Kepdirjen 2016 206 Pedoman Umum Pengawasan Dan Penindakan Klien Pemasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 57
~~ PEDOMAN UMUM PENGAMASAN DAN PENADAA LEN PEWASYARAKATAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN ; ee te Tee e ee 1 aaa KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : esf~:¢ ¢.PF. [ANG PEDOMAN UMUM PENGAWASAN KLIEN PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Sistem Pemasyaraketan mengamanatkan bahwa tujuan dari pemidanaan adalah re-integrasi sosial melalui program pembinaan dan pembimbingan; bb bahwa dalam rangka memastikan program pembinaan dan pembimbingan klien pemasyarakatan berjalan sesuai dengan rencana program maka perlu dilakukan pengawasan; cc. bahwa dalam pelaksanaan pengawasan dimaksud diperlukan acuan dan petunjuk pelaksanaan sehingga diperlukan suatu Pedoman Umum Pengawasan Klien Pemasyarakatan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pads huraf 2 dan huruf b, perlu ditetapkan Pedoman Umum Pengawasan Klien Pemasyarakstan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakstan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 3614): 3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahen Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Narapidana dan Klien Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan ‘Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binean Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tenteng Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 ‘Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lemberan Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5359); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomar 111, Tamhahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857); Peraturan Presiden Nomer 47 Tahun 2009 tentang Pembentukkan dan Organisasi_ Kementerian Negara sebagsimena telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 009 tentang Pembentukkan dan Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142); Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cut Mengunjungi Keluaga, Pembebesan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat, Peraturan Menteri Nomer 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KLIEN PEMASYARAKATAN : Pedoman Pengawasan Klien Pemasyarakatan yang selenjuinya disebut Pedoman Pengawasan dimaksudkan sebagai acuan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Bapas. Pedoman Pengawasan memuat tentang garis-garis besar pengawasan yng meliputi mekanisme, prosedur, koordinasi, evaluasi dan pelaporan. Pedoman Pengawasan sebagaimana discbut dalam DIKTUM KESATU disusun dengan sistematika sebagai berikut: BABI: Pendahuluan BABI: Dasar Hukum BABII: Pengertian Umum BABIV : Pelaksanaan Pengawasan BABY: Sumber Daya Manusia BABVI : Penutup : Pedoman Umum Pengawasan Klien Pemasyarakatan dimaksud dalam DIKTUM KETIGA sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada perubahan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkandi Jakarta padatanggal 20 yet 2016 DIREKTUR JENDERAL PEMAS¥ARAKATAN, ¢ IWAYANK/DUSAK NIP, 19570737 198303 1 001 DAFTAR IST Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang Pedoman Umum Pengawasan Klien Pemasyarakatan Daftar Isi BABI Pendahuluan is A. Latar Belakang ..,. B. Maksud dan Tujvan .. BABII — Dasar Hukum ...... ‘A. Undang — Undang B. Peraturan Pemerintah C. Peraturan Presiden D. Peraturan Menteti E, Keputusan Menteri. BAB Ill Pengertian Unum 8 BABIV Pelaksanaan Pengawasan Klien Pemasyarakatan 10 A. Umum ...... i 10 lL. Asas is 10 2. Prinsip 1 10 3. Ruang Lingkup... ui 4, Pelaksana ... a . 12 B. Teknis Pengawasan terhadap Klien Pemasyarakatan... 12 1, Rencana Pengawasan .. 12 2, Pelaksanaan Pengawasan 3 a. Rekomendasi Litmas......... aGe 1) Rekomendasi Litmas Layenan Tahanan .... 2) Litas Awal Pembinaan .. 3) _Litmas Asimilasi dan Pembimbingan Luar lembaga, 19 3.1. Asimilasi Lingkungan Lapas 19 3.2. Asimilai Pihak Ketiga . 20 3.3, Asimilasi Lapas Terbuka ena 3.4. Cuti Mengunjungi Keluarga 4 4) Litas Pembinaan Integrasi 26 4.1, Pembobasan Bersyarat 26 42.Cuti Menjelang Bebas 30 43. Cuti Bersyarat. 33 b. Program Bimbingan Lainnya 35 1) Ijin ke Luar Negeri/Kot 35 2) Penetapan atau Putusan Hakim. C. Eyluasi dan Laporan. z D, Planggaran dan Penindakan . 1, Jenis-jenis Pelanggaran . 2. Syarat dan Mekanisme Pencabutan ..... ‘a. Pelanggaran Proses/penetapan Diversi. 40 b, Pelanggaran terhadap Pidana Bersyarat.... serio A cc, Pelanggaran tethadap proses Asimilasi dan integrasi sosial ... 42 1) Asimilasi 2) Cuti Menjelang Bebas .. 44 3) Pembebasan Bersyarat 45 4) Cuti Bersyarat .. 47 E, Kemitraan dan Partisipasi Masyarakat. : a 49 BABV Sumber Daya Manusia Pes BAB VI Penutup : Eine cain aren BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlakuan terhadap pelaku kejahatan/tindak pidana di Indonesia sejak tahun 1964 telah mengalami perubshan paradigma, dari sistem kepenjeraan menjadi Sistem Pemasyarakatan, Perlakuan negara terhadap anggota masyaraket yang melanggar hukum merupakan pengejawantahan dari peran negara dalam melindungi masyarakat melalui upaya pencegahan pengulangan kembali kejahatan/tindak pidana yang telah dilakukan. Sistem _kepenjaraan mengedepankan pembalasan dan penjeraan bagi pelaku kejahatan/tindak pidana, sedangkan sistem pemasyarakatan lebih mengedepankan pembinaan sebagai upaya mengembalikan pelaku kejahatan/tindak pidana yang dianggap sebagai orang tersesat yang dapat kembali ke jalan yang benar sehingga mampu berkontribusi eobagai warga negara yang baik dan diterima kembali di tengah-tengah masyarakat. Sistem pemasyarakatan memiliki 1ujuan untuk mewujudkan reintegrasi sosial yaitu pemulinan kesatuan hidup, kehidupan, dan penghidupan, dengan memberikan perlindungan kepada masyarakat dan warga binaan pemasyaraketan dengan menjunjung tinggi hek asasi manusia, Teniang Reintegrasi sosial pada dasarnya sudah diatur oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit, sehingga bila pendekatan yuridis formil digunakan, perdebatan akan berhenti atau selesai, Pada pasal 2 dinyatakan; “Sistem Pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk warga binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhinya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab, * Berdasarkan proses bisnis Pemacyarakatan pembinaan pelanggar hukum herus dilaksanakan sejak-pra adjudikasi, adjudikasi, sampai dengan post adjudikasi dan peran Pembimbing Kemasyarakatan harus memastikan proses pembinaan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Perencansan tethadap program pembinaan dilakukan berdasarkan hasil penelitian kemasyarakatan yang dilakukan oleh Pembimbing 1[Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN ee Kemasyarakatan dengan memberikan rekomendasi tentang kebutuhan perlekuan atau pembinaan terhadap pelanggar hukum. Agar sistem berjalan dengan baik harus ada check dan balance. dimana fungsi-fungsi mangjemen dalam pembinaan pelangger hukum harus berjalan dengan baik agar pelaksanaan program dapat berjalan sccara transparan, akuntabel, dan non diskriminatif. Fungsi-fungsi_manajemen tersebut_meliputi Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actualiting (aktwalisasi) dan controlling (pengawasan) sesuai dengan Terry (2010 : 9). Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan mangjemen itu sendiri. Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabiln fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik. Demikian pula halnya dengan fungsi evaluasi terhadap pencapaian tujuan manajemen akan bethasil baik apabila fungsi pengawasan telah dilekukan dengan baik. Dengan demikian, agar pelaksanaan program pembinaan dan pembimbingan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan melalui penelitian kemasyarakatan dan rekomendasi sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan, memerlukan adanya kegiatan pengawasan. Pengawasan tersebut dilakukan terhadap pelaksanaan program layanan, pembinaan, dan pembimbingan serta bimbingan lanjutan, dengan melalui langkah- langkah sinergi dari berbagai unsur pelaksanaan sistem Pemasyarakatan baik petugas lapas/rutan dan Pembimbing Kemasyarakatan serta melibatkan peran masyarakat. Pengawasan dilakukan dalam rangka untuk memastikan adanya check dan balance terhadap pelaksanaan program, sedangkan tujuan pengewasan adalah memastikan bahwa lingkungan ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi dapat mendukung program yang telah di tetapkan, memastikan bahwa program dijalankan sesuai dengan ketentuan/ mencegah terjadinya penyimpangan (prefentil), dan ketiga berfungsi sebagai korektif yaitu melakukan perbaikan-perbaikan apabila terdapat penyimpangan terhadap program yang telah ditetapkan, © Melalui fungsi pengawasan, pembimbing kemasyarakatan Bapas dapat melakukan penilaian apakah program yang diberikan telah tepat, atau perlu ditingkatkan atau bahkan tidak sesuai dan harus dihentikan atau diganti. Berkaitan dengan pengawasan tersebut, peran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebagai unit eselon | di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi memiliki tugas untuk membuat kebijakan teknis fasilitatif di bidang pemasyarakatan. Berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan, saat ini dinilai masth belum opitimel, hal 2|Direktorat Bimkemas den Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN. Ee tersebut dikarenakan, payung hukum tentang pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Bapas masih belum memadai (minim kebijakan) ‘Atas pertimbangan tersebut maka Instansi Pemasyarakatan dianggap penting untuk menyusun sebuah Pedoman Pengawasan dalam sistem Pemasyarakatan sebagai upaya untuk menjadi panduan bagi Pembimbing Kemasyarakaten sekaligus memberikan kekuatan secara yuridis bagi pelaksanaan tugas pengawasan dan penindakan. B, Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud dari penyusunan pedoman umum pengawesan bagi Klien pemasyaraketan ini adalah : Meningkatkan Keberhasilan pelaksanaan program pembimbingan terutama terkait perlakuan terhadap Klien pemasyarakatan dan mengoptimalkan peran Pembimbing Kemasyarakatan. 2. Tujuan a. Memberi dukungan terhadap pelaksanaan pembimbingan dengan upaya preventif (pencegahan) terhadap terjadinya pelanggaran selama masa pembimbingan. b. Memberikan petunjuk bagi Pembimbing Kemasyarakatan tentang cara, prosedur, dan mekanisme pengawasan dan penindakan tethadap klien pemasyarakatan, 3|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN, ol BABIL DASAR HUKUM A. Undang-Undang Dasar 1945 1, Pasal 28b ayat (1) dan (2) serta huruf h ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 2. Pasal 31 ayat (1), (3) dan (4) Undang-Undang Dasar 1945, B. Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan UU Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi menentang Penyiksean dan Perlakuan/Hukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan (OPCAT) UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi [LO 138 tentang Usia Minimum Untuk diperbolehkan bekerja 7. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM . UU Nomor 1 Tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 182 tentang Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan bentuk bentuk pekerjaan terburuk untuk anak 9. UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 10. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 11, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 12, UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tange 13, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak- Hak Sipil dan Politik) 14, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 15, UU Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ee ep s 4[Direktarat Bimkemas dan Pengentasan Anak eet 3, Peraturan Pemerintah 10. Peraturan Pemerintah RI No, 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1988 Tentang Usaha Kesejahteran Anak bagi Anak yang Mempunyai Masalah.:Pasal 10 Peraturan Pemerintah RI No. 31 tahun 1999, tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakaten Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1999 Tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Pembinaan danPembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857); Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 61 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4632) Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubaban Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum 5|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak reocMan uu Pensawasan oan rnc ll D. Peraturan Presiden 1, Keputusan Presiden RI Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 3, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011. E. Peraturan Menteri 1. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang Perubahan Kedua ates Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.02-PR.07.03 tahun 1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai ‘Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan = Aparatur Negara = Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 Tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis; 3. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.01.PK.07.02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggarzan Makanan Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara 4, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.0T.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia 5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.01.PH.02.05 Tahun 2010 Tentang RAN HIV dan Penyalahgunaan Narkotika pada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan 6. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Penanganan Laporan Pengaduan di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM 7.Peraturan, Menteri Perdayagunaan Aparatur Negara. Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 Tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis 6[Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak 8, Peraturan Menteri Pendidikan Nesional Nomor 3 Tahua 2008 Tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B dan Program Paket C 9. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pmberian Remisi, Asimilasi, Pembebasan Rersyarat, Cuti Menjelang Bebas dn Cuti Bersyarat 10, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus F, Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan 2. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.02-PK.04.10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan 3, Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.01-PK.04.10 Tahun 1998 tentang Tugas, Kewajiban dan syarat-syarat bagi Pembimbing Kemasyarakatan 4, Petunjuk Teknis Menteri Kehakiman RI Nomor ; E.39-PR.05.03 Tahun 1987 tentang Bimbingan Klien Pemasyarakatan 5. Petunjuk Teknis Menteri Kehakiman RI Nomor : £.40-PR.05,03 Tahun 1987 tentang Bimbingan Klien Pemasyarakatan 6. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor E.22,PR.08.03 Tahun 2001 Tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan, 7|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak BABII PENGERTIAN UMUM Pengertian ini berisikan seluruh istilah yang digunakan dalam pedoman ini. Uraian definisi operasional dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Bapas adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan Pembimbing Kemasyamkatan yang selanjutnya discbut PK. adalah pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan dan pengawesan klien, dan pendampingan terhadap Anak di dalam dan di luar proses peradilan pidana. Pembimbingan Klien Pemasyarakatan adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk memberikan bantuan dan tuntunan kepada Klien Pemasyarakatan melalui proses pendampingan, bimbingan dan pengawasan baik pada tahap pra adjudikasi, adjudikasi maupun post adjudikasi. Pegawasan adalah proses pengamaten dan penilaian tethadap pelaksanaan program/kegiatan serta memberikan tindakan korektif, agar program/kegiatan tethadap penetapan ataa putucan hakim dan surat keputusan lainnya terkait asimilasi dan integrasi. Penindakan adalah proses atau cara pengambilan tindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Klien dalam proses pembimbingan. Penelitian Kemasyarakatan yang selanjutaya disebut Litmas merupakan pula penilaian (assessmen) yaitu pengukuran profesional untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkenaan dengan kepribadian, kondisi kehidupan, psikososial, Kondisi ekonomi, kesehatan dan keadaan klien untuk menentukan perlakuan dalam hal pelayanan, perawaten, dan penempatan Klien sesuai dengan kebutuhannya, sehingga hasil penilaian (asessmen) merupakan satu kesatuan di dalam litmas. Keluarga adalah suami atau isteri, anak kandung, anak angkat atau anak tiri, orang tua kandung/angkat/tiri/ipar, saudara kandung/angkat/tis Jainnya sampai derajat kedua baik horisontal maupun vertikal. par, dan keluarga dekat Pra adjudikasi adalah tahapan dalam proses peradilan yang meliputi penyidikan dan pra penuntutan, 8|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak 12, 13. 14, 15. 17. Se | Adjudikasi adalah tahapan dalam proses peradilan pada saat pemeriksaan di sidang pengadilan, Post adjudikasi adalah tahapan akhir dalam proses peradilan yang berupa pelaksanan pidana. . Bimbingan Lanjutan (After care) adalah bimbingan lanjutan yang diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan yang selesai menjalani pembinaan danlatau pembimbingan sesuai dengan kebutuhan Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di Iuar peradilan pidana. Asimilasi adalah proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang dilaksanakan dengan membaurkan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dalam kehidupan masyarakat. Klien Pemasyarakatan yang selanjutaya disebut Klien adalah seseorang yang berada di dalam pelayanan, pendampingan, pembimbingan dan pengawasan Pembimbing Kemasyarakatan, Pendampingan adalah sustu proses pemberian bantuan/pertolongan terhadap klien untuk mengatasi masalahnya dengan tidak melakukan intervensi/tindakan secara Jangsung kepada klien tetapi lebih kepada peran inisiator, koordinator, fasilitator, mediator untuk diversi atau Isinnya, . Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat adalah program pembinaan untuk mengintegrasikan narapidana dan anak didik pemasyarakatan kedalam kehidupan masyarakai setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Cuti_mengunjungi keluarga adalah peogram pembinaan untuk memberikan kesempatan kepada narapidana dan anak didik pemasyarakatan untuk berasimilasi dengan keluarga dan masyarakat. 9|Direktorat Bimkemas dan Pengentason Anak DUAN Ry OSA OPRAH BABIV PELAKSANAAN PENGAWASAN KLIEN PEMASYARAKATAN, A. Umum 1, Asas Dalam pelaksanakan tugas pengawasan terhadap Klien pemasyarakatan, Pembimbing Kemasyarakatan harus memperhatikan asas ; a. Asas tercapainya tujuan, ditujukan ke érah tereapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghinderi penyimpangan atau deviasi perencanaan; b, Asas efisiensi dan efektif, dicapai dengan menggunakan standar yang tepat c. Asas individual, bahwa pengawasen harus sesuai dengan kebutuhan dan tingkat resiko d. Asas kekecualian, bahwa efisiensi dalam pengawasan memerlukan perhatian tethadap faktor pengecualian yang dapat terjadi dalam keadaan tertentu, ketika situasi berubah atau tidak sama, ce. Asas pengendalian fleksibel, bahwa pengawasan harus untuk menghindarkan kegagalan pelaksanaan perencancan f£, Asas peninjauan kembali, bahwa pengawasan harus selalu ditinjau, agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan. g. Asas tindakan, bahwa pengawasan dapat dilakukan apabila ada_ukuran- ukuran untuk mengoreksi__penyimpangan-penyimpangan —_tethadap perencanaan. 2. Prinsip Dalam menjalankan tugas Pengawasan, Pembimbingan Kemasyarakatan juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang meliputi : a. Objektif dan menghasilkan data, pengawasan harus bersifat objektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang program/kegiatan yang dilakukan dan faktor-faktor yang mempengeruhi; b. Berlandaskan pada ketentuan/standar yang telah ditetapkan yang tercermin dalam 1) Tujuan yang telah ditetapkan 2) Rencana program/kegiatan 10|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak 3) Pedoman/standar yang telah ditetapkan 4) Perintah yang diberiken 5) Peraturan perundang-undangan yang berlaku ¢. Preventif, pengawasan bersifat mencegah terjadinya Kesalahan atau penyimpangan dan tervlangnya kesalahan; 4, Bukan tujuan tapi sarana, behwa pengawasan bukanlah tujuan melainkan sarana untuk menjamin pencapaian tujuan; . Apa yang salah, pengawasan dilakukan bukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi ape yang salah dan bagaimana timbulnya dan sifat kesalahan itu; £ Mombimbing/mendidik, agar dapat meningkatkan kemampuan, kesadaran dan kemauan untuk mencapai tujuan, 3. Ruang Lingkup Obyek dari pengawasan ini adalah Klien Pemasyarakatan, sehingga dalam melakukan pengawasan harus memiliki tolak ukur ataa alat ukur untuk melakukan perbandingan/penilaian terhadap peleksanaan program antara lain ; a, Rekomendasi Litmas Rekomendasi Litmas dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, Rekomendesi Litmas ini meliputi : a), Litmas Layanan Tahanan b). Litmas awal Pembinaan ¢). Asimilasi dan pembimbingan luar lembaga d), Pembinaan Reintegrasi b, Program Bimbingan a) Keputusan pemberian program reintegrasi Bagi klien yang mendapatkan keputusan pemberian reintegrasi dengan memperhatikan program-program bimbingan don kewojibun yang harus dipenuhi selama menjalani masa reintegrasi. b) Ijin ke Luar Negeri/ke luar kota/ke Ivar wilayah Bagi ‘klien yang mendapatkan ijin ke luar negeri maupun ke luar kota, surat ijin dimaksud dapat digunakan sebagai alat ukur apakah pelaksanaannya sesuai dengan ijin yang diberikan, l1|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak ¢), Penetapan Pengadilan /Putusan Hakim Peneiapan Pengadilan/ Putusan hakim dapat menjadi standar atau tolak ukur dalam melakukan pengawasan sehingga bisa memberikan penilzian tentang keberhasilan suatu kegiatan. Penetapan Hakim dimaksud dapat berupa : 1), Diversi (Perdamaian dengan atau tanpa ganti rugi, AKOT, Pelayanan Masyarakat, dan keikuisertaan dalam diklat di lembaga pendidikan ILPKS); 2) Diserahkan ke Panti Sosial/ Organisasi Masyarakat 3) Disetahkan ke Panti Rehabilitasi / Yayasan Keagamaan 4) Pelatihan Kerja 5). Pidana Bersyarat 6) Pidana Pengawasan 7) Penetapan Pengadilan Negeri tethadap anak yang berhadapan dengan hukum dengan umur dibawah 12 Tahun. 4, Pelaksana Pelaksana tugas pengawasan adalah Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang ditunjuk oleh Kepala Bapas dengan persyaratan terientu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. B. Teknis Pengawasan terhadap Klien Pemasyarakatan 1, Rencana Pengawasan 1. Mempelajari rencana bimbingan yang telah disetujui TPP a). Hasil Penelitian Kemasyarakatan b). Hasil penilaian tingkat resiko dan kebutuhan (risk and need assessment) c). Program bimbingan yang disusun oleh Pembimbing Kemasyarakaian 2. Mempelajari kontrak bimbingen / pernyataan bimbingan Dengan mempelajeri butir-butir pernyataan yang telah disepakati antara Klien dan Pembimbing Kemesyarakatan diketahui oleh Kepala Bapas 3, Pembimbing Kemasyarakatan membuat program pengawasan sesuai dengan program bimbingan yang telah ditetapkan 12[Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINI AKAN | 4, Membuat strateai dan menetapkan metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan. Metode yang dapat digunakan antara lain adalah : a. Observasi/kunjungan/visit untuk melihat secara langsung keadaan atau Kondisi ktien dan lingkungan disekitarnya termasuk pihak lein yang terlibat. >. Wawaneara Dilakukan dengan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada pihak- pihak yang terlibat dengen pembimbingan klien untuk mendapatkan informasi lebih mendalam terkait perkembangan Klien ¢. Koordinasi Untuk memastikan bahwa pihak-pihak terkait melakukan peran sesuai dengan program pembimbingan, 5. Membuat perencanaan tentang waktu pelaksanaen pengawasan 6. Menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam program pengawasan klien 7. Menetapkan target hasil pengawesan 2. Pelaksanaan Pengawasan a. Rekomendasi Litmas meliputi: 1) Rekomendasi Litmas Layanan Tahanan a) Materi Pengawasan Materi yang diawasi dalam pelayanana tahanan diseuaikan dengan rekomendasi litmas Layanan Tahanan sesuai dengan kebutuhan klien dapat berupa : 1. Kesehatan meliputi kesehatan jesmani dan lingkungan Berkaitan dengan kesehatan jasmani rekomendasi litmas memberikan saran/intervensi informasi tentang kebutuhan desar dan keschaian medis (penyakit yang diderita), sedangkan untuk Kesehatan lingkungan memberikan informasi hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang dibutuhkan oleh klien, 13|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN a 2. Kebutuhan Psikologi Berdasarkan data-data dukung litmas dan hasil assessmen, Pembimbing Kemasyarakatan dapat memberikan rekomendasi intervensi tentang kebutuhan penanganan masalah kejiwaan atau psikis tahanan, atau dengan kata lain kebutuhan akan penanganan psikologinya. 