Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertia Korosi
Korosi berasal dari bahasa Latin “Corrodere” yang berarti perusakan logam atau
berkarat. Korosi adalah proses kerusakan material, khususnya logam, yang terjadi akibat
kontak dengan lingkungan seperti oksigen dan air . Korosi terjadi ketika logam teroksidasi,
yaitu ketika atom logam kehilangan elektron dan membentuk ion positif . Korosi dapat terjadi
pada semua jenis logam, bukan hanya besi .
Menurut Kennet dan Chamberlain dalam Prihasa (2009), korosi merupakan
penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi atau
pengkaratan adalah peristiwa kimia bahan-bahan logam yang pada dasarnya merupakan
reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang berkontak langsung dengan
lingkungan berair dan oksigen . Terkorosinya benda-benda yang terbuat dari logam
merupakan salah satu penyebab rusaknya benda tersebut dan rusaknya infrastruktur.

Korosi adalah proses degradasi atau perusakan logam yang terjadi karena reaksi
secara elektrokimia dalam mencapai kesetimbangan secara spontan dengan lingkungannya .
Korosi merupakan proses yang bersifat alamiah, sehingga tidak dapat dicegah atau
dihentikan. Namun, korosi dapat dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga
memperlambat proses kerusakannya.

Korosi adalah proses kerusakan pada benda, khususnya logam, yang terjadi akibat
kontak langsung dengan lingkungan (oksigen dan air) yang dapat memperburuk tampilan dan
kualitas . Korosi terjadi ketika logam teroksidasi, yaitu ketika atom logam kehilangan
elektron dan membentuk ion positif . Korosi dapat terjadi pada semua jenis logam, bukan
hanya besi .

Korosi bisa terjadi akibat proses fisik, kimia atau biologi yang berkaitan dengan
interaksi antara ketiganya. Korosi fisik terjadi karena kontak antar logam dengan ion di
lingkungan. Korosi kimia terjadi karena adanya senyawa-senyawa kimia yang menyebabkan
korosi, seperti asam atau merkuri. Korosi biologi dapat terjadi karena adanya mikrobia yang
menyebaban korosi, mikrobia pada kondisi aerob maupun anaerob. Salah satu mikrobia yang
ada dalam proses korosi mikrobiologis adalah Sulphate Reducing Bacteria (SRB) atau bakteri
pereduksi sulfat yang hidup secara anaerob dan dapat tumbuh pada kisaran pH 2 sampai pH
9, namun pH optimalnya yaitu pada pH 7 .

Korosi dapat terjadi pada suhu tinggi antara logam dan gas atau dalam lingkungan air
atau udara basah . Reaksi penggantian disebut korosi basah dan reaksi langsung disebut juga
korosi kering . Reaksi langsung (korosi kering) termasuk oksidasi di udara, reaksi dengan uap
belerang, hidrogen sulfida, dan kandungan udara kering lainnya, serta reaksi dengan logam
cair lainnya seperti natrium . Reaksi ini umum terjadi pada suhu relatif tinggi . Pada dasarnya,
reaksi korosi logam berlangsung secara elektrokimia . Reaksi korosi berlangsung di daerah
permukaan katoda dan anoda dengan membentuk rangkaian arus tertutup . Korosi
elektrokimia yaitu suatu sistem sel korosi basah sederhana dengan anoda dan katoda tunggal .
Gambar 1 Sel Korosi basah sederhana (Trethewey, 1991)

Dari gambar yang diberikan, terlihat bahwa katoda memiliki tanda positif dan anoda
memiliki tanda negatif. Tanda tersebut menyatakan kecenderungan potensial reduksi
elektroda yang bersangkutan. Arus listrik mengalir dari elektroda dengan potensial rendah
(anoda) ke elektroda dengan potensial tinggi (katoda), sedangkan arus elektron mengalir dari
elektroda dengan potensial tinggi (katoda) ke elektroda dengan potensial rendah (anoda). Ion-
ion positif (kation) dalam elektrolit berdifusi menuju permukaan katoda untuk mengalami
reaksi reduksi, sedangkan pada permukaan anoda, atom-atom yang ditinggalkan oleh elektron
valensinya akan lepas menuju elektrolit untuk selanjutnya bereaksi dengan anion-anion
elektrolit tersebut .

2. Faktor factor yang mempengaruhi korosi


Korosi merupakan proses perusakan material yang diakibatkan oleh interaksi antara
material dan lingkungan sekitarnya. Beberapa factor berpegaruh terhadap tingkat dan jenis
korosi yang terjadi pada suatu material. Dengan memahami factor factor yang mempengaruhi
korosi dapat membuat pencegahan korosi yang efektif. Faktor utama yang mempengaruhi
korosi adalah sebagai berikut:

1. Siat Material
Seperti komposisi kimia, struktur mikro, dan struktur kristal bisa mempengaruhi
kerentanan material terhadap korosi. Beberapa material memiliki ketahanan korosi
yang lebih tinggi daripada yang lain berdasarkan sifat-sifat kimianya. Misalnya,
logam-logam mulia seperti emas dan platina cenderung tahan korosi, sementara
logam besi cenderung lebih mudah teroksidasi
2. Sifat Lingkungan
Karakteristik lingkungan di sekitar material juga memainkan peran penting dalam
mempengaruhi tingkat dan jenis korosi yang terjadi. Faktor-faktor lingkungan seperti
kelembaban, suhu, pH, konsentrasi garam, keasaman, dan keberadaan polutan atau
kontaminan lainnya dapat mempengaruhi tingkat korosi. Lingkungan yang bersifat
asam, lembab, atau kaya garam biasanya cenderung membuat korosi yang lebih cepat
pada material yang rentan.
3. Kondisi Permukaan Material
Kondisi permukaan material juga dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya
korosi. Permukaan yang kasar atau rusak cenderung menjadi titik awal korosi karena
memungkinkan penetrasi zat korosif ke dalam material. Untuk dapat membantu
melindungi material dari korosi yaitu melapisi permukaan dengan lapisan pelindung
atau dilapisi secara kimiawi

4. Kondisi Operasioal
Kondisi operasional di lingkungan sekitar material berada bisa memengaruhi tingkat
korosi. Faktor-faktor operasional seperti tekanan, kecepatan aliran fluida, dan
aktivitas mekanis dapat memengaruhi kecepatan korosi. Misalnya, kecepatan aliran
fluida yang tinggi dapat meningkatkan korosi karena mempercepat reaksi oksidasi
pada permukaan material.

5. Kompatibilitas material
Interaksi antara material yang berbeda dalam satu sistem atau struktur juga bisa
berpengaruh terhadap terjadinya korosi. Ketika dua material yang tidak kompatibel
berada dalam kontak langsung, perbedaan potensial elektrokimia antara keduanya
dapat menyebabkan korosi galvanik, di mana satu material menjadi anoda dan yang
lainnya menjadi katoda.

6. Pemrosesan dan perlakuan Panas

Pemroresan dan perlakuan panas yang diberikan pada material dapat memengaruhi
sifat korosinya. Perlakuan panas yang tidak tepat atau pemrosesan yang buruk bisa
menyebabkan perubahan pada struktur mikro material, yang dapat membuat material
lebih rentan terhadap korosi.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi korosi, pengembangan material


yang tahan korosi dan strategi pencegahan yang tepat dapat diterapkan untuk melindungi
material dari kerusakan yang disebabkan korosi.

Natasya, T. (2021). Corrosion Factors on Nail. Indonesian Journal of Chemical , 47.

Wiraraja, A. H. (2012). Studi Laju Korosi Baja SS-316L. universitas airlangga.

M.Sc, R. E. (2023, November 7). Kimia, Korosi: Pengertian, Jenis, Faktor, Cara Mencegah dan Metode.
Agrotek.

Anda mungkin juga menyukai