Anda di halaman 1dari 107

KAJIAN TAFSIR AL QUR’AN BERBASIS DIGITAL

(STUDI WEBSITE TAFSIRALQURAN.ID)

Oleh :

Zaenal Arifin
1731072

Skripsi diajukan untuk memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Di Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS SYARIAH, USHULUDDIN, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN
2021
KAJIAN TAFSIR AL QUR’AN BERBASIS DIGITAL
(STUDI WEBSITE TAFSIRALQURAN.ID)

Oleh :

Zaenal Arifin
1731072

Skripsi diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Di Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS SYARIAH, USHULUDDIN, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN
2021

II
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(IAINU) KEBUMEN
SK. Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 3522 Tahun 2013
Jl. Tentara Pelajar No. 55 B Telp. (0287) 385902 Kebumen 54316
Website: http://www.iainukebumen.ac.id Email: iainukebumen55b@gmail.com

NOTA DINAS

Hal: Skripsi
Yth. Dekan Fakultas Syari’ah Ushuluddin dan Dakwah IAINU Kebumen
c/q Biro Pelaksana Skripsi
Di
Tempat

‫ِالرحْي ِم‬
َّ ‫ْحن‬
ٰ ْ ‫ِالر‬
َّ ‫بِ ْسمِهللا‬
Assalamu’alaikum, wr. wb.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU)
Kebumen No. In.11/X.10/IAINU/FSUD/III/ /2021 tertanggal 21 Maret 2021 tentang
Judul dan Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program S.1 Tahun Akademik 2020/2021.
Atas tugas kami sebagai Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa :
Nama : Zaenal Arifin
NIM : 1731072
Jurusan/Program : IAT/S.1
Tahun Akademik : 2021
Judul Skripsi : Kajian Tafsir Al Qur’an Berbasis Digital (Studi Website
tafsiralquran.id)
Maka setelah kami teliti dan diadakan perbaikan seperlunya, akhirnya kami anggap
Skripsi tersebut sebagai hasil penelitian/kajian mendalam telah memenuhi syarat
untuk diajukan ke sidang munaqasyah IAINU Kebumen.
Demikian, semoga dalam waktu dekat bisa dimunaqasyahkan, dan bersama ini kami
kirimkan 3 (tiga) eksemplar Skripsi dimaksud.
Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Kebumen, 25 September 2021

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Shohibul Adib, M.S.I Wahyuni Shifatur Rohmah, M.S.I


NIDN : 2122047901 NIDN : 2112018101

III
PENGESAHAN

SKRIPSI
KAJIAN TAFSIR AL QUR’AN BERBASIS DIGITAL
(STUDI WEBSITE TAFSIRALQURAN.ID)
Oleh:
ZAENAL ARIFIN
1731072
Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Penguji dan dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Agama (S.Ag.)
pada tanggal 29 September 2021.
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Shohibul Adib, M.S.I Wahyuni Shifatur Rohmah, M.S.I


NIDN : 2112018101
NIDN : 2122047901
Penguji 1 Penguji 2

Fikria Najitama, M.S.I Dr. Slamet Mujiono, M.Hum


NIDN : 2107078201 NIDN : 2107076601
Pimpinan Sidang
Ketua Sekretaris

Syifa Hamama, M.Si Isti’anah, MA


NIDN : 2116028603 NIDN : 2120078001

Mengetahui
Dekan Fakultas Syariah, Ushuluddin, dan Dakwah

Nuraini Habibah, S.Ag., M.S.I.


NIDN 2107047501

IV
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zaenal Arifin


NIM : 1731072
Judul Skripsi : Kajian Tafsir Al Qur’An Berbasis Digital (Studi Website
ssfTafsiralquran.id)
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah skripsi ini adalah benar-
benar hasil penelitian/pengkajian mendalam terhadap suatu pokok masalah
yang dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan dosen pembimbing dan
berdasarkan metodologi karya ilmiah yang berlaku di IAINU Kebumen. Dan
dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam
daftar pustaka.

Jika dalam perjalanan waktu terbukti skripsi karya saya tidak sesuai
dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala resiko, termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang saya sandang.

Kebumen, 24 September 2021

(Zaenal Arifin)

V
MOTTO

_______

VI
PERSEMBAHAN

Aku ingin mempersebahkan skripsi ini untuk


Orangtua, guru, teman dan sahabatku

Terimakasih untuk diriku sendiri,…

VII
ABSTRAK

Zaenal Arifin: Kajian Tafsir Al Qur’an Berbasis Digital (Studi Website


tafsiralquran.id)

Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat Islam akan selalu relevan dengan
perkembangan zaman. Terkait penyampaian pesan al-Qur’an melalui tafsir, pada
dasarnya ada dua hal penting yang harus diperhatikan, pertama adalah terkait cara
memahami maknanya sehingga pesan penting dari al-Qur’an dapat diperoleh. Yang
kedua adalah terkait cara menyampaikan pesan tersebut sehingga pesan itu benar-
benar sampai kepada umat Islam. Secara historis dapat ditemukan bahwa dari masa
ke masa tafsir muncul dengan perangkat metodologi yang selalu baru dan juga
dengan dimediasi oleh media yang selalu berubah. Selama ini kajian yang
dilakukan perkembangan metodologi tafsir telah banyak dilakukan, namun bentuk
penyajian yang ada masih berupa bentuk fisik buku atau kitab yang tebal.
Berangkat dari hal itulah, penulis tertarik untuk menelaah kajian atas penafsiran
al-Qur’an yang ada pada perkembangan media saat ini dan sangat erat kaitannya
dengan teknologi digital. Dalam menelaah topik ini, peneliti memfokuskan pada
kajian penafsiran al-Qur’an di website tafsiralquran.id. Kajian ini difokuskan pada
dua rumusan masalah yakni terkait model penafsiran al-Qur’an di media dan
bagaimana implikasi website tafsiralquran.id tersebut terhadap perkembangan
studi al-Qur’an. Penelitian ini merupakan studi kualitatif normatif dengan jenis
studi pustaka yang berusaha menelaah kajian tafsir dengan mengambil objek
fenomena tafsir al- Quran berbasis digital dan dengan kerangka teori media milik
Marshall McLuhan. Dalam teori ini memuat empat gagasan utama, yakni Medium
Age untuk pengkategorian perkembangan media tafsir, Medium is the Message
untuk mengetahui sistem kerja pada media baru,kemudian Global Village dan
Technology Determinism untuk mengetahui dampak yang timbul dari penggunaan
media baru.
Hasil kajian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa penafsiran dalam
website tafsiralquran.id muncul dengan model atau bentuk baru yaitu berupa tafsir
visual. Penyajian tafsir al-Qur’an yang ada website tafsiralquran.id merupakan
digitalisasi tafsir yang bersumber pada penafsiran ulama tafsir sebelumnya. Dengan
adanya website ini, masyarakat manjadi terbantu dengan adanya penafsiran al-
Qur’an beserta serba-serbi yang melingkupinya serta kemudahan dalam mengakses.

Kata kunci: Tafsir, Media Baru, Internet, Digital

VIII
ABSTRACT

Zaenal Arifin: Kajian Tafsir Al Qur’an Berbasis Digital (Studi Website


tafsiralquran.id)

Al-Qur'an as the main guideline for Muslims will always be relevant to the
times. Regarding the delivery of the message of the Koran through interpretation,
basically there are two important things that must be considered, the first is related
to how to understand its meaning so that important messages from the Koran can
be obtained. The second is related to how to convey the message so that the message
really reaches Muslims. Historically it can be found that from time to time
interpretations emerge with ever-new methodological devices and are also mediated
by ever-changing media. So far, many studies have been carried out on the
development of interpretation methodology, but the form of presentation that exists
is still in the form of physical books or thick books.
Departing from this, the author is interested in examining the study of the
interpretation of the Koran which exists in current media developments and is very
closely related to digital technology. In examining this topic, the researcher focuses
on studying the interpretation of the Koran on the tafsiralquran.id website. This
study is focused on two problem formulations, namely related to the model of
interpretation of the Koran in the media and how the implications of the website
tafsiralquran.id have for the development of al-Qur'an studies. This research is a
normative qualitative study with the type of literature study that seeks to examine
the study of interpretation by taking the object of the phenomenon of digital-based
interpretation of the Koran and with the framework of Marshall McLuhan's media
theory. This theory contains four main ideas, namely Medium Age for categorizing
the development of interpretive media, Medium is the Message to find out the work
system in new media, then Global Village and Technology Determinism to find out
the impact arising from the use of new media.
The results of the study conducted by the author show that the interpretation on
the tafsiralquran.id website appears with a new model or form, namely in the form
of visual interpretation. The presentation of the interpretation of the Koran on the
tafsiralquran.id website is a digitization of interpretation that originates from the
interpretation of previous interpretations of scholars. With this website, people are
helped by the interpretation of the Qur'an and the sundries that surround it and the
ease of access.

Keyword: Tafsir, Media Baru, Internet, Digital

IX
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan Nomor:

053b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf
Nama Huruf Latin Nama
Arab
‫ا‬ alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ب‬ ba’ B Be
‫ت‬ ta’ T Te
‫ث‬ ša S| Es (dengan titik di atas)
‫ج‬ jim J Je
‫ح‬ ĥ H{ Ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ kha' Kh Ka dan Ha
‫د‬ dal D De
‫ذ‬ źal Z| Zet (dengan titik di atas)
‫ر‬ ra R Er
‫ز‬ zai Z Zet
‫س‬ sin S Es
‫ش‬ syin Sy Es dan Ye
‫ص‬ şad S{ Es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ d’ad D{ De (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ţa T{ Te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ża Z{ Zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik di atas
‫غ‬ gain G Ge
‫ف‬ fa’ F Ef

X
‫ق‬ qaf Q Qi
‫ك‬ kaf K Ka
‫ل‬ lam L ‘el
‫م‬ mim M ‘em
‫ن‬ nun N ‘en
‫و‬ waw W W
‫ه‬ ha’ H Ha
‫ء‬ hamzah ‘ Apostrof
‫ي‬ ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

‫متعددة‬ Ditulis Muta’addidah


‫عدة‬ Ditulis ‘iddah

C. Ta’ Marbūţah di akhir kata


1. Bila dimatikan ditulis h
‫حمكة‬ Ditulis Ĥikmah
‫جزية‬ Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak tidak diperlakukan pada kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam basaha Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis h.
‫كرامة الاولياء‬ Ditulis Karāmah al-auliyā
3. Bila ta’ marbūţah hidup atau dengan harakat, fatĥah atau kasrah atau
dammah ditulis dengan t.
‫زاكة الفطر‬ Ditulis Zakāt al-fiţr

XI
D. Vokal Pendek
----َ---
fatĥah Ditulis a
‫فعل‬
----َ---
kasrah Ditulis i
‫ذكر‬
----َ---
dammah Ditulis u
‫يذهب‬

E. Vokal Panjang
Fatĥah + alif Ditulis Ā
‫جاهلية‬ Ditulis jāhiliyah

Fatĥah + ya’ mati Ditulis Ā


‫تنـىس‬ Ditulis tansā

Kasrah + ya’ mati Ditulis Ī


‫كـر ي‬ Ditulis karīm

Dlammah +
Ditulis ū
wāwu mati
‫فروض‬ Ditulis furūď

F. Vokal Rangkap
Fatĥah + ya’ mati Ditulis ai
‫بينمك‬ Ditulis bainakum

Fatĥah + wawu mati Ditulis au


‫قول‬ Ditulis qaul

XII
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
‫أأنت‬ Ditulis a’antum

‫أعدت‬ Ditulis u‘iddat

‫لنئ شكـرمت‬ Ditulis la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif+Lam


a. Bila diikuti huruf Qomariyyah
‫أأنت‬ Ditulis a’antum

‫أعدت‬ Ditulis u‘iddat

‫لنئ شكـرمت‬ Ditulis la’in syakartum

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf


Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya
‫السامء‬ Ditulis as-Samā’

‫الشمس‬ Ditulis asy-Syams

I. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat


Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya
‫ذوى الفروض‬ Ditulis zawī al-furūď

‫أهل الس نة‬ Ditulis ahl as-Sunnah

XIII
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak

lupa juga Shalawat serta Salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad

Saw. yang telah merubah dunia ini menjadi lebih baik, dan semoga kita termasuk

dan diakui sebagai Umatnya. Amin.

Terselesaikannya skripsi dengan judul “Kajian Tafsir Al Qur’An Berbasis

Digital (Studi Website Tafsiralquran.id)” ini tak lain adalah berkat takdir dan

cinta Allah terhadap penulis. Serta dikarenakan adanya usaha yang selalu penulis

perjuangkan dan doa yang selalu dipanjatkan. Untuk itu, penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Fikria Najitama, M.S.I. selaku Rektor IAINU Kebumen.


2. Nuraini Habibah, M.S.I. selaku Dekan Fakultas Syariah, Ushuluddin, dan
Dakwah (FSUD) IAINU Kebumen.
3. Muhammad Achid Nurseha, M.S.I. selaku Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), yang selalu terbuka dan memberikan dan motivasi
solusi.
4. Shohibul Adib, M.S.I, selaku pembimbing I, Wahyuni Syifaturrohmah, M.S.I
selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran,
arahan, dan bimbingan hingga penulis menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf dan Karyawan di IAINU Kebumen,
khususnya FSUD dan Prodi IAT yang banyak memberikan ilmu pengetahuan
dan layanan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
6. Ibunda Siti Baedah beliau merupakan sosok murobbi ruhi wa jasadi dan
orangtua, dengan segenap kelembutan selalu memberi doa, nasihat, hikmah,
dan bimbingan tanpa henti kepada penulis.

XIV
7. Teman-teman Prodi IAT IAINU Kebumen angkatan 2017, Pak Suwarno, Pak
Ngafifudin (almarhum), Pak Nurdin Hidayat, Aulia Rahma Dewi, Atina Hasnal
Muna, Zaenal Arifin, Amin Khasnawi, Nailul Ihsani Rohman, Abdul Wahab,
Ali Maksum, Umi Musyarofatul Fitriyah, Fatthur Rohmah, dan Dwi Asta
Asyam Aufa yang baik secara langsung maupun tidak langsung memberi
semangat dan menemani penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga yang telah diberikan merupakan amal kebaikan yang dapat
memberikan manfaat bagi semua. Penulis hanya dapat berdoa jazakumullah
ahsasnal jaza’. Penulis menyadari sepenuhnya terlalu banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini, tetapi penulis meyakini, justru dari kekurangan itulah
kesempurnaan bisa diraih. Maka dalam hal ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Amin.

24 September 2021

Penulis

XV
DAFTAR ISI

........................................................................................................................ III

NOTA DINAS ................................................................................................ III

PENGESAHAN ............................................................................................. IV

PERNYATAAN ...............................................................................................V

MOTTO .......................................................................................................... VI

PERSEMBAHAN ......................................................................................... VII

ABSTRAK ...................................................................................................VIII

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................X

KATA PENGANTAR ................................................................................. XIV

DAFTAR ISI ............................................................................................... XVI

DAFTAR TABEL ....................................................................................... XIX

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... XX

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................. 5

C. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

D. Penegasan Istilah................................................................................... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9

XVI
G. KerangkaTeori .................................................................................... 12

H. Metode Penelitian ............................................................................... 14

I. Sistematika Penulisan ......................................................................... 17

BAB II TEORI MEDIA BARU DAN TAFSIR AL QUR’AN ..................... 19

A. Sejarah Media Tafsir Al-Qur’an ......................................................... 19

1. Era Kesukuan (Triabal Age) .................................................... 20

2. Era Tulisan (Literacy Age) ....................................................... 23

3. Era Cetak (Print Age) .............................................................. 26

4. Era Elektronik (Electronic Age) .............................................. 30

B. Teknologi Internet dan Kajian Tafsir Al-Qur’an ................................ 31

1. Internet Sebagai Media Baru ................................................... 31

2. Bentuk Kajian Tafsir al-Qur’an di Internet.............................. 33

3. Metode Penyajian Tafsir di Internet ........................................ 37

BAB III HASIL PENELITIAN WEBSITE TAFSIRALQURAN.ID ........... 40

A. Mengenal Website tafsiralquran.id .................................................... 40

1. Latar Belakang dan Semboyan ................................................ 40

2. Visi ........................................................................................... 41

3. Susunan Pengelola ................................................................... 42

B. Fitur dalam Website tafsiralquran.id.................................................. 43

1. Tafsir Tematik.......................................................................... 44

2. Tafsir Tahlili ............................................................................ 49

3. Ulumul Qur’an ......................................................................... 50

XVII
4. Cari Ayat .................................................................................. 51

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......... 55

A. Model Kajian Tafsir Al-Qur’an pada tafsiralquran.id ....................... 55

1. Metode Penyajian .................................................................... 55

2. Sumber Rujukan Penafsiran..................................................... 58

B. Implikasi Website tafsiralquran.id Sebagai Media Baru Kajian Tafsir

Terhadap Perkembangan Studi Al-Qur’an ........................................................ 64

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 70

A. Kesimpulan ......................................................................................... 70

B. Saran ................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72

CURRICULUM VITAE ................................................................................ 76

XVIII
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Pengelola Website tafsiralquran.id .......................................... 42

