Anda di halaman 1dari 34

UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

BAB 3. DAMPAK SERTA UPAYA PENGELOLAAN


DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITMIBULKAN


Konsep pembangunan berwawasan lingkungan menyebutkan bahwa setiap kegiatan yang akan
menimbulkan perubahan terhadap bentang lahan dan penurunan kualitas lingkungan hidup,
perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan serta pengendalian terhadap dampak negatif yang
akan terjadi. Untuk mewujudkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan dan menekan
semaksimal mungkin dampak yang akan terjadi, perlu dilakukan pengkajian terhadap sumber
dampak dan dampak yang ditimbulkannya. Dengan upaya seperti ini akan memudahkan dalam
menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungannya.

Pembangunan Flyover Aloha di Kabupaten Sidoarjo berada di jalan eksisting Raya Waru dan
Akses Bandara dengan panjang rencana Fly Over 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) adalah 435
m dan panjang rencana Fly Over 2 (Juanda – Sidoarjo/Surabaya) adalah 423 m. Flyover Aloha
dibangun agar kendaraan yang melintas ke Jalan Raya Waru dari arah Akses Bandara Juanda
atau sebaliknya tidak tersendat di persimpangan Rel Kereta Api antara Jalan Raya Waru dan
simpang Aloha sehingga menimbulkan kemacetan.

Pembangunan Flyover Aloha Kabupaten Sidoarjo diprakirakan akan memberikan pengaruh


secara langsung dan tidak langsung terhadap terjadinya perubahan kualitas lingkungan hidup,
pada komponen Fisik-kimia, Biologi maupun Sosekbud - Kesmas. Adapun penentuan dampak
lingkungan yang ditimbulkan tersebut dibagi berdasarkan tahap kegiatan selama proyek tersebut
berlangsung.

3.2. UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Upaya Pengelolaan lingkungan hidup terhadap dampak yang terjadi akibat kegiatan rencana
kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi identifikasi dampak.

Tujuan dari upaya pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah dan atau
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif terhadap lingkungan hidup
akibat suatu rencana kegiatan.

3.2.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI


Tahap pra konstruksi meliputi beberapa hal, yaitu pengurusan izin, survey dan pengukuran,
pengadaan lahan, serta sosialisasi rencana kegiatan.

3-1
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

3.2.1.1. SURVAI DAN PENENTUAN TRASE JALAN


A. Persepsi Masyarakat
 Sumber Dampak:
1) Adanya interaksi antara masyarakat sekitar dan tim survey jalur rencana pembangunan
Flyover Aloha
2) Adanya kekhawatiran pemilik, atau pihak yang berwenang atas lahan lokasi rencana
pembangunan Fly Over
 Jenis Dampak:
Persepsi masyarakat
 Besaran Dampak:
Adanya informasi mengenai rencana kegiatan pembangunan Flyover Aloha yang diterima
oleh masyarakat baik dari pemerintah maupun dari lingkungan sekitar, akan menimbulkan
respon baik itu berupa persepsi positif, ataupun persepsi negatif berupa kekhawatiran
terhadap rencana kegiatan.
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan konstruksi terkait dengan skala dan
besaran rencana kegiatan termasuk metode pelaksanaan dan pengelolaan dampak
yang akan dilakukan kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan
2) Pelaksanaan sosialisasi bekerjasama dengan aparat dan tokoh masyarakat di desa
setempat
3) Melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan aparat desa/kelurahan, aparat
kecamatan, forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimca), maupun tokoh
masyarakat lainnya
 Lokasi Pengelolaan
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan survai dan penentuan trase jalan
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan langsung terhadap sikap dan pendapat dari masyarakat
2) Wawancara dengan tokoh masyarakat dan juga dengan masyarakat yang berada di
sekitar lokasi kegiatan
 Lokasi Pemantauan:
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
 Frekuensi Pemantauan:
Minimal dilakukan satu kali pada saat survai dan penentuan trase jalan
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Kepala Desa Sawotratap, Forkopimca, tokoh masyarakat
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

3-2
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

3.2.1.2. PENGADAAN TANAH


1. Persepsi Masyarakat
 Sumber Dampak:
Penggunaan lahan untuk pembangunan flyover yang berada atau bersinggungan dengan
aset milik masyarakat dan TNI-AL
 Jenis Dampak:
Persepsi masyarakat
 Besaran Dampak:
Lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan flyover dengan panjang 435 m dan 423
m dengan lebar rumija 30 m, lahan tersebut ada yang merupakan aset TNI-AL dan adanya
kekhawatiran di masyarakat apabila asetnya terkena dampak pengadaan lahan
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melakukan sosialisasi dengan masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan, utamanya
mengenai trase jalan yang dilalui serta batas lahan yang akan digunakan
2) Berkoordinasi dengan Markas Besar TNI-AL atau yang berwenang dalam hal
pelaksanaan kegiatan pembangunan di lahan Barang Milik Negara (BMN) TNI-AL
3) Melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan aparat desa/kelurahan, aparat
kecamatan, forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimca), maupun tokoh
masyarakat lainnya
4) Musyawarah dengan masyarakat berkaitan dengan kompensasi apabila ada kerusakan
aset masyarakat yang ditimbulkan karena pembangunan flyover
 Lokasi Pengelolaan
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pengadaan tanah
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan langsung terhadap sikap dan pendapat dari masyarakat
2) Wawancara dengan masyarakat terdampak dan pihak lain yang terdampak pengadaan
tanah
 Lokasi Pemantauan:
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
 Frekuensi Pemantauan:
Minimal satu kali sebelum dilakukan kegiatan konstruksi
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Kepala Desa Sawotratap, Forkopimca, tokoh masyarakat
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

3-3
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

3.2.2. TAHAP KONSTRUKSI


3.2.2.1. MOBILISASI TENAGA KERJA
Dampak positif yang ditimbulkan dari proses penerimaan tenaga kerja antara lain adalah
timbulnya kesempatan kerja bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek. Namun,
selain dampak tersebut, ada kemungkinan timbulnya kecemburuan sosial dari persaingan yang
terjadi selama proses penerimaan tenaga kerja. Penjelasan mengenai upaya pengelolaan dan
pemantauan terhadap kedua dampak tersebut adalahsebagai berikut.

A. Kesempatan Kerja
 Sumber Dampak:
Adanya kebutuhan terhadap tenaga kerja konstruksi sebanyak 150 orang yang 100 orang
diantaranya dapat dipenuhi dari masyarakat sekitar pada tahap mobilisasi tenaga kerja
 Jenis Dampak:
Kesempatan kerja
 Besaran Dampak:
Peluang kerja sebanyak 100 orang sebagai buruh lapangan yang bisa dipenuhi dari
masyarakat sekitar
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Memberikan pemberitahuan ataupun informasi rinci mengenai adanya pemenuhan
tenaga kerja konstruksi yang bisa dipenuhi oleh masyarakat sekitar
2) Mengutamakan rekrut tenaga kerja lokal sesuai dengan kualifikasi keterampilan untuk
tenaga kerja konstruksi
3) Menyepakati kontrak kerja termasuk masa kontrak dan upah yang didapatkan serta
menyertakan dalam jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan
4) Bekerjasama dengan pemerintah desa dalam rekrut tenaga kerja konstruksi dimana
pendafataran dapat dilakukan melalui pemerintah desa
 Lokasi Pengelolaan
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pemenuhan tenaga kerja
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pencatatan jumlah masyarakat lokal yang terserap sebagai tenaga kerja konstruksi
2) Wawancara dengan masyarakat menganai pelaksanaan rekrut tenaga kerja yang
obyektif dan transparan
 Lokasi Pemantauan:
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
 Frekuensi Pemantauan:
Minimal satu kali selama pemenuhan tenaga kerja
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali

3-4
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

Pengawas: Kepala Desa Sawotratap, Forkopimca, tokoh masyarakat, Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

3.2.2.2. MOBILISASI ALAT BERAT DAN PENGANGKUTAN MATERIAL


Dampak fisik kimia yang ditimbulkan dari proses mobilisasi alat berat antara lain adalah adanya
penurunan kualitas udara di sekitar lokasi proyek. Sedangkan dampak lainnya yang ditimbulkan
dari proses mobilisasi alat berat ini antara lain adalah kerusakan pada jalan yang dilalui dan
adanya gangguan lalu lintas selama mobilisasi berlangsung. Penjelasan mengenai upaya
pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut.

