RENA BANGUN LUHUR - Menerapkan Tata Kelola-Tugas Praktek - Dekom - Final
RENA BANGUN LUHUR - Menerapkan Tata Kelola-Tugas Praktek - Dekom - Final
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
Penyelenggara Pelatihan :
Tempat Penyelenggaraan : LYNN Hotel Yogyakarta
Kode Unit Kompetensi : K.64PRS00.026.1
Judul Unit Kompetensi : Menerapkan Tata Kelola Perusahaan
Nama Trainer : Alfi Wijaya
Nama Peserta : Rena Bangun Luhur
Tanggal : 21 Juli 2023
1.2 Sebutkan rujukan POJK untuk Penerapan Tata Kelola bagi BPRS, adalah :
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/POJK.03/2018 Tentang Penerapan Tata Kelola bagi
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, berlaku sejak diundangkan tanggal 10 Desember 2018
1.4 Sebutkan cakupan penerapan tata kelola yang paling sedikit harus diwujudkan dalam
bentuk :
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
4. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan BPRS
6. Penanganan benturan kepentingan
7. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern
8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern
9. Batas Maksimum Penyaluran Dana
10. Rencana Bisnis BPRS
11. Transparasi kondisi keuangan dan non keuangan
1.5 Dalam menerapkan prinsip keterbukaan, BPRS wajib menyampaikan laporan penerapan
tata kelola lepada pemegang saham dan paling sedikit kepada :
1. Otoritas Jasa Keuangan
2. Asosiasi BPRS di Indonesia
3. Pemangku kepentingan melalui media internal yang dimilki BPRS.
1/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
2 Menerapkan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dalam rangka Tata Kelola
2.1 Dalam rangka pemenuhan organisasi dan SDM Direksi, maka pengaturan jumlah Direksi
sesuai modal inti adalah :
1. BPRS yang memiliki modal inti paling sedikit Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) wajib memiliki paling sedikit 3 (tiga) orang anggota Direksi.
2. BPRS yang memiliki modal inti kurang dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi.
2/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
peraturan perundang-undangan.
2.4 Apa maksud penerapan tata kelola dalam setiap kegiatan usaha BPRS pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi :
1. Yang dimaksud dalam setiap kegiatan usaha BPRS adalah penerapan prinsip Tata
Kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha BPRS termasuk pada saat
penyusunan visi, misi, rencana bisnis, pelaksanaan kebijakan, dan pengawasan
intern pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
2. Yang dimaksud dengan “seluruh tingkatan atau jenjang organisasi” adalah mulai
dari tingkatan tertinggi, yaitu Direksi dan Dewan Komisaris termasuk DPS sampai
dengan tingkatan pegawai pelaksana.
2.5 Direksi wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap
anggota direksi, paling sedikit mencantumkan :
1. Pengaturan Etika Kerja
2. Waktu Kerja
3. Pengaturan Rapat
2.6 Kebijakan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian antara lain kebijakan mengenai :
1. sistem rekrutmen,
2. sistem promosi dan demosi,
3. sistem remunerasi,
4. program pengembangan pegawai, serta
5. mekanisme pemberhentian pegawai.
3/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
dan/atau otoritas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.4 Sebutkan aturan tentang Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 3 (tiga) bulan, untuk membahas tentang :
1. Rencana Bisnis BPRS
2. Isu strategis BPR
3. Evaluasi atau penetapan kebijakan strategis
4. Evaluasi Realisasi Rencana Bisnis BPRS dan/atau
5. Hal lain.
2. BPRS yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh miliar rupiah)
wajib memiliki paling sedikit 1 (satu) orang Komisaris Independen
4/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
4. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap mekanisme penghimpunan dana dan
penyaluran dana, serta pelayanan jasa BPRS; dan
5. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja di BPRS
untuk pelaksanaan tugasnya.
5/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
1. 1 (satu) orang komisaris Independen
2. 1 (satu) orang Komisaris, dan
3. 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang membawahkan fungsi Sumber Daya
Manusia.
5.5 Dalam rangka melaksanakan tugas untuk memberikan rekomendasi kepada dewan
komisaris, maka komite audit paling sedikit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
:
1. Pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi Audit Intern;
2. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan standar audit
3. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku bagi BPRS
4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau
rekomendasi dari satuan kerja audit intern atau pejabat eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern BPRS, auditor
ekstern, dan hasil pengawasan Dewan Komisaris, DPS, Otoritas Jasa Keuangan,
dan/atau otoritas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5.6 Dalam rangka memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, maka komite
pemantau risiko paling sedikit melakukan :
1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan
pelaksanakan kebijakan tesebut,
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksaan tugas komite manajemen risiko
dan satuan kerja manajemen risiko guna memberikan rekomendasi kepada dewan
komisaris.
6.3 Pengungkapan benturan kepentingan pada setiap keputusan paling sedikit mencakup :
1. Nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan,
2. Nama dan jabatan pengambil keputusan,
3. Jenis transaksi,
4. Nilai transaksi, dan
5. Keterangan.
6/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
7.5 Laporan yang wajib disampaikan kepada OJK oleh anggota Direksi yang membawahkan
fungsi kepatuhan yaitu :
1. Laporan pokok_pokok pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2. Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut
pendapat anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan telah
menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan lain.
3. Laporan penggantian sementara jabatan Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
7.6 Terkait dengan pelaporan, maka SKAI atau PE Audit Intern wajib menyampaikan laporan
7/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi
yang membawahkan fungsi kepatuhan.
7.7 Laporan kepada OJK yang wajib disampaikan oleh fungsi audit intern antara lain :
1. Laporan pengangkatan atau pemberhentian kepala SKAI atau PEAI yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern yang disertai dengn
pertimbangan dan alasan pengangkatan atau pemberhentian;
2. Laporan Pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern termasuk informasi hasil
audit yang bersifat rahasia;
3. Laporan khusus mengenai setiap temuan audit intern yang diperkirakan dapat
mengganggu kelangsungan usaha BPRS;
4. Laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern bagi BPRS dengan modal inti paling
sedikit RP. 50 Miliyar yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.
8/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
2. Sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan laporan yang lengkap,
akurat, kini, dan utuh.
9 Menyusun Laporan dan Melakukan Penilaian Sendiri terhadap Penerapan Tata Kelola
9.1 Laporan Penerapan Tata Kelola BPRS mencantumkan transparansi penerapan tata kelola
yang meliputi :
1. Pengungkapan penerapan /cakupan tata Kelola (Pelaksanaan Tugas dan Tanggung
Jawab Direksi, Dewan Komisaris, DPS, Fungsi, Komite).
2. Kepemilikan Saham Anggota Direksi.
3. Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga Anggota Direksi dengan
anggota Direksi Lain, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPRS yang
bersangkutan.
4. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada BPRS yang bersangkutan dan
Perusahaan Lain.
5. Hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga Anggota Dewan Komisaris
dengan anggota Direksi, Dewan Komisaris Lain, dan/atau Pemegang Saham BPRS
yang bersangkutan.
6. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris.
7. Rangkap Jabatan Anggota DPS.
8. Paket atau Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Direksi, Dewan Komisaris
dan DPS yang ditetapkan berdasarkan Keputusan RUPS.
9. Rasio gaji.
10. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris.
11. Frekuensi Rapat DPS
12. Jumlah Penyimpangan Intern (internal fraud)
13. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPRS
14. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan
15. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik.
9.2 Dalam melaksanakan penilaian sendiri (Self Assesment), terdapat beberapa faktor
penilaian antara lain :
9/10
MODUL 26 : MENERAPAKAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
Tugas Praktek
Cukup Baik : 2,6 ≤ NILAI KOMPOSIT < 3,4
Kurang Baik : 3,4 ≤ NILAI KOMPOSIT < 4,2
Tidak Baik : 4,2 ≤ NILAI KOMPOSIT < 5,0
Kompeten
Belum kompeten
10/10