Proposal Penelitian Telur
Proposal Penelitian Telur
Oleh:
I. LATAR BELAKANNG
Prospek usaha peternakan ayam ras petelur di Indonesia di nilai sangat baik di
lihat baik dari pasar dalam negeri maupun luar negeri, jika di tinjau dari sisi penawaran
dan permintaan. Disisi pengeluaran kapasitas produksi peternakan ayam ras petelur di
Indonesia masih belum mencapai kapasitas produksi yang sesungguhnya.
Peternakan pada umumnya telah memiliki kemajuan. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya pembangunan peternakan dengan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat dan swasta. Pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan,
pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan produk peternakan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, beragam dan merata. Sedang swasta dan
masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan seluas-luasnya dalam mewujudkan
kecukupan produk peternakan, dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan
distribusi produk ternak.
Telur sebagai salah satu produk ternak unggas memiliki protein yang sangat
berperan dalam tubuh manusia. Karena, protein berfungsi sebagai zat pembangun yaitu
bahan pembentuk jaringan baru di dalam tubuh, zat pengatur yaitu mengatur sebagai
sistem di dalam tubuh, dan sebagai bahan bakar, protein akan di bakar ketika kebutuhan
energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak. Permintaan akan telur
sangat erat kaitannya dengan harga karena dengan adanya harga yang sesuai maka
masyarakat dapat menjangkau sesuai dengan pendapatan mereka.
Meningakatnya pendapatan sangat berpengaruh terhadap permintaan telur,
Apabila pendapatan berubah maka jumlah permintaan akan telur-pun akan berubah
sehingga dapat mempengaruhi kegiatan produksi dan perdangangan telur. Pendapatan
merupakan nilai maksimun yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode
dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula1
Pendapatan usaha merupakan salah satu indikator dalam penilaian keberhasilan
suatu usaha. Pendapatan merupakan impian setiap pengusaha agar tetap dapat eksis
1
Rustan. 2002 Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan. http://www.Digilib.Usu.ac.Id.
dalam duania usaha. Demikian pula pada usaha peternakan ayam ras petelur, semakin
tinggi pendapatan maka dapat di katakana pengusaha tersebut sukses dalam menjalankan
usahanya. Memperoleh pendapatan yang tinggi bukalah suatu hal yang mudah dalam
usaha peternakan ayam ras petelur, karena dalam usaha ini adanya kendala-kendala yang
mungkin timbul dalam proses budidaya sampai pada saat produksi yang siap untuk di
pasarkan, selain itu pendapatan yang diperoleh peternak sangat dipengaruhi atau
ditentukan oleh besarnya biaya.
Usaha peternakan ayam petelur yang ada di Guluk-guluk lebih dari tiga kandang.
Salah satunya di Desa Guluk-guluk dimana usaha peternakan ayam petelur sudah lama
dikelolah oleh masyarakat yaitu oleh penduduk di Desa itu sendiri. Keinginan masyarakat
di Desa Guluk-guluk untuk beternak sangat tinggi. Banyak masyarakat yang ingin
membuat usaha peternakan ayam petelur tapi masih ragu-ragu dalam memulai usaha
tersebut. Masyarakat disana masih ragu tentang kondisi pendapatan yang diperoleh usaha
ayam petelur. Berdasarkan penjelasan tersebut, menjadi landasan peneliti untuk
melakukan penelitian tentang “Analisis Peternak Ayam Petelur Terhadap
Pendapatan dan Kesejahteraan Rumah Tangga”
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk memperjelas arah penelitian maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagaik berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usaha peternakan ayam ras
petelur di desa Guluk-guluk?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usaha peternakan ayam ras petelur di
Desa Guluk-guluk
2. Untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat pada usaha peternakan ayam ras petelur
di Desa Guluk-guluk.
1. Sebagai input bagi pemerintah daerah serta pihak-pihak yang terlibat langsung dalam
pengembangan usaha peternakan Ayam Ras Petelur.
2. Sebagai input bagi peternak, apakah dalam produksi selanjutnya peternak dapat
melakukan peningkatan produksi atau tidak untuk mendapatkan pendapatan yang
menguntungkan.
V. LANDASAN TEORI
Ayam merupakan salah satu ternak unggas yang sudah tidak asing lagi dikalangan
masyarakat. Daging ayam merupakan bahan makanan bergizi tinggi yang mudah untuk
didapat, rasanya enak, teksturnya empuk, baunya tidak terlalu amis serta harga yang
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat sehingga disukai banyak orang dan sering
digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan makanan.
a. Telur Ayam
Telur Ayam Ras Ayam ras petelur merupakan ayam ras betina dewasa yang
dipelihara secara khusus sehingga dapat menghasilkan telur untuk dikonsumsi. Untuk
kelangsungan hidup populasinya, semua unggas bertelur yang di dalamnya terdapat calon
anak. Induk ayam memberikan cadangan makanan untuk embrio ayam atau calon unggas
lainnya yang terbungkus di sekitar embrio untuk berkembang. Cadangan makanan itulah
yang disebut dengan telur. Kuantitas dan kualitas telur yang dimakan dapat
mempengaruhi produksi telur.
b. Terhadap toko-toko
Toko sebagai tempat masyarakat membeli kebutuhan dapur maka tako juga
sebagai tempat pemasokan telur. Maka kebutuhan masyarakat lekas terpenuhi. Apalagi
masyarakat secara tiba-tiba memborong toko disebabkan beberapa kebutuhan yang
mendesak antara lain sebagai berikut; Kebutuhan perkawinan, hajatan, dll.
c. Pendapatan Usaha
Pengertian pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh ternak
dari hasil produksinya. Pendapatan adalah hasil penjualan dikurangai total pengeluaran 2.
Dari hasil penjualan telur biasanya pendapatan dihitung setelah merekap hasil
pengeluaran dan ayam yang tidak bertelur. Pengeluaran tersebut sebagai salah satu cara
dimana ayam tetap bertelur dengan membeli obat-obatan, vitamin.
Pendapatan ada dua macam yaitu pendapatan kotor atau penerimaan dan
pendapatan bersih atau keuntungan3. maka penghitungan penghasilan telur setelah
dikurangi biaya pengeluaran. Yang di anggap pendapatan disini apabila sudah dikurangi
pendapat kotor.
2
Chandra, 2001. Pendapatan Usaha Pernakan Ayam Ras (Studi Kasus di Kecamatan Bejen,Kabupataen
Temanggun).
3
Soekartawi, 2003.Agribisnis (Teori dan Aplikasinya). PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta Suprijatna, E.
2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
VI. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini lebih mengutamakan penelitian kualitatif yang mana disebabkan
oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati
dalam proses. Selain itu seperti yang dinyatakan oleh moleong, metode kualitatif
dilakukan dengan beberapa pertimbangan, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.4
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Guluk-guluk disebabkan masyarakat
tersebut memang menjadikan telur sebagai bahan pokok. Guluk-guluk juga sebagai
mayoritas petani dengan penghasilannya dari hasil panen maka perlunya untuk
keseimbangan perekonomian yang beraneka ragam. Maka guluk-guluk termasuk dalam
ekonomi di sektor perternakan ayama petelur
c. subjek penelitian
Subjek penelitian ini terhadap orang-orang yang memang mempunyai waktu
dalam keseharian hasil pendapatan memang dari ayam petelur. Responden primer yang
baik dalam penelitian ini orang yang mempunyai peternakan ayam petelur agar informasi
yang di hasilkan lebih terfokus.
d. Metode Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi yang mengajukan beberapa pertanyaan
agar terarah dan menghasilkan jawaban yang tepat. Maka, penelitian ini dilakukan secara
lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual
e. Dokumentasi
Dokumentasi sebagaii catatan peristiwa yang sudah berlau, dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen sebagai
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) cet. 18, hal.5
Pada dasarnya dokumen digunakan untuk memperkuat penelitian kualitatif agar dapat di
percaya5
VII. PEMBAHASAN
Lokasi peternakan ayam petelur yang ada di Desa Guluk-guluk merupakan lahan
kosong yang hanya ditumbuhi oleh tanaman sejenis pepohonan jagung dan tembakau
yang bergantung pada musim. Desa Guluk-guluk pada saat ini peternakan ayam petelur
masih beberapa kandang jika dibandingkan dengan luas desa. Paling tidak peternakan
ayam petelur tersebut haruslah lebih meningkat untuk menjadi usaha yang tidak
tergantung pada musim, kreativ dalam sektor ekonomi juga mendukung terhadap aneka
ragam pencarian masyarakat di sekitar. Bisa mendirikan perusahaan pembuatan pakan,
obat-obatan/vitamin, menjadi wilayah aktif produksi dalam usaha ekonomi. Maka Desa
Guluk-guluk bisa mengembangkan peternakan ayam petelur dengan alasan lainnya
bahwa jarak kandang ataupun peternakannya jauh dari pemukiman warga, sehingga
setiap kegiatan yang sedang berlangsung di peternakan tersebut, tidak mengganggu
ataupun meresahkan warga yang diakibatkan oleh limbah pembuangan dari peternakan
ayam petelur tersebut dengan bau busuknya yang menyengat.
1. Untuk fakto-faktor pendapatan usaha peternakan ayam ras petelur di Desa Guluk-
guluk
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau dengan
kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan
bersih. Pendapatan kotor/penerimaan total adalah nilai produksi komoditas secara
keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pendapatan bersih adalah total
penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan.6
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya yang di keluarkan. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa komponen penerimaan dari suatu usaha ternak ayam ras
petelur yang diusahakan adalah penjualan telur, ayam afkir dan penjualan selama satu
periode produksi. Satu periode produksi ayam ras petelur yaitu berkisar antara 18–20
bulan. Atau lebih kurang 14-16 bulan masa ayam bertelur produktif. Jumlah
5
https://www.eurekapendidikan.com/2014/11/teknik-pengumpulan-data-dalam.html, akses tanggal 29
Januari 2018
6
Abd Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya, 2007
pemeliharaan ternak ayam ras petelur yang diusahakan peternak adalah 3000 sampai
25000 ekor. Semakin banyak jumlah ternak ayam ras petelur yang diusahakan maka
pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut akan semakin besar. Disamping itu,
pendapatan yang diterima oleh peternak juga dipengaruhi oleh harga telur, dan harga
ayam yang cukup baik saat ayam diafkir. Dan penekanan biaya produksi juga
berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diterima.7
Keunggulan ayam ras atau petelur dalam memasok kebutuhan daging ayam dan
telur ayam bagi masyarakat, beberapa keunggulan dan keuntungan lainnya yang dapat
diperoleh dari usaha beternak ayam ras
a. Pada lahan yang tidak begitu luas dapat diusahakan hingga ribuan ekor ayam ras.
c. Daging ayam ras dan telur ayam ras lebih cepat laku. d. Harga jual terjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
e. Membuka lapangan kerja baru, baik untuk keluarga peternak maupun untuk orang
lain.
g. Selain daging dan telurnya yang dijual, limbahnya yang berupa kotoran (feses) dan
bulu juga dapat di jual. Kotoran ayam dapat dijadikan pupuk pertanian yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produsi pertanian. Sedangkan
bulunya dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan, seperti shuttlecock,
lukisan, kemonceng, dan lain sebagainya. Dengan demikian, produk limbahnya (kotoran
dan bulu) dapat dijual untuk menambah pendapatan.
h. Afkiran ayam ras petelur, dagingnya dapat dijual untuk menambah pendapatan.
i. Daging ayam broiler dan ayam ras berpotensi dipasarkan ke luar negri (ekspor).8
2. Untuk mengetahui kesejahteraan pada usaha peternakan ayam ras petelur di Desa
7
Andri, R. Wati, dan A. Suresti, Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2011
8
Budi Samadi, Sukses Beternak Ayam Ras Petelur dan Pedaging, (Jakarta: Pustaka Mina, 2012), hal. 10-11.
Guluk-guluk
Sisi positif dari peternakan ayam petelur ini memiliki sifat yang menguntungkan
sebagai hewan ternak, yaitu dapat dipelihara untuk diambil telur, daging, dan kotorannya,
tidak membutuhkan lahan yang luas, walaupun kebutuhan pakan yang relatif banyak
namun telur cepat menetas, dan produksi telur tinggi. Telur dan daging ayam petelur
sangat diminati masyarakat karena mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harganya
terjangkau. Layaknya usaha peternakan lain, kotoran ayam sangat baik digunakan sebagai
pupuk organik karena mempunyai kandungan nitrogen yang cukup tinggi.9
Dengan adanya ayam petelur di Desa Gukluk-guluk menjadi slah satu ukur
kesejahteraan masyarakatm mengingat telur menjadi bahan pokok rumah tangga. Jadi
masyarakat banyak yang mengkonsumsi telur dengan harga yang pasar. Telur juga salah
satu makanan komposisi dari beberapa makanan aneka kue, Jadi masyarakat sangat
mengapresiasi ternak ayam petelur di Desa Guluk-guluk. Kotoran ayampun juga sebagai
pupuk usaha petani yang menanam Jagung, Tembakau dan Padi yang mayoritas
masyarakat guluk-guluk adalah sebagai petani.
Ayat di atas jelas bahwa dasar etika dalam Islam adalah bersumber dari Al Qur’an.
Dengan demikian etika dalam Islam adalah ahlak dan tujuan ahlak pada pokoknya adalah
agar setiap manusia berbudi pekerti (berahlak), bertingkah laku (tabiat), beradat istiadat
yang baik sesuai dengan ajaran Islam
9
www.blogspot.com diunduh pada 7 Juni 2017.
santun, perilaku sopan dalam berbisnis dengan siapapun tetap harus diterapkan, berbicara
dengan ucapan dan ungkapan yang baik. Perilaku semacam ini akan memberikan
kontribusi besar dalam memecahkan masalah-masalah secara damai. Jika tetangga yang
di sekitar mencium bau kotoran ayam maka, harus bersedekah agar tidak timbul rasa
yang dilarang oleh agama.
Bertingkah laku yang baik sebagai pemilik usaha ternak ayam tetap menjaga sosial
yang tinggi pada manusia, pada alam, dan tumbuhan. Tidak merasa pongah tetap menjaga
akhlaq yang baik dan tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah, tetapi juga bisa tergeser oleh faktor eksternal. Setiap
individu memiliki sifat ini. Akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Akan selalu dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan
tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing
individu berbeda.
Tanggung jawab juga berperan penting dalam suatu usaha, terutama tanggung
jawab seorang pemimpin terhadap bawahan dan kepada pelanggan pasar, karena
hilangnya suatu tanggung jawab dapat merusak kepercayaan seseorang untuk tetap
berhubungan dengan satu sama lainnya, dalam hal itu apabila tidak adanya tanggung
jawab suatu usaha mendapatkan kegagalan.
VIII. PENUTUP
Lokasi peternakan ayam petelur yang ada di Desa Guluk-guluk merupakan lahan
kosong yang hanya ditumbuhi oleh tanaman sejenis pepohonan jagung dan tembakau
yang bergantung pada musim. Desa Guluk-guluk pada saat ini peternakan ayam petelur
masih beberapa kandang jika dibandingkan dengan luas desa. Paling tidak peternakan
ayam petelur tersebut haruslah lebih meningkat untuk menjadi usaha yang tidak
tergantung pada musim, kreativ dalam sektor ekonomi juga mendukung terhadap aneka
ragam pencarian masyarakat di sekitar.
Semakin banyak jumlah ternak ayam ras petelur yang diusahakan maka pendapatan
yang diperoleh dari usaha tersebut akan semakin besar. Disamping itu, pendapatan yang
diterima oleh peternak juga dipengaruhi oleh harga telur, dan harga ayam yang cukup
baik saat ayam diafkir. Dan penekanan biaya produksi juga berpengaruh terhadap
besarnya pendapatan yang diterima
Dampak positif yaitu warga mendapatkan kontribusi dari pemilik usaha peternakan
ayam petelur, memperbaiki ekonomi keluarga yang tinggal di dekat usaha peternakan
ayam petelur karena dibutuhkan tenaganya, dan juga warga dengan mudah mendapatkan
telur dan daging ayam dengan harga yang murah.
DAFTAR PUSTAKA
Rustan. 2002 Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan.
http://www.Digilib.Usu.ac.Id.
2
Chandra, 2001. Pendapatan Usaha Pernakan Ayam Ras (Studi Kasus di Kecamatan
Bejen, Kabupataen Temanggun).
3
Soekartawi, 2003 Agribisnis (Teori dan Aplikasinya). PT. Raja Grafindo
Persada.Jakarta Suprijatna, E. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000) cet. 18, hal.5
5
https://www.eurekapendidikan.com/2014/11/teknik-pengumpulan-data-dalam.html,
akses tanggal 29 Januari 2018
6
Rahim Abd dan Diah Retno Dwi Hastuti, Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya,
2007
7
Andri, R. Wati, dan A. Suresti, Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2011
8
www.blogspot.com diunduh pada 7 Juni 2017.
9
Samadi Budi, Sukses Beternak Ayam Ras Petelur dan Pedaging, (Jakarta: Pustaka Mina,
2012), hal. 10-11.