Anda di halaman 1dari 1

Makalah LIMFOMA

Diunggah oleh Arsya Wahid pada Nov 09, 2019

 100% (1) · 1K tayangan · 23 halaman


Judul yang ditingkatkan AI

Informasi Dokumen 
ffggg

Unduh
Data diunggah 
Nov 09, 2019

Judul Asli
makalah LIMFOMA

Hak Cipta
© © All Rights Reserved
“ ”
LIMFOMA
Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini


Facebook

Twitter


Disusun oleh:

Nama :
Email

Kelas :
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“LIMFOMA ”. Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari
pihak-pihak lain, untuk itu secara umum saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan dalam pengoreksian dan tuntunan pembuatan
makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu saya sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini ke
depan agar menjadi bekal pengetahuan khususnya tentang pemberian asuhan keperawatan
pada pasien/klien penderita Limfoma

Demikian sepatah kata yang dapat saya ucapkan. Terima kasih.

Ambon, November 2019

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB IPENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................. 2

D. Manfaat Penulisan ................................................................ 2


BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3
A.Konsep Medik Dari Limfoma .................................................... 3
A.I. Pengertiandan Klasifikasi Limfoma ............................ 3

A.II. EpidemiologiLimfoma ................................................ 4

A.III. Etiologi Limfoma ......................................................... 5


A.IV. Stadium Limfoma ........................................................ 5

A.V. Tanda dan Gejala Limfoma ......................................... 6


A.VI. Patofisiologi dan Patogenesis Limfoma....................... 6

A.VII. Pemeriksaan PenunjangLimfoma ................................ 8


A.VIII.Penatalaksanaan Limfoma ........................................... 8

B. Konsep Keperawatan Dari Limfoma .......................................... 10


B.I. Pengkajian .................................................................... 10

B.II. Diagnosa Keperawatan ............................................... 14


B.III. Perencanaan, Intervensidan Evaluasi .......................... 15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 19

A. Kesimpulan ............................................................................... 19
B. Saran ........................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan era yang semakin maju dimana perkembangan tersebut
mencakup seluruh aspek manusia, secara otomatis terjadi pergeseran pola
keoendudukan terutama pola penyakit di masyarakat. Semula penyakit terbanyak
yang ditemukan adalah penyakit infeksi baik infeksi saluran nafas maupun gastro
intestinal kepada penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah, penyakit kanker dan lain sebagainya.
Penyakit lymfoma non hodgkin adalah salah satu penyakit yang tergolong dalam
kasus interne/kasus penyakit dalam pada penyakit ini terjadi proliferasi abnormal
sistem lymfoid dan struktur yang membentuknya terutama menyerang kelenjar getah
bening. LNH belum diketahui secara pasti penyebabnya oleh karena itu penelitian
terus dilakukan untuk mengembangkan kasus ini.
Berbagai permasalahan dapat timbul karena kasus ini yang mana permsalahan
tersebut dapat menyangkut seluruh aspek kehidupan dari manusia baik secara fisik,
psikis, sosial maupun spiritual, secara fisik dapat menimbulkan tergangguanya pola
nafas karena ada penekanan atau kesulitan dalam menelan makana sehingga
mengakibatkan kurangbnya asupan nutrisi. Secara psikis penyakit ini dapat
menimbulkan gangguan konsep diri terutama mengenai body image, ataupun bahkan
bisa mengakibatkan perilaku menarik diri, secara sosial bi sa mengakibatkan
kerusakan interaksi sosial karena perilaku menarik diri atau kurang percaya diri dan
secara spiritual bisa menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diberikan atau mungkin
sebaliknya justru lebih tekun beribadah karena ingin cepat sembuh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
1. Bagaimana klasifikasi dari penyakit Limfoma ?
2. Bagaimana kasus epidemiologi dari Limfoma ?
3. Apa etiologi dari penyakit Limfoma ?
4. Bagaimana stadium dari penyakit Limfoma ?
5. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakitLimfoma?
6. Bagaimana perjalanan patofisiologi dari Limfoma?

7. Bagaimana cara-cara pemeriksaan diagnostik dan laboratorium dari penyakit


Limfoma?
8. Bagaimana tindakan penatalaksanaan pada pasien penderita Limfoma?
9. Bagaimana proses pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien pederita
Limfoma?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit Limfoma
2. Untuk mengetahui kasus epdidemiologidari limfoma ?
3. Untuk mengetahui etiologi dari penyakitLimfoma
4. Untuk mengetahui stadium dari penyakit Limfoma ?
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakitLimfoma
6. Untuk mengetahui perjalanan patofisiologi dariLimfoma
7. Untuk mengetahui cara-cara pemeriksaan diagnostik dan laboratorium dari
penyakitLimfoma
8. Untuk mengetahui tindakan penatalaksanaan pada pasien penderita
penyakitLimfoma
9. Untuk mengetahui proses pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
pederitaLimfoma
D. Manfaat Penulisan
- Manfaat bagi Tim Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan
menambah wawasan khususnya tentang penyakit Limfoma dan ruang lingkupnya
- Manfaat bagi pembaca
Menjadi bahan masukan dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan terutama
mengenai konsep tentang Limfomadan ruang lingkupnya dalam bidang kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medik Dari Limfoma
A.I. Pengertian dan Klasifikasi Limfoma
Limfoma (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari
sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit
sehingga muncul istilah limfoma malignum (maligna = ganas). Dalam kondisi
normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara
sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah
bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar
di dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam
pembuluh darah karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah
bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain
itu, bisa juga timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak.
Pengertian tentang limfoma maligna antara lain menurut Danielle, (1999)
bahwa limfoma adalah malignansi yang timbul dari sistem limfatik. Pengertian
lain tentang limfoma maligna menurut Susan Martin Tucker, (1998) adalah
suatu kelompok neoplasma yang berasal dari jaringan limfoid. Sedangkan
menurut Suzanne C. Smeltzer, ( 2001), mengemukakan bahwa limfoma maligna
adalah keganasan sel yang berasal dari sel limfoid. Pengertian lain tentang
limfoma maligna menurut Doenges, (1999) adalah kanker kelenjar limfoid.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa limfoma maligna
adalah suatu jaringan tumor padat yang berasal dari sel limfoid dan bersifat
ganas.
Berdasarkan gambaran histopatologisnya, limfoma dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
a. Limfoma Hodgkin (LH)
Limfoma jenis ini memiliki dua tipe. yaitu tipe klasik dan tipe nodular
predominan limfosit, di mana limfoma hodgkin tipe klasik memiliki empat
subtipe menurut Rye, antara lain : Nodular Sclerosis, Lymphocyte
Predominance, Lymphocyte Depletion, Mixed Cellularity
b. Limfoma Non-Hodgkin (LNH)
Formulasi Kerja (Working Formulation) membagi limfoma non-hodgkin
menjadi tiga kelompok utama, antara lain :

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses


lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

- Limfoma Derajat Rendah


Kelompok ini meliputi tiga tumor, yaitu limfoma limfositik kecil,
limfoma folikuler dengan sel belah kecil, dan limfoma folikuler
campuran sel belah besar dan kecil
- Limfoma Derajat Menengah
Ada empat tumor dalam kategori ini, yaitu limfoma folikuler sel besar,
limfoma difus sel belah kecil, limfoma difus campuran sel besar dan
kecil, dan limfoma difus sel besar
- Limfoma Derajat Tinggi
Terdapat tiga tumor dalam kelompok ini, yaitu limfoma imunoblastik sel
besar, limfoma limfoblastik, dan limfoma sel tidak belah kecil.
Perbedaan antara LH dengan LNH ditandai dengan adanya sel Reed-
Sternberg yang bercampur dengan infiltrat sel radang yang bervariasi. Sel Reed-
Sternberg adalah suatu sel besar berdiameter 15-45 mm, sering berinti ganda
(binucleated), berlobus dua (bilobed), atau berinti banyak (multinucleated)
dengan sitoplasma amfofilik yang sangat banyak. Tampak jelas di dalam inti sel
adanya anak inti yang besar seperti inklusi dan seperti “Mata burung hantu”
(owl-eyes), yang biasanya dikelilingi suatu halo yang bening.

