Bab Iv P1337430218166
Bab Iv P1337430218166
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Paparan kasus
1) Identitas pasien
a) Nama : Ny. A
b) Umur : 61 tahun
c) Alamat : Purwodadi
2) Riwayat pasien
pengobatan herbal.
35
36
(1) Makroskopis
kaset.
(2) Mikroskopik
(3) Kesimpulan
Ken Saras
1) Prosedur administrasi
Ken Saras
a) Persiapan alat
(a) (b)
(c ) (d )
Gambar 4.1 Persiapan alat CT Simulator pada teknik
3D-CRT (a) Pesawat CT- Simulator, (b)
breast board, (c ) core wire, (d) spidol dan
plester
41
(5) Selimut
(7) Marker
b) Persiapan pasien
responden 2, yaitu:
c) Prosedur scanning
perawat radioterapi.
mm/rot, interval: 2,5 mm, gantry tilt: S 0.0, SFOV: large, kV:
RS Ken Saras
“Persiapan alat dulu ya, pakai breast board, kalau pakai blok
kita pakai yang universal, kalau individu, S2N18 sebagai
penanda verifikasinya, kita pakai bucky stand untuk
penyangga filmnya, kita pakai film yang CR kayak biasa
dibuat film…” (R4).
49
terlihat.
berikut,
hilang.
a) Persiapan pasien
radiasi.
(4) Pasien ganti baju dengan baju yang telah disiapkan dan
(c) Energi : 6 MV
humeri.
(5) Selimut
c) Penyinaran
(2) Data- data dan alat bantu yang akan digunakan selama
penyinaran dipersiapkan
lampu kolimatornya.
penyinaran berlangsung.
penyinaran
55
a. Paparan kasus
1) Identitas pasien
a) Nama : Ny. E
b) Umur : 67 tahun
d) Alamat : Sukoharjo
2) Riwayat pasien
ruas jari, kenyal, nyeri hilang timbul dengan skala nyeri 3/10.
(1) Makroskopis
(2) Mikroskopik
kurang lebih 10,1 ml, hilus negatif, tepi ireguler, pada CDFi
tumor).
1) Prosedur administrasi
a) Persiapan alat
Head rest atau Bantal B3, Arm rest Long (ARL), Knee
4.8 (d).
(e ).
(a) (b)
(c) (d)
(e)
(c ).
(12) Selimut
(a) (b)
(c)
Gambar 4.9 Alat imobilisasi teknik IMRT, (a) Knee
Support B (KSB), (b) Leg Positioning
(LPEC), (c ) Hand Grid Double Short (HGD
S).
63
b) Persiapan pasien
consent.
barang.
d) Prosedur scanning
perawat radioterapi.
dipasang KSB.
(a) (b)
Gambar 4.10 Scannogram, (a) AP, (b) Lateral.
(12) Scan parameter diatur, meliputi: scan type: helical 1,0 full,
interval: 2,5 mm, gantry tilt: S 0.0, SFOV: large, kV: 120,
penyinaran.
Ken Saras
b) Prosedur Countouring
(a) (b)
(c ) (d)
Gambar 4.11 Hasil counturing teknik IMRT, (a) bidang axial,
(b) Kurva DVH, (c ) bidang coronal, (d) bidang sagital
70
Model :Compact
Simulator
(5) Reticle
penyinaran.
c) Prosedur
ke komputer mosaic.
Reticle dipasang.
(5) Posisi pasien dan posisi objek diatur seperti pada waktu CT
simulator.
73
berikut 4.13.
74
(a) (b)
ulang.
treatment pertama.
a) Persiapan Peralatan
(1) Pesawat
b) Prosedur
pemeriksaan.
Grid Double.
eksternal.
penyinaran.
a. Aspek klinis
1) Distribusi dosis.
responden 1, yaitu:
b. Aspek teknik
responden 1, yaitu:
“…bisa dilihat juga justifikasinya dari apakah pasien ini posisi dari
payudaranya bisa fix atau misalnya ada pasien payudaranya sangat
besar begitu, yang mungkin hari demi harinya tidak selalu dalam
permukaan yang sama, masker termoplas bisa membantu…”(R1).
bening leher sisi kranial diperlukan fiksasi dari posisi bahu dan leher
pasien, atau posisi dari ekstensi leher pasien menjadi lebih stabil
sehingga area tersebut juga bisa lebih stabil. Hal tersebut sesuai
“…lalu juga untuk guna yang lain, adalah kalau kita memerlukan
penyinaran sampai kelenjar getah bening leher yang ada di sisi
kranial kita membutuhkan fiksasi dari posisi bahu dan leher yang juga
lebih pas, kalau tanpa termoplas pasien bisa mengalami ekstensi atau
fleksi yang tidak terlalu full, kalau menggunakan termoplas kita bisa
memastikan posisi dari mandibula pasien, atau posisi dari ekstensi
leher pasien lebih stabil sehingga area tersebut juga bisa lebih
fix…”(R1)
B. Pembahasan
atau treatment.
a. Prosedur administrasi
data pasien dicatat dalam status pasien (medical record) yang berisi
radioterapi.
scan, deliniasi untuk penentuan target radiasi dan jaringan sehat yang
b. Prosedur CT Simulator
bahan. Pada teknik IMRT alat dan bahan yang digunakan adalah
Long (ARL), Knee Support B (KSB) , Leg Positioning (LPEC). Hal yang
berbeda.
untuk ganti baju dengan baju yang telah disiapkan dan melepaskan
barang.
persilangan dari laser midline, lateral kanan dan lateral kiri, kemudian
pasien dijaga agar tidak hilang atau lepas, dan melakukan transfer data
tahap pengambilan citra ini, luka bekas operasi, massa yang teraba dan
lubang drain operasi harus diberi marker dengan kawat fleksibel. Marker
2009).
data yang didapat akan digunakan untuk penentuan volume target dan
radiasi yang diberikan dan memberikan efek minimal pada bagian tubuh
Ken Saras sudah baik dan sesuai dengan literatur yang telah
disampaikan.
Volume (GTV) atau bagian tumor yang teraba, tampak dengan mata
lapangan radiasi.
(TPS) adalah suatu alat untuk membuat rencana penyinaran yang tepat
penyinaran.
kanker payudara teknik 3D-CRT dan IMRT adalah pada teknik IMRT
adalah sebagai berikut, pada PTV 51/30 fx dosis 5253,6 cGy dan PTV
52,5/30 fx dosis 5368,8 cGy atau 94,57% dari dosis PTV, PTV 60/30 fx
distribusi dosis pada teknik 3D-CRT adalah pada PTV 25x2Gy 4991,9
caput humerus, larynk serta hepar. Secara umum dosis yang diterima
OAR nya masih dibawah standar toleransi quantec, tetapi untuk paru
kanan pada dosis 1677,8 cGy yang diterima mebihi volume 30%, yaitu
artery atau arteri koroner dietapkan termasuk dosis OAR dalam kanker
89
khusus sebagai dosis OAR. Hal ini dikarenakan rumah sakit Ken Saras
belum menganut hal tersebut sebagai protokol. tetapi rumah sakit Ken
diharapkan mean < 500 cGy dan caput humerus: max dose < 4.800
mean sebesar 455,2 cGy dan caput humerus: max dose : 4833,1 cGy.
dilakukan di rumah sakit Ken Saras sudah baik dan sesuai dengan teori.
distribusi dosis yang diterima oleh target dan dosis OAR masih
d. Prosedur verifikasi
sakit Ken Saras adalah < 2 mm. Sedangkan petugas yang melakukan
Image Device (EPID), jika hasil verifikasi sudah benar maka dilakukan
CR.
ditetapkan bahwa deviasi harus lebih kecil dari 2 mm. Pada verifikasi
dan radiografer.
pesawat linac.
untuk teknik IMRT sudah baik, namun verifikasi pada kanker payudara
indikator klinik KMK nomor 1427 yaitu < 2 mm. Untuk menjamin
medis dan radiografer mengingat teknik IMRT ini tergolong teknik yang
pertama pada teknik IMRT tidak dihadiri dokter onkologi radiasi dan
fisikawan medis.
e. Prosedur Treatment
CRT ini tidak ada persiapan khusus, sebelum pasien masuk kedalam
telah berjalan, semua tercatat dengan baik pada catatan medis pasien.
Akurasi treatment menjadi suatu hal yang sangat mutlak dalam radiasi
supaya tanda yang ada pada tubuh pasien tidak hilang dan apabila
multienergi berkas elektron dan foton, yaitu pada energi elektron untuk
keperluan radioterapi adalah berkisar 4-22 MeV dan untuk energi foton
adalah 6-8 MV. Pesawat linac telah digunakan untuk terapi berbagai
jenis tumor dan dirancang untuk menghasilkan multi energi berkas foton
linac, dirasakan sangat efisien, dengan adanya multi energi pada satu
bahwa akurasi treatment yang dilaksanakan akan sangat baik dan juga
yang ada pada tubuh pasien tidak hilang selama penyinaran untuk
dua bagian yaitu area breast atau mamae (tangensial) dan supraclavicula.
Untuk teknik FIF, pada target penyinaran di area mammae hanya terdiri
dari satu PTV, sedangkan pada teknik IMRT, area mammae bisa lebih
dari satu PTV. Teknik penyinaran atau treatment pada kanker payudara di
adalah 9 arah sinar dengan teknik IMRT. Sedangkan pada pasien Ny. A
arah penyinaran yang digunakan adalah 5 arah sinar dengan teknik 3D-
CRT.
area payudara yang luas serta pemberian booster pada area scar yang
3D-CRT digunakan karena dari aspek klinis ada beberapa situasi yang
jantung dan paru paru, atau pasien dengan keadaan penyebaran yang
kasus payudara kiri, atau misal kasus payudara kanan bentuk dinding
area paru yang banyak, sehingga pada bentuk dinding dada yang tektus
yang luas), tetapi didalam satu lapangan yang sama. Radiasi booster
kemungkinan masih tertinggal pada area skar operasi. Teknik SIB ini
cGy yang diterima mebihi volume 30%, yaitu sebesar 30,79%. sedangkan
97
pada teknik 3D-CRT menerima 128,9 cGy (2,6%). Dari uraian diatas
yang wajib diterapkan pada teknik IMRT, karena distribusi dosis IMRT
oleh pergerakan organ dan kesalahan set up, kesalahan tersebut dapat
payudara bisa tetap atau pada pasien dengan payudara besar, yang
mungkin hari demi harinya tidak selalu dalam permukaan yang sama,
perubahan kecil tersebut sulit diamati atau dirasakan oleh pasien, apabila
mandibula pasien, atau posisi dari ekstensi leher pasien lebih stabil
sehingga area tersebut juga bisa lebih stabil. Berdasarkan hal tersebut,