Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Fluida
Fluida merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sehari hari, bahkan
setiap hari fluida sering dihirup, diminum, dan terapung atau tenggelam di dalamnya.
Setiap hari kita semua selalu berhubungan dengan fluida hampir tanpa sadar, ada
banyak gejala alam yang indah dan juga menakjubkan contohnya seperti bukit-bukit
yang indah dan ngarai ngarai yang dalam terjadi karna diakibatkan oleh gaya-gaya
yang ditimbulkan oleh aliran fluida. Semua fluida mempunyai sifat atau karakteristik
yang penting dalam dunia rekayasa (Zainudin dkk, 2012).
Fluida juga terbagi menjadi dua bagian yaitu fluida statis (fluida diam) dan
fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau saat fluida dalam keadaan diam
atau berada dalam keadaan setimbang. Sedangkan fluida dinamis ditinjau saat fluida
ketika sedang dalam keadaan bergerak (Kurniati Abidin dkk, 2013).

2.2. Debit Aliran


Debit aliran adalah satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses yang
terjadi di lapangan. Untuk menentukan dan mengetehui potensi sumber daya air di
suatu wilayah DAS sangat diperlukan kemampuan prngukuran debit. Pengukuran
debit air biasanya dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran air pada suatu wadah
dengan luas penampang area tertentu. Debit aliran juga dapat menjadi sebuah alat
untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air di suatu kawasan dengan pendekatan
potensi sumber daya air permukaan yang ada, (Aidi Finawan, 2011).
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang mampu lewat pada
suatu tempat setiap satu satuan waktu. Untuk menghitung debit air dapat digunakan
persamaan berikut:
Q=v.A
Atau …pers.(2.1)

V
Q=
t
Keterangan:
Q = Debit air (m³/s)
V = Volume (m³)
t = Waktu (s)
A = Luas penampang (m2)

2.3 Kecepatan
Kecepatan aliran merupakan salah satu faktor yang akan menentukan jenis
(regime) aliran fluida, apakah aliran Laminer atau Turbulen. Kecepatan didefinisikan
sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Dalam sistem MKS atau SI, satuan
kecepatan adalah meter/detik atau m/s. Bergantung pada besarnya interval waktu
yang dipakai untuk mendefinisikan kecepatan. Rumus kecepatan aliran dalam suatu
penampang pada umumnya adalah :

Q
v = …pers.(2.2)
A

Keterangan :
Q = Debit air (m³/s)
A = Luas penampang sungai (m²)
v = Kecepatan air rata-rata (m/s)

2.4 Tekanan
Tekanan adalah gaya tegak lurus pada suatu bidang dibagi denan luas bidang.
Tekanan fluida bekerja tegak lurus terhadap setiap permukaan dalam fluida, tidak
perduli kearah mana permukaan itu menghadap. Untuk keadaan dimana gaya F
terdistribusi di atas luasan, maka tekanan dapat diperhitungkan dengan persamaan

F
P= ...pers.(2.3)
A

Keterangan :
P = Tekanan ( N /m2)
F = Gaya (N)
A = Luas bidang kerja (m2)

Gambar 2.1 Gaya dan Tekanan


(Sumber : Triatmodjo,1993)

Untuk fluida dalam sebuah saluran tekanan dapat dihitung dengan persamaan:

P= ρ . g . ∆ h …pers.(2.4)

Keterangan :
P = Tekanan ( N /m2)
ρ = Massa jenis fluida (kgf /m2 )
g = Percepatan gravitasi (m/s 2) ¨
h = Perbedaan ketinggian (m)

Tekanan dalam sebuah massa fluida dapat diartikan sebagai sebuah tekanan
mutlak (absolute pressure) atau dapat juga diartikan sebagai tekanan pengukur (gage
pressure). Tekanan mutlak diukur relatif terhadap suatu keadaan hampa sempurna
(tekanan nol mutlak), sedangkan tekanan pengukuran diukur relatif terhadap tekanan
atmosfer setempat. Tekanan mutlak selalu bernilai positif, sedangkan tekanan
pengukuran dapat bernilai positif maupun negatif. Tekanan pengukuran positif
apabila nilainya diatas tekanan atmosfer,dan nilainya negatif apabila nilainya berada
dibawah tekanan atmosfer (Yuspian Gunawan dkk, 2017).

