Anda di halaman 1dari 11

A.

PENDAHULUAN

Sistem pemerintahan adalah suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen yang bekerja saling bergantung dan memengaruhi dalam mencapai
tujuan dan fungsi pemerintahan.

Negara Thailand merupakan salah satu pusat budaya dan ekonomi


terkemuka di Asia Tenggara. Thailand memiliki luas 510.000 kilometer dengan
jumlah penduduk sekitar 66,9 Juta jiwa (Dewan Investasi Thailand, 2022).
Thailand, secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Thailand, terletak di Asia
Tenggara dan merupakan negara yang berbatasan dengan Myanmar (Burma) di
sebelah barat dan utara, Laos di sebelah timur dan timur laut, Kamboja di sebelah
tenggara, dan Malaysia di sebelah selatan. Thailand memiliki pantai yang panjang
di Teluk Thailand dan Laut Andaman, yang membuatnya menjadi tujuan
pariwisata yang populer. Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara
yang memiliki monarki konstitusional. Raja Thailand memiliki peran simbolis
yang kuat dalam politik dan budaya negara. Raja secara resmi dianggap sebagai
kepala negara dan dihormati secara luas oleh penduduk Thailand.

Thailand memiliki sejarah yang kaya dan panjang, dengan pengaruh


budaya dari Kerajaan Sukhothai, Kerajaan Ayutthaya, dan Kerajaan Rattanakosin
(Bangkok). Negara ini adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak
pernah dijajah oleh kekuatan Barat. Setelah lama berdiri, Thailand telah
menghadapi tantangan politik seperti krisis politik, pergantian pemerintahan, dan
ketegangan antara kelompok-kelompok politik yang berbeda. Perkembangan
politik di Thailand dipengaruhi oleh hubungan antara monarki, militer, partai
politik, dan masyarakat sipil.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik


tentang sistem pemerintahan Thailand, mempertimbangkan peran penting monarki
konstitusional dan perkembangan menuju pemerintahan demokrasi. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang sistem politik Thailand, diharapkan kita dapat
menghargai konteks politik Thailand dan tantangan yang dihadapinya dalam
menjaga stabilitas politik dan memperkuat demokrasi.
B. PEMBAHASAN

1. Sistem Pemeritnahan Thailand

Secara resmi Thailand memiliki bentuk pemerintahan yang dikenal


sebagai monarki konstitusional. Artinya, Thailand merupakan kerajaan dengan
raja atau ratu sebagai kepala negara, namun kekuasaan politik sebagian besar
berada di tangan pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Sistem pemerintahan Thailand menerapkan fungsi trias politica atau


pembagian kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Berikut
ini adalah gambaran mengenai sistem dan bentuk pemerintahan Thailand dalam
fungsi trias politica:

1. Cabang Eksekutif:

- Kepala Negara: Raja Thailand sebagai kepala negara memiliki peran simbolis
yang kuat dalam politik dan budaya negara. Meskipun perannya bersifat
seremonial, Raja memiliki pengaruh yang signifikan di negara tersebut.

- Pemerintah: Pemerintah Thailand dipimpin oleh Perdana Menteri yang


merupakan kepala pemerintahan. Perdana Menteri dan kabinetnya bertanggung
jawab atas pengelolaan sehari-hari pemerintahan, pelaksanaan kebijakan negara,
dan menjalankan kekuasaan eksekutif. Perdana Menteri dipilih oleh para Senat.

2. Cabang Legislatif:

- Majelis Nasional: Majelis Nasional Thailand adalah bagian dari cabang


legislatif yang terdiri dari 500 anggota yang dipilih melalui pemilihan umum.
Anggota Majelis Nasional memiliki tanggung jawab untuk membuat undang-
undang, mengawasi kebijakan pemerintah, dan menjalankan fungsi legislatif
lainnya.
- Senat: Senat Thailand merupakan majelis kedua dalam cabang legislatif.
Anggota Senat sebagian besar ditunjuk oleh badan-badan pemerintah dan otoritas
militer. Senat memiliki peran dalam memberikan nasihat dan persetujuan terhadap
kebijakan dan legislasi yang diajukan oleh Majelis Nasional.

3. Cabang Yudikatif:

- Pengadilan Konstitusi: Pengadilan Konstitusi Thailand bertanggung jawab


untuk memastikan konstitusionalitas hukum dan tindakan pemerintah. Pengadilan
ini memiliki kewenangan untuk memutuskan sengketa konstitusi dan memberikan
interpretasi hukum terkait konstitusi.

- Pengadilan Tinggi: Pengadilan Tinggi Thailand merupakan pengadilan tingkat


tinggi yang menangani kasus-kasus pidana dan perdata yang kompleks.
Pengadilan ini memiliki yurisdiksi atas kasus-kasus yang diajukan di tingkat
regional dan provinsi.