3, Pendampingan sosial Berdasarkan data dan informasi serta hasil assessmen yang diperoleh Pembimbing Kemasyarakatan dalam melakukan penelitizn kemasyarakatan terkait Klien yang masih berada pada proses pra adjudikasi, Pembimbing Kemasyarakatan dapat merekomendasikan tentang kebutuhan akan layanan sosial maupun bantuan hukum. 4, Pendidikan Rekomendasi litmas Khususnya terhadap anak untuk menjamin pendidikan tetap berjalan meskipun anak sedang menjalani proses pra adjudikasi. b) Metode 1. Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat penahanan, dan melihat langsung kegiatan yang dilakukan oleh klien selama menjalani masa penahanan. 2. Wawancara Wawancara dapat dilakukan dengan Klien, pihak keluarga, petugas rumah tahanan/LPAS, petugas yang menahan (polisi/jaksaihakim), 3. Koordinasi ‘Melakukan koordinasi dengan lembaga atau instansi yang terlibat dalam penahanan Klien. | Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN al ©) Pihak yang terlibat 1. Keluarga . Masyarakat (termasuk teman sekolah/rekan kerja/guru dan lain- lain) . Pihak yang menahan 4, Pihak Rutan/LPAS d) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan 1, Surat penahanan berkaitan dengan status Hien pada proses pra adjudikesi dan adjudikasi. 2. Laporan pelayanan perawatan 3. Bukti pemberian layanan (misal surat keterangan dari psikolog, Japoran layanan bantuan hukum, catatan medis, dan lain-lain) e) Waktu Pelaksanaan 1, Rutin, dibuat perencanaan kunjungan berkala dengan memperhatikan masa penahanan, sifatnya tentative sesuai kebutuhan, 2, Insidentil, dilakukan secara_ mendadak berkunjung ke Rutan/LPAS dimana ada kebutuhan untuk melihat langsung klien dan mendapatkan informasi dari petugas Rutar/LPAS. ) Hasil Pengawasan Hasil pengawasan memberikan informasi tentang : No, ] Respon Keterangan terhadap Ya Tidak rekomendasi 1. |Penetapan [Dengan _persetujuan | Jika tidak disetujui Layanan sidang TPP Bapas, maka | Sidang TPP Bapas, rekomendasi —_litmas | maka_—_—_diungkapkan menjadi cua | slasennya rekomendasi pelaksanaan layanan | ditolak ——_(misalnya tahanan sarpras dan lingkungan kurang mendukung atau terdapat _permasalahan lainnya) 15|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak Soccernet (2. ] Pelaksanaan rekomendasi 3. | Hasil Penilaian Setelah menjedi program | Jika rekomendasi tidak layanan tahanan, | menjadi program pengawasan selanjutnye | layanan maka melihat apakah | dilaporkan program apa pelaksanaan —_sesuai | yang diberikan oleh [dengan program yang | pihak Rutan/LPAS telah ditetapkan dan berhasil mencapai target, Respon Klien terhadap program yang telah ditetapkan dan perubahan Klien sesuai dengan target atau tidak dileporkan ke Ka, Bapas. Sehingga perlu atau tidak dilakukan : ~ Peningkatan layanan lanjutan; ~ Penambahan Layanan; atau ~ Perubaltan layanan, 2) Litas awal Pembinaan a). Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Litmas awal adalah program pembinaan tahap awal sesuai dengan kebutuhan den resiko narapidana, yang meliputi: 1. Kegiatan kemandirian yang diikuti oleh Klien 2. Kegiatan kepribadian yang diikuti oleh Klien 3. Kegiatan perawatan meliputi (leyanan medis, kebutuhan dasar, dan layanan sosial) b). Metode 1. Observasi/visir Kegiatan pengawasan dengan menggunekan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke Lapas/LPKA, dan melihat langsung kegiatan yang dilakukan oleh klien selama menjalani masa pidana. 16|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak roti un n eatasacosieciooNn fl 2. Wawaneara Wawancara dapat dilakukan dengan Klien, pihak keluarga, petugas Lapas/LPKA atau wali Pemasyarakatan, petugas/instruktur baik dari instansi_pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan. 3, Koordinasi Melakukan koordinasi dengan lembaga atau instansi yang terlibat dalam pembinaan narapidana ©) Pihak yang terlibat 1, Keluarga 2, Petugas Lapas/LPKA termasuk wali pemasyarakatan 3. Mitra kerja aik instensi_pemerintah atau organisasi kemasyarakatan ) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan 1. Surat vonis berkaitan dengan status Klien pada proses post adjudikesi. 2, Hasil siding TPP Lapas 3. Laporan perkembangan pembinaan ©) Waktu Pelaksanaan 1. Rutin, dibuat perencanaan kunjungan berkala_ dengan memperhatikan, Jenis kegiatan dan masa pidana tahap awal (1/3 ‘masa pidana) sifatnye tentative sesuai kebutuhan. 2.Insidentil tanpa ditencanakan, dilakukan secara_mendadak berkunjung ke Lepas/LPKA dimana ada kebutuhan untuk melihat Jangsung maupun untuk konfirmasi dari informasi yang diperoleh tentang Klien selama menjalani program pembinaan tahap awal dan mendapatkan data dan keterangan yang valid. J |Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak ) Hasil Pengawasan No. [Respon Keterangan terhadap Ya Tidak rekomend: Persetujuan | Dengan persetujuan | Jika tidak isetujui Sidang TPP | sidang TPP | Sidang TPP Lapas Lapas'LPKA, maka | Lapas/LPKA, maka rekomendasi —_litmas | diungkapkan alesannya menjadi acuan | kenapa —_rekomendasi pelaksanaan —_layenan | ditolak (misalnya | tahanan apakeh sarpras dan lingkungan yang Kurang mendukung atau terdapat permasalahan Jainnya) 2. | Pelaksanaan | Setelah menjadi program rekomendasi | pembinaan, pengawesan selanjutnya melihat apakah pelaksanaan pembinaan sesuai dengan program dan berhasil mencapai target. 3. | Hasil dengan target atau tidak. dilakukan : awal Jika tekomendasi tidak menjadi program pembinaan maka dilaporkan program apa yang disepakati dalam sidang TPP Lapas. “Respon Klin terhadap program pembinaan yang Penilaian | diberikan dan perubahan prilaku narapidana sesuai Schingga perlu tidak ~ Peningkatan program pembinsan ~ Perubahan program peda saat masih pembinaan 18|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak eee | 3) Asimilasi dan pembimbingen luar lembaga 3.1 Asimilasi lingkungan Lepas 4). Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Asimilasi adalah program asimilasi dijalankan sesuai dengan SK Kalapas, yang meliputi : 1, Kepatuhan dalam menjalankan kegiatan yang ditetapkan 2. Tidak melarikan diri b). Metode 1. Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat menjalani asimilasi (dilingkungan Lapas), 2. Wawaneara Wawancara dapat dilakukan dengan Klien, masyarakat sekitar lingkungan Lapas, petugas Lapas/IPKA atau wali Pemasyarakatan, 3. Koordinasi Melakukan koordinasi dengan pihak Lapas dan masyarakat sekitar. ©) Pihak yang terlibat 1, Petugas Lapas/LPKA termasuk wali pemasyarakatan 2, Masyarakat sekitar lingkungan Lapas/LPKA 4d) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan 1, Surat Keputusan Asimilasi, 2. Hasil sidang TPP Lapas 3. Laporan perkembangan pembinaan ) Waktu Pelaksanaan Insidentil tanpa direncanakan, dilakukan secara_mendadak berkunjung ke tempat pelaksanaan asimilasi Lapas/LPKA atau tempat dimana narapidana menjalani asimilasi di lingkungan Lapas/LPKA untuk mendapatkan informasi dan keterangan yang valid tentang pelaksanaan asimilasi narapidana 49|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak reocuanuinnarensavindo ou riven ll f) Hasil Pengawasan No. | Respon ~ Keterangan terhadap | Ya Tidak rekomendasi ‘T. | Persetujuan | Dengan persetujuan | Jika tidak disetujui | Sidang TPP | sidang ‘TPP | Sidang ‘TPP. Lapas Lapas/LPKA, maka | Lapas/LPKA, — maka rekomendasi litmas | diungkapkan alasannya menjadi acuan|kenapa —_rekomendasi pelaksanaan asimilasi di | ditolak dalam lingkungan Lapas/LPKA. | 2, |Pelaksanaan | Setelah menjadi program | Jika rekomendasi tidak rekomendasi | asimilasi, pengawasan | menjadi program selanjutnya melihat | pembinaan _asimilasi apakah —_narapidana | maka dilaporkan menjalankan asimilasi | program apa yang sesuai ketentuan. disepakati dalam sidang TPP Lapas. 3. | Hasil Respon Klien terhadap program yang diberikan dan Penilaian perubahan prilaku narapidana sesuai dengan target atau tidak. Sehingga perlu tidak dilakukan : ~ Peningkatan program pembinaan = Pembatalan program 3.2. Asimilasi Pihak Ketiga a). Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Asimilasi pihak ketiga adalah pemberian program asimilasi ditempat pihak ketiga dengan berdasarkan Medd yang telah disepakati antara pihak ketiga dengan Walapen il Sal yang dipetutken orale: 20|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak eee, 1. Menjalankan kegiatan sesuai dengan kesepakatan; Tidak berada di tempat lain selain tempat menjalanken, asimilasi; 3. Daftar hadir; 4. Tidak melarikan diti, b). Metode 1. Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat menjalani asimilasi (di tempat pihek ketiga). 2. Wawancara Wawancara dapat dilakukan dengan klien, masyarakat sekitar lingkungan tempat menjalani asimilasi, petugas Lapas/LPKA atau wali Pemasyarakatan, pihak ketiga, Koordinasi Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait kegiatan asimilasi. c)Pihak yang terlibat 1, Petugas Lapas/LPKA termasuk wali pemasyarakatan 2. Masyarakat sekitar tempat menjalani asimilasi Pihak ketiga 4. Klien a) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan 1. Surat Keputusan Asimilasi, 2. Hasil sidang TPP Lapas 3. Laporan perkembangan pembinaan 4, Kesepakatan kalapas dengan pihak ketiga e) Waktu Pelaksanaan Insidentil tanpa direncanakan, dilakukan secara mendadak berkunjung ke tempat pelaksanaan asimilasi untuk mendapatkan informasi dan keterangan yang valid tentang pelaksanaan asimilasi pihak ketiga. 21] Oirektoret Bimkemas dan Pengentasan Anak ioc oni reais creo £) Hasil Pengawasan No. | Respon ‘Keterangan terhadap Ya Tidak rekomendasi 1. [Persetujuan [Dengan perselujuan|Jika dak disemujul Sidang TPP | sidang TPP | Sidang TPP Lapas Lapas/LPKA, maka Lapas/LPKA, maka rekomendasi_litmas | diungkapkan alasannya menjadi acuan| kenapa _rekomendasi pengawasan pelaksanaan | ditolak asimilasi pada _pihak ketiga 2. | Pelaksanean | Setelah menjadi program | Jika rekomendasi tidak rekomendasi | asimilasi pihak ketiga, | disetujui maka pengawasan selanjutnya | dilaporkan program apa melihat apakah | yang disepakati dalam narapidana_menjalankan | sidang TPP asimilasi pihak ketiga | Lapas/LPKA. sesuai ketentuan, 3, | Hasit Respon Klien terhadap program yang diberikan dan Penilaian perubahan prilaku narapidana sesuai dengan target, atau tidak. Sehingga perlu tidak dilakukan : ~ Peningkatan program pembinaan - Pembatalan/pencabutan program 3.3, Asimilasi lepas terbuka a). Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Asimilasi lapas terbuka meliputi persetujuan untuk ditempatkan di Lapas terbuka dengan pertimbangan-pertimbangan tentang program pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dengan tingkat resiko rendah (sesuai hasil assessment atau litmas) Hal-hal yang diperhatikan adalah + 22|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN ms 1, menjalankan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan 2. Tidak berada di tempat lain selain tempat menjalankan asimilasi 3. Tidak melarikan diri b). Metode 1. Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat menjalani asimilasi di lapas terbuka, 2, Wawancara Wawancara dapat dilakukan dengan petugas lapas terbuka, Klien, keluarga Klien, 3. Kordinasi Melakukan Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait kegiatan asimilasi. c) Pihak yang terlibat 1. Petugas Lapas terbuka 2. Klien 3. Keluarga klien @) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan 1, Surat Keputusan Asimilasi. 