Anda di halaman 1dari 13

BEST PRACTICE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


PADA CAPAIAN PEMBELAJARAN ELEMEN
ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN
DI SMK NURUL HUDA NGAWEN

Nama Mahasiswa : Muhammad Noor Afaid


No. UKG : 201509377481
Bidang Studi : Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN G-2


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dilaksanakan praktik baik ini
adalah:
1. Hasil belajar peserta didik kelas III yang rendah pada muatan pelajaran Bahasa
Indonesia karena kesulitan dalam memahami informasi penting yang terdapat
dalam teks bacaan dan pada muatan pelajaran matematika tentang
menyelesaikan masalah pada materi menghitung lamanya waktu kegiatan
dalam bentuk soal cerita.
2. Peserta didik kurang bersemangat dan kurang aktif dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered)
Praktik ini penting untuk dibagikan karena sebelumnya peserta didik masih
kesulitan dalam memahami informasi penting dalam teks bacaan. Peserta didik
juga belum terampil dalam mengerjakan soal cerita pada materi menghitung lama
waktu kegiatan menggunakan satuan waktu. Sehingga 75% hasil penilaian harian
peserta didik kelas III pada materi tersebut masih di bawah KKM. Berbagai
permasalahan ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru
(teacher centered) / pembelajaran belum berpusat kepada peserta didik (student
centered). Pembelajaran dikelas yang masih monoton dan juga konsentrasi peserta
didik yang mudah terpecah mengakibatkan siswa tidak semangat dalam mengikuti
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di kelas seharusnya peserta
didik mendapat fasilitas untuk belajar dan meningkatkan prestasinya, Akan tetapi
guru masih kurang dalam memberikan treatment baik dari segi model maupun
media pembelajaran yang digunakan. Oleh sebab itu untuk mendapatkan
penyelesaian dalam masalah ini penulis berupaya menggunakan model
pembelajaran yang menarik yaitu model pembelajaran problem based learning
serta menggunakan media pembelajaran yang inovatif dengan mengintegrasikan
TPACK serta menggunakan peraga berupa benda konkrit. Model pembelajaran
dan media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berpikir kritis, menumbuhkan sikap semangat belajar dan
mengembangkan sikap kerjasama dalam kelompok.
Dalam proses pembelajaran ini penulis berperan sebagai fasilitator yang
bertanggung jawab memfasilitasi dan menuntun peserta didik untuk semangat
belajar, berpikir kritis, kreatif,aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar
peserta didik diharapkan dapat meningkat.
Salah satu indikator penentu proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil
apabila hasil evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik sudah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan.
Evaluasi pembelajaran terutama dalam penilaian kognitif peserta didik terdiri dari
soal-soal yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta didik untuk mengukur sejauh
mana peserta didik memahami materi yang sudah disampaikan. Dalam
penyusunan soal evaluasi pembelajaran ini tidak terlepas dari indikator-indikator
yang sudah ditetapkan dalam proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan
soal evaluasi ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik. Namun pada kenyataanya, pemberian soal evaluasi yang
berbasis HOTS belum secara maksimal dilaksanakan oleh guru, hal ini tidak
terlepas dari kemampuan guru yang belum terbiasa membuat soal HOTS dan
peserta didik juga kurang terlatih dalam memahami soal-soal yang membutuhkan
cara berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan paparan tersebut maka permasalahan
yang diangkat yaitu “meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal berbasis HOTS melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)”. Salah satu upaya dalam mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang berfokus pada
pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran model PBL peserta didik
diorientasikan pada sebuah masalah dimana masalah yang ditampilkan merupakan
masalah-masalah yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam berpikir tingkat tinggi kemudian peserta didik diharapkan mampu
memecahkan permasalahan tersebut melalui kerja kelompok, umpan balik,
diskusi. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam
pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Penerapan model
pembelajaran ini sangat sesuai dengan permasalahan yang terjadi di kelas yaitu
kurangnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal yang berbasis
HOTS. Karena pada model pembelajaran PBL dirancang utamanya untuk
membantu peserta didik dalam membangun kemampuan berpikir kritis,
pemecahan masalah, intelektual mereka, dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru. Praktik ini penting
dibagikan karena dengan menerapkan model pembelajaran PBL peserta didik
diarahkan menemukan sendiri penyelesaian masalah tersebut, dan guru hanya
sebagai fasilitator dan bukan lagi sebagai teacher center. Selain itu evaluasi
pembelajaran yang dirancang terdiri dari soal-soal yang mampu meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik Peran dan tanggungjawab guru
pada best practice ini adalah sebagai seorang pendidik yaitu guru kelas V
sekaligus peserta PPG, harus bisa meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik
sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan membuat perangkat pembelajaran
mulai dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN

Beberapa hal yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, antara
lain:
1. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik.
2. Strategi pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik peserta didik
kelas III.
3. Metode pembelajaran yang belum tepat,
4. Guru masih dominan dalam proses pembelajaran,
5. Peserta didik perlu belajar dengan media yang menarik dan lebih konkret.
Dalam mencapai tujuan tersebut, pihak yang terlibat antara lain:
1. Kepala Sekolah, yang sudah mendukung keterlaksanaan rangkaian proses
PPG dan memberikan masukan tentang hal-hal yang perlu penulis
tingkatkan dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Guru sebagai rekan sejawat, yang sudah bersedia membantu menjadi
observer dan collaborator serta telah membantu menjadi fotografer
maupun videographer.
3. Peserta didik kelas III yang sudah bekerjasama dengan baik mengikuti
proses pembelajaran.
4. Orang tua peserta didik sebagai pendamping di rumah dalam
mengingatkan peserta didik untuk selalu giat belajar.
Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk menghadapi tantangan tersebut,
antara lain:
1. Menentukan akar permasalahan mana yang paling bisa dilakukan intervensi
oleh guru di kelas yaitu dengan pemilihan media pembelajaran yang inovatif.
2. Mencari kajian literatur yang sesuai dengan upaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
3. Menentukan strategi, media dan metode pembelajaran yang digunakan untuk
menyelesaikan tantangan tersebut.
4. Merubah tradisi dan mindset pembelajaran berpusat pada guru (teacher
centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).
Setelah melalui pengamatan, wawancara dengan kepala sekolah, guru teman
sejawat, dan mendapatkan arahan serta bimbingan dari dosen maupun guru
pamong, strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:
1. Pemilihan Media Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media pembelajaran adalah
dengan memilih media yang dirasa tepat untuk siswa dan permasalahan
yang ada di kelas kaitannya dengan materi yang akan disampaikan. Pada
aksi ini guru menggunakan media berbasis TPACK yaitu video interaktif
guna meningkatkan pemahaman peserta didik. Kemudian penyampaian
materi menggunakan media powerpoint (PPT) serta mengkombinasikan
penggunaan media pembelajaran berupa alat peraga benda konkret berupa
jam dinding.
b. Proses pemilihan media ini dimulai dari mempelajari materi yang akan
disampaikan kemudian menentukan media yang tepat yaitu video
pembelajaran dan PPT.
c. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara
lain pengetahuan guru dalam menggunakan IPTEK.
2. Pemilihan Metode Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan metode pembelajaran adalah
dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi. Pada
aksi ini guru menggunakan metode pembelajaran diantaranya ceramah,
penugasan,tanya jawab dan diskusi.
b. Proses pemilihan metode pembelajaran dilakukan guru dengan mempelajari
macam-macam metode pembelajaran. Kemudian disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran yang ada di
buku tema.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
pemahaman guru akan macam macam metode pembelajaran, karakteristik
peserta didik, serta karakteristik dari materi yang akan disampaikan.
3. Pemilihan Model Pembelajaran
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan model pembelajaran yaitu
dengan memahami karakteristik peserta didik dan materi yang akan
disampaikan. Pada Aksi ini guru menggunakan pendekatan saintifik
berbasis TPACK dengan model pembelajaran Problem Based Learning.
Langkah-langkah penggunaan model Problem Based Learning yang
digunakan, antara lain:
1) Orientasikan peserta didik terhadap masalah.
2) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar.
3) Membimbing penyelidikan.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada
proses persiapannya, penulis menyusun modul ajar /RPP sesuai sintaks
PBL, menyiapkan bahan ajar, LKPD, media powerpoint, media benda
konkret, dan instrumen evaluasi yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran, penulis melakukan kegiatan
berdasarkan modul ajar /RPP yang telah dibuat dan melakukan proses
perekaman video sebagai dokumentasi saat kegiatan pembelajaran
berlangsung.
b. Proses pemilihan model pembelajaran ini yaitu guru mempelajari terlebih
dahulu apa saja macam- macam model pembelajaran, kemudian
menentukan model yang akan dipilih sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan materi yang akan disampaikan.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model pembelajaran ini
diantaranya pemahaman guru mengenai model pembelajaran PBL serta
pemahaman guru akan karakteristik materi pembelajaran.
4. Pemilihan Sistem Penilaian
a. Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan sistem penilaian
diantaranya mengidentifikasi karakteristik peserta didik dan materi yang
akan disampaikan.
b. Proses pemilihan sistem penilaian juga disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan capaian pada materi pembelajarannya. Pada aksi ini guru
melakukan penilaian secara keseluruhan baik dari aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap yaitu
indikator ketercapaian, kisi-kisi soal, dan rubrik penilaian.
c. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan sistem penilaian yaitu
pemahaman guru mengenai jenis-jenis penilaian yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan materi yang akan disampaikan. Penulis
merekap hasil artefak evaluasi pembelajaran, dan instrumen evaluasi
(lembar observasi guru teman sejawat, lembar observasi peserta didik),
melakukan edit video, dan melakukan refleksi diri tentang kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pada proses perekaman penulis
melibatkan diri sendiri sebagai guru, kameramen video yang dibantu tripod
kamera di 2 sudut pengambilan gambar, dan sebagai editor. Selain itu,
melibatkan kepala sekolah sebagai pemberi izin pelaksanaan kegiatan PPL,
dan teman sejawat sebagai observer video pembelajaran yang telah
dilaksanakan, peserta didik kelas III sebagai peserta didik dalam aksi ini.
1. Dampak dari aksi ini dan langkah-langkah yang telah dilakukan dirasa
hasilnya efektif dan dapat dilihat dari ketuntasan peserta didik diatas KKM
yang ditentukan. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peserta didik yang
tuntas sebanyak 20 peserta didik (95,24%) dari 21 peserta didik dan yang
tidak tuntas sebanyak 1 anak (4,76%) dari 21 peserta didik. Kemudian
pada pembelajaran matematika peserta didik yang tuntas sebanyak 21 anak
(100%). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) berbantuan media pembelajaran berbasis
TPACK berupa video pembelajaran dan PPT serta kombinasi media
pembelajaran berupa alat peraga benda konkret dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi proses
terjadinya hujan dan pada mata pelajaran matematika materi menghitung
lama waktu kegiatan menggunakan satuan waktu dalam bentuk soal cerita.
2. Respon dari lingkungan sekitar diantaranya peserta didik, teman sejawat,
kepala sekolah, memberikan respon positif diantaranya :
a. Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP.
b. Penyajian materi dan penguasaan kelas yang dilakukan guru sudah baik.
c. Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan karena pembelajaran yang dilakukan sangat
menyenangkan.
3. Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah
dilakukan yaitu guru seyogyanya lebih kreatif dan inovatif dalam memilih
metode, media, strategi dan model pembelajaran untuk membuat proses
belajar mengajar dapat maksimal sesuai dengan yang diharapkan
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses dan hasil kegiatan pelaksanaan
PPL 1 dan 2 hingga best practice ini guru sebagai pendidik dan fasilitator
harus selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi serta
mengupayakan treatment agar menumbuhkan motivasi dan minat belajar
peserta didik. Guru hendaknya meningkatkan kapasitas diri untuk dapat
terus belajar mengikuti perkembangan IPTEK agar dapat menunjang
proses pembelajaran. Upaya yang akan saya lakukan untuk mengatasi
tantangan yang ada di sekolah antara lain meningkatkan komunikasi
dengan kepala sekolah, guru teman sejawat, peserta didik dan orang tua
peserta didik, Penulis akan sering mengikuti kegiatan pengembangan diri
dan melakukan kolaborasi dengan guru yang lain agar proses pembelajaran
di kelas semakin meningkat. Serta mengembangkan dan menerapkan
model,media, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi agar
pembelajaran lebih efektif.
Kedua
Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu yang pertama terkait
dengan pengelolaan kelas dimana dalam pelaksanaannya proses pembelajaran
peserta didik belum terbiasa berdiskusi dalam sebuah kelompok, kemudian yang
kedua dalam pelaksanaan pembelajaran karena permasalahan-permasalahan yang
diambil merupakan permasalahan yang mengarah pada kemampuan berpikir
tingkat tinggi maka peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut
membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun pihak pihak yang terlibat dalam
kegiatan ini adalah Kepala Sekolah yang memberi izin dalam melaksanakan
rencana aksi, rekan sejawat (sebagai observer), dan juga peserta didik sebagai
objek yang akan lebih berperan dalam memperoleh hasil dari tujuan kegiatan ini.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan:
Melaksanakan koordinasi dengan kepala sekolah, teman sejawat dan orang tua
dari peserta didik dengan cara wawancara dan mencari kajian literatur yang
relevan agar dapat merumuskan solusi dari permasalahan yang teridentifikasi di
sekolah ini. Setelah menemukan solusi yang relevan maka langkah selanjutnya
adalah membuat perencanaan atau desain perangkat pembelajaran yang menarik
dan berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Membuat media pembelajaran yang menarik dengan menggunakan PPT dan
membiasakan peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dalam
melengkapi LKPD yang diberikan. Selain itu, mengkonsultasikan desain dan
perangkat pembelajaran pada dosen pembimbing dan juga guru pamong,
kemudian merevisi sesuai dengan saran dan arahan dari pembimbing. Strategi
yang digunakan : Pertama, berdasarkan hasil dari analisis alternatif solusi yang
didapat dalam mengatasi kurangnya pemahaman peserta didik terhadap soal
HOTS adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Model
pembelajaran PBL adalah sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Selain itu, model
PBL menggunakan masalah autentik tidak terstruktur dan bersifat terbuka bagi
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan, menyelesaikan masalah dan
berpikir kritis. Kedua, strategi yang digunakan adalah pemilihan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Media pembelajaran
yang dipilih adalah media pembelajaran konkrit, media pembelajaran konkrit
adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat
penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut
pengembangan keterampilan berpikir kritis. Selain itu, media konkrit mampu
menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain media
pembelajaran konkrit juga terdapat media powerpoint dan video pembelajaran
yang membantu guru dan siswa lebih memahami materi yang disampaikan.
Ketiga, penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dapat mengatasi
perbedaan gaya belajar siswa di kelas. Dalam proses pembelajaran diterapkan
berbagai metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, penugasan dan
tanya jawab. Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif
berkolaborasi dalam pembelajaran. Keempat, membuat soal berbasis HOTS
dengan menerapkan prinsip kearifan lokal. Hal ini dapat membantu siswa lebih
mudah dalam memahami isi soal, karena permasalahan yang diberikan merupakan
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari siswa.
