Anda di halaman 1dari 33

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan inti dari pembangunan nasional. Hal ini terbukti
bahwa sektor pertanian dapat mendukung dan menjaga stabilitas perekonomian
nasional, terlebih pada saat terjadi krisis ekonomi dimana sektor pertanian merupakan
salah satu sektor yang paling tahan terhadap goncangan dan mampu memberikan
kontribusi yang cukup baik bagi perekonomian nasional.
Tujuan pembangunan pertanian saat ini bukan hanya untuk meningkatkan
produksi, tetapi juga harus dapat meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu
pembangunan pertanian harus mampu menjawab tantangan di masa depan yang
beriklim global dimana persaingan dalam sektor perekonomian akan semakin ketat,
dengan sumberdaya alam yang semakin terbatas. Pembangunan pertanian merupakan
subsistem pembangunan nasional sehingga mempunyai peranan yang sangat penting
bagi pembangunan regional maupun naisonal. Selain itu pembangunan pertanian
berkelanjutan yang saat ini sedang digalakkan tidak hanya bertumpu pada masalah
produksi semata, akan tetapi mengarah pada peningkatan kesejahteraan para petani
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Arah kebijakan pembangunan pertanian pada era sekarang yakni usahatani
dilakukan secara terpadu dalam suatu kesatuan sistem agribisnis serta mampu
memanfaatkan sumberdaya domestik secara maksimal. Strategi ini sekaligus
merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yang
antara lain ;
• Menyediakan pangan yang berkualitas dan cukup bagi masyarakat.
• Menciptakan struktur perekonomian yang tangguh dan efisien.
• Menciptakan nilai tambah dan meningkatkan devisa sekaligus untuk memperkuat
ketahan nasional.
Melalui pertanian yang maju dan tangguh diharapkan dapat dijadikan
keunggulan yang dimiliki oleh suatu daerah, serta dengan potensi yang dimiliki oleh
suatu daerah itu sendiri.
Berdasarkan rencana pembangunan Tahun 2019-2024, revitalisasi pertanian
merupakan agenda prioritas pembangunan di bidang ekonomi. Revitalisasi pertanian
diarahkan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar rakyat dan landasan kokoh
bidang ekonomi.
Dalam rangka mengaktualisasikan terhadap perubahan tersebut, maka perlu
adanya perubahan paradigma penyuluh pertanian. Petani yang tadinya sebagai sasaran
menjadi petani sebagai pelaku, yang tadinya petani yang dependen menjadi petani
sebagai independen, dan dari proses monologis menjadi proses dialogis.
Sebagaimana tercantum dan UU No. 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan, penyuluhan adalah merupakan bagian dari upaya
untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum yang
secaran inheren didalamnya terkandung maksud untuk memenuhi hak asasi setiap
warga negara.
Untuk mewujudkan masyarakat tani yang sejahtera dan sebagai pelaku pertanian
terpadu yang ramah lingkungan, tentunya penyiapan sumberdaya manusia menjadi
kunci sebagai penggerak pembangunan pertanian. Pembinaan kemampuan masyarakat
tani lebih diarahkan kepada proses adopsi inovasi yang semakin dinamis baik dalam
kemampuan teknis maupun dalam kemampuan manajemen pengolaan usaha tani
dengan penekanan pada aspek kerjasama dalam kelompok tani, koperasi dan
kemitraan usaha sebagai landasan dalam memanfaatkan peluang bisnis secara optimal.
Sedangkan arah kebijakan dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumberdaya
petani dan keluarganya, dialukan melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian
dengan sistem pendekatan kelompok. Selain itu rekayasa teknologi, sosial, dan
ekonomi sebagai materi penyuluhan disiapkan berdasarkan pendekatan pemecahan
masalah dan kebutuhan yang dihadapi para petani.

B. Tujuan
1. Sebagai pedoman dan acuan bagi penyuluh dalam melaksanakan operasional/
kegiatan penyuluhan pertanian;
2. Memadukan aspirasi petani dan keluarganya dengan program pemerintah yang
disesuaikan dengan potensi wilayah;
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian
4. Memberikan acuan bagi Penyuluhan Pertanian dalam menyusun rencana kegiatan
penyuluhan pertanian di tingkat desa.
5. Menyediakan dokumen perencanaan penyuluhan tahun berikutnya.

C. Manfaat
Adapun manfaat disusunnya programa penyuluhan pertanian TingkatDesa
adalah sebagai berikut :
a. Tersedianya arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Desa Babussalam Kecamatan Teluk
Dalam;
b. Terselenggaranya penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan secara
produktif, efektif, dan efisien di Desa Babussalam Kecamatan Teluk Dalam;
c. Terselenggaranya penyuluhan pertanian yang efektif dan efisien di tingkat Desa;
d. Sebagai bahan evaluasi atas penyelenggaraan penyuluhan pertanian serta sebagai
acuan dalam merencanakan program penyuluhan pertanian tahun berikutnya.
I. KEADAAN UMUM

A. Batas dan Luas Wilayah


Wilayah administratif Desa Babussalamterletak di Kecamatan Teluk Dalam
Kabupaten Simeulue dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Layabaung
Sebelah Selatan : Desa Air Gunung Putih
Sebelah Timur : Desa Kuala Bakti
Sebelah Barat : Samudera Hindia
Desa Babussalam mempunyai luas wilayah 175 ha, terdiri dari 63,17 ha lahan
sawah dan 2094,83 ha lahan pertanian non Sawah dan 23 ha non pertanian .Jenis
tanah Desa Babussalam sebagian besar termasuk kedalam jenis tanah mediteran
coklat, regosol, dan podsolik merah kuning sehingga tata guna lahan paling besar
merupakan tegalan.

B. Karakteristik Lahan dan Iklim


Topografi Desa Babussalam termasuk kedalam daerah dataran dengan ketinggian
100 m dpl. Curah hujan rata-rata 397,8 mm/tahun berdasarkan kriteria menurut Oldeman
termasuk curah hujan tipe B2, artinya dapat menanam padi 2 kali dengan varietas umur
pendek dan musim kering yang pendek dapat tanam 1 kali palawija. Suhu rata-rata harian
240 – 260 C. Curah hujan rata-rata setahun sekitar 294 mm, curah hujan tertinggi terjadi
pada Bulan September-Desember mencapai 633 mm dengan hari hujan rata-rata 12 hari
per bulannya.
2.3.Data Monografi dan Potensi Desa
2.3.1. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Data Penduduk
Jumlah penduduk Desa Babussalam sampai dengan akhir bulan Agustus
tahun 2020 tercatat 535 orang. Dari jumlah tersebut diperinci berdasarkan
jenis kelamin sebagaimana disajikan pada Tabel 3
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Sampai Akhir
Bulan Agustus Tahun 2022

Jenis Kelamin
Kepala Laki-
Perempuan Jumlah
No. Desa/Kelurahan Keluarga Laki (orang)
(orang)
(orang) (orang)
1. Babussalam 139 286 249 535
Jumlah 139 286 249 535
Sumber : Profil Desa Babussalam, 2020

Pelaku utama pembangunan pertanian adalah petani hal ini dikarenakan


petani merupakan profesi yang terlibat dan sebagai pelaksana langsung dibidang
pertanian, adapun jumlah petani di wilayah binaan Desa Babussalamdapat dilihat
pada Tabel 4. di bawah ini :

Tabel 4. Keadaan Penduduk dan Keluarganya

Jumlah (orang)
No. Desa/Kelurahan
Petani KK Tani
1. Babussalam 141 120
Jumlah 141 120
Sumber : Data Sekunder, 2020
Untuk mendukung kegiatan penyuluhan pertanian, maka perlu diketahui
jadwal keseharian dari setiap keluarga petani, sehingga dapat diketahui waktu
yang efektif untuk melakukan penyuluhan.
b. Data Kelembagaan Petani
Kelembagaan kelompok tani di Desa Babussalam Kecamatan Teluk Dalam
dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Data Kelembagaan Petani di Desa Babussalam Kecamatan Teluk
Dalam Kabupaten Simeulue
Luas Pengurus
Kelompok Jumlah Kelas
No Lahan Ketua Sekretaris Bendahara
Tani Anggota kelompok
1. Sentosa 46 Juharlian Admin - 141 p
Sumber : Olahan Data Sekunder, 2022

2.3.2. Sumberdaya Alam (SDA)


b. Penggunaan lahan
Potensi lahan usahatani Kelurahan Simpeureum terdiri dari lahan sawah dan
lahan darat. Luas lahan sawah sekitar 38,76 % dari keseluruhan wilayah yaitu
357,22 ha. Komoditi utama yang dibudidayakan di lahan sawah antara lain yaitu ;
padi, jagung, dan ubi jalar. Perincian luas lahan sawah dilihat dari segi
pengairannya disajikan pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Data Luas Lahan Berdasarkan Pengairannya
No. Jenis Irigasi Luas (Ha) Keterangan
1. Irigasi Teknis -
2. Irigasi ½ Teknis 110,93
3. Pengairan Pedesaan -
4. Tadah Hujan 27,53
Jumlah 138,46
Sumber : Profil Kelurahan Simpeureum, 2022

Desa Babussalammemiliki Luas lahan darat yang lebih luas dibandingkan


dengan luas lahan sawah, kurang lebih sekitar 62,48 % atau sekitar 223,2 ha dari
keseluruhan Luas wilayah Desa
Pembagian lahan darat menurut status penggunaannya terdiri dari :
Pemukiman, Tegalan, Pekarangan, Fasilitas Umum, dan Perkebunan yang diperinci
pada Tabel 8.

Tabel 8. Data Luas Lahan Darat Menurut Status Penggunaannya


No. Pembagian Lahan Luas (Ha) Keterangan
1. Pemukiman 17,00
2. Tegalan 64,00
3. Pekarangan 7,00
4. Fasilitas Umum 5,00
5. Perkebunan 86,00
Jumlah 175,00
Sumber :Profil Desa Babussalam2022

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas lahan tegalan dan perkebunan
merupakan daerah terluas menurut status penggunannya mencapai 64 ha dan 86 ha
dengan komoditi utama yang di usahakan yaitu ; Padi dan kelapa sawit dan Pohon
sagu

Adapun jumlah petani menurut status pemilikan lahan di wilayah binaan Desa
Babussalamdapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Status Kepemilikan Lahan


Pemilik Buruh
Pemilik Penggarap Penyewa Jumlah
No. Desa/Kelurahan Penggarap Tani
(orang) (orang) (orang) (orang)
(orang) (orang)
1. Babussalam - 141 - - - 141
Jumlah - 141 - - - 141
Sumber : Data Sekunder, 2020

Pada di atas Menunjukkan bahwa status pemilik yang menggarap lahannya sendiri
merupakan golongan terbanyak di banding dengan golongan status yang lainnya yaitu
mencapai 100 % dari jumlah status pemilikan lahan.
c. Pola Tanam
Tabel 10. Keadaan Pola Tanam di Wilayah Binaan

