Anda di halaman 1dari 48

PERKUMPULAN 45

PERKUMPULAN

Tambahan Berita - Negara R.I. Tanggal 1/8 - 2008 No. 62


Pengumuman dalam Berita - Negara R.I. sesuai dengan ketentuan
Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 5 Staatsblad 1870 Nomor 64 tentang
Perkumpulan-perkumpulan Berbadan Hukum.

KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR AHU-59.AH.01.06.Tahun 2008
TENTANG
PENGESAHAN PERKUMPULAN

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA

Membaca : Surat permohonan dari Notaris Eduard Avianta, SH, Sp.N


Nomor l/September/2007 tanggal 06 September 2007 dan
Nomor l/Juni/2008 tanggal 04 Juni 2008 perihal permohonan
pengesahan akta pendirian perkumpulan.
Mengingat : Pasal 1, Pasal 2, dan Pasal 5 Staatsblad 1870 Nomor 64,
sebagaimana terakhir diubah dengan Staatsblad 1904
Nomor 272 tentang Perkumpulan-perkumpulan Berbadan
Hukum, Pasal 1653 sampai dengan Pasal 1665 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, dan peraturan perundang-
' undangan yang mengatur perkumpulan.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERTAMA : Memberikan Pengesahan Akta Pendirian : P e r k u m-
p u l a n R a d i o A n t a r P e n d u d u k Indo-

JZ 09 HOX 1 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

n e s i a NPWP. 02.655.517.7-002.000 berkedudukan di


Ibu Kota Jakarta, sebagaimana anggaran dasarnya termuat
dalam Akta Nomor 01 tanggal 02 Agustus 2007 yang dibuat
oleh Notaris Eduard Avianta, SH.Sp.N berkedudukan di
Kabupaten Serang dan oleh karena itu mengakui perkum-
pulan tersebut sebagai badan hukum pada hari pengu-
muman anggaran dasarnya dalam Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia.
KEDUA : Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk
diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta Pada
tanggal 18 Juni 2008

A.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
DIREKTUR JENDERAL
ADMINISTRASI HUKUM UMUM

DR. SYAMSUDIN MANAN SINAGA, SH., MH


NIP. 040039881

JZ 09 HOX 2 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

AKTA PENDIRIAN
PERKUMPULAN RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA

Nomor: 1

Pada hari ini Kamis Tanggal 2 (Dua) Agustus Tahun 2007 (Dua Ribu
Tujuh) Pada Pukul 10.00 (Sepuluh kosong kosong) Wib (Waktu Indonesia
bagian barat).
Menghadap kepada saya, Eduard Avianta, Sarjana Hukum, Spesialis
Notariat, Notaris Di Kabupaten Serang Propinsi Banten, dengan dihadiri
oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, dan akan disebutkan pada
bagian akhir akta ini :
1. Tuan Haji Dharma Udaya Nasution, Lahir Di Medan Pada tanggal 20 (Dua
Puluh) September tahun 1953 (Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh Tiga),
Karyawan Bertempat tinggal Di Jalan Cakrawijaya Jaya V Blk S/7 Rukun
tangga 005 Rukun Warga 012, Kelurahan Cipinang muara, Kecamatan
Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur, Pemegang Kartu Tanda Penduduk
Nomor 09.5404.200953.0035, Warga Negara Indonesia.
Menurut keterangannya bertindak didalam akta ini adalah sebagai
Ketua Umum Yang terpilih Dari Musyawarah Nasional yang kelima
Radio Antar Penduduk Indonesia yang diadakan pada tanggal 22
(Dua Puluh Dua) Mei Tahun 2005 (Dua Ribu Lima).
Demikian Berdasarkan Surat Keputusan Musyawarah Nasional
kelima Radio Antar Penduduk Indonesia No 11.09.MUNAS-
V.0505 tanggal 22 (Dua Puluh Dua) Mei Tahun 2005 (Dua Ribu Lima)
yang mana satu salinannya diperlihatkan kepada saya, Notaris dan
dilekatkan didalam Minuta Akta ini.
2. Tuan Sakti Siahaan, Lahir Di Gunung Sitoli Pada tanggal 22 (Dua Puluh
Dua) Januari Tahun 1950 (Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh), Swasta,
Bertempat tinggal Di Karang Tengah Raya, Rukun Tangga 007, Rukun
Warga 004, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Kotamadya
Jakarta Selatan Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 09.5306.22.
0150.0027, Warga Negara Indonesia.

JZ 09 HOX 3 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

Menurut keterangannya bertindak didalam akta ini adalah sebagai


anggota pengurus tingkat pusat dari Radio Antar Penduduk Indonesia
Dengan jabatan sebagai Sekretaris Umum demikian berdasarkan surat
keputusan Ketua Umum dari Radio Antar Penduduk Indonesia nomor
041.09.00.0905 tanggal 28 (Dua puluh Delapan) September tahun 2005
(Dua Ribu Lima) yang mana satu salinannya diperlihatkan kepada saya,
Notaris Dan dilekatkan didalam Minuta Akta Ini.
3. Tuan Insinyur Fauzi, Lahir Di Jakarta pada tanggal 2 (dua) Juli Tahun
1965 (seribu Sembilan ratus enam puluh lima), Bertempat tinggal Di
Jalan berdikari Rukun Tangga 001, Rukun warga 002 Sukabumi utara,
Kecamatan Kebon jeruk Kotamadya Jakarta Barat, pemegang Kartu
Tanda Penduduk Nomor: 09.5001.020765.0080, Warga Negara Indo-
nesia.
Menurut keterangannya adalah sebagai pengurus dari Radio Antar
Penduduk Indonesia dengan jabatan sebagai Bendahara Umum demikian
berdasarkan Surat keputusan Ketua Umum pengurus pusat Radio Antar
Penduduk Indonesia Nomor : 041.09.00.0905 tanggal 28 (Dua puluh
Delapan) September Tahun 2005 (Dua Ribu Lima) yang mana satu
salinannya diperlihatkan kepada saya, Notaris dan dilekatkan didalam
Minuta akta Ini. Para penghadap untuk sementara berada Di Serang
Banten.
Para penghadap saya, Notaris, kenal berdasarkan identitas yang diper-
lihatkan Kepada saya, Notaris.
Para penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan
lebih dahulu :
Bahwa Radio Antar Penduduk Indonesia Didirikan oleh Pemerintah
Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dengan surat keputusannya
nomor 125/Dirjen/80 pada tanggal 10 (Sepuluh) November Tahun 1980
(Seribu Sembilan Ratus Delapan Puluh) tentang pendirian dan pengang-
katan untuk pertama kali pengurus pusat organisasi Radio Antar Penduduk.
Demikian yang mana salinannya diperlihatkan kepada saya, Notaris dan

JZ 09 HOX 4 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

fotokopinya diserahkan kepada saya, Notaris untuk dilekatkan didalam


Minuta akta ini.
Para penghadap menerangkan bahwa berdasarkan Notulen Rapat
Anggotanya Tingkat Nasional atau Musyawarah Nasional nomor 07.09.
Munas V 0505 tanggal 22 (Dua Puluh Dua) Mei tahun 2005 (Dua Ribu
Lima) para penghadap tersebut diatas mendapat tugas mengurus aspek
legalitas sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk pengadaan
asset tetap milik organisasi, Demikian yang mana salinannya diperlihatkan
kepada saya, Notaris dilekatkan didalam Minuta Akta Ini.
Para penghadap menerangkan bahwa dengan tidak mengurangi izin
dari fihak yang berwenang telah sepakat dan setuju untuk mendirikan
suatu perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia ini menjadi Badan
Hukum Dengan Anggaran Dasar sebagaimana yang termuat didalam akta
pendirian ini (Selanjutnya Cukup Disingkat dengan Anggaran Dasar)
Sebagai Berikut:

Nama Dan Tempat Kedudukan

Pasal 1

(1) Perkumpulan ini bernama : P e r k u m p u l a n R a d i o


A n t a r P e n d u d u k I n d o n e s i a untuk selanjutnya disebut
Perkumpulan, berkedudukan dan berkantor pusat Di Ibukota Jakarta, dan
mempunyai kegiatan diseluruh Indonesia.

Maksud, Tujuan Dan Kegiatan


Pasal 2
Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan perkumpulan ini dibidang kegiatan sosial.


Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perkumpulan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Menunjang program pemerintah dalam pembangunan Nasional, mem-
bantu Memelihara ketertiban, keamanan serta turut mengawasi peng-
gunaan Perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk.

JZ 09 HOX 5 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

2. Membantu Pemerintah dalam bantuan komunikasi cadangan dan Menye-


lenggarakan bantuan Komunikasi Radio dalam hal keselamatan jiwa
(SAR), Harta Benda, ketertiban masyarakat, bencana alam, kecelakaan
dan bantuan komunikasi gawat darurat lainnya.
3. Membantu pemerintah dan masyarakat yang membutuhkan bantuan
Komunikasi Radio pada kegiatan-kegiatan sosial lainnya
4. Membina ketaatan Anggota terhadap peraturan perundang undangan
dan Organisasi.
5. Membina anggota didalam hal Berkomunikasi Radio dengan baik, benar
dan Bertanggung jawab.
6. Meningkatkan ketrampilan anggota dalam memberikan bantuan Komu
nikasi Radio dan pengadian kepada masyarakat luas.
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama dalam hal Kepe-
mimpinan dan manajemen organisasi.

S i f a t.
1. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia Adalah organisasi
Radio Antar Penduduk Indonesia yang diakui dan disahkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia Sebagai satu satunya wadah resmi bagi pemilik izin
Komunikasi Radio Antar Penduduk.
2. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia Merupakan Organisasi
kemasyarakatan yang didasari atas kesamaan kegemaran untuk ber
komunikasi Radio Antar Penduduk dan tidak memihak kepada salah satu
organisasi partai politik.

Jangka Waktu
Pasal 3

Perkumpulan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan


lamanya dan dianggap mulai berdiri terhitung sejak tanggal akta ini ditanda
tangani.

A s a s.
Pasal 4.

Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berasaskan Pancasila.

JZ 09 HOX 6 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Kekayaan
Pasal 5.

(1) Perkumpulan mempunyai kekayaan awal yang berasal dari keka


yaan yang dipisahkan, terdiri dari :
- Uang sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh Juta Rupiah)
(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini,
kekayaan perkumpulan dapat diperoleh dari :
a. Uang pangkal anggota.
b. Iuran Anggota.
c. Konstribusi dari badan usaha yang didirikan oleh organisasi.
d. Sumbangan sukarela.
(3) Semua kekayaan Perkumpulan dari berbagai sumber harus diper-
gunakan hanya untuk membiayai seluruh kegiatan perkumpulan dari
kegiatan sosial lainnya untuk mencapai maksud dan tujuan Perkumpulan.

Keanggotaan.
Pasal 6.

Anggota perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia Adalah Warga


Negara Indonesia, Setelah Memenuhi persyaratan yang ditentukan
Pemerintah dan perkumpulan Radio Antara Penduduk Indonesia.

Persyaratan Anggota.
Pasal 7

1. permohonan menjadi anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk


Indonesia sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi.
2. yang telah memenuhi persyaratan akan diterbitkan Kartu Tanda
Anggota, Izin Komunikasi radio Antar Penduduk, Izin Penguasaan perangkat
komunikasi Radio Antar Penduduk.

Pasal 8
Kartu Tanda Anggota disingkat K.T.A Diterbitkan dan ditandatangani
oleh Ketua Umum Berdasarkan usul Ketua Daerah.

JZ 09 HOX 7 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

Pasal 9

Nomor Induk Anggota diterbitkan Pengurus Daerah.

Pasal 10.
Perpanjangan Izin Dan Kartu Tanda Anggota

1. Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia wajib mem-


perpanjang I.K.R.A.P. (Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk), I.P.P.K.R.A.P
(Izin Penguasaan Perangkat Komunikasi Radio Antar Penduduk dan K.T.A
(Kartu Tanda Anggota).

Gugurnya Keanggotaan
Pasal 11
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri.
3. Mas berlakunya IKRAP (Izin Komunikasi Radio Antara Penduduk) telah
habis dan tidak diperpanjang lagi.
4. Diberhentikan.

Pemberhentian A n g g o t a
Pasal 12

1. Anggota dapat diberhentikan oleh pengurus apabila:


a. Meianggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Meianggar peraturan Perundang Undangan Negara yang telah mem-
punyai ketetapan Hukum
2. Tata cara pemecatan dan pembelaan anggota diaturdidalam peraturan
organisasi.

Tata Cara Pemberian Sanksi Organisasi


Pasal 13

1. Pemberian sanksi organisasi dilakukan dan atau diputusakan oleh


Rapat Paripurna.

JZ 09 HOX 8 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

2. Rapat Paripurna dilakukan untuk membahas, meneliti secara seksama


dan mempertimbangkan kesalahan dan atau jenis pelanggaran yang
dilakukan oleh anggota dan atau institusi
3. Sebelum sanksi organiasi diberlakukan kepada anggota atau institusi,
pengurus wajib memberikan kesempatan pembelaan diri pada rapat
pengurus atau rapat khusus kepada anggota atau institusi yang terkena
sanksi organisasi.
4. Setiap pemberian sanksi organisasi oleh institusi, harus segera
dilaporkan kepada jenjang organisasi setingkatdiatasnya selambat lambat-
nya 1 (satu) bulan setelah rapat paripurna atau rapat khusus dengan
melampirkan resume rapat serta daftar hadir.
5. Sanksi organisasi terhadap anggota diterapkan pada tingkat lokal
dan atau wilayah
a. Setiap jenjang institusi dapat memutuskan sanksi organisasi terhadap
anggota.
b. Jenjang sebagaimana dimaksud dalam ayat 5.a wajib menyampaikan
keputusan rapat paripurna kepada pengurus wilayah. Dan atau pengurus
lokal, disertai dengan kronologi proses pengambilan keputusan,
resume rapat dan daftar hadir.
c. Pengurus wilayah dan atau pengurus lokal setelah menerima dokumen
tersebut ayat 5.b wajib memberitahukan keputusan tersebut kepada
anggota yang bersangkutan disertai penjelasan tentang kesempatan
pembelaan diri.
d. Apabila anggota yang terkena sanksi organisasi menyatakan keberatan
maka kepadanya wajib diberikan kesempatan untuk membela diri.
e. Pengurus wilayah dan atau pengurus lokal setelah menerima pernyataan
keberatan tersebut ayat 5.d wajib memberikan kesempatan pembelaan
diri kepada anggota tersebut, dengan menyelenggarakan rapat paripurna
dan atau rapat khusus.
f. Dalam rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut institusi organisasi
tersebut 5.e dapat diundang.
g. Hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus
1. apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 5.f
menyatakan anggota tersebut bersalah maka pengurus wilayah dan

JZ 09 HOX 9 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

atau pengurus lokal dapat menerapkan sanksi organisasi terhadap


anggota yang bersangkutan.
2. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 5.f
menyatakan anggota tersebut tidak bersalah, maka penggurus wilayah
dan atau pengurus lokal wajib merehabilitasi nama baik dan hak hak
anggota yang bersangkutan.
3. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut dalam
ayat 5.f tidak dapat menyatakan anggota tersebut bersalah atau
tidak bersalah, maka pengurus wilayah dan atau pengurus lokal dapat
meminta pertimbangan dan keputusan pengurus Daerah atas sanksi
terhadap anggota yang bersangkutan.
4. Pertimbangan dan keputusan pengurus Daerah atas sanksi organisasi
terhadap anggota yang bersangkutan sebagaimana dimaksud ayat
5.i bersifat final dan mengikat
h. Pengurus wilayah dan atau pengurus lokal setelah menerima keputusan
tersebut ayat 5.g.4 wajib menerbitkan keputusan Organisasi tentang
sanksi organisasi terhadap anggota yang bersangkutan.
6. Sanksi organisasi terhadap institusi diterapkan pada tingkat Daerah
sampai dengan tingkat lokal.
a. Setiap jenjang institusi dapat memutuskan sanksi organisasi terhadap
institusi satu tingkat dibawahnya.
b. Jenjang sebagaimana dimaksud ayat 6.a wajib menyampaikan kepu
tusan rapat paripurna kepada penggurus yang terkena sanksi organisasi
dengan tembusan secara berjenjang sampai pengurus Pusat, disertai
dengan kronologis proses pengambilan keputusan, resume rapat dan
daftar hadir.
c. Pengurus tersebut ayat 6.b wajib memberitahukan keputusan tersebut
kepada institusi yang terkena sanksi organisasi, disertai penjelasan
tentang kesempatan membela diri.
d. Apabila institusi yang terkena sanksi organisasi menyatakan keberatan,
maka kepadanya wajib diberikan kesempatan untuk membela diri.
e. Pengurus tersebut ayat 6.a wajib memberikan kesempatan membela
diri kepada intitusi yang terkena sanksi organisasi tersebut, dengan
menyelenggarakan rapat paripurna dan atau rapat khusus.

JZ 09 HOX 10 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

f. Hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus.


1. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 6.e
menyatakan institusi yang terkena sanksi organisasi tersebut ber-
salah, maka pengurus tersebut ayat 6.a dapat menerapkan sanksi
organisasi terhadap intitusi yang bersangkutan.
2. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 6.e
menyatakan institusi yang terkena sanksi organisasi tersebut tidak
bersalah, maka pengurus tersebut ayat 6.a wajib merehabilitasi nama
baik dan hak hak institusi yang bersangkutan.
3. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 6.a
tidak dapat menyatakan anggota tersebut bersalah atau tidak
bersalah, maka pengurus tersebut ayat 6.a dapat meminta pertim-
bangan dan keputusan pengurus setingkat diatasnya atas sanksi
organisasi terhadap institusi yang bersangkutan.
4. Pertimbangan dan keputusan pengurus tersebut ayat 6.h atas sanksi
organisasi terhadap institusi yang bersangkutan tersebut ayat 6.a
bersifat final dan mengikat.
g. Pengurus tersebut ayat 6.a setelah menerima keputusan tersebut ayat
6.f.4) wajib menerbitkan keputusan organisasi tentang sanksi organisasi
terhadap institusi yang bersangkutan.

Tata Cara Pembelaan Diri.


