Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM HUKUM KIRCHHOFF

RANGKAIAN LISTRIK

DISUSUN OLEH:
ATTAYA NASWA SHABILLA (562020122005)
(KELOMPOK 4)
ROMBEL A

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dasar dalam memahami suatu
rangkaian listrik. Hukum ini terbagi menjadi dua yaitu, Hukum I Kirchhoff
(Kirchhoff’s Current Law) dan Hukum Kirchhoff II (Kirchhoff’s Voltage Law).
Hukum I dan II Kirchhoff akan banyak dijumpai pada rangkaian bercabang.
Rangkaian bercabang sangat banyak pemanfaatannya dalam kehidupan sehari –
hari seperti pendistribusian listrik, rangkain listrik pada alat elektronik, jaringan
listirk di suatu bangunan, dan masih banyak lainnya. Dengan perpaduan Hukum
Ohm dan Kirchhoff, Rangkaian bercabang dapat dianalisa hambatan, arus, serta
tegangannya.
Tujuan praktikum ini adalah dapat menghitung arus pada suatu rangkaian
dengan benar dan dapat menerapkan analisis Hukum Kirchhoff pada suatu
rangkaian dengan benar.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana merangkai dan menganalisis rangkaian seri dan paralel?
b. Bagaimana pengaplikasian hukum Ohm?
c. Bagaimana pengujian Hukum Tegangan Kirchhoff?
d. Bagaimana pengujian Hukum Arus Kirchhoff?
1.3 Tujuan Percobaan
a. Merangkai dan menganalisis rangkaian seri dan paralel
b. Mengaplikasikan hukum Ohm dan plot I – V karakteristik
c. Menguji Hukum Tegangan Kirchhoff secara eksperimen
d. Menguji Hukum Arus Kirchhoff
e. Menganalisis data percobaan dan membandingkannya dengan perhitungan
teoritis
BAB II
LANDASAN TEORI

Jika berbicara tentang rangkaian listrik, hukum Ohm saja tidak cukup untuk
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah pada rangkaian. Apabila hukum
Ohm digandeng dengan kedua hukum Kirchhoff maka masalah-masalah rangkain
listrik dapat dipecahkan. Hukum Kirchhoff pertama kali diperkenalkan pada tahun
1847 oleh fisikawan Jerman, Gustav Robert Kirchhoff (1824 - 1887). Hukum-
hukum tersebut dikenal dengan hukum tegangan Kirchhoff (KVL) dan hukum arus
Kirchhoff (KCL).
Hukum pertama Kirchhoff mengacu pada kelestarian muatan, hal ini
mensyaratkan bahwa penjumlahan aljabar dari muatan dalam suatu sistem tidak
berubah, artinya penjumlahan aljabar dari arus yang memasuki dan keluar dari
suatu simpul adalah nol. Pernyataan ini disebut sebagai hukum arus Kirchhoff
(KCL). Secara matematis dapat ditulis:
𝑁

∑ 𝑖𝑛 = 0
𝑛=1

N adalah jumlah cabang yang terhubung dengan simpul dan 𝑖𝑛 adalah arus ke-
n yang memasuki atau meninggalkan simpul. Dari pernyataan ini dapat juga
disimpulkan bahwa KCL menyatakan “arus masuk adalah sama besarnya dengan
arus keluar”, secara matematis:
Σ𝑖𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = Σ𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Hukum kedua Kirchhoff berdasarkan pada prinsip kelestarian energi, hukum
ini menyatakan bahwa penjumlahan aljabar dari tegangan pada sebuah loop adalah
nol. Secara matematis dapat ditulis:
𝑀

∑ 𝑣𝑚 = 0
𝑚=1

M adalah jumlah tegangan pada suatu loop dan 𝑣𝑚 adalah tegangan ke-m dari
loop tersebut. Loop bisa dibuat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam,
yang paling penting adalah penentuan tanda positif atau negatif tegangan-tegangan
yang ada di dalamnya. Jika yang pertama dilalui loop adalah sumbu negatif maka
tanda pada tegangan adalah negatif begitu juga sebaliknya.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Multimeter digital
b. Breadboard
c. Catu daya
d. Sakelar
e. Resistor: 220Ω, 2 kΩ, 100Ω, 2 kΩ, 5 kΩ dan 1 kΩ
f. Kabel buaya
g. Kabel penghubung
3.2 Tatalaksana Percobaan
Hukum Tegangan Kirchhoff
1. Gunakan resistor berdasarkan warna untuk memilih tiga resistor seperti
pada tabel 1. Ukur resistansinya menggunakan multimeter. Catat hasilnya
pada tabel 1.
Tabel 1. Resistansi resistor
Resistansi 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑
Nilai berdasar
220 Ω 2 kΩ 100 Ω
kode warna
Nilai terukur

2. Buatlah rangkaian seri seperti pada gambar 1 pada breadboard.

Gambar 1. Rangkaian seri resistor


3. Hitung arus rangkaian dan tegangan yang melalui tiap resistor pada gambar
1 (dengan asumsi sakelar “on”). Catat hasilnya pada tabel 2.
Tabel 2. Nilai arus dan tegangan rangkaian
𝑰 𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹𝟐 𝑽𝑹𝟑 𝑽𝑻
Nilai terhitung

Nilai terukur
4. Atur catu daya pada 9V, sakelar pada posisi “on”, hubungkan multimeter
paralel dengan tiap resistor dan catu daya. Ukur tegangan yang melalui tiap
resistor dan catu daya. Catat hasilnya pada tabel 2.
5. Gunakan metode langsung atau tak langsung untuk mengukur arus
rangkaian. Catat hasilnya pada tabel 2.
➢ Metode lansung: hubungkan multimeter secara seri dengan komponen-
komponen rangkaian. Tekan sakelar pada posisi “on” kemudian ukur arus
rangkaian secara langsung.
➢ Metode tak langsung: gunakan hukum Ohm untuk menghitung arus dari
tegangan dan resistansi yang diukur.
6. Gunakan hasil pengukuran untuk membuat grafik karakteristik I – V untuk
resistor 220 Ω.
7. Substitusi nilai tegangan terukur dari tabel 2 ke persamaan Hukum
Tegangan Kirchhoff untuk menguji Σ𝑉 = 0 dan Σ𝑉 = Σ𝐸.

Hukum Arus Kirchhoff


1. Buat rangkaian sperti pada gambar breadboard.

Gambar 2. Rangkaian paralel resistor


2. Hitung arus tiap cabang dan arus total pada rangkaian pada gambar 2
(dengan asumsi sakelar posisi “on”). Catat hasilnya pada tabel 3.
Tabel 3. Nilai arus terhitung dan terukur
Arus 𝑰𝟏 𝑰𝟐 𝑰𝟑 𝑰𝑻
Nilai terhitung

Nilai terukur

3. Atur catu daya pada 10 V. sakelar pada posisi “on”. Ukur arus tiap cabang
dan arus total pada rangkaian dengan menggunakan metode langsung
maupun tak langsung. Catat hasilnya pada tabel 3.
4. Substitusi nilai arus terukur dari tabel 3 ke persamaan Arus Kirchhoff untuk
menguji Σ𝑖 = 0 dan Σ𝐼𝑖𝑛 = Σ𝐼𝑜𝑢𝑡 .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Percobaan rangkaian seri

Tabel 1. Resistansi resistor


Resistansi 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑
Nilai terukur 988 Ω 663 Ω 103 Ω

• Mencari 𝐼
𝑅𝑇 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 = 988 + 663 + 103 = 1754 Ω
𝑉 6
𝐼 = 𝑅𝑆 = 1754 = 0,0034 A
𝑇
• Mencari 𝑉 pada setiap resistor dan 𝑉𝑇
𝑉𝑅1 = 𝐼 ⋅ 𝑅1 = 0,0034 ⋅ 988 = 3,36 V
𝑉𝑅2 = 𝐼 ⋅ 𝑅2 = 0,0034 ⋅ 663 = 2,25 V
𝑉𝑅3 = 𝐼 ⋅ 𝑅3 = 0,0034 ⋅ 103 = 0,35 V
𝑉𝑇 = 𝐼 ⋅ 𝑅𝑇 = 0,0034 ⋅ 1754 = 5,96 V
• Persamaan Hukum Tegangan Kirchhoff
Σ𝑉 = 0
−6 + 𝑉𝑅1 + 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑅3 = 0
−6 + 3,29 + 2,25 + 0,32 = 0
−0,14 = 0

Σ𝑉 = Σ𝐸
3,29 + 2,25 + 0,32 = 6
5,86 = 6

Tabel 2. Nilai arus dan tegangan rangkaian


𝑰 𝑽𝑹𝟏 𝑽𝑹𝟐 𝑽𝑹𝟑 𝑽𝑻
Nilai terhitung 0,0034 A 3,36 V 2,25 V 0,35 V 5,96 V
Nilai terukur 7A 3,29 V 2,25 V 0,32 V 5,83 V
Dari membandingkan antara nilai terukur dan nilai terhitung, hasilnya
cukup baik. Hasil tegangan terukur yang dilakukan nilainya mendekati hasil
tegangan terhitung. Nilai perbedaan yang kecil disebabkan karena nilai hambatan
resistor tidak sama persis seperti yang ditunjukkan gelang resistor.

Hasil arus terukur dengan arus terhitung sangat berbeda jauh. Arus terukur
memiliki nilai sangat besar. Dari resistor yang diukur, rata-rata menunjukkan
bahwa nilai resistansi sebenarnya lebih kecil dari pada nilai yang tertulis dalam
gelangnya. Kita ketahui dari Hukum Ohm bahwa jika resistansi kecil maka arus
yang mengalir akan bertambah besar.

B. Percobaan rangkaian paralel

• Mencari 𝐼
𝑉 6
𝐼1 = 𝑅𝑆 = 988 = 0,006 A
1
𝑉𝑆 6
𝐼2 = 𝑅 = 663 = 0,009 A
2
𝑉𝑆 6
𝐼3 = 𝑅 = 103 = 0,058 A
3
𝐼𝑇 = 0,006 + 0,009 + 0,058 = 0,073 A
• Persamaan Hukum Arus Kirchhoff
Σ𝐼 = 0
𝐼𝑇 − 𝐼1 − 𝐼2 − 𝐼3 = 0
492,1 − 160,3 − 160,9 − 170,9 = 0
0=0

Σ𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = Σ𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝐼𝑇 = 𝐼1 + 𝐼2

Tabel 3. Nilai arus terhitung dan terukur


Arus 𝑰𝟏 𝑰𝟐 𝑰𝟑 𝑰𝑻

Nilai terhitung 0,006 A 0,009 A 0,058 A 0,073 A

Nilai terukur 160,3 A 160,9 A 170,9 A 492,1 A


Dari tabel diatas terlihat bahwa perbandingan antara arus terhitung dan
terukur sangat jauh sekali. Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh kerusakan
amperemeter pada multimeter atau kesalahan cara pengukuran arus pada
multimeter.
BAB V
KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa sangat penting untuk memahami
Hukum Kirchhoff. Pada percobaan rangkaian seri, didapatkan hasil yang cukup
baik untuk pengukuran tegangan karena hasil dari pengukuran tersebut mendekati
dari hasil perhitungan tegangannya. Namun, pada percobaan rangkaian paralel
kurang begitu baik dikarenakan hasil pengukuran berbeda dengan hasil perhitungan
arus. Perbedaan ini dikarenakan kemungkinan kerusakan dalam amperemeter pada
multimeter atau kesalahan cara pengukuran arus.
LAPORAN SEMENTARA HUKUM KIRCHHOFF
DAFTAR PUSTAKA

Pauzan, M. (2023). Praktikum Rangkaian Listrik. Indramayu.


Prasetya, E. P. (2019). LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK
ELEKTRO.

Anda mungkin juga menyukai