No. Jenis Lahan Pola Tanam Luas (ha) Kelompok Tani

1. Sawah padi – padi – palawija 64 1 klp

padi – padi – padi

padi – palawija – bera - -

padi – padi – bera - -

Jumlah 64 1 klp
Sumber : Olahan data primer, 2020
Pola tanam masyarakat di Desa Babussalam mayoritas adalah menanam padi dan
yang terluas adalah pola tanam padi-padi-padi

d. Produktivitas Komoditas Unggulan


Tabel 11. Data Produktivitas Sawah di Desa Babussalam
Luas
Luas Panen Produktivitas Produksi
No. Komoditas Tanam
(Ha) (Ku/ha) (Ton)
(Ha)
1. Padi Sawah 64,00 64,00 60 6
2. Kelapa Sawit 86,00 50,00 250 25
3. Pohon cengkeh 30 20 120 36
Sumber : Olahan Data Sekunder, 2022
Produktivitas padi yang tergolong masih rendah dipicu salah satunya adalah
terlalu banyaknya pupuk kimia yang membuat tanah menjadi tidak subur sehingga
diperlukan bahan organik seperti kompos yang dapat mengembalikan material oranik di
dalam tanah. Disamping adanya kelangkaan pupuk di Kelurahan Simpeureum.
Tabel 12. Data Produksi Peternakan
Produksi
No. Jenis Ternak Populasi
Daging (Kg) Telur (Kg)
1. Sapi - - -
2. Kerbau 60 7.380 -
3. Domba - - -
4. Ayam 1677 3.334 8000
Sumber : Olahan Data Sekunder, 2020
Dari data di atas, potensi peternakan yang ada di Desa Babussalamadalah Kerbau
dan Ayam Kampung
Tabel 13. Data Tingkat Penerapan Inovasi/Teknologi budidaya tanaman pangandi Desa
Babussalam

No Tingkat Penterapan (%)


Aspek Teknologi
. Padi Swh sawit Cengkeh
1. Sistem jajar legowo 10 - -
2. Benih Bermutu 30 60 50
3. Pemupukan Berimbang 10 65 -
Penggunaan Pupuk
4. 5 50 -
Organik
5. Pengendalian OPT 50 30 -
Sumber :Olahan Data Sekunder,, 2020

Tabel 14. Data Tingkat Penerapan Inovasi/Teknologi peternakan di Desa Babussalam


Tingkat Penterapan (%)
No. Aspek Teknologi Ayam
Kerbau
Kampung
1. Penggunaan bibit unggul 65 65
2. Perkandangan - 40
3. Pemberian pakan - 30
4. Pengendalian hama/penyakit 20 10
5. Pengelolaan reproduksi 10 50
Sumber :Olahan data sekunder, 2022
2.3 Sarana Prasarana
Tabel 15. Data Lingkungan UsahataniDesa Babussalam
BPP Kios Kelompok
Bank Pasar Tengkulak Gapoktan
(PPL) Saprodi Tani
1 - 1 1 1 - 1
Sumber : Olahan Data Sekunder, 2020

Data lingkungan usahatani sebagaimana tercantum pada tabel diatas, mempunyai


pengaruh dan peranan penting dalam kegiatan usahatani di Desa BabussalamKecamatan
Teluk Dalam.

Tabel 16. Data Prasarana dan Sarana Pendukung Usahatani diDesa Babussalam
Kondisi
No Jenis alat Jumlah Sumber
Baik Rusak
1. Traktor 4 √
2. Penggilingan padi 6 √

3. Hand Sprayer 80 √

Sumber : Olahan Data Sekunder, 2020

Tabel 13. Analisis Prioritas Masalah di Desa Babussalam Kecamatan Teluk Dalam
Kabupaten Simeulue Tahun 2022

NO MASALAH PENYEBAB G M P J R
1 2 3 4 5 6 7 8

Perilaku
Padi
1 Belum menerapkan Alat yang tidak punya dan 5 5 4 14 2
system tanam jajar populasi bertambah
legowo
2 Belum menggunakan Petani belum 4 4 3 11 5
benih unggul menggunakan benih
unggul

3 Dosis pupuk yang Petani menggunakan 4 4 4 12 4


digunakan belum pupuk kimia berlebihan
sesuai

4 Belum memnfaatkan Petani masih 5 5 5 15 1


jerami sebagai pupuk menggunakan pupuk
organik kimia

5 Petani kurang Petani kurang memahami 5 4 4 13 3


melakukan pentingnya pengendalian
pengendalian OPT OPT

Kelapa Sawet
1 Dosis pupuk yang Petani menggunakan 5 4 4 13 4
digunakan belum pupuk kimia berlebihan
sesuai

2 Belum melakukan Petani belum 5 5 4 13 2


pemupukan dasar mengetahui
pentinganya pupuk
dasar
3 Belum menggunakan Petani masih 5 4 4 14 1
pupuk organik menggunakan pupuk
kimia

4 Petani kurang Petani kurang memahami 5 5 3 13 3


melakukan pentingnya pengendalian
pengendalian OPT OPT

Cengkeh
1 Dosis pupuk yang Petani menggunakan 5 4 4 13 3
digunakan belum pupuk kimia berlebihan
sesuai

2 Belum melakukan Petani belum 5 5 4 14 1


pemupukan dasar mengetahui fungsi
pupuk dasar
3 Belum menggunakan Petani belum 5 5 4 12 1
benih unggul menggunakan benih
unggul

4 Petani kurang Petani kurang memahami 5 5 3 13 2


melakukan pentingnya pengendalian
pengendalian OPT OPT

Kerbau
1 Belum menggunakan Petani belum 4 4 4 12 3
bibit unggul mengetahui bibit
unggul
2 Kurangnya Petani belum 5 4 5 14 1
pemberian vitamin mengetahui pemberian
dan mineral vitamin dan mineral
3 Kurangnya Pakan hanya dalam 5 4 4 13 2
Pemberian pakan bentuk hijauan
dengan baik
4 Pemeliharaan Petani kurang 4 3 3 10 4
kesehatan ternak mengetahui macam
yang kurang baik penyakit ternak
Ayam
1 Belum menggunakan Peternak belum 3 3 3 9 4
bibit unggul mengetahui bibit
unggul
2 Kurangnya Pakan hanya dalam 4 3 3 10 3
Pemberian pakan bentuk dedak/beras
dengan baik
3 Kurang melakukan Peternak belum 5 4 5 14 1
pengendalian mengetauhi cara
penyakit pengendalian penyakit
4 Kurangnya Peternak belum 5 4 4 13 2
pengendalian mengetahui cara
reproduksi pengendalian
reproduksi
Sosial
1 Belum mampu Kurang pengetahuan 5 5 5 15 1
menyusun mengenai cara membuat
RDK/RDKK RDK/RDKK

2 Kurangnya Koordinasi Dinamika Kelompok 4 4 4 12 2

3 Kurangnya kegiatan SDM yang masih rendah 3 3 3 9 3


pertemuan dan
musyawarah

4 Kurangnya Gerakan Poktan kurang aktif 3 3 3 9 4


bersama

Ekonomi
1 Kurangnya sumber Akses permodalan 3 3 3 9 2
modal yang dimiliki
petani

2 Cara penjualan hasil Tidak ada Bargaining 5 4 4 13 1


masih individu position/tidak terkoordinir

Non Perilaku
1 Kelangkaan pupuk Rekomendasi dari sistem
disaaat pemakaian e-RDKK /Pusat, Rantai
Pendistribusian tidak 5 4 5 14 1
teratur,Pemakaian pupuk
yang tidak sesuai dosis
2 Keterbatasan air di Kurang Alsintan dan
5 4 4 13 2
musim gadu saluran irigasi

3 Jumlah Tenaga Kerja Pekerjaan ke


4 4 4 12 3
swasta/pabrik

4 Rendahnya harga jual Tidak ada tunda jual 4 4 3 11 4

Skoring : G Skoring : M Skoring : P


1 : Tidak Gawat 1 : Tidak Mendesak 1 : Tidak Meneyar
2 : Kurang Gawat 2 : Kurang Mendesak 2 : Kurang Menyebar
3 : Cukup gawat 3 : Cukup Mendesak 3 : Cukup Menyebar
4 : Gawat 4 : Mendesak 4 : Menyebar
5 : Sangat Gawat 5 : Sangat Mendesak 5 : Sangat Menyebar

J : Jumlah
R: Rangking
Dengan menggunakan analisis prioritas masalah menggunakan Metode GMP,
maka diproleh permasalahan utama di Desa BabussalamKecamatan Teluk Dalam, yaitu
dalam kurangnya pemanfaatan jerami sebagai bahan pembuatan pupuk organik sehingga
kualitas tanah yang terlalu banyak bahan kimia menjadi kurang baik dan kurang subur.
Tabel 14. Hasil Identifikasi Masalah Teknis, Sosial dan Ekonomi Berdasarkan Model PRA dan GMP

MASALAH
NO KOMODITAS I II III IV
I. Teknis
1 Tanaman Pangan Belum memnfaatkan jerami Dosis pupuk yang digunakan Petani kurang Dosis pupuk yang
a.Padi sebagai pupuk organik belum sesuai melakukan pengendalian digunakan belum sesuai
OPT
b.Kelapa Sawet Belum menggunakan Belum melakukan Petani kurang Dosis pupuk yang
pupuk organik pemupukan dasar melakukan pengendalian digunakan belum sesuai
OPT
c.Cengkeh Belum menggunakan benih Petani kurang melakukan Dosis pupuk yang Belum melakukan
unggul pengendalian OPT digunakan belum sesuai pemupukan dasar
2 Peterrnakan
a. Kerbau Kurangnya pemberian Kurangnya Pemberian pakan Belum menggunakan Pemeliharaan kesehatan
vitamin dan mineral dengan baik bibit unggul ternak yang kurang baik
b. Ayam Kurang melakukan Kurangnya pengendalian Belum menggunakan Belum menggunakan bibit
pengendalian penyakit reproduksi bibit unggul unggul

Kurangnya kegiatan Kurangnya Gerakan


II. Sosial Belum mampu menyusun Belum mampu berkoordinasi
pertemuan dan bersama
RDK/RDKK
musyawarah
III. Ekonomi Cara penjualan hasil masih Kurangnya sumber modal
individu yang dimiliki petani
Sumber : Olahan Data Sekunder, 2020
Tabel 15. Hasil Identifikasi Non Perilaku Berdasarkan Model PRA Dan GMPKelurahan Simpeureum

NO MASALAH NON PERILAKU IKHTIAR YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN


Petani menggunakan benih padi Varietas Unggul Memfasilitasi petani dalam menjalin kemitraan
1
Baru (VUB) sesuai anjuran dengan Penangkar Benih melalui program DUPBB
Petani menerapkan pemupukan berimbang sesuai Memfasilitasi petani dalam menjalin kemitraan
2
rekomendasi dengan BUMN untuk menjadi kios resmi
Petani menerapkan sistem tanam jajar legowo Memfasilitasi untuk mengikuti pelatihan pembuatan
3
caplak jajar legowo
Petani menerapkan pengendalian OPT secara terpadu Memfasilitasi kelompok tani untuk bekerja sama
4
dengan distributor pestisida
Sumber : Olahan Data Sekunder, 2020
Tabel 16. Jadwal Latihan dan Kunjungan (LAKU) Penyuluh Pertanian Wilayah Binaan Desa Babussalam Kecamatan Teluk Dalam Tahun 2022

MINGGU KE-
KELOMPO
NO. DESA I II III IV
K TANI
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 BABUSSALAM SENTOSA

2 Latihan di BPP
Administrasi dan
3
Pelaporan
Sumber : BPP Kuala Bakti , 2020
III TUJUAN

Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Teluk Dalam pada tahun 2023


adalah meningkatkan pendapatan usaha para petani. Tujuan tersebut sesuai
dengan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Simeulue
dengan cara memanfaatkan lahan pertanian seoptimal mungkin baik lahan darat
maupun lahan sawah dengan mengkolaborasikan berbagai komoditas yang
berkualitas dan berproduksi optimum yang mempunyai daya saing tinggi serta
berwawasan lingkungan,sehingga kebutuhan pangan dapat tercukupi, selaras
dengan Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Simelue.

Selain tujuan untuk peningkatan produktivitas dan pendapatan petani, juga


yang paling penting adalah untuk meningkatkan Pengetahuan Keterampilan dan
Sikap (PKS) dari pada para pelaku utama dan pelaku usaha itu sendiri. Hal
tersebut di laksanakan dengan kegiatan :

A. Tujuan Umum
1. Tanaman Pangan

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan pengetahuan petani terhadap


pemanfaatan potensi jerami untuk pembuatan pupuk kompos untuk
mengatasi upaya kelangkaan pupuk dalam rangka peningkatan
produktivitas pertanian sebesar 10% dari 6,5 ton/ha menjadi 7,1 ton/ha
b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi palawija melalui penerapan
teknologi sapta usaha tani dengan produksi rata-rata 5%.
2. Peternakan
a. Meningkatkan minat masyarakat untuk berusaha dibidang ternak guna
menambah populasi ternak, baik ternak besar maupun ternak kecil.
b. Meningkatkan pendapatan petani ternak dengan jenis intensifikasi usaha
ternak
3. Sosial Ekonomi
a. Bidang sosial
a. Mampu menyusun RDKK dengan peningkatan 10%
b. Koordinasi meningkat5 %
c. Peningkatan kegiatan pertemuan dan musyawarah meningkat 5%
d. Gerakan bersama meningkat 5%
b. Ekonomi
a. Meningkatkan kemampuan penambahan modal kelompok sebanyak
10 %
b. Meningkatkan kemampuan pemasaran hasil sebanyak 5%
B. Tujuan khusus
I. Aspek Teknis

1.1 Tanaman Pangan

a. Komoditi Padi Sawah


- Pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik dari 50% menjadi 60%
- Pengendalian OPT dari65% menjadi 70%
- Pemupukan berimbang dari 70% menjadi 75%
- Penerapan tandur jajar legowo dari 60% menjadi 65%

b. Komoditi Kelapa Sawit


- Pemupukan berimbang dari 65% menjadi 70%
- Pemupukan dasar dari 50% menjadi 60%
- Penggunaan pupuk organik dari 50% menjadi 55%
- Pengendalian OPTdari 60% menjadi 65%

c. Komoditi Cengkeh
- Pemupukan berimbang sesuai anjuran 60% menjadi 65%
- Pemupukan dasar sesuai anjuran dari 60% menjadi 65%
- Penggunakan benih unggul dari 55% menjadi 65%
- Pengendalian OPT 45% menjadi 50%
1.2. Peternakan
a. Kerbau
- Penggunaan bibit unggul dari 65% menjadi 70%
- Pemberian vitamin dan mineral dari 65% menjadi 75%
- Pemberian pakan langsung dengan baik dari 65% menjadi 70%
- Pemeliharaan kesehatan ternak dengan baik dari 55% menjadi 60%
b. Ayam
- Penggunaan bibit unggul dari 65% menjadi 70%
- Pengendalian penyakit dari 50% menjadi 60%
- Pemberian pakan pakan langsung dengan baik dari 60% menjadi 65%
- Pengendalian reproduksi dari 50% menjadi 55%
II. Aspek Sosial
a. Dalam Pembuatan RDK/RDKK
- Kegiatan mengisi dan membuat RDK/RDKK dari 45% menjadi 55%
b. Kegiatan Koordinasi
-Pelaksanaan kegiatan koordinasi dengan dinas instansi terkait dari 50%
menjadi 55%
c. Kegiatan Pertemuan dan Musyawarah
- Kehadiran kegiatan forum pertemuan/musyawarahdari 60% menjadi 65%
d. Kegiatan Gerakan Bersama
- Kegiatan gerakan bersama dari 60% menjadi 65%
III. Aspek Ekonomi
a. Pemupukan Modal
- Pemupukan modal dari 50% menjadi 60%
b. Pemasaran Hasil
- Kegiatan pemasaran hasil secara terkoordinir 30% menjadi 35%
IV. MASALAH
I. Aspek Teknis

1.1 Tanaman Pangan


a. Komoditi Padi Sawah
Analisis GMP:
1. Pemanfaatan jerami sebagai pupuk organik 50%
2. Pengendalian OPT 65%
3. Pemupukan berimbang dari 70%
4. Penerapan tandur jajar legowo 60%
Masalah :
1. Petani belum memanfaatkan jerami sebagai pupuk organik
solusi kelangkaan pupuk 50%
2. Petani belum mampu mengendalikanOPT35%
3. Petani belum mampu melakukan pemupukan berimbang 30%
4. Petani belum mau menerapkan tandur jajar legowo 40%
b. Komoditi Kelapa Sawit
Analisis GMP :
1. Pemupukan berimbang 65%
2. Pemupukan dasar 50%
3. Penggunaan pupuk organik 50%
4. Pengendalian OPT 60%
Masalah :
1. Petani belum mampu menerapkanpemupukan berimbanng 35%
2. Petani belum mampu menerapkanpemupukan dasar 50%
3. Petani belum mampu menerapkanpenggunaan pupuk organik50%
4. Petani belum mampu menerapkanpengendalian OPT 40%
c. Komoditi Cengkeh
Analisis GMP :
1. Pemupukan berimbang sesuai anjuran 60%
2. Pemupukan dasar sesuai anjuran 60%
3. Penggunakan benih unggul 55%
4. Pengendalian OPT 45%
Masalah :
1. Petani belum mampu menerapkanpemupukan berimbang 60%
2. Petani belum mampu menerapkanpemupukan dasar 60%
3. Petani belum mampu menerapkanpenggunakan benih unggul 55%
4. Petani belum mampu menerapkanpengendalian OPT 45%

1.2. Peternakan
a. Kerbau
Analisis GMP:
1. Penggunaan bibit unggul 65%
2. Pemberian vitamin dan mineral 65%
3. Pemberian pakan langsung dengan baik 65%
4. Pemeliharaan kesehatan ternak dengan baik 55%
Masalah :
1. Peternak belum mampu menggunakan bibit unggul 35%
2. Peternak belum mengerti memberikan vitamin dan mineral 35%
3. Peternak belum mampu memberikan pakan dengan baik 35%
4. Peternak belum mampu memelihara kesehatan ternak 45%
b. Ayam
Analisis GMP:
1. Penggunaan bibit unggul 65%
2. Pengendalian penyakit 50%
3. Pemberian pakan pakan langsung dengan baik 60%
4. Pengendalian reproduksi 50%
Masalah :
1.Peternak belum menggunakan bibit unggul 35%
2. Peternak belummampu mengendalikan penyakit 50%
3. Peternak belum memberikan pakan pakan dengan baik 40%
4. Peternak belum mampu mengendalikan reproduksi 50%
II. Aspek Sosial
Analisis GMP:
1. Kegiatan mengisi dan membuat RDK/RDKK 45%
2. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dengan dinas instansi terkait 50%
3. Kehadiran kegiatan forum pertemuan/musyawarah 60%
4. Kegiatan gerakan bersama 60%
Masalah :
1. Petani belum bisa membuat RDK/RDKK 55%
2. Petani belum bisaberkoordinasi dengan dinas instansi terkait 50%
3. Petani belum bisarutin hadir dalam kegiatan forum pertemuan/
musyawarah 40%
4. Petani belum bisa melakukan kegiatan gerakan bersama 40%

III. Aspek Ekonomi


Analisis GMP:
1. Pemupukan modal 50%
2. Kegiatan pemasaran hasil secara terkoordinir 30%
Masalah :
1. Petani belum mampu mengakses modal 50%
2. Petani masih memasarkan hasil secara individu 70%
V. PENUTUP

Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa Babussalam, kegiatandilaksanakan


di bulan Februari 2023. Kegiatan di dalam programa penyuluhan pertanian selanjutnya
ditindak lanjuti atau dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
Tingkat Desa.

Kegiatan yang tertuang dalam programa akan berjalan lancar jika ditunjang
dengan pendanaan yang memadai dan peran serta dari semua pihak yang terkait terutama
pelaku utama dan pelaku usaha sebagai sasaran kegiatan dan juga dukungan penuh
pemerintahan setempat sangat menunjang terrealisasinya rencana kegiatan yang tertuang
dalam programa ini.
Tabel 18. Matriks Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kelurahan Simpeureum Tahun 2022 - 2023
No Keadaan Tujuan Masalah Sasaran Petugas Kegiatan Penyuluhan
Pelaku Utama Pelaku Materi Metoda Vol Lokasi Wkt Sumber Penjab Plk Ket
Usaha Biaya
WT TN PD L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A Tingkat Penerapan Inovasi Teknologi
1 Padi Sawah
50 % Meningkatkan Petani belum - - 12 - - 1 Pembua Pertemuan 5x Lahan Oktober- Swadaya PPL PPL,
memanfaatkan penggunaan mengguna tan kelompok, poktan Desember Poktan
jerami sebagai pupuk organik kan pupuk Pupuk ceramah, 2022
pupuk dari 50% menjadi organik Kompos diskusi
organikkompo 60%
s

Baru 65 % Meningkatkan Rendahnya - - 12 - - 1 Pengama Ceramah, 5x Lahan Oktober- Swadaya, PPL PPL,
petani pengetahuan pengamatan tan OPT Diskusi, Poktan Desember APBN Lurah Poktan
melakukan petani tentang OPT Tana Praktek 2022
pengamatan pelaksanaan man
OPT pengamatan OPT Padi
dari 65 % menjadi
70 %

Baru 70 % Petani Belum - - 12 - - 1 Dosis Ceramah, 5 x - Lahan Oktober- Swadaya, PPL PPL,
petani yang menerapkan mengetahui pupuk Diskusi Poktan Desember APBN Lurah Poktan
memahami inovasi teknologi dosis pupuk sesuai Praktek 2022
tentang dosis ipenggunaan sesuai anjuran Demplot
pupuk sesuai pupuk sesuai anjuran berdasar
anjuran anjuran dari70 % kan
menjadi 75 % PUTS
60 % petani Petani Petani belum - - 12 - - - 1 - Teknolo Pertemuan 7x Lahan Januari – APBN, PPL PPL,
menerapkan menerapkan yakin gi jajar kelompok, poktan Maret APBD Poktan
inovasi inovasi teknologi dengan legowo ceramah, 2023
teknologi sistem tanam jajar teknologi - Keuntun diskusi,
sistem tanam legowo sesuai sistem tanam gan jajar Anjangson
jajar legowo anjuran dari 60% jajar legowo legowo o
sesuai anjuran menjadi 65% Petani belum
tau manfaat
sistem jajar
legowo
2 Kelapa Sawit
Baru 70 % Petani Belum - - 12 - - 1 Dosis Ceramah, 5x Lahan Januari – Swadaya, PPL PPL,
petani yang menerapkan mengetahui pupuk Diskusi Poktan Maret APBN Lurah Poktan
memahami inovasi teknologi dosis pupuk sesuai Praktek 2023
tentang dosis ipenggunaan sesuai anjuran
pupuk sesuai pupuk sesuai anjuran berdasar
anjuran anjuran dari70 % kan
menjadi 75 % PUTS

50 % Meningkatkan Petani belum - - 12 - - 1 Pemanfa Pertemuan 5x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
memanfaatkan penggunaan mengguna atan kelompok, poktan Maret Poktan
pemupukan pemupukan dasar kan pupuk pupuk ceramah, 2023
dasar dari 50% menjadi dasar dasar diskusi
55% praktek

50 % petani Meningkatkan Petani belum - - 12 - - 1 Pembua Pertemuan 5x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
memanfaatkan penggunaan menggunaka tan kelompok, poktan Maret Poktan
pupuk organik pupuk organik n pupuk Pupuk ceramah, - 2023
dari 50% menjadi organik Kompos diskusi
55%
Baru 60 % Meningkatkan Rendahnya - - 12 - - 1 - Pengama Ceramah, 5x Lahan Oktober- Swadaya, PPL PPL,
petani pengetahuan pengamatan tan OPT Diskusi, Poktan Desember APBN Lurah Poktan
melakukan petani tentang OPT Tanaman Praktek 2022
pengamatan pelaksanaan Jagung
OPT pengamatan OPT
dari 60 % menjadi
65 %

3 Cengkeh -
Baru 60 % Petani Belum - - 12 - - 1 Dosis Ceramah, 5x Lahan Oktober- Swadaya, PPL PPL,
petani yang menerapkan mengetahui pupuk Diskusi Poktan Desember APBN Lurah Poktan
memahami inovasi teknologi dosis pupuk sesuai Praktek 2022
tentang dosis ipenggunaan sesuai anjuran Demplot
pupuk sesuai pupuk sesuai anjuran berdasar
anjuran anjuran dari60% kan
menjadi 65% PUTS

60 % Meningkatkan Petani belum - - 12 - - 1 Pemanfa Pertemuan 5x Lahan Oktober- Swadaya PPL PPL,
memanfaatkan penggunaan menggunaka atan kelompok, poktan Desember Poktan
pemupukan pemupukan dasar n pupuk Pupuk ceramah, 2022
dasar dari 60% menjadi dasar dasar diskusi
65%

Baru 55 % Petani Belum - - 12 - - 1 Sosialisa Ceramah, 5 x - Lahan Oktober- Swadaya, PPL PPL,
petani yang menggunakan mengetahui si benih Diskusi Poktan Desember APBN Lurah Poktan
menggunakan benih unggul benih unggul uanggul Praktek 2022
benih unggul dari55% menjadi ubi jalar Demplot
65%
Baru 45 % Meningkatkan Rendahnya - - 12 - - 1 - Pengama Ceramah, 5x Lahan Januari – Swadaya, PPL PPL,
petani pengetahuan pengamatan tan OPT Diskusi, Poktan Maret APBN Lurah Poktan
melakukan petani tentang OPT Tana Praktek 2023
pengamatan pelaksanaan - man Ubi
OPT pengamatan OPT Jalar
dari 45 % menjadi
50 %

4 Kerbau
65 % peternak Meningkatkan Peternak - 12 - - - 1 Sosialisasi Ceramah, 2x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
menggunakan penggunaan bibit belum bibit Diskusi, poktan Maret Poktan
bibit unggul unggul dari 65% mengetahui unggul 2023
menjadi 70% bibit unggul domba
domba
65% Menningkatkan Peternak - 12 - - - 1 Pemberian Anjangsa 2x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
Pemberian pemberian belum vitamin na, Praktek poktan Maret Poktan
vitamin dan vitamin dan memahami mineral 2023
mineral mineral dari 65% seutuhnya untuk
menjadi 75% info vitamin ternak
dan mineral
Jenis pakan Meningkatkan Efek turun - - 12 - - - 1 Jenis Pakan Anjangsa 5x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
yang sesuai pemberian pakan temurun Konsentrat na, Praktek poktan Maret Poktan
kebutuhan yang baik sesuai dalam 2023
ternak 60 % kebutuhan ternak pemeliharaa
dari 60 % menjadi n ternak
65 %
55% peternak Meningkatkan Peternak belum - 12 - - - 1 Vaksinasi Anjangsa 2x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
memelihara pemeliharaan paham cara domba na, Poktan Maret Poktan
kesehatan ternak dari 55% pemeliharaan ceramah, 2023
ternak menjadi 60% ternak diskusi
5 Ayam
65 % peternak Meningkatkan Peternak - 12 - - - 1 Sosialisasi Anjangsan 2x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
menggunakan penggunaan bibit belum bibit a, ceramah, poktan Maret Poktan
bibit unggul unggul dari 65% mengetahui unggul diskusi 2023
menjadi 70% bibit unggul domba
60% Menningkatkan Peternak - 12 - - - 1 Sosialisasi Anjangsa 2x Lahan Oktober- Swadaya PPL PPL,
Pengendalian pengendalian belum kesehatan na, Praktek poktan Desember Poktan
penyakit penyakit dari memahami hewan 2022
unggas 60% menjadi 70% seutuhnya ternak
mengenai
keswan

Jenis pakan Meningkatkan Efek turun - - 12 - - - 1 Jenis Anjangsa 5x Lahan Oktober- Swadaya PPL PPL,
yang sesuai pemberian pakan temurun Pakan na, Praktek poktan Desember Poktan
kebutuhan yang baik sesuai dalam yang baik 2022
ternak 35 % kebutuhan ternak pemeliharaa
dari 35 % menjadi n ternak
40 %

50% peternak Meningkatkan Peternak belum - 12 - - - 1 Sosialiasi Ceramah 2x Lahan Oktober- Swadaya PPL PPL,
mampu pengendalian paham cara pengenda diskusi Poktan Desember Poktan
mengendalikan reproduksi dari pengendalian lian 2022
reproduksi 50% menjadi 55% reproduksi reproduks
i ternak

A. SOSIAL PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETANI


45 % petani Meningkatkan Anggota Sosialisa Ceramah, 4x Desa Oktober- Swadaya, PPL PPL,
baru mampu kemampuan belum si Diskusi Desember APBD Poktan
mengisi dan kelompok tani memahami ERDKK 2022
mambuat dalam menyusun aktivitas
RDK/RDKK RDK/RDKK 45% penyusunan
menjadi 50% RDK/RDKK
50 % petani Meningkatkan Petani belum - - 12 - - - 1 Saling Ceramah, 2 x - Lahan Oktober- Swadaya PPL PPL,
saling pemahaman paham peran menyam Diskusi poktan Desember Poktan
berkoordinasi tentang saling dan fungsi paikan 2022
berkoordinasi berkelompok informasi
dari50 % menjadi
55 %
60 % petani Meningkatkan Petani belum 12 - - - 1 Penting Ceramah, 2 x - Desa Januari – Swadaya PPL PPL,
yang pemahaman memahami nya Diskusi Maret Poktan
memahami tentang arti pemben 2023
pentingnya pentingnya pentingnya tukan
forum aktivitas forum informasi forum
pertemuan dan pertemuan dan dan tukar pertem
musyawarah musyawarah dari pendapat di uan dan
60 % menjadi 65 forum musya
% musyawarah warah

60 % petani Meningkatkan Anggota 12 - - - 1 Penting Ceramah, 2x Lahan Januari – Swadaya PPL PPL,
yang pemahaman belum nya Diskusi poktan Maret Poktan
memahami tentang menyadari berke 2023
pentingnya pentingnya bahwa lompok
Kegiatan kehadiran anggota gerakan
gerakan dalam pertemuan bersama
bersama kelompok dari lebih efektif
60% menjadi 65
%
C Ekonomi Keragaan Sosial Usaha Tani
50 % petani Meningkatkan Kurangnya - - 12 - - 1 Pemupuk Ceramah, 4x Desa Januari – APBD PPL PPL
yag melakukan pentingnya akses an modal Diskusi Maret
pemupukan pemupukan modal permodalan 2023
modal dari 50%menjadi
60%
30% petani Menigkatkan Harga - 12 - - 1 Pemasa Ceramah, 3x BPP Januari – APBD PPL PPL
melakukan penjualan hasil rendah pada ran hasil Diskusi Maret
penjualan hasil secara saat musim pertanian 2023
berkelompok berkelompok dari panen
30%menjadi 35%
Sumber : Olahan Data Primer Tahun 2022
Tabel 19. Matrik Kegiatan Mengihtiarkan Kemudahan Pelayanan dan Pengaturan di Kelurahan SimpeureumTahun 2022

No Tujuan Masalah Ikhtiar/kegiatan Yang Lokasi Waktu Perkiraan Penanggu Pelaksana KET
dilakukan Biaya ng Jawab
(Rp)
A Padi
1 Petani Petani mengalami Memfasilitasi petani Dinas Januari- 400.000,- PPL PPL dan
menggunakan kesulitan untuk dalam menjalin Pertanian, Juni 2023 Kelompoktan
benih padi mendapatkan benih kemitraan dengan Penangkaran i
Varietas Unggul unggul karena lokasi kios Penangkar Benih melalui benih
Baru (VUB) saprodi yang jauh program DUPBB
sesuai anjuran
2 Petani Petani mengalami Memfasilitasi petani Dinas Januari – 750.000,- PPL PPL dan
menerapkan kesulitan untuk dalam menjalin Pertanian, Desember Kelompoktan
pemupukan mendapatkan jenis pupuk kemitraan dengan Distributor 2023 i
berimbang sesuai yang di rekomendasikan BUMN untuk menjadi Pupuk
rekomendasi kios resmi Kepala Desa
3 Petani Petani kesulitan untuk Memfasilitasi untuk Bapeltan Juli- 250.000 PPL PPL dan
menerapkan mendapatkan caplak mengikuti pelatihan Desember Poktan
sistem tanam jajar tanam jajar legowo pembuatan caplak jajar 2023
legowo legowo
4 Petani Petani sulit mendapatkan Memfasilitasi kelompok Distributor Januari- 500.000 PPL PPL dan
menerapkan jenis pestisida sesuai tani untuk bekerja sama pestisida Desember Poktan
pengendalian OPT rekomendasi dengan distributor Poktan 2023
secara terpadu pestisida

Sumber : Olahan Data Primer Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai