Anda di halaman 1dari 228
STNDAR BINBNGAN KLEN ANAK @ DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. REPUBLIK INDONESIA ‘ KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: AS 291,02 @ATUN 2016 TENTANG. STANDAR BIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a, Bahwa dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan perlu dilakukan _langkah-langkah komprehensif untuk melakukan Re-Integrasi_ Warga Binaan Pemasyarakatan melalui proses dan tahap- tahap pembinaan dan pembimbingan b. Bahwa untuk menyamakan persepsi gerak dan langkah dalam melaksanakan bimbingan klien sebagaimana perlu disusun standar bimbingan Klien Pemasyarakatan c. Bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Standar Bimbingan Klien Pemasyarakatan ( Anak dan Dewasa ) Mengingat : 1, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614); 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Narapidana dan Klien Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3845); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3846) sebagaimana telah Menetapkan KESATU KEDUA x 2 2 beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5359); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1999 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Pembinaan danPembimbingan Warga Binaan Pemasyatakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857); . Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG STANDAR BIMBINGAN KEMANDIRIAN KLIEN PEMASYARAKATAN : Standar Bimbingan Kemandirian Klien Pemasyarakatan merupakan acuan serta tolak ukur dalam melaksanakan bimbingan kemandirian bagi Klien Pemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Divisi Pemasyarakatan, dan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Standar Bimbingan Kemandirian Klien Pemasyarakatan sebagaimana disebut dalam DIKTUM KESATU disusun dengan sistematika sebagai berikut: . Latar Belakang . Norma dan Dasar Hukum. Definisi Global dan Detail Standar . Maksud dan Tujuan Kebutuhan Sumber Daya Manusia . Kebutuhan Sarana dan Prasarana Kebutuhan Biaya Pelaksanaan ammoom>r KETIGA KEEMPAT H. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur |. Instrumen Penilaian Kinerja Standar Bimbingan Kemandirian Klien Dewasa sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini, Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila ada perubahan maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Berlaku pada tanggal: 30 Haret 2016 DIREK L PEMASYARAKATAN 3 } 2, 19570727 198303 1001 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK DAFTAR IST SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TENTANG STANDAR BIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN Dafar Isi Daftar Lampiran BAB | BAB II BAB III BAB IV BAB V PENDAHULUAN A. Latar Belakang, B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan SISTEM, MEKANISME DAN PROSEDUR A. Sistem B. Mckanisme Bimbingan Klien 1, BimbinganTahap Awal (0 - % masa bimbingan) 2. Bimbingan KlienTahap Lanjutan (1/4 ~% masa bimbingen) 3. Bimbingan Klien ‘Tahap Akhir (3/4 -- selesai bimbingan) 4, Bimbingan Tambahan Klien (After Care) C. Operasional Prosedur Bimbingan Penerimaan Pendaftaran dan Pencatatan Penelitian Kemasyarakatan |. Pelaksanaan Bimbingan Klien Evaluasi dan Laporan Program Bimbingan Pengakhiran Bimbingan Anak / Klien Anak Bimbingan Lanjut (After Care) Nayvaene SUMBER DAYA DALAM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN A. Kebutuhan Sumber Daya Manusia B, Kebutuhan Sarana dan Prasarana C. Jangka Waktu Penyclesaian D. Kebutuhan Biaya Pelaksanaan EVALUASI, MONITORING DAN PENILAIAN KINERJA A. Evaluasi dan Monitoring PENUTUP iu " 13 23 26 33 ay 42 43 45 47 47 48 48 49 50 50 SI 52 37 38 58 60 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK DAFTAR LAMPIRAN 1. Proses Sistem Pemasyarakatan. . SOP Pelaksan 2 in Penetapan Proses Diversi. 3. SOP Pelaksanaan Diversi ABH di tingkat Pengadilan kclembaga Sosial 4, SOP Pemberian tindakan 5. SOP Pendampingan. 6. SOP Penerimaan Klien PAS. 7. SOP Penerimaan klien PiB. 8. SOP Pemeriksaan kelengkapan berkas. 9. SOP Pencatatan identitas klien dalam buku register. 10, SOP Pengambilan Sidik Jari Klien Pemasyarakatan. 11. SOP Pengambilan Foto Klien Pemasyarakatan. 12, SOP Pengenalan Hak,kewajiban,larangan dan sangsi klien. 13, SOP Prosedur pemberkasan berkas klien. 14, SOP Penunjukkan PK (Pembimbing Kemasyarakatan). 15. SOP Penycrahan Klien Kepada PK (Pembimbing Kemasyarakatan). 16, SOP Pengisian Identitas Klien pada Kartu Bimbingan. 17. SOP Pelaksanaan Assesment resiko dan assesment kebutuhan. 18, SOP Penyusunan rencana program bimbingan. 19, SOP Pembuatan litmas untuk bimbingan. 20. SOP pengajuan litmas ke sidang TPP Bapas. 21. SOP Pelaksanaan sidang TPP di Bapas. 22, SOP pelaporan hasil sidang TPP di Bapas. 23, SOP Persiapan sidang TPP di LPKA, LPAS, LAPAS, RUTAN 24, SOP Bimbingan Kepribadian. 25. SOP bimbingan Kemandirian. 26. SOP Pelaksanaan luasi. 27. SOP lin keluar negeri. 28, SOP Pencabutan PB,CMB,CB,Assimilasi. 29. SOP Pelimpahan. 30, SOP Iayanan Khusus. 31. SOP Koordinasi. 32, SOP Kunjungan kesekolah klien. ii 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 4 42. 43. 44, 45. 46. 41. 48. 49. 50. Sl. 52. 53. 54, DIREKTORAT BIBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANA} SOP Pelaksanaan kunjungan kerumah penjamin klic SOP Pelaksanaan kunjungan kelingkungan Sosial Klien, SOP Penjajakan kerjasama. SOP Pelaksanaan kunjungan kerumah korban, SOP Pelaksanaan rujukan klien kebutuhan khusus. SOP Pelaksanaan Afler Care Penilai Blangko sidik jari. jan Pembimbing Kemasyarakatan, Blangko Berita Acara serah terima. Blangko Kartu Bimbingan dan Penyuluhan Klien. Blangko Assesment Resiko dan Assesment Kebutuhan Klien. Blangko Litmas Bimbingan. Blangko Laporan Perkembangan Bimbingan Klien. Blangko Kartu bimbingan dan poenyuluhan klien. Blangko Catatan Bimbingan dan Konseling Klien. Blangko Laporan Evaluasi Bimbingan. Blangko Laporan Pengakhiran Bimbingan. Blangko pemanggilan Klien Blangko Berita Acara Pemeriksaan. Blangko Surat Keputusan Pencabutan Sementara Instrumen Assesmen resiko da assesmen kebutuhan. Panduan instrumen assesmen, Instrumen Penilaian Kinerja. iii DDIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK BABI PENDAHULUAN ‘A. Latar Belakang ‘Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia scutuhnya. Untuk menjaga harkat dan martabatnya, anak berhak mendapatkan perlindungan khusus, terutama perlindungan hukum dalam sistem peradilan, Indonesia sebagai negara pihak dalam konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Rights of the Child) yang mengatur prinsip perlindungan hukum terhadap anak mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum sehingga saat ini Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak harus dapat dilaksanakan dengan optimal. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana. ‘Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana dan anak yang menjadi saksi tindak pidana, ‘Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas tahun) tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana. Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina yang dibina dan masyarakat untuk 1 DOIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK * meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh fingkungan masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disingkat LPKS adalah tembaga atau tempat pelayanan sosial yang melaksanakan penyclenggaraan kesejahteraan sosial bagi anak. Lembaga ini merupakan milik Kementerian Sosial yang dalam penyelenggaraannya dalam Sistem Peradilan Pidana Anak berperan sebagai tempat penampungan anak yang berkonflik dengan hukum yang bekerja dalam proses diversi tingkat Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan. Lembaga Penempatan Sementara Anak yang disingkat LPAS adalah tempat sementara bagi anak sclama proses peradilan berlangsung. Lembaga ini merupakan tempat bagi anak’jika proses diversi tidak tercapai dalam tingkat kepolisian sampai dengan Pengadilan harus berlanjut dengan proses pemidanaan maupun anak yang tidak bisa berproses diversi. Lembaga Pembinaan Khusus Anak yang selajutnya disingkat LPKA adalah lembaga atau tempat anak menjalani tindak pidana. Sistem pemasyarakatan yang berlaku dewasa ini asas yang diterapkan sistem pemasyarakatan menempatkan tahanan, Warga Binaan Pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan sebagai subjek dan dipandang scbagai pribadi dan warga negara biasa scrta dihadapi bukan dengan latar belakang pembalasan tetapi dengan pembinaan dan bimbingan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pembinaan dan bimbingan pemasyarakatan harus ditingkatkan melalui pendekatan mental, jasmani, perawatan, pelayanan dan kedisiplinan, Pemenuhan hak dan kewajiban anak didik pemasyarakatan dan Klien anak menjadi bagian yang tidak bisa berdiri sendiri dengan konsep sistem pemasyarakatan sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Sistem Pemasyarakatan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Konscp tersebut sebagai suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan, pembimbingan Anak/ Klien Anak berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas klien anak agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi 1a kembali tindak pidana. Hal ini bertujuan supaya klien anak tersebut dapat dit 2 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK © oleh Keluarga/orangtua serta lingkungan masyarakat dimana Klien anak aktif berperan dalam pembangunan dan hidup secara w sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Pembinaan dan pembimbingan Anak/ klien anak sccara umum dapat dilaksanakan dengan melakukan pendekatan pembinaan/bimbingan kepribadian yang di dalamnya mencakup edukasi, konscling. keagamaan, Pancasila dan kewarganegaraan serta pembinaan/pembimbingan kemandirian yang meliputi upaya untuk memberikan keterampilan-keterampilan yang dapat meningkatkan kualitas klien anak agar dapat memiliki bekal dalam memenuhi hidup dan kchidupannya Pembimbingan dan koordinasi dilaksanakan tcrhadap Klien anak yang melakukan tindak pidana umum/khusus, dimana diperuntukan bagi : 1, Anak yang mendapatkan penetapan tindakan khususnya untuk anak yang belum mencapai usia 12 (dua belas) tahun 2. Anak yang berhadapan dengan hukum yang mendapatkan putusan diversi 3. Anak yang mendapatkan penetapan pidana bersyaral/Pib. 4, Anak pada tahap pembinaan awal melalui proses penilaian dilanjutkan pembuatan litmas dalam menentukan program pembinaan berupa assimilasi dan reintegrasi sosial (Cuti Mengunjungi Keluarga/CMK, Cuti Bersyara/CB, Cuti Menjetang Bcbas/CMB dan Pembcbasan BersyaravPB. Hal ini didasarkan kepada pemahaman bahwa Klien anak yang berada di dalam sistem pemasyarakatan harus dipulihkan, baik secara mental maupun sikapnya scbagai pribadi alau warga negara yang memiliki potensi dan dapat berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Pelaksanaan penyusunan litmas peradilan, pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan koordinasi untuk kepentingan yang terbaik anak dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) selaku unit pelaksana tchnis untuk kepentingan yang terbaik anak yang berkonflik dengan hukum, keluarga dan masyarakat, Pendampingan anak yang berkonflik dengan hukum olch petugas Bapas yang discbut dengan Pembimbing Kemasyarakatan merupakan bagian dari sitem Pemasyarakatan yang menjiwai tata peradilan pidana anak yang mengandung aspek perlindungan anak dalam basis penegakan hukum dalam rangka penecgahan kejahatan yang dilakukan anak berdasarkan ketentuan yang berlaku. we DIREKTORAT BIMEINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK Untuk melaksanakan proses lanjut dalam bimbingan terhadap anak perlu dikcluarkan standarisasi bimbingan anak dalam sctiap proses sesuai dengan aturan secara terstandar berlaku di Indonesia. Norma Dan Dasar Hukum 1, Undang-undang Nomor : 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. . Undang-Undang Nomor : 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 1 Tahun 2012 tentang Sistim Peradilan Pidana Anak. 2. 3. Undang-undang Nomor : 4, Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 5, Peraturan Pemerintah RI Nomor : 32 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2006 Jo. Peraturan Pemerintah RI nomor : 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan ‘Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 57 Tahun 1999 tentang Kerjasama Pelaksanaan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : 12 Tahun 2013 tanggal 14 Maret 2013 tentang Assesment Risiko dan Assesment Kebutuhan Bagi Narapidana dan Klien Pemasyarakatan. 8. Peraturan Mentcri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. 9. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.02.PW.07.10 Tahun 1997 tanggal 24 Desember 1997 tentang ‘Tata ‘Tertib Persidangan dan ‘Tata Ruang Sidang. 10. Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor : M.02.PR.08.03 ‘Tahun 1999 Tentang Pembentukan Balai Petimbangan Pemasyarakatan dan Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP). 11. Keputusan Menteri Kchakiman RI nomor : M.01-PK.04,10 tahun 1998 Tanggal 3 Pebruari 1998 tentang Tugas, Kewajiban dan Syarat-Syarat bagi Pembimbing Kemasyarakatan. £,39-PR.05.03 ‘Tahun 1987 ‘Tanggal 8 September 1987 tentang Bimbingan Klicn Pemasyarakatan. 13, Petunjuk ‘Teknis Menteri Kehakiman RI Nomor : .40-PR.05.03 Tahun 1987 12, Petunjuk Pelaksanaan Menteri Kchakiman RI Nomot “Tanggal 8 September 1987 tentang Bimbingan Klien Pemasyarakatan. DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 14, Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Tuna Warga Nomor : DDP.2.1/1/13 tanggal 13 Juni wun 1977 tentang Tugas-Tugas Balai BISPA. 15. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Tuna Warga Nomor : DDP.2.1/1/1 tanggal 20 Juni 1977 tentang Tugas-Tugas Balai BISPA. 16, Surat Edaran Direktur jenderal pemasyaraktan Nomor : E.UM.06.10-26 tanggal 16 Pebruari 1984 tentang Instruksi Meningkatkan Kerjasama, 17. Surat Kepala Dircktorat BISPA Nomor : DBTU.5.22/77 tanggal 28 Juni 1977 tentang Penjelasan Tugas-Tugas Balai BISPA mengenai Pembuatan Penelitian Kemasyarakatan dalam rangka Pemeriksaan Pengadilan Negeri 18, Surat Kepala Direktorat BISPA Nomor : DBTU.9.2/77 tanggal 1 Juli 1977 tentang Penjelasan Tugas-Tugas Balai BISPA mengenai Prosedur Pengangkatan Anak, 19, Surat Kepala Direktorat BISPA Nomor : DBTU.16.9/77 tanggal 30 Agustus 1977 tentang Penjelasan Tugas-Tugas Balai BISPA mengenai Prosedur Pengasuhan Anak. . Definisi Global Dan Detail Standar Definisi Global 1. Aftercare adalah rangkaian bentuk pelayanan yang didasari olch permohonan dari instansi dan/atau orangtua/wali kepada petugas Bapas (PK) untuk memberikan bimbingan lanjutan bagi klien dengan waktu yang telah ditentukan. 2. AKOT merupakan kepanjangan dari Anak Kembali Kepada Orang Tua. 3. Assesment kebutuhan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pembinaan atau bimbingan yang paling tepat bagi narapidana atau Klien pemasyarakatan berdasarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tindak pidana yang dilakukannya (Permen Nomor : 12 tahun 2013). 4. Assesment Resiko adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko pengulangan tindak pidana narapidana atau klien pemasyarakatan (Pormen Nomor : 12 tahun 2013). 5. Assimilasi adalah proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang. dilaksanakan dengan membaurkan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dalam kchidupan masyarakat (Permen 21 Bab I pasal 1 ayat 2). 10. ML 12. 13. 14, 15, 16. 17. OETORA BH ENASVARAGTANEAN ENGETASANARA | . Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan Bimbingan Klicn Pemasyarak 12 Tahun 1995). (Pasal 1 ayat (4) UU nomor : . Bimbingan Klin pemasyarakatan adalah bagian dari sistem pemasyarakatan yang menjiwai tata peradilan pidana dan mengandung aspek penegakan hukum dalam rangka meneegah kejahatan dan bimbingan bagi pelanggar hukum yang ditujukan untuk kepentingan integrasi klien dengan masyarakat. . Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) adalah program pembinaan_ untuk memberikan kesempatan kepada narapidana dan anak didik pemasyarakatan untuk berasimilasi dengan masyarakat dan keluarga (Permen 21 Bab I pasal | ayat 3). . Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (ouput) dan hasil (out came) terhadap rencana dan standar pelaksanaan sistim peradilan pidana anak. Fasilitator adalah seseorang yang bertugas untuk membantu dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu hal, kemudian menyimpulkan tentang inti dari pembelajaran tersebut. Identitas adalah data diri yang memuat nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, keluarga, agama dan pendidikan. Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain (informasi dari wikipedia). ciri Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, temperamen, ci khas dan prilaku seseorang (informasi dari wikipedia). Klicn Anak adalah anak yang berada di dalam pelayanan pembimbingan, pengawasan dan pendampingan Pembimbing Kemasyarakatan, Lembaga Pembinaan Khusus Anak yang selanjutnya disingkat PKA adalah lembaga atau tempat anak menjalani masa pidananya. Lembaga Penempatan Anak Scmentara yang disingkat LPAS adalah tempat scmentara bagi anak selama proses peradilan berlangsung, 18, 19. 20. 21. 22, 23. 24. 25. 26. DDIREXTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK Lembaga Penyclenggaraan Kesejahteraan Sosial yang sclanjutnya disingkat LPKS adalah lembaga tempat pelayanan sosial yang melaksanakan penyclenggaraan kesejahteraan sosial bagi anak. Mediator adalah sescorang yang mengatur fentang pertemuan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi tetap cfektif dan diterima sepenuhnya olch kedua belah pihak, Mitra Kerja sama adalah instansi pemerintah lain yang terkait, badan-badan kemasyarakatan, dan atau perorangan yang mengadakan kerjasama dengan LAPAS atau BAPAS dalam rangka kegiatan pembinaan dan atau pembimbingan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan, Partisipasi Masyarakat adalah masyarakat dapat memberikan respon positif dalam artian mendukung atau memberikan masukan terhadap program atau kebijakan yang diambil pemerintah, ataupun dapat juga menolak kebijakan. ‘Adapun bentuk partisipasi masyarakat adalah : a, Partisipasi dalam pengambilan keputusan b. Implementasi c. Pemanfaatan d. Evaluasi program Pelaporan adalah proses penyclenggraan laporan yang meliputi penentuan penggunaan sistim, proscdur, isi, format, jenis, sifat, waktu, evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan sisitim peradilan pidana anak. Pemantauan adalah rangkaian kegiatan mengamati atau melakukan pengecekan dengan cermat pelaksanaan sistim peradilan pidana anak mulai tahap penyidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana. Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti Menjelang Bebas (CMB), dan Cuti Bersyarat (CB) adalah proses pembinaan untuk mengintegrasikan narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan kedalam kehidupan masyarakat setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (Permen 21 Bab | pasal 1 ayat 4). Pembimbingan adalah pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesionalisme, keschatan jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan (Peraturan Pemerintah RI Nomor : 31 tahun 1999 Bab 1 pasal | ayat 2), Pembimbing Kemasyarakatan adalah pejabat fungsional pencgak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan dan 7 27. 28. 29. 30. 31. DIREKTORAT BAVDINGAN KELAASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK pendampingan terhadap anak di dalam dan di Ivar proses peradilan pidana (keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.01.PK.04.10 tahun 1998 pasal_ 1 {tentang tugas, kewajiban dan syarat bagi Pembimbing Kemasyarakatan). Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) adalah kegiatan penclitian yang dilaksanakan untuk memperolch informasi tentang berbagai permasalahan, baik permasalahan aktual maupun permasalahan potensial klien. Litmas merupakan catatan atau Japoran sebagai reproduksi dari sesuatu yang terjadi dalam situasi sosial klien yang mengalami permasalahan (Peraturan Pemerintah Nomor : 31 tahun 1999 Bab I pasal | ayat 3), Pidana adalah hukuman/putusan pengadilan yang dikenakan bagi seorang anak yang berproses dengan hukum meliputi : a, Pidana pokok terdiri atas 1) Pidana peringatan 2) Pidana dengan syarat: a) Pembinaan diluar lembaga b) Pelayanan masyarakat ©) Pengawasan 3) Pelatihan kerja 4) Pembinaan dalam lembaga 5) Penjara 6) Pidana tambahan terdiri atas: a) Perampasan dari hasil tindak pidana ) Pemenuhan kewajiban adat Pidana Bersyarat (PIB) adalah Penctapan hukuman bagi anak yang dilaksanakan di luar lembaga. Register bimbingan adalah catatan mengenai proses pelaksanaan bimbingan bagi klien pemasyarakatan, Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan sccara terpadu antara pembina yang dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kwalitas Warga Binaan Pemasyarakalan agar menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana schingga dapat ditcrima kembali oleh lingkungan masyarakat untuk aktif berperan dalam DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAH ANAK { .!! pembangunan dan dapat hidup sccara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. tim Data Base Pemasyarakatan (SDP) adalah mekaniseme pelaporan dan konsolidasi pengelolaan data Warga Binaan pemasyarakatan yang berfungsi sebagai alat bantu kerja sesuai kebutuhan unit pelaksana teknis pemasyarakatan, divisi pemasyarakatan dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, 33. Standar adalah suatu ukuran yang dipakai untuk keseragaman dalam melakukan sesuatu dimulai dari mengawali sampai dengan mengakhiri dengan bentuk yang sama. 34. Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) adalah suatu kegiatan Tim atau badan yang bertugas membantu Kepala Balai Pemasyarakatan dalam melaksanakan bimbingan Klien pemasyarakatan, 35. Tindakan adalah hukuman yang dikenakan bagi seorang anak meliputi : Pengembalian kepada orangtua/wali se Penyerahan kepada seseorang, Perawatan dirumah sakit jiwa Perawatan di LPKS ae Kewajiban mengikuti pendidikan formal/pelatihan f. Pencabutan surat izin mengemudi g. Perbaikan akibat tindakan pidana Detail Standar Bimbingan Dalam pembelajaran ini petugas pemasyarakatan yang _melaksanakan pembimbingan Terhadap anak/klien anak diharapkan dapat menjelaskan detail standar pembimbingan yang perlu diperhatikan : 1. Pengertian. Apa yang dimaksud dengan bimbingan Anak / klien Anak ? 2. Bimbingan Anak / klien Anak diberikan kepada Anak yang bagaimana ? 3. Lembaga / instansi yang mengeluarkan SK pelaksanaan bimbingan Anak / klicn Anak. 4, Bimbingan Anak / klien anak dilaksanakan oleh siapa ? 5. Prinsip dan avas bimbingan.Anak / klien Anak meliputi apa? 6. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan terhadap Anak / Klien ‘Anak. 7. Mckanisme dalam penyclenggaraan bimbingan Anak / Klien Anak. 9 ‘IREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK { 8. Proses operasional prosedur bimbingan Anak / klien Anak 9. Bentuk bimbingan Anak / klicn anak dalam perencanaan program meliputi. 10. Bagaimana bentuk pengawasan laporan dan evaluasi dalam penyelenggaraan bimbingan terhadap Anak / klien Anak ? 11. Berapa lama Anak / klien Anak mendapatkan bimbingan ? 12. Bagaimana peran serta keluarga dan pertisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Bimbingan ? D. Maksud Dan Tujuan 1. Maksud Disusunnya standar bimbingan Anak / kien Anak adalah — untuk memberikan persamaan persepsi gerak dan langkah bagi Pembimbing Kemasyarakatan dalam melakukan pendampingan, pembimbingan dan pengawasan ‘serta tindakan pada penctapan tindakan terhadap anak yang belum mencapai umur 12 (dua belas) tahun, penetapan proses diversi, putusan pengadilan dan integrasi sosial bagi anak yang berkonflik dengan hukum di Bapas. an Tujuan dari Standar Bimbingan Anak /klien Anak adalah agar dapat digunakan sebagai petunjuk tcknis dalam pelaksanaan, pendampingan, pembimbingan dan pengawasan serta tindakan yang terukur sesuai dengan asas-asas terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, 10 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK BABII SISTEM, MEKANISME DAN PROSEDUR A. Sistem Sistem adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta cara yang dilaksanakan secara terpadu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya dalam suatu organisasi. Bahwa sistem peradilan pidana (Integrated Criminal Justice System) merupakan proses penegakan hukum, poses perlakuan dan pembinaan pelanggar hukum yang harus dilaksanakan secara terintegrasi yang dimulai sejak tahap pra adj penting dan strategis dalam proses penegakan hukum, proses perlakuan dan i, adjudikasi dan pos adjudikasi. Pemasyarakatan memiliki peran sangat pembinaan pelanggar hukum, yang dilaksanakan berdasarkan system pemiasyarakatan, melalui proses dan tahap-tahap pembinaan dan pembimbingan pemasyarakatan, Bahwa sejalan dengan filosofi Pemasyarakatan (Re Integrasi sosial) tujuan pemidanaan tidak semata-mata melindungi masyarakat tetapi juga melindungi pelanggar hukum. Oleh karena itu tujuan pemidanaan dan proses pembinaan pelanggar hukum adalah pemulihan (pulihnya) kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan antara individu pelanggar hukum dan masyarakat. Bahwa Berdasarkan Undang Undang RI nomor : 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Undang Undang RI Nomor ; 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mengamanatkan bahwa proses perlakuan, pembinaan dan pembimbingan dimulai sejak pra-adjudikasi, adjudikasi dan post adjudikasi. Pelaksanaan perlakuan dan pembimbingan menjadi sangat strategis dalam proses peradilan pidana yang dilaksanakan berdasarkan proses dan tahap-tahap pembinaan dan pembimbingan Pemasyarakatan. Proses pembimbingan harus dilaksanakan secara komprehensif terintegrasi dengan proses peradilan pidana. Peran dan fungsi pemasyarakatan makin penting dan strategis. Peran dan fungsi scbagaimana dimaksud di lakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK), dalam bentuk Penclitian Kemasyarakatan (Litmas), untuk menentukan proses penegakan hukum, proses perlakuan, pembinaan dan proses pembimbingan pasca " SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM SITEM PE DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | menjalani pidana, Peran Penelitian Kemasyarakatan mulai bergerak sejak proses penyidikan sampai pembimbingan setelah menjalani pidana Peran dan fungsi Litmas pembinaan dan pembimbingan dilaksanakan untuk memastikan bahwa proses pembinaan dan pembimbin, tethadap Anak ik untuk Anak. berlangsung secara objektif dan memperhatikan kepentingan te Litmas dalam proses pembinaan dan pembimbingan dilaksanakan untuk pembinaan awal, asimilasi dan integrasi. Litas ini diperlukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan program pembinaan dan pembimbingan dalam yang diberikan kepada Anak sesuai dengan potensi dan kebutuhan Anak. Litmas proses pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan alter care dilaksanakan untuk keberhasilan peneapaian tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut, ADILAN PIDANA ANAK. POSISI BAPAS DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA DIREKTORAT BIW/BINIGAN KEMASVARAKATAN DAM PENGENTASAN ANAK B. Mekanisme Bimbingan Klien PROSES BISNIS ARAKATA ANAK emma sag] OT Mckanisme adalah penyelenggaraan sesuai dengan rencana prograt yang disusun dengan mengarah kepada kemajuan pada setiap tahapan dengan senan a melakukan evaluasi dan pengawasan untuk kesempurnaan suatu standar, Hal-hal_yang terkait dengan mekanisme dalam standar litmas pembinaan dan pembimbingan Anak serta hal terkait dengan pelaksangan bimbingan untuk Anak adalah sebagai berikut 1. Ruang lingkup Ruang lingkup dalam standar dewasa meliputi a. Admisi bimbingan adalah kegiatan dalam 1) Penerimaan klien dan copy berkas / data bi nbingan diberikan kepada a) Anak yang mendapatkan —hasil—-kesepakatan diversi ho- dikembalikan Kkeorangtua / wali, rehabilitasi_ medis / ps Sosial, ikut serta dalam pendidikan /pelatihan, —pelayanan ) Pidana bersyarat 3 DDIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK ©) Pidana pokok/ambahan. 4) Yang memperolch putusan re-integrasi sosial : Ass CB, CMB. PB 2) Pendaftaran (kegiatan pencatatan pada register bimbingan standar registrasi) . Orientasi bimbingan adalah kegiatan yang berisikan pengenalan pada Klien tentang hak, kewajiban. larangan dan sangsi pada proses pembimbingan, Penjelasan hak, kewajiban, larangan dan sangsi dalam bimbingan klien pemasyarakatan. . Pejabat memberikan penjclasan tentang status, hak, kewajiban, larangan dan sangsi terhadap klien pemasyarakatan yang melipul 1) Hak-hak klien pemasyarakatan : Hak untuk melakukan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing- masing. a) Hak untuk memperoleh pembimbingan; b) Hak untuk memperoleh konseling; ©) Hak-untuk mendapatkan ketrampilan; d) Hak untuk memperoleh perawatan; ¢) Hak untuk mendapatkan hidup yang layak didalam masyarakat; 1) Hak untuk memperolch pekerjaan; g) Hak untuk memperoleh informasi terkait dengan pembimbingan; h) Hak untuk memperolch ijin keluar negeri sesuai dengan ketcntuan yang berlaku. (berobat dan beribadah); i) Hak untuk memperolch kartu pembimbingan. 2) Kewajiban klien pemasyarakatan meliputi : a) Kewajiban untuk melapor selama pembimbingan; b) Kewajiban melaksanakan bimbingan dengan penuh tanggung jawab; ¢) Kewajiban mentaati peraturan dan program bimbingan; 4) Kewajiban melaporkan apabila terjadi perubahan alamat; ¢) Kewajiban melapor apabila terjadi ancaman selama pembimbingan; 1) Kewajiban scnantiasa tctap komunikasi dan koordinasi selama masa bimbingan dan masa percobaan sclesai. 3) Larangan : a) Tidak melakukan pelanggaran hukum lagi; 14 4) DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK £7" b) Hidup secara tidak teratur dan menimbulkan keresahan dalam masyarakat; ©) Malas bekerja; 4d) Tidak mengikuti/mematuhi program pembimbingan yang ditetapkan oleh Pembimbing Kemasyarakatan; ¢) Pindah alamavtempat tinggal tanpa melapor pada Pembimbing Kemasyarakatan/petugas Bapas yang membimbing. Sangsi : Dilakukan pencabutan sementara / tetap sesuai aturan yang diberlakukan pada Bapas yang membimbing / Jaksa yang melakukan pengawasan. Hal-hal yang telah tertulis pada kolom kewajiban dan larangan, dimana ditemukan ketidak patuhan klien pemasyarakatan dalam melaksanakan bimbingan sclama 3 (tiga) kali berturut-turut dan dilengkapi dengan data dukung : a) Surat pemanggilan selama 3 (tiga) kali b) Keterangan dari pemerintah sctempat / masyarakat dan ditambah dengan dokumen lain untuk mendukung terjadinya pelanggaran terhadap syarat-syarat khusus; ) Hasil kunjungan Pembimbing Kemasyarakatan ke tempat klien. Maka selanjutnya dilakukan pencabutan sementara oleh Pembimbing Kemasyarakatan melalui persetujuan sidang ‘TPP dan ditandatangani oleh Kepala Bapas dilanjutkan proses pencabutan terscbut ke Kantor Wilayah dan disctujui oleh TPP Kanwil dan ditandatangani olch Kepala Kanwil dilanjutkan usul tersebut ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan cq Dircktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak melalui persetujuan TPP Pusat mengesahkan pencabutan SK reintegrasi sosial (PB). Setelah Pejabat menjelaskan yang tercantum pada point diatas sclanjutnya dibuatkan pernyataan yang isinya tentang kesanggupan klien untuk mematuhi hal tersebut, dilanjutkan dengan penandatanganan oleh Klien dan disaksikan olch keluarga yang menjamin serta Pembimbing Kemasyarakatan dan dikukuhkan oleh Kepala Bapas. Staf Registrasi menyerahkan fotocopy berkas tersebut kepada Kasi/Kasubsi Klien Anak untuk dipelajari dan sclanjutnya menunjuk 15 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | 20 Pembimbing — Kemasyarakatan, Surat Penunjukan — Pembimbing Kemas} arakatan dilanjutkan untuk: mendapatkan persetujuuan dari Kepala Bapas melalui staf Tata Usaha (pros es Surat Tugas PK). Kepala Bapas memberikan persetujuan terhadap Surat Penunjukan Pembimbing Kemasyarakatan Surat Penunjukan Pembimbing Kemasyarak: an yang sudah disetuj ui oleh Kepala Bapas diteruskan atau diberikan langsung kepada Pembimbing Kemasyarakatan yang harus melakukan pembimbingan. d, Penelitian Kemasyarakatan meliputi keyiatan 1) Pembimbing Kemasyarakatan menerima surat tugas dan memberi disposisi para pencrimaan wgas bimbingan pada buku expedisi surat tugas dilengkapi dengan tanggal penerimaan. 2) Pembimbing Kemasyarakatan melskukan Pengumpulan data dan informasi / melakukan assesment dan klasifikasi a) Pembimbing Kemasyarakatan menerima foto copy dokumen Anak untuk dipelajari dan meneatat kembali pada buku bimbingan yang dimiliki Pembimbing Kemasyarakatan untuk disimpan; b) Pembimbing Kemasyarakatan yang ditunjuk meneliti_kembali dokumen Surat Keputusan integrasi sosial: 16 °) 4d) 8) h) DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK # Pembimbing Kemasyarakatan melakukan pengamatan terhadap data dan informasi yang diterima dari Petugas LPKA/Lapas atau LPAS/Rutan pada proses serah terima Narapidana menjadi Klien Pemasyarakatan; Petugas LPKA/Lapas/I.PAS/Rutan yang ditunjuk sebagai Wali dalam melaksanakan program pembinaan bagi WBP selama berada dalam Lapas/Rutan membuat Laporan Hasil pembinaan bagi WBP di Lapas/Rutan dibcrikan tembusan kepada Bapas; Petugas Pembimbing Kemasyarakatan yang dimintakan membuat Jitmas awal pembinaan dalam lembaga dan pembinaan lanjutan yang mana data tersebut tctap merupakan data yang melckat sampai dengan proses integrasi dilaksanakan schingga perkembangannya tidak terputus; Pembimbing Kemasyarakatan mencatat identitas dan perkara Anak serta data keluarganya dalam Kartu Bimbingan sesuai dengan statusnya; Jika dalam berkas Anak yang didapat dari LPKA/Lapas/I.PAS/Rutan bclum dilakukan litmas yang berisikan tentang profilling, assesment resiko dan kebutuhan, maka Pembimbing Kemasyarakatan melakukan litmas pembimbingan yang isinya mengenai profiling, assesmen resiko dan kebutuhan; Jika dalam berkas Anak yang didapat dari LPKA/Lapas/LLPAS/Rutan sudah dilakukan profilling, assesmen resiko dan kebutuhan dilengkapi dengan Litmas pembinaan {telah ada, maka Pembimbing Kemasyarakatan melakukan pengulangan kembali pembuatan litmas bimbingan yang isinya tentang data profiling, assesmen resiko dan kebutuhan yang ada dilanjutkan dengan pengulangan assesmen resiko dan kebutuhan untuk pengembangan bimbingan selama pelaksanaan bimbingan di Bapas; Selanjutnya menyusun program bimbingan berdasarkan hasil profilling, assesmen resiko dan kebutuhan dilihat dalam tahap awal: Pembimbing Kemasyarakatan menctapkan klasifikasi tingkat risiko pengulangan tindak pidana dari klien Anak sesuai hasil pelaksanaan assesmen yang dituangkan dalam litmas bimbingan _klien 7 OFToRAT BMBHGANKEASVAHTAN DIN FENGETASANA | pemasyarakatan untuk menentukan kebutuhan dalam pelaksanaan bimbingan terbagi atas = (1) Rendah Dikatokan rendah dalam pengulangan tindak pidana sehingga unsur kebutuhannya dalam —penyelenggaraanbimbingan berdasarkan kebutuhan Klien ditekankan kepada pemenuhan kemandirian: (2) Sedang Dikatakan sedang Karena masih dikuatirkan dapat terjadi pengulangan tindsk pidana schingga kebutuhan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan bimbingan Klien diberikan kepada kebutuhan pribadi yang, agar Klien tidak harus mengulangi tindak pidana kembali.Peran winya pengawasan lebih intensif keluarga, masyarakat dan Pembimbing Kemasyarakatan harus lebih sering berkoordinasi agar klien tidak mengulanginya; (3) Tinggi Dikatakan tinggi karcna klicn tingkat resiko pengulangan tindak pidananya masih tinggi, schingga dalam memberikan bimbingan senantiasa diikuti dengan pengawasan lebih ketat. 3) Pembimbing Kemasyarakatan melakukan Pengolahan data dan informasi Klien meliputi kegiatan: a) Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan Kebutuhan program intervensi/bimbingan kepribadian apabila adanya suatu kebutuhan klien dewasa dapat dilihat dari hasil assessment Kebutuhan yang meliputi: (1) Kebutuhan kepribadian yaitu : (2) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa; (3) Kesadaran berbangsa dan bernegara; (4) Intelektual; (5) Sikap dan p (©) Keschatan jasmani dan rohani; (7) Kesadaran hukun (8) Bimbingan kepribadian lainnya sesuai dengan kebutuhan. 18 jlaku; 4) DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN AN PENGENTASAN ANAK \ me b) Apabila hasil dari bimbingan kepribadian dikatakan sudah memenuhi kebutuhan dari Klien Pemasyarakatan maka selanjutnya Pembimbing Kemasyarakatan menetapkan program intervensi / bimbingan kemandirian / ketcrampilan dilihat dari hasil reassesmen kebutuhan yang mana ditujukan untuk kehidupan kemandirian klien dalam mencapai keberhasilan pemenuhan hidup dan kehidupan klien di masyarakat kegiatan tersebut meliputi (1) Keterampilan kerja, terdiri dari sulam perca, elektronik, menjahit, perbengkelan/las, melukis; (2) Latihan kerja dan produksi, terdiri dari perkebunan, peternakan, pertukangan kayu, pertukangan batu, perikanan, perkebunan; (3) Bimbingan kemandirian lainnya disesuaikan dengan hasil assesmen dalam penilaian minat dan bakat klien yang dikembangkan dalam masyarakat untuk dapat memberikan hasil bagi penghidupan klien. ¢) Pembimbing Kemasyarakatan menuliskan perhitungan serta waktu pelaksanaan bimbingan di buku tahapan bimbingan dan buku ekspirasi bimbingan klicn; Menyusun litmas bimbingan dan rencana program bimbingan Pembimbing Kemasyarakatan menyusun litmas yang telah dilengkapi me rencana program bimbingan klien dan diajukan ke sidang TPP untuk mendapatkan persetujuan, Dalam penyusunan tersebut harus diperhatikan adalah : a) Fungsi dari penyusunan litmas harus diperhatikan (1) Secara normatif Memenuhi syarat formal dalam perlakuan terhadap Klien untuk proses, perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan. (2) Secara substantif Bahan pertimbangan pihak terkait dalam menentukan alternatif perlakuan Klien dalam menentukan program perawatan tahanan / program pembinaan dan pembimbingan Klien. 19 DDIREKTORAT BIMGINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK { b) Prinsip pelaksanaan Dalam pelaksan: 1 pembimbingan, prinsip yang harus di pegang oleh Pembimbing Kemasyarakatan adalah (1) Teliti Pembimbing Kemasyaraktan harus teliti dalam melakukan pengambilan data dan informasi, melakukan assesment dan klasifikasi, scrta cermat dalam melakukan analisis (2) Objel Pembimbing Kemasyaraktan harus. mampu—_melihat permasalahan yang ditangani secara objektif dengan meny informasi faktual tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. (3) Profesional Pelaksanaan Litmas Bimbingan harus didasarkan pada pengetahuan ketcrampilan dalam mengarahkan bentuk program bimbingan dan nilai-nilai yang selaras dengan Tri Dharma Petugas Pemasyarakatan 5) Sidang TPP a) Sidang TPP Untuk Rencana Bimbingan Tahap Awal (1) Sckretaris TPP mengumpulkan bahan sidang dan membuat agenda sidang disetujui oleh Anggota dan Ketua TPP; (2) Sckretaris ‘TPP membuat undangan sidang yang berisikan : 1. Bahan sidang /Acara Sidang ; Il, Waktu dan tempat; Ill, Anggota sidang/Peserta. (3) Sckretaris TPP mengajukan undangan untuk ditandatangani olch Ketua Sidang TPP: (4) Sckretaris mendistribusikan undangan pada anggota sidang; (5) Pelaksanaan sidang TPP dipimpin Ketua dan diikuti olch anggota sidang dengan membahas rencana program bimbingan sesuai dengan acara sidang TPP yang telah tereantum; 20 DIREKTORAT BIVEINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK | 2 (6) Sckretaris TPP membuat notulensi dan kesimpulan pelaksanaan’ dang seta: membuat rekomendasi TPP. dengan persetujuan anggota dan ketua TPP; (7) Sektetaris TPP meneruskan rekomendasi hasil sidang TPP yang telah ditandatangani anggota sidang dan Ketua TPP diajukan kepada Kepala Bapas untuk mendapatkan persetujuan, sisi Hal — hal terkait dalam pelaksanaan Bimbingan yang harus menjadi perhatian adalah tentang 1. Azas bimbingan a, Aza kerahasiaan (the principle of confidenciality) Pembimbing Kemasyarakatan hendaknya patuh menjaga informasi bersifat rahasia tentang klien yang mendapat bimbingan, b. Azas sukarela Pembimbing Kemasyarakatan dan Klien yang mendapat bimbingan harus, memiliki modal sukarela, c. Azas keterbukaan, Pembimbing Kemasyarakatan maupun klien yang mendapatkan bimbingan sebaiknya saling terbuka. 21 DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK j 4. Azas masa kini (kekinian) Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan layanan bimbingan sebaiknya bentuknya merupakan penanganan permasalahan yang sedang dihadapi klien ¢. Azas kegiatan, Bentuk bimbingan maupun—penyuluhan yang diberikan pada klien tidak hanya bertatapmuka ~—Avawancara saat itu. saja telapi dapat berkelanjutan, f. Avas normatif Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan bimbingan berusaha sesuai dengan norma yang dianut oleh yang dibimbing maupun norma yang berlaku dalam masyarakat. g. Azas keterpaduan Pembimbing Kemasyarakatan dalam menyusun program bimbingan sebaiknya terpadu antara kebutuhan, bentuk layanan dan kemampuan yang menerima bimbingan, h. Avas kedinamikaan ‘Tujuan Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan bimbingan agar adanya perubahan pada klien yang menerima bimbingan kearah positif dan bermanfaat bagi kehidupannya. i. Azas keahlian keberhasilan dalam membcrikan layanan bimbingan ditentukan oleh keahlian yang dimiliki Pembimbing Kemasyarakatan, schingga Pembimbing Kemasyarakatan dituntut untuk berlatih dan memperluas pengalaman serta wawasan. . Prinsip bimbingan: a. Non diskriminasi. b. Kepentingan yang terbaik klien ¢. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan hidup. d. Penghargaan terhadap pendapat klien . Bentuk bimbingan : a. Bimbingan Kepribadian b. Bimbingan Kemandirian 22 DDIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 1, Bimbingan ‘Tahap Awal (0~ % masa bimbingan) a. Pelaksanaan fahap Awal 1) Pembim melal Kemasyarakat

Anda mungkin juga menyukai