BAB II VENTURI Fix 4
BAB II VENTURI Fix 4
LANDASAN TEORI
2.1 Fluida
Fluida merupakan aspek yang penting dalam kehidupan sehari hari, bahkan
setiap hari fluida sering dihirup, diminum, dan terapung atau tenggelam di dalamnya.
Setiap hari kita semua selalu berhubungan dengan fluida hampir tanpa sadar, ada
banyak gejala alam yang indah dan juga menakjubkan contohnya seperti bukit-bukit
yang indah dan ngarai ngarai yang dalam terjadi karna diakibatkan oleh gaya-gaya
yang ditimbulkan oleh aliran fluida. Semua fluida mempunyai sifat atau karakteristik
yang penting dalam dunia rekayasa (Zainudin dkk, 2012).
Fluida juga terbagi menjadi dua bagian yaitu fluida statis (fluida diam) dan
fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau saat fluida dalam keadaan diam
atau berada dalam keadaan setimbang. Sedangkan fluida dinamis ditinjau saat fluida
ketika sedang dalam keadaan bergerak (Kurniati Abidin dkk, 2013).
V
Q=
t
Keterangan:
Q = Debit air (m³/s)
V = Volume (m³)
t = Waktu (s)
A = Luas penampang (m2)
2.3 Kecepatan
Kecepatan aliran merupakan salah satu faktor yang akan menentukan jenis
(regime) aliran fluida, apakah aliran Laminer atau Turbulen. Kecepatan didefinisikan
sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Dalam sistem MKS atau SI, satuan
kecepatan adalah meter/detik atau m/s. Bergantung pada besarnya interval waktu
yang dipakai untuk mendefinisikan kecepatan. Rumus kecepatan aliran dalam suatu
penampang pada umumnya adalah :
Q
v = …pers.(2.2)
A
Keterangan :
Q = Debit air (m³/s)
A = Luas penampang sungai (m²)
v = Kecepatan air rata-rata (m/s)
2.4 Tekanan
Tekanan adalah gaya tegak lurus pada suatu bidang dibagi denan luas bidang.
Tekanan fluida bekerja tegak lurus terhadap setiap permukaan dalam fluida, tidak
perduli kearah mana permukaan itu menghadap. Untuk keadaan dimana gaya F
terdistribusi di atas luasan, maka tekanan dapat diperhitungkan dengan persamaan
F
P= ...pers.(2.3)
A
Keterangan :
P = Tekanan ( N /m2)
F = Gaya (N)
A = Luas bidang kerja (m2)
Untuk fluida dalam sebuah saluran tekanan dapat dihitung dengan persamaan:
P= ρ . g . ∆ h …pers.(2.4)
Keterangan :
P = Tekanan ( N /m2)
ρ = Massa jenis fluida (kgf /m2 )
g = Percepatan gravitasi (m/s 2) ¨
h = Perbedaan ketinggian (m)
Tekanan dalam sebuah massa fluida dapat diartikan sebagai sebuah tekanan
mutlak (absolute pressure) atau dapat juga diartikan sebagai tekanan pengukur (gage
pressure). Tekanan mutlak diukur relatif terhadap suatu keadaan hampa sempurna
(tekanan nol mutlak), sedangkan tekanan pengukuran diukur relatif terhadap tekanan
atmosfer setempat. Tekanan mutlak selalu bernilai positif, sedangkan tekanan
pengukuran dapat bernilai positif maupun negatif. Tekanan pengukuran positif
apabila nilainya diatas tekanan atmosfer,dan nilainya negatif apabila nilainya berada
dibawah tekanan atmosfer (Yuspian Gunawan dkk, 2017).
Keterangan :
m = Massa (kg)
V = Volume (m3)
ρ = Massa jenis (kg /m3)
2) Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,
kohesi dan laju perpindahan momentum molekulernya. Viskositas dibedakan atas
dua macam, yaitu viskositas kinematik dan viskositas dinamik atau viskositas mutlak
(Jalaluddin, 2019).
3) Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas
zat cair. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda akan mengapung didalam fluida jika
massa jenis dari benda lebih kecil dari massa jenis zat cair. Jika suatu benda
dicelupkan ke dalam zat cair dan bisa mengapung, kita mengira bahwa berat benda
tersebut berkurang. Hal ini sesuai dengan bunyi Hukum Archimedes yaitu jika
sebuah benda di celupkan sebagian atau seluruhnya di dalam zat cair, maka benda
tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya apung atau gaya ke atas sebesar berat
zat yang dipindahkannya. Prinsip ini pertama kali di kemukakan oleh Archimedes
yang kemudian di kenal dengan Hukum Archimedes (Kurniati Abidin dan Sri
Wagiani, 2013).
∆ P= P0 - P s …pers.( 2.6)
Keterangan :
PO = Tekanan stagnasi ( N/m2 )
Ps = Tekanan statis ( N/m2 )
∆P = Tekanan aliran fluida ( N/m2 )
Ph = ρ.g.h …pers.(2.7)
Keterangan:
P = Tekanan Hidrostatis ( N /m2)
ρ = Massa jenis zat cair (kg /m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s 2)
h = Kedalaman zat cair diukur (m)
2.4.4 Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah prinsip yang diambil dari nama ilmuwan Belanda
(Swiss) yang bernama Daniel Bernoulli. Bernoulli merupakan hukum yang
digunakan untuk menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir
melalui suatu penampang pipa. Prinsip Bernoulli merupakan penyederhanaan dari
persamaan Bernoulli yang menyatakan bahawa dimana kecepatan aliran fluida
tinggi , akan menurunkan tekanan pada fluida itu sendiri. Dan sebaliknya tekanan
dari fluida itu akan tinggi bila kecepatan alirannya rendah, (Abidin, 2013).
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang kedua adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow). Bentuk persamaan bernoulli untuk aliran, yaitu
1
P+ . ρ . v ²+ ρ . g . h=¿ konstan
2
Atau …pers.(2.8)
1 1
P1 + . ρ .v12 + ρ . g . h1 = P2 + . Ρ.v22 + ρ . g . h2
2 2
Keterangan:
p1 dan p2 = Tekanan pada titik 1 dan2 (Pa)
v1 dan v2 = Kecepatan aliran pada titik 1 dan 2 (m/s)
h1 dan h2 = Perbedaan ketinggian antara titik 1 dan 2 (m)
ρ = Berat jenis fluida (kg /m3)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/ s2)
1
P1 – P2 = ρ (v2 – v1)2 …pers.(2.9)
2
2 2
p1 V 1 p3 V 3
z 1+ + =z 3+ + +∑ he + ∑ h f …pers.(2.10)
γ 2g γ 2g
Keterangan:
Z1 dan Z3 = Elevasi di titik 1 dan 3 (m)
P1 dan P3 = tekanan dititik 1 dan 3 (m)
γ = berat jenis (N/m3)
( )
2
A1
k = 1− …pers.(2.13)
A2
Keterangan :
K = Konstanta
V = Kecepatan aliran (m3/s)
F = Koefisien gesekan (N)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (cm)
A1 = Luas penampang pipa 1 (hulu) ( m2)
A2 = Luas penampang pipa 2 (hilir) ( m2)
P1dan P2 = Tekanan di titik 1 dan 2 (N/m2)
v 1dan v 2 = Kecepatan aliran dititik 1 dan 2 (m/s)
Keterangan:
A = Bagian masuk
B = Bagian leher
C = Bagian keluar
D, G = Ruang piezometer
E = Lubang ke ruang piezometer
F = Lubang sadap tekanan hulu
H = Pelapis
I = Lubang sadap tekanan hilir
2) Penyemprot nyamuk
Semprotan anti nyamuk memanfaatkan asa bernoulli sebagai dasar
pembuatannya. Saat pompa udara ditekan udara berhembus kencang lewat diatas
mmulut pipa yang terhubungn ke cairan anti nyamuk. Cepatnya laju udara diatas
mulut pipa (v1) menyebabkan tekanan udara di sekeliling mulut pipa menurun (p1),
namun karena kecepatan udara di atas lubang penutup (v2) lebih rendah dari v1,
akibatnya tekanan udara diatas permukaan cairan anti nyamuk (p2) lebih besar dari
p1. Dampaknya tekanan udara di atas cairan memaksa cairan untuk masuk melalui
pipa dari bagian bawah menuju ke atas ketempat udara cepat berhembus (Susianto,
2019).
3) Karburator
Karburator merupakan sebuah alat yang berfungsi menghasilkan bahan bakar
dari udara. Campuran ini memasuki silinder mesin untuk tujuan pembicaraan sesuai
asas Bernoulli, tekanan pada bagian rendah, tekanan atmosfer memasuki bahan bakar
bercaampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.