Makalah Uas Matematika Diskrit Sekarlana
Makalah Uas Matematika Diskrit Sekarlana
Dosen pengampuh
Sastrowijoyo, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh
Sekarlana ( TIF221025 )
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen
pengajar Pak Sastrowijoyo, S.Pd., M.Pd. ,kedua orang tua, sahabat saya, dan teman-teman
seperjuangan. Makalah berjudul “MATEMATIKA DISKRIT” ini disusun untuk memenuhi
tugas UAS semester 3 mata kuliah Matematika Diskrit.
Saya memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Saya juga menerima kritik
serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan
berikutnya.
Saya berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat
menjadi inspirasi bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika diskrit merupakan ilmu yang telah kita pelajari dalam kehidupan
sehari-hari serta dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang keilmuan lainnya.
Terdapat beberapa objek yang dibahas dalam matematika diskrit yaitu bilangan bulat,
kalimat logika, teori graf dan lain sebagainya. Teori graf merupakan pokok bahasan
yang banyak digunakan dalam berbagai penelitian hingga saat ini. Secara umum graf
dapat diartikan sebagai himpunan tidak kosong yang elemennya terdiri dari simpul
dan himpunan boleh kosong yang elemennya sisi.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Logika Matematika?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Himpunan?
3. Bagaimana Kombinatorial/Peluang Dalam Matematika?
4. Apa Itu Relasi Fungsi?
5. Apa Yang Dimaksdu Dengan Teori Graf?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Yang Dimaksud Dengan Logika Matematika
2. Mengetahui Yang Dimaksud Dengan Himpunan
3. Mengetahui Kombinatorial/Peluang Dalam Matematika
4. Mengetahui Relasi Fungsi
5. Mengetahui Yang Dimaksdu Dengan Teori Graf
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. MODUS PONENS
Modus ponens adalah metode penarikan kesimpulan apabila ada pernyataan "p → q"
dan diketahui "p" maka bisa ditarik kesimpulan "q".
Contoh dalam kalimat:
p : Hari ini hari Senin.
q : Saya belajar Matematika Diskrit.
p→q : Jika hari ini hari Senin maka saya belajar Matematika Diskrit.
p : Hari ini hari Senin.
kesimpulan(q) : Saya belajar Matematika Diskrit.
2. MODUS TOLLENS
Modus tollens adalah metode penarikan kesimpulan apabila ada pernyataan "p → q"
dan diketahui "-q" maka bisa ditarik kesimpulan "-p".
Contoh dalam kalimat:
p : Hari ini hari Senin.
q : Saya belajar Matematika Diskrit.
p→q : Jika hari ini hari Senin maka saya belajar Matematika Diskrit.
-q : Saya tidak belajar Matematika Diskrit.
kesimpulan(-p) : Hari ini bukan hari Senin
3. PENAMBAHAN DISJUNGSI
Penarikan kesimpulan dengan menambahkan disjungsi didasarkan pada fakta
yakni jika suatu kalimat dihubungkan dengan "v" maka kalimat itu akan bernilai
benar jika sekurang-kurangnya salah satu komponennya bernilai benar. (Waluyo,
2022)
3
Contoh dalam kalimat:
p : Saya mengambil mata kuliah Logika Matematika.
q : Saya mengambil mata kuliah Kalkulus.
kesimpulan (p v q) : Saya mengambil mata kuliah Logika Matematika atau
Kalkulus.
4. PENYEDERHANAAN KONJUNGSI
Jika suatu kalimat dihubungkan dengan "ʌ" maka dapat diambil salah satu
komponennya secara khusus.
Contoh dalam kalimat:
pʌq : Saya mengambil mata kuliah Logika Matematika dan
Kalkulus.
kesimpulan1(p) : Saya mengambil mata kuliah Logika Matematika.
kesimpulan2(q) : Saya mengambil mata kuliah Kalkulus.
