Anda di halaman 1dari 7

PKN Bab 3: Peranan Indonesia dalam Tatanan Dunia

& Sharing mynotes

Tujuan negara merupakan cita-cita yang disepakati bersama oleh para pendiri bangsa untuk
generasi yang akan melanjutkan dan mengisi kemerdekaan negara ini. Dalam Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 disebutkan empat tujuan kemerdekaan Indonesia. Di antara tujuan
kemerdekaan itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
tujuan yang terkait dengan peran Indonesia di dunia, yakni “ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Peran
Indonesia ada dalam tiga hal, yaitu:

A. Peran Indonesia dalam Kerja Sama Bilateral

1) Pengertian kerja sama bilateral


Secara bahasa, bilateral memiliki makna yaitu dari dua belah pihak; antara dua pihak.
Kerja sama bilateral atau juga disebut bipartite treaty merupakan suatu perjanjian kerja
sama yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain untuk membangun sebuah
kesepakatan bersama dalam berbagai bidang. Kerja sama bilateral ini akan saling
menguntungkan kedua negara. Karena setiap negara memiliki kebutuhan yang berbeda-
beda sehingga ketika kerja sama bilateral dilaksanakan dapat memenuhi kebutuhan
tersebut dan saling melengkapi.

Hal-hal yang dapat melatarbelakangi kerja sama tersebut, yakni:


• kepentingan nasional yang berbeda
• perdamaian di kawasan
• kesejahteraan ekonomi nasional
• perbedaan sumber daya alam
• perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi
• perbedaan ideologi.

2) Bentuk kerja sama bilateral Indonesia


Bentuk-bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia diantaranya, yaitu:
a. kerja sama di bidang politik
b. kerja sama di bidang ekonomi
c. kerja sama di bidang pendidikan
d. kerja sama di bidang sosial budaya
e. kerja sama di bidang pariwisata
f. kerja sama di bidang pertahanan
g. kerja sama di bidang kesehatan
h. kerja sama di bidang keagamaan
i. kerja sama di bidang hukum
j. kerja sama di bidang lingkungan

Menurut Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (2020), jalinan hubungan kerja
sama bilateral saat ini di berbagai bidang sebanyak 2671. Tata cara membangun perjanjian
internasional tersebut, diatur berdasarkan UU No. 24 Tahun 2000, dengan mengikuti
beberapa tahapan:
a) Pengajakan, merupakan tahap awal yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang
berunding mengenai kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian internasional.
b) Perundingan, merupakan tahap kedua untuk membahas substansi dan masalah-masalah
teknis yang akan disepakati dalam perjanjian internasional.
c) Penerimaan, merupakan tahap menerima naskah perjanjian yang telah dirumuskan dan
disepakati oleh para pihak.
d) Penandatanganan, merupakan tahap akhir dalam perundingan bilateral untuk
mendelegasi suatu naskah perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak.

Beberapa contoh kerja sama bilateral yang dilakukan oleh Indonesia, yaitu:
a. kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang
b. kerja sama kesehatan antara Indonesia dengan Singapura
c. kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat
d. kerja sama perdagangan antar Indonesia dengan Cina
e. kerja sama pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan antara Indonesia dengan
Belanda.
f. kerja sama dengan Malaysia untuk perlindungan tenaga kerja berdasarkan Memorandum
of Understanding atau Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Malaysia.

Tercatat pada tahun 2020, terdapat lima negara yang membuat Nota Kesepahaman
terbanyak untuk kerja sama bilateral dengan Indonesia, yakni Amerika Serikat, Jerman,
China, Perancis, dan Korea Selatan.
3) Manfaat kerja sama bilateral bagi Indonesia
Secara umum, manfaat kerja sama bilateral adalah sebagai berikut:
a. perlindungan warga negara
b. perundingan perbatasan
c. peningkatan ekonomi
d. pertukaran pelajar dan mahasiswa
e. daya saing bangsa
f. peningkatan hubungan antar negara

B. Peran Indonesia dalam Kerja Sama Regional

1) Pengertian kerja sama regional


Secara bahasa, regional memiliki arti yaitu bersifat daerah atau kedaerahan. Dalam kata
lain, kerja sama regional memiliki pengertian yaitu perjanjian yang diadakan diantara
beberapa negara dalam satu wilayah tertentu.