Proses pembelajaran yang diterapkan: Pada persiapan awal yang dilakukan
yaitu menyusun desain pembelajaran yang akan dilaksanakan, menyiapkan
perangkat pembelajaran yang dibutuhkan meliputi RPP, LKPD, bahan ajar, media
pembelajaran, dan instrumen penilaian. Pada saat pelaksanaan rencana aksi, guru
mengucap salam dan menanyakan kondisi siswa untuk memastikan seluruh siswa
siap mengikuti pembelajaran. Gambar 01. Peserta didik dan guru mengucapkan
salam pembuka Selanjutnya guru dan peserta didik melaksanakan kegiatan berdoa
sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran. Gambar 02. Peserta didik dan guru
berdoa sebelum pembelajaran Selanjutnya guru mengajak siswa menyanyikan
lagu wajib nasional, tepuk PPK dan salam PPPK untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme dan semangat siswa.
Gambar 03. Peserta didik dan guru melaksanakan tepuk dan salam PPK
Selanjutnya guru memberikan apersepsi pada peserta didik untuk membawa dunia
mereka ke dunia kita. Artinya, mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami
dengan apa yang akan dipelajari. Gambar 04. Guru memberikan apersepsi kepada
siswa Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada peserta didik
untuk menyampaikan kepada peserta didik apa saja yang akan dipelajari pada
pembelajaran tersebut. Gambar 05. Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran
Fase pertama dalam sintak PBL adalah mengarahkan peserta didik terhadap suatu
permasalahan terkait materi dan kehidupan nyata peserta didik. Gambar 06.
Orientasi siswa terhadap masalah Fase kedua dalam sintak PBL adalah
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dengan membentuk kelompok.
Gambar 07. Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar Selanjutnya guru
menampilkan video pembelajaran untuk mengumpulkan informasi terkait
pemecahan masalah yang disampaikan. Gambar 08. Siswa menyimak video
pembelajaran Setelah menyimak video guru memberikan pertanyaan sesuai
dengan isi dari video tersebut guna mengetahui pemahaman peserta didik dalam
menyimak video yang di tayangkan. Gambar 09. Siswa dan guru bertanya jawab
terkait video pembelajaran Setelah penayangan video, peserta didik kembali
diarahkan terkait orientasi permasalahan yang telah diberikan di awal kegiatan
pembelajaran, dan guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok. Gambar 10..
Guru membagikan LKPD kepada peserta didik Fase ketiga dalam sintak PBL
adalah membimbing penyelidikan siswa dalam hal ini siswa mengerjakan LKPD.
peserta didik berdiskusi kelompok dengan mencari informasi melalui bahan ajar
yang telah disediakan serta peserta didik dituntut mencari informasi untuk
melengkapi LKPDnya dengan cara membaca informasi yang di dapat dan
menuangkannya di dalam LKPD yang telah disediakan Gambar 11.. Guru
membimbing penyelidikan siswa Peserta didik bersama kelompok secara aktif
berkolaborasi guna menyelesaikan LKPD . Dalam hal ini peserta didik belajar
untuk meningkatkan kemampuan literasi, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan
komunikatif. Gambar 12.. Guru membimbing penyelidikan siswa Selanjutnya
guru dan siswa melakukan ice breaking untuk melepas lelah dan kejenuhan dalam
mengikuti pembelajaran. Gambar 13.. Guru bersama siswa melaksanakan ice
breaking Selanjutnya dalam fase keempat peserta didik diberikan kesempatan
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas yang nantinya
akan ditanggapi oleh kelompok lain. Dalam hal ini peserta didik belajar untuk
berpikir kritis dan komunikatif dalam mengemukakan pendapat. Gambar 14..
Siswa mempresentasikan hasil karya Selanjutnya pada fase kelima setelah
presentasi selesai, guru mengevaluasi proses pemecahan masalah. Gambar 15..
Guru mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru melakukan refleksi terkait
proses pembelajaran yang sudah dilakukan, guna mengetahui perasaan siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Gambar 16.. Guru merefleksi proses pembelajaran
Selanjutnya guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah
berlangsung. Gambar 17.. Guru bersama siswa menyimpulkan proses
pembelajaran Setelah kegiatan refleksi, guru memberikan soal evaluasi berbasis
soal HOTS untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang dipelajari.