Pasal 14

1. Penyampaian pembelaan diri anggota atau institusi Perkumpulan


Radio Antar Penduduk Indonesia, dimaksudkan untuk menegakkan keadilan
dan kebenaran dalam berorganisasi kepada anggota atau institusi Per
kumpulan Radio Antara Penduduk Indonesia.
2. Pembelaan diri atas sanksi organisasi hak asasi anggota atau institusi
yang dilakukan dalam suatu rapat paripurna dan atau rapat khusus.
3. Rapat paripurna atau rapat khusus sebagaimana dimaksud ayat 2
dilakukan untuk membahas, meneliti secara seksama dan mempertim-
bangkan sanggahan atau pembelaan atas kesalahan atau jenis pelang-

JZ 09 HOX 11 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

garan yang dituduhkan atau diduga dilakukan oleh anggota dan atau
institusi.
4. Setiap pemberian kesempatan pembelaan diri oleh institusi harus
segera dilaporkan kepada jenjang organisasi setingkat diatasnya selambat
lambatnya 1 (Satu) bulan setelah rapat paripurna dengan melampirkan
resume rapat serta daftar hadir rapat pemberian sanksi organisasi.
5. Rapat Paripurna dan atau rapat khusus pembelaan diri terhadap
anggota dilakukan pada tingkat lokal dan atau tingkat wilayah.
a. Pengurus wilayah dan atau pengurus lokal setelah menerima pernyataan
keberatan diri anggota yang terkena sanksi organisasi, wajib mem-
berikan kesempatan pembelaan diri kepada anggota tersebut dengan
menyelenggarakan rapat paripurna dan atau rapat khusus.
b. Dalam rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut institusi organisasi
penerbit keputusan pemberi sanksi organisasi dapat diundang.
c. Dalam rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut 5.a pihak pemberi
sanksi dan pihak yang terkena sanksi diberi kesempatan yang seimbang
menjelaskan alasan pemberian sanksi organisasi dan sanggahan pihak
yang terkena sanksi.
d. Hasil rapat Paripurna dan atau rapat khusus :
1. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat
5.c menyatakan pembelaan diri anggota tidak dapat diterima, maka
pengurus wilayah atau pengurus lokal dapat menerapkan sanksi
organisasi terhadap anggota yang bersangkutan.
2. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat
5.c menyatakan anggota tersebut dapat diterima, maka pengurus
wilayah dan atau pengurus lokal wajib merehabilitasikan nama baik
dan hak anggota yang bersangkutan
3. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat
5.f tidak dapat menyatakan pembelaan diri anggota tersebut dapat
diterima atau tidak dapat diterima, maka pengurus wilayah dan atau
pengurus lokal dapat meminta pertimbangan dan keputusan pengurus
daerah atas pembelaan diri anggota tersebut.
4. Pertimbangan dan keputusan pengurus Daerah atas sanksi organisasi
terhadap anggota yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 5.d.3) bersifat final dan mengikat.

JZ 09 HOX 12 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

e. Pengurus wilayah dan atau pengurus lokal setelah menerima keputusan


tersebut ayat 5.d.4 ) wajib menerbitkan keputusan organisasi tentang
pembelaan diri terhadap anggota yang bersangkutan.
6. Pembelaan diri terhadap intitusi diterapkan pada tingkat Daerah
sampai lokal,
a. Setiap jenjang institusi dapat membuka kesempatan pembelaan diri
terhadap institusi satu tingkat dibawahnya yang terkena sanksi organisasi
dengan menyelenggarakan rapat paripurna dan atau rapat khusus.
b. Dalam rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 6.a pihak
yang terkena sanksi diberi kesempatan untuk menjelaskan alasan dan
sanggahan pihak yang terkena sanksi disertai bukti bukti yang ada.
s Pembelaan diri terhadap institusi satu tingkat dibawahnya yang terkena
sanksi organisasi dengan menyelenggarakan rapat paripurna dan atau
rapat khusus.
c. Dalam rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat 6.a pihak
yang terkena sanksi diberi kesempatan untuk menjelaskan alasan dan
sanggahan pihak terkena sanksi disertai bukti-bukti yang ada.
d. Hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus :
1. Apabila hasil rapat dan atau rapat khusus tersebut ayat 6.a
menyatakan pembelaan diri institusi tersebut tidak dapat diterima,
maka pengurus tersebut ayat 6.a dapat menerapkan sanksi organisasi
terhadap institusi yang bersangkutan.
2. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat
6.b menyatakan pembelaan diri intitusi tersebut dapat diterima maka
pengurus tersebut ayat 6.a wajib merehabilitasi nama baik dan hak
hak intitusi yang bersangkutan.
3. Apabila hasil rapat paripurna dan atau rapat khusus tersebut ayat
6.b tidak dapat menyatakan pembelaan diri institusi tersebut dapat
diterima atau tidak diterima, maka pengurus tersebut ayat 6.a dapat
meminta pertimbangan dan keputusan pengurus setingkat diatasnya
terhadap pembelaan institusi tersebut.
4. Pertimbangan dan keputusan pengurus setingkat diatasnya tersebut
terhadap pembelaan diri institusi yang bersangkutan sebagaimana
dimaksud ayat 6.C.3 ) bersifat final dan mengikat.

JZ 09 HOX 13 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

e. Pengurus tersebut ayat 6.a setelah menerima keputusan tersebut ayat


6.C.4 ) wajib menerbitkan keputusan organisasi tentang pembelaan diri
terhadap institusi yang bersangkutan.

Hak Dan Kewajiban Anggota


Pasal 15

Hak anggota adalah :


1. Mengikuti semua kegiatan Organisasi.
2. Memiliki hak bicara dan hak suara didalam rapat rapat.
3. Memiliki hak dipilih dan memilih sebagai pengurus.
1. Mengikuti program pendidikan dan kaderisasi yang diselenggarakan
oleh Pengurus.
Kewajiban anggota adalah:
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun organisasi.
2. Mentaati persyaratan teknik serta ketentuan yang berlaku bagi stasiun
Komunikasi Radio Antar Penduduk
3. Membayar uang pangkal dan iuran anggota
4. Menghadiri undangan rapat.
5. Menjunjung tinggi nama baik Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indo
nesia
6. Meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang organisasi dan
Komunikasi Radio dan mengikuti program kaderisasi yang diseleng
garakan oleh pengurus.

Susunan Kekuasaan, K e p e n g u r u s a n Dan


Atribut Organisasi
Pasal 16

Susunan organisasi secara bertingkat terdiri atas : ;

1. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia tingkat Pusat. ,


2. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia tingkat Daerah.

JZ 09 HOX 14 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

3. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia tingkat Wilayah. $


3. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia tingkat Lokal.
Kekuasaan Organisasi terdiri atas:
l. Musyawarah Nasional
2. Pengurus Pusat.
3. Musyawarah Daerah.
4. Pengurus Daerah.
5. Musyawarah Wilayah.
6. Pengurus Wilayah.
7. Musyawarah Lokal.
8. Pengurus Lokal.

Kepengurusan Organisasi.
Pasal 17

1. Pengurus Pusat, pengurus Daerah, pengurus Wilayah, pengurus lokal


terdiri atas:
a. Dewan Pengawas.
b. Pengurus.
2. Dewan Pengawas adalah unsur perorangan organisasi.
3. Pengurus adalah yang menjalankan tugas dan kegiatan organisasi
4. Tugas Wewenang, tanggung jawab Dewan Pengawas, pengurus Pusat,
pengurus Daerah, Pengurus Wilayah, Pengurus Lokal diatur Didalam
Anggaran Rumah Tangga

Atribut Organisasi.
Pasal 18

1. Atribut Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia terdiri dari


Bendera, Logo, lagu Mars, dan pakaian seragam.
2. Segala sesuatu yang berhubungan dengan atribut Perkumpulan
Radio Antar Penduduk Indonesia Diatur didalam Anggaran Rumah Tangga.

JZ 09 HOX 15 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

Musyawarah Dan Rapat Rapat Organisasi


Pasal 19

1. Musyawarah Organisasi terdiri atas:


- Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah, Musyawarah Wilayah,
Musyawarah Lokal.
2. Rapat Rapat organisasi terdiri atas:
a. Rapat kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja Wilayah.
b. Rapat Paripurna Pusat, Rapat Paripurna Daerah, Rapat Paripurna
Wilayah, Rapat Paripurna Lokal.
c. Rapat Pengurus Pusat, Rapat Pengurus Daerah, Rapat Pengurus Wilayah,
Rapat penguruslokal
d. Rapat koordinasi Pusat, Rapat koordinasi Daerah, Rapat koordinasi
Wilayah, Rapat koordinasi lokal
3. Segala sesuatu yang berhubungan dengan musyawarah dan rapat
rapat organisasi diatur didalam Anggaran Rumah Tangga

Rapat Kerja
Pasal 20

1. Rapat kerja bertugas untuk mengadakan penilaian atas pelaksanaan


program kerja hasil Musyawarah, dan merumuskan kebijaksanaan pelak
sanaan program sampai musyawarah berikutnya.
2. Rapat kerja diselenggarakan minimal satu kali dalam satu periode
kepengurusan.

Rapat Kerja Nasional.


Pasal 21.

1. Rapat kerja Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat.


2. Rapat kerja Nasional dihadiri oleh :
a. Pengurus Pusat.
b. Dewan Pengawas Pusat.

JZ 09 HOX 16 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

c. Ketua Daerah dan Sekretaris Daerah.


d. Undangan atau Nara sumber.

Rapat Kerja Daerah.


Pasal 22.

1. Rapat kerja Daerah diselenggarakan oleh Pengurus Daerah.


2. Rapat kerja Daerah Dihadiri oleh :
a. Pengurus Daerah.
b. Dewan Pengawas Daerah.
c. Ketua Wilayah dan Sekretaris Wilayah.
d. Pengurus Pusat.
e. Undangan atau Nara Sumber.

Rapat Kerja Wilayah.


Pasal 23

1. Rapat kerja Wilayah diselenggarakan oleh pengurus wilayah.


2. Rapat kerja wilayah Dihadiri oleh :
a. Pengurus wilayah.
b. Dewan Pengawas Wilayah.
c. Ketua Lokal dan sekretaris Lokal.
d. Pengurus Daerah.
e. Undangan dan atau Nara Sumber.

RapatParipurna
Pasal 24

1. Rapat paripurna diselenggarakan untuk membahas permasalahan


organisasi dan pelaksanaan program kerja.
2. Diselenggarakan sekurang kurang kurangnya 6 (Enam) Bulan Sekali.
3. Rapat Paripurna pusat dihadiri oleh
a. Dewan Pengawas pusat.
b. Pengurus Pusat.
c. Pengurus Daerah yang terkait dengan materi pokok Rapat.

JZ 09 HOX 17 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

4. Rapat Paripurna Daerah dihadiri oleh. i


a. Dewan Pengawas Daerah. ,
b. Pengurus Daerah.
c. Pengurus Wilayah yang terkait dengan materi pokok rapat.
5. Rapat Paripurna Wilayah dihadiri oleh.
a. Dewan Pengawas Wilayah.
b. Pengurus Wilayah.
c. Pengurus Lokal yang terkait dengan materi pokok Rapat.
d. Pengurus Daerah sebagai nara Sumber.
6. Rapat Paripurna Lokal dihadiri oleh.
a. Dewan Pengawas lokal.
b. Pengurus lokal.
c. Anggota Lokal yang terkait dengan materi pokok rapat. »i
d. Pengurus wilayah sebagai Nara sumber.

Rapat Koordinasi.
Pasal 25

Rapat koordinasi dapat diselenggarakan untuk meningkatkan efektivitas


pembinaan organisasi atau mensinkronisasikan pelaksanaan kegiatan.

Tata Tertib Rapat.


Pasal 26

l. Tata tertib Rapat diatur dengan peraturan organisasi.


2. Tata tertib Musyawarah dan rapat kerja diatur dengan peraturan
organisasi dan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, selanjutnya
disahkan sebagai pedoman yang mengikat pada musyawarah dan rapat
kerja yang bersangkutan. ,,.

Kode Etik
Pasal 27
s
Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berjiwa Patuh,
Jujur, Santun, Tenggang rasa, Tanggung Jawab.

JZ 09 HOX 18 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Dengan penjelasan:
- Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berjiwa patuh
bahwa anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia harus
patuh pada perundang undangan yang berlaku.
- Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berjiwa jujur
bahwa anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia harus
berprilaku jujur.
- Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berjiwa santun
bahwa anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia harus
santun dalam berkomunikasi.
- Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berjiwa tenggang
rasa bahwa anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia
harus memiliki tenggang rasa terhadap sesama.
- Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia berjiwa tanggung
jawab bahwa anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia
harus memiliki rasa tanggung jawab.

Pengurus.
Pasal 28

1. Pengurus adalah organ perkumpulan yang melaksanakan kepengu-


rusan perkumpulan yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Seorang Ketua.
b. Seorang Sekretaris.
c. Seorang Bendahara.
2. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang ketua maka 1 (satu)
orang diantaranya diangkat sebagai Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang sekretaris maka 1 (satu)
orang diantaranya diangkat sebagai Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (Satu) orang bendahara maka 1 (satu)
orang diantaranya diangkat sebagai Bendahara Umum.

Pasal 29
1. Yang dapat diangkat sebagai anggota pengurus adalah orang per-
serorangan yang mampu melaksanakan perbuatan Hukum dan tidak

JZ 09 HOX 19 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

dinyatakan bersalah dalam melaksanakan kepengurusan perkumpulan


yang menyebabkan kerugian bagi perkumpulan, masyarakat, atau Negara
berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan Hukum tetap.
2. Pengurus Pusat diangkat berdasarkan Rapat Anggota untuk jangka
waktu 5 (Lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
3. Dalam hal jabatan penguus kosong maka dalam jangka waktu
60 (enam Puluh) hari sejak terjadinya kekosongan harus diadakan Rapat
Anggota untuk mengisi kekosongan pengurus tersebut.
4. Pengurus berhak untuk mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan kepada Rapat Anggota secara tertulis mengenai maksud
tersebut paling lambat 30 (Tiga Puluh) hari dari tanggal pengunduran dirinya.
5. Jabatan anggota Pengurus berakhir apabila:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan Diri.
c. Bersalah melakukan tindakan pidana berdasarkan putusan Pengadilan
yang diancam dengan hukuman paling sedikit 5 (lima) tahun
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Anggota.
e. Masa jabatan berakhir.
Dalam hal pengantian pengurus perkumpulan pada tingkat Pusat maka
dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam Puluh) hari terhitung sejak
tanggal dilakukan penggantian Pengurus Perkumpulan, Rapat Anggota
tingkat Nasional harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan
instansi yang terkait.
6. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pengawas.

Susunan Pengurus Pusat


Pasal 30.

Dewan Pengawas Organisasi tingkat pusat paling sedikit 5 (Lima)


orang terdiri dari mantan Pengurus Pusat, mantan Ketua Daerah, dan
para pakar yang ahli dibidangnya dengan jabatan

JZ 09 HOX 20 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

l.Ketua 1 (satu) orang.


2. Wakil Ketua 1 (Satu) Orang.
3. Sekretaris 1 (satu) Orang.
4.Anggota 2 (Empat) orang.
Dewan Pengawas bersifat kolektif dalam urusan administratif dibantu
oleh sekretariat Perkumpulan Radio Antar Penduduk Pusat.
Pengurus Pusat.
1. Ketua Umum.
2. Ketua 1.
3. Ketua II.
4. Ketua III.
5. Sekretaris Umum.
6. Sekretaris 1.
7. Sekretaris II.
8. Bendahara Umum.
9. Bendahara.
Departemen departemen
• Departemen : organisasi dan kordinasi antar daerah
• Departemen : penelitian, pendidikan dan pengembangan.
• Departemen : Program kerja, hubungan antar lembaga dan Hubungan
masyarakat.

Susunan Pengurus Daerah. ;


Pasal 31
Dewan Pengawas organisasi Daerah paling sedikit 5 (Lima) orang yang
terdiri dari mantan pengurus Daerah, mantan Ketua Wilayah, dan para
pakar yang ahli dibidangnya dengan jabatan:
l.Ketua 1 (satu) orang.
2. Wakil Ketua 1 (satu) orang.
3. Sekretaris 1 (satu) orang.
4.Anggota 2 (Dua) orang.

JZ 09 HOX 21 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

Dewan Pengawas Daerah bersifat kolektif dalam urusan administrasi


dibantu oleh Sekretariat Perkumpulan Radio Antar Penduduk Daerah.
Pengurus Daerah.
l.Ketua .,
2. Wakil Ketua 1
3. Wakil Ketua 2 ;J

4. Sekretaris. ?
-
5. Wakil Sekretaris.
6. Bendahara.
Biro biro. <
• Biro organisasi dan kordinasi antar wiiayah
• Biro pendidikan dan kaderisasi.
• Biro program kerja, hubungan antar lembaga dan humas.
Susunan tersebut diatas dapat disesuaikan dengan kondisi anggota
Daerah Masing masing.

Susunan Pengurus Wiiayah


Pasal 32

Dewan Pengawas organisasi wiiayah paling sedikit 5 (Lima) orang yang


terdiri dari Mantan Pengurus Wiiayah, Mantan ketua Lokal, dan pakaryang
ahli bidangnya dengan jabatan:
1. Ketua 1 (satu) Orang.
2. Wakil Ketua 1 (satu) orang.
!
3. Anggota 3 (tiga) orang.
Dewan Pengawas Wiiayah bersifat Kolektif, dalam urusan Administrasi
dibantu oleh Sekretariat Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia
Wiiayah
Pengurus wiiayah ;

a. Ketua I
b. Wakil ketua 1
c. Wakil Ketua II
d. Sekretaris.

JZ 09 HOX 22 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

e. Wakil sekretaris.
f. Bendahara
g. Bagian : Organisasi dan koordinasi antar lokal.
h. Bagian : Pendidikan dan Kaderisasi. ~
i. Bagian Program kerja, Hubungan antar lembaga dan Humas.
Susunan pengurus tersebut diatas dapat disesuaikan dengan kondisi
anggota di wilayah masing masing.

Susunan Pengurus Lokal.


Pasal 33

1. Dewan Pengawas Lokal


a. Camat
b. Unsur Unsur Kecamatan
c. Senior Senior Lokal
2. Pengurus Lokal :
a. Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Bendahara. ;
3. Seksi seksi:
a. seksi: Organisasi Dan Personalia.
b. Seksi: Pendidikan dan kaderisasi.
c. Program Dan Kegiatan
4. Susunan pengurus tersebut diatas dapat disesuaikan dengan kondisi
Anggota di lokal masing masing.

Kriteria Pengurus.
Pasal 34

Persyaratan Umum untuk Pengurus yaitu:


a. Anggota Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia.
b. Mampu berorganisasi dan siap bertanggung jawab atas jabatannya.

JZ 09 HOX 23 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

c. Bersedia menjadi pengurus yang dinyatakan secara tertulis


d. Bersedia memperpanjang keanggotaan selama periode kepengu-
rusannya
Kriteria Ketua Umum yaitu:
a. Memenuhi persyaratan umum sebagai pengurus
b. Bersedia untuk Berdomisili tetap di Ibukota Negara dan sekitarnya
selama Periode Kepengurusannya
c. Pernah menjadi penggurus perkumpulan Radio Antar Penduduk Indo
nesia.
d. Berwawasan Nasional.
Kriteria Ketua yaitu:
a. Memenuhi persyaratan Umum Pengurus.
b. Berdomisili di Ibukota Negara atau Propinsi atau Kabupaten atau
Kecamatan atau sekitarnya.
c. Pernah menjadi pengurus Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indo
nesia.
Persyaratan Dewan Pengawas organisasi yaitu: j
a. Memenuhi persyaratan Umum Pengurus.
b. Berdomisili tetap Di Ibukota Negara atau Propinsi atau Kabupaten atau
Kecamatan atau sekitarnya.
c. Pernah menjadi Pengurus Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indo
nesia.
Persyaratan Dewan Pengawas Lokal.
a. Memenuhi persyaratan umum pengurus.
b. Berdomisili di Kecamatan setempat atau sekitarnya.
Bagi Propinsi atau Kabupaten atau Kotamadya yang belum memung-
J
kinkan jumlah anggotanya diatur didalam peraturan organisasi.