Terdapat beberapa latar belakang yang mendorong negara-negara di satu kawasan


mengengembangkan kerja sama regional. Di antara faktor pendorong kerja sama regional
tersebut adalah:
a. kedekataan wilayah dan kesamaan kepentingan
b. kesamaan aspek historis
c. sumber daya alam
d. pemasaran produk perdagangan

2) Bentuk kerja sama regional Indonesia


a) Kerja sama regional Asia Tenggara (ASEAN)
Indonesia merupakan salah satu penggagas pembentukan organisasi ASEAN yang berdiri
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Tujuan resmi pembentukan ASEAN
adalah untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan
budaya. Sebelas negara bergabung menjadi anggotanya, yakni Indonesia, Thailand,
Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Filipina, Myanmar, Singapura, Kamboja,
dan Timor Leste.

Bagi indonesia, Visi Komunitas ASEAN 2025 yang terdiri atas tiga pilar kerja sama
ASEAN, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional sekaligus kepentingan regional,
diantaranya yaitu:
1. Komunitas Keamanan Politik ASEAN. Indonesia memiliki posisi yang strategis di Asia
Tenggara. Posisi strategis tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal untuk
mewujudkan keamanan baik untuk kepentingan Indonesia sendiri maupun untuk
kepentingan kawasan ASEAN.
2. Komunitas Ekonomi ASEAN. Dengan berlimpahnya sumber daya alam menjadikan
Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Asia Tenggara.
3. Komunitas Sosial Budaya ASEAN. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik
atau lebih dari 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010.

b) Kerja sama regional Asia-Pasifik (APEC)


Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama antar 21 negara
ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989. Anggota APEC disebut
“Ekonomi” mengingat setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan
bukan sebagai negara.

Tujuan utama APEC adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan


kesejahteraan di Asia Pasifik. APEC sendiri memiliki target yang ditetapkan dalam
Konferensi Tingkat Tinggi di Bogor Tahun 1994, dengan nama the Bogor Goals.

Untuk mencapai “Bogor Goals”, kerjasama APEC didasarkan pada tiga pilar, yaitu:
a. perdagangan dan investasi yang lebih terbuka;
b. fasilitasi perdagangan dan investasi;
c. kerjasama ekonomi dan teknik (ECOTECH).

c) Inisiatif segitiga terumbu karang (CTI-CFF)


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006 melakukan usulan untuk
membentuk kerja sama diantara negara-negara berupa komunitas CTT-CFI). CTT-CFI
dideklarasikan pada tanggal 15 Mei 2009 melalui Coral Triangle Initiative Leaders’
Declaration on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security.

Anggota dari CTI-CFF terdiri dari Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Kepulauan
Solomon, Timor-Leste. CTI-CFF saat ini diketuai Kepulauan Solomon untuk periode
2018–2020, dengan Timor Leste sebagai wakil ketua yang akan menjadi ketua pada
periode berikutnya.

3) Manfaat kerja sama regional bagi Indonesia


a. meningkatkan kerja sama diantara negara regional
b. mendatangkan investasi perdagangan
c. meningkatkan perekonomian nasional
d. menguatkan pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan
e. terangkatnya profil dan reputasi Negara Indonesia
f. menjaga keamanan dan perdamaian kawasan
g. mengembangkan poros maritim
h. melindungi tenaga kerja Indonesia
C. Peran Indonesia dalam Kerja Sama Multilateral

1) Pengertian kerja sama multilateral


Multilateral menurut KBBI V memiliki arti yaitu melibatkan atau mengikutsertakan lebih
dari dua bangsa atau pihak. Secara umum, kerja sama multilateral yaitu kerja sama
antarnegara dan antarkawasan yang berkomitmen kepada tindakan kolektif menurut aturan
yang ditetapkan bersama untuk mengatasi masalah dan peluang bersama.

2) Bentuk kerja sama multilateral Indonesia


Berikut ini merupakan bentuk kerja sama multilateral yang dijalin oleh Indonesia.

a) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945. Indonesia
resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan suara bulat
dari para negara anggota. Pada tanggal 8 Juni 2018, Indonesia telah terpilih menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk periode 2019–2020.
Keanggotaan DK PBB Indonesia tersebut merupakan yang ke-empat kalinya, setelah
sebelumnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada tahun 1973– 1974,
1995–1996, dan 2007–2008.

Bagi pelaksanaan keanggotaan tidak tetap Indonesia periode 2019–2020, Indonesia telah
menetapkan 4 Isu Prioritas dan 1 Isu Perhatian Khusus yaitu:
1. Melanjutkan kontribusi Pemerintah RI dalam upayanya mewujudkan perdamaian dunia
2. Membangun sinergi antara organisasi-organisasi regional untuk menjaga perdamaian
dan stabilitas di kawasan
3. Meningkatkan kerjasama antara negara-negara dan DK-PBB untuk me- merangi
terorisme, ekstremismene dan radikalisme
4. Pemerintah RI juga akan mencoba untuk mensinergikan upaya penciptaan perdamaian
dengan upaya pembangunan yang berkelanjutan.

b) Gerakan Non-Blok (GNB)


Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955 merupakan proses awal lahirnya
GNB. KAA diadakan pada tanggal 18 – 24 April 1955 dan dihadiri oleh 29 Kepala Negara
dan Kepala Pemerintah dari benua Asia dan Afrika yang baru saja merdeka. KAA
ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendalami masalah-masalah dunia.

KAA menyepakati ‘Dasasila Bandung’ yang dirumuskan sebagai prinsip- prinsip dasar
bagi penyelenggaraan hubungan dan kerja sama antara bangsa- bangsa. Kelima tokoh
dunia
yang dikenal sebagai para pendiri GNB adalah:
• Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser
• Presiden Ghana Kwame Nkrumah
• Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru
• Presiden Indonesia Sukarno
• Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.
c) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara
Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22– 25 September 1969,
dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam,
penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia.

d) World Trade Organization (WTO)


World Trade Organization (WTO) merupakan satu-satunya organisasi internasional
yang mengatur perdagangan internasional. Pasalnya, sejak dibentuknya WTO pada
tahun 1995, baru kali ini WTO mampu merumuskan suatu perjanjian baru yaitu
Perjanjian Fasilitasi Perdagangan. Perjanjian ini bertujuan untuk melancarkan arus
keluar masuk barang antar negara di pelabuhan dengan melakukan reformasi pada
mekanisme pengeluaran dan pemasukan barang yang ada.

Keterlibatan dan posisi Indonesia dalam proses perundingan Doha Development


Agenda (DDA) didasarkan pada kepentingan nasional dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Dalam kaitan ini, untuk
memperkuat posisi runding Indonesia bergabung dengan beberapa koalisi. Koalisi-
koalisi tersebut antara lain G-33, G-20, NAMA- 11, yang kurang lebih memiliki
kepentingan yang sama.

e) G-20
Pemerintah AS berinisiatif menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (G-20
Summit) bagi para pemimpin/kepala negara G-20 yang diadakan di Washington DC
tanggal 15 November 2008. Peran Indonesia dalam setiap KTT G-20 senantiasa
memajukan kepentingan negara berkembang dan menjaga terciptanya sistem
perekonomian global yang inklusif dan berkelanjutan.
3) Manfaat kerja sama multilateral bagi Indonesia
Indonesia dapat memperoleh berbagai manfaat, di antaranya adalah:
1. mewujudkan amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945,
2. meningkatkan peran kepemimpinan internasional Indonesia,
3. meningkatkan peranan dan kontribusi Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian,
4. dapat mendorong kerja sama dalam penyelesaian konflik, terorisme, dan juga pandemi
global,
5. mendorong pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan kemiskinan.

Dalam bidang ekonomi, kerja sama multilateral akan dapat meningkatkan investasi serta
dukungan teknologi mutakhir untuk lebih mendayagunakan sumber daya alam yang ada.
Selain itu juga akan memudahkan untuk melakukan ekspor produk-produk Indonesia ke
pasar mancanegara.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan, kerja sama multilateral juga membantu
mewujudkan situasi yang aman di Tanah Air. Selain itu, Indonesia juga akan lebih mampu
mempertahankan kedaulatan bangsa, seperti di saat ada klaim wilayah kelautan Indonesia
oleh negara lain maka akan ada pembelaan dari negara- negara lain di dunia.

Dalam bidang sosial dan budaya, kerja sama multilateral juga mengantarkan budaya
Indonesia untuk lebih dikenal.

Anda mungkin juga menyukai