Gambar 18.. Siswa mengerjakan soal evaluasi Demikianlah proses pembelajaran
yang dilakukan dalam menggunakan model pembelajaran PBL. Terdapat beberapa
pihak yang terlibat pada praktik ini, pihak tersebut diantaranya:
● Dosen Pembimbing Peran dosen pembimbing dalam praktik ini adalah
sebagai pembimbing baik pada perangkat pembelajaran maupun proses
pembelajaran yang akan berlangsung.
● Guru Pamong Peran dosen pembimbing dalam praktik ini adalah sebagai
pembimbing baik pada perangkat pembelajaran maupun proses pembelajaran
yang akan berlangsung.
● Kepala sekolah Peran kepala sekolah dalam praktik pembelajaran ini adalah
sebagai supervisor yang berkewajiban membina guru agar menjadi pendidik
dan pengajar yang baik. Dan melakukan pengawasan akademik dan
manajerial terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah.
● Teman sejawat Peran teman sejawat dalam praktik pembelajaran ini adalah
sebagai rekan bertukar pikiran dan mencari solusi bersama terhadap
permasalahan yang ditemukan di kelas.
● Siswa Peran siswa dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai subjek
belajar. Artinya siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran agar dapat
mengkonstruksi pengalaman-pengalaman belajarnya dalam bentuk
perubahan/perkembangan baik dalam domain kognitif, afektif dan
psikomotor. Adapun sumber daya yang diperlukan dalam menerapkan strategi
ini yaitu, laptop, LCD Proyektor dan Internet.
Dengan melaksanakan pembelajaran inovatif memberikan dampak positif
terhadap peserta didik dimana peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif,
menyenangkan dan pembelajaran menjadi lebih bermakna serta kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik meningkat Gambar 16. Peserta didik
menyimpulkan pembelajaran yang sudah berlangsung.
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan model pembelajaran PBL
sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal HOTS. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian peserta didik
yang meningkat dan berdasarkan survei yang dilakukan peserta didik
menunjukkan kesenangan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil
wawancara yang dilakukan dengan teman sejawat mengenai proses pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan positif. serta mendukung
proses pembelajaran yang inovatif, menarik, penggunaan teknologi didalamnya
dan mendukung pembuatan media pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakter peserta didik di kelas Dalam hal ini faktor pendukung keberhasilan dalam
pembelajaran ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari Dosen
pembimbing dan Guru Pamong dari LPTK Universitas Pendidikan Ganesha yang
berpengalaman serta dari pihak sekolah yang mendukung pengembangan
kemampuan berpikir kritis peserta didik, keseriusan pendidik dalam menerapkan
pembelajaran sesuai yang telah direncanakan, peserta didik yang konsisten dan
mempunyai komitmen untuk terus belajar, serta sarana dan prasarana sekolah
yang mendukung proses pembelajaran. Pembelajaran yang bisa diambil dalam
kegiatan ini yaitu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, perlu adanya
analisis permasalahan peserta didik dalam belajar, kemudian mencari alternatif
dan menentukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat
rencana aksi yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Pada umumnya peserta
didik sebenarnya sudah memiliki kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing
kemudian tugas guru yaitu meningkatkan dan mengasah kemampuan, bakat dan
minat peserta didik tersebut melalui proses pembelajaran. Selama pembelajaran
peserta didik akan berproses untuk meningkatkan kemampuan berkolaborasi,
berkomunikasi, kreatif dan berpikir kritis dalam sebuah diskusi kelompok yang
pada akhirnya memberikan pengalaman yang bermakna untuk membekali diri
mereka dalam mencapai tujuan hidupnya. Guru juga harus meningkatkan
kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam
mengelola kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan
hasil pembelajaran dapat terus meningkat.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai