SOP Gerontik
SOP Gerontik
KEPERAWATAN GERONTIK
C. Persiapan
1. Alat tulis
2. Lembar instrumen pengkajian dengan Indeks Barthel
D. Implementasi
Perhatian Khusus:
1. Pemeriksaan dengan Indeks Barthel harus digunakan sebagai
catatan tentang apa yang dilakukan klien, BUKAN sebagai
catatan tentang apa yang dapat dilakukan klien.
2. Tujuan utama pemeriksaan adalah untuk menetapkan tingkat
independensi dari bantuan, fisik atau verbal, sekecil apapun
dengan berbagai alasan.
3. Kebutuhan pengawasan dapat membuat klien menjadi tidak
mandiri.
4. Kinerja klien harus ditetapkan dengan menggunakan bukti
terbaik yang ada. Meminta klien, teman / saudara, dan
perawat akan menjadi sumber yang biasa, tapi pengamatan
langsung merupakan sumber informasi terbaik. Apabila klien
tidak mampu maka pengujian langsung tidak diperlukan.
5. Biasanya kinerja selama 24 - 48 jam sebelumnya penting, tapi
kadang-kadang periode yang lebih lama dibutuhkan
6. Penggunaan alat bantu diperbolehkan
LEMBAR PENGKAJIAN INDEKS BARTHEL
Nama Klien :
Usia :
Jenis Kelamin :
Sumber Informasi :
Tabel 1 Lembar Pengkajian Indeks Barthel
No. Item yang dinilai Skor
(Collin C., Wade D.T., Davies S., and Horne V., 1988)
3.1 Standar Operasional Prosedur Mini Mental State Examination
(MMSE)
A. Definisi
Mini Mental State Examination (MMSE) adalah alat yang
dapat digunakan untuk menilai status mental secara sistematis
dan menyeluruh. Terdiri dari 11 pertanyaan yang menguji lima
bidang fungsi kognitif: orientasi, registrasi, perhatian dan
perhitungan, mengingat, dan bahasa. Skor maksimum adalah 30.
Jika diperoleh total nilai lebih rendah atau sama dengan 23 maka
merupakan indikasi adanya kerusakan kognitif. MMSE hanya
membutuhkan waktu 5-10 menit untuk mengelola dan karena itu
praktis untuk digunakan berulang kali dan secara rutin (Crum RM,
Anthony JC, Bassett SS, Folstein MF, 1993) .
B. Tujuan
Penurunan kognitif terhadap lansia tidak lagi dianggap
sebagai perubahan normal dan tak terelakkan dari penuaan.Pada
klien yang lebih tua, fungsi kognitif cenderung menurun selama
sakit atau cedera. Penilaian status kognitif dengan instrumen
MMSE pada lansia untuk mengidentifikasi perubahan awal dalam
status fisiologis, kemampuan untuk belajar, dan mengevaluasi
respon terhadap pengobatan.
C. Persiapan
1. Alat tulis.
2. Lembar instrumen pengkajian dengan MMSE.
D. Implementasi
1. Siapkan alat dan berikan posisi yang nyaman pada klien
lansia.
2. Mulailah lakukan pengkajian dengan lembar instrumen
MMSE.
Tabel 2 Panduan Pemeriksaan MMSE
(Tombaugh TN, and McIntyre NJ. , 1992)
Mintalah klien untuk menyebutkan tahun, musim,
tanggal, hari dan waktu saat pengkajian dilakukan.
Jika klien telah dapat menjawabannya, mintalah
ORIENTASI jawaban bagian ini secara khusus, misalnya,
"Dapatkah Anda juga memberitahu saya apa
musim saat ini?"
Skor 1 poin untuk setiap jawaban yang benar.
Tanyakan pada klien mengenai negara, provinsi,
kota / kabupaten, dan rumah sakit / klinik dimana
klien berada saat ini. Sekali lagi, jika klien telah
dapat menjawabannya, mintalah jawaban bagian
ini secara khusus, misalnya, "Dapatkah Anda juga
memberitahu saya apa provinsi kita saat ini?"
Skor 1 poin untuk setiap jawaban yang benar
Katakan pada klien jika anda ingin menguji
ingatannya. Katakan nama 3 objek yang saling
tidak terkait, secara jelas dan lancar, kemudian
beri jeda sekitar 1 detik untuk mengucapkan
setiap kata. Setelah Anda telah mengatakan
semua, minta klien untuk mengulangi nama ketiga
objek tadi semua. Pengulangan pertama ini
menentukan skor klien.
REGISTRASI Skor 1 poin untuk setiap objek diingat.
Tahun : ..........................................
Hari :...............................................
Musim : ..........................................
Bulan : ...........................................
Tanggal :........................................
2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: …………..........……..….…
Panti : ……………………….…..…..
Propinsi: …………………................
Wisma : …………………………......
Kabupaten/kota : ……………….….
3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab :
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72
5). 65
ATAU
Klien menjawab :
........................................................
Total nilai 30
E. Evaluasi
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
1. PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses penilaian mencakup
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi yang dilakukan secara head to
toe (dari kepala hingga kaki) dan review of system (sistem tubuh)
(Sunaryo dkk., 2015; Tamher & Noorkasiani, 2009).
2. TUJUAN
Pemeriksaan fisik pada lansia bertujuan untuk (Sunaryo dkk., 2015):
• Mengumpulkan data dasar tentang pasien
• Menambah, mengonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan
• Mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosis keperawatan
• Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
pasien dan penatalaksanaannya
• Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
3. PERSIAPAN
Persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik
pada lansia yaitu:
a. Persiapan diri yaitu mahasiswa telah memahami pemeriksaan fisik
pada lansia baik pengertian, tujuan, dan prosedur pelaksanaan
pengkajian.
b. Persiapan pasien yaitu kontrak waktu, tempat, dan lansia sesuai
dengan kegiatan keseharian lansia.
c. Persiapan alat yaitu sebagai berikut:
• Form pengkajian pemeriksaan fisik pada lansia
• Alat tulis
• Timbangan dan meteran
• Sphygmomanometer dan stetoskop
• Termometer
• Reflex hammers
4. PROSEDUR
Aspek pemeriksaan fisik yang perlu dikaji pada lansia yaitu sebagai
berikut (Sunaryo dkk., 2015):
a. Keadaan umum yang meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran,
GCS, TTV, IMT (BB dan TB), bagaimana postur tulang belakang
lansia (tegap, membungkuk, kifosis, scoliosis, atau lordosis), dan
keluhan lansia
Penilaian tingkat kesadaran dapat dilakukan secara kualitatif yaitu
sebagai berikut:
• Compos mentis (kesadaran penuh)
• Apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya)
• Somnolen (kesadaran lebih rendah, yang ditandai dengan pasien
tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsif terhadap
rangsangan ringan tetapi masih responsif terhadap rangsangan
kuat)
• Sopor (tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi
masih sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat, refleks pupil
terhadap cahaya masih positif)
• Koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks
pupil terhadap cahaya tidak ada)
• Delirium (tingkat kesadaran paling rendah, disorientasi, kacau,
dan salah persepsi terhadap rangsangan)
Penilaian tingkat kesadaran juga dapat dilakukan secara kuantitatif
yaitu sebagai berikut:
Diukur melalui GCS (Glasgow Coma Scale)
• Respon mata (E)
• Respon verbal (V)
• Respon motorik (M)
Indeks Masa Tubuh (IMT) pada lansia diukur dengan pengukuran
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). IMT dapat dihitung dengan
rumus:
IMT= BB (kilo gram) / TB (meter)2
IMT normal pria yaitu 20,1-25,0 dan IMT normal wanita yaitu 18,7-
23,8, dengan klasifikasi yaitu:
• Kurang : < 18,5
• Normal : 18,5 – 24,9
• Berlebih : 25 – 29,9
• Obesitas : >30
b. Pemeriksaan head to toe
o Pemeriksaan Kepala yang meliputi kebersihan, kerontokan
rambut, dan keluhan yang dialami terkait kepala
o Pemeriksaan Mata yang meliputi konjungtiva, sclera,
strabismus, penglihatan, peradangan, katarak, penggunaan
kacamata, dan keluhan yang dialami terkait mata
o Pemeriksaan Hidung yang meliputi bentuk, peradangan,
penciuman, dan keluhan yang dialami terkait hidung
o Pemeriksaan Mulut, Tenggorokan, dan Telinga yang meliputi
kebersihan, mukosa, peradangan/stomatitis, gigi, radang gusi,
kesulitan mengunyah, kesulitan menelan, kebersihan, peradangan,
pendengaran, dan keluhan yang dialami terkait mulut, tenggorokan,
dan telinga
o Pemeriksaan Leher yang meliputi pembesaran kelenjar thyroid,
distensi vena jugularis, kaku kuduk, dan keluhan terkait leher
o Pemeriksaan Dada yang meliputi bentuk dada, retraksi, suara
napas, wheezing, ronchi, suara jantung tambahan, ictus cordis,
dan keluhan terkait dada
o Pemeriksaan Abdomen yang meliputi bentuk, nyeri tekan,
kembung, supel, bising usus, massa, dan keluhan terkait
abdomen
o Pemeriksaan Genetalia yang meliputi kebersihan, haemoroid,
hernia, dan keluhan terkait genetalia
o Pemeriksaan Ekstremitas yang meliputi kekuatan otot (0-5),
rentang gerak, deformitas, tremor, edema, penggunaan alat bantu,
nyeri persendian, paralisis, refleks (kanan dan atau kiri, biceps,
triceps, patella, achiles), dan keluhan terkait ekstremitasKekuatan
otot yaitu sebagai berikut:
0 : Lumpuh
1 : Ada kontraksi
2 : Tidak mampu melawan gravitasi namun
mampu menggerakkan tangan horizontal
3 : Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh