Jtptiain GDL s1 2006 Iksanmubar 910 BAB4 - 210 9
Jtptiain GDL s1 2006 Iksanmubar 910 BAB4 - 210 9
IV
Disamping sebagai penulis yang sangat produktif, beliau juga sering diminta
memberi kata pengantar buku karya penulis-penulis lain. Dan sudah banyak
ide tulisannya dimuat di surat kabar. Hal ini menandakan bahwa Dawam
intelektualis.
dikembangkan oleh para ulama’ atau kaum cendekiawan. Sebab tidak dapat
dipungkiri bahwa pemikiran seseorang pada suatu masa sedikit banyak juga
56
57
yang berangkat dari latar belakang agamis dan pernah mengenyam pendidikan
atau permasalahan, tidak hanya dari satu sisi dan meniadakan sisi lainnya.
Qur'an dan hadist yang dipelajari dan diyakininya, juga melihat kenyataan
LSM dan tercatat aktif dalam kelompok diskusi yang dipimpin oleh Ali Yafie.
Dan kelompok diskusi ini tidak takut di klaim sebagai kelompok yang telah
kelompok ini terlalu berani dalam memahami agama sampai pada tingkat
paling fundamental.
1
Ahsin muhammad misalnya, menegaskan bahwa kontekstualitas pemahaman al-
Qur'an merupakan upaya penafsir dalam memahami ayat al-Qur'an bukan melalui harfiah
teks, tetapi dari konteks (siyaq) dengan melihat faktor-faktor lain, seperti situasi dan kondisi
dimana ayat al-Qur'an itu turun. Dengan demikian penafsir harus mempunyai cakrawala
pemikiran yang luas seperti mengetahui sejarah hukum islam yang detail, mengetahui situasi
dan kondisi dimana hukum itu pada waktu hukum itu ditetapkan dan mengetahui 'llah dari
58
yang lebih maju dalam konteks ini, adalah bahwa dalam memahami suatu
dimana teks itu muncul. Adapun pendekatan yang dilakukan beliau dalam
yang menurut sebagian ulama’ bukan sebagai objek ijtihad. Dalam hal ini,
misalnya ayat riba dalam al-Qur'an sudah jelas dan gamblang dalam al-Qur'an
sudah jelas dan ayat tersebut adalah qoth’I dilalahnya, sehingga tidak boleh
diijtihadti lagi. Akan tetapi ayat tersebut oleh Dawam masih bisa
kategori, yaitu riba yang dilarang dan riba yang diperbolehkan. Riba yang
dilarang riba yang berkonotasi dengan usury (bahasa Inggris), woeker (bahasa
suatu hukum. Lihat Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari hermeneutika hingga
Idiologi, Bandung: Teraju, Cet. ke-1, 2003, hlm. 248-253, bandingkan dengan konsep Double
Movement-nya Fazlur Rahman yang dapat diamati dari bukunya, Islam, Terj. Ahsin
Mohammad, “Islam”, Bandung: Pustaka, Cet. ke-3, 1997.
2
Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur'an Tafsir Berdasarkan Konsep-Konsep
Kunci, Jakarta: Paramadina, 1996, hlm.594-617.
59
hanya dimonopoli oleh mufasirun yang telah memenuhi kriteria atau syarat –
syarat yang telah ditetapkan untuk boleh menafsirkan kitabullah ini. Tetapi,
setiap pribadi berhak untuk bisa masuk dan mempunyai akses langsung
dengan al-Qur'an.3
empiris yang ada dalam masyarakat pun tidak diabaikan begitu saja.
pada penerapannya bagi kepentingan manusia; dalam hal ini masalah etika
ekonomi Islam misalnya, etika ini akan terimplementasikan dengan baik jika
manusia sebagai obyek pelaku ekonomi sadar dengan betul-betul akan arti
pentingnya etika tadi. Jadi manusia sebagai obyek pelaku dalam sistem
3
Ibid., hlm.14-19.
4
Pragmatis ini bisa diartikan bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat
mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan); mengenai atau bersangkutan
dengan nilai-nilai praktis; Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayan, Jakarta:
Balai Pustaka, 1994. hlm. 785.
60
apakah termasuk riba atau bukan, beliau berpendapat bahwa bunga bank tidak
lembaga bay', tijaroh secara suka rela, dan pencegahan sifat riba yang adl'af-
batasnya. Unsur kesukarelaan inilah yang bisa menghapus unsur riba yang ada
pada bank. Sehingga transaksi keuangan yang terjadi antara nasabah dan
pihak bank bukan transaksi riba, jadi keuntungan dari transaksi tersebut halal.
Disamping itu yang dijadikan dasar oleh Dawam untuk membolehkan bunga
bank, bahwa uang dimasa mendatang nilainya cenderung menurun dan dengan
(Q.S. 3: 130) dalam memahami masalah riba. Bunga bank tidak termasuk
5
Rasional dapat diartikan menurut pikiran dan timbangan yang logis, sosial adalah
yang berkenaan dengan masyarakat, Ibid., hlm. 820 dan 958.
6
Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian
barang-barang serta kekayaan. Adapun religius adalah bersifat religi / keagamaan, Ibid., hlm.
251 dan 830.
7
Dawam Rahardjo, op. cit., hlm. 611-615.
61
ulama' menjadi syari'ah. Kegiatan ekonomi perlu diatur berdasar wahyu yang
moral ekonominya". Bertolak dari pandangan itu maka ilmu ekonomi Islam
Dalam ilmu ekonomi tidak ada perbedaan antara ekonomi Islam dengan
ekonomi bukan Islam, dimana saja, kapan saja, dan pada siapa saja tujuan atau
motif nya adalah: mencari hasil yang sebesar besarnya dengan tenaga atau
manusia dalam usaha ekonominya membatasi diri pada hal-hal yang tidak
8
M. Dawam Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, Yogyakarta, Tiara Wacana,
1990, hlm. 1.
62
yang paling penting. Sedang agama atau idiologi lain mungkin tidak mengenal
perilaku manusia sebagai hubungan antara berbagai tujuan dan alat-alat (untuk
mencapai tujuan) yang langka adanya dan karena itu mengandung alternatif
untuk mencapainya itu perlu disesuaikan dengan ciri-ciri Islam sebagai suatu
berbeda dengan daerah lain dan perilaku orang Islam tentunya akan beda
dengan non Islam. Dari asumsi ini maka dapat ditarik suatu pemahaman
9
Sjafrudin Prawiranegara, Ekonomi dan Keuangan: makna ekonomi Islam,
kumpulan karangan terpilih, Jakarta: Haji Masagung, 1998, hlm. 363.
10
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: PT
Bumi Restu, 1978, hlm. 55.
11
M. Dawam Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, op. cit., hlm. 2.
63
itulah yang disebut etika ekonomi Islam. Etika yang dimaksudkan disini
menjurus kepada pelaku ekonomi itu sendiri, yang dalam ilmu ekonomi
termasuk salah satu dari Unsur Ekonomi yaitu Sumber Daya Manusia.
yang lahir di Eropa barat pada abad 18 dan 19 tidak mendasarkan diri pada
asumsi-asumsi tertentu yang belum tentu berlaku ditempat dan waktu yang
lain.? Jadi dasar etika yang dianggap ilmu ekonomi itu adalah utilitirianisme,
mungkin tidak mengajarkan nilai-nilai yang sama. Karena itu, ajaran moral
nilai-nilai yang dianut "orang timur" seperti Indonesia tidak cocok bagi dan
12
Ibid., hlm. 1-57.
64
menurut al-Qur'an, adalah bagian normatif dari ilmu ekonomi. Bagian ilmu
empiris mengenai yang sesungguhnya terjadi, sesuai atau tidak sesuai dengan
mata rantai pengkajian ilmu ekonomi, gagasan ini merupakan jawaban dari
tentang etika universal. Ini berarti bahwa rumusan pernyataan yang valid
tentang dasar, proses dan motivasi ekonomi dalam masyarakat Islami yang
validitas obyektif serta merupakan bagian dari ekonomi Islam yang berusaha
ekonomi manusia, hal ini membutuhkan kerja intelektual yang tidak mudah.
Menurut Syed Nawab Haider Naqvi nilai etik Islam harus bisa
Dawam rahardjo bahwa substansi etik ini mengarah pada manusia sebagai
pelaku yang dikategorikan sebagai salah satu unsur ekonomi yaitu Sumber
Daya Manusia.
sedangkan filsafat ekonomi Islam ini sebenarnya berpangkal pada syariat dan
13
Syed Nawab Haider Naqvi, Islam, Economics, And Society ,terj. M. Syaiful Anam,
M. Ufuqul Mubin,. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke-1,
2003. hlm.xiii.
66
ahklak yang jauh berbeda dari dengan asas filsafat ekonomi kapitalis atau
Marxist.14
dengan etika ataupun perang dengan etika. Islam adalah risalah yang
diturunkan Allah melalui rasul untuk membenahi akhlaq manusia. Islam juga
ekonomi atau bisnis di satu sisi diberi kebebasan sebesar besarnya. Namun, di
sisi lain, ia terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bebas mutlak
moral; bahwa tidak diragukan lagi bisnis tanpa mengenal waktu akan
14
Drs. Baidi M. Pd, "Sistem Ekonomi Dalam Perspektif Theology Islam", dalam Af
Idah Salmah, (ed.), Theology Islam Terapan, Solo: PT Tiga Serangkai, 2003. hlm 185.
15
DR. Yusuf Qardhawi, Daurul Qiyam Wal Akhlaq Fil Iqtishadil Islami, terj. Zainal
Arifin, dkk, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1997. hlm. 51.
67
ﺍ ِﺇﻟﹶﻰ ِﺫ ﹾﻛ ِﺮ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪﻌﻮ ﺳ ﻌ ِﺔ ﻓﹶﺎ ﻤﻮ ِﻡ ﺍﹾﻟﺠ ﻳ ﻦ ﺼﻠﹶﺎ ِﺓ ِﻣ
ﻱ ﻟِﻠ
ﻮ ِﺩﻮﺍ ِﺇﺫﹶﺍ ﻧﻣﻨ ﻦ ﺀَﺍ ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻳﻬﺎﹶﺃﻳ
ﻮ ﹶﻥﻌ ﹶﻠﻤ ﺗ ﻢ ﺘﻨ ﻢ ِﺇ ﹾﻥ ﹸﻛ ﹶﻟ ﹸﻜﻴﺮ ﺧ ﻢ ﻊ ﹶﺫِﻟﻜﹸ ﻴ ﺒﻭﺍ ﺍﹾﻟﻭ ﹶﺫﺭ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman apabila diseur untuk menunaikan
sholat pada hari jum'at maka bersegeralah kamu mengingat allah
dan tinggalkanlah jual beli.yang demikian itu lebih baik jika kamu
mengetahui. (Q.S. al-Jumuah: 9)16
Dalam waktu yang sama al-Qur'an juga mengancam orang-orang yang
ﻦ ِﻣﻴﺮ ﺧ ﺪ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﻨ ﺎ ِﻋﺎ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻣﻙ ﻗﹶﺎِﺋﻤ ﺮﻛﹸﻮ ﺗﻭ ﺎﻴﻬ ﻮﺍ ِﺇﹶﻟﻧ ﹶﻔﻀﺍ ﺍﻬﻮ ﻭ ﹶﻟ ﺭ ﹰﺓ ﹶﺃ ﺎﺍ ِﺗﺠﺭﹶﺃﻭ ﻭِﺇﺫﹶﺍ
ﲔ
ﺍ ِﺯ ِﻗ ﺍﻟﺮﻴﺮ ﺧ ﺍﻟ ﱠﻠﻪﺭ ِﺓ ﻭ ﺎﺘﺠﻦ ﺍﻟ ﻭ ِﻣ ﻬ ِﻮ ﺍﻟ ﱠﻠ
Artinya: Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka
bubar untuk menuju kepadanya dan mereka meninggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah), katakanlah apa yang disisi allah
adalah lebih baik dari pada permainan dan perniagaan dan allah
sebaik-baik pemberi rizki. (Q.S. al-Jumuah: 11)17
Contoh lain dari anjuran Islam, Apabila khomr atau minuman keras
perdagangan dalam negeri maupun luar negeri akan meningkat. Namun al-
16
Departemen Agama Republik Indonesia, op. cit., hlm. 933.
17
Ibid., hlm. 934.
68
besar.
nilai moral dan etika dalam bingkai keimanan sangat dijunjung tinggi dalam
keduanya.
dan sumber etika yang mulia. Antara keduanya terdapat ikatan sangat erat
yang tidak terpisahkan . dari sini bisa dikatakan bahwa orang-orang Islam
berdasarkan wahyu dari langit itu tanpa diragukan lagi adalah ekonomi yang
berdasarkan etika.18
disamping dapat memberikan nilai tambah pada sistem. Etika tersebut juga
bisa mengisi kekosongan pemikiran yang ditakutkan suatu saat timbul akibat
18
Ibid., hlm. 55.
69
dewasa ini yang dikuasai ole nafsu kapitalisme di atas norma-norma yang
hakiki. Islam tidak mengabaikan fakta ini dan siap mengantisipasi kebudayaan
Dari uraian di atas dapat ditarik benang merah, bahwa ilmu ekonomi
mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kebahagiaan hidup di dunia maupun
empiris agar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata dan dalam lingkungan
apa yang sebenarnya mereka kehendaki. Sementara itu fiqh di bidang khilafah
19
Ibid.
70
tradisional dan harus berfikir dalam kerangka universal. Agar upaya ini
maupun secara mikro (dalam konteks negara maupun masyarakat) dan gagal
dalam negara dan antar individu dalam kelompok (terjadinya disintegrasi dan
dalam sistem ekonomi Islam merupakan counter, dan dapat sebagai alternatif
dari sistem ekonomi yang lain. Bahwa sistem ekonomi Islam yang berbasis
71
etika dan moral telah terbukti keampuhannya pada golden age Islam.
dengan etika. Usaha ekonomi benar-benar berasaskan nilai Islam yang luhur.
Manusia sebagai pelaku usaha memegang teguh etika, tiap individu diberi
kesempatan yang sama dalam usaha ekonominya, hal ini dikarenakan adanya