5. SILOGISME DISJUNGSI
Silogisme disjungsi adalah penarikan kesimpulan dimana jika diberikan dua
pilihan "p" atau "q" sedangkan "q" tidak dipilih maka kesimpulannya yang
dipilih adalah "p".
Contoh kalimat:
pvq : Bulan ini saya akan mudik ke Yogyakarta atau pergi ke Bali.
6. SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme Hipotesis adalah jika diketahui "p → q" dan "q → r" maka
kesimpulannya "p → r".
Contoh kalimat:
p : Saya belajar.
q : Saya bisa mengerjakan soal.
r : Saya lulus ujian.
p→q : Jika saya belajar maka saya akan bisa mengerjakan soal.
4
q→r : Jika saya bisa mengerjakan soal maka saya lulus ujian.
kesimpulan (p → r) : Jika saya belajar maka saya lulus ujian.
7. DILEMA
Dilema adalah penarikan kesimpulan jika diketahui "p v q" dan "p → r" dan "q →
r" maka kesimpulannya adalah "r"
Contoh kalimat:
p : Hari ini Rizki ulang tahun.
q : Kemarin Bambang juara LKS nasional.
r : Saya akan ditraktir makan bakso.
pvq : Hari ini Rizki ulang tahun atau Kemarin Bambang juara LKS
nasional.
p→r : Jika hari ini Rizki ulang tahun maka saya akan ditraktir makan bakso.
q→r : Jika kemarin Bambang juara LKS nasional saya akan ditraktir makan
bakso.
2.2 HIMPUNAN
Dalam matematika, himpunan (disebut juga kumpulan, kelompok, gugus,
atau set) dapat dibayangkan sebagai kumpulan benda berbeda yang terdefinisi
dengan jelas dan dipandang sebagai satu kesatuan utuh[1]. Dengan terdefinisi yang
jelas itu maka dapat ditentukan dengan tegas apakah suatu objek termasuk anggota
suatu himpunan atau bukan. (Rizki Muliono, 2019)
Jenis-jenis Himpunan
Jenis-jenis himpunan terdiri dari tiga macam, yakni himpunan semesta, himpunan
kosong, dan hi1mpunan bagian.
5
1. Himpunan Semesta
1. Himpunan Kosong
Jawabannya yang B, karena tidak ada nama hari yang dimulai dengan huruf C.
sehingga himpunan B adalah himpunan kosong.
2. Himpunan Bagian
1. Irisan
Jika Quipperian punya dua himpunan, misal C dan D. Ada anggota C yang
juga anggota D. Anggota yang sama-sama dimiliki kedua himpunan itulah yang
dinamakan irisan atau biasa dilambangkan ∩. Jika ditulis dalam bentuk notasi
menjadi C ∩ D = {x|x ∈ C dan x ∈ D}.
2. Gabungan (union)
Gabungan adalah total seluruh anggota dari dua himpunan atau lebih.
Gabungan biasa dilambangkan dengan ∪
3. Komplemen
4. Selisih
Cartesian product
Sebelum mengenal istilah ini, mari kita pahami apa yang dimaksud dengan
Cartesian. Ingat istilah-istilah yang digunakan saat membuat plot pada kertas
grafik seperti sumbu (sumbu x, sumbu y), titik asal, dll. Misalnya, (2, 3)
menggambarkan bahwa nilai pada bidang x (sumbu) adalah 2 dan untuk y adalah
3 yang tidak sama dengan (3, 2).
Hukum-hukum himpunan
a. Sifat Komutatif
7
Sifat komutatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan
dan gabungan, yaitu A ∩ B = B ∩ A dan A ∪ B = B ∪ A.
b. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan
dan gabungan, yaitu(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C) dan (A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C).
c. Sifat Distributif
Sifat distributif pada operasi himpunan hanya berlaku pada operasi irisan
dan gabungan, yaituA ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dan A ∪ (B ∩ C) = (A ∪
B) ∩ (A ∪ C).
d. Sifat Identitas
Sifat identitas yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara lain:
1. A ∩ ∅ = ∅
2. A ∩ S = A
3. A ∪ ∅ = A
4. A ∪ S = S
e. Idempoten
Sifat idempoten yang berlaku pada operasi irisan dan gabungan antara
lain:
1. A ∩ A
2. A ∪ A
f. Sifat Komplemen
Sifat komplemen pada operasi himpunan hanya berlaku untuk irisan dan
gabungan.