XIX
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kajian Tafsir di akun Instargam @thequr’an_path .................... 34

Gambar 2. Kajian Tafsir di akun instagram @nadirdsyahhosen_official.... 35

Gambar 3. Kajian Tafsir di website tafsiralquran.id .................................... 35

Gambar 4. Kajian Tafsir al Quran berupa Audio di Spotify.......................... 36

Gambar 5. Kajian Tafsir Tematik oleh LPMQ di YouTube ......................... 37

Gambar 6. Tampilan awal website tafsiralquran.id...................................... 43

Gambar 7. Postingan pada kategori tafsir ahkam.......................................... 45

Gambar 8. Postingan pada kategori tafsir ekologi ........................................ 46

Gambar 9. Postingan pada kategori tafsir isyari ........................................... 47

Gambar 10. Postingan pada kategori tafsir kebangsaan................................ 48

Gambar 11. Postingan pada kategori tafsir tarbawi ...................................... 48

Gambar 12. Postingan pada kategori tafsie tematik surah ............................ 49

Gambar 13. Tampilan pada menu tafsir tahlili.............................................. 50

Gambar 14. Tampilan menu ulumul Qur'an.................................................. 51

Gambar 15. Contoh hasil pencarian pada menu cari ayat ............................. 52

Gambar 16. Metode penyaian tafsir berbasis ayat ........................................ 56

Gambar 17. Contoh penafsiran al-Qur'an surat Shad ayat 1 pada

tafsiralquran.id ..................................................................................... 58

Gambar 18. Contoh penafsiran al-Qur'an surat Shad ayat 1 pada

quran.kemenag.go.id ............................................................................. 59

Gambar 19. Keterkaitan antara fitur al-Qur'an dan Terjemahannya dengan

postingan tafsir tahlili............................................................................ 60

XX
Gambar 20. Mengetahui penulis dari postingan yang dimuat ...................... 61

Gambar 21. Contoh penafsiran tafsir ekologi ............................................... 63

Gambar 22. Fungsi hyperlink dalam metode penyajian tafsir menuju sumber

rujukan asli ............................................................................................ 63

Gambar 23. Hasil analisa traffic tafsiralquran.id menggunakan Alexa Rank 66

XXI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari kitab suci al- Qur`an merupakan suatu kewajiban bagi setiap

umat muslim. Terdapat beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, terlebih

dalam segi hubungan al- Qur`an dan dengan Ilmu Pengetahuan. Permasalahan

ini tidak dapat dihindarkan, terlebih mengingat era modern, dimana ilmu

pengetahuan berkembang sangat cepat dan dengan mudah memasuki setiap

sendi-sendi kehidupan manusia saat ini.

Berhubungan dengan kajian al-Qur`an di media saat ini, banyak muncul

berbagai macam kajian al-Qur`an berbasis digital, mulai dari perangkat lunak

(software) seperti produk Tafsir Tematik dan Tafsir Ilmi milik LPMQ

Kementrian Agama Republik Indonesia, yang dalam suatu paket software

tersebut berisi puluhan buku yang berupa tampilan Flash Player dimana

tampilannya sangat realistis seperti buku.

Selain itu ada media Ebook, sebagaimana dilansir dari website Oxford

Learners Dictionaries, ebook merupakan buku cetak yang dikonversi ke dalam

bentuk elektronik yang dapat dibaca menggunakan perangkat genggam dan

komputer. 1 Fungsi e-book secara umum adalah sebagai alat pembacaan

informasi secara digital di perangkat melalui aplikasi pembacanya (reader)

1
Oxford University Press, “Definition of e-book noun from the Oxford Advanced
Learner's Dictionary” Artikel diakses pada 14 September 2021 dari
www.oxfordlearnersdictionaries.com.

1
2

yang khusus juga sesuai dengan format ebook tersebut dibuat. Ada berbagai

macam format ebook yang umum digunakan, tergantung pada aplikasi

pembuatnya, dan aplikasi pembacanya (reader). Berikut ini adalah beberapa

format buku digital yang umum digunakan, diantaranya PDF (Portable

Document Format),e PUB (Electronic Publishing), KF8 (Amazon Kindle Fire

Format), PDB (Palm File Database), MOBI (MobiPocket Format), AZW

(Amazon World).

Namun dalam penggunaannya, ebook ini memerlukan aplikasi (software)

berbeda-beda sesuai dengan jenis file dari ebook tersebut, sehingga harus

memastikan perangkat terpasang aplikasi untuk membuka buku digital. Faktor-

faktor pendukung ini sebenarnya membuat penggunaan ebook jauh lebih rumit

dibandingkan buku konvensional.

Untuk mengakses kedua jenis media diatas dapat dilakukan secara offline

(tanpa jaringan internet) selagi pembaca memiliki software atau ebook yang

sudah tersimpan di perangkat. Selanjutnya ada pula media yang berbasis online

(menggunakan jaringan internet), yakni sosial media. Diantaranya ada

Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Berdasarkan data dari hasil

Survei Literasi Digital Indonesia 2020 yang dilakukan oleh Kominfo, media

sosial merupakan sumber informasi yang paling banyak diakses. Adanya media

sosial juga mempermudah khalayak dalam menerima suatu hal yang baru,

karena media ini bekerja cepat dan singkat.2

2
Roudlotul Jannah, “Tafsir Al-Quran Media Sosial: Studi Model Tafsir Pada Akun
Instagram @Quranriview”, Skripsi S1 Fak. Syarian UIN Malang, ( Fak. Syarian UIN Malang,
Tahun 2021), h. 2.
3

Dalam salah satu media sosial yakni Instagram, terdapat beragam akun

yang menyajikan kiriman artikel bertema al Qur’an dan lingkupnya, salah

satunya adalah akun @Quranreview dimana konten pada akun ini berupa

postingan ayat-ayat al-Qur’an beserta tafsirnya. Sebagaimana karakteristik

Instagram yang postingan di dalamnya berupa foto atau video dengan caption

sebagai penjelas dari foto atau video yang diunggah, memiliki keterbatasan

dalam penulisan karakter yakni hanya dibatasi hanya sekian ratus

karakter/huruf. Namun disini, author atau penulis dan pembaca dapat saling

berinteraksi dengan memanfaatkan fitur kolom komentar sehingga dapat terjadi

komunikasi dua arah, berbeda dengan software dan ebook yang hanya satu

arah.

Selain media sosial ada media berupa website, yaitu fasilitas hypertext

untuk menampilkan data dan berisikan dokumen-dokumen multimedia yang

berupa teks, gambar, suara, animasi dan lainnya dengan mengunakan browser

sebagai perangkat lunak untuk mengaksesnya. Data hasil riset WeAreSocial.net

dan Hootsuite pada tahun 2018 menunjukkan bahwa Google.co.id menempati

urutan pertama website yang paling sering dikunjungi masyarakat Indonesia.3

Google ini merupakan mesin pencari yang banyak digunakan untuk mencari

sesuatu di internet hanya dengan menuliskan kata kunci dari apa yang akan

dicari, lalu kita akan disuguhi dengan berbagai alamat website yang memuat

artikel dan informasi yang relevan dengan yang kita cari.

3
Databoks, “Website Paling Sering Diakses Publik Indonesia”, artikel diakses pada 9
Juli 2022 dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/02/website-paling-sering-
diakses-publik-indonesia
4

Ketika kita mengetikkan kata kunci “tafsir al-Qur’an” di mesin pencari

misalnya Google, akan ditampilkan banyak website dengan konten yang terkait

dengan kata kunci tersebut. Beberapa diantaranya yakni website

tafsiralquran.id, tafsirweb.com, tafsirq.com, quran.kemenag.go.id dan

website-website lainnya yang berbahasa Indonesia. Hal ini menandakan bahwa

media website ternyata sudah banyak dimanfaatkan sebagai sarana untuk

membagikan penafsiran ayat al-Quran.

Dari sekian banyak website yang berhasil disajikan oleh mesin pencari,

terdapat salah satu website yang muncul di urutan pertama pada saat pencarian

dengan kata kunci “tafsir al-Qur’an” yakni website tafsiralquran.id.4 Dilihat

dari namanya, dapat kita tangkap sekilas isi dari website tersebut yakni tentang

tafsir al-Qur’an dan juga artikel lain yang masih dalam lingkup kajian al-Qur’an

maupun artikel keagamaan.

Selain website tafsiralquran.id, sebenarnya sudah banyak website lainnya

yang memposting artikel keagamaan, baik itu berkaitan dengan hadis, al-

Quran, bahkan dengan tafsir itu sendiri. Akan tetapi, dari beberapa website

yang ada, tafsiralquran.id memiliki tingkat SEO (Search Engine Optimazion)

yang baik sehingga bisa menempati posisi paling awal di halaman mesin

pencari. Dengan posisi ini, menunjukkan bahwa website ini sangat relevan

dengan kata kunci yang di masukkan pada mesin pencari dan akan lebih mudah

diakses oleh pengguna internet.

4
Google.com, diakses pada 18 Sep 2021 Pukul 22.50.
5

Hal ini menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, mengingat bahwa

kitab suci al-Quran merupakan pedoman ummat Islam yang dijadikan sebagai

sumber rujukan utama terhadap problematika yang muncul. Untuk memahami

makna yang tersirat didalamnya tidak bisa hanya di baca dan difahami secara

tekstual saja, namun harus ada upaya menafsirkan pula. Selain itu, media

website yang digunakan sebagai wadah untuk mempublikasikan penafsiran dari

ayat al-Qur’an, akan membuatnya lebih cepat tersebar luas dan menjadikan

masyarakat lebih mudah untuk menerima dan mengkonsumsinya

Penafsiran al-Qur’an di media baru ini, khususnya pada website

tafsiralquran.id dinilai penting guna dapat melengkapi kajian penafsiran

yang telah ada untuk dapat melihat secara utuh perkambangan penafsiran

al-Quran khusunya di era modern. Inavasi-inovasi yang dilakukan oleh para

developer dan mufasir yang memanfaatkan perkembangan teknologi ini cukup

banyak berpengaruh terhadap sumber bacaan dan rujukan bagi kalangan

modern saat ini, juga lebih mudah tersebar luas dan diterima di berbagai

penjuru.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ialah usaha untuk menetapkan batasan dari

masalah penelitian yang akan diteliti yang berguna untuk memberi arahan yang

jelas dan ketajaman analisa dalam pembahasan, maka perlu adanya pembatasan

suatu permasalahan yang akan yang akan dibahas dalam tulisan ini. Penulis

akan memfokuskan kajian pada penyajian serta model penafsiran di website

tafsiralquran.id.
6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana model penafsiran al-Qur’an di website tafsiralquran.id?

2. Bagaimana implikasi website tersebut terhadap perkembangan studi al-

Qur’an?

D. Penegasan Istilah

Agar di dalam penulisan ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda

dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah di yang

dugunakan dalam penulisan skipsi ini. Istilah-istilah yang perlu penulis

jelaskan adalah sebagai berikut :

a. Digital

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah digital

berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu atau

berhubungan dengan penomoran.5 Digital sendiri berasal dari kata digitus

yang diambil dari bahasa Yunani yang artinya jari jemari. Oleh karena itu

digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri

dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer

menggunakan digital sebagai basis datanya sehingga yang berkaitan

5
https://kbbi.web.id/digital. Diakses pada 14 September 2021 Pukul 20.18 WIB
7

dengan media elektronik dan kecanggihan sistemnya juga termasuk di

dalam digital tersebut. 6

Teknologi digital sudah tidak lagi menggunakan tenaga manusia secara

manual, tetapi lebih pada sistem pengoperasian otomatis dengan sistem

komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh komputer. Pengubahan

data ini memiliki keunggulan dalam meningkatkan fleksibilitas

penanganan, penyimpanan dan pengiriman data dari satu orang ke orang

lainnya.7

b. Website

Website merupakan salah satu media yang terdapat di internet, yakni

kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan

informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan

dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang

membentuk satu rangkaian bagunan yang saling terkait dimana masing-

masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink)8

6
Irma Surya Ningsih, “Peran Literasi Digital Dalam Meningkatkan Minat Membaca
Mahasiswa Pgsd Stkip Al-Maksum Langkat”, dalam Jurnal Mahasiswa Stkip Al Maksum
Volume 2, Nomor 1, Juni 2020, h. 17.
7
Ezmieralda Melissa, “Budaya Digital Dan Perubahan Konsumsi Media Masyarakat”,
Departemen Komunikasi dan Public Relations, Fakultas Ekonomi dan Humaniora, Universitas
Swiss German,
8
Putu Krisnayani dkk. “Analisa Usability Pada Website UNDIKSHA Dengan
Menggunakan Metode Heuristic Evaluation”, dalam Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan
Teknik Informatika Volume 5 Nomor 2 , Tahun 2016, h.2
8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai apa yang hendak kita

capai. Tujuan penelitian dicantumkan agar penulis maupun orang lain yang

membaca laporan penelitian dapat mengetahui dengan pasti apa tujuan itu

sesungguhnya.9 Adapun tujuan penulisan penelitian ini antara lain adalah :

a. Mengetahui model penafsiran di website tafsiralquran.id

b. Dapat melihat implikasi website tersebut terhadap perkembangan studi

al-Qur’an di era modern saat ini.

2. Kegunaan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian terdapat manfaat dari hasil

penelitian tersebut baik secara teoritis maupun praktis yakni :

a) Manfaat Teoritis

Secara umum, manfaat yang didapat dari penelitian ini dapat

memberikan sudut pandang yang lebih luas terhadap tafsir al-Quran. Hal

tersebut membuktikan bahwa media dapat memediasi perkembangan

tafsir al-Quran. Dengan website, tafsir al-Quran bisa hidup dan

berkembang dalam dunia virtual. Dengan kajian ini penulis juga

berharap kepada masyarakat agar lebih kritis terhadap penafsiran yang

tersebar di website, karena tidak semua orang yang mempublikasikan

penafsiran memiliki identitas atau pemahaman keagamaan yang baik.

9
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitian Sosial…, h. 57
9

Sehingga masyarakat tidak mudah menerima berbagai penafsiran yang

tersebar di media.

b) Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Islam, baik dalam

kalangan intelektual maupun kalangan orang awam, tentang kajian

al-Qur’an yang tersedia di media digital.

b. Penulis berharap munculnya model tafsir virtual memudahkan

dengan tema yang dicantumkan pada setiap gambar penafsiran bisa

memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa ayat yang

terdapat pada halaman secara global menjelaskan tentang tema itu.

Sehingga masyarakat akan selalu merasakan bahwa al-Quran terus

hidup ditengah-tengah kehidupan mereka dan mereka akan selalu

melibatkan al-Quran pada setiap langkah hidupnya.

c. Sebagai sarana bagi penulis untuk memperkaya ilmu pengetahuan.

d. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama

pada Fakultas Syari’ah, Ushuludin, dan Dakwah Institut Agama

Islam Nahdhlatul Ulama (IAINU) Kebumen.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan bagian dari isi pendahuluan yang

membuat kajian literatur yang relevan dengan tema penelitian. 10 Selain akun

website tafsiralquran.id, sebenarnya sudah banyak website yang berisi konten

10
Moh. Soehada, “Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama”
(Yogyakarta: Suka Press, 2012), h. 143
10

tentang keagamaan, baik itu berkaitan dengan hadis, al-Quran, bahkan dengan

tafsir itu sendiri seperti tafsirq.com yang di dalam lamannya menerangkan

tentang kontennya, yaitu adalah sebuah search engine khusus tafsir Al-Quran

dan Hadits, untuk memudahkan umat islam mencari dan memahami tafsir ayat-

ayat Al-Qur'an dan Hadits.11

Ada pula learn-quran.co yang tidak berbeda jauh dengan tafsirq.com yang

mengintegrasikan pencarian topik yang terkait dalam al-Qur’an dengan kata

kunci yang dimasukkan.

Dari Lembaga pemerintahan sendiri, ada quran.kemenag.go.id yang

merupakan al-Qur’an keluaran LPMQ (Lembaga Pentashih Mushaf Al

Qur’an), tafsir disajikan dalam entri per ayat, yakni ketika mengeklik opsi di

sebelah kiri, ada menu untuk menampilkan tafsir secara ringkas dan juga tafsir

versi Kemenag.

Sejauh yang peneliti ketahui, ada beberapa kajian yang membahas tema

terkait, di antara lain :

1. Roudlotul Janah, Tafsir Al-Quran Media Sosial: Studi Model Tafsir Pada

Akun Instagram @Quranriview”. Skripsi S1 Fakultas Syariah Uin Maulana

Malik Ibrahim Malang, 2021.

Penelitian ini dikaji menggunakan kaca mata teori Marshall McLuhan

dengan menghasilkan kesimpulan bahwa media selalu mengalami revolusi

pada setiap masanya yang dikemukakan kedalam empat periodesasi.

Perbedaannya dengan skripsi ini adalah skripsi tersebut menggunakan

11
www.tafsirq.com. Diakses pada 14 September 2021
11

Media Sosial berupa Instagram sebagai objek yang diteliti

implementasinya. Sedangkan di skripsi ini menggunakan website yang

lebih kompleks dari segi kontennya sebagai objek penelitian.