Hak Dan Kewajiban Pengurus.


Pasal 35
Kewajiban Pengurus adalah :

JZ 09 HOX 24 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

1. Pengurus memiliki kewenangan untuk mengurus, mengatur, dan


memimpin segala kegiatan organisasi sehari hari

Pengurus atau anggota penggurus wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan mengindahkan pera-
turan atau perundang undangan yang berlaku.
Pengurus berwenang untuk melakukan pembinaan kepada pengurus
pada tingkat bawahnya, kecuali pengurus lokal yang langsung mem-
bina para anggotanya.
Pengurus berhak untuk mewakili perkumpulan baik didalam maupun
diluar Pengadilan tentang segala hal mengikat perkumpulan dengan
fihak lain, dan fihak lain dengan perkumpulan, serta menjalankan
tindakan mengenai kepengurusan akan tetapi dengan pembatasan
untuk:
a. Meminjam atau meminjamkan uang untuk dan atas nama per
kumpulan (tidak termasuk mengambil uang dari bank)
b. Menjual, melepaskan atau menjaminkan harta benda milik per
kumpulan baik sebagian atau semuanya
c. Membuat usaha usaha yang berhubungan dengan perkumpulan.
d. Mengikat perkumpulan sebagai penanggung
Perbuatan pengurus tersebut dalam ayat 4 Huruf a,b.c.d. harus
mendapat persetujuan dari Rapat Anggota yang paling sedikit dihadiri oleh
3/4 (tiga perempat) dari semua anggota. Perbuatan Pengurus tersebut
dalam ayat 4 Huruf c tersebut diatas harus dipertanggung jawaban secara
berjenjang, dalam arti Pengurus Pusat bertanggung jawab sepenuhnya pada
tingkat Pusat, Pengurus Daerah bertanggung jawab sepenuhnya pada
tingkat Daerahnya, Pengurus Wilayah bertanggung jawab sepenuhnya
pada tingkat Wilayahnya, Pengurus lokal bertanggung jawab sepenuhnya
pada tingkat lokalnya.
Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oleh Pengawas.
Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran
tahunan perkumpulan untuk disahkan didalam Rapat Anggota Ketua
Umum bersama sama dengan salah seorang pengurus lainnya berwenang
untuk dan atas nama pengurus serta mewakili perkumpulan. Dalam hal hanya
ada seorang ketua maka segala tugas dan wewenang yang diberikan

JZ 09 HOX 25 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

kepada Ketua Umum berlaku juga baginya.

10. Sekretaris Umum bertugas mengelola administrasi perkumpulan,


dalam hal hanya ada seorang Sekretaris, maka segala tugas dan
wewenang yang diberikan kepada Sekretaris Umum berlaku juga
baginya.
11. Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan perkumpulan dalam
hal hanya ada seorang Bendahara, maka segala tugas dan wewenang
Bendahara Umum berlaku juga baginya.

Tanggung Jawab Pengurus.


Pasal 36

1. Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada Rapat Anggota tingkat


Pusat atau Musyawarah Nasional.
2. Pengurus Daerah bertanggung jawab kepada Rapat Anggota tingkat
Daerah atau Musyawarah Daerah dan kepada Pengurus Pusat.
3. Pengurus Wilayah bertanggung jawab kepada Rapat Anggota tingkat
wilayah atau musyawarah wilayah dan kepada Pengurus Daerah.
4. Pengurus lokal bertanggung jawab kepada Rapat Anggota tingkat
lokal atau Musyawarah lokal dan kepada Pengurus Wilayah.

Rapat Pengurus.

Pasal 37

1. Rapat pengurus diselenggarakan untuk membahas permasalahan


organisasi rencana kerja dan laporan pelaksanaan kegiatan.
2. Rapat Pengurus diadakan sekurang kurangnya 3 (tiga) bulan sekali
dengan dihadiri oleh Pengurus dan Pengawas.
3. Rapat Pengurus diadakan setiap waktu atas usul sekretaris dan atau
lebih dan bidang atau biro atau bagian atau seksi.
4.Panggilan Rapat Pengurus dilakukan oleh Pengurus yang berhak

JZ 09 HOX 26 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

mewakili pengurus.
5. Pangilan Rapat Pengurus harus disampaikan kepada setiap Anggota
Pengurus secara langsung dan atau melalui surat, Email, Short Message

service dengan mendapat tanda terima paling lambat 7 (Tujuh) hari


sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan
dan tanggal rapat.
6. Pangilan Rapat tersebut hams mencantumkan acara, tanggal, waktu
dan tempat Rapat.
7. Rapat Pengurus diadakan di tempat kedudukan kantor perkumpulan
pada semua tingkatan Pengurus.

Pasal 38
1. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua perkumpulan pada semua
tingkatan.
2. Dalam hal Ketua perkumpulan tidak dapat hadir atau berhalangan,
maka rapat pengurus akan dipimpin oleh seorang anggota Pengurus yang
dipilih oleh Pengurus yang lain yang hadir.
3. Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus yang lain
dalam rapat Pengurus berdasarkan surat kuasa.
4. Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila:
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (Dua Pertiga) jumlah Pengurus.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) huruf a
tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat Pengurus yang
kedua.
c. Pemangilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 4 (empat) huruf b,
harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diseleng-
garakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
d. Rapat Pengurus yang kedua diselenggarakan paling cepat 30 (tiga puluh)
hari dan paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak rapat pengurus
yang pertama.

JZ 09 HOX 27 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

e. Rapat Pengurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang


mengikat apabila dihadiri oleh 1/2 (Satu Perdua) ditambah 1 (satu)
dari jumlah pengurus

Pasal 39
1. Keputusan Rapat Pengurus harus diambil berdasarkan Musyawarah
untuk Mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan Musyawarah untuk Mufakat tidak
tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari
1/2 (satu perdua) jumlah suara yang sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka
usul ditolak
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara
tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal
hal lain dilakukan secara terbuka kecuali ketua rapat menentukan lain
dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menen
tukan jumlah suara yang dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pengurus dibuat berita acara rapat yang ditanda tangani
oleh Ketua Rapat dan 1 (satu) orang pengurus lainnya yang ditunjuk oleh
rapat sebagai sekretaris rapat.
7. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 6 (enam) tidak diisya-
ratkan apabila berita acara tersebut dibuat dengan akta Notaris.
8. Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa menga-
dakan rapat pengurus dengan ketentuan semua anggota pengurus telah
diberitahukan secara tertulis dan semua anggota pengurus memberikan
persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menanda-
tangani persetujuan tersebut.
9. Keputusan yang diambil sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
8 (delapan) mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang
diambil dengan sah dalam Rapat Pengurus.

Pembentukan Dan Pengesahan Pengurus.

JZ 09 HOX 28 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Pasal 40
1. Pembentukan Pengurus dilakukan secara bertingkat, kecuali dalam
hal hal khusus dan mendesak dapat ditetapkan oleh Pengurus yang
setingkat diatasnya.

2. Pengurus lokal dibentuk melalui Musyawarah lokal dan disahkan oleh


Pengurus Wilayah.
3. Pengurus Wilayah melalui Musyawarah Wilayah dan disahkan oleh
Pengurus Daerah.
4. Pengurus Daerah dibentuk melalui Musyawarah Daerah dan disahkan
oleh Pengurus Pusat.
5. Pengurus Pusat dibentuk dan disahkan melalui Musyawarah Nasional
dan dikukuhkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi.
6. Dalam Struktur organisasi Perkumpulan Radio Antar Penduduk
Indonesia tidak dibenarkan jabatan rangkap, yang dimaksud dengan
jabatan rangkap diatur didalam peraturan organisasi.

Pembinaan Pengurus
Pasal 41

1. Pengurus Pusat membina Pengurus Daerah, Pengurus Daerah


membina Pengurus Wilayah, Pengurus Wilayah membina Pengurus lokal,
Pengurus lokal membina Anggota.
2. Departemen pada kepengurusan Pusat memberikan supervisi atas
pelaksanaan tugas kepada biro pada kepengurusan Daerah, demikian
seterusnya secara berjenjang sampai ke lokal.
3. Laporan kegiatan secara berkala perlu dilakukan untuk pembinaan
organisasi.

Pergantian Pengurus Antar Waktu.


Pasal 42

1. Untuk meningkatkan kinerja organisasi dapat dilakukan pengantian


pengurus antar waktu.

JZ 09 HOX 29 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

2. Rencana pengantian pengurus antar waku dibahas dalam Rapat


Pengurus, baik berupa pengisian jabatan kosong, mutasi intern, maupun
pengangkatan dalam jabatan.
3. Hasil rapat pengurus tersebut dilaporkan kepada pengurus setingkat
diatasnya untuk mendapatkan persetujuan dan penerbitan surat keputusan.

4. Tata cara pengantian pengurus antar waktu diatur lebih lanjut dengan
peraturan organisasi.

Rapat Anggota Rapat


Anggota Tingkat Nasional
Pasal 43

1. Rapat Anggota tingkat pusat atau Musyawarah Nasional merupakan


forum kekuasaan tertinggi di dalam tata kehidupan organisasi.
2. Rapat Anggota tingkat Nasional atau Musyawarah Nasional minimal
dihadiri 1/2 (satu Perdua) ditambah 1 (satu) jumlah pengurus Daerah.
3. Rapat Anggota tingkat pusat atau Musyawarah Nasional
dilaksanakan untuk menetapkan :
a. Mengadakan penilaian terhadap laporan kinerja pengurus pusat
b. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c. Menetapkan program kerja Nasional
d. Pengesahan program kerja dan rancangan tahunan.
e. Pengesahan laporan tahunan
f. Memilih dan menetapkan Pengurus, dan Pengawas Pusat.
4. Rapat Anggota pada tingkat Pusat atau Musyawarah Nasional dise-
lenggarakan oleh Pengurus tingkat Pusat.
5. Rapat Anggota pada tingkat pusat diselenggarakan 5 (Lima) tahun
sekali kecuali terdapat hal hal khusus.
6. Rapat Anggota tingkat Pusat atau Musyawarah Nasional dalam
keadaan khusus disebut Rapat Anggota atau Musyawarah Nasional luar
bias, hanya dapat diselenggarakan atas permintaan minimal 2/3 (Dua

JZ 09 HOX 30 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Pertiga) dari jumlah kepengurusan Daerah.


7.Keputusan dari hasil Rapat Anggota tingkat Pusat atau Musyawarah
Nasional dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat Bila hal tersebut
tidakdapattercapai maka keputusan didasarkan pada musyawarah suara
terbanyak yaitu 1/2 (Satu Perdua) ditambah 1 (satu) jumlah peserta
Rapat yang memiliki hak suara.

8. Peserta Rapat Anggota tingkat Pusat Dihadiri oleh:


a. Utusan daerah 3 (Tiga) orang.
b. Peninjau daerah 3 (Tiga) orang.
c. Pengurus Pusat.
d. Dewan Pengawas Organisasi Pusat.
e. Undangan.

Rapat Anggota Tingkat Daerah Atau Propinsi


Pasal 44

1. Rapat Anggota tingkat daerah atau Musyawarah Daerah merupakan


forum kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi daerah.
1. Wewenang Rapat Anggota tingkat daerah atau musyawarah daerah:
a. Mengadakan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban pengurus
Daerah
b. Menetapkan program kerja tingkat Daerah yang merupakan program
kerja Nasional.
c. Memilih dan menetapkan Pengurus, dan Pengawas tingkat Daerah.
2. Rapat Anggota tingkat daerah atau Musyawarah Daerah diseleng-
garakan oleh Pengurus Daerah.
3. Rapat Anggota tingkat Daerah atau Musyawarah Daerah diseleng-
garakan 4 (empat) tahun sekali, kecuali ada hal khusus.
4. Rapat Anggota tingkat Daerah atau Musyawarah Daerah dihadiri oleh
1/2 (satu perdua) ditambah 1 (Satu) jumlah pengurus tingkat Wilayah.
5. Keputusan Rapat Anggota tingkat Daerah atau Musyawarah Daerah
diupayakan dengan musyawarah untuk mufakat, bila hal tersebut tidak

JZ 09 HOX 31 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pada musyawarah dengan


suara terbanyak yaitu 1/2 (Satu perdua) ditambah 1 (satu) jumlah peserta
yang memiliki hak suara.
6. Rapat Anggota tingkat Daerah atau Musyawarah Daerah dalam
keadaan khusus disebut Musyawarah Daerah luar biasa hanya dapat
diselenggarakan atas permintaan minimal 2/3 (Dua Pertiga) dari jumlah
kepengurusan wilayah.

7. Peserta Rapat Anggota tingkat Daerah atau Musyawarah Daerah


dihadiri oleh
a. Utusan Wilayah 3 (Tiga) orang.
b. Peninjau Wilayah 3 (orang)
c. Pengurus Daerah
d. Dewan pengawas Daerah.
e. Pengurus tingkat Pusat
f. Undangan
Bagi Daerah yang belum memiliki wilayah, peserta Rapat Anggota
Tingkat Daerah atau peserta Musyawarah Daerah adalah seluruh anggota
Daerah.

Rapat Anggota Tingkat Wilayah


Pasal 45

1. Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah adalah


forum kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi pada tingkat
wilayah.
2. Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah mempunyai
wewenang yaitu:
a. Mengadakan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban pengurus
tingkat wilayah.
b. Menetapkan program kerja tingkat wilayah yang merupakan penjabaran
program kerja tingkat Daerah.
c. Memilih dan menetapkan Pengurus, dan Pengawas tingkat Wilayah.

JZ 09 HOX 32 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

3. Rapat Anggota tingkat Wilayah atau Musyawarah Wilayah diseleng-


garakan dengan cara:
a. Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah diseleng-
garakan oleh Pengurus Wilayah.
b. Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah diseleng-
garakan 3 (tiga) tahun sekali kecuali ada hal hal yang bersifat khusus
c. Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah dihadiri oleh
1/2 (satu perdua) ditambah 1 (satu) jumlah pengurus lokal

d. Keputusan Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah


diupayakan secara musyawarah untuk mufakat, jika hal tersebut tidak
tercapai, maka keputusan didasarkan pada musyawarah suara ter-
banyak yaitu 1/2 (Satu Perdua) ditambah 1 (satu) jumlah peserta yang
memiliki hak suara.
e. Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah dalam
keadaan khusus disebut musyawarah wilayah luar biasa hanya dapat
diselenggarakan atas permintaan minimal 2/3 (Dua pertiga) dari jumlah
kepengurusan tingkat lokal.
4. Peserta Rapat Anggota tingkat wilayah atau Musyawarah Wilayah
dihadirioleh:
a. Utusan lokal 3 (Tiga) Orang.
b. Peninjau lokal 3 (Tiga) orang.
c. Pengurus Wilayah.
d. Dewan Pengawas Daerah.
e. Pengurus Daerah
f. Undangan
Bagi wilayah yang belum memiliki Lokal, peserta Musyawarah Wilayah
adalah seluruh anggota wilayah.

Rapat Anggota Tingkat Lokal


Pasal 46

JZ 09 HOX 33 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

1. Rapat Anggota tingkat lokal atau Musyawarah Lokal merupakan


forum kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi tingkat Lokal
Rapat Anggota tingkat Lokal atau Musyawarah Lokal mempunyai wewenang
yaitu:
a. Mengadakan penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban pengurus
tingkat lokal.
b. Menetapkan program kerja tingkat lokal yang merupakan penjabaran
program kerja wilayah
c. Memilih dan menetapkan pengurus, dan Pengawas tingkat lokal.

2. Rapat Anggota tingkat Lokal atau Musyawarah Lokal diselenggarakan


dengan cara :
a. Rapat Anggota tingkat Lokal atau Musyawarah Lokal diselenggarakan
oleh pengurus lokal.
b. Rapat Anggota tingkat lokal atau Musyawarah Lokal diselenggarakan
2 (Dua) Tahun sekali, kecuali terdapat hal hal khusus.
c. Rapat Anggota tingkat lokal atau Musyawarah Lokal dihadiri dihadiri
oleh 1/2 (satu perdua) ditambah 1 (satu) jumlah anggota lokal
d. Keputusan Rapat Anggota tingkat Lokal atau Musyawarah Lokal diupa-
yakan secara Musyawarah untuk Mufakat, bila hal tersebuttidaktercapai,
maka keputusan didasarkan pada Musyawarah suara terbanyak yaitu
disetujui oleh 1/2 (satu Perdua) ditambah 1 (satu) jumlah peserta yang
memiliki hak suara.
e. Rapat Anggota tingkat Lokal Atau Musyawarah Lokal dalam keadaan
khusus disebut Musyawarah Lokal luar biasa hanya dapat dilaksanakan
atas permintaan minimal 2/3 (Dua Pertiga) dari jumlah anggota Lokal.
3. Peserta Rapat Anggota tingkat lokal atau Musyawarah Lokal Dihadiri
oleh:
f. Seluruh anggota Lokal.
g. Pengurus Lokal.
h. Dewan Pengawas organisasi Tingkat Lokal. i.

JZ 09 HOX 34 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Pengurus Wilayah. j. Undangan.

Rapat Anggota Luar Biasa Atau


Musyawarah Luar Biasa
Pasal 47

1. Rapat Anggota Luar biasa atau Musyawarah luar biasa diseleng


garakan untuk memecahkan permasalahan organisasi.
2. Rapat Anggota luar biasa atau Musyawarah luar biasa diselenggarakan
oleh pengurus setingkat diatasnya, kecuali Rapat Anggota luar biasa tingkat

Nasional atau Musyawarah Nasional luar biasa atas persetujuan Dewan


Pengawas tingkat pusat.
3.Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah luar biasa
mengacu kepada ketentuan Musyawarah sesuai tingkat badan organisasi.

Pengawas
Pasal 48

(1) Pengawas adalah organ perkumpulan yang bertugas melakukan


pengawasan dan memberi Nasehat kepada Pengurus dalam menjalankan
kegiatan perkumpulan.
(2) Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.
(3) Dalam diangkat lebih dari 1 (satu) orang Dewan Pengawas maka
1 (satu) orang diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas.

Pasal 49
(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah orang
perseorangan yang mampu melakukan perbuatan Hukum dan tidak dinya-
takan bersalah dalam melakukan pengawasan perkumpulan yang menye-
babkan kerugian bagi perkumpulan, masyarakatatau Negara berdasarkan
keputusan Pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak

JZ 09 HOX 35 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

tanggal putusan tersebut berkekuatan Hukum tetap.


(1) Pengawas tingkat Pusat diangkat oleh anggota melalui Rapat Anggota
tingkat pusat untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali.
(2) Pengawas tingkat Daerah diangkat oleh anggota melalui Rapat
Anggota tingkat Daerah untuk jangka waktu 4 (Empat) tahun dan dapat
diangkat kembali.
(3) Pengawas tingkat Wilayah diangkat oleh Rapat Anggota tingkat
Wilayah untuk jangka waktu 3 (Tiga) Tahun dan dapat diangkat kembali.
Pengawas tingkat lokal diangkat oleh Rapat Anggota tingkat Lokal
untuk jangka waktu 2 (Dua) Tahun dan dapat diangkat kembali.

(5) Dalam hal jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu
paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pengurus
harus menyelenggarakan Rapat Anggota untuk mengisi kekosongan itu.
(6) Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka
waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak terjadinya kekosongan
tersebut Pengurus harus menyelenggarakan Rapat Anggota untuk
mengangkat Pengawas yang baru, dan untuk sementara perkumpulan
diurus oleh Pengurus.
(7) Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Rapat Anggota paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengun-
duran dirinya.
(8) Dalam hal terdapat penggantianh Pengawasa perkumpulan Tingkat
Pusat maka dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Pengawas perkumpulan
tingkat pusat, Pengurus Pusat wajib menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indo
nesia dan instansi terkait.
(9) Pengawas tidak dapat merangkap sebagai Pengurus.

Pasal 50

JZ 09 HOX 36 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Jabatan Pengawas berakhir apabila :


a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun;
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Anggota;
e. Masa jabatan berakhir.

Tugas Dan Wewenang Pengawas


i*. Pasal 51
(1) Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan dan kemajuan Perkum-
pulan.

(2) Ketua Pengawas dan 1 (satu) anggota Pengawas berwenang ber-


tindak untuk dan atas nama Pengawas.
(3) Pengawas berwenang :
a. Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan
Perkumpulan;
b. Memeriksa dokumen;
c. Memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas; atau
d. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh pengurus;
e. Memberi peringatan kepada Pengurus.
(4) Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang
atau lebih Pengurus apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang undangan yang
berlaku.
(5) Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis
kepada yang bersangkutan disertai alasannya.
(6) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pemberhentian sementara itu, Pengawas diwajibkan untuk melaporkan
secara tertulis kepada Rapat Anggota.

JZ 09 HOX 37 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

(7) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan
diterima oleh Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka
Rapat Anggota wajib memanggil anggota Pengurus yang bersangkutan
untuk diberi kesempatan membela diri.
(8) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan
diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (7), Rapat Anggota dengan kepu-
tusan Rapat Anggota wajib :
a. Mencabut keputusan pemberhentian sementara; atau
b. Memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan.
(9) Dalam hal Rapat Anggota tidak melaksanakan ketentuan seba
gaimana dimaksud dalam ayat (7) dan ayat (8), maka pemberhentian
sementara batal Demi Hukum, dan yang bersangkutan menjabat kembali
jabatannya semula.
(10) Pengawas Tingkat Pusat, Tingkat Daerah, Tingkat Wilayah, mem-
punyai wewenang memberikan nasehatdan pertimbangan yang berkaitan

dengan peraturan kegiatan organisasi pada tingkat Pusat, tingkat Daerah,


dan tingkat Wilayah.
(11) Pengawas lokal memiliki wewenang untuk memberikan nasehat
dan pertimbangan yang berkaitan dengan peraturan dan atau kegiatan
organisasi tingkat Lokal.
(12) Dalam hal seluruh Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk
sementara Pengawas diwajibkan mengurus Perkumpulan.

Rapat Pengawas
Pasal 52
(1) Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap
perlu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Pengawas.
(2) Panggilan Rapat Pengawas dilakukan oleh anggota Pengawas yang
berhak mewakili Pengawas.
(3) Panggilan Rapat Pengawas disampaikan kepada setiap anggota
Pengawas secara langsung, atau melalui surat, email, short message ser
vice, dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum

JZ 09 HOX 38 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan


tanggal rapat.
(4) Panggilan Rapat itu harus mencantumkan, tanggal, waktu, tempat,
dan acara rapat.
(5) Rapat Pengawas diadakan Di tempat kedudukan Perkumpulan atau
di tempat kegiatan Perkumpulan.

Pasal 53 - (1) Rapat


Pengawas dipimpin oleh Ketua Pengawas.
(2) Dalam hal ketua Pengawas tidak dapat hadir atau berhalangan,
maka Rapat Pengawas akan dipimpin oleh satu orang anggota Pengawas
yang dipilih oleh anggota Pengawas yang hadir.
(3) Satu orang anggota Pengawas hanya dapat diwakili oleh anggota
Pengawas lainnya dalam Rapat Pengawas berdasarkan surat kuasa.
(4) Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikatapabila

a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Pengawas.
b. Dalam hal korum sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf a
tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Pengawas
kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b, harus
dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan,
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d. Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 30 (tiga puluh)
hari dan paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak Rapat
Pengawas pertama.
e. Rapat Pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan
yang mengikat, apabila dihadiri oleh paling sedikit 1/2 (satu perdua)
jumlah Anggota Pengawas.

Pasal 54
(1) Keputusan Rapat Pengawas harus diambil berdasarkan Musyawarah
untuk Mufakat.

JZ 09 HOX 39 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

(2) Dalam hal keputusan berdasarkan Musyawarah untuk Mufakat tidak


tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari
1/2 (satu perdua) jumlah suara yang sah.
(3) Dalam hal suara setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya,
maka usul ditolak.
(4) Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat
suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai
hal-hal lain dilakukan secara terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan
lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
(5) Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam
menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
(6) Setiap Rapat Pengawas dibuat Berita Acara Rapat yang ditanda-
tangani oleh Ketua Rapat dan 1 (satu) orang anggota Pengurus lainnya
yang ditunjuk oleh rapat sebagai Sekretaris rapat.
(7) Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan
apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan akta Notaris.

(8) Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa menga-
dakan Rapat Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah
diberitahu secara tertulis dan semua anggota Pengawas memberikan
persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menan-
datangani usul tersebut.
(9) Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8),
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan
sah dalam Rapat Pengawas.
TahunBuku
Pasal 55

(1) Tahun buku perkumpulan dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari


sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu Desember.
(2) Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perkumpulan ditutup.
(3) Untuk pertama kalinya tahun buku Perkumpulan dimulai pada
tanggal dari Akta Pendirian perkumpulan dan ditutup tanggal 31 (tiga puluh

JZ 09 HOX 40 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

satu) Desember tiap tahunnya.


Laporan Tahunan
Pasal 56

(1) Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling


lambat 5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun buku Perkumpulan.
(1) Laporan tahunan memuat sekurang-kurangnya :
a. Laporan keadaan dan kegiatan Perkumpulan selama tahun buku yang
lalu serta hasil yang telah dicapai;
b. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir
periode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan
keuangan.
(3) Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Pengurus dan Dewan
Pengawas.
(4) Dalam hal terdapat anggota Pengurus dan atau anggota Dewan
Pengawas yang tidak menandatangani laporan tersebut, maka yang
bersangkutan harus menyebutkan alasan tertulis.

(5) Laporan tahunan disahkan oleh Rapat Anggota dalam Rapat Tahunan.
(6) Ikhtisar laporan tahunan Perkumpulan disusun sesuai dengan standar
akutansi keuangan yang berlaku dan diumumkan pada papan pengu-
muman di kantor Perkumpulan.

Perubahan Anggaran Dasar


Pasal 57

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan


Keputusan Rapat Anggota tingkat Nasional, yang dihadiri paling sedikit
2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota.
(2) Keputusan diambil berdasarkan Musyawarah untuk Mufakat.
(3) Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, maka keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling
sedikit 2/3 (dua pertiga) dari seluruh jumlah anggota yang hadir atau

JZ 09 HOX 41 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

diwakili.
(4) Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
tercapai, maka diadakan pemanggilan Rapat Anggota yang kedua paling
cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal Rapat Anggota yang pertama.
(5) Rapat Anggota tingkat Nasional kedua tersebut sah apabila dihadiri
oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) dari seluruh anggota.
(6) Keputusan Rapat Anggota tingkat Nasional kedua sah apabila diambil
berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah anggota yang hadir
atau yang diwakili.

Pasal 58
(1) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta Notaris dan dibuat
dalam Bahasa Indonesia.
(2) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud
dan tujuan Perkumpulan.
(3) Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan Nama
dan kegiatan Perkumpulan, harus mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

(4) Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal


sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada
Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
(5) Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat
Perkumpulan dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan kurator.

Pembubaran
Pasal 59

(1) Perkumpulan bubar karena :


a. Perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia dapat dibubarkan
berdasarkan Rapat Anggota tingkat Nasional atau Musyawarah Nasional
yang khusus diadakan untuk itu.
b. Rapat Anggota tingkat Nasional atau Musyawarah Nasional luar biasa

JZ 09 HOX 42 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

untuk pembubaran perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia


hanya sah dan mengika apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya oleh
3/4 (Tiga Perempat) dari pengurus tingkat Daerah dari seluruh Indo
nesia.
c. Keputusan pembubaran perkumpulan Radio Antar Penduduk Indonesia
harus disetujui oleh sekurang kurangnya 2/3 (Dua Pertiga) dari para
peserta Musyawarah tingkat Nasional luar biasa yang hadir.
d. Tujuan Perkumpulan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah
tercapai atau tidak tercapai;
e. Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan Hukum tetap berdasarkan
alasan
1) Perkumpulan melanggar Ketertiban Umum dan kesusilaan;
2) Tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit; atau
1) Harta kekayaan perkumpulan tidak cukup untuk melunasi utangnya
setelah pernyataan pailit dicabut.
(2) Dalam hal Perkumpulan bubar sebagaimana diatur dalam ayat (1)
huruf a dan huruf b, Pengawas menunjuk likuidator untuk membereskan
kekayaan Perkumpulan.
(3) Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka Pengurus bertindak sebagai
likuidator.

