Hafiizh Ma'arif Setiadi - UTS Proposal TA
Hafiizh Ma'arif Setiadi - UTS Proposal TA
DEWAN PENGUJI
Penguji : ( .................................... )
Penguji : ( .................................... )
Ditetapkan di : ……………….
Tanggal : …………
ABSTRAK
3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, diperoleh
rumusan tujuan sebagai berikut :
• Mengetahui rancangan deteksi non teknis penyaluran tenaga
listrik pada kwh meter yang menggunakan AMR.
• Meningkatkan mekanisme kerja deteksi gangguan non teknis
pada kwh meter yang menggunakan AMR.
• Mengetahui perbandingan hasil deteksi gangguan sebelum
menggunakan ANN dengan sesudah ANN.
5. Manfaat Penelitian
• Menurunkan Susut non teknis pada penyaluran tenaga listrik.
• Mendeteksi secara real time gangguan non teknis pada
penyaluran tenaga listrik.
• Memudahkan untuk mengklasifikasikan gangguan non teknis
pada penyaluran tenaga listrik.
6. Kajian Pustaka
6.1 Landasan Teori
1. Kwh Meter
KWh meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
besar kWh yang disuplai kepada konsumen listrik. Kecepatan putaran
piringan pada kWh meter manual atau kecepatan perhitungan digital
pada kWh meter elektronik adalah sesuai dengan besar kecilnya daya
listrik yang sedang mengalir pada saat itu. Apabila daya yang
mengalir besar maka kecepatan piringan atau perhitungan pada kWh
meter akan bergerak cepat, sebaliknya apabila daya yang mengalir
kecil maka kecepatannya berkurang.Besar penunjukkan angka
register pada kWh meter merupakan besarnya pemakaian energi
listrik yang telah disuplai ke konsumen selama periode waktu
pengukuran. Jika besar daya yang mengalir ini diketahui dan konstan
selama periode tertentu, maka jumlah energi listriknya dapat dihitung
dengan mengalikan, namun integrasi harus dilakukan untuk
mengetahui jumlah energi yang mengalir tidak saja pada pembebanan
yang konstan tetapi juga pada pembebanan yang berubah-ubah.
2. Energi Listrik
Pengukuran Energi Listrik Konsumen Secara umum alat ukur
energi listrik yang biasa dikenal oleh masyarakat luas adalah kWh
meter. KWh meter terbagi menjadi kWh meter mekanik dan kWh
meter digital atau sering disebut dengan kWh meter elektronik.
Perbedaan konfigurasi antara fasa tunggal dan tiga fasa adalah
terletak adanya tambahan kumparan tegangan dan kumparan arus,
akan tetapi selain kWh meter ada pula alat ukur energi listrik seperti
kVARh meter dan kVAh meter, tergantung jenis pelanggan dan
penggolongan tarif maka perusahaan listrik akan menetapkan alat
ukur apa saja yang dipakai untuk mengukur energi listrik pada
konsumen konsemen tersebut. Automatic Meter Reading (AMR)
adalah sistem pembacaan atau pengambilan data hasil pengukuran
meter elektronik atau ME secara terpusat dan otomatis dari jarak jauh
melalui media komunikasi tertentu menggunakan software tertentu
yang dilengkapi dengan kemampuan untuk pengolahan data.
Parameter yang dibaca pada umumnya terdiri dari pencatatan,
pengukuran teringgi, pengukuran sesaat dan Load Profile. Parameter-
parameter tersebut sebelumnya didefinisikan terlebih dahulu di meter
elektronik, agar meter dapat menyimpan data-data sesuai dengan
yang diinginkan. Sistem AMR dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti pemantauan pasokan energi kepada pelanggan,
penggunaan energi pelanggan, pemantauan susut dijaringan,
keperluan perencanaan, penagihan, dan lain sebagainya. Data hasil
pembacaan.
3. Automatic Meter Reading
Automatic Meter Reading (AMR) adalah sistem pembacaan
atau pengambilan data hasil pengukuran meter elektronik atau ME
secara terpusat dan otomatis dari jarak jauh melalui media
komunikasi tertentu menggunakan software tertentu yang dilengkapi
dengan kemampuan untuk pengolahan data. Parameter yang dibaca
pada umumnya terdiri dari pencatatan, pengukuran teringgi,
pengukuran sesaat dan Load Profile. Parameter-parameter tersebut
sebelumnya didefinisikan terlebih dahulu di meter elektronik, agar
meter dapat menyimpan datadata sesuai dengan yang diinginkan.
Sistem AMR dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
pemantauan pasokan energi kepada pelanggan, penggunaan energi
pelanggan, pemantauan susut dijaringan, keperluan perencanaan,
penagihan, dan lain sebagainya. Data hasil pembacaan tersebut
disimpan kedalam database dan dapat digunakan untuk melakukan
analisa, transaksi serta perbaikan. Teknologi ini tentu dapat
membantu perusahaan jasa penyedia tenaga listrik untuk menekan
biaya operasional, serta menjadi nilai tambah kepada pelanggannya
dalam hal penyediaan, ketepatan, dan keakurasian data yang dibaca,
dan tentu saja dapat menguntungkan pengguna jasa tersebut. Pada
awalnya, pembacaan meter dilakukan dengan menggunakan kabel.
Komputer terhubung ke meter dengan menggunakan kabel
komunikasi RS 232, RS 485 atau RJ 45 jika pembacaan dilakukan di
lapangan.