Anda di halaman 1dari 15

Makalah

INTEGRASI EKONOMI REGIONAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional


Dosen Pengampu: Putri Ridhotul Uliyah, S.E., M.SM.

DISUSUN OLEH:

Murta Fia (02000037)


Cut Dahlia Ningsih (02000053)
Mita Meutia Syarief (02000088)

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI)
MEULABOH
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Integrasi Ekonomi Regional” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bisnis
Internasional. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan bisa menjadi
pedoman bagi yang membaca
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan, sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran-saran anda kami butuhkan agar makalah ini menjadi lebih
baik dan digunakan sebagaimana fungsinya.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini, terutama kepada yang terhormat ibu Putri Ridhotul Uliyah,
S.E., M.SM. selaku dosen pengampu mata kuliah Bisnis Internasional. Serta semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang telah
memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga Tuhan, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya

Penulis

12 November 2023

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Integrasi Ekonomi Regional....................................................................3
2.2. Tingkat Integrasi Ekonomi......................................................................5
2.3. Alasan Untuk Integrasi Regional............................................................6
2.4. Alasan Penolakan Terhadap Integrasi Ekonomi Regional......................7
2.5. Integrasi Regional di Asia.......................................................................7
2.6. Studi Kasus G20....................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1. Kesimpulan............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan
teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan
lingkungan usaha negara yang terkena efek globalisasi berarti akan secara terbuka
melakukan perdagangan bebas. Bentuk dari perdagangan bebas ini adalah
perdagangan internasional. Negara yang melakukan pedagangan internasional secara
terbuka melakukan perdagangan dengan negara-negara internasional. Seperti hal nya
Indonesia yang juga melakukan perdagangan bebas atau perdagangan internasional.
Bentuk perdagangan internasional ini dapat berupa perdagangan dalam bentuk barang
maupun jasa. Kegiatan ekspor-impor merupakan kegiatan dari perdagangan
internasional. Hasil dari ekspor impor ini menjadi salah satu penyumbang
pendapatan nasional negara.
Negara berkembang maupun negara maju juga melakukan kegiatan ekspor
maupun impor ini. Namun, di negara berkembang dan negara miskin sekalipun impor
lebih mendominasi. Hasil dari ekspor impor ini akan juga mempengaruhi neraca
pembayaran dan neraca perdagangan sekaligus. Kelebihan permintaan akan impor
justru akan mematikan produk dalam negari. Apalagi untuk negara berkembang,
harga untuk barang-barang luar negeri dijual sangat murah. Tujuannya adalah untuk
menekan perekonomian domestik. Oleh sebab itu , pemerintah perlu menggambil
kebijakan tersendiri khususnya untuk transaksi internasional.
Salah satunya adalah dengan menentukan kebijakan tarif. Untuk membuat
kebijakan atas tarif, pemerintah perlu melakukan kesepakatan-kesepakatan dengan
negara-negara pengimpor maupun pengekspor di luar Indonesia khusunya. Yaitu
dengan menggabungkan diri kedalam Integrasi Regional. Intergrasi Regional
merupakan integrasi ekonomi beberapa negara untuk mengurangi hambatan
perdagangan, kebijakan tarif, dan mengatur pergerakan sumber daya diantara negara-
negara anggota integrasi tersebut.
Melalui integrasi regional ini yang terlibat dalam perdagangan internasional,
suatu negara dapat menentukan apa yang harus dilakukan untuk negaranya dalam
menghadapi berbagai bentuk dampak, rintangan maupun keuntungan dalam
perdagangan internasional. Selain ekspor impor, hasil lain yang diperoleh dari
integrasi regional ekonomi ini adalah cara untuk mengatasi permasalahan bidang
eknomi maupun politik suatu negara. Integrasi Regional terdiri atas kerja sama
bilateral dan multilateral.

1
Oleh sebab itu, keikutsertaan suatu negara ke dalam bentuk Integrasi Regional
ini sangatlah pneting karena akan sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara
khusunya negara-negara angggota yang tergabung dalam Integrasi Regional tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Sejalan dengan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dapat
dibuat sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan integrasi ekonomi regional?
2. Apa saja tingkatan integrasi ekonomi regional?
3. Apa alasan untuk integrasi regional?
4. Apa alasan penolakan terhadap integrasi regional?
5. Bagaimana integrasi ekonomi regional di Asia?

1.3. Tujuan Makalah


Sejalan dengan rumusan masalah yang sudah ada pada poin sebelumnya,
tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengenal makna dari integrasi regional
2. Mengetahui apa saja tingkatan integrasi ekonomi regional
3. Memahami alasan untuk integrasi regional
4. Memahami alasan penolakan terhadap integrasi regiona
5. Memahami bagaimana integrasi ekonomi regional di Asia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Integrasi Ekonomi Regional


Integrasi ekonomi regional merupakan perjanjian antar negara dalam wilayah
geografis yang sama atau dekat guna melancarkan arus barang atau jasa serta faktor
produksi antara satu negara dengan negara lainnya dengan lebih efisien. Dalam
integrasi ekonomi regional, setiap negara anggota menyetujui berbagai jenis
peraturan untuk mengoordinasikan perdagangan, fiskal, dan/atau kebijakan moneter.
Integrasi ekonomi regional secara umum, membentuk tujuan yang sama yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Dengan adanya integrasi ekonomi,
perdagangan akan meningkat sehingga PDB (Produk Domestik Bruto) negara
anggota semakin meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat.
WTO atau bisa juga disebut World Trade Organization (Organisasi
Perdagangan Dunia), adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak
persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di antara anggotanya. WTO
didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT-General Agreement on
Tariff and Trade (Kesepakatan Umum dalam Tarif dan Perdagangan), sebuah
persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan
internasional. Prinsip dan persetujuan GATT diambil oleh WTO, yang bertugas untuk
mendaftar dan memperluasnya. WTO memiliki berbagai kesepakatan perdagangan
yang telah dibuat, namun kesepakatan tersebut bukan kesepakatan yang sebenarnya.
Karena kesepakatan tersebut adalah pemaksaan kehendak oleh WTO kepada negara-
negara untuk tunduk kepada keputusan-keputusan yang WTO buat.
Selain adanya tujuan yang mendasari adanya integrasi ekonomi regional,
ternyata terdapat 6 faktor pra-kondisi agar integrasi berjalan dengan baik yaitu:
1. Asimilasi sosial (social asimilation)
Agar suatu integrasi ekonomi dapat berjalan lancar dan memenuhi
harapan, maka harus ada toleransi budaya, kedekatan hubungan antar-
pemerintah dan masyarakat. Kerja sama Growth Triangle ASEAN khususnya
antara SingapuraJohor-Riau memilki latar belakang sejarah dan budaya yang
sama. Didasari dengan kesamaan tersebut, tidak sulit untuk saling bertoleransi
dalam hal budaya karena kedekatan antar pemerintah sudah terjalin sejak
lama. Diimbangi dengan masyarakat yang masih serumpun, maka ikut
mempermudah kerja sama ini.

3
2. Kesamaan nilai (values similarity)
Di antara negara-negara yang berinteraksi harus terdapat persamaan
nilai atau kesamaan perspektif dalam melihat masalah ekonomi. Kerja sama
Growth Triangle ASEAN terbentuk karena adanya kepentingan yang sama
yaitu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dengan membuka peluang
investasi. Sehingga, dengan adanya wadah untuk berinvestasi dapat membuka
peluang dalam membangkitkan perekonomian setiap wilayah.
3. Keuntungan bersama (mutual benefits)
Keuntungan yang diharapkan oleh suatu negara dengan memasuki
integrasi ekonomi harus mencerminkan harapan semua rakyatnya.
Keuntungan yang diperoleh dari kerja sama Growth Triangle ASEAN lewat
terbukanya peluang investasi selama tahun 2010-2015 adalah memberi
kesejahteraan kepada masyarakat. Dengan terbukanya pembangunan Iskandar
Malaysia, maka salah satu keuntungan yang di dapat adalah terbukanya
lapangan kerja bagi warga Malaysia-Indonesia. Serta keuntungan dalam
perolehan tenaga kerja terbaik bagi negara Singapura.
4. Biaya relatif rendah (relatively low cost)
Pembentukan integrasi ekonomi harus didasarkan pada perhitungan
keuntungan sehingga ada jaminan bahwa keuntungan yang akan diperoleh
lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Kerja sama Growth Triangle ASEAN
terbentuk karena kedekatan antara ketiga wilayah negara, didukung dengan
kedekatan ketiga wilayah ini maka jaringan logistik berkembang pesat dan
rantai produksi yang menghubungkan setiap perusahaan dapat berada dalam
satu lokasi dengan afiliasi atau fasilitas transportasi yang sangat mendukung.
Hubungan lintas batas ini yang menjadikan biaya pengeluaran dapat
diperkecil dan dapat memaksimalkan biaya produksi.
5. Kedekatan di masa lalu (proximity relationship in the past)
Kedekatan hubungan antar-negara anggota integrasi juga merupakan
produksi yang harus dipertimbangkan. Singapura-Malaysia-Indonesia pada
dasarnya memiliki sejarah dan budaya yang hampir sama. Pengaruh budaya
antara Singapura-Malaysia-Indonesia lebih banyak di dominasi oleh bahasa
Melayu Polinesia sehingga kesamaan bahasa ketiga negara ini tidak jauh
berbeda. Ditunjang dengan perpolitikan nasional yang berasal dari warisan
kolonial, menjadi sebuah pondasi penting bagi kinerja pemerintahan yang
berorientasi pada perluasan kerja sama.

4
6. Pengaruh-pengaruh eksternal (external influences)
Kebersamaan yang telah terjalin dalam sebuah integasi dapat menjadi
sebuah kekuatan jika terdapat ancaman eksternal yang sama. Terbentuknya
Growth Triangle ASEAN didorong dengan pengaruh internal dan eksternal.
Bagi kawasan Asia Tenggara, di masa globalisasi ekonomi telah membuat
negara-negara kawasan semakin rentan terhadap kekuatan eksternal dan
gejolak pasar internasional. Sehingga, dengan melihat hal tersebut, salah satu
anggota ASEAN yaitu Singapura menyadari bahwa butuh kerja sama yang
lebih dekat dalam menghadapi krisis kedepannya. Lewat terbentuknya
Growth Triangle ASEAN maka pengaruh-pengaruh eksternal dapat
dikesampingkan.

2.2. Tingkat Integrasi Ekonomi


Tingkat integrasi ekonomi dari yang paling rendah hingga yang paling
terintegrasi yaitu:
1. Kawasan Perdagangan Bebas (free trade area)
Semua hambatan perdagangan barang dan jasa antara negara-negara
anggota akan dihapus. Tidak ada tarif diskriminatif, kuota, subsidi, atau
hambatan administratif yang dimungkinkan mendistorsi perdagangan antar
anggota. Setiap negara, diperbolehkan untuk menentukan kebijakan
perdagangannya sendiri berkaitan dengan negara-negara yang tidak menjadi
anggota dalam integrasi ekonominya. Kawasan perdagangan bebas terlama di
dunia adalah Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (Europe Free Trade
Association-EFTA) yang didirikan pada bulan Januari 1960.
2. Perserikatan Pabean (customs union)
Satu langkah lebih maju menuju integrasi ekonomi dan politik penuh.
Menghilangkan hambatan perdagangan antar negara anggota dan mengadopsi
kebijakan perdagangan eksternal umum., yang pembentukannya
membutuhkan pengendalian administratif untuk mengawasi hubungan dagang
dengan non anggota. Contohnya adalah Komunitas Andes/Pakta Andes yang
melaksanakan perdagangan bebas antara negara-negara anggota dan
mengenakan tarif umum sebesar 5% sampai 20% pada produk impor dari
negara lain di luar komunitas ini.
3. Pasar Bersama (common market)
Tidak memiliki hambatan perdagangan antara negara-negara anggota,
termasuk kebijakan eksternal umum perdagangan anatara negara-negara

5
anggota, termasuk kebijakan eksternal umum perdagangan dan
memungkinkan faktor produksi bergerak bebas antar anggota.

4. Perserikatan Ekonomi (economic union)


Tidak hanya melibatkan arus bebas produk dan faktor produksi antar
negara anggota dan penerapan kebijakan perdagangan eksternal umum, tetapi
juga membutuhkan mata uang bersama, harmonisasi tarif pajak anggota, dan
kebijakan moneter serta fiskal bersama. UE merupakan perserikatan ekonomi
walaupun belum secara utuh.
5. Perserikatan politik (politic union)
Alat politik sentral mengoordinasikan kebijakan ekonomi, sosial, dan
kebijakan asing dari negara-negara anggota. Contohnya AS, negara-negara
yang merdeka digabungkan menjadi satu bangsa.

2.3. Alasan Untuk Integrasi Regional


a. Segi Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi perdagangan internasional memprediksi
mengenai dua hal yang akan terjadi saat negara-negara mengintegrasikan
negara-negaranya, yakni:
 Memungkinkan suatu negara yang terlibat dalam bagian integrasi untuk
mengkhususkan diri dalam produksi barang dan jasa yang dapat
menghasilkan output yang paling efisien. Perdagangan bebas juga
menjelaskan bagaimana membuka suatu negara untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi, yang menciptakan keuntungan yang dinamis dari
perdagangan.
 Perdagangan bebas dan investasi adalah positive-sum game. Positive-sum
game merupakan sebuah permainan dari beberapa negara yang bergabung
dan menghasilkan nilai positif dimana saling menguntungkan satu sama
lain dan nantinya akan bersifat mutualisme.

b. Segi Politis
Dalam membangun perekonomian dari suatu pengintegrasian regional,
sangat membutuhkan sebuah fondasi yang dapat mengatur dan penengah, yakni
politik. Hal ini dilakukan dengan dua cara berikut:
 Menghubungkan ekonomi tetangga dan membuat mereka saling
mutualisme dalam menciptakan inisiatif kerja sama politik sehingga
mengurangi potensi konflik kekerasan.

6
 Mengelompokkan ekonomi negara anggota maka dapat meningkatkan
ketahanan politis negara-negara tersebut di dunia.

2.4. Alasan Penolakan Terhadap Integrasi Ekonomi Regional


Meskipun kesepakatan perdagangan bebas regional mengalami pasang surut
dalam beberapa tahun terakhir, beberapa ekonom telah menyatakan keprihatinan
bahwa manfaat dari integrasi ekonomi hanya sebatas terus-menerus melakukan
penjualan, ketika kerugian tidak diperhitungkan. Mereka menunjukkan bahwa
keuntungan dari integrasi regional ditentukan oleh tingkat penciptaan perdagangan.
Alasan penolakan terhadap integrasi ekonomi regional sebagai berikut ini:
 Penciptaan Perdagangan (trade creation) terjadi ketika produsen berbiaya
rendah dalam wilayah perdagangan bebas menggantikan produsen dalam
negeri yang berbiaya tinggi. Hal ini juga bisa terjadi apabila produsen
eksternal berbiaya lebih rendah dalam wilayah perdagangan bebas
menggantikan produsen eksternal dengan biaya yang lebih tinggi.
 Pengalihan perdagangan (trade diversion) terjadi ketika pemasok biaya lebih
tinggi mengganti pemasok eksternal biaya yang lebih rendah dalam kawasan
perdagangan bebas. Sebuah kesepakatan perdagangan bebas regional akan
menguntungkan dunia apabila jumlah perdagangan itu menciptakan kelebihan
jumlah pengalihan.
 Erosi kedaulatan negara. Anggota serikat ekonomi biasanya diharuskan untuk
mematuhi peraturan perdagangan, kebijakan moneter, dan kebijakan fiskal
yang ditetapkan oleh badan pembuat kebijakan eksternal yang tidak dipilih.
 Pergeseran dan pengurangan pekerjaan. Integrasi ekonomi dapat
menyebabkan perusahaan memindahkan operasi produksinya ke wilayah
dalam kesatuan ekonomi yang memiliki harga tenaga kerja lebih murah.
Sebaliknya, pekerja mungkin pindah ke daerah yang memiliki upah dan
kesempatan kerja yang lebih baik.

2.5. Integrasi Ekonomi Regional di Asia


Gerakan paling signifikan menuju integrasi ekonomi regional di asia adalah
asosiasi bangsa-bangsa Asia tenggara (ASEAN) dan kerja sama Ekonomi Asia-
Pasifik (APEC). Asosiasi Asia Selatan untuk kerja sama untuk kerja sama regional
memiliki kerja sama ekonomi sebagai salah satu tujuan utamanya, namun lingkup dan
mandatnya cenderung lebih luas memperlebar ke dalam dimensi social dan budaya
juga.

7
1. Association Of Southeast Asian Nation (ASEAN)
ASEAN didirikan pada tahun 1987 di Bangkok, Thailand, dengan
penandatanganan Deklarasi ASEAN (dikenal juga sebagai Deklarasi Bangkok)
oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Sekarang
keanggotaannya diperluas mencangkup Brunei Darussalam, Kamboja, Laos,
Myanmar, dan Vietnam. Tujuan dasar dibentuknya ASEAN adalah untuk
mendorong perdagangan bebas antara negara anggota dan untuk meningkatkan
kerja sama dalam kebijakan industri mereka, dengan tujuan untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan. Tidak
hanya itu, tujuan lain ASEAN adalah untuk mempromosikan perdamaian dan
stabilitas regional.
Pada tahun 2003, Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free
Trade Area / AFTA) di antara enam anggota asli ASEAN (Brunei Darussalam,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) mulai berlaku penuh.
AFTA telah memotong tarif pada manufakturing dan produk pertanian menjadi
sebesar kurang 5 persen. Namun ada beberapa pengecualian yang signifikan
untuk penurunan tarif ini. Malaysia misalnya, menolak untuk menurunkan tarif
impor mobil hingga 2005 dan kemudian sepakat menurunkan tarif sebesar hingga
dua puluh persen, bukan lima persen yang diserukan oleh AFTA. Malaysia ingin
melindungi produksi dalam negeri, Proton, dibuat oleh pembuat mobil lokal yang
tidak efisien, dari persaingan asing. Demikian pula Filipina telah menolak untuk
menurunkan tingkat tarif pada petrokimia, dan beras, produk pertanian terbesar
di wilayah ini, yang akan tetap dikenakan tarif yang lebih tinggi sampai dengan
2020.
Komunitas ASEAN adalah langkah terbesar menuju integrasi ekonomi
regional antara negara-negara anggota ASEAN. Para pemimpin ASEAN
membuat resolusi untuk membentuk suatu Komunitas ASEAN. Komunitas asean
terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Politik Keamanan ASEAN, Komunitas
Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Budaya ASEAN. Penandatanganan deklarasi
Cebu tentang Percepatan Pembangunan Komunitas ASEAN menjelang 2015,
pada KTT ASEAN ke 12 pada Januatri 2007 menunjukkan komitmen pemimpin
ASEAN untuk mempercepat proses ini dan memastikan bahwa Komunitas
ASEAN mulai berlaku menjelang 2015.
Pada Desember tahun 2008 Piagam ASEAN mulai berlaku. Piagam ini
merupakan kesepakatan yang mengikat secara hukum di antara 10 anggota

8
ASEAN dan berfungsi sebagai dasar yang kuat dalam mencapai Komunitas
ASEAN dengan memberikan status hukum dan kerangka pengembangan bagi
ASEAN, termasuk sistem yang digunakan untuk akuntabilitas dan kepatuhan.
Berdasarkan Piagam ASEAN selanjutnya aakan beroperasi di bawah kerangka
hukum yang baru dan mendirikan sejumlah badan baru untuk meningkatkan
proses komunitas pembangunan.

2. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC)


APEC adalah satu-satunya kelompok antar pemerintah di dunia operasi
atas dasar komitmen yang tidak mengikat, dialog terbuka, danm rasa hormat
yang sama untuk dilihat dari semua peserta. Artinya tidak seperti WTO atau
badan-badan perdagangan multilateral lainnya, APEC tidak memiliki kewajiban
perjanjian yang diperlukan dari peserta. Keputusan yang dibuat dalam APEC
yang dicapai dengan konsensus dan komitmen yang dilakukan atas dasar
sukarela.
Tujuan negara anggota APEC adalah untuk meningkatkan kerja sama
multilateral dalam menaikkan ekonomi negara-negara pasifik dan menumbuh
kembangkan saling bergantungnya di kawasan ini. Tujuan utama pencapaian visi
APEC adalah apa yang disebut sebagai "Bogor Goals" perdagangan bebas,
terbuka, dan investasi di kawasan Asia-Pasifik menjelang 2010 untuk ekonomi-
ekonomi industrialisasi dan pada 2020 untuk negara berkembang. Tujuan ini
diadopsi oleh para pemimpin APEC pada pertemuan mereka tahun 1994 di
Bogor, Indonesia.
APEC berdiri pada tahun 1989, Pada awalnya APEC bekerja untuk
pertumbuhan ekonomi selanjutnya dan kemakmuran untuk wilayah serta untuk
memperkuat komunitas Asia-Pasifik. Saat ini APEC memiliki 21 negara anggota.
Minat APEC meningkat pada November 1993 ketika para kepala negara anggota
APEC bertemu untuk pertama kalinya pada konferensi dua hari di Seattle. Salah
satu pandangan adaalah bahwa APEC harus berkomitmen untuk pembentukan
akhir dari kawasan perdagangan bebas. Langkah tersebut akan mengubah Rim
Pasifik (Lempeng Pasifik) dari ekspresi geografis menjadi kawasan perdagangan
terbesar di dunia.

3. Asosiasi Asia Selatan Untuk Kerja Sama Regional


SAARC (South Asian Association for Regional Coorperation) didirikan
pada 1985 oleh Bangladessh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri
lanka. Afghanistan bergabung dengan organisasi itu pada tahun 2007. Dengan

9
populasi 1,6 miliar jiwa, SAARC adalah kelompok regional terbesar di dunia,
dalam hal jumlah masyarakatnya.
Selama bertahun-tahun, negara-negara SAARC telah berubah dari
beberapa hubungan bilateral, menuju terciptanya kesepakatan seluruh wilayah
yang menyakup banyak isu yang erat hubunganya dengan integrasi ekonomi
regional termasuk pajak berganda, standar produk, pabean dan abitrase sengketa
perdagangan

2.6. Studi Kasus G20


G20 adalah forum kerja sama internasional dan multilateral tentang agenda
ekonomi dan keuangan internasional. G20 merupakan forum yang beranggotakan
sembilan belas negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia, ditambah Uni Eropa.
Dari Asia Tenggara, hanya Indonesia yang berstatus sebagai anggota tetap. Forum
tersebut merepresentasikan 85 persen perekonomian global, 80 persen investasi
global, 75 persen perdagangan internasional, dan 66 persen penduduk dunia. G20
terbentuk pada 1999 untuk merespons krisis keuangan Asia 1998 yang berdampak
pada pasar keuangan di negara-negara maju. Inisiator forum tersebut meyakini bahwa
krisis keuangan Asia menunjukkan emerging economies memiliki pengaruh sistemik
yang signifikan dalam perekonomian global. Hal tersebut kemudian memunculkan
kesadaran perlunya melibatkan emerging economies dalam forum tata kelola global.
Tujuan G20 adalah mengoordinasikan kebijakan antar anggota dalam rangka
mencapai stabilitas perekonomian global dan pertumbuhan berkelanjutan. Selain itu,
kegiatan ini juga dilakukan untuk mempromosikan peraturan keuangan guna
mengurangi risiko dan krisis keuangan di masa depan, serta untuk menciptakan
arsitektur keuangan internasional baru.
Indonesia menjadi tuan rumah G20 sejak 1 Desember 2021 hingga KTT G20
yang akan berlangsung pada November 2022 mendatang. G20 atau Group of
Twenty merupakan forum kerja sama multilateral yang dibentuk sejak 1999 dan
terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Alasan bergabungnya Indonesia dalam G20 adalah posisinya yang dianggap strategis,
khususnya di kawasan Asia. Indonesia dinilai sebagai emerging economy dengan
potensi ekonomi sangat besar, sehingga layak mewakili kelompok negara
berkembang di kawasan Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara berkembang
pertama yang menjadi tuan rumah G20.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Terbentuknya integrasi ekonomi tidak disangkal akan menciptakan sejumlah
manfaat dan kerugian antara lain :
Integrasi ekonomi internasional membatasi kewenangan suatu negara untuk
menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mempengaruhi kinerja
ekonomi dalam negeri. Hilangnya kedaulatan Negara merupakan biaya atau
pengorbanan terbesar yang ”diberikan” oleh masing-masing negara yang berintegrasi
dalam satu kawasan. Diperlukan kesadaran politik yang tinggi dari suatu negara
dalam menentukan apakah bersedia untuk “melepas” sebagian kedaulatan negaranya
kepada badan supranasional di kawasan.
Kerugian lain adalah adanya kemungkinan hilangnya pekerjaan dan potensi
menjadi pasar bagi Negara yang tidak mampu bersaing. Tenaga kerja dan produksi
dari Negara lain dalam suatu kawasan akan masuk dengan hambatan yang lebih
ringan. Hal ini berpotensi menimbulkan pengangguran di dalam negeri dan
ketergantungan akan produk impor yang lebih murah dan efisien.
Manfaat yang berkaitan integrasi ekonomi secara signifikan adalah
menjanjikan manfaat ekonomi baik dari sudut pandang pelaku ekonomi maupun dari
manfaaat bagi perekonomian kawasan. Hal mendasar dalam proses integrasi ekonomi
adalah meningkatnya kompetisi aktual dan potensial diantara pelaku pasar, baik
pelaku pasar yang berasal dari suatu negara, dalam sekelompok negara, maupun
pelaku pasar diluar kedua kelompok tersebut. Kompetisi diantara pelaku pasar
tersebut diharapkan akan mendorong harga barang dan jasa yang sama lebih rendah,
meningkatkan variasi kualitas dan pilihan yang lebih luas bagi kawasan yang
terintegrasi. Selain itu, desain produk, metode pelayanan, sistem produksi dan
distribusi serta aspek lain menjadi tantangan bagi pelaku pasar saat ini dan dimasa
depan. Hal ini akan mendorong perubahan arah dan intensitas dalam inovasi dan
kebiasaan kerja dalam suatu perusahaan. Selain kompetisi yang meningkat, integrasi
ekonomi juga meberikan manfaat lain yaitu tercapainya ekonomi melalui pasar yang
lebih luas yang akan mendorong peningkatan efisiensi perusahaan melalui
berkurangnya biaya produksi.
Sementara dilihat dari sudut pandang kawasan, integrasi ekonomi akan
menstimulasi aliran dan perdagangan intraregional yang lebih tinggi serta munculnya
perusahaan-perusahaan yang mampu berkonpetisi secara global. Selain itu

11
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan kesejahteraan
diseluruh kawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Hill, Charles W.L, dkk. Bisnis Internasional Perspektif Asia, Jakarta, Salemba Empat

Boone & Curtz. Pengantar Bisnis Kontemporer: Bersaing di Pasar Global.


Jakarta: Penerbit Salemba 4.

Cateora & Graham. 2007. Pemasaran Internasional: Wilayah Pasar dan Kelompok
Pasar Multinasional. Jakarta: Penerbit Salemba 4.
Mark Weisbrot. Focus on the Global South, Focus on the Global South/
PROTEKSIONISME BERKEDOK PERDAGANGAN BEBAS DI WTO
(http://focusweb.org/node/425 diakses pada: 22 Oktober 2014).

Tingkat Kurs Negara Eropa. (http://www.fx-exchange.com/ diakses pada tanggal 22


Oktober 2014 pukul 10.00 WIB).

Wild, Chow, Krisna. 2014. Bisnis Internasional: Perspektif ASIA. Jakarta: Salemba
Empat

12

Anda mungkin juga menyukai