2.4.1 Tekanan Dalam Fluida Statis


Fluida diam adalah Zat alir yang tidak dalam kondisi bergerak.Contohnya air
dalam gelas dan air dalam bak mandi. Tekanan statis merupakan tekanan fluida pada
dinding sebuah saluran. Pada tekanan statis, tekanan bekerja dengan sama besar
kesegalah arah, karakteristik ini membuat fluida dapat ditransmisikan gaya sepanjang
pipa atau tabung. Ketika sebuah gaya diperlukan pada fluida diam dalam sebuah pipa
maka gaya akan di transmisikan hingga ujung pipa. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi tekanan adalah:
1) Rapat Jenis (Densitas)
Density atau rapat jenis (ρ) sutau zat adalah ukuran bentuk konsentrasi zat
tersebut dan dinyatakan dalam massa per satuan volume, sifat ini ditentukan dengan
cara menghitung nisbah (ratio) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian
tertentu terhadap volume bagian tersebut. Hubungannya dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
m
ρ= …pers.(2.5)
V

Keterangan :
m = Massa (kg)
V = Volume (m3)
ρ = Massa jenis (kg /m3)

2) Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,
kohesi dan laju perpindahan momentum molekulernya. Viskositas dibedakan atas
dua macam, yaitu viskositas kinematik dan viskositas dinamik atau viskositas mutlak
(Jalaluddin, 2019).

3) Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas
zat cair. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda akan mengapung didalam fluida jika
massa jenis dari benda lebih kecil dari massa jenis zat cair. Jika suatu benda
dicelupkan ke dalam zat cair dan bisa mengapung, kita mengira bahwa berat benda
tersebut berkurang. Hal ini sesuai dengan bunyi Hukum Archimedes yaitu jika
sebuah benda di celupkan sebagian atau seluruhnya di dalam zat cair, maka benda
tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya apung atau gaya ke atas sebesar berat
zat yang dipindahkannya. Prinsip ini pertama kali di kemukakan oleh Archimedes
yang kemudian di kenal dengan Hukum Archimedes (Kurniati Abidin dan Sri
Wagiani, 2013).

2.4.2 Tekanan Dinamis


Tekanan dinamis atau tekanan aliran fluida merupakan Selisih antara tekanan
stagnasi dengan tekanan statis (Yuspian Gunawan dkk, 2017). Sehingga dinamis atau
tekanan aliran fluida dapat dirumuskan :

∆ P= P0 - P s …pers.( 2.6)

Keterangan :
PO = Tekanan stagnasi ( N/m2 )
Ps = Tekanan statis ( N/m2 )
∆P = Tekanan aliran fluida ( N/m2 )

2.4.3 Tekanan Hidrostatis


Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada
zat cair terhadap suatu luas bidang tekanan pada kedalaman tertentu. Secara
konseptual tekanan hidrostatis terjadiatas dasar Hukum Pascal. Tekanan hidrostatis
dipengaruhi oleh massa jenis zat cair, udara disekeliling, percepatan gravitasi, dan
kedalaman dari benda di dalam zat cair (Zulfa dkk, 2020).
Untuk menghitung tekanan hidrostatis dapat digunakan persamaan sebagai berikut:

Ph = ρ.g.h …pers.(2.7)
Keterangan:
P = Tekanan Hidrostatis ( N /m2)
ρ = Massa jenis zat cair (kg /m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s 2)
h = Kedalaman zat cair diukur (m)
2.4.4 Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah prinsip yang diambil dari nama ilmuwan Belanda
(Swiss) yang bernama Daniel Bernoulli. Bernoulli merupakan hukum yang
digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir
melalui suatu penampang pipa. Prinsip Bernoulli merupakan penyederhanaan dari
persamaan Bernoulli yang menyatakan bahawa dimana kecepatan aliran fluida
tinggi , akan menurunkan tekanan pada fluida itu sendiri. Dan sebaliknya tekanan
dari fluida itu akan tinggi bila kecepatan alirannya rendah, (Abidin, 2013).
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang kedua adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow). Bentuk persamaan bernoulli untuk aliran, yaitu
1
P+ . ρ . v ²+ ρ . g . h=¿ konstan
2
Atau …pers.(2.8)
1 1
P1 + . ρ .v12 + ρ . g . h1 = P2 + . Ρ.v22 + ρ . g . h2
2 2
Keterangan:
p1 dan p2 = Tekanan pada titik 1 dan2 (Pa)
v1 dan v2 = Kecepatan aliran pada titik 1 dan 2 (m/s)
h1 dan h2 = Perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 (m)
ρ = Berat jenis fluida (kg /m3)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/ s2)

2.5 Persamaan Bernoulli Untuk zat Cair Rill


Penurunan persamaan persamaan Bernoulli dengan anggapan bahwa zat cair
adalah ideal (invisid) sehingga tidak ada gesekan baik anatara partikel zat cair
maupunantara zat cair dan dinding batas. Untuk zat cair Rill (viskos), dalam aliran zat
cair akan terjadi kehilangan tenaga yang harus diperhitungkan dalam aplikasi
persamaan Bernoulli. Kehilangan tenaga dapat terjadi karena adanya gesekan antara
zat cair dan dinding batas (h f ) atau karena adanya penampang lintang aliran (h e).
Kehilangan tenaga yang disebabkan karena gesekan disebut dengan kehilangan
tenaga primer, sedangkan karena perubahan tampang aliran dikenal sebagai
kehilangan tenaga sekunder. Untuk pipa sangat panjang kehiangan tenaga primer
jauh lebh besar dari kehilangan tenaga sekunder, sehingga sering kehilanagn tenaka
sekunder sesering diabaikan. Kehilangan tenaga biasanya dinyatakan dalam tinggi
zat cair. Dengan memperhitungkan kedua bilangan tenaga tersebut, maka persamaan
Bernoulli antara dua tampang aliran (titik 1 dan 3) menjadi :

1
P1 – P2 = ρ (v2 – v1)2 …pers.(2.9)
2

2 2
p1 V 1 p3 V 3
z 1+ + =z 3+ + +∑ he + ∑ h f …pers.(2.10)
γ 2g γ 2g

Keterangan:
Z1 dan Z3 = Elevasi di titik 1 dan 3 (m)
P1 dan P3 = tekanan dititik 1 dan 3 (m)
γ = berat jenis (N/m3)

V1 dan V2 = kecepatan dititik 1 dan 3 (m/s)


∑ he = kehilangan energi primer (m)

∑ hf = kehilangan energi skunder (m)


Kehilangan tenaga dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :
2
V
h=k …pers.(2.11)
2g

Untuk kehilangan tenaga primer,


L
k =f …pers.(2.12)
D

Untuk kehilangan tenaga sekunder,

( )
2
A1
k = 1− …pers.(2.13)
A2
Keterangan :
K = Konstanta
V = Kecepatan aliran (m3/s)
F = Koefisien gesekan (N)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (cm)
A1 = Luas penampang pipa 1 (hulu) ( m2)
A2 = Luas penampang pipa 2 (hilir) ( m2)
P1dan P2 = Tekanan di titik 1 dan 2 (N/m2)
v 1dan v 2 = Kecepatan aliran dititik 1 dan 2 (m/s)

Gambar 2.2 Persamaan Bernoulli Zat cair rill


(Sumber :Triatmodjo,1993)

Dalam perhitungan kehilangan tenaga sekunder, V adalah kecepatan aliran pipa


1 (hulu). Karena adanya kehilangan tenaga akibat gesekan maka garis tenaga aliran
akan selalu menurun kearah aliran, (Triatmodjo, 1993).

2.6 Venturi Nozzle


Venturi meter adalah sebuah alat yang bernama pipa venturi. Pipa venturi
merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit
dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi pipa pengendali untuk mengetahui
permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Venturi
meter menggunakan prinsip bernoulli dan kontinuitas dengan mengandalkan
perbedaan luas penampang yang dapat kengakibatkan perbedaan kecepatan.
Nozzle adalah perangkat yang dirancang untuk mengontrol arah atau
karakteristik dari aliran fluida (terutama untuk meningkatkan kecepatan) saat keluar
memasuki sebuah ruang tertutup atau pipa. Nozzle juga merupakan suatu saluran dari
sebuah vessel yang menghubungkan dengan pipa, dan fitting atau komponen lainnya
(Kurniati Abidin,dkk 2013)

Gambar 2.3 Venturi Meter


(Sumber : Septriani Dwie Saputri, 2009)

Keterangan:
A = Bagian masuk
B = Bagian leher
C = Bagian keluar
D, G = Ruang piezometer
E = Lubang ke ruang piezometer
F = Lubang sadap tekanan hulu
H = Pelapis
I = Lubang sadap tekanan hilir

Gambar 2.4 Tabung Venturimeter


(Sumber :Kelompok 9 sipil, 2022)
Luas penampang :
A1 = 25 mm x 25 mm = 625 mm² A7 = 9 mm x 25 mm = 225 mm²
A2 = 22mm x 25 mm = 550 mm² A8 = 13 mm x 25 mm = 325 mm²
A3 = 18 mm x 25 mm = 450 mm² A9 = 16 mm x 25 mm = 400 mm²
A4 = 14 mm x 25 mm = 350 mm² A10 = 20 mm x 25 mm = 500 mm²
A5 = 9 mm x 25 mm = 225 mm² A11 = 23 mm x 25 mm = 575 mm²
A6 = 8 mm x 25 mm = 200 mm² A12 = 25 mm x 25 mm = 625 mm²
Gambar diat
yang mengalir di d

2.7 Aplikasi Bernoulli Dalam Kehidupan Sehari-hari


Adapun aplikasi Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1) Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan aliran
gas.Sebagai contoh, udara mengalir di dekat lubang a. Lubang ini sejajar dengan arah
aliran udara dan dipasang cukup jauh dari ujung tabung, sehingga kecepatan dan
tekanan udara pada lubang tersebut mempunyai nilai seperti halnya aliran udara
bebas.

Gambar 2.4 Tabung Pitot


(Sumber : Bahri, 2017)

2) Penyemprot nyamuk
Semprotan anti nyamuk memanfaatkan asa bernoulli sebagai dasar
pembuatannya. Saat pompa udara ditekan udara berhembus kencang lewat diatas
mmulut pipa yang terhubungn ke cairan anti nyamuk. Cepatnya laju udara diatas
mulut pipa (v1) menyebabkan tekanan udara di sekeliling mulut pipa menurun (p1),
namun karena kecepatan udara di atas lubang penutup (v2) lebih rendah dari v1,
akibatnya tekanan udara diatas permukaan cairan anti nyamuk (p2) lebih besar dari
p1. Dampaknya tekanan udara di atas cairan memaksa cairan untuk masuk melalui
pipa dari bagian bawah menuju ke atas ketempat udara cepat berhembus (Susianto,
2019).

Gambar 2.5 penyemprot nyamuk


(Sumber : blogspot.com)

3) Karburator
Karburator merupakan sebuah alat yang berfungsi menghasilkan bahan bakar
dari udara. Campuran ini memasuki silinder mesin untuk tujuan pembicaraan sesuai
asas Bernoulli, tekanan pada bagian rendah, tekanan atmosfer memasuki bahan bakar
bercaampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.

Gambar 2.6 karburator


(Sumber : mmaghfurasyari.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai