Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem lapisan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan sebutan

stratifikasi sosial (social stratification). Ini merupakan pembedaan masyarakat ke

dalam kelas-kelas secara bertingkat. Kelas sosial tersebut dibagi dalam tiga kelas

yaitu kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah

(lower class).

Filosof Aristoteles mengatakan bahwa zaman dahulu di dalam negara terdapat

tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan yang berada di

tengah-tengah.1 Membuktikan bahwa zaman itu dan sebelumnya orang telah

mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-

tingkat dari bawah ke atas. Barang siapa yang mempunyai sesuatu yang berharga

dalam jumlah yang banyak, dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan

atas. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu berharga

dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.

Lapisan masyarakat sudah ada sejak dulu, dimulai sejak manusia itu

mengenal adanya kehidupan bersama dalam suatu organisasi sosial. Lapisan

masyarakat mula-mula didasarkan pada perbedaan seks, perbedaan antara yang

pemimpin dan yang dipimpin, golongan budak dan bukan budak, pembagian kerja

bahkan pada pembedaan kekayaan. Semakin maju dan rumit teknologi suatu

masyarakat, maka semakin kompleks sistem lapisan masyarakat.

Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarkat berbeda-beda dan sangat banyak.


1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 2003, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, hal: 227
Namun secara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada

jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki

keterkaitan yang erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.

Terkait dengan uraian di atas maka untuk lebih memperdalam pengetahuan

kita maka di dalam makalah ini penulis akan mencoba menguraikan bentuk

lapisan masyarakat atau Stratifikasi Sosiologi.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?

2. Bagaimana bentuk-bentuk stratifikasi sosial?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami stratifikasi sosial.

2. Untuk mengetahui dan memahami bentuk-bentuk stratifikasi sosial.

BAB II
PEMBAHASAN
A. STRATIFIKASI SOSIOLOGI

Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin


“stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi,
stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial
menurut para ahli : 2

1. Pitirim A. Sorokin Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan


penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara
bertingkat (hierarki)
2. Max Weber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-
lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
3. Cuber Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan
di atas kategori dari hak-hak yang berbeda
4. Drs. Robert. M.Z. Lawang Sosial Stratification adalah penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-
lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise .
5. Begitu pula dengan Seoarang filsuf bangsa Yunani yaitu Aristoteles
mengatakan, bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat 3 unsur lapisan
masyarakat, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang berada ditengah-
tengahnya dan mereka yang melarat. Ucapan Aristoteles ini membuktikan
bahwa terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat sudah sejak saat itu
bahkan diduga bahwa zaman sebelumnya telah diakui adanya tingkatan atau
lapisan-lapisan di dalam masyarakat

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam

proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi adapula yang dengan sengaja disusun

untuk mengejar suatu tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial

dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan

2
Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara,
Jakarta Anggota IKAPI, 1994, hal: 83
harta dalam batas-batas tertentu.

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan

sosial masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan

peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial dan mempunyai arti

penting dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah

pola-pola yang mengatur hubungan timbal-balik antara individu dalam

masyarakat dan tingkah laku individu-individu tersebut.

B. PENYEBAB TERJADI STRATIFIKASI SOSIOLOGI

Ada beberapa ciri umum tentang Faktor-faktor yang menentukan adanya


stratifikasi sosial, yaitu antara lain:

1. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan
ukuran; artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai
kekayaan srrorang dalam masyarakat.
2. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen,
buruh atau pekerja teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan
status seseorang dalam masyarakat.
3. Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh penuh
dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya , maka status seseorang tadi
akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat.
4. Status atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap
terhormat ( ningrat ) merupakan ciri seseoarang yang memiliki status tinggi
dalam masyarakat.
5. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya
seseorang yang lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi
statusnya dalam masyarakat. Begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada
umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan masyarakat.
Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai
dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demkian.3
Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian
sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan
masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut:4
1. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertengahan dalam
masyarakat. Sistem demikian hanya mempuyai arti yang khusus bagi
masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan.
2. Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam rung lingkup unsur-unsur
sebagai brikut:
a) Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan,
kekayaan, keselamatan, wewenang dan sebagainya:
b) Sistem pertentangan yang diciptakan warga-warga masyarakat (prestise
dan penghargaan)
c) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan
kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik,
wewenang atau kekuasaan
d) Lambang-lambang status, seperti misalnya tingkah laku hidup, cara
berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan
sebagainya
e) Mudah atau sukarnya bertukar status
f) Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial
yang menduduki status yang sama dalam sistem sosial masyarakat:
i. Pola-pola interaksi (struktur cliqe, keanggotaan organisasi
perkawinan dan sebagainya);
ii. Kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-
nilai;
iii. Kesadaran akan status masing-masing;
iv. Aktivitas sebagai oprgan kolektif.5
3
Robin Willams Jr.,American Society, edisdi baru ke-2, A Fred A Knop.
New York, 1960, hal 88,89
4
Ibid., hal 89
5
Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara,
Jakarta Anggota IKAPI, 1994, hal 85
C. BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIOLOGI

Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang
bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat
dapat berpindah dari status satu ke status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu.
Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat menjadi
tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya.
Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi
presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu.
Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status presiden.

Dengan demikian berarti dalam sistem Sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota
masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan
sendiri untuk naik status, atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan
kualitas dan kuantitas usahanya sendiri. Dalam Sistem stratifikasi ini biasanya terdapat
motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk berusaha memperbaiki status
dan kesejahteraan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-
anggotanya cenderung mempunyai cita-cita yang tinggi.

Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk


pindah kestatus satu kestatus lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya
kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat
adalah karena kelahiran atau keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan
masyarakat yang mengabungkan kasta seperti di india misalnya:6

1. Keanggotaan pada kasta diperoleh karna warisan/kelahiran. Anak yang lahir


memperolah kedudukan orang tuanya
2. Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karna seseorang
takmungkin mengubah kedudukannya, kecuali bika ia dikeluarkan dari kastanya.
3. Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta.
4. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
5. Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama
kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap
norma-norma kasta dan lain sebagainya.
6. Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.

Kingslay Davis, Human Society, cetakan ke-13, The Macmillan


6

Company, New York, 1960 hal 378-379


7. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Stratifikasi sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang tingatan-tingkatan
yang terjadi dalam masyarakat. Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang
dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu itu yang akan menjadi
bibit untuk menumbuhkan sistem lapisan dalam masyarakat. Sistem lapisan dalam
masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah socil stratification yang
merupakan pembedaan penduduk atau nasyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (secara hirarkis).

Sistem lapisan dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam


proses pertumbuhan masyarakat itu) tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun
untuk mengejar suatu tujuan bersama. Sifat sistem lapisan dalam masyarakat
dapat tertutup dan dapat pula terbuka. yang bersifat tertutup tidak memungkinkan
pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak pindahnya
itu ke atas atau kebawah. Sebaliknya di dalam system terbuka, setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri
naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang
atas ke lapisan di bawahnya.

B. SARAN

Masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup, namun lebih bersifat terbuka

dalam melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial yang selaras tanpa

adanya diskriminasi.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai