadari bahwa setiap kegiatan berlangsung atas peran serta masyarakat, baik
secara langsung ataupun tidak langsung oleh lembaga-lembaga yang berperan sebagai
perwakilan dan dapat memfokuskan upaya pengelolaan keuangan desa. Perencanaan,
pelaksanaan, pengelolaan, dan pelaporan merupakan tahapan yang memerlukan
partisipasi pemangku kepentingan masyarakat desa serta masyarakat luas. Terutama
Kelompok marginal harus memperoleh manfaat dari program/ kegiatan pembangunan
desa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemikiran, gagasan dan saran yang dilaksanakan, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut: (1)Akuntabilitas mempengaruhi kepercayaan masyarakat
terhadap Desa Wonreli karena pemerintah kurang transparan dalam pengelolaan anggaran
dan banyak masyarakat yang kurang memahami akuntabilitas, (2)Kepercayaan masyarakat
terhadap Desa Wonreli dipengaruhi oleh transparansi. Masyarakat yakin bahwa pemerintah
desa tidak melakukan penipuan karena transparansinya. Tidak ada fasilitas untuk
mempublikasikan kegiatan di Desa Wonreli, dan satu-satunya sumber informasi yang tersedia
bagi masyarakat mengenai pengelolaan dana desa adalah kantor desa, (3)Transparansi dan
akuntabilitas mempunyai dampak yang sama terhadap kepercayaan masyarakat. Kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dapat meningkat dengan adanya akuntabilitas dan
keterbukaan yang efektif. Karena akuntabilitas memungkinkan masyarakat umum untuk
mengevaluasi seberapa baik pemerintah berfungsi. Ketika pemerintah mampu melaporkan
kepada publik atau transparan, maka akuntabilitas akan berfungsi secara efektif.
SARAN
Pemerintah Desa Wonreli diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih banyak
kepada masyarakat desa tentang pengelolaan dana desa, serta meningkatkan partisipasi
masyarakat sehingga masyarakat lebih percaya terhadap pemerintah desa. Proses
penatausahaan dana desa yang dilakukan oleh perangkat desa Wonreli harus mengikuti tata
cara dan jadwal yang diberikan dalam petunjuk teknis penatausahaan dana desa. Fungsi
pengawasan BPD yang bertujuan untuk meningkatkan pengendalian terhadap seluruh
kegiatan di semua sektor harus diperkuat agar pembangunan sesuai dengan tujuannya. Selain
itu, instruksi yang diberikan oleh pemerintah Kecamatan bahkan Pemerintah Kabupaten
kepada aparat Desa dalam rangka peningkatkan kapasitas perlu di tingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun
2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023.
Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya Nomor 2 Tahun 2020 tentang Sumber
Pendapatan Desa.
Peraturan Bupati Maluku Barat Daya Nomor 4 Tentang Tata Cara Pengalokasian Penyaluran
Pembagian dan Pengelolaan Alokasi Dana Desa Kepala Setiap Desa di Kabupaten
Maluku Barat.
Permatasari, E., Hasan, K., & Sopanah. (2018). Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam
Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. E-Journal
UNDIP, 186–194.
Ramadhani, N. S., & Yuliati, A. (2021). PENGARUH AKUNTABILITAS,
TRANSPARANSI, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP
PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA. Jurnal Proaksi, 8(2), 561–571.
https://doi.org/10.32534/jpk.v8i2.2331
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media.