2. Nafisatuzzahro. “Tafsir Al-Qur’An Audiovisual Di Cybermedia: Kajian

Terhadap Tafsir Al-Qur’an di YouTube dan Implikasinya terhadap Studi

al-Qur’an dan Tafsir”. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2016.

Kajian ini secara spesifik membahas fenomena tafsir dalam

cybermedia12, yang berfokus di media YouTube. Dalam kajian ini penulis

juga menggunakan teori media yang dipopulerkan oleh Marshall

McLuhan. Teori ini mencakup empat gagasan utama, yaitu Medium Age

untuk mengkategorisasikan perkembangan media tafsir, Medium is The

Messagedan Medium as Extension of Man untuk mengetahui sistem kerja

media baru dalam kajian tafsir, serta Global Village dan Technology

Determinism untuk mengetahui dampak yang muncul dari penggunaan

media baru.13

3. Muhammad Zainul Falah. “Kajian Tafsir di Media Online (Analisis

Penafsiran al Qurr’an di situs muslim.or.id dan islami.co)”, Skripsi S1 Fak.

Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, 2020.

12
Sederhananya, cybermedia di sini lebih bermakna sebagai jurnalisme online. Sedangkan
dalam arti luas cybermedia mencakup segala komunikasi dan interaksi yang menggunkan
media internet. Misal : Friendster, Facebook, Youtube, blog, msn live, skype dan lain-lain.
13
Nafisatuzzahro, “Tafsir Al-Qur’An Audiovisual Di Cybermedia: Kajian Terhadap
Tafsir Al-Qur’an di YouTube dan Implikasinya terhadap Studi al-Qur’an dan Tafsir, (Tesis
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2016) h. vi.
12

Kajian tafsir di media online dengan menganalisa website muslim.or.id

dan islami.co oleh Muhammad Zainul Falah. Kedua website tersebut

didominasi dengan muatan kajian ke-Islaman, namun juga memuat kajian

tafsir. Dalam penelitian tersebut, Zainul mengkomparasi kedua website

tersebut untuk diteliti muatan kajian tafsirnya serta untuk meneliti ideologi

yang dibawakan.

G. KerangkaTeori

Kerangka Teori adalah uraian dalam kajian pustaka diarakhan

untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam

penelitian. Gunanya adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau

memecahkan permasalahan.14 Dalam kajian ini penulis memfokuskan pada

objek tafsir yang bersinggungan dengan teknologi. Penekanan pada kajian

ini adalah kemunculan teknologi sebagai media baru dalam kajian al-

Qur’an dan tafsir, sehingga perangkat teoritis yang digunakan disini adalah

perangkat teori media. Untuk itu, dalam hal ini penulis menggunakan

beberapa teori media untuk mengkaji lebih dalam objek penelitian.

Adapun teori media yang peneliti gunakan dalam kajian ini yaitu :

1. Teori Tafsir Al Quran

Teori ini membahas tentang metodologi, pendekatan, dan teknik

tafsir Al Quran yang digunakan dalam penelitian. Hal ini termasuk

14
Tim Penyusun, “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Ushuluddin dan
Dakwah”,( Fakultas Syariah Ushuluddin dan Dakwah IANU Kebumen, 2020), h.11
13

pemahaman tentang asbabun nuzul, makna literal, konteks sejarah, dan

analisis bahasa.

2. Teori Media dari Marshal McLuhan

Teori ini membahas tentang pengaruh media terhadap manusia,

masyarakat, dan budaya. McLuhan menekankan bahwa media bukan

hanya alat untuk mengirimkan pesan, tetapi juga mempengaruhi cara kita

berpikir, berinteraksi, dan memahami dunia. McLuhan mengemukakan

konsep-konsep seperti "the medium is the message" dan "the global

village"15 untuk menjelaskan pengaruh media.

3. Kajian Tafsir Al Quran Berbasis Digital

Teori ini membahas tentang penggunaan teknologi digital dalam

kajian tafsir Al Quran. Ini termasuk pembuatan aplikasi, website, dan

platform media sosial yang dapat memfasilitasi kajian tafsir Al Quran

secara online. Hal ini juga termasuk analisis tentang pengaruh media

digital terhadap pemahaman tafsir Al Quran.

4. Pengaruh Media Digital terhadap Pemahaman Tafsir Al Quran

Teori ini membahas tentang bagaimana pengaruh media digital

mempengaruhi pemahaman tafsir Al Quran. McLuhan berpendapat

bahwa media merupakan faktor utama yang paling mempe16ngaruhi hal

lainnya. Oleh karena itu, penelitian akan menganalisis pengaruh media

15
Astrid Faidlatul Habibah dan Irwansyah, “Era Masyarakat Informasi sebagai Dampak
Media Baru” dalam Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis, Vol. 3 No.2 (Juli 2021), h. 32.
16
Ajeng Iva Dwi Febriana, “Determinisme Teknologi Komunikasi Dan Tutupnya Media
Sosial Path” dalam Jurnal Lontar Vol.6 No 2 (Juli-Desember 2018), h. 14.
14

digital pada cara orang memahami tafsir Al Quran dan apakah

penggunaan teknologi ini membantu atau menghambat pemahaman yang

tepat.

Dalam keseluruhan kerangka teori ini, penelitian ini akan

membahas bagaimana pengaruh media digital dapat mempengaruhi cara

kita memahami tafsir Al Quran dan apakah teknologi ini dapat membantu

dalam kajian tafsir Al Quran. Melalui penggunaan teori media dari Marshal

McLuhan, penelitian akan membahas dampak media pada pemahaman

tafsir Al Quran serta implikasi bagi masyarakat Muslim yang semakin

mengandalkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-

langkah sistematis dan logis dalam mencari data yang berkenaan dengan

masalah tertentu untuk ditolak, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya

dicarikan pemecahan17 . Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang berusaha

menelaah kembali wilayah kajian tafsir dengan megambil objek fenomena

tafsir al-Qur’an secara praktis dalam dunia maya. Dalam hal ini ada dua

jenis sumber data yang dibutuhkan penulis, yaitu data utama terkait tafsir

17
Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum”, (Jakarta: UI Press, 1986), cet ke-1,
h. 3.
15

yang berkembang di dunia maya, yakni website tafsiralquran.id dan juga

data sekunder sebagai data pendukung dalam mengkaji objek utama.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam kajian ini, penulis akan melakukan kajian terhadap fenomena

tafsir di media baru dengan menggunakan perangkat teori media. Dengan

menggunakan teori milik Marshall McLuhan, fenomena tafsir dalam dunia

maya ini didudukkan sebagai objek baru yang menjadi bagian dari aspek

yang terkena bias dari perkembangan teknologi. Dari penelitian ini penulis

ingin menunjukkan bagaimana dunia penafsiran senantiasa berkaitan

dengan perkembangan zaman, dan untuk menunjukkan bagaimana

implikasinya terhadap studi al-Quran.

3. Desain Penelitian

Karena peneltian ini adalah studi kajian tafsir al-Qur’an di sebuah media

berupa website, maka penelitian ini menggunakan kajian jenis deskriptif,

yakni metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis

suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas.18

4. Objek Penelitian

Penilitian ini berobjek pada kajian tafsir al-Qur’an beserta derivasinya

yang dimuat dalam website tafsiralquran.id, baik itu tafsirnya, ulumul

Qur’annya, dan konten-konten lainnya.

18
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D” (Bandung: Alfabeta,
2018), h.86
16

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pengumpulan

data yaitu; pertama, penulis mengumpulkan penafsiran-penafsiran yang

diposting dalam website tafsiralquran.id, setelah dikumpulkan kemudian

dianalisis dengan mempertimbangkan hal-hal yang melingkupinya. Kedua,

menjadikan hasil analisis dalam ruang diskursus al-Quran dan tafsir untuk

mengetahui implikasinya dalam perkembangan studi al-Quran dan tafsir,

selain sebagai fenomena baru dalam kalangan masyarakat.

6. Metode Analisis Data

Adapun untuk mengkaji data yang sudah diperoleh, data akan dianalisis

dengan mempertimbangkan berbagai hal yang melingkupinya. Dalam hal

ini juga penting untuk melihat hal-hal yang tampak muncul disekeliling

fenomena ini sebagai sebuah pertimbangan. Setelah ditemukan beberapa

rumusan terkait fenomena ini maka tahap selanjutnya adalah mendudukkan

hasil analisis ini dalam ruang besar diskursus al-Qur’an dan tafsir untuk

mengetahui implikasinya dalam diskursus kajian al-Qur’an dan tafsir, selain

sebagai fenomena baru dalam masyarakat.

7. Instumen Penelitan

Karena jenis penelitian ini adalah library research, maka data-data

sumber penelitian berasal dari kitab/buku, media di internet, skripsi, tesis,

jurnal, artikel dan lainnya yang relevan dengan tema penelitian.


17

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan kerangka (rumusan pokok pembahasan)

suatu karya ilmiah. Urutan pembahasan dalam penelitian ini bisa dibagi

menjadi tiga bagian utama yakni pendahuluan, isi dan penutup. Pada uraian

bab-bab dirumuskan secara runtut, dimulai dari bab pertama hingga bab kelima

yaitu:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang,

perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.

Bab ini menguraikan secara jelas apa, mengapa dan bagaimana penelitian ini

dilakukan. Dalam bab ini menentukan sistematika penelitian yang akan diteliti.

Pada bab kedua akan dijelaskan perihal kajian al-Qur’an dan Tafsir beserta

sejarah panjangnya, terutama proses transformasi media yang digunakan untuk

menyampaikan makna-makna al-Qur’an ini. Selanjutnya, pada bab ini juga

akan dipaparkan bagaimana persinggungan al-Qur’an bersama tafsirnya

dengan berbagai kemajuan teknologi khususnya persinggungannya dengan

media internet.

Pada bab ketiga, hal terpenting yang ingin dibahas adalah terkait proses

kemunculan fenomena tafsir di media website. Dalam bab ini akan dipaparkan

panjang lebar mulai dari latar belakang kemunculannya hingga konsekuensi

yang dimunculkan fenomena ini. Selanjutnya, pada bab ini akan depaparkan

gambaran umum serta fitur yang ada pada website ini serta berbagai bentuk

tafsir yang ada dalam website tafsiralquran.id. Setelah itu maka akan
18

ditunjukkan bagaimana wesbsite tafsiralquran.id dengan sistem aplikasinya

berperan dalam perkambangan penafsiran al-Quran khusunya di era modern.

Bab keempat sebagai kelanjutan dari analisis pada bab ke tiga berisi

berbagai hasil dari penelitian dengan memaparkan seperti apa model penafsiran

serta kontribusi apa yang berhasil diberikan oleh website tafsiralquran.id untuk

wacana umat Islam secara umum dan diskursus keilmuan al-Qur’an dan tafsir

khususnya.

Dalam bab kelima, sebagai bab terakhir, penulis akan menyimpulkan

proses penelitian ini dengan kesimpulan yang menjadi kata kunci utama

dari proses penelitian sebagai sebuah temuan dan jawaban dari rumusan

masalah yang disebtkan sebelumnya. Selain itu juga akan diungkapkan

beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, terutama terkait kajian sejenis ini.
BAB II
TEORI MEDIA BARU DAN TAFSIR AL QUR’AN

A. Sejarah Media Tafsir Al-Qur’an

Sebelum membahas mengenai media penafsiran al-Qur’an di internet

secara khusus, akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian dan sejarah

perkembangan media yang kedepannya akan memiliki korelasi dengan sejarah

turunnya al-Qur’an berikut kemunculan tafsirnya, kemudian memasuki tahap

kodifikasi menjadi sebuah karya tulis tradisional hingga era digital

sebagaimana yang ada pada saat ini.

Mulanya, manusia menciptakan teknologi sebagai alat bantu dalam

kehidupan sehari-hari. Namun seiring perkembangannya, teknologi yang

dihasilkan manusia akan berpengaruh pada kebutuhan manusia itu sendiri.

Perkembangan teknologi yang terjadi di media merupakan hal yang tidak dapat

dipungkiri, hal ini disebabkan karena masyarakat dunia sekarang memasuki

sebuah tahapan kedalam masyarakat informasi, yakni kebutuhan masyarakat

akan informasi menjadi kebutuhan yang sangat mutlak dimana informasi

menjadi komoditas yang bernilai ekonomis dan bermakna strategis. 1 Antara

informasi dan media merupakan dua hal yang saling berhubungan, dimana

media dimaknai sebagai medium atau saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan maupun informasi.2

1
Novi Kurnia, “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru : Implikasi
Terhadap Teori Komunikasi”, dalam Mediator Vol. 6, No.2 (Desember 2005), h. 292.
2
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran di Indonesia”, dalam Nun Vol. 6, No.02
(Tahun 2020), h. 118.

17
20

Asef Saifudin mengutip pendapat McLuhan yang menyatakan bahwa

media adalah inti atau esensi dari peradaban masyarakatnya. Dominasi dan

kuasa media dalam sebuah masyarakat menentukan pokok interaksi sosial

manusia dan kehidupan kolektifnya.3 Dalam hal ini, media sebagai perantara

tersampainya ayat al-Qur’an kepada ummat Islam terus mengalami perubahan.

Sejak pertama kali turunnya ayat al-Qur’an pada masa Rasulullah Saw.

kemudian disampaiannya ke ummatnya, media yang ada saat itu hingga media

yang digunakan saat ini dan cara penyampaian yang dilakukan sangatlah

berbeda.

McLuhan bersama Quentin Fiore menyatakan bahwa media pada setiap

zamannya menjadi esensi masyarakat. Di sini McLuhan lebih jauh membagi

sejarah media ke dalam empat tahap yaitu Tribal Age, Literate Age, Print Age,

Electrinic Age. Dimulai dari manusia baru mengenal tulisan hingga saat ini

manusia memiliki banyak kergantungan terhadap media elektronik.4

Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh McLuhan, perkembangan media

dapat dijelasakan sebagai berikut:

1. Era Kesukuan (Triabal Age)5

Pada periode ini indra manusia menjadi kunci dalam proses transmisi

komunikasi, yakni indra pendengaran, penciuman, dan perasa memainkan

peran utama dalam berinteraksi dengan manusia dan alam. Selama periode

3
Asef Saifudin, “Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif Komunikasi
Peradaban”, dalam Meditor, Vol. 9, No. 2 (Tahun 2008), h. 384.
4
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran…”, h.119.
5
Menurut Kamus Bahasa Inggris Terjemahan Indonesia, arti kata tribal adalah keturunan.
Arti lainnya dari tribal adalah berkenaan dengan suku.
21

ini kebudayaan masyarakat sangat berorientasi pada pendengaran dan

berkomunikasi lebih mengandalkan telinga.6 Berbagai informasi yang ada

pada era ini direspon melalui indera pendengaran dan disebarkan secara oral

melalui kata-kata yang diucapkan.7

Transformasi informasi disalurkan dengan adanya interaksi, sehingga

budaya yang terbangun adalah budaya komunal dan lebih eksternal. Suara

menunjukkan struktur interior dari segala yang yang mengeluarkan bunyi

dan indra pendengaran yang dapat menangkapnya secara sempurna serta

didukung oleh indra penglihatan dan peraba.8 Bunyi yang dihasilkan dari

oral adalah berupa kata-kata, yang menurut Reza A.A Wattimena

mengungkapkan bahwa kata tak hanya ungkapan hampa dan kosong. Kata

adalah simbol dari makna. Makna dihasilkan oleh pikiran yang bekerja.

Pikiran, makna, dan kata adalah tiga hal penting pencipta peradaban

manusia.9 Sehingga pada era ini manusia menitikberatkan informasi pada

hafalan.

Sejarah Islam mengatakan walaupun pada masa ini sejarah periwayatan

ayat al-Qur’an lebih mendominasi secara lisan, namun tidak menafikan

adanya metode tulis-menulis, sebab bentuk tulisan sudah dikenal oleh

masyarakat Arab jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad Saw. Tradisi

menghafal yang sangan kuat pada kalangan masyarakat Arab sangat

6
Morissan, Teori Komunikasi: Individu hingga Massa (Jakarta: Kencana, 2013), h. 488.
7
Miski Mudin, Islam Virtual Diskursus Hadis, Otoritas, dan Dinamika Keberislaman di
MediaSosial, (Yogyakarta: Bildung, 2019), h.14.
8
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran…”, h.120.
9
Reza A.A Wattimena, Filsafat Kata. (Jakarta Timur: Evolitera, 2011), h. 6.
22

memungkinkan terpeliharanya al-Quran. ketika Rasulullah Saw. menerima

wahyu, beliau langsung menyampaikan kepada sahabat yang mengikutinya

pada saat itu yang kemudian mereka menghafalkannya.10

Selain Rasulullah Saw. menyampaikan ayat-ayat tersebut dengan cara

membacanya 11 , beliau juga menjelaskan maksud dari ayat-ayat tersebut

terutama ayat-ayat musykil. Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Quran

dalam surat Ibrahim (14): 4

َ َّ َ ْ َُ َ َُ
ُ ‫ۗف ُيض ُّل ه‬ ْ َ ‫َو َمآ َا ْر َس ْل َنا م ْن َّر ُس ْول اَّلا بل َس‬
‫اّٰلل َم ْن يشا ُۤء َو َي ْه ِد ْي َم ْن‬ ِ ‫ان قومِ هٖ ِليب ِين لهم‬
ِ ِِ ِ ٍ ِ
َْ َ ْ ُ َ ُ َ َّ
‫ۗوه َو الع ِزْي ُز الح ِك ْي ُم‬ ‫يشاۤء‬

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan


bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka.
Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi
petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.”12

Ayat diatas menyampaikan bahwa salah satu tugas Rasulullah Saw.

yaitu menyampaikan apa yang telah Allah turunkan kepadanya lalu

menafsirkan/menjelaskan dengan bahasa kaumnya, agar komunikasi antara

Rasulullah dan kaumnya bisa berjalan dengan sempurna dan mudah

dipahami yang kemudian akan dijadikan sebagai petunjuk dalam kehidupan

mereka. 13 Pada era ini, penafsiran masih banyak ditemukan terkumpul

10
Quraish Shihab, Rekontruksi Sejarah Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),
h.129-130.
11
Membaca disini diartikan dengan mengucapkan secara lisan. Ada pemaknaan lain
terhdap istilah membaca, sebagaimana dikutip dari KBBI Daring, membaca berarti melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja
atau melafalkan apa yang tertulis.
12
Terjemah Kemenag 2002 dalam plug in Qur’an Kemenag In Word.
13
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir (Bogor: 2016), h.
472.
23

dalam hadis, sehingga jenis tafsir yang muncul pada era ini yaitu tafsir

praktis, model penafsirannya secara global, dan disampaikan secara oral.

Semua ini, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh McLuhan bahwa

manusia menitikberatkan pada indera pendengar dan lisan. Hal ini sesuai

dengan bagaimana Nabi Muhammad Saw. melakukan tranformasi dengan

cara meriwayatkan sebuah pesan secara oral lalu dihafalkan oleh para

sahabat dan disampaikan secara oral pula.

2. Era Tulisan (Literacy Age)

Pada masa ini indra yang lebih ditekankan terletak pada indra

penglihatan yang ditandai dengan pengenalan terhadap huruf. 14 Abjad

mulai dikenal manusia dan menjadikannya sebagai sarana dalam

pengiriman pesan antar kelompok atau individu pada kelompok atau

individu lain. Model komunikasi menggunakan media ini sudah tidak lagi

terbatas hanya dalam satu suku saja, namun sudah meluas ke lain suku.

Keberadaan tulisan menjadikan komunikasi lebih sederhana, karena bisa

disampaikan dari jarak jauh tanpa khawatir akan terjadi reduksi atas

pesannya.15

Penemuan alfabetis fonemis digunakan oleh manusia sebagai simbol-

simbol unuk beromunikasi secara tertulis tanpa interaksi tatap muka.

Melalui budaya baca, tulisan memudahkan manusia untuk mendapatkan

14
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran…”, h.120.
15
Nafisatuzzahro, “Tafsir Al-Qur’An Audiovisual Di Cybermedia: Kajian Terhadap
Tafsir Al-Qur’an di YouTube dan Implikasinya terhadap Studi al-Qur’an dan Tafsir”, (Tesis
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2016)
24

informasi serta penglihatan merupakan indra penting dalam komunikasi ini,

adapaun sifat komunikasi ini adalah linear. 16 Di sini antara proses

komunikasi dan respon pembacanya memiliki jeda, bahkan bisa terpisah

dari ruang dan waktu saat komunikan menyampaikan pesannya.

Dikarenakan informasi yang telah bisa didapatkan dalam ruang waktu yang

berbeda, masyarakat pada tahap ini mulai memiliki sifat individualistik dan

agak meninggalkan ruang sosial yang awalnya merupakan ruang utama

pertukaran informasi.17 Adapun hal-hal yang tertulis memiliki nilai lebih

penting, sebab dapat dipertanggungjawabkan dan dapat didistribusikan

serta dikonsumsi oleh banyak khalayak.18

Dalam sejarah penafsiran disebutkan bahwa tafsir di era Nabi Saw,

sahabat dan awal masa tabi’in dikategorikan sebagai tafsir era qabl at-

tadwin (sebelum kodifikasi), sebagian ahli menyebut sebagai periode

pertama atau era kesukuan. Sedangkan Era Tulisan (Literacy Age), masuk

pada era kedua dimana tafsir pada era ini masih terbergabung dalam bab

hadis berupa cabang dari hadis dan belum memiliki bentuk yang teratur.

Periwayatannya ayat-ayat al-Qur’an bertebaran tidak mengikuti tertib dan

juga tidak mencakup keseluruhan.19

16
Donny Prasetyo dan Irwansyah, “Memahami Masyarakat Dan Perspektifnya”. dalam
JMPIS Vol. 1, No.1 (Januari 2020), h.171.
17
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran…”, h.120
18
Muhammad Zainul Falah, “Kajian Tafsir di Media Online (Analisis Penafsiran al
Qurr’an di situs muslim.or.id dan islami.co)”, Skripsi S1 Fak. Ushuluddin dan Humaniora UIN
Walisongo Semarang, 2020, h.20.
19
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir (Bogor: 2016),
h.478.
25

Terdapat beberapa perbedaan pendapat terkait siapa yang menulis kitab

tafsir pertama kami. Dalam salah satu versi yang dinukil dari Ibn Khalikan

dan Ibn Taimiyah, orang pertama yang mengarang kitab tafsir adalah Ibn

Juraij (80-150 H.).20 Dalam riwayat lain juga ada yang mengatakan bahwa

upaya pembukuan tafsir pertama kali dilakukan oleh Abu al-Aliyyah al-

Rayyahi (w. 90 H.) ketika mengumpulkan naskah-naskah tafsir dari Ubay

bin Ka’ab. Riwayat lainnya menyebutkan pula bahwasanya Zaid bin Aslam

(w. 167 H.) juga memiliki kitab tafsir. 21 Namun dari beberapa versi

tersebut, belum ada satupun ulama yang memastikan siapa pelopor

penulisan kitab tafsir.

Pada Akhir abad ke-3 atau permulaan abad ke-4 H. geliat tafsir

mengalami perubahan genre22. Dari pembukuan yang masih menjadi satu

dengan hadis-hadis selain tafsir menuju pembukuan tersendiri dan

independen serta menjadikannya sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan

terpisah dari hadis, kemudian al-Qur’an ditafsirkan secara sestematis

dengan tertib mushaf. Upaya ini dilakukan oleh Ibn Jarir at-Tabari (w. 310

H) yang menghasilkan terobosan besar melalui karyanya yang berjudul

“Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Ay al-Qur’an”, kemudian disusul oleh Abu Bakr

bin al-Munzir an-Naisaburi (w. 318 H), Ibn Abi Hatim (w. 327 H), Abusy-

20
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, Al Qur’an Kita. Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir
Kalamullah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), h.211.
21
Ibid.,
22
Ibid., h.212-213.
26

Syaikh bin Habban (w. 369 H), al Hakim (w. 405 H), dan Abu Bakr bin

Mardawaih (w. 410 H).23

Pada masa dinasti Abbasiyah, Harun al-Rasyid memberikan perhatian

khusus terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam dunia Islam yang

pada saat itu memimpin peradaban dunia, dan pada saat inilah dikenal

sebagai zaman keemasan (the golden age atau al-‘ashr adz-dzahabi),

sehingga usaha-usaha penulisan dalam berbagai bidang keilmuan seperti

gramatikal Arab, Hadis, Sejarah, Ilmu Kalam, dan lainnya termasuk tafsir

al-Qur’an.24 Beberapa kitab tafsir yang muncul pada masa keemasan antara

lain tafsir al-Kasysyaf ‘an Haqa’iq al-Qur’an karya Abu al-Qasim Mahmud

ibn Umar al-Zamakhsyari (w.1144 M), Mafatih al-Ghayb karya Fakhruddin

al-Razi (w.1209 M.) dan lain-lain. Kemunculan kitab-kitab tersebut

merefleksikan bahwa media tulis sangat berguna dalam persebaran

keilmuan dan membawa keuntungan bagi peradaban Islam.

3. Era Cetak (Print Age)

Titik awal dari era ini adalah terciptanya mesin pencetak yang

menjadikan penyebaran pesan jauh lebih mudah dan meluas. Di era ini pula

teknologi cetak memungkinkan seseorang untuk menyimpan informasi

secara lebih permanen dan membuat salinan dari tulisan, pengumuman,

buku, dan sebagainya dalam jumlah besar. Ditemukannya mesin cetak

sekitar abad ke-15 tahun 1450 M oleh Johanness Gutenberg, mampu

23
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu.., h.482.
24
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, Al Qur’an Kita..., h.213.
27

merevolusi denyut kehidupan yang sebelumnya lamban dan lambat menjadi

sangat dinamis.25

Sebelum Gutenberg, sebenarnya pada abad ke-8, bangsa Jepang dan

China sudah berhasil menciptakan mesin cetak. Begitupun Korea juga

berhasil menciptakan mesin cetak pada permulaan abad ke-15, beberapa

tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Gutenberg. Mesin cetak yang

digunakan oleh bangsa Jepang dan China berupa balok kayu, sedangkan

Korea menggunakan bahan metal. Hanya, teknologi mesin cetak yang

diciptakan ketiga bangsa ras kuning itu tidak dapat mencetak lembaran-

lembaran buku atau dokumen lain secara massal, maka pengaruhnya

terhadap perubahan sosial di masyarakat kecil saja.

Teknologi mesin cetak yang diciptakan Gutenberg terbuat dari jenis

metal yang telah diukir untuk menggantikan model kayu dan tanah liat

dengan sistem moveable metal type (huruf logam yang bisa dipindah-

pindah). Melalui frame seukuran buku halaman buku dan kemudian menata

huruf-huruf menjadi menjadi kata, mesin cetaknya itu bisa digunakan untuk

mencetak dari satu halaman ke halaman lain.26

Tidak lama dari munculnya mesin cetak, al-Quran juga mulai dicetak.

Al-Quran dengan berbahasa Arab lengkap pertama kali dicetak di Venice,

Italia sekitar tahun 1537-1538 M. dengan sistem moveable metal type27.

25
Abdul Malik, “Revolusi Gutenberg”, dalam Komunikasi Vol. 02, No. 02, (Banten:
2013). h.1.
26
Ibid., h. 2.
27
tafsiralquran.id, diakses pada 18 Sep 2021 Pukul 22.55.
28

Mushaf Venice ini terdiri dari 456 lembar, tidak berhalaman, tidak memiliki

tanda-tanda, dan jenis hurufnya Arabic Kursif.28

Berikutnya, pada tahun 1694 Abraham Hinckelmann (1652-1695 M.)

di Hamburg, dicetak al-Qyr’an dengan judul Alcoranus s. Lex Islamitica

Muhammadis, filii Abdallae pseudoprophetae. Cetakan ini tidak

menyertakan terjemahan, hanya dilengkapi kata pengantar berbahasa Latin.

Cetakan ini merupakan cetakan al-Qur’an pertama yang dilengkapi dengan

tanda baca, tanda huruf dan penomoran ayat.29

Empat tahun kemudian (1698 M.) di Padova, pencetakan ini diikuti

oleh Ludovico Maracci dengan diberi judul Alcorani Textus Universus (A

Complete Text of The Qur’an). Cetakan edisi ini dibuat dalam 2 jilid yang

satu berbahasa Arab dan satunya terjemahan dalam bahasa Latin.30

Lama berselang, pada tahun 1787 baru muncul lagi cetakan al-Qur’an

di St. Petersburg di bawah instruksi Ratu Rusia, Tsarina Catherine II (w.

1796 M.).31 Al-Quran cetakan ini di-tahqiq oleh sarjana-sarjana Islam dan

disertai kutipan-kutipan keterangan dari kitab tafsir. Kemudian edisi ini

dicetak lagi pada tahun 1789, 1790, 1793, 1796 dan 1798 M. Pada tahun

1905 al-Qur’an dicetak lagi di sini dengan format yang lebih bagus,

28
Roudlotul Jannah, “Tafsir Al-Quran Media Sosial: Studi Model Tafsir Pada Akun
Instagram @Quranriview”, Skripsi S1 Fak. Syarian UIN Malang, ( Fak. Syarian UIN Malang,
Tahun 2021), h. 21.
29
Limmatus Sauda, “Sejarah Pencetakan Al-Quran dari Italia hingga Indonesia”, Artikel
diakses pada 19 September 2021 dari https://tafsiralquran.id/sejarah-pencetakan-al-quran-dari-
italia-hingga-indonesia
tafsiralquran.id.
30
М. Yakubovych, History of Printing the Qur'an in Europe, (Digital Repository of
Ostroh Academy, 2016). h.58.
31
Limatus Sauda…,
29

menggunakan khat Kufi (dikatakan hampir mirip dengan al-Qur’an yang

dimiliki khalifah Usman) untuk dipresentasikan pada para pejabat. Tidak

hanya itu, sebagai jaminan, pada tahun 1786/1787 M. di St. Petersbug

didirikan seni cetak Tatar dan Turki dan sebagai penanggung jawabnya,

ditunjuklah Sarjana domestik, Mullah Osman Ismail yang merupakan salah

satu kaligrafer terbaik di kalangan Muslim Rusia. Dalam cetakan ini terdiri

dari 477 halaman dan ada tambahan do’a tilawah beserta do’a sujud tilawah.
32

Dipilihnya Mullah Osman Ismail sebagai penanggung jawab

percetakan, merupakan benih awal pencetakan al-Qur’an yang ditangani

oleh umat Islam sendiri. Sebelumnya, kekaisaran Ottoman melarang orang-

orang Islam untuk mencetak al-Qur’an hingga tahun 1726 ketika percetakan

resmi didirikan.pada tahun 1726. Kekaisaran Ottoman sendiri baru

mencetak al-Qur’an pada pertengahan kedua abad ke-19 di Mesir dan

Istanbul bersamaan dengan pencetakan al-Qur’an di India. Pada masa ini

juga mulai dicetak beberapa kitab tafsir seperti al-Baydawi dan al-

Jalalyn.33

Dengan dicetaknya al-Quran dan juga tasfirnya menggunakan mesin

cetak, memberikan kemudahan bagi para mufassir umtuk membukukan

karyanya dan kemudian dicetak menjadi kitab-kitab tafsir. Dimana hingga

32
М. Yakubovych, History of …,h.65-66.
33
Limmatus Sauda, “Sejarah Pencetakan…,
30

saat ini, masyarakat dapat mengkonsumsi kitab-kitab tafsir klasik tersebut,

untuk dijadikan rujukan dan sebagainya.

4. Era Elektronik (Electronic Age)

Pada era ini interaksi dan komunikasi manusia terjalin sangat mudah.

Media elektronik memiliki ciri sebagaimana percakapan lisan yang bersifat

segera dan singkat, sehingga reaksi yang diberikan pun juga bisa bersifat

cepat. 34 Munculnya komunikasi melalui kabel dengan bunyi panjang-

pendek atau telegraf sederhana oleh Samuel Morse, kode atau bunyi pendek

itu lalu dikenal dengan Sandi Morse, yang memicu produk komunikasi

yang berbasis elektronik dan komputerisasi.35 Mengutip Miftahuddin yang

mengungkapkan pemikiran McLuhan dalam teornya, bahwa pada era

elektronik orang melakukan komunikasi yaitu berbicara melalui televisi,

radio, kaset rekaman, telepon, dan lain sebagainya. 36

Nafizatuzzahro, dalam tesisnya menyampaikan bahwa keberadaan

pembacaan al-Qur’an pada tahun 1950 di Nigeria dengan menggunakan

radio menandai adanya media baru yang hadir dalam tradisi Islam,

walaupun pada saat itu tafsir belum disampaikan menggunakan radio. Pada

era elektronik ini, secara garis besar kajian al- Quran diproduksi dalam dua

bentuk media yaitu dalam bentuk CD dan internet. Pada tahun 1960,

petinggi al-Azhar membuat rekaman al-Quran yang kemudian merambah

34
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran…”, h.122.
35
Roudlotul Jannah, “Tafsir Al-Quran…”, h.39.
36
Muhammad Miftahuddin, “Sejarah Penafsiran…, h.122.
31

kepada komputer. Sejak saat itu, keberadaan al- Quran dalam berbagai

media mengarahkan media-media untuk memediasi kajian tafsir.37

Kemajuan teknologi memberikan dampak yang luar biasa dalam hal

perkembangan persebaran informasi dan komunikasi. Terlebih ketika

memasuki tahun munculnya internet, semuanya berubah. Masyarakat

dalam mencari dan mendapatkan informasi yang tidak lagi terbatas pada

informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-

sumber informasi yang tersedia di seluruh penjuru dunia melalui jaringan

internet. Oleh karena itu, hadirnya internet sebagai media baru dengan

interaktivitas dan konektivitas yang tinggi dewasa ini telah memungkinkan

pengembangan kajian tafsir al-Qur’an menjadi lebih mudah diakses dan

membedakannya dengan pola konvensional.

B. Teknologi Internet dan Kajian Tafsir Al-Qur’an

1. Internet Sebagai Media Baru

Perkembangan teknologi komunikasi informasi harus diakui

memberikan paradigma baru yang mengubah keseluruhan cara pandang

kita tentang berbagai masalah dan persoalan yang ada di muka bumi ini

termasuk di dalamnya cara pandang penggunaan “Media Baru” dalam

khazanah tafsir al-Qur’an. Dalam jurnalnya, Abdoel Gafar

mendeskripsikan bahwa “Media Baru” merupakan media yang mampu

menayangkan konten atau informasi secara interaktif, audien dimampukan

37
Nafisatuzzahro, “Tafsir Al-Qur’An…”,
32

untuk menanggapi setiap informasi dengan mudah, pembaca bisa bertindak

secara aktif menyampaikan informasi, dan pembaca dapat berkomunikasi

dan bekerjasama dengan pembaca atau anggota lainnya.38

Dengan adanya media baru tersebut, ketersediaan media yang dahulu

terbatas pada cetakan dan siaran dengan akses yang terbatas menuju media

yang sangat melimpah, sehingga masyarakat memiliki pilihan untuk

mengkonsumsi jenis media yang ada, baik itu cetak, audio, visual, audio-

visual, maupun internet. Semua media tersebut memiliki sisi kekurangan

dan kelebihannya, namun dari segenap media di era-era sebelumnya,

internet memiliki konten yang cukup kompleks. Menurut Abdoel Gofar,

gabungan berbagai jenis media, teks, gambar, suara, dan video, ditambah

dengan kemampuan interaktifnya yang merupakan konten di internet,

mengalahkan kemampuan segenap media yang sebelumnya ada.

Kelebihannya ditambah dengan keberadaan arsip yang bisa diakses setiap

saat. Pengakses internet dapat melihat berita atau artikel yang ditayangkan

bertahun-tahun sebelumnya.39

Era internet seperti sekarang ini, banyak bermunculan media-media

online yang menyebarkan paham dan ajarannya. Eksistensi media Islam

online diharapkan mampu memberikan informasi-informasi damai sesuai

ajaran Islam. Perkembangan media Islam di internet turut menandai

pergeseran pada bentuk kajian penafsiran. Hal ini tentu berbeda dengan

38
Abdoel Gofar, “Penggunaan Internet Sebagai Media Baru dalam Pembelajaran”,
dalam Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Vol.8 No. 2 (Juli 2008), h.38
39
Ibid.,
33

kajian tafsir yang terdapat dalam kutub at-tafsir yang sulit diakses, baik

karena medium bahasa yang digunakan maupun pencariannya serta

membutuhkan ruang yang besar untuk menyimpannya karena berbentuk

fisik. Media baru yang menawarkan kemudahan akses dengan didukung

fitur yang lebih canggih memberikan kemudahan umat muslim untuk

mempelajari al-Quran.40

Kini, belajar tafsir tidak hanya sebatas membaca dengan mencari buku

di toko atau perpustakaan, mendengarkan melalui siaran televisi dan radio,

berlangganan surat kabar atau majalah, namun lebih luas dengan

menggunakan fasilitas yang ada di internet untuk mencari topik kajian tafsir

al-Qur’an yang ingin kita ketahui.

2. Bentuk Kajian Tafsir al-Qur’an di Internet

Dalam dunia internet penafsiran al-Quran muncul dengan berbagai

bentuk dan model. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad

Zainul Falah, disebutkan ada beberapa bentuk kajian Tafsir al-Quran di

internet, yakni:

a. Visual

Bentuk penyajian tafsir yang pertama adalah berupa teks atau

gambar. Bentuk ini menjadi yang terbanyak mengingat media online

pada umumnya adalah menyebarkan informasi berupa tulisan. Kajian-

40
Roudlotul Jannah, “Tafsir Al-Quran…”, h.27.
34

kajian tafsir al-Qur’an diwujudkan keladam bentuk tulisan seperti

hanya karya tulis yang ada, baik berupa artikel, jurnal, maupun ebook.

Bentuk kajian ini tidak hanya menyajikan tafsir berupa teks, ada

pula yang dikombinasikan dengan foto untuk mendukung

penyampaian gagasan yang ditulis. Meme41 misalnya, bagaimana ayat

al-Qur’an dinarasikan kedalam sebuah gambar yang dinilai relevan

dengan pesan yang terkandung dalam ayat tersebut. Pada dasarnya

terdapat dua komponen yang terpisah yaitu teks ayat al-Qur’an dan

gambar, gambar ini bisa berbentuk foto, ilustrasi, sketsa dan

sejenisnya. Keduanya lalu disatukan dengan menulis atau menempel

teks ayat al-Quran pada gambar tersebut. Jadilah meme dengan

tambahan caption tertentu ataupun tidak.

Gambar 1. Kajian Tafsir di akun Instargam @thequr’an_path

41
Istilah meme merupakan singkatan dari Mimeme, yang pertama kali dikenalkan oleh
Richard Dawkins, dimana meme ialah gambar yang diberi tulisan guna untuk mendukung
ekspresi dari gambar tersebut. (N.W. Hidayah & Clarisyah Daniar Putri N.V, 2018:2)
35

Gambar 2. Kajian Tafsir di akun instagram @nadirdsyahhosen_official

Gambar 3. Kajian Tafsir di website tafsiralquran.id

b. Audio

Selain teks, model penyajian tafsir di media online juga ada yang

berupa audio (suara). Pemanfaatan media audio dapat meningkatkan

kualitas suatu pembelajaran dan pengkajian. Model penyajian tafsir

berupa audio masih belum banyak digunakan oleh media online. Selain

prosesnya yang agak lama juga karena perekamannya memerlukan


36

ruang dan waktu khusus agar menghasilkan audio yang bagus. 42

Namun, ada juga audio yang dihasilkan merupakan rekaman dari

kajian mufasir dalam suatu majelisnya yang kemudian diunggah ke

internet. Beberapa situs media online yang terdapat kajian tafsir berupa

audio diantaranya buyayahya.net dan hadinur.net, dan juga di

spotify.43

Gambar 4. Kajian Tafsir al Quran berupa Audio di Spotify

c. Audiovisual

Dalam era internet sekarang, kajian tafsir tidak hanya sebatas teks

maupun audio, tetapi mulai berkembang melalui kajian audiovisual

yang dapat dilihat dan didengarkan. Beberapa media online sudah

mulai bergerak dalam menyiarkan dakwah Islam, termasuk kajian

tafsir melalui media video.

Tafsir model audiovisual setidaknya terdapat dua jenis yaitu,

pertama, berawal dari penceramah atau kajian terhadap penafsiran

42
Muhammad Zainul Falah, “Kajian Tafsir Di Media Online (Analisis Penafsiran Al-
Qur’an di Situs muslim.or.id dan islami.co)”, Skripsi S1 FaKultas Ushuluddin Dan Humaniora
UIN Walisongo Semarang, 2020, h. 32.
43
Spotify sebenarnya merupakan penyedia layanan streaming musik, namun di dalamnya
terdapat juga konten non-musik yang dikelompokkan dalam kategori Podcast.
37

yang merujuk pada kitab tafsir tertentu yang dilakukan oleh para

penafsir di dunia nyata kemudian diunggah ke internet atau tidak jarang

ditayangkan secara langsung/livestreaming.

Kedua, ayat al-Quran atau penjelasannya ditayangkan kedalam

bentuk narasi menggunakan media audiovisual. Biasanya jenis ini

menggunakan ilustrasi-ilustrasi untuk mendukung penjelasan dari

narator.

Gambar 5. Kajian Tafsir Tematik oleh LPMQ di YouTube

3. Metode Penyajian Tafsir di Internet

Setelah mengetahui bentuk tafsir di internet, penjelasan selanjutnya

terkait dengan metode penyajian tafsirnya. Metode penyajian di sini

berbeda dengan metode penafsiran yang dicetuskan oleh Muhammad

Syaltut dalam kitabnya al-Qur’an wa al-Mura’ah. 44 Metode penafsiran

44
Pemetaan Muhammad Syaltut terkait metode penyajian tafsir membagi menjadi 3 yakni,
pertama, metode ijmali (global). Kedua, metode tahlili (analitis). Ketiga, metode maudhu’i
(tematik), kemudian ditambahkan oleh Ahmad Sayyid al-Kumi satu lagi yaitu metode muqaran
(perbandingan). Baca Forum Karya Ilmiah Purna Siswa 2011, Al Qur’an Kita, hal. 227.
38

yang dicetuskan Muhammad Syaltut lebih mengarah kapada cara

bagaimana Al-Qur’an ditafsirkan. Adapun metode penyajian di sini,

mengarah pada bagaimana penyajian tafsir yang ada di internet.

Sejauh pencarian penulis, belum ada klasifikasi terkait metode

penyajian tafsir di media online. Di media online, ada banyak metode yang

digunakan dalam menyajikan kajian tafsirnya. Ada yang menafsirkannya

berbasisi ayat. Muhammad Zainul Falah dalam penelitiannya,

menyebutkan ada tiga metode penyajian tafsir al-Qur’an di internet, yaitu :

a. Ayat

Metode penyajian tafsir di internet yang pertama adalah berupa

penafsiran ayat. Maksudnya, tidak semua ayat dalam satu surat

ditafsirkan secara bersamaan, melainkan hanya mengambil satu atau

beberapa ayat. Hal ini umum di beberapa media internet karena metode

penyajian seperti ini akan lebih memahamkan karena hanya fokus pada

berupa satu atau lebih ayat. Berbeda jika keseluruhan ayat dalam satu

surat, maka membutuhkan banyak penafsiran, terutama jika surat

tersebut memiliki banyak ayat.

b. Surat

Jika metode penyajian tafsir berbasis ayat banyak yang

menggunakan, untuk metode penyajian yang satu ini masih kurang

populer di kalangan media online. Selain karena berupa kumpulan ayat

yang terkadang melebihi seratus ayat, juga karena penafsirannya akan

terlihat banyak dan panjang.


39

c. Tematik

Metode yang satu ini masih terkesan baru dan sedang populer saat

ini. Metode penyajian tafsir berdasarkan tema-tema tertentu menjadi

tren saat ini. Hal ini mengingat tema-tema penafsiran dapat

menyesuaikan kondisi dan problematika saat ini. Terkadang tema-tema

yang diambil sebagai bahan kajian adalah yang sedang menjadi topik

pemberitaan saat ini.45

45
Muhammad Zainul Falah, Kajian Tafsir Di Media Online (Analisis Penafsiran Al-
Qur’an di Situs muslim.or.id dan islami.co), Skripsi S1 Fak. Ushuluddin dan Humaniora UIN
Walisongo, Semarang, 2020), h. 34-36.
BAB III
HASIL PENELITIAN WEBSITE TAFSIRALQURAN.ID

A. Mengenal Website tafsiralquran.id

1. Latar Belakang dan Semboyan

Melansir dari website tafsiralquran.id sendiri, website ini diinisiasi

oleh Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation

bekerjasama dengan el-Bukhari Institute. 1 Kedua organisasi tersebut

nampaknya saling berkesinambungan dalam upaya pengkajian Islam yang

mana dalam susunan kepengurusannya ada yang menjabat ganda di kedua

organisasi terersebut.

Berdasarkan data dari informasi whois2, website tafsiralquran.id dibuat

pada tanggal 27 April 2020 dengan server yang berlokasi di Surabaya, Jawa

Timur. Website tafsiralquran.id diluncurkan pada tanggal 30 Juli 2020,

sebagai ikhtiar untuk turut andil dalam visi besar membangun peradaban

dunia yang Islami berbasis tafsir al-Qur’an. Geliat umat Islam di dunia

maya mulai muncul seiring berkembangnya zaman, sehingga dakwah

Islam juga harus adaptif dan tidak hanya berbasis offline tetapi mulai

merambah ke ranah online. Dakwah melalui internet (online) sangat urgen

1
CRIS Foundation awalnya merupakan forum yang digagas oleh mahasiswa Jurusan
Tafsir Hadis di UIN Sunan Ampel Surabaya, yang dalam kegiatannya meliputi kajian lapangan
dan kajian kepustakaan; pengkajian kitab-kitab kuning, pembedahan buku, pendidikan
bermasyarakat, serta pelatihan-pelatihan akademis lainnya. Sedangkan el-Bukhari merupakan
yayasan yang berbadan hukum dengan misi berusaha mengenalkan hadis ke publik serta
mengampanyekan Islam moderat.
2
Sederhananya, Whois adalah layanan internet yang memberikan informasi tentang
sebuah domain. Informasi ini sering disebut whois record atau data whois.

38
41

di tengah arus informasi yang semakin deras. Hal ini sangat perlu

mengingat mayoritas masyarakat Indonesia tidak bisa jauh dari yang

namanya internet.

Tafsiralquran.id memegang semboyan “Sampaikan walau satu ayat”,

dimana para penggegas website ini memiliki niatan untuk berusaha

memenuhi asupan kebutuhan masyarakat terhadap kitab suci al-Qur’an,

juga merupakan wadah baru bagi para pengkaji, peminat, dan penikmat

kajian al-Qur’an agar kajian tafsir al-Quran selalu berkembang, semakin

dinamis, kontekstual dan sejalan dengan perkembangan zaman Sehingga

konten dari website ini meliputi al-Qur’an maupun terjemahnya, tafsir

tematik dengan materi yang aktual di masyarakat, maupun Ulumul Qur’an

yang merupakan perangkat keilmuan dalam memahami al-Qur’an.

2. Visi

Upaya untuk menggali makna al-Qur’an yang luas lagi dalam menjadi

visi tafsiralquran.id, sebab hakikat dari al Qur-an yang Shalih li Kulli

Zaman wa Makan, maka upaya pengkajian dan penafsiran tetap terus

dilakukan agar kajian Tafsir al-Qur’an selalu berkembang dan semakin

dinamis, serta kontekstual dan sejalan dengan semangat zaman.

Sebagaimana perkataan dari Ali bin Abi Thalib RA, bahwasanya “Alquran

tidak pernah berbicara, kita lah yang harus mengajaknya berbicara”.

Dalam penyampaian tafsir al-Qur’an, tafsiralquran.id selalu berpijak

pada prinsip ilmiah (Ulumul Quran) dan mengacu pada pendapat ulama

dan literatur tafsir yang otoritatif, dalam bingkai tradisi ke-Indonesiaan.


42

3. Susunan Pengelola

Tabel 1. Struktur Pengelola Website tafsiralquran.id 3

No Jabatan Nama

1. M. Najih Arromadloni
1 Penanggung Jawab
2. Abdul Karim Munthe

1. Wildan Imaduddin
2 Pimpinan Redakasi
2. Limmatus Sauda’

1. Halya Millati

3 Redaktur Pelasksana 2. Norma Azmi Farida

3. Senata Adi

1. Nur Istiqlaliya
4 Media Sosial
2. Sihalia

1. Yurid Shifan A’lal Firdaus


5 Layout & Desainer
2. Fitriyah Tahta Alfina Rosyada

1. Ulya Narir Rahmah

2. M. Fathur Rozaq

3. Jaka Ghianovan

6 Redaktur 4. Arif Chasbullah

5. Lukman Hakim

6. Ahmad Mustaan

7. Miatul Qudsia

3
tafsiralqur’an.id, Diakses pada 24 September 2021 Pukul 00.12 WIB
43

8. Mufidatul Bariyah

9. Maqdis

10. Fahmi Azhar

11. Dhur Anni

12. Wahyudi

B. Fitur dalam Website tafsiralquran.id

Pada tampilan utama website tafsiralquran.id terdiri dari header yang

memuat 5 menu utama, dibawah header ada 3 (tiga) buah highlight 4 yang

ketiganya merupakan postingan yang paling terbaru.

Gambar 6. Tampilan awal website tafsiralquran.id

Highlight ini dapat dilihat menonjol karena ukuran dari gambar (thumbnail)

untuk postingan tersebut lebih besar dari yang lainnya. Selanjutnya dibawahnya

ada ruang untuk kategori tafsir tematik. Dibawahnya lagi merupakan ruang

4
Highlight dalam suatu website merupakan postingan yang disorot atau dianggap
penting. Pemahaman lainnya dari highlight adalah postingan yang diutamakan.
44

untuk kategori tokoh tafsir, ilmu tajwid, kisah al-Qur’an, tafsir tahlili, ulumul

Qur’an, Khazanah, video, dan data penulis.

Untuk menu utama dalam website tafsiralquran.id sebagaimana termuat

dalam kolom header yakni ada Tafsir Tematik, Tafsir Tahlili, Ulumul Qur’an,

Cari Ayat, serta Al Qur’an dan Terjemahannya. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut :

1. Tafsir Tematik

Sebagai website yang berusaha menyajikan tafsir al-Qur’an, menu

yang paling utama adalah artikel-artikel tentang penafsiran. Pada menu

yang pertama yakni Tafsir Tematik, yakni metode penafsiran dengan cara

mengkaji al Qur’an berdasarkan tema-tema tertentu.5

Pada menu ini masih masih terbagi lagi menjadi beberapa kategori,

yaitu :

a. Tafsir Ahkam

Tafsir Ahkam dikenal juga dengan tafsir fiqh, yakni tafsir yang

digagas oleh ahli hukum (fuqaha) yang berorientasi pada seputar

persoalan-persoalan hukum Islam (fiqih). 6 Menu kategori Tafsir

Ahkam menampilkan tentang penafsiran-penafasiran terkait hukum-

hukum di dalam al-Qur’an yang kaitanya dengan problem masyarakat

pada masa kini.

5
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, Al Qur’an Kita. Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir
Kalamullah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), h.230.
6
Ibid., h.244.
45

Gambar 7. Postingan pada kategori tafsir ahkam

Dalam pengamatan penulis, sampai tanggal 24 September 2021,

tafsiralquran.id telah menerbitkan 98 postingan dengan kategori

Tafsir Ahkam.

b. Tafsir Ekologi

Penafsiran ini merupakan penafsiran yang dilakukan dengan objek

penafsiran berupa ayat-ayat Alquran yang terkait dengan tema

ekologi, dengan menggunakan analisa keilmuwan berbasis ekologi,

serta terdapat nuansa keberpihakan terhadap permasalahan

lingkungan hidup.7

Melansir dari salah satu postingan dalam website tafsiralquran.id

dengan judul “Tafsir Ekologi: Mengenal Ayat-Ayat Lingkungan

dalam al-Qur’an”, disebutkan bahwa Tafsir Ekologi menjadi salah

satu terminologi yang baru dalam ranah kajian tafsir al-Qur’an. Tafsir

7
Ahmad Zainal Abidin dan Fahmi Muhammad, “Tafsir Ekologis Dan Problematika
Lingkungan (Studi Komparatif Penafsiran Mujiyono Abdillah Dan Mudhofir Abdullah
Terhadap Ayat-Ayat Tentang Lingkungan), dalam Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir IAIN
Tulungagung Volume 4, Nomor 1, Tahun 2020, h. 1.
46

ini membahas tentang timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi

alam sekitarnya.

Gambar 8. Postingan pada kategori tafsir ekologi

Sejauh ini, postingan dengan kategori tafsir ekologi terbilang

masih sedikit dibanding kategori lainnya, yakni sejumlah 6 postingan

dalam periode sampai tanggal 24 September 2021.

c. Tafsir Isyari

Tafsir Isyari merupakan tafsir yang dilakukan oleh orang-orang

sufi dengan cara membuka isyarat-isyarat al-Qur’an melalui latihan-

latihan tertentu. 8 Tafsir ini menggunakan instuisi sebagai sumber

utama penafsiran, yakni penafsiran (pentakwilan) ayat-ayat al Qur’an

yang tidak sesuai dengan makna yang tampak secara lahir, dengan

berdasar pada isyarat-isyarat yang tidak terlihat (tersembunyi) yang

8
Adb. Wahid, Tafsir Isyari dalam Pandangan Imam Ghazai, Dalam Jurnal Ushuluddin
Vol 16 No.2 (November 2010), h. 1.
47

tampak oleh orang yang sedang menjalani suluk, dan bisa

dikompromikan dengan makna lahir.9

Melalui kategori ini, tafsiralquran.id menyajikan penafsiran-

penafsiran ayat al-Qur’an dari sudut pandang kaum sufi.

Gambar 9. Postingan pada kategori tafsir isyari

Seperti kategori tafsir ekologi, jumlah postinga dalam kategori ini

masih belum banyak, yakni sejumlah 11 postingan.

d. Tafsir Kebangsaan

Tafsir ini digolongkan dalam tafsir tematik (maudlui), dimana

dalam penafsirannya akan mengarah kepada nilai-nilai keberagaman

dan isu-isu kebangsaan. Terdapat 22 postingan yang sudah

diterbitkan dengan kategori tafsir kebangsaan.

9
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, Al Qur’an Kita. Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir
Kalamullah, (Kediri: Lirboyo Press, 2013), h.241
48

Gambar 10. Postingan pada kategori tafsir kebangsaan

e. Tafsir Tarbawi

Kategori selanjutnya berisikan tafsir tarbawi, di kategori ini

memuat kajian terkait pendidikan, tujuan dan materi pendidikan

dalam perspektif al-Qur’an. Tafsir tarbawi merupakan ijtihad

akademisi tafsir, berupaya mendekati al-Qur'an melalui sudut

pandang pendidikan, baik dari segi teoritik maupun praktik.10

Gambar 11. Postingan pada kategori tafsir tarbawi

10
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi : Mengungkap Pesan Al-Quran Tentang Pendidikan
(Yogyakarta : Teras, 2008) hal. 2
49

Sepanjang tahun 2020 sampai tanggal 24 September 2021,

tafsiralquran.id telah menerbitkan 19 artikel terkait tafsir tarbawi.

f. Tafsir Tematik Surah

Dalam menu ini, tafsiralquran.id menyajikan tafsir dengan cara

menghimpun satu atau beberapa ayat tertentu dari suatu surat al-

Qur’an untuk dibahas dan dianalisa kandungan dari ayat-ayat

tersebut.

Gambar 12. Postingan pada kategori tafsie tematik surah

Untuk saat ini baru sebatas mengupas beberapa surat saja, yakni

pada surat al-Kahfi ayat 7-8, dan ayat pada surat Yasin yang sudah

dimulai dari ayat 43-47, 71-80.

2. Tafsir Tahlili

Tafsir tahlili disebut juga tafsir analitis, yakni suatu cara penafsiran

ayat-ayat al-Qur’an secara terperinci sesuai dengan urutan ayat dan surat

yang terdapat dalam al-Qur’an, serta menjelaskan hal-hal yang


50

berhubungan dengan setiap ayat, baik berupa makna, kosa kata, gramatika,

sastra, hukum, sebab-sebab turunnya ayat dan lainnya.11

Gambar 13. Tampilan pada menu tafsir tahlili

Penyajian tafsir tahlili pada website tafsiralquran.id berupa penafsiran

suatu surat secara urut, yang mana dalam setiap postingan membahas 2 atau

lebih ayat. Karena dalam satu postingan hanya membahas mengenai

beberapa ayat saja, maka postingan dari kategori tafsir tahlili merupakan

yang paling banyak dalam website ini.Sejauh penelitian penulis, untuk

kategori yafsir tahilili sepanjang tanggal 24 September 2021 sudah dimuat

sebanyak 1.349 postingan.

3. Ulumul Qur’an

Menu selanjutnya di kolom menu utama yakni Ulumul Qur’an 12 .

Dalam menu ini berisi ilmu-ilmu seputar kajian al-Qur’an, mulai dari

sejarah dan perkembangannya, pengenalan ilmu-ilmu dalam al-Qur’an

11
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN, Al Qur’an Kita…, h.227.
12
Ulumul Qur’an ialah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan
Qur’an dari segi asbabun nuzul, pengertian dan penertiban Qur’an, pengetahuan tentang surah-
surah Makkah dan Madinah, an-nasikh wal mansukh, al-muhkam wal mutasyabih, dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan al Qur'an. Lihat Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-
ilmu.., h. 9.
51

rangka untuk menafsirkannya, juga kaidah-kadiah dalam penafsiran, dan

syarat menjadi mufasir.

Gambar 14. Tampilan menu ulumul Qur'an

Terdapat 314 postingan dalam kategori ulumul Qur’an per tanggal

24 September 2021.

4. Cari Ayat

Menu ini merupakan sebuah fitur untuk mencari sebuah ayat dengan

memasukkan kata kunci yang ingin di cari. Fungsinya hampir mirip dengan

mesin pencari di internet, hanya saja fitur ini hanya berfungsi internal yaitu

untuk mencari dalam website tafsiralquran.id saja. Sehingga hasil yang

ditampilkan berupa postingan dalam website ini yang memuat artikel

dengan kesesuaian terhadap kata kunci yang dimasukan.


52

Gambar 15. Contoh hasil pencarian pada menu cari ayat

5. Al Qur’an dan Terjemahannya

Selain dari fitur pencarian ayat, dalam website ini juga dilengkapi

dengan al-Qur’an dan Terjemahannya. Dalam fitur ini, ayat al-Qur’an

ditampilkan beserta dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris, juga disertai dengan audio pada masing-masing

ayat. Audio yang digunakan dalam fitur ini merupakan rekaman dari

salah satu Qori’ terkenal dan juga Imam Besar Masjidil Haram, yakni

Syaikh Misyari Rasyid Alafasy.13

Nampaknya dari pengamatan peneliti, beberapa surat belum

tersedia dalam fitur ini, hanya beberapa surat saja yang sudah tersedia.

Namun pada halaman tersebut sudah disiapkan slot lengkap semua

surat untuk diisi, hanya saja dari slot yang ada tersebut masih belum

terhubung ke halaman yang akan dituju atau belum bisa di kunjungi.

13
Sementara ini hanya tersedia satu jenis Qori pada opsi pemutaran ayat al Qur’an pada
menu ini.
53

Ada yang menarik dari fitur al-Qur’an di website tafsiralquran.id,

yakni ketika kita menge-klik ayat al-Qur’an yang ditampilkan, kita

akan dialihkan ke halaman yang menampilkan tafsir dari ayat yang di

klik tersebut. Sehingga dari website tafsiralquran.id ini antara halaman

yang satu dengan yang lain saling terhubung (hyperlink)

Selain dari 5 menu diatas, ada kategori lain yang dimuat dalam website

tafsiralquran.id diantaranya yaitu :

a. Tokoh Tafsir

Kategori ini berisikan tokoh-tokoh mufasir nasional maupun

dunia, meliputi biografi mufasir, pemikiran dan pandangan mufasir

terhadap al-Qur’an, maupun karya-karya yang ditulis oleh .

b. Ilmu Tajwid

Dalam sebuah nadzam14, dijelaskan bahwa ilmu tajwid merupakan

ilmu yang memberikan pengetahuan tentang hak-hak huruf dan sifat

huruf dan mustahaqqul harf.15 Sesuai dengan pengertian tersebut, pada

kategori ini banyak diisi dengan kaidah kaidah tajwid mulai

pengenalan huruf hijaiyah, hukum nun mati dan tanwin, macam-

macam mad, dan kaidah-kaidah tajwid lainnya.

c. Kisah al-Qur’an

14
Nadzam adalah susunan kata yang selaras dan bersajak (Al Munjid h.818). Dalam buku
ini, istilah nadzam memang sering dipakai untuk menyebutkan rangkaian syair atau sajak yang
dikutip dari sebuah buku.
15
Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2003), h. 4
54

Kategori ini berisikan kisah-kisah dari para Nabi dan Rasul

maupun kisah-kisah lainnya yang dimuat dalam al-Qur’an untuk dapat

diambil hikmahnya.

d. Khazanah

Pada menu ini, berisikan pengetahuan-pengetahuan lain yang

masih bersinggungan dengan seputar penulisan dan manuskrip al-

Qur’an, baik nusantara maupun luar negri. Selain itu juga berisikan

artikel-artikel lain yang tidak termasuk dalam sub menu yang dijlaskan

sebelumnya.

e. Video

Kajian-kajian al-Qur’an berbasis audiovisual juga tersedia dalam

website tafsiralquran.id yang mana video-video tersebut dimuat dalam

layanan media streaming video yaitu YouTube.16

Tafsiralquran.id juga aktif di beberapa media sosial popular yakni di

Facebook, Instagram, dan Twitter. Itulah sedikit gambaran umum terkait

website tafsiralquran.id baik dari menu yang ada beserta dengan fitur-

fiturnya, yang mana untuk kaitannya dengan Model kajian dari website ini

akan dibahas dalam bab selanjutnya.

16
Konten audiovisual ini tidak termuat langsung dalam website ini, namun melalui
tautan atau link yang terhubung ke tersedia pada platform penyedia layanan video yakni
YouTube.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Model Kajian Tafsir Al-Qur’an pada tafsiralquran.id

Sesuai dengan nama dari website ini yaitu tafsiralquran.id sudah bisa

diketahui bahwa website ini memuat kajian-kajian mengenai ayat-ayat al-

Quran, hal ini yang menjadikan website tafsiralquran.id menarik perhatian

dalam kalangan masyarakat khusunya ummat Islam di Indonesia, namun tidak

bisa dipungkiri juga selain hanya menyediakan tafsir ayat-ayat al-Quran,

konten dalam website ini juga dilengkapi ilmu-ilmu al-Qur’an lainnya, dimana

ilmu-ilmu ini saling melengkapi satu sama lain sebagai perangkat yang

diperlukan dalam upaya penafsiran al-Qur’an. Kajian tafsir al-Quran yang

dimuat dalam website ini tergolong kontemporer dan syarat akan fenomena

yang masih hangat dalam kalangan masyarakat saat ini.

Kendati banyak kajian-kajian lain yang terkait dengan penafsiran, namun

fokus masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini sebagaimana tertera dalam

batasan masalah yakni pada penyajian serta model penafsiran di website

tafsiralquran.id. Untuk lebih dalamnya lagi, bagaimana model penyajian tafsir

al-Qur’an yang digunakan dalam website ini, maka bisa dilihat dari beberapa

aspek.

1. Metode Penyajian

Pada bab sebelumnya telah penulis jelaskan bahwa klasifikasi metode

penyajian tafsir di media online dapat dibagi menjadi tiga yakni berbasis

ayat, surat dan tematik.

57
56

Dalam hal peneliti mengamati dan mengkaji penyajian tafsir di

tafsiralquran.id, penafsiran berbasis ayat terhitung lebih banyak

dibandingkan dengan penyajian tafsir berbasis tematik. Penyajian tafsir

berbasis ayat di tafsiralquran.id berjumlah 1.349 postingan, hal tersebut

dikarenakan penyajian tafsir berbasis ayat lebih terperinci karena dalam

satu postingan hanya membahas satu atau beberapa ayat saja dengan

dijelaskan penafsiran dari masing-masing ayat.

Penafsiran berbasis ayat ini redaktur mengutip 2 atau lebih ayat dalam

satu surah, kemudian dibagian awal tulisan dijelaskan tentang apa ayat

tersebut membicarakan persoalan, seperti terlihat pada salah satu contoh

penafsiran di Surah Az-Zumar ayat 70-71 ini :

Gambar 16. Metode penyaian tafsir berbasis ayat


57

Setelah dijelaskan konteks pembahasan dari ayat tersebut, di bawahnya

akan disertakan potongan ayatnya diikuti dengan terjemahan dan

penafsirannya secara ringkas.

Selanjutnya pada penafsiran tematik sampai tanggal 24 September

2021, sementara ini baru memuat 166 postingan. Salah satu contoh

penafsiran tematik ini yaitu postingan berjudul “Tafsir Tarbawi: Jangan

Bandingkan Kemampuan Murid!” yang ditulis oleh Senata Adi Prasetia.

Metode penyajian yang digunakan dalam postingan tersebut yakni Senata

menegaskan bahwa

“tidak ada satupun orang di dunia mau untuk dibanding-bandingkan,

termasuk membandingkan kemampuan murid. Bahkan, Allah Swt

sekalipun sangat mengutuk dan melabeli syirik akbar bagi hamba-Nya

yang menyekutukan-Nya.”1

Lalu untuk melandasi pernyataan tersebut, Senata mencantumkan ayat

al-Qur’an yang berbicara mengenai mengingatkan persoalan tersebut

dalam Q.S. An-Nur [24]: 41. Dalam menafsirkan redaksi ayat tersebut,

Senata mengambil dari beberapa pendapat mufasir seperti at-Tabari, Ibnu

Katsir, al-Baghawy, Muhammad Jamaluddin al-Qasimy, dan al-

Zamakshyari.

Dari penafsiran beberapa mufasir di atas, nampak bahwa analisis

tematik dalam menafsirkan ayat tersebut diambilkan dari bentuk-bentuk

1
https://tafsiralquran.id/tafsir-tarbawi-jangan-bandingkan-kemampuan-peserta-didik/.
Diakses pada 24 September 2021 pukul 09.38 WIB
58

linguistiknya, sehingga kemudian bentuk-bentuk itu dibandingkan secara

kuantitatif untuk mencari kecenderungan dominan yang ditunjukkan oleh

al-Qur’an, sehingga dari kecenderungan dominan tersebut dapat dicarikan

indikasinya dan kaitanyya dengan konteks pembahasan. Lebih lanjut,

Senata mengutip nasihat dari salah satu ulama Nusantara yakni Gus Mus,

sebagai penutup pada postingan.

2. Sumber Rujukan Penafsiran

Dalam penelitian penulis, panafsiran tafsiralquran.id dalam tafsir

tahlili atau tafsir berbasis ayatnya bersumber dari penafsiran Kementrian

Agama Republik Indonesia. Redaktur menuliskan sumber penafsiran ini di

bagian akhir postingan, yakni dengan menuliskan keterangan “(Tafsir

Kemenag)”. Berikut contoh penyajian tafsir al-Quran berbasis ayat pada

tafsiralquran.id dan pada quran.kemenag.go.id :

Gambar 17. Contoh penafsiran al-Qur'an surat Shad ayat 1 pada tafsiralquran.id
59

Gambar 18. Contoh penafsiran al-Qur'an surat Shad ayat 1 pada

quran.kemenag.go.id

Tampak dari keduanya sama persis dalam redaksi penulisannya, karena

memang untuk tafsir al-Qur’an berbasis ayat ini bersumber dari tafsir

Kemenag. Penafsiran berbasis ayat ini, terhubung dengan fitur al-Qur’an

dan Terjemahannya dalam wesbite tafsiralquran.id. Dapat diambil contoh

ketika peneliti mengeklik ayat al-Qur’an, maka akan dialihkan ke

penafsiran tahlili yang berbasis ayat.

Sebagai contoh, ketika peneliti berada pada halaman al-Qur’an dan

Terjemahannya untuk menampilkan surat al-Fatihah yang beralamatkan

https://tafsiralquran.id/1-al-fatihah-1-7/. Maka ketika ayat di klik akan

langsung dialihkan ke halaman yang merupakan tafsir tahlili untuk surat al-

Fatihah, yaitu di alamat http://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-fatihah-ayat-

2-3/.
60

Gambar 19. Keterkaitan antara fitur al-Qur'an dan Terjemahannya dengan postingan

tafsir tahlili
61

Selanjutnya, pada metode penyajian tafsir tematik, kajian dalam

penafsiran ini diproduksi oleh beberapa author2 atau penulis. Author pada

website tafsiralquran.id meliputi author internal yang merupakan redaktur

sebagaimana yang tertera pada bab sebelumnya, dan juga dari author

eksternal, yakni penulis yang berasal dari luar jajaran redaktur, namun ikut

memberikan sumbangsih dan berkontribusi dalam postingan yang dimuat

di wesbite tafsiralquran.id.

Untuk mengetahui penulis dari salah satu postingan, dapat dilihat dari

halaman postingan, yakni dibawah Judul terdapat nama dari penulis.

Sebagai contoh, postingan dengan judul “Tafsir Ahkam: Orang Sakit

Diperbolehkan Tayamum Meski Menemukan Air” dengan tampilan seperti

berikut :

Gambar 20. Mengetahui penulis dari postingan yang dimuat

2
Author adalah jenis metadata yang penting dan secara default ditambahkan ke postingan
website. Hal ini memungkinkan pembaca memahami siapa penulis yang membuat konten di
website yang sedang dibaca. www.baranews.id, diakses pada 24 September 2021 pukul 15.41
WIB.
62

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa postingan tersebut ditulis oleh

Muhammad Nasif, dan diunggah ke website tafsiralquran.id pada tanggal

23 September 2021. Berdasarkan data author pada website ini, Muhammad

Nasif merupakan alumnus Pon. Pes. Lirboyo alumnus UIN Sunan Kalijaga

tahun 2016 pada Jurusan Tafsir Hadis, yang telah menulis buku-buku

keislaman, terjemah, artikel tentang pesantren dan Islam, serta Cerpen.3

Selain Muhammad Nasif, berdasarkan penelusuran peneliti, sudah ada 187

orang author lain pada website tafsiralquran.id sampai pada tanggal 24

September 2021 ini, dimana dari semua author ini dapat dilihat profil

singkatnya dan sudah berkontribusi dalam berapa penulisan kajian tafsir.

Dalam kajian tafsirnya, author berlandaskan pada sumber rujukan kitab

tafsir maupun penafsiran dari tokoh mufasir yang sudah diakui

keilmuannya. Dapat diambil contoh dalam postingan tafsir ekologi dengan

pembahasan tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan sumber daya alam

yang ditulis oleh author Norma Azmi Farida. Dalam awal penyajian

penafsirannya, Norma memberikan pengantar dengan menunjukkan fakta

yang terjadi di lapangan, dan menjelaskan tentang term yang akan dibahas

dalam penafsiran tersebut. Kemudian fenomena tersebut dikaji dalam

perspektif ayat al-Qur’an.

Untuk menjelaskan kandungan dari ayat yang disebutkan, Norma

menukil pembahasan dalam tafsir al-Misbah karya M.Quraish Shihab

dengan mencantunkan sumber rujukannya, maupun buku lain yang relevan

3
tafsiralquran.id/author/m-nasif, diakses pada 24 September 2021 pukul 16.14 WIB.
63

dengan tema penafsiran. Selain penafsiran dari M.Quraish Shihab,

disertakan pula penafsiran dari penafsiran Lembaga Pentashih Mushaf al-

Qur’an Kemenag.

Gambar 21. Contoh penafsiran tafsir ekologi

Dalam pengambilan sumber rujukan, penulisannya berupa tautan (link)

menuju website yang memuat penafsiran asli dari mufasir yang dijadikan

rujukan, yang tersedia di website lain berupa format PDF maupun ebook.

Gambar 22. Fungsi hyperlink dalam metode penyajian tafsir menuju sumber rujukan asli
64

Menurut Achmad Rifai dalam jurnalnya, pola yang demikian dapat

dimaknai sebagai bentuk negosiasi kajian tafsir dalam media baru, yakni pada

satu sisi memberikan kemudahan untuk komunitas umum, tidak hanya bagi

orang yang mampu memahaminya dari sumber aslinya (misal: apbila sumber

penafsiran aslinya berbahasa Arab), namun pada sisi lain juga tidak

meninggalkan otoritas keilmuan, semisal yang berkaitan dengan kapasitas

seorang penafsir. 4 Sumber rujukan tafsir yang digunakan dalam website

tafsiralquran.id secara umum telah diakui otoritas dan kredibelitasnya. Oleh

karena itu, persoalan otoritas dalam penafsiran tidak lagi menjadi perdebatan

dalam website ini.

Sejauh pengamatan peneliti, dalam halaman postingan tidak diberikan

kolom untuk para pembaca agar bisa mengomentari atau memberi tanggapan.

Pembaca hanya dapat membagikan postingan ke media lain seperti Facebook,

Twitter, Linkedin, Whatsapp, dan Line. Sehingga hal ini menjadikan pola

penyajian tafsir hanya bersifat satu arah.

B. Implikasi Website tafsiralquran.id Sebagai Media Baru Kajian Tafsir

Terhadap Perkembangan Studi Al-Qur’an

Terjadinya pergeseran media dari tradisional ke bentuk modern dengan

ditandainya teknologi digital, jelas memberikan dampak pada kajian Islam.

Munculnya karya tulis dalam bentuk digital merupakan bukti keterpengaruhan

4
Achmad Rifai, “Tafsirweb: Digitalization Of Qur'Anic Interpretation And
Democratization Of Religious Sources In Indonesia”, dalam At-Tibyan Vol.5, No.2 (Desember
2020), h. 161.
65

tersebut. Sistem baru ini membuat umat Islam lebih suka dan sering

menggunakan media digital dari pada menggunakan kitab-kitab atau buku

sebagai sumber bacaan maupun rujukan. Dengan fasilitas yang sangat cepat dan

mudah membuat manusia meninggalkan media lama. Terlebih lagi dengan

munculnya internet yang dapat menghubungkan manusia secara virtual, tanpa

adanya batasan ruang dan waktu.5

Efek dari media baru ini, membuat manusia lebih memilih untuk

menggunakan media teknologi dalam kesehariannya. Semua itu juga akan

berdampak pada bentuk kajian sosial, politik, keilmuan, pola kehidupan bahkan

keagamaan juga berkembang. Begitupula dengan kajian tafsir yang

memanfaatkan media baru website. kemunculan ini tentunya akan memberikan

pengaruh terhadap kajian tafsir. Mengingat bahwa media website digunakan

untuk memediasi tafsir dengan tujuan untuk mempermudah umat Islam dalam

memperoleh kajian al-Quran. selain itu, website juga mampu menunjukkan

kajian tafsir dengan bentuk baru.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tafsir muncul

dengan media yang baru pada setiap zamannya. Masing-masing media

memiliki karakter dan cara tersendiri dalam memediasi tafsir. Perubahan ini

bisa dilihat dari perbedaan bentuk interaksi dari media lama kepada media baru.

Media lama dalam kajian tafsir dapat ditunjukkan dengan kitab tafsir, hal ini

berdampak pada bagaimana cara masyarakat memperoleh tafsir, dimana

5
Ita Musfirowati Hanika, Fenomena Phubbing di Era Milenia (ketergantungan Seseorang
padaSmartphone terhadap Lingkungannya”, Dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 4, No. 1,
(2015), h. 44.
66

masyarakat harus berusaha mengkaji secara langsung, baik dengan cara

menemui seorang guru atau mengunjungi tempat tertentu untuk mendapatakan

kajian tentang tafsir al-Quran.

Hal ini tentu berbeda dengan media baru, dimana masyarakat untuk

mendapatkan tafsir tidak perlu menemui seorang guru secara langsung,

masyarakat cukup berselancar di internet dan menuliskan kata kunci pada

mesin pencarian maka akan disuguhi kajian yang relevan dengan yang dicari.

Dari hasil penelusuran perkembangan jumlah pengunjung terhadap website

tafsiralquran.id melalui alat praktis untuk menganalisa sebuah website, yakni

Alexa Rank 6 yang sering dijadikan rujukan untuk cek traffic website,

menunjukan adanya kenaikan pengunjung dalam kurun waktu 90 hari terakhir.

Gambar 23. Hasil analisa traffic tafsiralquran.id menggunakan Alexa Rank

6
Alexa Rank merupakan produk dari Alexa Internet Inc. alat ini hadir dalam bentuk
berupa layanan metric yang mampu menyusun peringkat website sesuai popularitasnya.
67

Tercatat website tafsiralquran.id telah dikunjungi sebanyak 227 ribu

pengunjung dengan 91,5 % berasal dari negara Indonesia. 7 Hal lainnya,

tafsirweb.com adalah situs web ke-Islaman yang secara khusus membahas dan

menghadirkan tafsir al-Qur’an. Adanya peningkatan kunjungan dalam website

ini menandakan juga banyaknya pencarian terkait kajian penafsiran al-Qur’an

di internet. Hal ini menjadikan website sebagai media baru tentu berperan

dalam memediasi tafsir di intenet, dengan memberikan bentuk dan cara baru

dalam kajian tafsir. Kemunculan website tafsiralquran.id termasuk refleksi dari

respon para penggegasnya untuk mengimbangi kemajuan teknologi. Dengan

teknologi yang berkembang, internet yang menyederhanakan waktu, dan

interaksi yang sudah membentuk jaringan serta konten yang selalu bisa diakses

setiap saat, dibandingkan dengan media tradisional sebelumnya menjadi salah

satu kelebihan dunia virtual.8 Hal ini juga bisa dilihat dalam media website

yang memiliki sistem dan jaringan yang bisa dijangkau secara lebih luas.

Budaya ilmiah untuk berguru kepada seorang ulama juga mulai digantikan

dengan bentuk komunikasi online yang tidak mengenal jarak.

Mengingat gagasan teori yang dicetuskan oleh Marshall McLuhan yaitu

salah satu teorinya technologycal determinism, dimana manusia mengalami

keterlibatan dengan sebuah media. Marshall McLuhan mengatakan bahwa

teknologi komunikasi memiliki peran sentral dalam pembentukan masyarakat

7
Data diperoleh dari www.similarweb.com pada tanggal 25 September 2021 pukul 00.14
WIB.
8
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Khalayak Media, (Jakarta: Prenadamedia Grop,
2019), h. 92.
68

sosial, yang akan berdampak pada interaksi manusia dan struktur sosial.

Manusia dan teknologi memiliki hubungan simbolik dimana manusia yang

telah menciptakan teknologi, namun pada saatnya teknologi yang memiliki

sifat menentukan (determinism) membentuk kehidupan manusia atau

menciptakan kembali siapa diri manusia tersebut.

Website tafsiralquran.id sebagai salah satu media baru yang berbasis

teknologi internet memberikan dampak pada bentuk dan cara komunikasi tafsir.

Seiring berjalannya waktu dengan diiringi perkembangan teknologi masyarakat

juga mengubah pola konsumsi terhadap tafsir. Pada masa tradisional

masyarakat memakan waktu yang lama untuk mencari tafsir, masyarakat perlu

mencari kitab tafsir ke suatu tempat kemudian membuka lembaran-lembaran

kitab tafsir yang tebal tersebut. Bentuk ini berbeda dengan cara yang dapat

dilakukan di media baru. Tafsiralquran.id tampil dengan bentuk penafsiran

yang baru. Dengan melihat muatan tasfir yang dibahas dengan bahasa yang

mudah dipahami dan dengan penjelasan yang cukup padat, lebih cepat

memberikan pemahaman kepada masyarakat, dengan tetap berpegangan pada

prinsip ilmiah (Ulumul Quran) dan mengacu pada pendapat ulama dan literatur

tafsir yang otoritatif, dalam bingkai tradisi ke-Indonesiaan.

Dari berbagai kontribusi yang yang diberikan tafsiralquran.id, manfaat

terbesar yang juga diberikan adalah keberadaannya menjadi salah satu

perantara munculnya bentuk tafsir baru yang bersifat digital yaitu tafsir visual.

Tafsir yang sebelumnya berupa literatur buku dan kitab, pada media baru ini

muncul dalam bentuk baru visual. Keberadaan tafsiralquran.id telah


69

memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk terus belajar dan mengajarkan

al-Quran sebagaimana semboyan tafsiralquran.id yakni “Sampaikanlah walau

satu ayat”. Dengan ini masyarakat harus menyadari bahwa adanya media

populer mendorong mereka untuk mengikuti pola baru dengan cara ikut serta

menggunakan fasilitas media ini untuk mengkaji khazanah tafsir al-Qur’an.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan sebelumnya tentang bagaimana model kajian tafsir pada

website tafsiralquran.id, serta dengan melihat dari pertanyaan yang telah

dipaparkan dalam rumusan masalah, tentang model penafsiran al-Qur’an di

media, khususnya di website tafsiralquran.id, serta bagaimana implikasinya

terhadap perkembangan studi al-Qur’an maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan.

1. Penafsiran dalam website tafsiralquran.id muncul dengan model atau

bentuk baru yaitu berupa tafsir visual. Penyajian tafsir al-Qur’an yang ada

website tafsiralquran.id merupakan digitalisasi tafsir yang bersumber

pada penafsiran ulama tafsir sebelumnya, sebagaimana pernyataan yang

tertera pada website tafsiralquran.id yakni selalu berpijak pada prinsip

ilmiah (Ulumul Quran) dan mengacu pada pendapat ulama dan literatur

tafsir yang otoritatif.

2. Kajian penafsiran al-Qur’an pada website ini memberikan implikasi atau

dampak terntentu pada studi penafsiran al-Quran. Kecenderungan

masyarakat yang pada saat ini lebih memilih menggunakan internet untuk

mencari sebuah penafsiran dari pada harus membuka tumpukan kitab-

kutab tafsir yang jelas akan menghabiskan waktu yang lama, akan terbantu

dengan adanya penafsiran al-Qur’an beserta serba-serbi yang

72
71

melingkupinya, dimana beberapa diantaranya sudah terdapat pada website

ini.

B. Saran

Melihat perkembangan teknologi yang semakin canggih, kita hendaknya

mempersiapkan diri untuk selalu menyesuaikan diri dan melek teknologi agar

tidak ketinggalan zaman. Kita sebagai umat muslim hendaknya perlu

menggandeng teknologi dalam kaijan keislaman, khususnya tafsir.

Cepatnya laju perkembangan teknologi, termasuk dalam ranah kajian tafsir

di era digital, maka akan memungkinkan untuk memunculkan kajian baru

tentang kajian tafsir dalam masa yang akan datang. Tentunya, pembahasan

mengenai tafsir dalam era digital akan selalu melahirkan kajian- kajian baru

yang tentunya berbeda dengan sebelumnya. Dengan perkembangan teknologi

yang semakin canggih akan memungkinkan tafsir muncul dengan model yang

baru lagi.
72

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Amar. “Dinamika Komunikasi Islami di Media Online”. Dalam Jurnal


Ilmu Komunikasi, (Vol. 11 No. 1, Tahun 2013).
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Terj. Mudzakir AS, cetakan
17. Bogor: Litera Antar Nusa, 2016.
Arwanda, Yoga. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Kebiasaan Bermain
Gadget Saat Belajar Pada Siswa Kelas XI Ips 1 Di Sma Negeri 1 Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang T.A 2017/2018. Medan: Fak. Ilmu Pendidikan
Universitas Negri Medan, 2017.
Astrid Faidlatul Habibah, dan Irwansyah, “Era Masyarakat Informasi sebagai
Dampak Media Baru” dalam Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis, Vol. 3
No.2, Juli 2021
Falah, Muhammad Zainul. “Kajian Tafsir di Media Online (Analisis Penafsiran al
Qurr’an di situs muslim.or.id dan islami.co)”, Skripsi S1 Fak. Ushuluddin dan
Humaniora UIN Walisongo Semarang, 2020.
Farida. “Mensikapi Tayangan Media Elektronik (Proses Panjang Sajian Berita)”.
Dalam At-Tabsyir Vol 2, No. 2, (Juli-Desember 2014).
Febriana, Ajeng Iva Dwi. “Determinisme Teknologi Komunikasi Dan Tutupnya
Media Sosial Path” dalam Jurnal Lontar Universitas Jayabaya Jakarta Vol.6
No 2, Juli-Desember 2018.
Gofar, Abdoel. “Penggunaan Internet Sebagai Media Baru dalam Pembelajaran”.
Dalam Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Vol.8 No. 2 (Juli 2008).
Hanika, Ita Musfirowati. Fenomena Phubbing di Era Milenia (ketergantungan
Seseorang pada Smartphone terhadap Lingkungannya”. Dalam Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol. 4, No. 1, (2015).
Jannah, Roudlotul. “Tafsir Al-Quran Media Sosial: Studi Model Tafsir Pada Akun
Instagram @Quranriview”. Skripsi S1 Fakultas Syariah Uin Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2021.
Krisnayani, Putu dkk. “Analisa Usability Pada Website UNDIKSHA Dengan
Menggunakan Metode Heuristic Evaluation”. Dalam Kumpulan Artikel
Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Vol. 5 No. 2 , (Tahun 2016).
Kurnia, Novi. “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Media Baru : Implikasi
Terhadap Teori Komunikasi”. dalam Mediator Vol. 6 No.2 (Desember 2005).
Mahfud, Choirul. “Ideologi Media Islam Indonesia Dalam Agenda Dakwah: Antara
Jurnalisme Profetika dan Jurnalisme Provoatif”. Dalam Jurnal Dakwah (Vol.
XV, No. 1, 2014).
Malik, Abdul. “Revolusi Gutenberg” Dalam Jurnal Komunikasi Vol. 02, No. 02,
(2013).
73

Mifatahuddin, Huhammad. “Sejarah Penafsiran di Indonesia”. Dalam Nun Vol. 6


No.02 (Tahun 2020).
Morissan. Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya dan Masyarakat. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013.
Mudin, Miski. Islam Virtual Diskursus Hadis, Otoritas, dan Dinamika
Keberislaman di Media Sosial. Yogyakarta: Bildung, 2019.
Nafisatuzzahro. “Tafsir Al-Qur’An Audiovisual Di Cybermedia: Kajian Terhadap
Tafsir Al-Qur’an di YouTube dan Implikasinya terhadap Studi al-Qur’an dan
Tafsir”. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Nasrullah, Rulli. Teori dan Riset Khalayak Media. Jakarta: Prenadamedia Grop,
2019.
Prasetyo Donny, dan Irwansyah, “Memahami Masyarakat Dan Perspektifnya”.
Dalam Jurnal JMPIS Vol. 1, No.1 (Januari 2020).
Rifai, Achmad. “Tafsirweb: Digitalization Of Qur’Anic Interpretation And
Democratization Of Religious Sources In Indonesia”. Jurnal At-Tibyan. Dalam
Jurnal Ilmu Alqur’an Dan Tafsir , Vol 5 No. 2, 2020.
Saifudin Asef. “Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif Komunikasi
Peradaban”. Dalam Meditor, Vol. 9, No. 2, (Tahun 2008).
Sauda, Limmatus. “Sejarah Pencetakan Al-Quran dari Italia hingga Indonesia”,
Artikel diakses pada 19 September 2021 dari https://tafsiralquran.id/sejarah-
pencetakan-al-quran-dari-italia-hingga-indonesia
Shihab, Quraish. Rekontruksi Sejarah Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001.
Soehada, Moh. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama.
Yogyakarta: Suka Press, 2012.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1986.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2018.
Tarifu, La dkk. Komunikasi, Media Dan New Media Dalam Pembangunan Daerah.
Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta, 2017.
Tim Forum Karya Ilmiah RADEN. Al Qur’an Kita. Studi Ilmu, Sejarah dan Tafsir
Kalamullah. Kediri: Lirboyo Press, 2013.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Ushuluddin dan
Dakwah. Fakultas Syariah Ushuluddin dan Dakwah IANU Kebumen, 2020.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi penelitian sosial /
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar . Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
Wahid, Adb. “Tafsir Isyari dalam Pandangan Imam Ghazai”. Dalam Jurnal
Ushuluddin Vol 16 No.2 (November 2010).
Wattimena, Reza A.A. Filsafat Kata. Jakarta Timur: Evolitera, 2011.
74

Yakubovych, М. “History of Printing the Qur'an in Europe”, (Digital Repository of


Ostroh Academy, 2016)
75

Sumber Internet
alexa.com
altafsir.com
buyayahya.net
greattafsirs.com
hadinur.net
kbbi.kemdikbud.go.id
languages.oup.com
learn-quran.co
muslimcentral.com
open.spotify.com
oxfordlearnersdictionaries.com
scholar.google.com
similarweb.com
tafsiralquran.id
tafsirq.com
zamzamacademy.com
76

CURRICULUM VITAE

Nama : Zaenal Arifin


Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 24 Mei 1996
Email : zaenal.ariefin24dua@gmail.com
Alamat Asal : Ds. Jogomertan, Kec.
Petanahan, Kab. Kebumen.
Agama : Islam
Nomor Kontak : 085743445487

Latar Belakang Pendidikan

Sekolah Dasar : SD Negeri 2 Jogomertan


Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 1 Klirong
Sekolah Menengah Atas : SMK Negeri 2 Kebumen
Kampus : IAINU Kebumen

Pengalaman Organisasi
NO Nama Organisasi Jabatan Periode
Gerakan Pemuda Ansor Ranting
1 Sekretaris 2020-2022
Jogomertan
2 HMPS IAT IAINU Kebumen Ketua 2018-2019
3 HMPS IAT IAINU Kebumen Koor. Sosial Media 2018-2019
Forum Komunikasi Mahasiswa
4 Tafsir Hadis Indonesia Korwil Divisi Media 2019-2020
Jateng-DIY
Dewan Eksekutif Mahasiswa
5 Divisi Kominfo 2021
IAINU Kebumen
77

Lampiran 1. Wawancara peneliti dengan Pimpinan Redaksi, serta Tim Media dan

Marketing tafsiralquran.id.
78

Lampiran 2. Logo tafsirquran.id


79

Lampiran 3. Peta Situs (Site Map) dari tafsiralquran.id


80

Lampiran 4. Hasil Analisa terhadap kunjungan pada website tafsiralquran.id.


81

Lampiran 5. Data Ketersediaan Surat di menu Al-Qur’an dan Terjemahan

Ketersediaan Ketersediaan
No Nama Surah No Nama Surah
Ayat Ayat
1 Al Fatihah Lengkap 58 Al Mujaadilah Belum Tersedia
2 Al Baqarah Lengkap 59 Al Hasyr Belum Tersedia
3 Ali Imran Lengkap 60 Al Mumtahanah Belum Tersedia
4 An Nisa Lengkap 61 Ash Shaff Belum Tersedia
5 A Maa-idah Lengkap 62 Al Jumu'ah Belum Tersedia
6 Al An'aam Lengkap 63 Al Munaafiquun Belum Tersedia
7 Al A'raaf Lengkap 64 At Taghaabun Belum Tersedia
8 Al Anfaal Lengkap 65 Ath Thalaaq Belum Tersedia
9 At Taubah Lengkap 66 At Tahrim Belum Tersedia
10 Yunus Lengkap 67 Al Mulk Belum Tersedia
11 Huud 1-41 68 Al Qalam Belum Tersedia
12 Yusuf Lengkap 69 Al Haaqqah Belum Tersedia
13 Ar Ra'd Lengkap 70 Al Ma'aarij Belum Tersedia
14 Ibrahim 1-52 71 Nuh Belum Tersedia
15 Al Hijr Lengkap 72 Al Jin Belum Tersedia
16 An Nahl Lengkap 73 Al Muzzammil Belum Tersedia
17 Al Israa' Lengkap 74 Al Muddatstsir Belum Tersedia
18 Al Kahfi Lengkap 75 Al Qiyaamah Belum Tersedia
19 Maryam Lengkap 76 Al Insaan Belum Tersedia
20 Thaahaa Lengkap 77 Al Mursalaat 1-10
21 Al Anbiyaa' Lengkap 78 An Nabaa' Lengkap
22 Al Hajj Lengkap 79 An Naazi'aat Lengkap
23 Al Mu'minuun Lengkap 80 'Abasa Lengkap
24 An Nuur Lengkap 81 At Takwiir Lengkap
25 Al Furqaan Belum Tersedia 82 Al Infithaar Lengkap
26 Asy Syu'araa' Belum Tersedia 83 Al Muthaffifiin Lengkap
27 An Naml Lengkap 84 Al Insyiqaaq Lengkap
28 Al Qashash Lengkap 85 Al Buruuj Lengkap
29 Al Ankabuut 1-10 86 Ath Thaariq Lengkap
30 Ar Ruum Lengkap 87 Al A'laa Lengkap
31 Luqman Belum Tersedia 88 Al Ghaasyiyah Lengkap
31 As Sajdah Belum Tersedia 89 Al Fajr Lengkap
33 Al Ahzab Belum Tersedia 90 Al Balad Lengkap
82

34 Saba' Belum Tersedia 91 Asy Syams Lengkap


35 Faathir Belum Tersedia 92 Al Lail Lengkap
36 Yaasiin Belum Tersedia 93 Adh Dhuhaa Lengkap
37 Ash Shaffaat Belum Tersedia 94 Alam Nasyrah Lengkap
38 Shaad Belum Tersedia 95 At Tiin Lengkap
39 Az Zumar Belum Tersedia 96 Al 'Alaq Lengkap
40 Al Mu'min Belum Tersedia 97 Al Qadr Lengkap
41 Fushshilat Belum Tersedia 98 Al Bayyinah Lengkap
42 Asy Syuura Belum Tersedia 99 Az Zalzalah Lengkap
43 Az Zukhruf Belum Tersedia 100 Al 'Aadiyaat Lengkap
44 Ad Dukhaan Belum Tersedia 101 Al Qaari'ah Lengkap
45 Al Jaatsiyah Belum Tersedia 102 At Takaatsur Lengkap
46 Al Ahqaaf Belum Tersedia 103 Al 'Ashr Lengkap
47 Muhammad Belum Tersedia 104 Al Humazah Lengkap
48 Al Fat-h Belum Tersedia 105 Al Fiil Lengkap
49 Al Hujaraat Belum Tersedia 106 Al Quraisy Lengkap
50 Qaaf Belum Tersedia 107 Al Maa'uun Lengkap
51 Adz Dzaariyaat Belum Tersedia 108 Al Kautsar Lengkap
52 Ath Thuur Belum Tersedia 109 Al Kaafiruun Lengkap
53 An Najm Belum Tersedia 110 An Nashr Lengkap
54 Al Qamar Belum Tersedia 111 Al Lahab Lengkap
55 Ar Rahmaan Belum Tersedia 112 Al Ikhlash Lengkap
56 Al Waaqi'ah Belum Tersedia 113 Al Falaq Lengkap
57 Al Hadiid Belum Tersedia 114 An Naas Lengkap
Lampiran 5. Data Ketersediaan Surat di menu Al-Qur’an dan Terjemahan
83

Lampiran 6. Data Author/Penulis

1 Abdul Mustaqim 41 Dede Eva Apipah Awaliah

2 Abdur Rohman An Nakhrowi 42 Didi

3 Abdus Salam 43 Dinda Duha Chairunnisa

4 Achmad Syariful Afif 44 Dini Astriani

5 Adib Falahuddin 45 Efri Arsyad Rizal

6 Admin Editor 46 Egi Tanadi Taufik

7 Admin Tafsir 47 Fahmi

8 Afrizal El Adzim Syahputra 48 Faidurrohman

9 Agung Perdana Kusuma 49 Fairuz Ainun Naim

10 Ahmad Abdul Wahab 50 Farha Biqismah

11 Ahmad Faizal Basri 51 Faridah

12 Ahmad Farhan Juliawansyah 52 Farida Ulvi Naimah

13 Ahmad Ishomuddin 53 Fariha Nuril Hajar Al Adlha

14 Ahmad Qoys Jamalallail 54 Faris Maulana Akbar

15 Ahmad Qusyairi 55 Fatikhatul Faizah

16 Ahmad Rijalul Fikri 56 Fauziah

17 Ahmad Tsiqqif Asyiqulloh 57 Fawaidur Ramdhani

18 Ahmad Yahya 58 Fina Izzatul Muna

19 Ahmed Zaranggi Ar Ridho 59 Habib Maulana Maslahul Adi

20 Ainun Hakiemah 60 Hadiana Trendi Azami

21 Akhmad Sulaiman 61 Halyamillati

22 Ali Fitriana Rahmat 62 Hamam Faizin

23 Alif Jabal Kurdi 63 Harfin

24 Ali Mursyid Azisi 64 Hendri Utami

25 Alimustaan 65 Iham Muzhoffar

26 Amin Maruf 66 Imam Ghozali


84

27 Andi Rosyidin 67 Isyatul Luthfi

28 Angga Marzuki 68 Izza Royyani

29 Anni 69 Jaka Ghianovan

30 Annisa Sulastri 70 Karimullah

31 Arif Chasbullah 71 Karina Rahmi Siti Farhani

31 Arif Rijalul Fikry 72 Khabib Musthofa

33 Aty Munshihah 73 Khairun Nisa

34 Azkiya Khikmatiar 74 Khoirul Athyabil Anwari

35 Azkiyatuttahiyah 75 Kusroni

36 Azmi 76 Laili Noor Azizah

37 Badriyah 77 Lifa Ainur R

38 Bagas Maulana 78 Limmah

39 Bagus Ahmad Muzaki 79 Lukman El Hakim

40 Chulsum Layyinatul Chasanah 80 Lukman Hakim

81 Lutfiyah 107 Muhamad Bin Abdullah Alhadi

82 Machasin 108 Muhamad Hanif Rahman

83 M Afifuddin Dimyathi 109 Muhammad Afiruddin

84 Maksum H Hubaeib 110 Muhammad Alwi Hs

85 M Anas Fakhruddin 111 Muhammad Bachrul Ulum

86 Maqdis 112 Muhammad Chabibi

87 Maulana Nur Rohman 113 Muhammad Fani

88 M Badruz Zaman 114 Muhammad Fathun Niam

89 Melisa Diah Maharani 115 Muhammad Haris Fauzi

90 Miatulqudsia 116 Muhammad Hisyam Wahid

91 Mida Hardianti 117 Muhammad Ilham Fikron

92 Miftahullah Ilmy Zururi 118 Muhammad Imaduddin


Muhammad Irsyad Bayhaqi Al
93 Miftahus Sadiyah 119
Qodiri
94 Miftahus Syifa Bahrul Ulumiyah 120 Muhammad Izharuddin
85

95 Misbah Hudri 121 Muhammad Lutfi

96 Misbahul Huda 122 Muhammad Mahfudin

97 Miski Mudin 123 Muhammad Rafi

98 M Nasif 124 Muhammad Ridha Basri

99 Mochamad Aulia Ardiansyah 125 Muhammad Ryan Romadhon

100 Moch Rafly Try Ramadhani 126 Muhammad Siroj Judin

101 Mohammad Fatihuddin 127 Muhammad Taufiqurrahman

102 Moh Jamalul Lail 128 Muhammad Yoga Firdaus

103 Moh Rifqi Wahyudi 129 Muhim Nailul Ulya

104 M Riyan Hidayat 130 Mukhammad Nur Hadi

105 M Sultan Latif Rahmatulloh 131 M Yoeki Hendra

106 Mufidatulbariyah 132 M Zia Al Ayyubi


133 Nailul Muna 159 Saidun Fiddaraini

134 Najih 160 Saleh Ismail Mukadar


135 Nia Ariyani 161 Salman Akif Faylasuf

136 Nor Lutfi Fais 162 Salman Al Farisi

137 Nur Khasanah 163 Samrotul Mawaddah


138 Nurun Nisaa Baihaqi 164 Saubatul Ramdlanah

139 Nuzula Nailul Faiz 165 Senataadi


140 Nuzul Fitriansyah 166 Shafwatul Insani

141 Parhan Hidayat 167 Shofia

142 Prof Quraish 168 Sihabussalam

143 Rachma Vina Tsurayya 169 Siti Robikah

144 Rahmat Fauzi 170 Siti Rohmah

145 Rahmatullah 171 Suharsono

146 Rahmat Yusuf Aditama 172 Suhendra

147 Raswan 173 Sukidi

148 Rifa Tsumrotus Saadah 174 Syafiul Huda

149 Rifatul Mahmudah 175 Syahrinal


86

150 Rifky Aritama 176 Syifa Fitri Kiftiana


151 Rijal Ali 177 Taufik Hidayatullah
152 Rika Leli Dewi Khusaila Rosalnia 178 Thib
153 Riza Rizkiyah 179 Ulin Nuha
154 Rozaq 180 Ulya
155 Ruri Fahrudin Hasyim 181 Ulya Fikriyati
156 Ryan Charisma 182 Wahyudi
157 Safira Malia Hayati Rz 183 Widia Amelia
158 Saibatul Hamdi 184 Wiji Nurasih
185 Wildan

186 Yasmin Karima Fadilla Suwandi

187 Yasmin Thahira


188 Zainal Abidin

Anda mungkin juga menyukai