2. Hasil sidang TPP Lapas 3. Laporan perkembangan pembinaan 4, Laporan perkembangan di lapas terbuka e) Waktu Pelaksanaan 1, Rutin dengan membuat jadwal kunjungan atau wawancara secara berkala, disesuaikan dengan mesa menjalani asimilasi di Lapas terbuka, 2, Insidentil tanpa direncanakan, dilakukan secara mendadak berkunjung ke Japas terbuka untuk mendapatkan informasi dan keterangan yang valid tentang pelaksanaan asimilasi. 23|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAI ) Hasil Pengawasan coo | pengawasan pelaksanaan asimilasi di tapas terbuka [No. | Respon Keterangan terhadap = [| Cd) Tidak | rekomendasi 1, | Persetujuan | Dengan perserujuan | Jika tidak — disetujui Sidang TPP | sidang TPP | Sidang TPP Lapas Lapas/LPKA, maka | Lapas/LPKA, maka rekomendasi _litmas | diungkapkan alasannya menjadi aeuan | kenapa _rekomendasi ditolak: 2. | Pelaksanaan | Setelah menjadi program rekomendasi | asimilasi lapas terbuka, pengawasan selanjutnya melihat apakah Jika rekomendasi tidak disetujui maka dilaporkan program apa yang disepakati dalam ~ Pembatalan program narapidana_menjalankan | sidang TPP Lapas. program asimilasi lapas terbuka, 3, | Hasil Respon klien terhadap program yang diberikan dan Penilaien _| perubahan prilaku narapidana sesuai dengan target atau tidak. Sehingga perlu tidak dilakukan : ~ Peningkatan program pembinaan 3.4. Cuti Mengunjungi Keluarga a), Materi Rexomendasi ‘Materi untuk rekomendasi Cuti Mengunjungi Keluarga adalah rekomendasi untuk dibetikan ijin mengunjungi keluarga sesuai dengan perkembangan prilaku narapidana dan tingkat resiko, rekomendasi Litmas. 24 |Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN, = Hal-hal yang perlu ciperhatikan adalah : 1, ‘Tidak berada di tempat lain selain tempat yang diijinkan 2. Tidak melarikan diri b), Metode 1. Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat yang dituju narapidana 2, Wawancara Wawaneara dapat dilakukan dengan klien, masyarakat sekitar tempat tinggal, petugas Lapas/LPKA atau wali Pemasyarakatan, dan keluarga Klien 3, Kordinasi Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan cuti mengunjungi keluarga, ©) Pihak yang terlibat 1, Petugas Lapas/LPKA termasuk wali pemasyarakatan 2, Masyarakat sekitar tempat melakukan Cuti Mengunjungi Keluarga 3, Pihak keluarga Klien 4. Klien 5. Pemerintah setempat 6. Mitra Bapas lainnya d) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan 1. Surat Keputusan Cuti Mengunjungi Keluarga. 2, Hasil sidang TPP Lapas 3, Laporan perkembangan pembinaan ) Waktu Pelaksanaan Insidentil tanpa direncanakan, dilakukan secara mendadale berkunjung ke tempat pelaksanaan Cuti Menguajungi Keluarga untuk mendapatkan informasi dan keterangan yang valid tentang pelaksanaan Cuti Mengunjungi Keluarga, 25|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN a f) Hasil Pengawasan No, | Respon Keterangan tethadap Ya Tidak rekomendasi 1. |Persetujaan [Dengan persetujuan|Jika tidak disetujui Sidang TPP | sidang TPP | Sidang TPP Lapas/LPKA |Lapas/LPKA, maka| Lapay/LPKA, — maka rekomendasi _litmas | diungkapkan alesannya menjadi acuan | kenapa _rekomendasi pelaksanaan Cuti | ditolak Mengunjungi Keluarga 2, | Pelaksanaan | Setelah menjadi program | Jika sekomendasi tidak rekomendasi | asimilasi pihak ketiga, | disetujui maka pengawasan_selanjutaya | dilaporkan program apa melihat apakah | yang disepakati dalam narapidana menjalankan | sidang TPP Cutt Mengunjungi | Lapas/LPKA. Keluarga sesuai dengan ijin yang diberikan. 3._| Hasil Respon Klien terhadap program yang diterikan dan Penilaian _| perubahan prilaku narapidane sesuai dengan target atau tidak, Sehingga perlu tidak dilakukan : ~ Peningkatan program pembinaan ~ Pemibatalan program 4) Pembinaan integrasi 4,1, Pembebasan Bersyarat a) Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Pembebasan pemberian program pembebasan bersyarat sekaligus penetapan program bimbingan selama menjalani masa pereobean (PB). Hal-hal yang diperhatikan adalah : Bersyarat adalah 26|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak rccomssvunun ecawasan oan pennoaxan 1. Persetajuan pemberian Pembebasan Bersyarat 2, menjalankan program bimbingan yang telah ditetapkan (kepribadian dan kemandirian) 3. Tidak melakukan pelanggaran syarat uum dan khusus b). Metode 1. Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat tinggal selama menjalani Pembebasan Bersyarat, tempat bekerja, sekolah, dan lain-lain yang berhubungan dengan kegietan klien 2. Wawaneara Wawancara dapat dilakuken dengan klien, keluarga klien, masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal _klien, pemerintah setempat, ormas, sckolah, rekan bekerja, tokoh masyarakat, dan Jain-lain yang berkaitan dengan pihak Klien, 3. Koordinasi Melakukan Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait kegiatan pembimbingan selma menjalani masa pembebasan bersyarat, misal pemerintah setempat, instansi pemerintah, aperat penegek hukum lainnys, LSM, dan pihak lain yang dapat menjadi mitra kerja Pembimbing Kemsyarakatan dalam melakukan pembimbingan, ©) Pihak yang terlibat 1. Klien; 2. Keluarga klien; 3. Petugas Lapas/LPKA tempat memperoleh Pembebasan Bersyarat atau wali pemasyarakatan; 4, Unsur masyarakat (Masyarakat sekiter tempat menjalani Pembebasan Bersyarat, Mitra Kerja Pembimbing Kemasyarakatan, tokoh masyarekat dll); 5. Aparat Penegak Hukum, 27|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak reoousn unuiravcawasanomn rncstn ll d) Persyaratan/Data dukung yeng dibutubkan 1, Surat Keputusan Pembebasan Bersyarat: 1 Hasil sidang TPP Bapas'Lapas; Kontrak bimbingan: pw Kesepakalan bersama dalam hal dilakukan kerjasama dengan mitra kerja/pihak ketiga. e) Waktu Pelaksanaan 1. Rutin dengan perencanaan kunjungan secara berkala yang disesuaikan dengan target bimbingan dan jangka waktu menjalani pembebasan bersyarat. 2. Insidentil tanpa direncanakan, dilakukan secara mendadak berkunjung ke tempat menjalankan pembebasan bersyarat, tempat bekerja/sekolah, (ketempatOtempat, lain yang diketahui sering didatangi oleh klien. 28|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak rxoowan uuu pevcawssanoaneewnoncan il ) Hasil Pengawasan No. | Respon Keterangan terhadap | Ya Tidak rekomendasi i. |Persetujuan |Dengan persetujuan | Jika tidak diseiujui, Sidang IPP | sidang TPP Bapas, maka | maka —_diungkapkan Bapas rekomendasi _litmas | alasannya -—_—Kkenapa menjadi acuan | rekomendasi ditolak _ pelaksanaan pembebasan | bersyarat termasuk |program yang telah ditetapkan 2. | Pelaksanaan | Seiclah menjadi program | Jika rekomendasi tidak rekomendasi | pembebasan bersyarat, | disetujui maka | pengawasan selanjutnya | dilaporkan program apa melihat dan memastikan | yang disepakati dalam apakah Klien menjalani | sidang TPP Bapas dan mematuhi program | pengawasan selanjutnya bimbingan yang telah | melihat dan ditentukan. memastikan — apakab Klien menjalani dan mematuhi program bimbingan yang telah ditentuken, 3. | Hasil ‘Apakah Klien menjalani program sesuai ketentuan Penilaian dan apakah perubahan prilaku Klien sesuai dengan | target atau tidak. Schingga perlu tidak dilakukan : - Peningkatan program pembinaan ~ pencabutan program 2 [Direktorat Bimkemas Gan Pengentasan Anak PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DAN PENINDAKAN ae 4.2. Cuti Menjelang Bebas a) Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Cuti Menjelang Bebas adalah pemberian program Cuti Menjelang Bebes sekaligus penetapan program bimbingan selama menjalani Cuti Menjelang Bebas. Hal-hal yang diperhatikan adalah : 1. Persetujuan Pemberian Cuti Menjelang Bebes (SK CMB) 2. menjalankan program bimbingan yang telah ditetapkan (kepribadian dan kemandirian) 3, Tidak melakukan pelanggaran syarat umum dan khusus b). Metede 1, Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat tinggal selama menjalani Cuti Menjelang Bebas, tempat bekerja, sekolah, dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan klien. 2, Wawaneara Wawancara dapat dilakukan dengan klien, keluarga Klien, masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal Klien, pemerintah setempat, ormas, sekolah, rekan bekerja, tokoh masyarakal, dan laindain yang berkaitan dengan pihak klien. 3. Koordinasi Melekukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait kegiatan pembimbingan selama menjalani Cuti Menjelang Bebas, misal pemerintah setempat, instansi pemerintah, Aparat penegak Hukum lainnya, LSM, dan pihak lain yang dapat menjadi mitra kerja Pembimbing Kemasyerakatan dalam melakukan pembimbingan. 30|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak rrooMan unum eecawasan orennoncan fl ©) Pihak yang terlibat 1. Klien 2, Keluarga Klien 3, Petugas Lapas/LPKA tempat memperoleh CMB atau wali pemasyarakatan 4, Unsur masyarakat (Masyarakat sekitar tempat menjalani CMB, Mitra Kerja Bapas, Tokoh masyarakat dll) 5, Aparat Penegak Hukum ) Persyaratan/Data dukung yang dibutuhkan, 1, Surat Keputusan Cuti Menjelang Bebas. 2, Hasil sidang TPP Bapas dan Lapas 3. Konteak bimbingan 4, Kesepakatan bersama dalam hal dilakukan kerjasama dengan mitra kerja/pihak ketiga e) Waktu Pelaksanaan 1, Rutin dengan perencanaan kunjungan secara berkala yang disesuzikan dengan target bimbingan dan jangka waktn menjalani Cuti Menjelang Bebas. 2, Insidentil tanpa direncanakan, dilakukan secara mendadak berkunjung ke tempat menjalankan Cuti Menjelang Bebas, tempat bekerja/sekolah, ketempat- tempat ein yang diketahui sering didatangi oleh Klien. 31|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak rezonn mun encawasan oan reunonsan il f) Hasil Pengawasan ‘No. | Respon - Keterangan tethadap Ya Tidak rekomendasi_ | 1, | Persetujuan | Dengan —_persetujuan | Jika tidak disetajui Sidang TPP | sidang TPP Bapas, maka | sidang TPP Bapas, | Bapas rekomendasi —litmas | maka diungkapkan menjadi acuan | alasannya kenapa pelaksanaan_ Cuti | rekomendasi ditolak Menjelang Bebas termesuk progiam yang telah ditetapkan 2. | Pelaksanaan | Setelah menjadi program | Jika rekomendasi tidak |fevrireniient | Grnbinger” Kifen\ Cot lamented maka Menjelang Bebas, | dilaporkan program apa pengawasan selanjutnya | yang disepakati dalam melihat dan memastikan | sidang TPP Bapas. apakeh _narapidana | pengawasan selanjutnya ‘menjalani dan mematuhi | melihat apakah program bimbingan yang | narapidana _ menjalani telah ditentukan dan | program —_bimbingan memastikan untuk tetap | yang telah ditentukan berjalan sesuai | dan memastikan untuk perencanaan yang telah | tetap berjalan sesuai dilakukan, perencanaan yang telah dilakukan 3. | Hasil Apakah Klien menjalani program sesuai ketentuan Penilaian dan apakah perubahan prilaku klien sesuai dengan target atau tidak. Sehingga perlu tidak dilakukan : ~ Peningkatan program bimbingan = pencabutan program 32|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak reooway unus pecawasan oan annoanan ll 43° Cuti Bersyarat a) Materi Rekomendasi Materi untuk rekomendasi Cuti Bersyarat adalah pemberian program Cuti Bersyarat sekaligus penetapan program bimbingan selama menjalani Cuti Bersyarat. Hal-hal yang diperhatikan adalah : 1, Persetujuan Pemberian Cuti Bersyarat (SK CB); 2. menjalankan program bimbingan yang telah ditetapkan (Kepribadian dan kemandirian); 3, Tidak melakukan pelanggaran syarat umum dan khusus. b). Metode 1, Observasi/visit Kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan berkunjung langsung ke tempat tinggel selama menjalani Cuti Bersyarat, tempat bekerja, sekolah, dan lain-lain yang berhubangan dengan kegiatan Klien. 2. Wawancara Wawencara dapat dilakukan dengan klien, keluarga Klien, masyerakat sekitar lingkungan tempat tinggal kklien, pemerintah setempat, ormas, sekolah, rekan kerja, tokoh masyarakat, dan lain-lain yang berkaitan dengan Melakukon koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait kegiatan pembimbingan selama menjalani cuti bersyarat, misal pemerintah setempat, instansi pemerintah, aparat penegak hukum lainnya, LSM, dan pihak lain yang dapat menjadi mitra kerja Bapas dalam melakukan pembimbingan, ) Pihak yang terlibat 1. Klien 2. Keluarga klien 33|Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak

Anda mungkin juga menyukai