Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

ACARA IV: SHAKING TABLE

IKA SAVITA
23660071

i
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T. karena atas taufik
serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum Pengolahan Bahan Galian Acara IV: Shaking Table. Laporan ini
merupakan tugas matakuliah Tata Tulis Karya Ilmiah.. Laporan ini
membahas tentang penggunaan alat Shaking Table yang merupakan
salah satu alat penting dalam pengolahan bahan galian khususnya dalam
separasi berdasarkan densitas dan ukuran partikel.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan
kepada dosen pembibing matakuliah Tata Tulis Karya Ilmiah, Ir Sarman,
S.T., M.T. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada para asisten
yang telah membantu serta membimbing dalam praktikum serta dalam
penyusunan laporan ini. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih
kepada teman-teman praktikan khususnya teman kelompok dua karena
sudah bekerja dengan baik pada saat praktikum.

ii
Penyusunan laporan ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis butuhkan untuk membangun
kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Percobaan
1.4. Manfaat Percobaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsentrasi Gravitasi

iii
2.2. Shaking Table
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.2. Prosedur Percobaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Error! Bookmark not defined.
4.2. Pengolahan Data Error! Bookmark not defined.
4.3. Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Shaking Table


Gambar 2.2 Prinsip Pemisahan Shaking Table
Gambar 2.3 Mekanisme Pemisahan Shaking Table
Gambar 3.1 Shaking Table
Gambar 3.2 Neraca Digital
Gambar 3.3 Kuas
Gambar 3.4 Wadah
Gambar 3.5 Cawan
Gambar 3.6 ATK
Gambar 3.7 Penjepit
Gambar 3.8 Desiccator

iv
Gambar 3.9 Oven
Gambar 3.10 Sarung Tangan
Gambar 3.11 Pasir Besi
Gambar 3.12 Kantong Sampel
Gambar 3.13 Alkohol

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percoban

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah suatu proses pengolahan


bijih (ore) secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari
mineral pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika
permukaan mineral. Proses Pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa
merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya
sebagian dari sifat fisik saja yang berubah. Bijih yang sedang diolah akan dapat
ditingkatkan kadarnya, sehingga dari hasil pengolahan tersebut diharapkan
diperoleh keuntungan seperti mengurangi ongkos transport dari tempat
pengolahan sampai tempat peleburan, mengurangi biaya peleburan, dan
mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan, karena semakin tinggi kadar
bijih berarti kadar mineral pengotor semakin kecil, sehingga flux yang dibutuhkan
juga semakin sedikit.
Pemisahan material dapat dilakukan melalui proses reduksi ukuran
material seperti crushing dan grinding, pemisahan berdasarkan ukuran seperti
sieving dan
clasifying, pemisahan berdasarkan kemampuan daya tarik magnet seperti
magnetic separator, pemisahan berdasarkan kemampuan material dalam
menghantarkan listrik seperti electrostatic separation, dan pemisahan
berdasarkan berat dari maretial seperti jigging dan shaking table.
Pada pemisahan menggunakan alat shaking table, material yang berat
atau konsentrat akan terpisah dari material ringan berupa tailing. Prinsip
pemisahannya dilakukan dengan gaya gerak pada dek dan gaya dorong dari air
yang dialirkan di bagian atas alat sehingga material yang lebih ringan akan
mudah terbawa oleh air bila dibandingkan material berat. Material berat akan
jatuh ke arah yang terjauh dari aliran air sedangkan material ringan akan jatuh
pada arah terdekat aliran air. Begitupun dengan ukuran partikel yang kecil akan
jatuh pada arah terjauh aliran air sedangkan partikel berukuran besar akan jatuh
pada arah terdekat aliran air. Untuk lebih memahami pemisahan dengan shaking
table, maka dilakukan praktikum pengolahan bahan galian dengan menggunkan
alat shaking table.

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah laporan praktikum Pengolahan Bahan Galian Acara IV:


Shaking Table adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja dari alat shaking table?
2. Berapakah nilai recovery dari proses pemisahan?
3. Berapa nisbah konsentrasi dari proses pemisahan?

1.3. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan shaking table dalam


pengolahan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui prinsip kerja dari alat shaking table.
2. Mengetahui nilai recovery dari proses pemisahan.
3. Mengetahui nisbah konsentrasi dari proses pemisahan.

1.4. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan percobaan shaking table ini


adalah sebagai berikut:
1. Dapat melakukan pemilihan alat shaking table dengan tepat sesuai dengan
kondisi umpan.
2. Mengetahui hubungan antara kecepatan aliran air dengan hasil dari
penggunaan shaking table.
3. Mengetahui hubungan antara persentase konsentrat dengan nilai recovery
dan nisbah konsentrasi.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsentrasi Gravitasi

Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan material-material yang


berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam
fluida berdasarkan atau tergantung pada perbedaan densitas, bentuk dan ukuran.
Salah satu metode konsentrasi gravitasi adalah shaking table. Metode ini
merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada
suatu meja bergoyang, dengan menggunakan media aliran tipis dari air ( flowing
film concentration). Alat yang digunakan disebut shaking table atau meja
goyang (Fitria, 2016).
Konsentrasi gravitasi merupakan pemisahan mineral berdasarkan berat
jenisnya dalam suatu medium fluida dengan menggunakan perbedaan kecepatan
pengendapan. Berdasarkan gerakan fluida, terdapat beberapa cara untuk
melakukan pemisahan secara gravitasi yaitu (Sufriadin, 2016):
a. Fluida tenang, contohnya DMS (Dense Medium Separator).
b. Gerak fluida horisontal, contohnya sluice box, shaking table, dan spiral
concetrator.
c. Aliran fluida vertikal, contohnya jigging.
Konsentrasi gravitasi pada mineral-mineral yang mempunyai perbedaan
masa jenis yang mencolok sehingga terjadi kelompok mineral dengan masa jenis
tinggi dan kelompok mineral dengan masa jenis rendah, dan sallah satu dari
mineral tersebut akan menjadi konsentrat (Sufriadin, 2016).
Estimasi/perkiraan apakah konsentrasi gravitasi dapat diterapkan untuk
memisahkan mineral-mineral yang mempuyai perbdaan berat jenis serta selang
ukuran yang bisa dipakai, dapat diperkirakan dari kriteria konsentrasi dri Taggart.
Kriteria tersebut dirumuskan secara empirik sebagai perbandingan antara berat
jenis material berat ( B) dikurangi berat jenis fluida dengan berat jenis material
ringan ( R) dikurangi fluidanya (Sufriadin, 2016).
Terdapat beberapa efek yang mempengaruhi proses pemisahan, antara lain
yaitu (Sufriadin, 2016):
3
a. Frekuensi stroke
b. Selang ukuran mineral-mineral yang akan dipindahkan
c. Ukuran, bentuk, BJ mineral
d. Densitas ukuran bed, tebal bed
e. Ukuran lubang screen
f. Keepatan hydraulic water.

2.2. Shaking Table

Pada pemisahan menggunakan meja goyang, distribusi partikel dipengaruhi


oleh sifat-sifat riffle, permukaan deck, water supply, perbedaan bentuk, ukuran
partikel, dan ada tidaknya material yang termasuk middling atau material
interlog atau partikel dengan sebagian material berat dan sebagian material
ringan. Riffle (penghalang) merupakan perangkat dukung yang berfungsi untuk
membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan
berada diatas dan partikel berat relatif dibawah (Rizky, 2011).
Gaya yang bekerja pada meja goyang antara lain gaya dorong alir dan gaya
gesek. Gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relatif aliran air dan partikel
Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh
kedalaman air. Gaya Gesek terjadi antara partikel dengan dasar deck atau alas
alat (Sajima dkk, 2011).
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan, meja
goyang dapat dibedakan menjadi sand table dan slime table. Perbedaan pada
kedua alat ini terletak pada jumlah dan jarak antar riffle. Jumlah riffle pada Sand
Table sangat banyak sedangkan jumlah riffle pada slime table sedang. Jarak
antar riffle sand Table antara ¼ hingga 1 ¼ inch sedangkan slime table lebih
besar daripada sand table. Selain itu sand table, ada bagian deck yang tidak
diberi riffle digunakan untuk slime sedangkan pada slime table, ada bagian deck
yang tidak dipasang riffle. Kapasitas shaking table (meja goyang) tergantung
pada jumlah air, jumlah strore, sifat bijih, slope, meja dan ukuran feed (Sajima
dkk, 2011).
Shaking table juga dikenal dengan istilah wet table, dengan bentuk meja
yang miring dan memiliki riffle di permukaannya. Sebuah motor penggerak pada
alat ini berfungsi untuk menggerakkan meja dengan arah sejajar dengan arah
riffle. Shaking table biasanya digunakan untuk konsentrasi emas, tetapi tidak

4
jarang digunakan proses pemisahan timah dan mineral-mineral berat lainnya. Alat
ini termasuk jenis konsentrasi gravitasi dengan prinsip aliran ke bawah, sama
halnya dengan spiral dan jig yang menggunakan proses konesntrasi gravitasi
untuk memisahkan material (Ish, 2016).

Gambar 2.1 Shaking Table (www.911metallurgist.com)


Macam Meja Goyang yang lain adalah Willey Table, Butcher Table, Card Tabel,
Card Field Table, Plat of Table, dan Dister Diagonal Overslorm Table. Meja
Goyang
Willey Tabel terdiri dari deck berbentuk segi empat dan headmotion sebagai
penggeraknya. Ketinggian riffle minimal ½ feed dan lebar ¼ feed. Meja Goyang
Bucher Table mempunyai bentuk hampir sama dengan Willey, tapi memiliki
watch plinger untuk mencuci. Posisi riffle terbagi menjadi zone stratifikasi,
cleaning zone dan dischange zone. Mekanisme kerjanya, material bergerak ke
kiri dan air bergerak ke kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air
sedang material berat akan berjalan terus. Meja Goyang Card Table yakni meja
goyang dengan riffle dibuat dengan mengerat deck dengan bentuk segitiga dan
headmotion. Meja goyang Dister Diagonal Overslorm Table yakni meja goyang
dengan berbentuk deck rombahedral. Pemisahan antara konsentrat, middling
dan tailing tidak jelas berdekatan sekali. Meja goyang Card Field Table yakni
meja goyang dengan berbentuk Wafley Table yang ditutupi seluruhnya oleh riffle,
sedangkan meja goyang plat of table meja goyang yang mempunyai ciri utama
di atas deck ada tiga macam riffle dan terdapat tiga zona dari
riffle yaitu zone stratifikasi, zone Intermediate Plan dan zone lipper (Rizky,
2011).
Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan berat dan
ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan
5
diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Apabila
specific gravity berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar
dari pada partikel ringan.
Adanya pengaruh gaya dari aliran menyebabkan partikel ringan akan
terdorong atau terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran air. Gerakan
relatif horizontal dari motor menjadikan partikel berat akan bergerak lebih cepat
daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle
(penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan
diberi kesempatan berada di atas dan partikel berat relatif di bawah.

Gambar 2.2 Prinsip Pemisahan Shaking Table (met-solvelabs.com)


Aliran air membawa material pada meja sambil melalui riffles dengan arah
aliran tegak lurus terhadap arah umpan. Partikel akan tertahan oleh riffles dan
terjadi proses pemisahan pada partikel berat yang tertahan di permukaan meja.
Partikel ringan akan terbawah oleh aliran air melewati tiap riffles menuju ke
tempat penampungan tailing. Guncangan pada meja mengakibatkan partikel
berat bergerak horizontal searah dengan riffles menuju ke tempat penampungan
konsentrat (Erik, 2015).

6
Gambar 2.3 Mekanisme Pemisahan Shaking Table (Erik, 2015)
Faktor yang mempengaruhi kapasitas shaking table (Fitria, 2016):
a. Ukuran dari feed
b. Operasi (roughing/cleaning)
c. Perbedaan berat jenis mineral-mineralnya
d. Berat jenis rata-rata mineralnya
Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran ( flowing film concentration), yaitu (Fitria,
2016):
a. Slope Deck
Pada deck yang horizontal, tidak akan ada gerakan dari partikel. Partikel akan
mulai bergerak menggelinding ketika bidang mempunyai sudut kemiringan. Sudut
kemiringan meja juga menentukan kecepatan bergulirnya konsentrat dan
terbawanya tailing bersamaan aliran air turbulen.
b. Tebal atau Kecepatan Air
Kecepatan atau ketebalan air yang dialirkan ke dalam meja goyang, akan
menghasilkan gaya dorong yang besar terhadap material yang mengalir bersamanya. c.
Viskositas Fluida
Semakin cair fluida yang digunakan maka akan semakin baik produk yang
dihasilkan, sedangkan pada fluida yang kental biasanya masih ada pencampuran
antara konsentrat dengan tailing-nya.
d. Bentuk Partikel
Bentuk partikel cukup berpengaruh dalam proses pemisahan material. Bentuk
partikel yang membola akan lebih cepat dipisahkan jika dibandingkan dengan
material yang berbentuk bidang datar atau yang tidak beraturan.
e. Berat Jenis Material atau Partikel
Berat jenis akan menentukan keakuratan pemisahan antar partikel. Jika antara
material konsentrat dan tailingnya memiliki keterpautan berat jenis yang besar
maka partikel baik konsentrat maupun tailing akan lebih mudah untuk dipisahkan.
f. Kekerasan Permukaan Deck
Kekerasan permukaan deck berpengaruh pada besar kecilnya gaya gesek yang
dihasilkan antara butiran partikel dengan permukaan deck, semakin kecil gaya
gesek yang diterima.
g. Koefisien Tumbukan Antar Partikel

7
Besarnya koefisien gesekan antar partikel juga cukup menentukan kecepatan
dari proses pemisahan, dimana material yang memiliki ukuran lebih besar
cendrung jatuh didekat aliran dan bertahan di riffle paling atas sedangkan pertikel
yang berukuran lebih kecil akan terlempar akibat tumbukan antar partikel dan
terbawa bersama aliran air yang turbulen.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produk pada shaking table, yaitu
(Fitria, 2016):
a. Kemiringan Deck
Deck yang telalu miring akan mempengaruhi kecepatan aliran air dan
bila kecepatan aliran air tersebut terlalu cepat maka partikel ringan akan
terbawa air semuanya sehingga yang tertinggal hanya mineral berat. Hasilnya
berupa produk yang berkadar tinggi tapi kapasitasnya sedikit. Untuk
kemiringan kecil sehingga kecepatan aliran air lambat maka produk yang
didapat berkadar rendah dengan kapasitas besar.
b. Kecepatan Feeding
Bila terlalu cepat feedingnya dan kemiringan dek kecil maka proses
pemisahan akan berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan
masuk ke konsentrat.
c. Persen Solid
Bila terlalu encer, pemisahan akan baik dan sebaliknya bila kental maka
semua partikel akan masuk ke konsentrat.
d. Jumlah dan Panjang Stroke
Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang panjang untuk
material kasar dan stroke untuk material halus material yang halus akan lebih
tepat jika menggunakan stroke yang pendek.
Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan maka
meja goyang dapat dibedakan menjadi sand table dan slime table. Perbedaan
pada kedua alat ini terletak pada:
a. Jumlah dan Jarak antar Riffle
1) Jumlah riffle pada sand table tinggi
2) Jumlah riffle pada slime table sedang
3) Jarak antar riffle: Sand Table: ¼ - 1 ¼ inch, Slime Table: Lebih besar dari
sand table
b. Riffle

8
1) Pada sand table, bagian yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime 2)
Pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle.

BAB III METODOLOGI KERJA PRAKTER

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan
Galian Acara III (Magnetic Separation) adalah sebagai berikut:
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengolahan Bahan Galian yaitu:

1. Shaking table/meja goyang, digunakan untuk melakukan proses


pemisahan menggunakan metode konsentrasi gravitasi.

Gambar 3.1 Shaking Table

2. Neraca digital, digunakan untuk menimbang berat dari material.

Gambar 3.2 Neraca digital

3. Kuas, fungsinya untuk mengumpulkan sampel dan membersihkan


shaking table dari sisa-sisa material.

Gambar 3.3 Kuas

9
4. Wadah, fungsinya untuk meletakkan material hasil pemisahan sakhing table
saat ditimbang.

Gambar 3.4 Wadah

5. Cawan, digunakan sebagai tempat atau wadah konsentrat pada saat proses
pengeringan.

Gambar 3.5 Cawan

6. ATK (alat tulis kantor), digunakan untuk mencatat data-data hasil


pengamatan selama kegiatan praktikum.

Gambar 3.6 ATK

7. Penjepit, digunakan untuk menjepit cawan saat dikeluar/masukan ke oven.

Gambar 3.7 Penjepit


10
8. Desiccator, digunakan untuk mempercepat proses peninginan material hasil
oven.

Gambar 3.8Desiccator

9. Oven, digunakan untuk mengerigkan sampel.

Gambar 3.9 Oven

10. Sarung tangan digunakan untuk melindungi taangan saat


memasukan/mengeluarkan material di oven.

Gambar 3.10 Sarung tangan

11. Baskom, digunakan sebagai penampunagn saat proses pemisahan.

Gambar 3.11 Baskom

11
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian yaitu:
1. Pasir besi, fungsinya sebagai umpan (feed) dalam proses pemisahan dengan
menggunakan shaking table.

Gambar 3.12 Pasir besi

2. Kantong sampel, fungsinya untuk menyimpan material hasil pemisahan.

Gambar 3.13 Kantong Sampel

3. Alkohol, berfungsi untuk membersihkan cawan dari sisa-sisa pasir besi.

Gambar 3.14 Alkohol

12
3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan dalam kegiatan praktikum Pengolahan Bahan Galian


Acara IV menggunakan shaking table yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Feed yang akan digunakan ditimbang hingga beratnya mencapai 10 kg.
3. Mengatur sudut pada deck shaking table.
4. Meletakan ember atau wadah lain di bagian tepi shaking table yang
merupakan area dari berkumpulnya material yang telah dipisahkan.
5. Menyalakan alat, lalu memasukkan feed ke dalam kotak slurry feed dibagian
tepi atas shaking table.
6. Mengambil material hasil separasi berdasarkan berat jenisnya yang
terkumpul di dalam ember.
7. Memisahkan produk hasil shaking table dari air yang berada di dalam ember.
8. Mengeringkan produk yang masih basah menggunakan oven engan
mengatur suhu pada oven.
9. Memasukan pasir yang telah dikeringkan ke dalam desivator untuk
mempercepat peninginan.
10. Memasukan sampel ke dalam kantong sampel.
11. Menimbang berat sampel yang telah dikeringkan dan mencatat hasilnya.

13
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Praktikum pengolahan bahan galian acara IV: Shaking Table dilakukan


dengan memasukkan umpan berupa pasir besi pada shaking table menggunakan
media air. Produk pemisahan yang dihasilkan berupa konsentrat, middling, dan
tailing. Setelah proses pemisahan telah selesai dilakukan, konsentrat kemudian
dikeringkan menggunakan oven berupa muffle furnance dengan suhu
100C pada 15 menit pertama, 200C pada
15 menit kedua, dan 150C pada 15 menit terakhir. Middling dan tailing juga
dikeringkan dengan cara penjemuran di bawah sinar matahari. Setelah semua
produk pemisahan kering, kemudian ditimbang menggunakan neraca.
Setelah melakukan praktikum pengolahan bahan galian menggunakan
shaking table, diumpankan feed sebanyak 10.672,78 gr dan diperoleh konsentrat
sebanyak 209,51 g, middling sebanyak 2.263,56 gr, dan tailing sebanyak
6.901,02 gr. Setelah berat konsentrat, middling, dan tailing dijumlahkan,
diperoleh berat keseluruhan sebesar 9.374,09 gr. Berat keseluruhan konsentrat
dan tailing pengolahan tidak sama dengan berat material yang diumpankan dan
diperoleh persentase berat material yang hilang sebesar 12,17%. Adanya
material yang hilang dapat disebabkan oleh banyak hal seperti banyaknya umpan
yang terbuang saat proses pemisahan menggunakan shaking table karena
wadah penampungan yang tidak memadai, hilangnya material saat proses
penjemuran, maupun karena banyaknya material yang terbawa oleh media
pemisahan, yaitu oleh aliran air.
Setelah diperoleh data berat ketiga produk hasil pemisahan, dilakukan
pengolahan terhadap data yang diperoleh. Pengolahan data yang dihasilkan
berupa persentase berat konsentrat sebesar 1,96% sedangkan persentase berat
tailing sebesar 85,87%. Middling hasil proses pemisahan digolongkan sebagai
tailing. Sedangkan persentase yang tersisa merupakan persentase berat material
yang hilang sebesar 12,17% yang tidak dapat dikategorikan sebagai konsentrat
atau tailing.
Nilai dari recovery diperoleh dengan membagi persen berat konsentrat
dengan persen berat tailing. Nilai recovery yang diperoleh yaitu sebesar 2,28%.
Hasil ini tergolong rendah, dan dapat disebabkan karena pasir besi sebagai

14
umpan yang digunakan berasal dari pasir yang diperoleh di permukaan dengan
kedalaman kurang dari 50 cm. Hal ini mengkibatkan pasir pada bagian ini
memiliki kandungan besi yang rendah, karena material besi memiliki berat jenis
yang lebih besar bila dibandingkan dengan material disekitarnya sehingga pasir
dengan konsentrasi besi yang tinggi akan banyak diperoleh pada kedalaman
sekitar 4 meter. Nilai nisbah konsentrasi diperoleh dengan membagi jumlah feed
yang di gunakan dengan jumlah konsentrat yang diperoleh. Nilai dari nisbah
konsentrasi yang diperoleh adalah 50,94. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh
persentase/kadar besi di dalam pasir.

15
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum pengolahan bahan galian dengan tema shaking


table adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja pemisahan material menggunakan shaking table adalah
berdasarkan berat jenis partikel dan ukuran partikel dari material yang
diumpankan. Partikel dengan berat jenis yang besar akan tertahan oleh
riffle dan cenderung akan bergerak horisontal akibat sentakan dek
sedangkan partikel ringan akan cenderung bergerak vertikal ke bawah
akibat terbawa oleh aliran air. Partikel dengan ukuran butir yang besar
cenderung akan jatuh vertikal karena mengalami banyak dorongan air pada
permukaannya dibandingkan partikel dengan ukuran yang lebih kecil, tetapi
akan jatuh lebih ke arah vertikal daripada material berat berukuran besar.
2. Nilai recovery dari proses pemisahan adalah sebesar 2,28%. Nilai recovery
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi besi dan logam berat lainnya dalam
material, kemiringan dek, dan kecepatan aliran air.
3. Nisbah konsentrasi proses pemisahan sebesar . Nilai nisbah
konsentrasi juga sangat dipengaruhi oleh konsentrasi besi dalam umpan,
kemiringan dek, dan kecepatan aliran air.

5.2. Saran

5.1.1 Saran untuk Laboratorium


Saran untuk laboratorium, yaitu:
1. Sebaiknya instrumen tambahan dalam laboratorium dilengkapi seperti
alat yang digunakan agar aliran air pada shaking table sama pada tiap
bagian maupun wadah yang digunakan untuk menampung produk hasil
pemisahan shaking table agar praktikum berlangsung dengan lebih
efektif.
2. Sebaiknya laboratorium senantiasa bersih dan kondisi udaranya lebih
sejuk agar saat praktikum berjalan akan lebih terasa nyaman.

5.1.2 Saran untuk Asisten

16
Adapun saran untuk asisten, yaitu:
1. Sebaiknya asisten bisa lebih interaktif lagi pada saat praktikum.
2. Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam praktikum diperiksa dan
dipersiapkan sebelum praktikum dilaksanakan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amar, Fitria Handayani. 2016. Praktikum Pengolahan Bahan Galian Laboratorium


Pengolahan. Universitas Lambung Mangkurat.
Grewal, Ish. 2016. Introduction To Mineral Processing. http://met-
solvelabs.com/library/Artides/mineral-processing-introduction. Diakses tanggal 4
Desember 2016.
Rizky. 2011. Peningkatan Kadar Konsentrasi. Materi Kuliah Pertambangan dan Geologi.
Diakses tanggal 4 Desember 2016.

Sajima dkk. 2011. Pembuatan Konsentrat Zirkon Sebagai Umpan Proses Peleburan
Menggunakan Shaking Table (Meja Goyang). Prosiding Seminar Penelitian dan
Pengelolaan Perangkat Nuklir.
Sandgren, Erik, dkk. 2015. Basics In Minerals Processing. Edisi 10. English: Metso
Corporation.
Sufriadin. 2016. Pengolahan Bahan Galian. Makassar: Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

18
19

Anda mungkin juga menyukai