- Pengadilan Pidana: Pengadilan Pidana Thailand adalah pengadilan yang


mengadili kasus-kasus pidana dan pelanggaran hukum pidana.

- Pengadilan Administrasi: Pengadilan Administrasi Thailand adalah pengadilan


yang mengadili sengketa administratif antara warga negara dan pemerintah atau
badan-badan administratif.

Sistem pemerintahan Thailand menjalankan fungsi trias politica dengan


pembagian kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Meskipun Raja memiliki peran yang signifikan dalam sistem politik, cabang-
cabang pemerintahan lainnya juga memiliki peran penting dalam pembuatan
keputusan politik, pembuatan undang-undang, dan penegakan hukum di negara
tersebut.
2. Sistem Pemilihan Umum Thailand

Pemilihan Umum di Thailand adalah proses demokratis yang penting


dalam menentukan komposisi parlemen dan pemerintahan negara. Berikut adalah
beberapa aspek penting mengenai pelaksanaan pemilihan umum di Thailand:

1. Sistem Pemilihan: Thailand menggunakan sistem pemilihan campuran, yang


mencakup pemilihan langsung dan pemilihan daftar proporsional. Pemilih
memilih perwakilan langsung untuk mewakili daerah pemilihan mereka,
sementara juga memberikan suara untuk partai politik melalui daftar proporsional.

2. Partai Politik: Partai politik memainkan peran sentral dalam pemilihan umum di
Thailand. Partai-partai politik bersaing untuk memenangkan kursi di parlemen dan
membentuk pemerintahan. Thailand memiliki sejumlah partai politik yang
berbeda, dan setiap partai harus memenuhi syarat tertentu untuk menjadi peserta
pemilihan.

3. Komisi Pemilihan: Komisi Pemilihan Thailand, yang dikenal sebagai Komisi


Pemilihan Nasional (EC), bertanggung jawab atas pengawasan dan pelaksanaan
pemilihan umum. Komisi ini memastikan proses pemilihan berjalan secara adil,
bebas, dan transparan. Mereka mengatur tanggal pemilihan, memverifikasi
kelayakan calon, dan memantau kampanye pemilihan.

4. Partisipasi Politik Masyarakat:

- Tingkat Partisipasi: Tingkat partisipasi politik di Thailand cenderung


bervariasi dari pemilihan ke pemilihan. Faktor-faktor seperti ketertarikan terhadap
isu-isu politik, keyakinan pada sistem politik, dan tingkat kepercayaan terhadap
partai politik dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat.
- Gerakan Protes: Thailand telah melihat beberapa gerakan protes politik yang
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Demonstrasi dan protes diadakan oleh
berbagai kelompok masyarakat untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka
terhadap kebijakan pemerintah dan menuntut perubahan politik.

- Pengaruh Media Sosial: Penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter,


dan YouTube telah memainkan peran penting dalam memobilisasi dukungan dan
menyebarkan pesan politik di kalangan masyarakat Thailand. Media sosial telah
menjadi platform penting bagi individu dan kelompok untuk menyuarakan
pendapat mereka dan mempengaruhi opini publik.

Dinamika partisipasi politik masyarakat Thailand dapat dipengaruhi oleh sejumlah


faktor, termasuk kepercayaan pada sistem politik, isu-isu politik yang relevan, dan
dorongan dari gerakan sosial. Partisipasi politik yang aktif dan dinamika politik
yang kompleks mencerminkan pentingnya demokrasi dan kebebasan berpendapat
dalam sistem politik Thailand.

3. Sistem Kepartaian Thailand

Sistem kepartaian di Thailand adalah sistem multi-partai, di mana partai-


partai politik bersaing untuk memenangkan kursi di parlemen dan berperan dalam
pembentukan pemerintahan. Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai
sistem kepartaian di Thailand:

1. Partai Politik Utama: Thailand memiliki sejumlah partai politik utama yang
memainkan peran penting dalam politik negara tersebut. Beberapa partai politik
utama yang signifikan di Thailand termasuk Partai Palang Pracharath, Partai Pheu
Thai, Partai Demokrat, dan Partai Move Forward.
2. Pembentukan Koalisi: Dalam pemilihan umum, partai-partai politik sering kali
membentuk koalisi untuk meningkatkan peluang mereka dalam membentuk
pemerintahan. Partai-partai yang berhasil memenangkan kursi parlemen akan
menjalin aliansi dengan partai lain untuk membentuk mayoritas parlemen dan
membentuk pemerintahan.

3. Perubahan Nama Partai: Di Thailand, partai politik sering mengalami


perubahan nama atau rebranding. Hal ini terkadang terjadi sebagai respons
terhadap perubahan politik atau strategi politik yang berbeda. Beberapa partai
politik mengubah namanya untuk mencerminkan tujuan dan identitas politik yang
baru.