Gambar 1. Gambaran histopatologis (a) Limfoma Hodgkin dengan


Sel Reed Sternberg dan (b) Limfoma Non Hodgkin

A.II. Epidemiologi Limfoma


Pada tahun 2002, tercatat 62.000 kasus LH di seluruh dunia. Di negara-
negara berkembang ada dua tipe limfoma hodgkin yang paling sering terjadi,
yaitu mixed cellularity dan limphocyte depletion, sedangkan di negara-negara
yang sudah maju lebih banyak limfoma hodgkin tipe nodular sclerosis.
Limfoma hodgkin lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, dengan
distribusi usia antara 15-34 tahun dan di atas 55 tahun.

Berbeda dengan LH, LNH lima kali lipat lebih sering terjadi dan
menempati urutan ke-7 dari seluruh kasus penyakit kanker di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, LNH sedikit lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita.
Rata-rata untuk semua tipe LNH terjadi pada usia di atas 50 tahun.
Di Indonesia sendiri, LNH bersama-sama dengan LH dan leukemia
menduduki urutan ke-6 tersering. Sampai saat ini belum diketahui sepenuhnya
mengapa angka kejadian penyakit ini terus meningkat. Adanya hubungan yang
erat antara penyakit AIDS dan penyakit ini memperkuat dugaan adanya
hubungan antara kejadian limfoma dengan kejadian infeksi sebelumnya.
A.III. Etiologi Limfoma
Penyebab dari penyakit limfoma maligna masih belum diketahui dengan
pasti. Ada 4 kemungkinan penyebabnya, yaitu : faktor keturunan, kelainan
sistem kekebalan, infeksi virus (HIV) atau bakteria (Helicobacter Pilori), virus
human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), dan
toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia).
Dari keempat faktor diatas, terdapat faktor predisposisi yang memicu
munculnya limfoma pada seseorang, yaitu sebagai berikut :
1. Usia. Penyakit limfoma maligna banyak ditemukan pada usia dewasa muda
yaitu antara 18 – 35 tahun dan pada orang diatas 50 tahun
2. Jenis kelamin. Penyakit limfoma maligna lebih banyak diderita oleh pria
dibandingkan wanita
3. Gaya hidup yang tidak sehat. Risiko Limfoma Maligna meningkat pada
orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan
yang terkena paparan UV
4. Pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi
terkena limfoma maligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian.
Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik.
A.IV. Stadium Limfoma
Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II
sering dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara
stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
1. Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok
yaitu kelenjar getah bening
2. Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok

kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma,


serta pada seluruh dada atau perut
3. Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok
kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut
4. Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening
setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang,
hati, paru-paru, atau otak
A.V. Tanda dan Gejala Limfoma
Tanda dan gejala dari limfoma dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi
dari limfoma. Adapun tanda dan gejala dapat dilihat pada table. 1.1 berikut.
Pemeriksaan Limfoma Hodgkin Limfoma Non-Hodgkin
 Asimtomatik limfadenopati  Asimtomatik
 Gejala sistemik (demam limfadenopati
intermitten, keringat malam, BB  Gejala sistemik
turun) (demam intermitten,
 Nyeri dada, batuk, napas pendek keringat malam, berat
Anamnesis  Pruritus badan turun)
 Nyeri tulang atau nyeri  Mudah lelah
punggung  Gejala obstruksi GI
(Gatrointestinal) tract
dan Urinary tract
 Teraba pembesaran limonodi  Melibatkan banyak
pada satu kelompok kelenjar kelenjar perifer
(cervix, axilla, inguinal)  Cincin Waldeyer dan
 Cincin Waldeyer dan kelenjar kelenjar mesenteric
mesenteric jarang terkena sering terkena
 Hepatomegali dan Splenomegali  Hepatomegali dan
 Sindrom Vena Cava Superior Splenomegali
 Gejala susunan saraf pusat  Massa di abdomen
(degenerasi serebral dan dan testis
neuropati)
Tabel 1.1 Tanda dan gejala Limfoma

A.VI. Patofisiologi dan Patogenesis Limfoma


Ada empat kelompok gen yang menjadi sasaran kerusakan genetik pada sel-sel
tubuh manusia, termasuk sel-sel limfoid, yang dapat menginduksi terjadinya keganasan.
Gen-gen tersebut adalah proto-onkogen, gen supresor tumor, gen yang mengatur
apoptosis, gen yang berperan dalam perbaikan DNA.
Proto-onkogen merupakan gen seluler normal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan diferensiasi, gen ini dapat bermutai menjadi onkogen yang produknya dapat
menyebabkan transformasi neoplastik, sedangkan gen supresor tumor adalah gen yang

Iklan

PC GAMING RYZEN 3
3200G VGA RADEON...
Rp 3,9 JT Processor: Ryzen 3 3200G
Motherboard: A320M AM4 APU: Radeon
Graphics RX VEGA 8...

Shopee

Buka

dapat menekan proliferasi sel (antionkogen). Normalnya, kedua gen ini bekerja secara
sinergis sehingga proses terjadinya keganasan dapat dicegah. Namun, jika terjadi
aktivasi proto-onkogen menjadi onkogen serta terjadi inaktivasi gen supresor tumor,
maka suatu sel akan terus melakukan proliferasi tanpa henti.
Gen lain yang berperan dalam terjadinya kanker yaitu gen yang mengatur
apoptosis dan gen yang mengatur perbaikan DNA jika terjadi kerusakan. Gen yang
mengatur apoptosis membuat suatu sel mengalami kematian yang terprogram, sehingga
sel tidak dapat melakukan fungsinya lagi termasuk fungsi regenerasi. Jika gen ini
mengalami inaktivasi, maka sel-sel yang sudah tua dan seharusnya sudah mati menjadi
tetap hidup dan tetap bisa melaksanakan fungsi regenerasinya, sehingga proliferasi sel
menjadi berlebihan. Selain itu, gagalnya gen yang mengatur perbaikan DNA dalam
memperbaiki kerusakan DNA akan menginduksi terjadinya mutasi sel normal menjadi
sel kanker.

Bagan 1. Bagan patogenesisLimfoma

A.VII. Pemeriksaan Penunjang Limfoma


Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah
bening yang terkena, untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk
mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PET
scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan
stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter
mendiagnosis Limfoma.
Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna, yaitu
sebagai beikut :
1. Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening
yang membesar
2. Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening
dengan jarum suntik. Ini kadang-kadang dilakukan untuk memantau respon
terhadap pengobatan
3. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul
untuk melihat apakah Limfoma telah melibatkan sumsum tulang
A.VIII. Penatalaksanaan Limfoma
Untuk terapi bronchitis disesuaikan dengan penyebab, karena bronkitis
biasanya disebabkan oleh virus maka belum ada obat kausal. Obat yang sehari,
chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif.
Penatalaksanaan limfoma maligna dapat dilakukan melalui berbagai cara,
yaitu sebagai berikut :
a. Pembedahan
Tata laksana dengan pembedahan atau operasi memiliki peranan yang
terbatas dalam pengobatan limfoma. Untuk beberapa jenis limfoma, seperti
limfoma gaster yang terbatas pada bagian perut saja atau jika ada resiko
perforasi, obstruksi, dan perdarahan masif, pembedahan masih menjadi
pilihan utama. Namun, sejauh ini pembedahan hanya dilakukan untuk
mendukung proses penegakan diagnosis melalui surgical biopsy
b. Radioterapi
Radioterapi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengobatan
limfoma, terutama limfoma hodgkin di mana penyebaran penyakit ini lebih
sulit untuk diprediksi. Beberapa jenis radioterapi yang tersedia telah banyak
digunakan untuk mengobati limfoma hodgkin seperti radioimunoterapi dan

Anda mungkin juga menyukai