A. Penurunan Kualitas Udara


 Sumber Dampak:
Kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Jenis Dampak:
Penurunan kualitas udara
 Besaran Dampak:
Mobilisasi alat berat dan pengangkutan material menimbulkan penurunan kualitas udara baik
dari gas buang kendaraan pengangkut maupun debu terpaan roda kendaraan, hal tersebut
meningkatkan konsentrasi parameter CO, NO, SO2, Pb, HC, serta TSP.
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Memasang pagar pembatas tapak proyek dengan plat seng/plastik dengan ketinggian
yang memadai untuk mengurangi sebaran debu dari peralatan berat dan kendaraan
proyek
2) Penyiraman lokasi proyek dan jalur mobilisasi terutama saat musim kering atau
disesuaikan dengan kondisi lingkungan
3) Melakukan perawatan kendaraan pengangkut secara berkala sehingga tidak
menghasilkan emisi gas buang yang tinggi
4) Menggunakan kendaraan pengangkut yang lolos uji emisi, laik jalan, dan laik operasi
5) Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut alat berat dan material antara 20-40
km/jam
 Lokasi Pengelolaan
Jalur mobilisasi peralatan dan material
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan untuk dampak kualitas
udara
2) Pengukuran kualitas udara ambien di sekitar lokasi rencana kegiatan bekerjasama
dengan laboratorium yang terakreditasi dan teregistrasi

3-5
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Lokasi Pemantauan:
Di sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha :
U1 : Depan Stasiun Sawotratap – Sidoarjo (N : 07°22.05’ ; E : 112⁰43.44’)
U2 : Jalan Raya Juanda Arah ke Bandara Juanda(N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U3 : Jalan Raya Juanda Depan Kesatrian Marinir R.Suhadi (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U5 : Simpang Jl. S. Parman dan Jl. Joyoboyo (N : 07°22.19’ ; E : 112⁰43.42’)
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

B. Kerusakan Jalan
 Sumber Dampak:
Kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Jenis Dampak:
Kerusakan jalan
 Besaran Dampak:
Kerusakan terhadap struktur perkerasan jalan karena kendaraan pengangkut alat berat dan
material dengan beban berlebih
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Membatasi muatan kendaraan pengangkut material sesuai dengan kelas jalan yang
dilintasi
2) Pengadaan material bangunan (pasir, batu, tanah timbun) dengan cara membeli dari
pihak ke tiga perusahaan galian c yang sudah memiliki izin
3) Menugaskan petugas pemeriksa muatan material yang akan masuk / keluar tapak proyek
4) Memasukan klausul pembatasan muatan meterial ke dalam kontrak dengan kontraktor
pelaksana dan bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan jalan yang dilintasi
kendaraan proyek
5) Segera melakukan perbaikan jalan apabila terjadi kerusakan jalan akibat dari kegiatan
pengangkutan alat berat dan material bekerjasama dengan instansi yang berwenang
dalam infrastruktur jalan
 Lokasi Pengelolaan
Jalur mobilisasi peralatan dan material
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai tingkat kerusakan jalan

3-6
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Lokasi Pemantauan:
Sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha, yaitu:
1) Jalan yang digunakan untuk angkutan material dari sumbernya ke lokasi proyek
2) Jalan yang digunakan untuk mengangkut tanah hasil galian
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sidoarjo,
dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

C. Gangguan Lalu Lintas


 Sumber Dampak:
Kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Jenis Dampak:
Gangguan lalu lintas
 Besaran Dampak:
Penurunan Level of Service (LOS)/ tingkat pelayanan jalan pada beberapa ruas jalan:
1) Simpang 3 Aloha  C
2) Jalan Waru – Bts. Kota Sidoarjo No. Ruas 012  F
3) Jalan Akses Bandara  C
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melakukan pengakutan alat berat dan material pada jam-jam di luar jam sibuk
2) Memasang rambu lalu lintas dan informasi adanya proyek pembangunan flyover serta
informasi jalan alternatif untuk mencegah antrian di lokasi proyek
3) Memperhatikan sirkulasi lalu lintas dan menugaskan petugas untuk mengatur lalu lintas
pada saat mobilisasi peralatan berat dan material
4) Menempatkan lokasi penumpukan/ penimbunan material serta parkir alat berat pada area
uang luas, tidak pada tepi jalan dan dibatasi sesuai kondisi tempat sehingga tidak
mengganggu lalu lintas
5) Melakukan pengangkutan alat berat dan material di luar jam sibuk
6) Koordinasi dengan instansi terkait (Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo dan
Satlantas Polres Sidoarjo) dalam hal pengaturan lalu lintas
 Lokasi Pengelolaan
Sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha, yaitu:
1) Jalan yang digunakan untuk angkutan material dari sumbernya ke lokasi proyek
2) Jalan yang digunakan untuk mengangkut tanah hasil galian
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material

3-7
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Bentuk Upaya Pemantauan:


1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai kemacetan atau gangguan lalu lintas
 Lokasi Pemantauan:
Di sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha, yaitu:
1) Jalan yang digunakan untuk angkutan material dari sumbernya ke lokasi proyek
2) Jalan yang digunakan untuk mengangkut tanah hasil galian
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Satlantas Polres Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

3.2.2.3. PENGOPERASIAN BASE CAMP


Dampak fisik kimia yang ditimbulkan dari pengoperasian base camp antara lain adalah adanya
timbulan sampah, peningkatan limbah cair, dan timbulan limbah B3 di sekitar lokasi proyek.
Dampak tersebut perlu dilakukan pengelolaan agar dampak yang ditimbulkan tidak semakin luas.

A. Timbulan Sampah Domestik


 Sumber Dampak:
Pengoperasian Base Camp
 Jenis Dampak:
Timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas tenaga kerja konstruksi di lokasi basecamp
seperti sisa makanan, sisa minuman, plastik, bungkus produk pembersih, dan lain sebagainya
 Besaran Dampak:
Sampah domestik bersumber dari tenaga kerja sekitar 150 orang (jika seluruh pekerja tinggal
di basecamp), dan jika sampah yang dihasilkan rata-rata 2 liter per hari per orang, maka
diperkirakan menghasilkan sampah dengan volume sekitar 300 liter/hari atau sekitar 0,3
m3/hari. Sumber, jenis dan jumlah limbah padat dari kegiatan konstruksi berdasarkan estimasi
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. 1. Perkiraan Limbah Padat/Sampah Domestik Tahap Konstruksi *
Sumber Jenis Sampah Jumlah (Liter/hari)
Tenaga Kerja Sisa makanan dan kemasan makanan seperti kaleng, plastik, 300
kertas, botol, dan lain-lain = 150 orang x 2 liter/orang/hari*
Total Limbah Padat/Sampah Domestik 300≈ 0,3m3/hari
Keterangan: * Berdasarkan E. Damanhuri (Perencanaan sampah terpadu, 2000), dan SNI No. 19-
2454

 Bentuk Upaya Pengelolaan:


1) Menyediakan tempat sampah sesuai dengan kriteria sampah yang dihasilkan, yaitu
sampah organik dan sampah anorganik

3-8
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

2) Tempat sampah yang digunakan harus kedap air dan tertutup agar tidak ada hewan yang
masuk
3) Melakukan pengangkutan sampah menuju TPS terdekat secara berkala agar tidak
menimbulkan bau
4) Melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
Sampah Spesifik
5) Melaksanakan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 71 Tahun 2019 tentang Pengurangan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
6) Melakukan pembersihan area konstruksi secara berkala untuk menghindari tercecernya
sampah di sekitar lokasi rencana kegiatan
7) Limbah padat atau sampah domestik dan konstruksi yang dihasilkan akan dikumpulkan
di TPS sekitar lokasi proyek dan diangkut ke TPA bekerja sama dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
 Lokasi Pengelolaan
Di lokasi basecamp proyek pembangunan Flyover Aloha
 Periode Pengelolaan
Selama operasional base camp
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Memantau apakah telah melakukan pemilahan sampah yang benar sesuai dengan jenis,
jumlah, dan sifat sampah
2) Memantau apakah tempat sampah yang digunakan kedap air dan memiliki penutup
3) Memantau apakah pengangkutan sampah ke tempat penampungan sampah sudah
dilakukan secara rutin
4) Memantau apakah para pekerja menjaga kebersihan lingkungan proyek agar tidak ada
sampah di sekitar lokasi rencana kegiatan
 Lokasi Pemantauan:
Di lokasi basecamp proyek pembangunan Flyover Aloha
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian base camp
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

B. Peningkatan Limbah Cair Domestik


 Sumber Dampak:
Pengoperasian base camp
 Jenis Dampak:
Peningkatan limbah cair domestik dari sisa penggunaan air bersih untuk aktivitas mandi, cuci,
dan lainnya di lokasi base camp

3-9
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Besaran Dampak:
Besaran limbah cair domestik diperkirakan sebesar 80% dari kebutuhan air bersih dengan
perhitungan sebagai berikut.
Tabel 3. 2. Prakiraan Produksi Air Limbah Domestik Tahap Konstruksi
Pengguna Tenaga kerja konstruksi
Jumlah Pengguna (orang) 150
Kebutuhan air (liter/orang/hari) 50
Total kebutuhan air (m3/hari) 7,5
Produksi air limbah (m3/hari) 6
Sumber: Hasil Analisis Penyusun
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Pembuatan sarana MCK bagi pekerja konstruksi berupa kamar mandi yang dilengkapi
dengan kloset/ WC dan air bersih yang tersedia kontinyu. Kamar mandi dilengkapi
dengan atap, bak air, dan pintu yang memadai
2) Jumlah sarana MCK mengikuti rasio setiap 100 pekerja disediakan 5 kamar madi WC
3) Sarana MCK harus dilengkapi dengan IPAL potable dengan kapasitas 7 m3 untuk setiap
100 pekerja
4) Lumpur tinja dalam septic tank secara berkala diangkut bekerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi base camp konstruksi
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pengoperasian base camp konstruksi
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan pelaksanaan pengelolaan air limbah dari kegiatan domestik, termasuk
penyediaan fasilitas sanitasi dan pengoperasian IPAL
 Lokasi Pemantauan:
Lokasi base camp konstruksi
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian base camp
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

C. Timbulan Limbah B3
 Sumber Dampak:
Pengoperasian base camp
 Jenis Dampak:
Timbulan limbah B3

3 - 10
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Besaran Dampak:
Pengoperasian base camp juga berpotensi menimbulkan limbah B3 yang dhasilkan dari
kegiatan kantor, kain majun, elektronik bekas, dan lain-lain. Tidak ada kegiatan penggantian
oli di lokasi sehingga tidak ada limbah B3 oli bekas. Timbulan limbah B3 yang dihasilkan
diperkirakan tidak besar sehingga tidak diperlukan adanya TPS Limbah B3.
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Identifikasi dan pencatatan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan operasional
basecamp maupun konstruksi seluruhnya
2) Melakukan pengemasan limbah B3 dengan kemasan yang sesuai dengan karakteristik
limbah B3, mampu mengungkung limbah sehingga tidak tumpah, memiliki penutup yang
kuat, serta dalam kondisi baik (tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak)
3) Pengemasan limbah B3 diberi label dan simbol limbah B3 sesuai dengan peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013
4) Bekerja sama dengan institusi pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 yang sudah
memiliki izin
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi base camp konstruksi
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pengoperasian base camp konstruksi
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan di lapangan untuk mengidentifikasi jenis limbah B3 yang dihasilkan,
pengelolaan limbah B3 yang meliputi pewadahan atau pengemasan, serta pengangkutan
limbah B3, termasuk mendata pihak ketiga yang bertangungjawab dalam pengangkutan
limbah B3
 Lokasi Pemantauan:
Lokasi base camp konstruksi
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian base camp
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

3.2.2.4. PEKERJAAN KONSTRUKSI FLYOVER


Penjelasan mengenai upaya pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak-dampak yang
ditimbulkan dari pekerjaan konstruksi flyover sebagai berikut.