4. Pengaruh Militer: Militer di Thailand juga memiliki peran dalam politik negara
tersebut. Sejarah Thailand mencatat beberapa kudeta militer yang telah
mempengaruhi dinamika partai politik dan pemilihan umum. Namun, ada juga
upaya untuk mengembalikan kekuasaan sepenuhnya kepada pemerintahan sipil.

5. Protes dan Gerakan Politik: Thailand telah melihat gerakan politik yang
signifikan dan protes jalanan dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan seperti
"People's Democratic Reform Committee" dan "United Front for Democracy
Against Dictatorship" adalah contoh gerakan yang memiliki pengaruh politik yang
kuat dan terkait dengan partai politik tertentu.

Dinamika Partai-Partai Politik:

Dinamika partai-partai politik di Thailand dapat dipengaruhi oleh faktor-


faktor seperti perubahan politik, persaingan politik, isu-isu politik yang relevan,
dan dukungan publik. Beberapa partai politik mengalami perubahan dalam
kekuatan politik dan popularitas mereka dari pemilihan ke pemilihan. Ketika
partai politik memenangkan pemilihan dan membentuk pemerintahan, mereka
berperan dalam pembuatan kebijakan dan pelaksanaan agenda politik mereka.

Pada saat yang sama, terdapat tantangan dalam bentuk hukum dan
peraturan terkait partai politik di Thailand. Pembubaran partai politik tertentu dan
larangan terhadap anggota partai politik karena pelanggaran hukum atau dugaan
pelanggaran dapat mempengaruhi dinamika politik dan pembentukan aliansi
dalam sistem kepartaian.

Perkembangan dinamika partai politik di Thailand terus berubah seiring


waktu, dan partai-partai politik terus beradaptasi dengan kondisi politik dan sosial
yang berubah
C. Penutup

Sistem pemerintahan Thailand menerapkan fungsi trias politica


dengan pembagian kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Raja Thailand memiliki peran simbolis yang kuat dalam politik dan budaya
negara. Pemerintah Thailand dipimpin oleh Perdana Menteri yang bertanggung
jawab atas pengelolaan sehari-hari pemerintahan.

Sistem pemilihan umum di Thailand menggunakan sistem pemilihan


campuran yang melibatkan pemilihan langsung dan pemilihan daftar proporsional.
Partai politik memainkan peran sentral dalam pemilihan umum dan berkompetisi
untuk memenangkan kursi di parlemen. Komisi Pemilihan Thailand bertanggung
jawab atas pengawasan dan pelaksanaan pemilihan umum, dan partisipasi politik
masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat kepercayaan pada
sistem politik dan gerakan protes.

Sistem kepartaian di Thailand adalah sistem multi-partai, di mana partai-


partai politik bersaing untuk memenangkan kursi di parlemen dan membentuk
pemerintahan. Beberapa partai politik utama di Thailand termasuk Partai Palang
Pracharath, Partai Pheu Thai, Partai Demokrat, dan Partai Move Forward. Partai-
partai politik sering kali membentuk koalisi untuk membentuk pemerintahan, dan
militer juga memiliki pengaruh dalam politik Thailand.
Dinamika partai politik di Thailand dapat dipengaruhi oleh perubahan
politik, persaingan politik, isu-isu politik yang relevan, dan dukungan publik.
Partai politik yang memenangkan pemilihan berperan dalam pembuatan kebijakan
dan pelaksanaan agenda politik mereka. Namun, terdapat juga tantangan hukum
dan peraturan terkait partai politik di Thailand.

Daftar Pustaka

https://www.boi.go.th/index.php?page=demographic (Diakses 28 Mei 2023)

https://web.parliament.go.th/view/7/nationalassembly/EN-US (Diakses 28 Mei


2023)

Chaiyan Rajchagool. (2012). Thailand's Political Parties and Politics. Journal of


Current Southeast Asian Affairs, 31(3), 69-96.

Pasuk Phongpaichit, & Chris Baker. (2017). Thailand: A Short History. Silkworm
Books.

McCargo, D. (2012). Thailand's Political Peasants: Power in the Modern Rural


Economy. University of Wisconsin Press.

Muetzelfeldt, M. (2014). Thailand's Political Parties and the Politics of Alliance


Building. Contemporary Southeast Asia, 36(1), 109-131.

Nelson, M. (2016). Thai Democracy at the Crossroads: Five Years after the 2014
Military Coup. Journal of Contemporary Asia, 46(4), 667-686.
SISTEM PEMERINTAHAN THAILAND

Jafar Umar (C1E121163)

Muhammad Fadel Brahmana (C1E121137)

Faris (C1E121047)

La Ode Muhammad Syahrudin S. (C1E121165)

Muhalisin (C1E121079)

Muhammad Ramadhan (C1E121083)

Program Studi Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Halu Oleo

2023

Anda mungkin juga menyukai