1. A ∩ Ac = ∅
2. A ∪ Ac = S
3. (Ac )c = A
8
4. ∅c = S
5. Sc = ∅
g. Sifat Pengurangan
1. A - B ≠ B - A
2. A - (B - C ) ≠ (A - B) - C
3. A - ∅ ≠ ∅ - A
h. Subset
i. Absorption
A ∪ (A ∩ B) = A ∩ (A ∪ B) = A
j. Penghilangan
Prinsip Dualitas
9
Indonesia => kemudi mobil di kanan depan
Himpunan Ganda
Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan
elemen tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 },
multiplisitas 0 adalah 4.
Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam
hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.
2.3 KOMBINATORIAL/PELUANG
Kombinatorial adalah cabang matematika untuk menghitung jumlah
penyusunan objek-objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan
susunannya. Kombinatorial dapat digunakan untuk menjawab soal semacam ini tanpa
kita perlu mengenumerai semua kemungkinan jawabannya. Hal ini dapat dilakukan
karena didalam kombinatorial terdapat kaidah dasar menghitung. Dan kombinator
digunakan pada teori peluang diskrit untuk menghitung peluang suatu kejadian
terjadi.
a. Percobaan
Contoh :
1. Melempar dadu
Enam hasil percobaan yang mungkin untuk pelemparan dadu adalah muka dadu
1,2,3,4,5 atau 6
10
Hasil percobaan melempar koin 100 ada dua kemungkinan maka koin bergambar
rumah gadang atau muka koin yang bergambar wayang.
Percobaan 1: p hasil
Percobaan 1: p hasil
d. Prinsip Inklusi-Eksklusi
11
Example :
1. Setiap byte disusun oleh 8-bit. Berapa banyak jumlah byte yang dimulai dengan
‘11’ atau berakhir dengan ‘11’?
Answer :
Misalkan
maka
A È B = himpunan byte yang berawal dengan ‘11’ atau berakhir dengan ‘11’
½A½ = 26 = 64,
½B½ = 26 = 64,
½A Ç B½ = 24 = 16.
e. Permutasi
Example :
Answer :
Misalkan: ada n buah bola yang tidak seluruhnya berbeda warna (jadi, ada
beberapa bola yang warnanya sama — indistinguishable). n1 bola diantaranya
berwarna 1, n2 bola diantaranya berwarna 2, nk bola diantaranya berwarna k, dan n1
+ n2 + … + nk = n.
k. Peluang Diskrit
a. 0≤p(xi)≤1, yaitu peluang adalah bilangan tidak negatif dan selalu lebih kecil
atau sama dengan 1.
b. i=1|S|p(xi)=1 , yaitu jumlah peluang semua titik contoh di dalam ruang contoh
S adalah 1.
Contoh:
PE=|E||S|=xi∈Ep(xi)
13
Konsep-konsep pada teori himpunan:
· P A∩B=xi∈A∩Bp(xi)
· P A∪B=xi∈A∪Bp(xi)
· P A-B=xi∈A-Bp(xi)
· P A⨁B=xi∈A⨁Bp(xi)
· P(A)=1-P(A)
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan
diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius. (Suparyanto
dan Rosad (2015, 2020)
1. Diagram Panah
Diagram panah merupakan cara yang paling mudah untuk menyatakan suatu
relasi. Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar
arah panah yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A dengan
anggota himpunan B.
Misalnya, ada 4 orang anak yaitu Ali, Siti, Amir dan Rizki. Mereka diminta
untuk menyebutkan warna favorit mereka. Ali menyukai warna merah, Siti menyukai
warna ungu, Amir menyukai warna hitam, dan Rizki menyukai warna merah. Dari
hasil uraian tersebut, terdapat dua buah himpunan.
14
2. Himpunan Pasangan Berurutan
Selain dengan diagram panah, suatu relasi juga dapat dinyatakan dengan
menggunakan himpunan pasangan berurutan. Caranya dengan memasangkan
himpunan A dengan himpunan B secara berurutan. Kita dapat mengambil contoh
dari contoh diagram panah tadi.
3. Diagram Cartesius
15
Definisi Fungsi
Sama halnya dengan relasi, fungsi juga dapat dinyatakan dalam bentuk
diagram panah, himpunan pasangan berurutan dan dengan diagram Cartesius.
Contoh:
16
Jadi, dari diagram panah di atas dapat disimpukan:
Notasi Fungsi
Dengan menghitung nilai fungsi, kita dapat mengetahui nilai fungsi yang
dapat menghasilkan himpunan kawan (kodomain) dari himpunan asal (domain).
Supaya lebih jelas, coba kerjakan contoh soal di bawah ini ya.
f(3)
nilai f untuk x = -4
Jawab:
Fungsi f : x → 3x + 3
f(3) = 3(3)+3 = 12
17
bayangan (-2) oleh f sama dengan f (-2), jadi f(-2) = 3(-2)+3 = -3
3x + 3 = 6
3x = 6-3
3x = 3
x=1
3a + 3 = 12
3a = 12 – 3
3a = 9
a=3
Derajad suatu simpul v di dalam suatu graf adalah banyaknya simpul yang
bertetangga atau terhubung
Notasi : V(G) = himpunan titik graf G. V = banyaknya titik pada G E(G) =
himpunan sisi graf G. E = banyaknya sisi pada G
18
E(G) = {(A,B), (B,A), (A,D), (B,D), (B,C), (C,B)}
V = 4
E = 6
Jenis-Jenis Graf
Completee Graph (Graf Lengkap), suatu graf dikatakan graf lengkap jika
semua verteks yang ada dihubungkan ke verteks yang lain
Contoh : B C
A F
D E
Directed Graph (Graf Berarah), suatu graf dikatakan graf berarah jika garf tersebut
mempunyai arah (flow).
Contoh : B C
A F
D E
Contoh : indegree dari contoh graf berarah diats adalah indeg (A) = 0, indeg (B) =
2, indeg (C) = 1, indeg (D) = 1, indeg (E) = 2, indeg (F) = 1.
Contoh : outdegree dari contoh graf berarah diats adalah outdeg (A) = 2, outdeg
(B) = 1, outdeg
19
Terminologi dan Representasi Graf
DEFINISI 1
Dua simpul 𝑢 dan 𝑣 pada suatu graf tak berarah 𝐺 disebut bersebelahan (
bertetangga ) jika 𝑢 dan 𝑣 adalah titik ujung dari suatu sisi 𝑒 dari 𝐺 . Sisi 𝑒 yang
demikian disebut bersisian dengan simpul 𝑢 dan 𝑣, dan dikatakan e
menghubungkan 𝑢 dan 𝑣
DEFINISI 2
DEFINISI 3
Derajat dari suatu simpul pada graf tak berarah adalah banyaknya sisi yang
bersisian dengannya, kecuali untuk loop pada simpul tersebut menyumbang 2 kali
untuk derajat simpul tersebut. Derajat dari sisi 𝑣 dinotasikan dengan 𝑑𝑒𝑔(𝑣)
(Sekarlana, 2023)
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Logika Matematika
2. Himpunan
3. Kombinatorial/Peluang Dalam Matematika
4. Relasi Fungsi
5. Teori Graf
3.2 SARAN
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari matematika untu kehidupan
sehari-hari. Salah satunya adalah Manfaat mempelajari himpunan untuk membantu
setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,
tetap, tertib, meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif,
menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Jadi alangkah lebih
baiknya untuk kita memahami matematika secara mendalam, bukan hanya sekedar
tahu penjumlahan dan pengurangan .
21
DAFTAR PUSAKA
22
23