Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
Menurut Sitaresmi & Mahmud (2011:72) makna leksikal dapat dibedakan menjadi beberapa
Kategori, yaitu (a) makna konseptual yang meliputi makna generik dan makna spesifik, (b)
makna asosiatif yang meliputi makna konotatif, makna afektif, makna stilistika, makna
kolokatif, dan makna idiomatik.
1. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sama
sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apa pun. Makna
konseptual dapat kita ketahui setelah dikembangkan atau dibandingkan pada tataran bahasa.
Makna konseptual adalah makna yang berhubungan dengan konsep suatu objek. Misalnya,
makna kata kursi dalam kalimat “Ani duduk di kursi” berbeda maknanya dengan kata kursi yang
berada dalam kalimat “Ani memperoleh satu kursi di parlemen”.Makna konseptual dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu makna generik dan makna spesifik.
1.1 Makna Generik
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa
makna konseptual yang khusus atau sempit. Misalnya, makna kata sekolah dalam kalimat
“Sekolah kami menang” bukan saja mencakup gedungnya, tetapi juga guru-guru, siswa-siswa,
dan pegawai tata usaha sekolah bersangkutan. Bila kita berkata, “Ani sekolah di Lampung”,
kata sekolah tidak dapat dihubungkan dengan makna konseptual sekolah, tetapi sudah lebih
luas, yaitu belajar di gedung yang namanya sekolah dan sekolah itu berada di Lampung. Dari
contoh tersebut jelas bahwa makna generik menunjukkan makna yang terkandung pada sebuah
kata lebih luas daripada kata yang diperkirakan.
1.2 Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual yang khusus, khas, dan sempit. Misalnya, jika kita
berkata ahli bahasa, yang dimaksud bukan semua ahli, tetapi seseorang yang mengahlikan
dirinya dalam bidang bahasa.
2. Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan (transfered meaning, figurative meaning) atau
pemakaian makna yang tidak sebenarnya. Makna asosiatif ini sesungguhnya sama dengan
perlambang-perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk mengatakan suatu
konsep lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kata melati dipergunakan sebagai
perlambang „suci‟ atau „kesucian‟; kata merah dipergunakan sebagai perlambang „keberanian‟.
Makna asosiatif dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu makna konotatif, makna
afektif, makna stilistika, makna kolokatif, dan makna idiomatik.
2.1 Makna Konotatif
Makna konotatif (conotative meaning) muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap
kata yang kita ucapkan atau kita dengar. Makna konotasi adalah makna yang digunakan untuk
mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya.
Misalnya, kata menggarap pada kalimat “Petani menggarap tanahnya” adalah hal wajar.
Demikian juga, kata menggarap pada kalimat “Anggota DPR sedang menggarap rancangan
Undang-Undang Hak Cipta”. Meskipun makna konseptual kata menggarap pada kedua kalimat
itu berbeda, penggunaan kata menggarap masih tetap dalam keadaan yang wajar. Hal ini akan
berbeda jika kita mengatakan “Pemuda brandal itu ditangkap ketika sedang menggarap seorang
anak gadis”. Kata menggarap pada kalimat tersebut bermakna konotatif yang berbeda dengan
kedua kalimat sebelumnya.
2.2 Makna Afektif
Makna afektif (affective meaning) merupakan makna yang muncul akibat reaksi
pendengar atau pembaca terhadap pengunaan bahasa. Makna afektif disebut juga makna
emotif karena dalam makna afektif terlihat reaksi yang berhubungan dengan perasaan
pendengar atau pembaca setelah mendengar atau membaca sesuatu.
misalnya kata anjing. Kata anjing dapat berbeda-beda nilai rasanya dan baru diketahui
setelah diucapkan oleh si pembicara.
2.3 Makna Stilistika
Makna stilistika adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa. Kita dapat
menjelaskan makna stilistika melalui berbagai dimensi dan tingkatan pemakaian bahasa.
Makna stilistika berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek terutama
kepada pembaca. Makna stilistika lebih dirasakan di dalam karya sastra.
2.4 Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di
dalam lingkungan yang sama. Misalnya, kata-kata ikan, gurame, gula, sayur, tomat, minyak,
bawang, dan telur tentunya akan muncul di lingkungan dapur. Jika kita membicarakan
gergaji, ketam, gurdi, pahat, parang, tukul, kata-kata ini lebih banyak berhubungan dengan
lingkungan tukang kayu.
2.5 Makna Idiomatik
Makna idiomatik atau idiomatikal adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang
menyimpang dari makna konseptual dan gramatikal unsur-unsur pembentuknya.
BAB III
KESIMPULAN
Kategori makna leksikal adalah konsep yang sangat penting dalam analisis linguistik, memungkinkan
kita untuk memahami bagaimana kata-kata dalam bahasa memiliki beragam makna dan peran dalam
komunikasi. Sitaresmi & Mahmud (2011) mengkategorikan makna leksikal menjadi dua kategori utama,
yaitu makna konseptual dan makna asosiatif.
Makna konseptual adalah makna dasar yang sesuai dengan konsep kata dan biasanya bersifat
umum. Makna konseptual dapat dibedakan menjadi makna generik yang lebih luas dan makna spesifik
yang lebih sempit. Makna asosiatif, di sisi lain, mencakup makna yang tidak selalu sesuai dengan makna
konseptual kata, seperti makna konotatif yang berkaitan dengan asosiasi perasaan, makna afektif yang
berhubungan dengan reaksi emosional, makna stilistika yang berhubungan dengan gaya atau gaya
bahasa, makna kolokatif yang berkaitan dengan penggunaan kata-kata dalam konteks tertentu, dan
makna idiomatik yang merupakan makna khusus yang terkait dengan ungkapan atau idiom. Pengertian
makna leksikal dalam berbagai kategorinya membantu kita memahami kompleksitas bahasa dalam
berbagai konteks komunikasi.
Dengan memahami kategori makna leksikal ini, kita dapat lebih baik menyusun dan menganalisis
pesan dalam bahasa, dan juga memahami bagaimana makna kata-kata dapat berubah tergantung pada
konteks dan asosiasi yang ada dalam komunikasi sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai