Anda di halaman 1dari 2

ETIKA WIRAUSAHA 1. Etika Wirausaha Wirausahawan dengan berbagai jenis bisnisnya hidup ditengah-tengah masyrakat.

Mereka berbaur menyatu, saling membantu bahkan kadang-kadang juga saling menipu. Ada mereka yang memang seneng menipu, hidupnya dalam ketidakjujuran, dan ada yang pernah kena tipukarena tidak hati-hati. Orang tidak jujur, kalaupun berhasil biasanya hanya untuk sementara waktu, mereka cepat hancur. Jika mau abadi, hidup tenang, disenangi oleh semua orang, maka kita harus hidup dengan penuh kejujuran. Jujur adalah modal dalam kehidupan. Demikianlah perilaku pribadi dan organisasi masing-masing anggota masyarakat tidak sama. Gejala mutakir dalam masyarakat kita adalah sulit mencari orang jujur. Oleh sebab itu, seorang wirausahawan harus selalu berhati-hati, menutup segala celah kemungkinan ditipu orang. Merosotnya rasa solidaritas, tanggungjawab sosial, dan tingkat kejujuran dikalangan kelompok bisnis, dan anggota masyarakat, merupakan gejala umum dan meruntuhkan teori-teori soliditas, likuiditas, bonapiditas, yang menyangkut kepercayaan, bisa dipercaya dari segi moral, segi keuangan, tepat bila berjanji dan sebagainya. Penipuan atau saling menipu bisa terjadi antar pelaku bisnis dengan pelaku bisnis, pelaku bisnis dengan konsumen, konsumen dengan pelaku bisnis, konsumen dengan konsumen dan sebagainya. Penipuan dan pelanggaran etika lainnya banyak terjadi seperti, permainan cek kosong, giro bilyet yang ditolak, karena ketiadaan dana, atau kadang-kadang membayar dengan cek/giro bilyet yang rekeningnya sudah ditutup, utang tidak dibayar, kiriman barang tidak sesuai dengan contoh, janji tidak ditepati, kiriman barang jumlahnya kurang dari faktur, barang rusak dan lain-lain. Dalam dunia bisnis semua orang tidak mengharapkan memperoah perlakuan tidak jujur dari sesamanya. Praktek manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi moral yang tinggi. Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai bisnis itu sendiri. Masalahnya adalah tidak ada hukum yang tegas terhadap pelanggaran etika tersebut, karena nilai etika hanya ada dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendala intern dalam hati, berbeda dengan aturan hukum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang pebisnis yang dilandasi dengan nilainilai keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasaan tersendiri dalam kehidupannya baik dalam dunia nyata sekarang apalagi dalam kehidupan nanti di akhirat. Hendaknya dalam kehidupan dunia terutama dalam bisnis, tidak terlepas dihari kemudian itu. Kelompok konglomerat yang sudah berhasil banyak menyatakan bahwa modal dasar dari perkembangan usahanya dimulai dari kejujuran. Apabila sudah betemu pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lain yang jujur, mereka saling memberitahu, dan akhirnya mereka berkelompok dihati masing-masing menjadi patner yang setia, dan mereka saling menginformasikan jika menemukan pelaku bisnis yang tidak jujur agar terhindar dari penipuan. Dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang etika bisnis yang sedang berkembang saat ini, terutama di Indonesia. Metode yang dilakukan adalah metode

deskriptif analitik, artinya kami melakukan kajian pustaka terhadap referensi yang ada. Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etik adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Istilak etika diartikan suatu perbuatan standar yang meminpin individu dalam membuat keputusan. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen, yaitu penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis. Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan dan sebagainya. Orang yang menahan uang atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola perusahaan secara berhasil, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Konsumen mengiginkan perusahaan agar perusahaan menghasilkan produk bermutu dan dapat dipercaya dengan harga yang layak. Para karyawan menginginkan agar perusahaan mampu membayar balas jasa yang layak bagi kehidupan mereka, meberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan. Pihak kreditur menginginkan agar semua utang perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara teratur. Pihak saingan mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak merugikan dan mneghancurkan pihak lain. Orang-orang bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktifitasnya dimasyarakat. Harus ada etik dalam menggunkan sumberdaya yang terbatas di masyarakat dan apa akibat dari pemakaian sumberdaya tersebut, dan mengetahui apa akibat dari proses produksi yang dilakukan. Orang bisnis diharapkan memiliki standar etik yang lebih tinggi di masyarakat karena mereka langsung berhadapan dengan masyarakat yang selalu mengawasi kegiatan mereka. Etik yang dimiliki masing-masing individu sebenarnya merupakan perkembangan dari etik sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etik yang dilakukan orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.

Anda mungkin juga menyukai