Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Idul Adha 1439 H

‫ ونعوذ باهلل من شرور‬،‫إن احلمد هلل حنمده ونستعينه ونستغفره‬


‫ أشهد‬،‫ من يهد اهلل فال مضل له ومن يضلل فال هادي له‬،‫أنفسنا‬
:،‫أن ال إله إال اهلل وأشهد أن حممًد ا عبده ورسوله‬

‫ُت‬ ‫َأ‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ ‫َّن‬‫ُت‬‫و‬‫ُمَت‬ ‫اَل‬ ‫{ اَأُّي ا اَّلِذي آ ُنوا اَّتُقوا الَّل َّق َق اِتِه‬
‫َو ْن ْم‬ ‫َه َح ُت َو‬ ‫َي َه َن َم‬
‫ُمْس ِلُم وَن } {َياَأُّيَه ا الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَق ُك ْم ِم ْن َنْف ٍس‬
‫َو اِح َد ٍة َو َخ َلَق ِم ْنَه ا َز ْو َجَه ا} {َياَأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا الَّلَه َو ُقوُلوا‬
‫ُك‬ ‫و‬ ‫َلُك‬ ‫ِف‬ ‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫َأ‬ ‫َلُك‬ ‫ِل‬ { }‫ا‬ ‫ي‬ ‫ِد‬
‫َقْو اًل َس ًد ُيْص ْح ْم ْع َم ْم َو َي ْر ْم ُن َب ْم َو َمْن‬
‫ُذ‬ ‫ْغ‬
،}‫ُيِط ِع الَّلَه َو َر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‬

،‫أما بعد‬

‫َفِإَّن َأْص َد َق اَحْلِد يِث ِكَتاُب الَّلِه َو ِإَّن َأْفَض َل اَهْلْد ِى َه ْد ُى َحُمَّم ٍد َو َش َّر‬
‫اُألُموِر ْحُمَد َثاُتَه ا َو ُك َّل ِبْد َعٍة َض َالَلٌة‬
Hari ini gema takbir dikumandangkan di seluruh penjuru negeri islam… kita
mengagungkan Allah, memuji-Nya sebagai bentuk rasa syukur kita atas semua
nikmat dan karunia-Nya…

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu
akbar… wa lillahil hamd…

Kaum Muslimin, jamaah shalat id yang kami muliakan,

Hampir dalam setiap agama dan aliran kepercayaan, mereka memililki peribadatan
dalam bentuk menyembelih hewan. Menumpahkan darah binatang, dalam rangka
mengagungkan tuhan dan sesembahan mereka.
Orang-orang musyrikin mempersembahkan sembelihan mereka kepada thaghut –
tuhan-tuhan selain Allah.

Ada yang bentuknya larung kepala kerbau di laut, ada yang bentunya sedekah bumi
menanam kepala sapi di kaki gunung, atau dalam bentuk sesajian lainnya. Usaha
yang mereka lakukan, berujung pada dosa syirik yang akan mengantarkan mereka
kekal di neraka.

Di saat yang sama, islam memberikan kesempatan bagi kaum muslimin untuk
beribadah kepada Allah, Rab semesta alam, Sang Pencipta yang paling berhak untuk
disembah, dengan menyembelih qurban. Ibadah mulia yang menjanjikan pahala
besar.

Kita bisa perhatikan, kegiatan yang dilakukan sama. Sama-sama menyembelih,


sama-sama bermodal binatang. Akan tetapi ujung akhirnnya sangat jauh berbeda.
Yang satu mengantarkan pelakunya kekal di neraka, dan yang satu mengiring
pelakunya menuju kenikmatan surga.

Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar wa lillahil hamd…

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..,

Mengapa amal kita bisa bernilai pahala? Mengapa amal kita dinilai sebagai amal
soleh?

Karena amal kita dibangin di atas pondasi iman… karena kita muslim, karena amal
yang kita kerjakan adalah amal yang dilandasi dengan iman. Sehingga apa yang kita
lakukan, tidak ada yang sia-sia, dan dinilai ibadah di sisi Allah. Sungguh kita sangat
layak bersyukur, atas hidayah iman dan islam.

Hadirin yang berbahagia,

Pada saat anda berqurban, bayangkan, andai saat itu kita tidak berada dalam
agama islam. Tentu qurban yang kita kerjakan, bukan untuk Allah, namun akan
menjadi pengagungan kepada thaghut.

Karena itulah, sebagai wujud rasa syukur atas hidayah iman yang dijanjikan dengan
surga, Allah perintahkan kaum muslimin untuk shalat dan menyembelih hewan
qurban.

Allah berfirman,

‫ا‬ ‫ِّب‬ ‫ َف ِل‬. ‫ِإَّنا َأ َط اَك اْلَك‬


‫ْو َثَر َص ِّل َر َو ْر‬
‫َحْن‬ ‫َك‬ ‫ْع ْيَن‬
“Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu telaga al-Kautsar. Karena itu
kerjakanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” (QS. al-Kautsar: 1 –
2).
Menurut 3 ulama tafsir zaman tabiin, Qatadah, Atha’, dan Ikrimah – ahli tafsir murid
Ibnu Abbas –, makna perintah shalat dalam ayat itu adalah shalat id, sedangkan
makna perintah menyembelih adalah menyembelih qurban. (Tafsir al-Qurthubi,
20/218).

Berdasarkan tafsir di atas, tidak ada kesempatan bagi kita untuk bisa menjalankan
perintah dalam ayat ini sekali waktu, kecuali ketika idul adha.

Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan agar


umatnya selalu berqurban.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

‫ َفاَل َيْق َر َبَّن ُمَص اَّل َنا‬, ‫َمْن َك اَن َلُه َس َعٌة َو ْمَل ُيَض ِّح‬
“Barangsiapa yang memiliki kelapangan rezeki, namun tidak berqurban, maka
janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad 8273, Ibnu Majah 3123,
dan sanad hadits dihasankan al-Hafizh Abu Thohir).

Ma’asyiral muslimin, hadaniallahu wa iyyakum…

Kita yang saat ini tinggal di luar daerah bencana… kita yang saat ini jauh dari
wilayah gempa… perbanyaklah bersyukur kepada Allah, dan memohonlah agar Allah
mengabadikan kenikamatan rasa aman ini selamanya..

Tadi malam kita bisa tidur dengan nyenyak di dalam rumah kita, tanpa ada rasa
takut rumah kita akan roboh karena gempa…

Tadi pagi kita shalat subuh di dalam masjid, tanpa ada kekhawatiran, jangan-jangan
masjid ini akan runtuh disebabkan gempa..

Sungguh Allah telah memberikan rasa aman kepada kita, lahir batin… fisik kita
aman, batin kita tenang…

Hadirin yang kami muliakan…

Allah menjanjikan, siapapun yang berusaha menjaga iman, maka dia akan aman.
Rumusnya, iman sama dengan aman. Allah berfirman,

‫اَأْل‬ ‫ْلِب وا ِإَميا ِبُظْلٍم ُأوَلِئ‬ ‫وا‬ ‫آ‬ ‫ي‬ ‫اَّلِذ‬


‫ُهَلُم ْم ُن َو ُه ْم‬ ‫َك‬ ‫ُن‬
‫َن َم َو ْمَل َي ُس َنُه ْم‬
‫ُمْه َتُد وَن‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Anam: 82)

Jaminan keamanan yang diberikan oleh Allah ada 2,

[1] jaminan keamanan fisik dan

[2] jaminan keamanan batin

Jaminan keamanan fisik, ketika di dunia, Allah berikan kepada siapa saja diantara
hamba-Nya yang Allah kehendaki. Baik hamba yang mukmin maupun hamba yang
kafir. Semua manusia yang saat ini dalam kondisi sehat wal afiat, Allah telah
memberikan keamanan fisik baginya.

Sedangkan jaminan keamanan yang kedua, jaminan keamanan batin, jaminan ini
hanya Allah berikan kepada mereka yang memiliki tawakkal yang sempurna kepada
Allah… tawakkal yang tumbuh karena iman… tawakkkal yang muncul dari
keyakinannya bahwa dia punya Allah yang akan melindunginya, yang akan
menjaganya…

Orang-orang soleh di masa silam, mereka menghadapi ujian yang luar biasa… ujian
yang sampai mengancam jiwa dan raga.

Namun karena tawakkalnya yang tinggi, mereka tetap tegar dan tidak gentar dalam
menghadapinya…

Ibrahim tatkala di lempar ke dalam api, beliau tetap tenang dan bertawakkal kepada
Allah. Beliau mengucapkan,

‫ي‬‫َنا الَّل ِن اْل ِك‬


‫َح ْس ُب ُه َو ْع َم َو ُل‬
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung..”

Ibnu Abbas mengatakan,

“hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika
beliau ingin dilempar di api.. (HR. Bukhari 4563).

Tatkala Ibrahim meninggalkan ibunda Hajar bersama putranya Ismail yang masih
merah di lembah tanpa kehidupan, mereka bertawakkal kepada Allah…

Begitu Ibrahim beranjak meninggalkan Hajar, beliau mengejar Ibrahim seraya


bertanya,

‫آُهلل الِّذ ْي َأَم َر َك َهِبَذ ا؟‬


“Apakah Allah yang memerintahkan kamu melakukan semua ini?”

Ibrahim menjawab: “Na’am” (Iya, Allah yang memerintahkan aku).

Dengan sangat yakin, wanita Solihah ini mengatakan,

‫ِإًذا اَل ُيَض ِّيُعَنا اُهلل‬


“Berarti Allah tidak akan menyia-nyiakan kita…”

Subhanallah…

Siapa wanita yang tidak ketakutan ketika dia ditinggal sendiri bersama bayinya di
tengah hutan?

Siapa wanita yang tidak ketakutan ketika dia ditinggal sendirian bersama bayinya di
lembah tanpa kehidupan?

Namun karena kekuatan iman, mereka yakin bahwa mereka punya Allah
yang akan menjaganya… itulah nikmat aman batin..

Demikian pula yang pernah dialami Musa… tatkala beliau bersama Bani Israil lari
dari kejaran Fir’aun, hingga mereka terhenti karena di depannya lautan, sementara
di belakang mereka Fir’aun bersama pasukannya.

Banyak diantara Bani Israil yang merasa sangat ketakutan, mereka akan ditangkap
pasukan Fir’aun…

Allah ceritakan hal ini dalam firmannya,

‫ َقاَل َك اَّل‬. ‫َفَلَّم ا َت ا ى اَجْلْمَعاِن َقاَل َأْص َح اُب ُموَس ى ِإَّنا َلُم ْد ُك وَن‬
‫َر‬ ‫َر َء‬
‫ِإَّن َم ِع َر يِّب َس َيْه ِديِن‬
‫َي‬
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa:
“Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak
akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk
kepadaku”. (QS. as-Syu’ara: 61-62)

Anda bisa perhatikan, ketika pasukan Fir’aun semakin mendekat, hampir tidak ada
peluang untuk bisa melarikan diri… Bani Israil telah terkepung, sehingga merekapun
ketakutan..

Musa tidak tahu apa yang harus dilakukan, namun beliau yakin, Allah yang akan
memberi bimbingan, Allah yang akan menjaganya…
Hingga Allah perintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut.. Allah
berfirman di lanjutan ayat,

‫َفَأ َنا ِإىَل و ى َأِن اْض ِر ِب اَك اْل َفا َف َل َفَك اَن ُك ُّل ِف ٍق‬
‫ْر‬ ‫ْب َعَص َبْح َر ْن َق‬ ‫ُم َس‬ ‫ْو َح ْي‬
‫َك الَّطْو ِد اْلَعِظ يِم‬
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka
terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS.
as-Syu’ara: 63).

Kondisi yang sama juga dialami oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya. Ketika mereka mendapatkan informasi bahwa orang-orang musyrikin
akan menyerang mereka dengan membawa pasukan yang sangat banyak dari
berbagai suku, mereka tetap tenang, dan mereka tawakkal kepada Allah.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat semakin beriman,
dan mereka mengatakan kalimat hasbunallah wa ni’mal wakiil…,

Sebagaimana yang Allah ceritakan di surat Ali Imran: 173

‫ِإَّن الَّناَس َقْد َمَجُعوا َلُك ْم َفاْخ َش ْو ُه ْم َفَز اَدُه ْم ِإَمياًنا َو َقاُلوا َح ْس ُبَنا الَّلُه‬
‫ي‬ ‫ِن اْل ِك‬
‫َو ْع َم َو ُل‬
“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan
mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baik Pelindung”.

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu
akbar… wa lillahil hamd…

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Kita bisa melihat masyarakat yang berada di lingkungan kita, mereka yang dekat
dengan al-Quran dan sunah, yang dekat dengan sumber ilmu agama, umumnya
memiliki mental lebih kuat diabndingkan mereka yang jauh dari agama. Karena
orang yang sering mendengarkan al-Quran dan sunah, imannya akan lebih terjaga.
Di saat itulah, Allah akan berikan ketenangan baginya… ketenangan batin, sehingga
dia tidak gampang stres, tidak mudah putus asa ketika menghadapi masalah.

Termasuk mereka yang hendak hijrah meninggalkan pekerjaan yang haram, orang
yang imannya lebih kuat, yang lebih sering dengan kajian sunah, umumnya lebih
siap dibandingkan mereka yang jarang dengan kajian..
‫‪Kedewasaan mental itulah ketenangan batin, yang Allah berikan kepada hamba-Nya‬‬
‫…‪yang beriman‬‬

‫‪Allahu akbar… allahu akbar… laa ilaaha illallahu wallahu akbar, allahu‬‬
‫…‪akbar walillahil hamd‬‬

‫‪Selanjutnya marilah kita berdoa memohon kepada Allah, agar kita diberi kekuatan‬‬
‫‪iman, kedewasaan mental, sehingga kita menjadi hamba-Nya yang bertawakkal.‬‬

‫‪Dan semoga Allah memberikan kesabaran bagi kaum muslimin Indonesia, terutama‬‬
‫‪saudara kita yang saat ini sedang tertimpa musibah.. dan semoga Allah segera‬‬
‫…‪mengangkat musibah dari mereka‬‬

