Anda di halaman 1dari 6

Analisis Metode Jigsaw Dalam Meningkatkan Minat dan Kreativitas Siswa Pada

Pembelajaran Sejarah

Oleh

Muhammad Ridho Nursalam 2005112878

Abstrak

Metode Jigsaw telah terbukti sebagai pendekatan pembelajaran yang menghasilkan efek positif dalam
meningkatkan minat, kreativitas, dan hasil pembelajaran sejarah siswa. Dengan memecah materi menjadi bagian-
bagian yang dikelola oleh kelompok kecil, metode ini merangsang keterlibatan aktif, kolaborasi, dan kreativitas
siswa. Penelitian empiris mendukung keefektifan metode Jigsaw dalam memotivasi siswa untuk belajar sejarah
dengan lebih intens dan berpartisipasi secara aktif. Mengenai pembelajaran di indonesia diatur dalam Undang-
Undang yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pasal 1 ayat 20 dari undang-undang tersebut mendefinisikan pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Meskipun demikian, penerapan metode
Jigsaw juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan pembagian tugas yang tepat, manajemen kelas yang
efektif, serta kebutuhan untuk merangsang kolaborasi di antara siswa dapat menjadi hambatan. Selain itu, aspek
penilaian individu dalam konteks metode ini memerlukan pendekatan yang cermat dan adil. Pada penelitian ini
penulis menggunakan metode kualitatif. Dengan pengumpulan data sekunder melalui analisis jurnal artikel
terdahulu.

Kata kunci: jigsaw, minat, sejarah

Abstract

The Jigsaw method has proven to be an effective learning approach that yields positive effects in
enhancing students' interest, creativity, and historical learning outcomes. By breaking down the material into
manageable segments handled by small groups, this method stimulates active engagement, collaboration, and
creativity among students. Empirical research supports the effectiveness of the Jigsaw method in motivating
students to intensively learn history and actively participate. Concerning education in Indonesia, it is regulated by
the Law, namely the Republic of Indonesia Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System.
Article 1, paragraph 20 of this law defines learning as the process of interaction between students, educators, and
learning resources in a learning environment. However, the implementation of the Jigsaw method faces various
challenges. Challenges such as proper task allocation, effective classroom management, and the need to stimulate
collaboration among students can be obstacles. Additionally, the individual assessment aspect in the context of
this method requires a careful and fair approach. In this study, the author employed a qualitative method, collecting
secondary data through the analysis of previous journal articles.

Keywords: jigsaw, interest, history


Pendahuluan

Sejarah merupakan pembelajaran yang ditujukan untuk memahami peristiwa-peristiwa


masa lalu dan dampaknya terhadap masa kini. Pembelajaran sejarah adalah suatu kegiatan yang
ditujukan untuk membuat peserta didik memahami sejarah melalui proses interaksi dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang dirancang secara disengaja,
terstruktur, sistematis, dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Mengenai
pembelajaran di indonesia diatur dalam Undang-Undang yang mengatur pembelajaran siswa
di Indonesia yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 20 dari undang-undang tersebut mendefinisikan
pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek pendidikan, termasuk
pembelajaran, evaluasi pendidikan, kurikulum, dan lainnya. Selain itu, undang-undang juga
mengatur mengenai badan hukum pendidikan.

Dalam proses pembelajaran sejarah diperlukan minat dan kreatifitas didalamnya agar
tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Minat dan kreativitas
pembelajaran adalah dua hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berbagai strategi
pembelajaran aktif dapat diterapkan untuk meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam
belajar.Minat dan kreativitas dalam pembelajaran sangat terkait erat. Kreativitas merupakan
suatu kemampuan penting yang memegang peran dalam kehidupan manusia dan menciptakan
sesuatu yang baru. Kreativitas belajar siswa tidak akan terlepas dari minat belajar siswa karena
minat belajar dapat merangsang atau membangkitkan siswa untuk bertindak kreatif. Salah satu
strategi pembelajaran aktif yang dapat diterapkan adalah metode Jigsaw.

Metode jigsaw adalah metode yang melibatkan tim-tim belajar heterogen yang terdiri
dari 4-5 orang, di mana setiap anggota tim bertanggung jawab untuk memahami bagian tertentu
dari materi dan saling memberi tahu anggota tim lainnya. Tujuan dari metode Jigsaw adalah
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri dan membangun
ketergantungan yang positif di antara anggota tim. Metode ini juga bertujuan untuk melatih
peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu
memahamkan materi kepada teman sekelasnya.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Menurut John W. Creswell
dalam bukunya "Research Design", penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan, mengeksplorasi, dan memahami makna yang oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
Dengan sumber data sekunder melalui analisis artikel dan jurnal terdahulu. Hal yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahul adalah pada fokus pada penelitian ini
yakni penerapan metode Jigsaw sebagai metode pembelajaran sejarah. Pendekatan ini
diharapkan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana metode tersebut
secara khusus dapat meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam konteks pembelajaran
sejarah. Selain itu, penelitian ini mungkin juga mengeksplorasi adaptasi metode Jigsaw yang
lebih efektif untuk kebutuhan spesifik dalam pembelajaran sejarah, menjadikannya unik dan
relevan dalam perbandingan dan belum ada pada penelitian terdahulu.

Secara keseluruhan, minat dan kreativitas dalam pembelajaran saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain. Guru yang memiliki kreativitas tinggi akan dapat
membangkitkan minat belajar siswa, sementara siswa yang memiliki kreativitas belajar yang
tinggi akan mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mengarahkan mereka untuk bertindak
kreatif selama belajar. Selain itu, pengembangan kreativitas melalui model-model
pembelajaran juga membantu meningkatkan minat belajar dan kemampuan kreatif pada siswa.
Metode jigsaw menjadi salah satu solusi dalam permasalahan ini dan menjadi salah satu metode
yang kerap sekali dipakai oleh para guru. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul ini
untuk mengetahui bagaimana Penerapan Metode Jigsaw Dalam Meningkatkan Minat dan
kreativitas siswa dalam Pembelajaran Sejarah.

Pembahasan

Metode Jigsaw merupakan pendekatan pembelajaran kolaboratif yang dapat


meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam pembelajaran sejarah. Dengan menerapkan
metode ini, siswa dibagi menjadi kelompok kecil, di mana setiap anggota bertanggung jawab
untuk memahami bagian tertentu dari materi sejarah. Selanjutnya, mereka berkumpul kembali
dengan anggota kelompok yang memiliki penugasan serupa, berbagi pengetahuan mereka, dan
saling melengkapi. Metode jigsaw merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif, di
mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mengembangkan keterampilan belajar
mandiri dan kolaboratif. Penerapan metode Jigsaw dalam konteks sejarah menciptakan
lingkungan pembelajaran yang interaktif dan inklusif. Siswa tidak hanya menjadi konsumen
pasif informasi, tetapi juga aktor aktif dalam proses pembelajaran. Kolaborasi antar siswa
membangun keterampilan sosial, meningkatkan pemahaman konsep sejarah, dan merangsang
kreativitas melalui dialog dan pertukaran ide.

Penelitian empiris mendukung efektivitas metode Jigsaw dalam meningkatkan minat


siswa terhadap sejarah dan mendorong keterlibatan aktif. Hasil positif ini dapat menjadi dasar
bagi pendekatan inovatif dalam mengajar sejarah di kelas, menciptakan lingkungan yang
merangsang minat belajar dan kreativitas siswa. Dengan demikian, metode Jigsaw tidak hanya
menjadi strategi pembelajaran yang efektif tetapi juga memberikan kontribusi pada
pengembangan potensi siswa dalam memahami dan menghargai sejarah. (metode jigsaw dalam
pembelajaran sejarah) Metode Jigsaw telah terbukti menjadi pendekatan pembelajaran yang
efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran sejarah. Dengan memecah materi
pembelajaran menjadi bagian-bagian yang dikuasai oleh kelompok kecil siswa, metode ini
merangsang keterlibatan aktif dan kolaborasi di antara peserta didik.

Metode jigsaw dalam pembelajaran sejarah adalah teknik yang digunakan untuk
mengembangkan keterampilan belajar mandiri siswa dan mempromosikan kolaborasi. Ada
beberaoa penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran sejarah. Pertama, metode Jigsaw
mempromosikan partisipasi setiap siswa, menghilangkan potensi keterabaian. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab atas pemahaman suatu aspek sejarah, memotivasi mereka untuk
menjadi ahli dalam topik tersebut. Proses berbagi informasi antar kelompok menggugah minat
dan pemahaman siswa secara menyeluruh. Kemudian, metode ini memupuk keterampilan
sosial dan tim. Kolaborasi dalam merangkai potongan informasi mengembangkan kemampuan
komunikasi dan kerjasama, keterampilan yang sangat berharga dalam konteks sejarah yang
melibatkan pemahaman berbagai perspektif. Selain itu, metode Jigsaw memberikan ruang bagi
ekspresi kreatif siswa. Dalam upaya mereka untuk menjelaskan dan menyajikan informasi
kepada teman-teman sekelas, siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk memperkaya
presentasi mereka, meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran sejarah. Dengan demikian,
efektivitas metode Jigsaw tidak hanya tercermin dalam peningkatan pemahaman materi
sejarah, tetapi juga dalam pengembangan keterampilan sosial dan kreativitas siswa,
membuktikan bahwa pendekatan ini memberikan kontribusi positif pada pembelajaran sejarah
di kelas.

Dalam pembelajaran sejarah tidak terlepas dari sejumlah tantangan dan hambatan yang
mungkin dihadapi oleh guru dan siswa. Menentukan pembagian tugas yang sesuai untuk setiap
anggota kelompok dapat menjadi tantangan. Pemilihan topik atau bagian sejarah yang setara
dalam kompleksitas memerlukan pemahaman mendalam bagi guru terhadap materi dan
kemampuan siswa. Penerapan metode Jigsaw memerlukan manajemen kelas yang efektif. Guru
perlu memastikan bahwa semua kelompok berjalan sesuai jadwal, mengelola waktu dengan
baik, dan memfasilitasi diskusi tanpa terlalu dominan atau pasif. Tantangan selanjutnya ialah
tidak semua siswa mungkin merasa nyaman atau bersedia untuk berkolaborasi secara aktif.
Beberapa siswa mungkin memiliki kepribadian yang lebih introvert atau kurang percaya diri
dalam menyampaikan informasi di depan kelompok. Menarik minat siswa untuk aktif dalam
pembelajaran metode ini menjadi tantangan bagi guru. Penilaian individu dalam konteks
metode Jigsaw bisa menjadi tantangan. Bagaimana menilai kontribusi setiap anggota kelompok
sementara tetap menilai pemahaman individu dapat memerlukan pendekatan penilaian yang
cermat. Pemahaman dan penanganan tantangan-tantangan ini penting agar penerapan metode
Jigsaw dapat memberikan manfaat maksimal dalam meningkatkan pembelajaran sejarah dan
menciptakan lingkungan kelas yang inklusif serta kolaboratif.

Kesimpulan

Metode Jigsaw telah terbukti sebagai pendekatan pembelajaran yang menghasilkan


efek positif dalam meningkatkan minat, kreativitas, dan hasil pembelajaran sejarah siswa.
Dengan memecah materi menjadi bagian-bagian yang dikelola oleh kelompok kecil, metode
ini merangsang keterlibatan aktif, kolaborasi, dan kreativitas siswa. Penelitian empiris
mendukung keefektifan metode Jigsaw dalam memotivasi siswa untuk belajar sejarah dengan
lebih intens dan berpartisipasi secara aktif. Meskipun demikian, penerapan metode Jigsaw juga
dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan pembagian tugas yang tepat, manajemen
kelas yang efektif, serta kebutuhan untuk merangsang kolaborasi di antara siswa dapat menjadi
hambatan. Selain itu, aspek penilaian individu dalam konteks metode ini memerlukan
pendekatan yang cermat dan adil. Namun, dengan pemahaman dan penanganan tantangan-
tantangan tersebut, penerapan metode Jigsaw muncul sebagai strategi pembelajaran yang tidak
hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap sejarah tetapi juga mengembangkan
keterampilan sosial dan kreativitas mereka. Oleh karena itu, metode Jigsaw memberikan
kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan pembelajaran sejarah yang inklusif,
kolaboratif, dan merangsang minat belajar siswa.
Daftar Pustaka

Sholihah, A, H, dkk. (2018). Metode Pembelajaran Jigsaw Dalam Meningkatkan Keterampilan


Komunikasi Siswa SMP. Konferensi Pendidikan Nasional, 1(1). 160-167.

Widja, G, I. (2018). Pembelajaran Sejarah yang Mencerdaskan: Suatu Alternatif Menghadapi


Tantangan dan Tuntutan Jaman yang Berubah. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia,
1(2). 117-134.

Yuanita, I, D. (2020). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Motivasi


Belajar Aswaja Siswa di Madrasah. Bidayatuna, 3,(1). 144-163.

Barkah, J. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Minat Belajar Sejarah
Peserta Didik di SMK Kharismawita Jakarta Selatan. Jurnal Candrasangkala, 4(1). 21-
30.

Setyanto, B. (2009). Pembelajaran Sejarah Model Jigsaw (Studi Kasus di SMA Negeri 1
Ngrambe Kabupaten Ngawi). Tesis. Universitas Sebelas Maret.

Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan. (2016). Belajar Sejarah Dengan Model
Jigsaw. Diakses pada 30 November 2023, melalui
https://kalsel.kemenag.go.id/berita/423362/belajar-sejarah-dengan-model-jigsaw.

Rachmawati, E. (2014). Masalah dan Solusi Dalam Model Pembelajaran Jigsaw. Diakses pada
30 November 2023, melalui http://ema-rachmawati.blogspot.com/2014/06/masalah-dan-
solusi-dalam-model.html.

Anda mungkin juga menyukai