Pasal 60
(1) Dalam hal Perkumpulan bubar, perkumpulan tidak dapat melakukan
perbuatan Hukum, kecuali untuk membereskan kekayaannya dalam proses
likuidasi.
(2) Dalam hal Perkumpulan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua
suarat keluar dicantumkan frasa "Dalam Likuidasi" dibelakang nama
perkumpulan.
(3) Dalam hal perkumpulan bubar karena putusan Pengadilan, maka
Pengadilan juga menunjuk likuidator.
(4) Dalam hal pembubaran Perkumpulan karena pailit, berlaku pera-turan
Perundang-Undangan dibidang kepailitan.
(5) Ketentuan mengenai penunjukkan, pengangkatan, pemberhentian

JZ 09 HOX 43 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

sementara, pemberhentian, wewenang, kewajiban, tugas dan tanggung


jawab, serta pengawasan terhadap pengurus, berlaku juga terhadap
likuidator.
(6) Likuidator atau kuratoryang ditunjuk untuk melakukan pemberesan
kekayaan perkumpulan yang bubar atau dibubarkan, paling lambat 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal penunjukan wajib mengumumkan pembubaran
perkumpulan dan proses likuidasinya dalam surat kabar harian berbahasa
Indonesia.
(7) Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib
mengumumkan hasil likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia.
(8) Likuidator atau kurator dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir wajib melaporkan
pembubaran kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Pasal 61
(1) Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada perkumpulan lain yang
mempunyai maksud dan tujuan sosial.

(2) Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada
perkumpulan lain atau kepada badan Hukum sosial lain sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara
dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan per-
kumpulan yang bubar.

Pasal 62
Mengenai akta ini dan segala akibatnya para penghadap memilih tempat
Kedudukan Hukum Pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Peraturan Penutup
Pasal 63

(1) Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran

JZ 09 HOX 44 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Dasar ini akan diputuskan oleh Rapat Anggota.


(2) Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 43 ayat (3), Anggaran
Dasar ini mengenai tata cara Pengangkatan Pengurus, Pengawas untuk
pertama kalinya diangkat susunan Pengurus, Pengawas perkumpulan
dengan susunan sebagai berikut:
a. PENGURUS :
1. Ketua : Tuan Haji Dharma Udaya Nasution tersebut
diatas.
2. Sekretaris : Tuan Sakti Siahaan tersebut diatas.
3. Bendahara : Tuan Insinyur Fauzi tersebut diatas.
b. PENGAWAS :
Ketua pengawas :
1. Tuan R.J Soehandoyo, Sarjana Hukum, Warga Negara Indonesia lahir
pada tanggal 20-11-1945 (Dua Puluh Nopember seribu Sembilan ratus
Empat puluh Lima), Pensiunan, Bertempat tinggal Di Villa melati Mas
Blok T 3/12 Rukun Tangga 56 Rukun Warga 08 Kelurahan Jelupang
Kecamatan Serpong Kotamadya tangerang.
Sekretaris pengawas :
1. Tuan Doktorandus Raden sartono, Warga Negara Indonesia Lahir Di
Magelang pada tanggal 25 (Dua Puluh Lima) April Tahun 1944 (Seribu

Sembilan Ratus Empatpuluh Empat), Pegawai, Bertempattinggal Di


Jalan Keselamatan No: 4 (Empat), Rukun Tangga 007, Rukun Warga 002
Kelurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta
Selatan Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :
09.5301.250444.0045. Anggota Pengawas:
1. Tuan Sri Murwardji Srimardji Master of science, Warga Negara Indo
nesia lahir pada tanggal 20-11-1944 (Dua Puluh Nopember Seribu
Sembilan Ratus Empat Puluh Empat) Wiraswasta, bertempattinggal
di Jalan Cipinang Baru Bunder A3 Jakarta Timur.
2. Tuan Haji Raden Slamet Widodo Purbokusumo, Warga Negara Indo
nesia Lahir Di Surakarta Tanggal 13-6-1949 (Tiga Belas Juni Seribu
Sembilan Ratus Empat Puluh Sembilan), Swasta, bertempattinggal

JZ 09 HOX 45 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

di jalan swadaya Nomor 3B, Rukun Tangga 09, Rukun Warga 05,
Kelurahan Duren Tiga kecamatan Pancoran Jakarta Selatan.
3. Tuan Haji Kaspul Anwar, Warga Negara Indonesia, Lahir di Padang
Panjang tanggal 11-9-1932 (Sebelas September Seribu Sembilan
Ratus Tiga Puluh Dua) Wiraswasta, Bertempat tinggal Di Komplek
IAIN Curug Raya Rukun tangga 24, Rukun Warga 9 Sawangan Depok
4. Tuan Haji Ujang Tarwi Warga Negara Indonesia Lahir Di Cirebon
Tanggal 25-12-1928 (Dua Puluh Lima Desember Seribu Sembilan
Ratus Dua Puluh Delapan) Purnawirawan, Bertempattinggal Di Jalan
Kolonel Masturi Nomor 106 Kelurahan Citereup, Kota Cimahi kabu-
paten Bandung.
Pengangkatan, anggota Pengurus perkumpulan dan anggota Pengawas
perkumpulan tersebut telah diterima oleh masing masing yang bersang-
kutan dan harus disahkan dalam Rapat Anggota pertama kali diadakan,
setelah akta pendirian ini mendapat pengesahan atau didaftarkan pada
instansi yang berwenang.
Selanjutnya didalam Akta ini para penghadap tersebut diatas mene-
rangkan bahwa berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional ke 5 (lima)
Dari Radio Antar Penduduk Indonesia Nomor : 07.09.MUNAS-V 0505
tanggal 22 (Dua Puluh Dua) Mei Tahun 2005 (Dua Ribu Lima) telah Mene-
tapkan Bapak Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia Purnawirawan

Haji Eddie Mardjoeki Naiapraya, lahir Di Jakarta pada tanggal 6 (Enam)


JuniTahun 1931 (Seribu Sembilan RatusTiga Puluh Satu) BertempatTinggal
Di Jalan Kertanegara No: 11 Rukun Tangga 004 Rukun Warga 002 Kelurahan
Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, Peme-
gang Kartu Tanda Penduduk Nomor: 09.5307.060631.0028 Warga Negara
Indonesia, Sebagai Bapak Radio Antar Penduduk Indonesia.
Hadir juga menghadap kepada saya, Notaris Bapak Mayor Jenderal
Tentara Nasional Indonesia purnawirawan Haji Eddie Mardjoeki Naiapraya
Tersebut Diatas untuk Membubuhkan tanda tangan guna memberikan
persetujuannya di Dalam akta ini.
Pengurus perkumpulan dan saya, Notaris,

JZ 09 HOX 46 JZ 10 HMI
PERKUMPULAN 45

Baik bersama-sama maupun sendiri dengan hak untuk memindahkan


kekuasaan ini kepada orang lain dikuasakan untuk memohon pengesahan
dan atau pendaftaran atas Anggaran Dasar ini kepada instansi yang
berwenang dan untuk membuat pengubahan dan atau tambahan dalam
bentuk yang bagaimana pun juga yang diperlukan untuk memperoleh
pengesahan tersebut dan untuk mengajukan dan menandatangani semua
permohonan dan dokumen lainnya untuk memilih tempat kedudukan dan
untuk melaksanakan tindakan lain yang mungkin diperlukan.
Akhirnya para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan kebe-
naran identitas para pihak, Dokumen Dokumen, Keterangan keterangan
yang diberikan kepada saya, Notaris dan bertanggung jawab sepenuhnya
atas hal tersebut diatas, membebaskan saya, Notaris dan saksi saksi dari
segala tuntutan apapun dikemudian hari. Selanjutnya para penghadap
menerangkan telah mengetahui dan memahami semua isi dari akta ini.

D e m i k i a n A k t a Ini
Dibuat dan diselesaikan tepat jam 11.45 Wib (Sebelas Empat Puluh
lima) Waktu Indonesia Bagian Barat pada hari dan tanggal tersebut diatas
pada awal akta ini.
Dengan dihadiri oleh Tuan Rofik bertempat tinggal di jalan Ahmad Yani
nomor 132 Serang Banten dan Nyonya Meta Afriyani bertempat tinggal di
Lontar Jiwantakan Serang Banten keduanya karyawan Notaris sebagai
Saksi saksi.

Setelah saya, Notaris membacakan isi akta ini kepada para penghadap
dan para saksi maka pada saat ini juga para penghadap, saksi saksi dan
saya, Notaris menandatangani akta ini.
Dibuattanpa ada coretan, gantian dan perubahan.
Minuta ini telah ditandatangani dengan sempurna,

Diberikan sebagai salinan yang sama bunyinya.


Notaris Di Kabupaten Serang

(EDUARD AVIANTA, SH.Sp.N)

JZ 09 HOX 47 JZ 10 HMI
45 PERKUMPULAN

untuk kepentingan anggota dan simpatisan


JZ 09 HOX JZ 10 HMI
EDUARD AVIANTA, SH.Sp.N H. DAENG KAMARUZZAMAN
0817 691 5866 0858 8080 1014 – 0818 245 403

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip dan memperbanyak


PERUM PERCETAKAN NEGARA RI.

JZ 09 HOX 48 JZ 10 HMI

Anda mungkin juga menyukai