‫َلى َّم ٍد َلى آِل َّم ٍد َك ا َل َلى ِإ اِه‬


‫َحُم َم َص ْيَت َع ْبَر ْيَم‬ ‫َالَّلُه َّم َص ِّل َع َحُم َو َع‬
‫َعَلى آِل ِإ اِه ِإَّنَك ِمَح ٌد ِجَم ٌد ‪ ،‬اِر ْك َعَلى َحُمَّم ٍد َعَلى آِل‬
‫َو‬ ‫ْي ْي َو َب‬ ‫ْبَر ْيَم‬ ‫َو‬
‫َحُمَّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َعَلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك ِمَح ْيٌد ِجَم ْيٌد‬
‫َالَّل َّم اْغ ِف ِلْل ِمِن اْل ِم اِت اْل ِلِم اْل ِل اِت اَأل اِء‬
‫ْح َي‬ ‫ُه ْر ُم ْؤ َنْي َو ُم ْؤ َن َو ُمْس َنْي َو ُمْس َم‬
‫ْاَأل اِت ِإَّنَك ِمَس َقِر ِجُم الَّد اِت‬ ‫ِم‬
‫ْيٌع ْيٌب ْيُب َعَو‬ ‫ْنُه ْم َو ْم َو‬
‫َر َّبَنا اْغ ِف ْر َلَنا َو ِإِل ْخ َو اِنَنا اَّلِذْيَن َس َبُقْو َنا ِباِإْل َمْياِن َو اَل ْجَتَعْل ْيِف ُقُلْو ِبَنا‬
‫ي‬ ‫ِغاًّل ِلَّلِذ آ ُنوا َّبَنا ِإَّنَك وٌف ِح‬
‫َرُء َر ٌم‬ ‫ْيَن َم َر‬
‫ا‬ ‫َن‬ ‫اَل‬ ‫ِو‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫ِر‬ ‫ُأ‬ ‫َة‬ ‫اَل‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫َّم‬‫َالَّل َّم آِم َّنا َأ َطاِنَنا َأ ِل َأِئ‬
‫َو ْص ْح َت َو ُو ُمْو َو ْجَعْل َيَت ْيِف‬ ‫ْيِف ْو‬ ‫ُه‬
‫َمْن َخ اَفَك َو اَّتَق اَك َو اَّتَبَع ِر َض اَك َيا َر َّب اْلَعاَلِم َنْي ‪َ .‬الَّلُه َّم َو ِّفْق َو َّيِل‬
‫َأْم ِر َنا ُهِلَد اَك َو اْجَعْل َعَم َلُه ْيِف ِر َض اَك ‪َ ،‬و اْر ُز ْقُه اْلِبَطاَنَة الَّصاَحِلَة‬
‫الَناِص َة ا َّب اْل اَلِم‬
‫َح َي َر َع َنْي‬
‫اِص يَك ‪ِ ،‬م‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫الَّل َّم اْقِس َلَنا ِم ْش ِتَك ا وُل ِبِه‬
‫َو ْن‬ ‫َبْيَن َو َبَنْي َمَع‬ ‫ْم ْن َخ َي َم ُحَت‬ ‫ُه‬
‫َطا ِتَك ا ِّلُغَنا ِبِه َّنَتَك ‪ِ ،‬م اْل ِق ِني ا ِّوُن ِبِه َل َنا اِئ‬
‫َع ْي َمَص َب‬ ‫َو َن َي َم ُتَه‬ ‫َج‬ ‫َع َم ُتَب‬
‫الُّد ْنَيا‪َ ،‬و َم ِّتْع َنا ِبَأَمْساِعَنا َو َأْبَص اِر َنا َم ا َأْح َيْيَتَنا ‪َ ،‬و اْجَعْلُه اْلَو اِر َث ِم َّنا ‪،‬‬
‫َو اْجَعْل َثْأَر َنا َعَلى َمْن َظَلَم َنا ‪َ ،‬و اْنُصْر َنا َعَلى َمْن َعاَداَنا ‪َ ،‬و ال ْجَتَعْل‬
‫ُمِص يَبَتَنا يِف ِد يِنَنا ‪َ ،‬و ال ْجَتَعِل الُّد ْنَيا َأْك َبَر ِّمَهَنا َو ال َم ْبَلَغ ِعْلِم َنا َو ال‬
‫ُتَس ِّلْط َعَلْيَنا َمْن ال َيْر ُمَحَنا‬
‫َّبَنا آِتَنا يِف الُّد ْنَيا َح َنًة يِف اآْل ِخ ِة َح َنًة ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬
‫َر َس َو‬ ‫َس َو‬ ‫َر‬
‫وصلى اهلل على نبينا حممد وعلى آله وصحبه وسلم‬
‫‪Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan‬‬
‫)‪Pembina Konsultasisyariah.com‬‬

‫‪Referensi: https://konsultasisyariah.com/32272-khutbah-idul-adha-1439-h.html‬‬

Anda mungkin juga menyukai