2202 Full Text
2202 Full Text
SKRIPSI
Oleh:
Riska Amalia
105 410 0403 10
iii
4
iv
5
v
6
vi
7
Bismillahirohmani rohim,
Pertama Allah SWT dan Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku dan
kekasihku, atas keikhlasan hati dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan yang dinantikan menjadi kenyataan.
vii
8
viii
9
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi .Allah SWT, yang telah melimpahkan
Salawat dan salam juga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga
beliau, para sahabat dan seluruh ummatnya yang tetap istiqamah pada ajaran
Islam.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini tidak luput dan berbagai kekurangan sebagai akibat keterbatasan kemampuan
penulis. Olehnya itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai pihak demi
Keberhasilan penulisan proposal ini tidak lepas dari dukungan dan banruan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material,
tenaga, dan pikiran sejak persiapan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan
ix
10
2. Dr. Andi Syukri Syamsuri, M. Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
8. Khususnya, kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang
Penulis
x
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... v
xi
12
D. Desain Penelitian..................................................................................... 29
A. Kesimpulan ............................................................................................. 64
B. Saran........................................................................................................ 65
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A, Latar Belakang
kegiatan yang tidak terpisahkan, yaitu mengajar dan belajar. Oleh karena itu
interaksi antara murid dengan guru dan lingkungannya disebut pula proses belajar
sekolah, diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya yang dibagi menjadi
beberapa sub mata pelajaran, salah sarunya adalah seni rupa, pelajaran seni rupa
merupakan suatu bagian dari mata pelajaran Seni Budaya yang diterapkan di
sekolah baik SD, SMP, dan SMA dengan tujuan mengapresiasikan karya seni
kreatif dalam pembelajaran seni rupa adalah gambar bentuk. Gambar bentuk
merupakan mated yang penting dalam pembelajaran seni rupa terutama siswa
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk siswa SMA kelas dengan Standar
1
2
Dasarnya "Menggambar bentuk dengan objek gambar yang sering dyumpai dalam
Kompetensi dan Kompetensi Dasar gambar bentuk juga penting untuk diajarkan
pada siswa keJas X karena dengan menggambar bentuk siswa dapat melarih
koordinasi antara mata dan tangan sebagai kemampuan dasar dalam menggambar
(Muharram & Mujiono, 2007). Gambar bentuk diajarkan pada siswa yang dalam
berada pada kelas tinggi SD, siswa SMP dan SMA (Muharram, 2009).
efektif Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dalam hal ini berkenaan
kelas, misalnya di halaman atau taman sekolah (masih dalam lingkungan sekolah)
pelajaran seni rupa khususnya materi gambar bentuk, guru hanya menerapkan
tercapai, akan tetapi keterbatasan ruang membuat siswa tidak leluasa dalam
mengamati dan menggambar objek. Oleh karena itu perlu juga dicoba dengan
tercapai.
B. Rumusan Masalah
Makassar ?
Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Unismuh Makassar.
Unismuh Makassar.
5
D. Manfaat Penelitian
utamanya bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini, sebagai berikut:
Unismuh Makassar.
terkait dengan pembelajaran seni rupa materi gambar bentuk pada kelas
outdoor.
6
7. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
E. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
1. Bagian Awal. Yang termasuk bagian awal adalah judul, kata pengantar, dan
daftar isi.
a. Pendahuluan. Bagian ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
b. Tinjauan pustaka dan kerangka pikir. Bagian ini mengemukakan secara rinci
d. Hasil penelitian dan pembahasan. Bagian ini berisi gambaran umum lokasi
penunjang dan penghambat dari apa yang diteliti dan hasil evaluasi.
7
3 Bagian Akhir
Yang termasnk bagian akhir dari proposal ini adalah kesimpulan dan
BAB II
A. Kajian Pustaka
penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoretis
yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang
dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur
1. Kemampuan
pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk
yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya,
8
9
adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi
dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
(ability) adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan
bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk
bahwa siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi akan lebih berhasil
faktor, yaitu:
(2004: 20) Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai adanya akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialmi siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input
yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.
proses interaksi dengan objek tertentu yang mengakibatkan perubahan dari orang
yang melakukan proses belajar tersebut. Contoh kecilnya adalah dari tidak mempu
menjadi mampu. -
setelah belajar selama beberapa bulan akan menjadi 100%. Hasil belajar tersebut
11
diri sendiri.
Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar
dalam belajar, karena tujuan menjadi pedoman bagi seluruh aktivitas belajar.
Hamalik (2008: 73) menyatakan tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
terminal.
kalau mungkin ranah afektif. Ketiga ranah ini harus berkembang atau berubah
2. Menggambar Bentuk
pensil, pen, atau tinta untuk menghasilkan titik, garis, nada waraa, tekstur dan lain
bentuk objek menurut tuntunan perasaan terhadap objek itu, atau untuk sarana
(menggambar ekspresi).
tembikar, alat-alat rumah tangga, atau aneka buah-buahan dan kombinasi dari
Tetapi dalam menggambar model, objek yang diamati dan digambar dapat
duadimensi yang bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna. Dalam
mengambar bentuk dituntut ketepatan bentuk benda yang digambar. Oleh sebab
jenis benda tersebut. Bagi orang yang masih belajar perlu mengetahui dasar-dasar
teknis, antara lain cara menyatakan volum dan sifat permukaan objeknya,
1) Model adalah objek gambar baik dua dimensi maupun tiga dimensi
ada.
kita gambar itu nampak riil sebagaimana yang kita lihat adalah dengan
perspektif. Kesan ruang dan tiga dimensional ini bukanlah yang faktual,
ruang ini, kita menciptakan ruang dalam gambar hanyalah ilusi ruang
lingkaran, clips, segi tiga, segi empat, maupun tiga dimensi seperti
tabung, bola, piramida, kerucut dan balok, tidak lepas dari bagian-
4) Gelap Terang adalah gambar yang telah dihasilkan secara linier dengan
teksturnya dengan cara melalui rendering nada gelap terang. Nada gelap
terang tersebut dapat berfungsi sebagai penjelas rupa dari benda yang
bisa bersumber dari matahari atau cahaya buatan seperti lampu dan api.
bagian satu dengan yang lain, serta bagian dan kesatuan serta
umum yang perlu dipakai adalah kepekaan rasa atau taste. Menurut Ali.
kaidah kaidah yang menjadi pedoman dalam konteks menggambar bentuk, antara
lain:
3) Irama (Rhitrri), dalam dunia seni rupa irama dapat dinikmati melalui
yang dapat menyatukan elemen rupa dari berbagai bentuk yang berbeda
teknik memiliki karakter dan gaya khas masing-masing. Adapun teknik dalam
1) Linier
Menurut Syakir & Mujiono (2007: 27) teknik linier merupakan teknik
yang paling elementer. Teknik ini biasanya lebih banyak menggunakan media
pensil dan pena. Untuk dapat menghasilkan arsiran dengan garis yang kecil maka
perlu menggunakan pensil yang agak runcing dan keras sedangkan untuk garis
tebal maka pensil tidak usah diruncingkan. Tingkat kemiringan juga akan
2) Blok
Menurut Muharrar, & Mujiono (2007: 19) gambar tipe blok adalah gambar
yang dalam pemvisualannya berupa blok warna hitam dan putih tidak berupa garis
outline. Karena gambar ini merupakan terjemahan atau hasil dari interprensi
dalam rangka mengungkap apa yang nampak sebuah benda maka gambar yang
3) Arsir/ crosshatching
tersendiri. Beberapa alat dan bahan yang perlukan dalam menggambar adalah
sebagai berikut:
1) Kertas Gambar
Menurut Rohman (2010: 7-10) dijelaskan bahwa kertas adalah bahan yang
pensil agar mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya menggunakan kertas yang
cukup tebal dan permukaannya kasar (tidak licin) agar goresan yang dihasilkan
terkesan artistik.
19
2) Pensil
Menurut Muharrar & Mujiono (2007: 22) jenis pensil mempunyai rentang
berdasarkan kerasnya yang ditunjukkan dengan kode (H) sampai dengan yang
3) Penghapus
gambar, bagian-bagian gambar yang sudah tidak diperlukan dapat dihapus. Untuk
mendapat hasil terbaik, pakailah penghapus yang empuk, tidak kasar, dan bersih.
4) Serutan Pensil
5) Alas Kertas
Menurut Rohman (2010: 7-10) alas untuk menggambar dapat kita buat
sendiri dengan memanfaatkan bahan yang terdapat di sekitar rumah, seperti papan
triplek, kaca atau benda-benda lain yang permukaan datar dan halus. Selain papan
triplek atau kaca, juga dapat menggunakan meja gambar sebagai alas kertas.
20
a. Konsep pembelajaran
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Interaksi ini terjadi terutama antara
siswa dan guru. Pada proses pembelajaran terjadi hubungan yang bersifat dwiarah
antara guru dan siswa. Pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat
proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta
memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai
tujuan pendidikan.
yang diberikan agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
Dalam pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa yakni guru
mengajar dan murid dalam belajar. Menurut Syafi'i (2007: 40) dijelaskan bahwa:
guru dan murid sebagai subjek, artinya keduanya memiliki peran yang sama-sama
penting. Dengan kata lain konsep pembelajaran adalah semakna dengan konsep
instruksional, dapat berati juga secara terbatas guru mengajar, dan murid dalam
belajar.
terjalin usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan berupa
siswa, cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar
memahami apa yang dipelajari, serta pemberian kebebasan kepada siswa untuk
memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar murid, selain belajar dari akibat
tindakannya murid juga belajar dari berbagai hal di dalam lingkungan tersebut.
22
pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan murid dan lingkunganya
suatu sistem yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan untuk
b. Komponen Pembelajaran
memungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal. Sistem lingkungan ini
proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu. Gulo (2004: 8) menyebutkan ada
pengajaran, (2) Guru, (3) peserta didik, (4) materi pelajaran, (5) metode
utama dan paling awal harus dirumuskan oleh guru dalam merancang
3) Siswa adalah semua individu yang menjadi peserta dalam suatu lingkup
pembelajaran.
4) Bahan ajar adalah sesuatu yang harus diolah dan disajikan oleh guru
bentuk interaksi belajar mengajar yang diharapkan oleh guru dan dapat
mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar serta
cara membandingkan hasil tes awal dengan akhir, maka guru akan
utama dalam pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, guru, siswa, bahan
ajar atau materi, pendekatan, strategi dan metode, sumber dan media
di sekolah.
25
yang lebih sempit dari model pembelajaran apresiasi, kreasi yakni pembelajaran
dilakukan di luar kelas, yang artinya menggunakan kelas terbuka, sehingga proses
pengelolaan kelas ini masih dalam bimbingan serta arahan guru (Syafi'i,2007:46).
.blogspot.com/2012/03/konsep-dasar-outdoor-srudy.html)
bermain.
kenyataannya.
tempat tersebut.
artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar melalui pengalaman yang
mereka peroleh. Konsep belajar melalui aktivitas luar kelas (outdoor) adalah
proses belajar interdisipliner melalui satu sen aktivitas yang dirancang unruk
dilakukan di luar kelas. konsep aktivitas luar kelas merupakan suatu pendekatan
keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di luar
melalui benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dimana kita tinggal dan lain
sebagainya.
Pembelajaran seni rupa merupakan sub mata pelajaran bidang Seni Budaya di
samping seni musik, seni tari, dan seni teater. Sejak diberlakukannya Kurikulum
dalam seni" dan "pendidikan melalui seni". Pendidikan dalam seni merupakan
mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada kepada anak
mengarahkan anak atau siswa trampil dalam bidang seni. Kemudian pendekatan
pendidikan melalui seni yang dikemukakan oleh J.Dewey (dalam Syafi'i, 2007: 8)
untuk kepentingan seni itu sendiri. Dengan pendekatan ini seni berkewajiban
kreatif dan apresiatif. Menurut Lindermen dan Linderman (dalam Syafi'i, 2007:
13) bahwa pendidikan seni rupa sebagai pendidikan estetis dapat dilakukan
Pengalaman perseptual diberikan melalui proses penggunaan indra mata dan juga
memahami bentuk-bentuk peninggalan seni rupa masa lampau maupun saat ini.
anak. Berekspresi merupakan kebutuhan bagi setiap orang, termasuk juga anak-
dalam hal ini siswa jika diberi ruang untuk berekspresi dalam berkarya seni rupa
akan merasa senang dan gembira oleh karena terpuaskan, dan akhirnya
pembelajaran kelas seni rupa difokuskan pada hal-hal yang memungkinkan siswa
seni rupa harus diperhatikan tahap perkembangan anak, yang terpenting bukan
hasil karya tetapi bagaimana proses anak dalam menghasilkan karya. Dalam
kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar anak didik dan menciptakan
situasi dan kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar menyangkut ekspresi
Oleh karena iru ditegaskan bahwa situasi dan kondisi serta suasana lingkungan
menjadi hal yang sangat dominan dalam proses pembelajaran seni (Ismiyanto,
2010: 22).
seni rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram untuk
pembelajaran seni rupa situasi dan kondisi serta suasana lingkungan menjadi hal
yang sangat dominan dalam proses pembelajaran, pembelajaran seni rupa dapat
rupa yang baik adalah proses pembelajaran yang dapat menstimulus siswa untuk
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada
kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan
kemudian apa saja yang menjadi faktor penunjang dan penghambat dalam
bagaimana hasil yang dicapai dalam proses menggambar bentuk dengan model
Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka pikir
Kemampuan menggambar
bentuk dengan model
pembelajaran outdoor
Hasil Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
kualitatif, menggunakan analisis data secara induktif, menyusun teori dan dasar
secara deskriptif dan ada kriteria khusus tentang keabsahan data, sedangkan
deskriptif, maka data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata. Menurut
Arikunto (2010:282), data yang bersifat kualitatif adalah data yang digambarkan
memperoleh kesimpulan.
32
33
rumusan evaluasi.
2. Lokasi Penelitian
1. Variabel penelitian
Variabel (Setyosari, 2010 : 108) adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini
2. Desain Penelitian
Pengumpulan Data
tentang proses
pembelajaran
Pengumpulan Data
tentang faktor Pengolahan/ Deskripsi
penunjang dan Analisis Data data Kesimpulan
penghambat
Pengumpulan Data
tentang hasil
pembelajaran
Muhammadiyah 1 Unismuh.
36
1 Unismuh Makassar.
Muhammadiyah 1 Unismuh.
1. Populasi Penelitian
Husaini Usman (1995:181) pengertian populasi adalah semua nilai baik hasil
Dari pengertian di atas, dapat disimpulan bahwa populasi adalah semua individu
dari keseluruhan subjek yang jelas dan mempunyai ciri yang sama yang
37
Tindak dikenai dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
orang.
2. Sampel Penelitian
informasi yang mendalam, terperinci dan efisien dari suatu agregat atau kumpulan
sangat besar jumlahnya dari hanya sebagian kecil contoh atau sampel yang
(Sagyono, 2008).
ditehti. Maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah kelas X.
Teknik sampel memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) subyek pada
untuk melakukan penelitian, (2) sampel lebih efisien, baik dalam penggunaan
waktu maupun dana, (3) sampel lebih bersifat konstruktif karena subyek yang
diteliti jumlahnya jelas sedangkan teknik populasi jika terlalu banyak akan
bersifat destruktif.
38
lapangan. (Field Research). Untuk memperoleh data pada penelitian ini, peneliti
langsung pada tempat atau lokasi penelitian dengan menggunakan empat macam
1. Observasi
outdoor.
2. Wawancara
Interview atau wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data
yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini
dilakukan, dengan guru mata pelajaran Seni Budaya, dan dengan pihak-pihak
39
3. Srudi Dolounentasi
(Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 211). Teknik ini dilakukan
Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto,
dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Seperti telah disebutkan bahwa sumber
data utama penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan, sumber data
merupakan sumber data utama yang dicatat dan ditambah catatan dari buku,
dokumen resmi dari sekolah, dokumen pribadi yang diperoleh dari subjek
hidup, sikap dan lain-lain. Di samping dokumen pribadi dan dokumen resmi,
4. TesPraktek
Dalam penelitian ini tes praktek digunakan untuk inengetahui hasil pembelajaran
yang akan dicapai siswa dalam proses gambar bentuk dengan menggunakan
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
1. Reduksi Data
dokumen merupakan cara yang dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan.
Dengan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
data yang ada baru kemudian memilih data yang benar-benar diperlukan dan
proses reduksi, data-data yang tidak diperlu maupun yang tidak berkenaan dengan
masalah penelitian dapat dihilangkan dan kemudian diganti serta ditambah dengan
2. SajianData
halnya dengan proses reduksi data, penciptaan dan penggunaan data tidaklah
41
terpisah dari analisis. Dalam penyajian ini akan disajikan data secara lengkap,
baik data yang diperoleh dari observasi, dokurnentasi, angket maupun wawancara,
mendapatkan hasil penyajian yang rapi dan sistematis sehingga data yang
yang telah didapatkan atau data yang diperoleh dari penelitian yang kemudian
diolah sehingga dapat ditarik sebuah simpulan yang sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Dari awal sampai akhir pengumpulan data
yang direduksi dan disajikan kemudian dilihat serta ditinjau kembali melalui
diharapkan.
Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi data,
berhubungan dan saling menjalin antara satu dengan yang lain baik pada saat
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan penyajian hasil temuan penelitian yang telah
Makassar.
menggunakan kualitatif. Data yang telah diolah dan dianalisa disajikan dalam
41
43
ujian seleksi penerimaan siswa baru yang diadakan sekolah negeri. Selain itu
Andi Mattalatta ( Mantan Menteri Hukum Dan Ham) Bapak Dr. IT. Nasrullah
adalah sala satu alumni Sekolah ini yang telah berhasil mengukir kesuksesan.
ini menjadi unggul disebabkan oleh banyak factor, antara lain : tim pengajar yang
digunakan terdiri dari guru-guru senior dibidang masing-masing yang dipilih dari
pelajaran, sehingga setiap praktikum dapat dituntaskan karena tidak terdesak oleh
diskusi-diskusi remaja dan lomba bidang studi baik yang diadakan oleh
Sekitar tahun 1995 muncul kemelut internal yang tidak kunjung padam, ini
diakhiri dengan kebijakan Kepala Sekolah untuk memberikan surat pindah kepada
44
Pada tahun 2003 dipelopori oleh Bapak K.H. Djamaluddin Amien (Ketua
I, dan keinginan tersebut membuahkan hasil, ditandai dengan adanya serah terima
Makassar.
amanah untuk membuka kembali SMA Muhammadiyah I, maka pada bulan Juni
2006 BPH Unismuh Makassar mengangkat DR. Nasrullah, M.Sc yang juga salah
saru alumni dari SMA Muhamniadiyah I sebagai Kepala Sekolah periode 2006-
oleh tim pengajar yang handal seperti : DR. Abd. Rahman Rahim, M.Hum, Drs.
Nasrullah, M.Sc, Drs. H. Najamuddin dan lain-lain. Insya Allah akan berusaha
jelas dalam membawa sekolah menuju tujuan yang dicita-citakan. Berikut visi dan
misi SMA Muhammadiyah 1 Unismuh berdasarkan sumber data dari tenaga tata
wujud kesalehan pribadi dan sosial yang dijiwai semangat amar ma'ruf nahi
mungkar.
Teknologi Informasi.
Unismuh kota Makassar sudah cukup memadai, ditandai dengan berbagai fasilitas
tersebut di atas. Berkaitan dengan seni rupa, sekolah belum mempunyai ruang
46
praktik sendiri untuk kegiatan kesenian. Hal ini disebabkan oleh cara pandang
guru yang masih menganggap kegiatan praktik seni rapa dapat dilakukan di mana
saja seperti di luar ruangan, sehingga tidak ada ruang khusus untuk praktik seni
rupa.
menurut jabatan dan mata pelajaran yang diajarkan adalah sebagai berikut:
memiliki 33 guru/tenaga pendidik, dengan latar belakang pendidikan SI, S2, dan
guru yang telah memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang sesuai pada lembaga
29 orang dan siswa perempuan 30 orang. Berikut lebih lengkap disajikan dalam
label 2.
48
berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Sebagaian besar orang tua
siswa bekerja di luar rumah sebagai pedagang, penjahit, dan buruh, dan sebagian
kelas, misalnya di halaman atau taman sekolah (masih dalam lingkungan sekolah)
(outdoor). Hal yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan
49
pembelajaran.
1. Perencanaan
oleh peneliti berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran seni rupa.
bentuk dengan mengenal objek gambar yang ada di sekitar kita. Peralatan yang
adalah kertas gambar A4, pensil 2B, penghapus, rautan pensil, papan atau
2. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan dengan alokasi waktu 2x40 menit atau dengan kata lain selama 2 jam
pembelajaran akan dilaksanakan di luar ruang kelas yakni dihalaman depan kelas,
kegiatan inti guru akan memberikan sedikit materi mengenai prinsip-prinsip dan
kegiatan demonstrasi kepada siswa, tanya jawab dan penugasaan untuk mulai
Setelah bel berbunyi, guru masuk ke dalam kelas dan memastikan siswa
gambar bentuk akan dilaksanakan di luar kelas (outdoor) yakni di halaman depan
kelas. Selanjutnya guru memanggil ketua kelas untuk membagikan kertas gambar
yang sudah disediakan oleh peneliti. Setelah kertas gambar selesai dibagikan, guru
mengarahkan siswa untuk menuju ke halaman depan kelas dengan tertib dan tidak
membuat gaduh serta menginstruksikan kepada siswa agar mengambil posisi yang
dengan proporsi yang baik, serta cara memberikan gelap terang dengan teknik
pelajaran setelah bel berbunyi, diketahui sernua siswa sudah berada di dalarn
benruk. Alat gambar berupa pensil 2B, papan landasan kertas gambar, rautan
pensil dan penghapus sudah dibawa siswa dari rumah, sedangkan kertas gambar
Siswa diminta mengambil posisi yang baik untuk arah pandang pada objek yang
akan di gambar.
53
54
kelas dan inenyimak simpulan mated yang disampaikan oleh guru. Siswa
cukup tinggi.
beberapa yang terkait dengan teknik dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk
sarana dan prasarana yang terdapat di lingkungan siswa. Dalam kegiatan ini
menggambar bentuk yang dilakukan oleh guru di luar kelas (outdoor). Hal yang
1. Perencanaan
oleh peneliti berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran send rupa.
kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni rupa dan kompetensi dasar
menggambar bentuk dengan objek karya seni rupa terapan tiga dimensi daerah
adalah selama 2x40 menit atau 2 jam pembelajaran. Tujuan kegiatan pembelajaran
1) Siswa mampu menggambar benda yang ada di sekitar kita sesuai dengan
ukuran suatu benda dengan benda yang lain) dalani menggainbar benda di
dengan baik.
bentuk dengan mengenal objek gambar yang ada di sekitar kita. Peralatan yang
adalah kertas gambar A4, pensil 2B, penghapus, rautan pensil, papan atau
kelas.
2. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan dengan alokasi waktu 2x40 menit atau dengan kata lain selama 2 jam
pembelajaran akan dilaksanakan di luar ruang kelas yakni dihalaman depan kelas,
kegiatan inti guru akan memberikan sedikit materi mengenai prinsip-prinsip dan
kepada siswa, tanya jawab dan penugasaan untuk mulai melakukan kegiatan
kreasi gambar bentuk, kegiatan akhir guru mengevaluasi karya siswa berdasarkan
pedoman penilaian.
diawali dengan guru masuk ke dalam ruang kelas setelah mendengar bel jam
pelajaran berbunyi, kemudian guru mengucap salam dan memastikan semua siswa
motivasi berapa contoh gambar terbaik agar siswa tertarik dan terpancing ingin
materi
58
akan dilaksanakan di luar kelas (outdoor) yakni di halaman depan kelas. Kegiatan
pembelajaran di luar kelas (outdoor) ini bertujuan untuk siswa lebih leluasa dalam
bergerak dan mengamati objek yang akan digambar berupa semua benda yang ada
di sekitar, baik berupa gedung sekolah, pepohonan, sarana olahraga dan yang
lainnya. Siswa cukup memilih salah satu benda tersebut untuk digambar. Ketika
ruangan, ternyata siswa tampak senang. Selanjumya guru memanggil ketua kelas
untuk membagikan kertas gambar yang sudah disediakan oleh peneliti. Setelah
halaman depan kelas dengan tertib dan tidak membuat gaduh serta
menginstruksikan kepada siswa agar mengambil posisi yang baik untuk arah
arahan waktu pengerjaan adalah 1 jam atau 60 menit, pastikan posisi duduk sudah
tepat, gambarlah objek semirip mungkin dengan aslinya. Sesekali guru dan
berkarya yang dilakukan oleh siswa satu per satu. Selama proses pembelajaran
dengan proporsi yang baik, serta cara memberikan gelap terang dengan teknik
arsir yang tepat. Kegiatan berkarya selesai dalam waktu 60 menit, kemudian guru
menginstruksikan agar semua siswa masuk ke dalam kelas dan mengutus ketua
kegiatan evaluasi.
pelajaran setelah bel berbunyi, diketahui semua siswa sudah berada di dalam
bentuk. Alat gambar berupa pensil 2B, papan landasan kertas gambar, rautan
pensil dan penghapus sudah dibawa siswa dari rumah, sedangkan kertas gambar
Pada kegiatan inti siswa diberi motivasi oleh guru dengan menunjukkan
contoh gambar, siswa tampak termotivasi ingin membuat karya sebagus contoh
yang ditunjukkan. Pada saat guru menjelaskan materi melalui metode demonstrasi
berkarya di luar ruangan (outdoor). Siswa diminta mengambil posisi yang baik
untuk arah pandang pada objek yang akan di gambar. Setelah siswa mendapat
dahulu. Di sini siswa tidak menggunakan meja dan kursi untuk duduk tetapi hanya
lesehan dengan memanfaatkan teras ruang kelas dan landasan untuk menggambar
benda di sekitar kita, terlihat siswa sangat serius dalam menggambar. Setiap siswa
yang mengalami kesulitan akan dibimbing dan diarahkan oleh guru. Suasana
interaktif juga dapat terwujud dikarenakan iklim kompetisi setiap siswa ingin
membuat gambar yang lebih bagus dan semirip mungkin dengan objek aslinya.
Hal ini terlihat dari sesama siswa yang saling melihat karyanya milik temannya
dan apabila gambamya kurang bagus maka siswa akan termotivasi menggambar
kelas dan menyimak simpulan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa
materi yang telah dipelajari yakni pembelajaran gambar bentuk diluar ruangan
cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan sikap guru yang segera menuju ke ruang
beberapa yang terkait dengan teknik dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk
menggambar objek, hal ini diketahui melalui hasil pengamatan peneliti sebelum
Kegiatan selanjutnya adalah kreasi menggambar bentuk dengan objek benda yang
menggambar bentuk outdoor, yakni dengan membawa peralatan berupa pensil 2B,
papan landasan gambar, rautan pensil serta penghapus yang sudah siswa siapkan
Pada saat kegiatan inti dimulai siswa terlihat kagum melihat gambar yang
ditunjukan oleh guru, sehingga siswa menjadi semangat dan merasa tertantang
ingin menggambar sebagus contoh gambar yang ditunjukan guru. Ketika guru
memang terkenal kelas yang gampang untuk diatur dan dibimbing sehingga
penggunaan alat dan bahan dalam menggambar bentnk siswa terlihat tidak
mengalaini kesulitan berarti, hanya pada saat awal niemulai menggambar siswa
terlihat sedikit bingung membuat garis sketsa hal ini dapat diatasi dengan
bermain.
kenyataannya.
siswa, karena karakteristik siswa yang berbeda, ada yang fokus pada
gambar / triplek.
pembelajaran outdoor kelas X di atas dapat disimpulan bahwa semua siswa lulus
sesuai dengan KKM yakni nilai 75 yang di terapkan oleh guru seni rupa di SMA
pada label 4.
Jumlah
No Rentang Nilai Knteria Gambar bentuk Persentase (%)
1 90-100 Sangat baik 0 0
2 80-89 Baik 23 92%
3 65-79 Cukup 2 8%
4 51-64 Kurang 0 0
5 0-50 Sangat kurang o o
Jumlah 25 100 %
Sumber : Data Peneliti, Agustus 2015
67
outdoor pada kelas X dengan objek gambar benda di sekitar kita menunjukan
hasil yang cukup memuaskan. Nilai tertinggi yang diperoleh oleh siswa adalah 89
dan nilai terendah yang terendah yang diperoleh siswa adalah 79. Dari 25 siswa,
terdapat 21 siswa atau 92% memperoleh nilai dengan kategori baik dengan
rentang nilai 80-89 dan 2 siswa atau 8% memperoleh nilai dalam kategori cukup
dengan rentang nilai 65-79. 0 siswa atau 0°o memperoleh nilai dalam kategori
sangat baik, kemudian 0 siswa atau 0% memperoleh nilai dalam kategori kurang
metode pembelajaran outdoor kelas X, gambar yang dihasilkan oleh siswa kelas X
sudah cukup baik, hal ini terlihat dan nilai siswa yang rata-rata diatas KKM
Selain dengan unsur sen! rupa, karya ini dapat dianalisis berdasarkan
baik. Antara objek gambar dengan bidang gambar terdapat kesesuaian sehingga
siswa mampu mendapatkan hasil menggambar yang baik, terlihat dari persentase
nilai yaitu sebanyak 92% siswa mampu mendapatkan nilai antara 80 - 89. Dan
BAB V
A. Kesimpulan
dilakukan di luar ruangan, yang mampu menarik motivasi dan semangat siswa
benda di sekitar kita, siswa akan memilih menggambar benda sesuai dengan
kemampuan mereka.
3. Faktor penunjang dalam model pembelajaran outdoor, antara lain adalah guru
yang lebih dalam hal pengawasan. Selain itu siswa yang minat belajaraya
dengan penerapan model pembelajaran outdoor, hal ini dapat dilihat dad nilai
yang diperoleh oleh siswa yang sebagian besar mendapat nilai 80 - 90.
69
70
B. Saran
kelas saja (indoor) sebagai variasi guru juga dapat mencoba dengan
kepada siswa apabila pada saat proses berkarya siswa masih bingung.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ali, AM, 2010. Suplemen Pembelajaran (Asupan Mata Kuliah Gambar Bentuk).
Prodi Pend. Seni Rupa. Fak. Seni dan Desain. UNM. Makassar
Muharrar, S. 2009. Kajian Seni Rupa Anak. Jurusan Seni Rupa: FBS Unnes.
https//Iib.unnes.ac.id.3 Mei 2015
7
1
72
Nisa dan Hakim. ML. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran - Konsep Belajar
dan Pembelajaran. http:/blog.uin-malang.ac.id/uchielblog. teori-belajar-
dan-pembelajaran-konsep-belajar-dan-pembelajaran. 3 Mei 2015
Pusat Bahasa Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sunaryo, A 2006. "Bahan Ajar Seni Rupa I". Hand Out Jurusan Seni Rupa, FBS
Unnes Semarang : Jurusan Seni Rupa FBS Unnes. https//Iib.unnes.ac.id.
3 Mei 2015
Sunaryo, A 2009. '''Bahan Ajar Sent Rupa 2". Hand Out Jurusan Seni Rupa, FBS
Unnes Semarang : Jurusan Seni Rupa FBS Unnes. https//Iib.unnes.ac.id. 3
Mei 2015
Syafi'i, 2006. Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS
Unnes. https/TIib.unnes.ac.id, 3 Mei 2015
Syafi'i, 2007. Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa 2. Semarang : FBS
Unnes. https/'/Iib.unnes.ac.id, 3 Mei 2015
RIWAYAT HIDUP
Pendidikan, Jurusan Program Studi Seni Rupa. Sejak menjadi Mahasiswwa, saya
aktif berkarya seni tari, seni grafis dan seni lukis dan telah menyelesaikan studi
Berkat lindungan Allah SWT, dan iringan Do’a kedua orang tua serta
saudaraku dan sang kekasih, juga berkat bimbingan para dosen dan support dari
teman – teman seperjuangan, sehingga saya dapat berkarya dalam bentuk tulisan