Pedoman - Perancangan UTILITAS BANGUNAN
Pedoman - Perancangan UTILITAS BANGUNAN
PADA BANGUNAN
(Bagian Satu)
i
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Sanksi Pelanggaran :
Pasal 72 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan atau denda
paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) atau penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling
l ama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak
Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
ii
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS
PADA BANGUNAN
(Bagian Satu)
Khotijah Lahji
Eka Sediadi, R
Wara Judawati, H
ISBN : 978-979-26-8964-8
696
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat serta karunia-Nya akhirnya penyusunan buku ini dapat
diselesaikan. Adapun maksud dan tujuan diterbitkannya buku ini
adalah untuk memberikan pedoman serta membantu mahasiswa
arsitektur dan praktisi pemula dalam menyelesaikan permasalahan
utilitas pada perancangan atau pelaksanaan sebuah bangunan.
Pada perancangan bangunan baik bangunan rendah maupun
tinggi, tidak hanya memikirkan masalah struktur dan konstruksinya
saja, tetapi juga harus memikirkan bagaimana kelengkapan bangunan
yang diperlukan. Kelengkapan bangunan tersebut termasuk di dalam
utilitas yang terdiri dari elektrikal, mekanikal, alat transportasi vertikal
maupun horizontal, tata udara, tata cahaya, pemipaan, dan sebagainya.
Banyaknya materi yang termasuk di dalam utilitas, maka buku
ini akan dibagi dalam dua bagian, yaitu buku Pedoman Perancangan
Utilitas pada Bangunan Bagian 1 dan buku Pedoman Perancangan
Utilitas pada Bangunan Bagian 2.
Buku Pedoman Perancangan Utilitas pada Bangunan
Bagian 1 membahas tentang pedoman perancangan kelistrikan,
eskalator, ban berjalan (moving way), ramp berjalan (moving ramp),
perancangan elevator (lift), dan tata udara (AC).
v
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis memohon maaf apabila
terdapat kekurangan dan kesalahan yang tidak disengaja. Penulis juga
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya.
vii
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
viii
SAMBUTAN
ix
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
x
DAFTAR ISI
xi
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
xii
BAB IV PERANCANGAN TATA UDARA (AC) ..................... 99
4.1. PRINSIP TATA UDARA MEKANIK (AC)................. 99
4.2. MACAM-MACAM SISTEM AC........................... 101
4.3. PRINSIP PERANCANGAN AC
PADA BANGUNAN ............................................ 110
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 125
BIODATA PENULIS ................................................................ 129
xiii
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
xiv
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
BAB 2
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR,
BAN BERJALAN (MOVING WAY), DAN
RAMP BERJALAN (MOVING SAMP)
47
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Gambar 2.3. Desain tangga berjalan ditemukan oleh Jesse Reno (1892)
48
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
49
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
50
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
51
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
52
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
53
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
54
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
Keterangan :
Eskalator untuk lebar 60 cm diestimasikan setiap injakan 1,25 orang atau 5 orang
setiap 4 injakan/step
Eskalator untuk lebar 80 cm diestimasikan setiap injakan 1,5 orang atau 3 orang
setiap 2 injakan/step
Eskalator untuk lebar 100 cm diestimasikan setiap injakan 2 orang
55
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Keterangan:
B : panjang bidang kerja escalator
H : tinggi lantai ke lantai
56
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
Keterangan:
A : panjang pit (bagian bawah)
B : panjang bidang kerja (bagian bidang kerja)
C : panjang ruang mesin (bagian atas)
57
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
58
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
59
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Jawab :
60
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
Lembar kerja :
61
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
62
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
Lembar kerja :
63
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
64
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
65
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
66
PEDOMAN PERANCANGAN ESKALATOR
67
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Contoh soal :
Bangunan perbelanjaan dengan luas bangunan tiap lantai 12.000 m²,
jumlah 3 lantai, dibutuhkan moving ramp naik dan turun dengan sudut
kemiringan 12°. Hitung jumlah alat transportasi vertikal ini dan tentukan
tipe dan kebutuhan ruangnya?
Jawab :
Jumlah orang tiap lantai /jam : 2 m²/orang/jam, maka jumlah
populasi/okupansi 12.000 / 2 = 6.000 orang
Lembar kerja :
LATIHAN :
68
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
BAB 3
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR
(LIFT)
69
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
70
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
71
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
72
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
73
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
74
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
75
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
76
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
77
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
78
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
79
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Gambar 3.11. Bangunan tinggi dengan sky lobby dan tanpa sky lobby
80
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
Kk : K a p a s i t a s t i a p k e r e t a /
5 menit
p : 80% dari kapasitas tiap
kereta
I : interval (tabel sesuaikan
dengan tipologi/fungsi
bangunan)
81
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Catatan: Apabila tinggi lantai dalam satu bangunan tidak sama, maka ketinggian
lantainya dijumlahkan saja.
N : Jumlah lift
KP : Prosentase kapasitas penumpang
Kk : kapasitas tiap kereta/5menit
L : jumlah lantai
p : 80% dari kapasitas 1 kereta
82
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
H = 2 x jumlah lantai x
tinggi lantai ke lantai
V = kecepatan lift
83
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
84
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
85
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
86
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
87
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
88
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
89
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Pengaturan lift
Gambar di bawah ini adalah pengaturan operasional lift,
sehingga tidak semua lift berhenti di setiap lantai, misalnya akan berhenti
di setiap lantai genap atau ganjil atau terletak di lantai “tengah”,
sehingga dapat melayani dua lantai sekaligus.
90
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
Jawab:
Menghitung Lift
a. Jumlah pemakai bangunan dan kapasitas kereta dan
kecepatan yang akan digunakan :
Luas netto area = 75 % dari luas total = 1125 m² (Tabel 3.1)
Okupansi tiap lantai = 1125 : 10 = 122 orang (Tabel 3.2)
Total okupansi = (15-1) x 122 orang = 1708 orang
(jumlah lantai dikurangi satu karena diasumsikan bahwa
122 orang adalah penggunaan lantai 1)
Kecepatan yang disarankan untuk bangunan 10-20 lt adalah
3 sampai 3,5 meter/detik (Tabel 3.3)
Kapasitas total akan diangkut lift (KPtotal) = (13%) x 1708 =
222 orang … (1)
Daya angkut tiap kereta tiap 5 menit (Kk)
p = 80 % dari kapasitas tiap kereta (Tabel 3.5)
91
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
c. Pengecekan interval:
92
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
Jawab:
Zona 1 : 15 lantai
Zona 2 : 15 lantai
Jawab zona 1 : perhitungan zona 1 sama seperti
soal 1 di atas
Jawab zona 2 : L = 15 lantai + 1 lantai lobby dasar
Kecepatan zona 2 untuk ketinggian 30 lantai
(Tabel 3.3) = 6 m/dt
Kapasitas lift yang direkomendasikan = 16 orang,
p = 13 orang
Prosentase netto area = 80 % dari luas total : 1.200 m² Jumlah penghuni
zona 2 = 15 x 1.200 m²/10m² = 1.800 orang (Tabel 3.2)
93
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
94
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
95
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
96
PEDOMAN PERANCANGAN ELEVATOR (LIFT)
2. Mobile elevator
Elevator ini adalah inovasi baru dengan konstruksi yang fleksibel
(dapat dipindah dan ditambah secara vertikal). Biasanya elevator
fleksibel ini digunakan pada suatu bangunan yang mempunyai
atrium atau void.
97
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
LATIHAN :
1. Sebutkan macam-macam alat transportasi vertikal!
2. Jelaskan macam-macam dan system kerja elevator!
3. Apa saja 3 bagian rumah lift khususnya untuk sistem traksi
(traction lift)?
4. Apa sajakah fungsi dari sky lobby?
5. Sebuah bangunan perkantoran dengan luas 1.000 m2/lantai,
terdiri dari 10 lantai, tinggi lantai ke lantai 4 m. Hitung jumlah
lift dan perlu anda cek waktu tunggunya/interval dan tentukan
luas shaf lif dan kedalaman pit lif, serta dimensi ruang mesin
dan ketinggian overhead?
98
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
BAB 4
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
99
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
100
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
a. Tipe AC Unit
AC unit saat ini sudah jarang digunakan selain karena memang
kapasitas kecil (0,5pk – 2pk) dan mempunyai suara bising yang
timbul dalam ruang karena mesin AC, compressor, dan kondensor
letaknya jadi satu dengan pendingin/evaporator.
Sistem kerja AC ini adalah sebagai berikut :
101
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Gambar 4.2. Skema proses pertu- Gambar 4.3. Proses aliran freon
karan udara
b. Tipe AC Split
Sistem AC ini mempunyai 2 komponen, yaitu terdiri dari mesin
(kompresor, kondensor) yang berada di luar ruang dan kipas udara
pendingin/diffuser berada di dalam ruang. Sistem distribusi udara
pada AC split ini ada dua macam distribusi tunggal dengan kapasitas
0,5-2 pk (single Split) dan distribusi ganda dengan kapasitas 4-8 pk
(multiple Split). Skema kerja AC distribusi tunggal adalah sebagai
berikut :
102
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
103
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Gambar 4.7. Tipe (a) diffuser plafon dengan supplai dari samping
104
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
Gambar 4.9. Aplikasi diffuser tipe (a) dengan blow 4 arah pada restoran
Gambar 4.10. Tipe (b) diffuser kaset plafon dengan supplai udara
di bagian bawah
Gambar 4.11. Aplikasi diffuser tipe (b) dengan blow 4 arah pada restoran
105
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
106
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
107
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
c. Sistem AC paket
AC ini mempunyai dua komponen yaitu komponen outdoor
(mesin compressor dan kondensor) dan komponen indoor (mesin
pendinggin evaporator/diffuser). Kedua komponen ini digabung
menjadi satu paket/unit. Kapasitas AC ini 5-10 pk. Sistem kerja
AC ini adalah sebagai berikut :
108
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
109
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
110
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
111
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Gambar 4.26. Skema AC sentral pada bangunan bertingkat Hotel dengan Fan
Coil Unit pada unit kamar dan AHU pada zona fasilitas hotel
112
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
113
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Cat: Tabel di atas dengan catatan tinggi plafon maximal 300 m, atau pendinginan
setiap 100 m3 membutuhkan 1 TR
1TR = 1,5 pk (hp) = 1,25 kw
114
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
115
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Jawab :
• AC sentral yang digunakan adalah AC sentral AHU pada
lantai 1 dan 2, dan lantai 3-14 menggunakan FCU.
• Kapasitas pendingin lantai 1 atau 2 = 1200 : 30 = 40 TR
(tabel 4.4), untuk kapasitas AHU, jika luas dari konvigurasi
denah panjang dakting secara vertikal-horizontal maximum
60 meter maka diperlukan 1 unit AHU. Luas ruang AHU
= 40 x 0,5 m² = 20 m² (table 4.2), pengecekan terhadap
tabel 4.3 yaitu ukuran mesin AHU 2 x 2,5 x 1,6 sehingga
ruang yang dibutuhkan adalah (2,2 x 2) + (2 x 2,5) = 22,5 m²
(silakan mana yang dipakai)
• Untuk lantai 3-14 distribusi udara dingin menggukan FCU,
dan selasar/koridor biasanya tanpa menggunakan AC,
jumlah FCU sesuai jumlah kamar (10 s.d 20 unit kamar).
Sehingga kapasitas FCU disesuaikan dengan besaran unit
kamar.
• Kapasitas beban pendinginan untuk 14 lantai adalah
= 14 x 40 TR = 560 TR. Maka luas ruang chiller = 560 x 0,2 = 112 m²
(tabel 4.4).
Perhitungan yang lebih akurasi (berdasarkan teori fisika
bangunan) dalam menentukan beban pendinginan AC ada beberapa
aspek yang berpengaruh di antaranya adalah :
Faktor external :
a. Orientasi bangunan terhadap radiasi matahari
b. Luas/volume ruang yang akan dikondisikan
c. Material selubung : dinding dan atap
Faktor internal :
a. Pencahayaan buatan
b. Peralatan yang digunakan
116
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
c. Penghuni bangunan
d. Ventilasi
Maka pentahapan perhitungan beban pendingin AC :
Tahap 1 :
Perlu diketahui jumlah okupansi/pemakai bangunan dengan
sifat aktifitas yang dilakukan di dalam ruangan/bangunan, adapun
untuk menentukan jumlah okupansi adalah luas bruto akan dibagi
dengan luas tiap orang, menentukan data suhu eksternal (To°C)
dan menentukan suhu yang akan dikondisikan (Ti°C), maka
akan terjadi perbedaan suhu eksternal dan suhu internal (∆t), demikian
juga kelembabannya (∆RH).
Luas bruto
Jumlah okupansi =
Luas per orang
Tahap 2 :
Menghitung beban pendingin AC dengan data sebagai berikut :
a. Data volume ruang dan jumlah pertukaran udara yang
dibutuhkan :
117
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Tahap 3 :
Menghitung detail jumlah beban panas :
a. Beban kalor melalui bidang kaca (beban sensible)
Utara = —— m² x 800 Btu/h/m2 = —— Btuh
2
Selatan = —— m² x 400 Btu/h/m = —— Btuh
2
Timur = —— m² x 900 Btu/h/m = —— Btuh
2
Barat = —— m² x 1000 Btu/h/m = —— Btuh
____________
(1) Btuh
118
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
119
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
Tahap 4 :
Mengestimasikan dimensi dakting AC
Dakting AC terbuat dari lembaran metal yang dibentuk
persegi panjang atau bulat dengan finishing glass wool dengan
aluminium foil, panjang maksimal 50-60 meter.
a. Luas dakting (cm²) = (A)
Keterangan:
A : Luas dakting dalam cm²
B : CFM (cubic/feet/minute)
C : Kecepatan aliran udara dalam FPM
1 feet = 30,48 cm, 1 inci = 2,54 cm
P max = 4 x L, ,
Jarak minimum ruang plat-lantai dengan
plafon
atau jarak balok-plafon = L + 10 cm
120
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
121
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
122
PERANCANGAN TATA UDARA (AC)
LATIHAN :
123
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
124
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS
129
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
130
BIODATA PENULIS
131
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
132
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
125
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
126
DAFTAR PUSTAKA
127
PEDOMAN PERANCANGAN UTILITAS PADA BANGUNAN I
128