A. Peningkatan Kebisingan
 Sumber Dampak:
Penggunaan alat berat dalam pekerjaan konstruksi flyover

3 - 11
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Jenis Dampak:
Peningkatan kebisingan
 Besaran Dampak:
Sumber bising ditimbulkan oleh suara mesin-mesin peralatan proyek diantaranya
compactor, bulldozer, backhole, excavator, pile hummer / bore pile, dump truck, compressor
dan lain-lain. Berikut adalah analogi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh peralaan
konstruksi,berdasarkan pustaka dari Dwi P. Sasongko dalam “Kebisingan Lingkungan”.

Tabel 3. 3. Tingkat kebisingan peralatan konstruksi (pada jarak 50 feet /±15,24 m)


Tingkat kebisingan
No. Nama Peralatan
dB(A)
1 Dump truck 88
2 Concrete mixer truck 85
3 Portable air compressor 81
4 Generator 76
Sumber : Kebisingan Lingkungan 2000 - Dwi P. Sasongko dkk

Apabila tahap konstruksi dilaksanakan diperkirakan tingkat kebisingan di sekitar tapak


proyek akan meningkat karena pengaruh pengoperasian peralatan konstruksi yang
menimbulkan kebisingan antara 76 dB(A) sampai 88 dB(A). Dampak lebih lanjut dari
kebisingan yang relatif tinggi adalah timbulnnya gangguan kesehatan dan kenyamanan
penduduk di sekitar lokasi proyek. Dampak kebisingan akibat kegiatan konstruksi akan
terjadi selama tahap konstruksi sekitar 8 bulan.

Sensitivitas pendengaran manusia yang dikaitkan dengan suara paling lemah yang masih
dapat didengar ambang pendengaran, sedangkan suara paling tinggi yang masih dapat
didengar tanpa menimbulkan rasa sakit disebut ambang rasa sakit. Kerusakan pendengaran
(dalam bentukketulian) merupakan penurunan sensitivitas yang berlangsung secara terus
menerus. Diperlukan tindakan pencegahan terhadap kerusakan pendengaran akibat
kebisingan. Kriteria yang berhubungan dengan tingkat kebisingan maksimum dan lamanya
kebisingan yang diterima yang dikeluarkan oleh The Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 3. 4. Kriteria Resiko Kerusakan Pendengaran (Kriteria OSHA)


Lama kebisingan yang Tingkat Kebisingan
No.
diperbolehkan Per hari (jam) (dBA)
1 8 90
2 6 92
3 4 95
4 3 97
5 2 100
6 1,5 102
7 1 105
8 0,5 110
9 0,25 115
Sumber : Kebisingan Lingkungan 2000 - Dwi P. Sasongko dkk

Lebarnya interval tekanan suara dan frekuensi yang dapat diterima oleh telinga manusia
membuat telinga manusia memiliki kawasan-kawasan yang peka suara yang jika dipetakan
pada suatu grafik frekuensi versus aras tekanan suara akan memperlihatkan adanya

3 - 12
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

auditory sensation area. Jika ambang pendengaran atau sensasi pendengaran melebihi
batas maka akan menimbulkan gangguan tidur, gangguan psikologis, gangguan kesehatan.

Kebisingan juga dapat menganggu percakapan dan mempengaruhi komunikasi yang


sedang berlangsung (tatap muka/via telepon). Tingkat kebisingan yang mengganggu
percakapan serta penjelasannya disajikan pada Gambar berikut:

Sumber : Dwi P. Sasongko dkk Kebisingan Lingkungan 2000

Gambar 3. 1. Tingkat Kebisingan Yang Menyebabkan Gangguan Percakapan Di luar Ruangan

Selain gangguan terhadap sistem pendengaran kebisingan juga dapat menimbulkan


gangguan terhadap mental emosional berupa terganggunya kenyamanan hidup, gangguan
percakapan, mudah marah dan menjadi peka / mudah tersinggung.
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Memasang pagar pembatas tapak proyek dengan plat seng/plastik dengan ketinggian
yang memadai untuk mengurangi bising dari peralatan berat dan kendaraan proyek
2) Menggunakan peralatan dan kendaraan yang lulus uji kendaraan/laik operasi
3) Pengaturan jam kerja yaitu jam 07.00 – 17.00 (jam kerja), menghindari jam istirahat
masyarakat sekitar
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan konstruksi flyover
 Periode Pengelolaan
Selama pekerjaan konstruksi flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan di lapangan terkait pelaksanaan pengelolaan kebisingan seperti perawatan
mesin, jadwal pekerjaan, dan sebagainya

3 - 13
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

2) Pengukuran tingkat kebisingan dengan alat Sound Level Meter dilakukan oleh
laboratorium lingkungan yang terakreditasi dengan metode mengacu pada SNI 7231
2009 tentang Metoda pengukuran kebisingan di tempat kerja
 Lokasi Pemantauan:
Di sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha :
U1 : Depan Stasiun Sawotratap - Sidoarjo(N : 07°22.05’ ; E : 112⁰43.44’)
U2 : Jalan Raya Juanda Arah ke Bandara Juanda (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U3 : Jalan Raya Juanda Depan Kesatrian Marinir R.Suhadi (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U5 : Simpang Jl. S. Parman dan Jl. Joyoboyo(N : 07°22.19’ ; E : 112⁰43.42’)
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

B. Penurunan Kualitas Udara


 Sumber Dampak:
Debu yang beterbangan dari penggunaan material atau tanah serta emisi dari penggunaan
alat berat
 Jenis Dampak:
Penurunan kualitas udara
 Besaran Dampak:
Kegiatan menimbulkan penurunan kualitas udara baik dari gas buang alat berat yang
digunakan maupun debu terpaan dari material atau tanah, hal tersebut meningkatkan
konsentrasi parameter CO, NO, SO2, Pb, HC, serta TSP.
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Memasang pagar pembatas tapak proyek dengan plat seng/plastik dengan ketinggian
yang memadai untuk mengurangi sebaran debu dari peralatan berat dan kendaraan
proyek
2) Penyiraman lokasi proyek terutama saat musim kering atau disesuaikan dengan kondisi
lingkungan
3) Melakukan perawatan alat berat secara berkala sehingga tidak menghasilkan emisi gas
buang yang tinggi
4) Menggunakan kendaraan pengangkut yang lolos uji emisi, laik jalan, dan laik operasi
5) Menganjurkan penggunaan masker terutama pada tenaga kerja yang bekerja pada debu
tinggi
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan konstruksi flyover
 Periode Pengelolaan
Selama pekerjaan konstruksi flyover

3 - 14
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Bentuk Upaya Pemantauan:


1) Pengamatan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan untuk dampak kualitas
udara
2) Pengukuran kualitas udara ambien di sekitar lokasi rencana kegiatan bekerjasama
dengan laboratorium yang terakreditasi dan teregistrasi
 Lokasi Pemantauan:
Di sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha :
U1 : Depan Stasiun Sawotratap – Sidoarjo (N : 07°22.05’ ; E : 112⁰43.44’)
U2 : Jalan Raya Juanda Arah ke Bandara Juanda(N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U3 : Jalan Raya Juanda Depan Kesatrian Marinir R.Suhadi (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U5 : Simpang Jl. S. Parman dan Jl. Joyoboyo (N : 07°22.19’ ; E : 112⁰43.42’)
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

Gambar 3. 2. Contoh Upaya Penanganan Sebaran Debu Dengan Penyiraman Dan Menutup
Bak Truk Dan Bising Dengan Memasang Pagar Pembatas

C. Gangguan Utilitas Eksisting


 Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover
 Jenis Dampak:
Gangguan utilitas eksisting

3 - 15
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Besaran Dampak:
Kegiatan konstruksi flyover yang diperkirakan mengganggu utilitas eksisting seperti tiang
listrik, kabel inland, pipa air dan lain sebagainya yang ada dalam RUMIJA dan rencana tiang
(pier)
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melakukan test pit atau investigasi di lokasi rencana rencana untuk mengetahui secara
pasti keberadaan utilitas eksisting yang ada
2) Sebelum melaksanakan pemindahan utilitas tiang listrik, PJU, tiang telepon (tepi dan
median jalan) di tapak proyek, maka perlu koordinasi dengan instansi terkait yaitu
PT.PLN (Persero), PT.Telkom, PDAM, Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo terkait
tata cara/ prosedur pemindahan utilitas-utilitas terkena pemindahan
3) Sebelum melaksanakan kegiatan konstruksi perlu menyiapkan peta jaringan utilitas yang
berada di dalam RUMIJA
4) Mematuhi peraturan terkait pemindahan/ penggantian utilitas terkena dampak kegiatan
pembangunan flyover
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan konstruksi flyover
 Periode Pengelolaan
Selama pekerjaan konstruksi flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Inventarisasi kemungkinan utilitas eksisting yang akan terganggu dan pengamatan
pelaksanaan konstruksi di lokasi utilitas eksisting
 Lokasi Pemantauan:
Sepanjang lokasi pekerjaan konstruksi flyover dan sekitarnya
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: PT. PLN (persero), PT. Telkom, PDAM Delta Tirta, PT. KAI (Persero) DAOP 8,
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

D. Berkurangnya Vegetasi
 Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover
 Jenis Dampak:
Berkurangnya vegetasi
 Besaran Dampak:
Kegiatan konstruksi flyover yang diperkirakan perlu menebang pohon atau pembersihan
taman yang ada dalam RUMIJA dan rencana tiang (pier)

3 - 16
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Bentuk Upaya Pengelolaan:


1) Sebelum melaksanakan pembersihan/penebangan tanaman jalan (tepi dan median
jalan) di tapak proyek, maka perlu koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo terkait tata cara /prosedur penebangan /pembersihan
tanaman di RTH jalan.
2) Mematuhi peraturan daerah terkait pembersihan tanaman RTH - Menanam kembali
sebagian daerah jalur tanam median jalan dan persimpangan jalan yang rusak atau
terkena pembersihan lahan dengan tanaman yang mempunyai nilai ekologis dan estetis
yang disesuikan dengan lahan median jalan di bawah flyover.
3) Penanaman pada median jalan :
a) Lebar jalur median yang dapat ditanami harus mempunyai lebar minimum 0,8 meter,
sedangkan lebar ideal adalah 4,00 – 6,00 meter. Pemilihan jenis tanaman perlu
memperhatikan tempat perletakannyaterutama pada daerah persimpangan, pada
daerah bukaan (“U” – turn), dan pada tempat diantara persimpangan dan daerah
bukaan. Begitu pula untuk bentuk median yang ditinggikan atau median yang
diturunkan.
b) Penahan Silau Lampu Kendaraan
 Tanaman perdu/semak
 Ditanam rapat
 Ketinggian 1,5 m
 Bermassa daun padat
 Contoh jenis tanaman: Bogenvil, Kembang sepatu, Oleander, Nusa Indah
c) Penataan lansekap pada persimpangan dengan cara penempatan dan pemilihan
tanaman dan ornamen hiasan yang disesuaikan dengan ketentuan geometrik
persimpangan jalan dan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang
menghalangi pandangan pengemudi. Sebaiknya digunakan tanaman rendah
berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian < 0.80 m, dan jenisnya berbunga
atau berstruktur indah
b. Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman pohon sebagaitanaman
pengarah
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan konstruksi flyover
 Periode Pengelolaan
Selama pekerjaan konstruksi flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Inventarisasi kemungkinan pohon yang akan terganggu dan pengamatan pelaksanaan
penebangan pohon
 Lokasi Pemantauan:
Sepanjang lokasi pekerjaan konstruksi flyover dan sekitarnya

3 - 17
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

E. Timbulan Sisa Material


 Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover
 Jenis Dampak:
Timbulan sisa material
 Besaran Dampak:
Sisa material dari penyiapan lahan seperti sisa bangunan, batu, vegetasi, serta sisa tanah
dari pekerjaan galian dan timbunan. Perkiraan volume galian tanah sekitar 31.000 m3
(galian saluran air drainase sekitar 3.000 m3 dan galian biasa 28.000 m3). Sedangkan
kebutuhan untuk timbunan dari sumber galian sekitar 29.600 m3. Sehingga terdapat sisa
tanah 1400 m3.
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Tanah hasil galian dari tapak kegiatan segera dimasukan ke dalam dump truk dan
diangkut serta ditempatkan di lokasi penimbunan yang telah ditentukan berdasarkan
ketentuan pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo.
2) Peralatan berat dan mobil truk pengangkut material tanah sisa galian sebelum melintasi
jalan perlu dibersihkan dahulu untuk mencegah ceceran tanah/lumpur ke lingkungan dan
jalan
3) Jika terjadi ceceran sebagian tanah/lumpur ke jalan maka perlu segera dibersihkan
dengan air hingga tanah menjadi bersih dari ceceran tanah/lumpur dan tidak kotor atau
licin.
4) Membersihkan ban kendaraan proyek (truk pengangkut material) ketika akan
meninggalkan tapak proyek, hal ini untuk mencegah sebaran/ceceran tanah ke
lingkungan
5) Memasang rambu adanya kegiatan konstruksi flyover Aloha dan menugaskan petugas
pengatur lalu lintas.
6) Menempatkan lokasi penumpukan/ penimbunan material tidak pada tepi jalan yang padat
lalu lintasnya dan dibatasi sesuai kondisi tempat

3 - 18
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

Gambar 3. 3. Contoh Tanah Galian Perlu Segera Dimasukan Ke Dalam Kantong /


Karung Plastik Atau Langsung Ke Dump Truk Dan Diangkut Ke Disposal Area

 Lokasi Pengelolaan
Lokasi galian dan timbunan pada konstruksi fly over
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pekerjaan konstruksi flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati secara langsung mengenai pengelolaan sisa material konstruksi
 Lokasi Pemantauan:
Lokasi galian dan timbunan pada konstruksi fly over
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

F. Gangguan Lalu Lintas


 Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover yang berlokasi pada jalan yang sudah beroperasi
 Jenis Dampak:
Gangguan lalu lintas
 Besaran Dampak:
Penurunan Level of Service (LOS)/ tingkat pelayanan jalan pada beberapa ruas jalan:
1) Simpang 3 Aloha  C
2) Jalan Waru – Bts. Kota Sidoarjo No. Ruas 012  F
3) Jalan Akses Bandara  C
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melaksanakan bentuk pengaturan lalu lintas sesuai dengan rekomendasi ANDALALIN
2) Menempatkan dan menyimpan alat berat dan material di dalam area pekerjaan
3) Melakukan pengalihan arus lalu lintas melewati jalan alternatif, pengaturan rute dapat
berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo dan Satlantas Polres
Sidoarjo

3 - 19
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

4) Memasang rambu pengalihan arus lalu lintas di Simpang Aloha dan Simpang Jalan
Akses Bandara Juanda
5) Menempatkan traffic cone pada sisi pendekat pintu keluar dan masuk proyek jika
dibutuhkan
6) Menugaskan petugas pengatur lalu lintas di pintu masuk dan keluar kendaraan proyek
dilengkapi dengan peralatan lengkap (helm, rompi, tongkat lampu pengatur lalu lintas)
7) Membersihkan jalan eksisting dari ceceran tanah
8) Memasang papan peringatan adanya keluar masuk kendaraan proyek bagi pengguna
jalan lain yang ditempatkan pada sisi kanan dan kiri lokasi proyek (±50 meter)
9) Memasang lampu penerangan yang cukup
10) Melaksanakan PerMenHub No.96-2015 tetang Standar Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Lalu lintas dan Rekayasa Lalu lintas.
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan fly over dan ruas jalan di sekitarnya
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pekerjaan konstruksi flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai kemacetan atau gangguan lalu lintas
 Lokasi Pemantauan:
Lokasi pekerjaan fly over dan ruas jalan serta simpang di sekitarnya (Simpang Aloha, Jalan
Waru – Bts. Kota Sidoarjo dan Jalan Akses Bandara)
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Satlantas Polres Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

G. Gangguan K3
 Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover meliputi penyiapan lahan, struktur atas dan bawah, perkerasan
jalan, drainase, rekondisi jalan
 Jenis Dampak:
Gangguan keselamatan dan kecelakaan kerja (K3)
 Besaran Dampak:
Pelaksanaan konstruksi menimbulkan potensi kecelakaan kerja baik dari faktor manusia atau
alat dan material yang menyebabkan kecelakaan alat, nearmiss, cedera ringan, dan cedera
berat

3 - 20
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Bentuk Upaya Pengelolaan:


1) Mematuhi Peraturan tentang K3 sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: 09/Per/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
2) Memasang rambu dan batas (border line) adanya kegiatan konstruksi fly over dan
menugaskan petugas keamanan kegiatan
3) Memasang jaring pengaman untuk mencegah jatuh/tumpahnya ceceran meterial ke
bawah dan lingkungan sehingga tidak menimbulkan kecelakaan terhadap pekerja dan
penduduk sekitarnya
4) Merencanakan suatu Assembly Point yang merupakan suatu Denah Evakuasi yang
menunjukkan kemana pekerja berkumpul bila terjadi kondisi darurat dan diperintahkan
untuk evakuasi
5) Menyiapkan rambu-rambu arah ke tempat Assemby Point, serta lokasi pemadam
kebakaran
6) Mengadakan simulasi kebakaran, dan berkoordinasi dengan Dinas Kebakaran setempat
7) Menyiapkan alarm tanda bahaya di lokasi proyek
8) Menyiapkan prosedur tanggap darurat yang menerangkan fase kejadian suatu situasi
keadaan darurat yang perlu ditanggapi, sebagai berikut:
a) Setiap tenaga kerja bertanggungjawab untuk mengamati keadaan di daerah
kegiatannya dan menanggulangi atau melaporkan segera setiap kejadian yang tidak
biasa di daerah tersebut
b) Tenaga kerja apabila menemukan api, kebocoran gas atau cairan berbahaya lainnya
segera melapor kepada atasannya atau petugas yang menguasai areal tersebut
c) Setelah melapor, atas petunjuk pengawas langsung mengambil tindakan untuk
mengamankan kondisi hingga bantuan datang, seperti memindahkan barang-
barang, menutup keran gas, dan lain-lain
d) Pengawas memastikan prosedur tanggap darurat dilaksanakan dengan baik
e) Jika situasi sulit ditangani, segera menghubungi pihak yang berwenang misalnya
Pemadam Kebakaran, Polisi, Fasilitas Kesehatan, atau lainnya
9) Menyediakan kendaraan evakuasi
10) Berkoordinasi dengan pihak yang terlibat dalam Tanggap Darurat
11) Mewajibkan pemakaian perlengkapan K3 pada para pekerja konstruksi
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan flyover
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan kontruksi flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Observasi di lapangan tentang penaatan penggunaan APD
2) Wawancara terkait kasus kecelakaan kerja, disusun dalam laporan yang berisi jumlah
dan jenis kasus serta sebab-sebabnya

3 - 21
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

 Lokasi Pemantauan:
Lokasi pekerjaan flyover
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

3.2.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI ATAU OPERASI


3.2.3.1. PENGOPERASIAN FLYOVER
Operasional Flyover Aloha berdasarkan Standar Operasi yang berlaku di lingkungan Direktorat
Jendral Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun dampak
yang mungkin ditimbulkan dari pengoperasian Flyover antara lain terdiri atas dampak fisik kimia
dan dampak sosial budaya. Dampak fisik kimia yang timbul dari pengoperasian Flyover adalah
adanya peningkatan sebaran debu, sedangkan dampak sosial budaya yang timbul adalah
munculnya persepsi masyarakat terkait dengan pengoperasian Flyover.

A. Peningkatan Pelayanan Jalan


 Sumber Dampak:
Pengoperasian flyover
 Jenis Dampak:
Peningkatan pelayanan jalan
 Besaran Dampak:
Peningkatan pelayanan jalan utamanya untuk mengakomodasi pergerakan dari arah
Surabaya-Juanda dan Juanda-Surabaya
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melaksanakan manajemen lalu lintas (traffic management) yang tepat mengacu pada
dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin)
2) Memasang rambu peringatan dan pembatasan kecepatan (speed trap) pada simpang-
simpang yang mempunyai jarak di bawah standar rata-rata yang dipersyaratkan (<50
meter)
3) Memasang rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan sesuai dengan persyaratan dan
kebutuhan
4) Memasang lampu penerangan jalan umum (PJU)
5) Melaksanakan PerMenHub No.26-2015 tentang Standar Keselamatan Lalu lintas dan
Angkutan jalan
6) Melaksanakan PerMenHub No.96-2015 tetang Standar Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Lalu lintas dan Rekayasa Lalu lintas

3 - 22
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

7) Koordinasi dengan instansi terkait (Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo dan


Satlantas Polres Sidoarjo) dalam hal pengaturan lalu lintas
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi ruas jalan flyover 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) dan flyover 2 (Juanda –
Sidoarjo/Surabaya)
 Periode Pengelolaan
Selama pengoperasian flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai gambaran kondisi pelayanan lalu lintas (lancar, padat, macet, dan lain-lain)
 Lokasi Pemantauan:
Lokasi ruas jalan flyover 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) dan flyover 2 (Juanda –
Sidoarjo/Surabaya)
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Satlantas Polres Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

B. Pemeliharaan Flyover
 Sumber Dampak:
Pemeliharaan flyover
 Jenis Dampak:
Gangguan Lalu Lintas
 Besaran Dampak:
Kegiatan pemeliharaan flyover akan menggunakan area badan jalan sehingga mengurangi
kapasitas jalan, hal tersebut dapat mengganggu kinerja lalu lintas berupa adanya antrian
kendaaan, dan turunnya kecepatan jalan sekitar
 Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Pelaksanaan pemeliharaan jalan sebisa mungkin menghindari jam puncak lalu lintas
pada ruas jalan tersebut
2) Memasang rambu peringatan adanya pemeliharaan jalan yang ditempatkan sejarak 5 m,
10 m, dan 25 meter dari lokasi pemeliharaan jalan
3) Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo dan Satlantas Polres
Sidoarjo dalam pelaksanaan pengaturan lalu lintas di ruas jalan atau persimpangan yang
terdampak pemeliharaan jalan. Bentuk rekayasa lalu lintas dapat berupa pengalihan
jalur, contra-flow, dan lain-lain
4) Menempatkan petugas pengatur lalu lintas

3 - 23
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

5) Menempatkan material dan alat berat untuk pemeliharaan pada lokasi yang tidak
mengganggu lalu lintas dan diberi tanda peringatan atau pembatas
6) Memasang rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan sesuai dengan persyaratan dan
kebutuhan
 Lokasi Pengelolaan
Lokasi ruas jalan flyover 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) dan flyover 2 (Juanda –
Sidoarjo/Surabaya) yang dilakukan pemeliharaan
 Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pemeliharaan flyover
 Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai gambaran kondisi pelayanan lalu lintas (lancar, padat, macet, dan lain-lain)
 Lokasi Pemantauan:
Lokasi ruas jalan flyover 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) dan flyover 2 (Juanda –
Sidoarjo/Surabaya) yang dilakukan pemeliharaan
 Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali atau minimal satu kali selama pemeliharaan flyover
 Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Satlantas Polres Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo

Ringkasan penjelasan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat
pada Tabel 3.5. berikut ini.

3 - 24
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

Tabel 3. 5. Ringkasan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI
SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Survai dan Persepsi Adanya informasi 1) Melakukan sosialisasi sebelum Desa Selama kegiatan 1) Pengamatan Desa Sawotratap, Minimal dilakukan  Pelaksana: Balai
Penentuan masyarakat mengenai rencana pelaksanaan konstruksi terkait Sawotratap, survai dan langsung terhadap Kecamatan satu kali pada saat Besar
Trase Jalan kegiatan dengan skala dan besaran Kecamatan penentuan trase sikap dan pendapat Gedangan, survai dan Pelaksanaan
pembangunan rencana kegiatan termasuk Gedangan, jalan dari masyarakat Kabupaten Sidoarjo penentuan trase Jalan Nasional
Flyover Aloha yang metode pelaksanaan dan Kabupaten 2) Wawancara jalan Jawa Timur –
diterima oleh pengelolaan dampak yang Sidoarjo dengan tokoh Bali
masyarakat baik dari akan dilakukan kepada masyarakat dan  Pengawas:
pemerintah maupun masyarakat yang ada di sekitar juga dengan Kepala Desa
dari lingkungan lokasi rencana kegiatan masyarakat yang Sawotratap,
sekitar, akan 2) Pelaksanaan sosialisasi berada di sekitar Forkopimca,
menimbulkan respon bekerjasama dengan aparat lokasi kegiatan tokoh
baik itu berupa dan tokoh masyarakat di desa masyarakat
persepsi positif, setempat  Penerima
ataupun persepsi 3) Melakukan koordinasi secara Laporan: Dinas
negatif berupa terus-menerus dengan aparat Lingkungan
kekhawatiran desa/kelurahan, aparat Hidup dan
terhadap rencana kecamatan, forum komunikasi Kebersihan
kegiatan. pimpinan kecamatan Kabupaten
(Forkopimca), maupun tokoh Sidoarjo
masyarakat lainnya
2. Pengadaan Persepsi Lahan yang 1) Melakukan sosialisasi dengan Desa Selama kegiatan 1) Pengamatan Desa Sawotratap, Minimal satu kali  Pelaksana: Balai
Tanah Masyarakat digunakan untuk masyarakat di sekitar lokasi Sawotratap, pengadaan langsung terhadap Kecamatan sebelum Besar
rencana rencana kegiatan, utamanya Kecamatan tanah sikap dan pendapat Gedangan, dilakukan Pelaksanaan
pembangunan mengenai trase jalan yang Gedangan, dari masyarakat Kabupaten Sidoarjo kegiatan Jalan Nasional
flyover dengan dilalui serta batas lahan yang Kabupaten 2) Wawancara konstruksi Jawa Timur –
panjang 435 m dan akan digunakan Sidoarjo dengan masyarakat Bali
423 m dengan lebar 2) Berkoordinasi dengan Markas terdampak dan  Pengawas:
rumija 30 m, lahan Besar TNI-AL atau yang pihak lain yang Kepala Desa
tersebut ada yang berwenang dalam hal terdampak Sawotratap,
merupakan aset pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah Forkopimca,
TNI-AL dan adanya pembangunan di lahan Barang tokoh
kekhawatiran di Milik Negara (BMN) TNI-AL masyarakat
masyarakat apabila 3) Melakukan koordinasi secara - Penerima
asetnya terkena terus-menerus dengan aparat Laporan: Dinas
dampak pengadaan desa/kelurahan, aparat Lingkungan
lahan. kecamatan, forum komunikasi Hidup dan
pimpinan kecamatan Kebersihan
(Forkopimca), maupun tokoh Kabupaten
masyarakat lainnya Sidoarjo
4) Musyawarah dengan
masyarakat berkaitan dengan
kompensasi apabila ada
kerusakan aset masyarakat
yang ditimbulkan karena
pembangunan flyover
TAHAP KONSTRUKSI
1. Mobilisasi Kesempatan Peluang kerja 1) Memberikan pemberitahuan Desa Selama kegiatan 1) Pencatatan jumlah Desa Sawotratap, Minimal satu kali  Pelaksana: Balai
Tenaga Kerja Kerja sebanyak 100 orang ataupun informasi rinci Sawotratap, pemenuhan masyarakat lokal Kecamatan selama Besar
sebagai buruh mengenai adanya pemenuhan Kecamatan tenaga kerja yang terserap Gedangan, pemenuhan Pelaksanaan
lapangan yang bisa tenaga kerja konstruksi yang Gedangan, sebagai tenaga Kabupaten Sidoarjo tenaga kerja Jalan Nasional
dipenuhi dari bisa dipenuhi oleh masyarakat Kabupaten kerja konstruksi Jawa Timur –
masyarakat sekitar sekitar Sidoarjo 2) Wawancara Bali
2) Mengutamakan rekrut tenaga dengan masyarakat  Pengawas:
kerja lokal sesuai dengan menganai Kepala Desa

3 - 25
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
kualifikasi keterampilan untuk pelaksanaan rekrut Sawotratap,
tenaga kerja konstruksi tenaga kerja yang Forkopimca,
3) Menyepakati kontrak kerja obyektif dan tokoh
termasuk masa kontrak dan transparan masyarakat,
upah yang didapatkan serta Dinas Tenaga
menyertakan dalam jaminan Kerja Kabupaten
kesehatan dan Sidoarjo
ketenagakerjaan  Penerima
4) Bekerjasama dengan Laporan: Dinas
pemerintah desa dalam rekrut Lingkungan
tenaga kerja konstruksi dimana Hidup dan
pendafataran dapat dilakukan Kebersihan
melalui pemerintah desa Kabupaten
Sidoarjo
2. Mobilisasi Alat Penurunan Mobilisasi alat berat 1) Memasang pagar pembatas Jalur mobilisasi Selama kegiatan 1) Pengamatan Di sekitar lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Berat dan Kualitas Udara dan pengangkutan tapak proyek dengan plat peralatan dan mobilisasi alat terhadap proyek selama mobilisasi Besar
Pengangkutan material seng/plastik dengan ketinggian material berat dan pelaksanaan pembangunan alat berat dan Pelaksanaan
Material menimbulkan yang memadai untuk pengangkutan pengelolaan Flyover Aloha: pengangkutan Jalan Nasional
penurunan kualitas mengurangi sebaran debu dari material lingkungan untuk  U1 : Depan material Jawa Timur –
udara baik dari gas peralatan berat dan kendaraan dampak kualitas Stasiun Bali
buang kendaraan proyek udara Sawotratap –  Pengawas:
pengangkut maupun 2) Penyiraman lokasi proyek dan 2) Pengukuran Sidoarjo (N : Dinas
debu terpaan roda jalur mobilisasi terutama saat kualitas udara 07°22.05’ ; E : Lingkungan
kendaraan, hal musim kering atau disesuaikan ambien di sekitar 112⁰43.44’) Hidup dan
tersebut dengan kondisi lingkungan lokasi rencana  U2 : Jalan Raya Kebersihan
meningkatkan 3) Melakukan perawatan kegiatan Juanda Arah ke Kabupaten
konsentrasi kendaraan pengangkut secara bekerjasama Bandara Juanda Sidoarjo
parameter CO, NO, berkala sehingga tidak dengan (N : 07°22.25’ ;  Penerima
SO2, Pb, HC, serta menghasilkan emisi gas buang laboratorium yang E : 112⁰43.48’) Laporan: Dinas
TSP yang tinggi terakreditasi dan  U3 : Jalan Raya Lingkungan
4) Menggunakan kendaraan teregistrasi Juanda Depan Hidup dan
pengangkut yang lolos uji Kesatrian Kebersihan
emisi, laik jalan, dan laik Marinir R. Kabupaten
operasi Suhadi (N : Sidoarjo
5) Pengaturan kecepatan 07°22.25’ ; E :
kendaraan pengangkut alat 112⁰43.48’)
berat dan material antara 20-40  U5 : Simpang Jl.
km/jam S. Parman dan
Jl. Joyoboyo (N
: 07°22.19’ ; E :
112⁰43.42’)
3. Mobilisasi Alat Kerusakan Kerusakan 1) Membatasi muatan kendaraan Jalur mobilisasi Selama kegiatan Mengamati dan Sekitar lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Berat dan Jalan terhadap struktur pengangkut material sesuai peralatan dan mobilisasi alat mengumpulkan data, proyek selama mobilisasi Besar
Pengangkutan perkerasan jalan dengan kelas jalan yang material berat dan baik secara visual pembangunan alat berat dan Pelaksanaan
Material karena kendaraan dilintasi pengangkutan maupun laporan Flyover Aloha, pengangkutan Jalan Nasional
pengangkut alat 2) Pengadaan material bangunan material masyarakat yaitu: material Jawa Timur –
berat dan material (pasir, batu, tanah timbun) mengenai tingkat 1) Jalan yang Bali
dengan beban dengan cara membeli dari kerusakan jalan digunakan untuk  Pengawas:
berlebih pihak ke tiga perusahaan galian angkutan Dinas Pekerjaan
c yang sudah memiliki izin material dari Umum Bina
3) Menugaskan petugas sumbernya ke Marga dan
pemeriksa muatan material lokasi proyek Sumber Daya Air
yang akan masuk / keluar tapak 2) Jalan yang Kabupaten
proyek digunakan untuk Sidoarjo, dan
4) Memasukan klausul mengangkut Dinas
pembatasan muatan meterial tanah hasil galian Lingkungan
ke dalam kontrak dengan Hidup dan

3 - 26
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
kontraktor pelaksana dan Kebersihan
bertanggung jawab apabila Kabupaten
terjadi kerusakan jalan yang Sidoarjo
dilintasi kendaraan proyek  Penerima
5) Segera melakukan perbaikan Laporan: Dinas
jalan apabila terjadi kerusakan Lingkungan
jalan akibat dari kegiatan Hidup dan
pengangkutan alat berat dan Kebersihan
material bekerjasama dengan Kabupaten
instansi yang berwenang dalam Sidoarjo
infrastruktur jalan
4. Mobilisasi Alat Gangguan Penurunan Level of 1) Melakukan pengakutan alat Sekitar lokasi Selama kegiatan 1) Mengamati dan Di sekitar lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Berat dan Lalu Lintas Service (LOS)/ berat dan material pada jam- proyek mobilisasi alat mengumpulkan proyek selama mobilisasi Besar
Pengangkutan tingkat pelayanan jam di luar jam sibuk pembangunan berat dan data, baik secara pembangunan alat berat dan Pelaksanaan
Material jalan pada 2) Memasang rambu lalu lintas Flyover Aloha, pengangkutan visual maupun Flyover Aloha, yaitu: pengangkutan Jalan Nasional
beberapa ruas dan informasi adanya proyek yaitu: material laporan 1) Jalan yang material Jawa Timur –
jalan: pembangunan flyover serta 1) Jalan yang masyarakat digunakan untuk Bali
3) Simpang 3 Aloha informasi jalan alternatif untuk digunakan mengenai angkutan  Pengawas:
C mencegah antrian di lokasi untuk kemacetan atau material dari Dinas
4) Jalan Waru – Bts. proyek angkutan gangguan lalu sumbernya ke Perhubungan
Kota Sidoarjo No. 3) Memperhatikan sirkulasi lalu material dari lintas lokasi proyek Kabupaten
Ruas 012  F lintas dan menugaskan petugas sumbernya ke 2) Jalan yang Sidoarjo,
5) Jalan Akses untuk mengatur lalu lintas pada lokasi proyek digunakan untuk Satlantas Polres
Bandara  C saat mobilisasi peralatan berat 2) Jalan yang mengangkut Sidoarjo, dan
dan material digunakan tanah hasil galian Dinas
4) Menempatkan lokasi untuk Lingkungan
penumpukan/ penimbunan mengangkut Hidup dan
material serta parkir alat berat tanah hasil Kebersihan
pada area uang luas, tidak galian Kabupaten
pada tepi jalan dan dibatasi Sidoarjo
sesuai kondisi tempat sehingga  Penerima
tidak mengganggu lalu lintas Laporan: Dinas
5) Melakukan pengangkutan alat Lingkungan
berat dan material di luar jam Hidup dan
sibuk Kebersihan
6) Koordinasi dengan instansi Kabupaten
terkait (Dinas Perhubungan Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo dan
Satlantas Polres Sidoarjo)
dalam hal pengaturan lalu lintas
5. Pengoperasian Timbulan Sampah domestik 1) Menyediakan tempat sampah Di lokasi Selama 1) Memantau apakah Di lokasi basecamp Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Base Camp sampah bersumber dari sesuai dengan kriteria sampah basecamp operasional base telah melakukan proyek selama Besar
domestik tenaga kerja sekitar yang dihasilkan, yaitu sampah proyek camp pemilahan pembangunan pengoperasian Pelaksanaan
150 orang (jika organik dan sampah anorganik pembangunan sampah yang Flyover Aloha base camp Jalan Nasional
seluruh pekerja 2) Tempat sampah yang Flyover Aloha benar sesuai Jawa Timur –
tinggal di digunakan harus kedap air dan dengan jenis, Bali
basecamp), dan jika tertutup agar tidak ada hewan jumlah, dan sifat  Pengawas:
sampah yang yang masuk sampah Dinas
dihasilkan rata-rata 3) Melakukan pengangkutan 2) Memantau apakah Lingkungan
2 liter per hari per sampah menuju TPS terdekat tempat sampah Hidup dan
orang, maka secara berkala agar tidak yang digunakan Kebersihan
diperkirakan menimbulkan bau kedap air dan Kabupaten
menghasilkan 4) Melaksanakan Peraturan memiliki penutup Sidoarjo
sampah dengan Pemerintah Nomor 27 Tahun 3) Memantau apakah  Penerima
volume sekitar 300 2020 tentang Pengelolaan pengangkutan Laporan: Dinas
liter/hari atau Sampah Spesifik sampah ke tempat Lingkungan
sekitar 0,3 m3/hari. penampungan Hidup dan

3 - 27
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
5) Melaksanakan Peraturan sampah sudah Kebersihan
Bupati Sidoarjo Nomor 71 dilakukan secara Kabupaten
Tahun 2019 tentang rutin Sidoarjo
Pengurangan Sampah Rumah 4) Memantau apakah
Tangga dan Sampah Sejenis para pekerja
Rumah Tangga menjaga
6) Melakukan pembersihan area kebersihan
konstruksi secara berkala untuk lingkungan proyek
menghindari tercecernya agar tidak ada
sampah di sekitar lokasi sampah di sekitar
rencana kegiatan lokasi rencana
7) Limbah padat atau sampah kegiatan
domestik dan konstruksi yang
dihasilkan akan dikumpulkan di
TPS sekitar lokasi proyek dan
diangkut ke TPA bekerja sama
dengan Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Sidoarjo
6. Peningkatan Pengoperasian Besaran limbah cair 1) Pembuatan sarana MCK bagi Lokasi base Selama kegiatan Pengamatan Lokasi base camp Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Limbah Cair Base Camp domestik pekerja konstruksi berupa camp konstruksi pengoperasian pelaksanaan konstruksi selama Besar
Domestik diperkirakan sebesar kamar mandi yang dilengkapi base camp pengelolaan air pengoperasian Pelaksanaan
80% dari kebutuhan dengan kloset/ WC dan air konstruksi limbah dari kegiatan base camp Jalan Nasional
air bersih bersih yang tersedia kontinyu. domestik, termasuk Jawa Timur –
diperkirakan 6 Kamar mandi dilengkapi penyediaan fasilitas Bali
m3/hari dengan atap, bak air, dan pintu sanitasi dan  Pengawas:
yang memadai pengoperasian IPAL Dinas
2) Jumlah sarana MCK mengikuti Lingkungan
rasio setiap 100 pekerja Hidup dan
disediakan 5 kamar madi WC Kebersihan
3) Sarana MCK harus dilengkapi Kabupaten
dengan IPAL potable dengan Sidoarjo
kapasitas 7 m3 untuk setiap 100  Penerima
pekerja Laporan: Dinas
4) Lumpur tinja dalam septic tank Lingkungan
secara berkala diangkut Hidup dan
bekerjasama dengan Dinas Kebersihan
Lingkungan Hidup dan Kabupaten
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Sidoarjo
7. Pengoperasian Timbulan Pengoperasian base 1) Identifikasi dan pencatatan Lokasi base Selama kegiatan Pengamatan di Lokasi base camp Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Base Camp Limbah B3 camp juga limbah B3 yang dihasilkan dari camp konstruksi pengoperasian lapangan untuk konstruksi selama Besar
berpotensi kegiatan operasional base camp mengidentifikasi jenis pengoperasian Pelaksanaan
menimbulkan limbah basecamp maupun konstruksi konstruksi limbah B3 yang base camp Jalan Nasional
B3 yang dhasilkan seluruhnya dihasilkan, Jawa Timur –
dari kegiatan kantor, 2) Melakukan pengemasan pengelolaan limbah Bali
kain majun, limbah B3 dengan kemasan B3 yang meliputi  Pengawas:
elektronik bekas, yang sesuai dengan pewadahan atau Dinas
dan lain-lain. Tidak karakteristik limbah B3, mampu pengemasan, serta Lingkungan
ada kegiatan mengungkung limbah sehingga pengangkutan limbah Hidup dan
penggantian oli di tidak tumpah, memiliki penutup B3, termasuk Kebersihan
lokasi sehingga tidak yang kuat, serta dalam kondisi mendata pihak ketiga Kabupaten
ada limbah B3 oli baik (tidak bocor, tidak berkarat, yang Sidoarjo
bekas. atau tidak rusak) bertangungjawab  Penerima
3) Pengemasan limbah B3 diberi dalam pengangkutan Laporan: Dinas
label dan simbol limbah B3 limbah B3 Lingkungan
sesuai dengan peraturan Hidup dan

3 - 28
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
Menteri Lingkungan Hidup No. Kebersihan
14 Tahun 2013 Kabupaten
4) Bekerja sama dengan institusi Sidoarjo
pengangkutan dan
pengumpulan limbah B3 yang
sudah memiliki izin
8. Pekerjaan Peningkatan Sumber bising 1) Memasang pagar pembatas Lokasi pekerjaan Selama 1) Pengamatan di Di sekitar lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi Kebisingan ditimbulkan oleh tapak proyek dengan plat konstruksi flyover pekerjaan lapangan terkait proyek selama pekerjaan Besar
Flyover suara mesin-mesin seng/plastik dengan ketinggian konstruksi flyover pelaksanaan pembangunan konstruksi flyover Pelaksanaan
peralatan proyek yang memadai untuk pengelolaan Flyover Aloha: Jalan Nasional
diantaranya mengurangi bising dari kebisingan seperti  U1 : Depan Jawa Timur –
compactor, peralatan berat dan kendaraan perawatan mesin, Stasiun Bali
bulldozer, backhole, proyek jadwal pekerjaan, Sawotratap –  Pengawas:
excavator, pile 2) Menggunakan peralatan dan dan sebagainya Sidoarjo (N : Dinas
hummer / bore pile, kendaraan yang lulus uji 2) Pengukuran 07°22.05’ ; E : Lingkungan
dump truck, kendaraan/laik operasi tingkat kebisingan 112⁰43.44’) Hidup dan
compressor dan lain- 3) Pengaturan jam kerja yaitu jam dengan alat Sound  U2 : Jalan Raya Kebersihan
lain. Apabila tahap 07.00 – 17.00 (jam kerja), Level Meter Juanda Arah ke Kabupaten
konstruksi menghindari jam istirahat dilakukan oleh Bandara Juanda Sidoarjo
dilaksanakan masyarakat sekitar laboratorium (N : 07°22.25’ ;  Penerima
diperkirakan tingkat lingkungan yang E : 112⁰43.48’) Laporan: Dinas
kebisingan di sekitar terakreditasi  U3 : Jalan Raya Lingkungan
tapak proyek akan dengan metode Juanda Depan Hidup dan
meningkat karena mengacu pada Kesatrian Kebersihan
pengaruh SNI 7231 2009 Marinir R. Kabupaten
pengoperasian tentang Metoda Suhadi (N : Sidoarjo
peralatan konstruksi pengukuran 07°22.25’ ; E :
yang menimbulkan kebisingan di 112⁰43.48’)
kebisingan antara 76 tempat kerja  U5 : Simpang Jl.
dB(A) sampai 88 S. Parman dan
dB(A). Jl. Joyoboyo (N
: 07°22.19’ ; E :
112⁰43.42’)
9. Pekerjaan Penurunan Kegiatan 1) Memasang pagar pembatas Lokasi pekerjaan Selama 1) Pengamatan Di sekitar lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi Kualitas Udara menimbulkan tapak proyek dengan plat konstruksi flyover pekerjaan terhadap proyek selama pekerjaan Besar
Flyover penurunan kualitas seng/plastik dengan ketinggian konstruksi flyover pelaksanaan pembangunan konstruksi flyover Pelaksanaan
udara baik dari gas yang memadai untuk pengelolaan Flyover Aloha: Jalan Nasional
buang alat berat mengurangi sebaran debu dari lingkungan untuk  U1 : Depan Jawa Timur –
yang digunakan peralatan berat dan kendaraan dampak kualitas Stasiun Bali
maupun debu proyek udara Sawotratap –  Pengawas:
terpaan dari material 2) Penyiraman lokasi proyek 2) Pengukuran Sidoarjo (N : Dinas
atau tanah, hal terutama saat musim kering kualitas udara 07°22.05’ ; E : Lingkungan
tersebut atau disesuaikan dengan ambien di sekitar 112⁰43.44’) Hidup dan
meningkatkan kondisi lingkungan lokasi rencana  U2 : Jalan Raya Kebersihan
konsentrasi 3) Melakukan perawatan alat kegiatan Juanda Arah ke Kabupaten
parameter CO, NO, berat secara berkala sehingga bekerjasama Bandara Juanda Sidoarjo
SO2, Pb, HC, serta tidak menghasilkan emisi gas dengan (N : 07°22.25’ ;  Penerima
TSP buang yang tinggi laboratorium yang E : 112⁰43.48’) Laporan: Dinas
4) Menggunakan kendaraan terakreditasi dan  U3 : Jalan Raya Lingkungan
pengangkut yang lolos uji teregistrasi Juanda Depan Hidup dan
emisi, laik jalan, dan laik 3) Kesatrian Kebersihan
operasi Marinir R. Kabupaten
5) Menganjurkan penggunaan Suhadi (N : Sidoarjo
masker terutama pada tenaga 07°22.25’ ; E :
kerja yang bekerja pada debu 112⁰43.48’)
tinggi U5 : Simpang Jl. S.
Parman dan Jl.

3 - 29
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
Joyoboyo (N :
07°22.19’ ; E :
112⁰43.42’)
10. Pekerjaan Gangguan Kegiatan konstruksi 1) Melakukan test pit atau Lokasi pekerjaan Selama Inventarisasi Sepanjang lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi Utilitas flyover yang investigasi di lokasi rencana konstruksi flyover pekerjaan kemungkinan utilitas pekerjaan konstruksi selama pekerjaan Besar
Flyover Eksisting diperkirakan rencana untuk mengetahui konstruksi flyover eksisting yang akan flyover dan konstruksi flyover Pelaksanaan
mengganggu utilitas secara pasti keberadaan utilitas terganggu dan sekitarnya Jalan Nasional
eksisting seperti eksisting yang ada pengamatan Jawa Timur –
tiang listrik, kabel 2) Sebelum melaksanakan pelaksanaan Bali
inland, pipa air dan pemindahan utilitas tiang listrik, konstruksi di lokasi  Pengawas: PT.
lain sebagainya PJU, tiang telepon (tepi dan utilitas eksisting PLN (persero),
yang ada dalam median jalan) di tapak proyek, PT. Telkom,
RUMIJA dan maka perlu koordinasi dengan PDAM Delta
rencana tiang (pier) instansi terkait yaitu PT.PLN Tirta, PT. KAI
(Persero), PT.Telkom, PDAM, (Persero) DAOP
Dinas Perhubungan Kabupaten 8, PT.
Sidoarjo terkait tata cara/ Perusahaan Gas
prosedur pemindahan utilitas- Negara
utilitas terkena pemindahan (Persero), Dinas
3) Sebelum melaksanakan Perhubungan
kegiatan konstruksi perlu Kabupaten
menyiapkan peta jaringan Sidoarjo, dan
utilitas yang berada di dalam Dinas
RUMIJA Lingkungan
4) Mematuhi peraturan terkait Hidup dan
pemindahan/ penggantian Kebersihan
utilitas terkena dampak Kabupaten
kegiatan pembangunan flyover Sidoarjo
 Penerima
Laporan: Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan
Kabupaten
Sidoarjo
11. Pekerjaan Berkurangnya Kegiatan konstruksi 1) Sebelum melaksanakan Lokasi pekerjaan Selama Inventarisasi Sepanjang lokasi Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi Vegetasi flyover yang pembersihan/penebangan konstruksi flyover pekerjaan kemungkinan pohon pekerjaan konstruksi selama pekerjaan Besar
Flyover diperkirakan perlu tanaman jalan (tepi dan median konstruksi flyover yang akan terganggu flyover dan konstruksi flyover Pelaksanaan
menebang pohon jalan) di tapak proyek, maka dan pengamatan sekitarnya Jalan Nasional
atau pembersihan perlu koordinasi dengan Dinas pelaksanaan Jawa Timur –
taman yang ada Lingkungan Hidup dan penebangan pohon Bali
dalam RUMIJA dan Kebersihan Kabupaten  Pengawas:
rencana tiang (pier) Sidoarjo terkait tata cara Dinas
/prosedur penebangan Lingkungan
/pembersihan tanaman di RTH Hidup dan
jalan. Kebersihan
2) Mematuhi peraturan daerah Kabupaten
terkait pembersihan tanaman Sidoarjo
RTH - Menanam kembali  Penerima
sebagian daerah jalur tanam Laporan: Dinas
median jalan dan Lingkungan
persimpangan jalan yang rusak Hidup dan
atau terkena pembersihan Kebersihan
lahan dengan tanaman yang Kabupaten
mempunyai nilai ekologis dan Sidoarjo
estetis yang disesuikan dengan

3 - 30
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
lahan median jalan di bawah
flyover.
3) Penanaman pada median jalan
12. Pekerjaan Timbulan Sisa Sisa material dari 1) Tanah hasil galian dari tapak Lokasi galian dan Selama kegiatan Mengamati secara Lokasi galian dan Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi Material penyiapan lahan kegiatan segera dimasukan ke timbunan pada pekerjaan langsung mengenai timbunan pada selama pekerjaan Besar
Flyover seperti sisa dalam dump truk dan diangkut konstruksi fly konstruksi flyover pengelolaan sisa konstruksi fly over konstruksi flyover Pelaksanaan
bangunan, batu, serta ditempatkan di lokasi over material konstruksi Jalan Nasional
vegetasi, serta sisa penimbunan yang telah Jawa Timur –
tanah dari pekerjaan ditentukan berdasarkan Bali
galian dan timbunan. ketentuan pemerintah daerah  Pengawas:
Perkiraan volume Kabupaten Sidoarjo. Dinas
galian tanah sekitar 2) Peralatan berat dan mobil truk Lingkungan
31.000 m3 (galian pengangkut material tanah sisa Hidup dan
saluran air drainase galian sebelum melintasi jalan Kebersihan
sekitar 3.000 m3 dan perlu dibersihkan dahulu untuk Kabupaten
galian biasa 28.000 mencegah ceceran Sidoarjo
m3). Sedangkan tanah/lumpur ke lingkungan  Penerima
kebutuhan untuk dan jalan Laporan: Dinas
timbunan dari 3) Jika terjadi ceceran sebagian Lingkungan
sumber galian tanah/lumpur ke jalan maka Hidup dan
sekitar 29.600 m3. perlu segera dibersihkan Kebersihan
Sehingga terdapat dengan air hingga tanah Kabupaten
sisa tanah 1400 m3. menjadi bersih dari ceceran Sidoarjo
tanah/lumpur dan tidak kotor
atau licin.
4) Membersihkan ban kendaraan
proyek (truk pengangkut
material) ketika akan
meninggalkan tapak proyek, hal
ini untuk mencegah
sebaran/ceceran tanah ke
lingkungan
5) Memasang rambu adanya
kegiatan konstruksi flyover
Aloha dan menugaskan
petugas pengatur lalu lintas.
6) Menempatkan lokasi
penumpukan/ penimbunan
material tidak pada tepi jalan
yang padat lalu lintasnya dan
dibatasi sesuai kondisi tempat
13. Pekerjaan Gangguan Lalu Penurunan Level of 1) Melaksanakan bentuk Lokasi Selama kegiatan Mengamati dan Lokasi pekerjaan fly Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi Lintas Service (LOS)/ pengaturan lalu lintas sesuai pekerjaan fly pekerjaan mengumpulkan data, over dan ruas jalan selama pekerjaan Besar
Flyover tingkat pelayanan dengan rekomendasi over dan ruas konstruksi flyover baik secara visual serta simpang di konstruksi flyover Pelaksanaan
jalan pada ANDALALIN jalan di maupun laporan sekitarnya (Simpang Jalan Nasional
beberapa ruas 2) Menempatkan dan menyimpan sekitarnya masyarakat Aloha, Jalan Waru – Jawa Timur –
jalan: alat berat dan material di dalam mengenai kemacetan Bts. Kota Sidoarjo Bali
7) Simpang 3 Aloha area pekerjaan atau gangguan lalu dan Jalan Akses  Pengawas:
C 3) Melakukan pengalihan arus lalu lintas Bandara) Dinas
8) Jalan Waru – Bts. lintas melewati jalan alternatif, Perhubungan
Kota Sidoarjo No. pengaturan rute dapat Kabupaten
Ruas 012  F berkoordinasi dengan Dinas Sidoarjo,
Jalan Akses Perhubungan Kabupaten Satlantas Polres
Bandara  C Sidoarjo dan Satlantas Polres Sidoarjo, dan
Sidoarjo Dinas
4) Memasang rambu pengalihan Lingkungan
arus lalu lintas di Simpang Hidup dan

3 - 31
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
Aloha dan Simpang Jalan Kebersihan
Akses Bandara Juanda Kabupaten
5) Menempatkan traffic cone pada Sidoarjo
sisi pendekat pintu keluar dan  Penerima
masuk proyek jika dibutuhkan Laporan: Dinas
6) Menugaskan petugas pengatur Lingkungan
lalu lintas di pintu masuk dan Hidup dan
keluar kendaraan proyek Kebersihan
dilengkapi dengan peralatan Kabupaten
lengkap (helm, rompi, tongkat Sidoarjo
lampu pengatur lalu lintas)
7) Membersihkan jalan eksisting
dari ceceran tanah
8) Memasang papan peringatan
adanya keluar masuk
kendaraan proyek bagi
pengguna jalan lain yang
ditempatkan pada sisi kanan
dan kiri lokasi proyek (±50
meter)
9) Memasang lampu penerangan
yang cukup
10) Melaksanakan
PerMenHub No.96-2015 tetang
Standar Pedoman
Pelaksanaan Manajemen Lalu
lintas dan Rekayasa Lalu lintas.
14. Pekerjaan Gangguan K3 Pelaksanaan 1) Mematuhi Peraturan tentang Lokasi pekerjaan Selama kegiatan 1) Observasi di Lokasi pekerjaan Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Konstruksi konstruksi K3 sesuai dengan Peraturan flyover kontruksi flyover lapangan tentang flyover selama pekerjaan Besar
Flyover menimbulkan Menteri Pekerjaan Umum penaatan konstruksi flyover Pelaksanaan
potensi kecelakaan Nomor: 09/Per/M/2008 Tentang penggunaan APD Jalan Nasional
kerja baik dari faktor Pedoman Sistem Manajemen 2) Wawancara terkait Jawa Timur –
manusia atau alat Keselamatan Dan Kesehatan kasus kecelakaan Bali
dan material yang Kerja (SMK3) Konstruksi kerja, disusun  Pengawas:
menyebabkan Bidang Pekerjaan Umum dalam laporan yang Dinas Tenaga
kecelakaan alat, 2) Memasang rambu dan batas berisi jumlah dan Kerja Kabupaten
nearmiss, cedera (border line) adanya kegiatan jenis kasus serta Sidoarjo dan
ringan, dan cedera konstruksi fly over dan sebab-sebabnya Dinas
berat menugaskan petugas Lingkungan
keamanan kegiatan Hidup dan
3) Memasang jaring pengaman Kebersihan
untuk mencegah Kabupaten
jatuh/tumpahnya ceceran Sidoarjo
meterial ke bawah dan  Penerima
lingkungan sehingga tidak Laporan: Dinas
menimbulkan kecelakaan Lingkungan
terhadap pekerja dan penduduk Hidup dan
sekitarnya Kebersihan
4) Merencanakan suatu Assembly Kabupaten
Point yang merupakan suatu Sidoarjo
Denah Evakuasi yang
menunjukkan kemana pekerja
berkumpul bila terjadi kondisi
darurat dan diperintahkan untuk
evakuasi

3 - 32
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
5) Menyiapkan rambu-rambu arah
ke tempat Assemby Point, serta
lokasi pemadam kebakaran
6) Mengadakan simulasi
kebakaran, dan berkoordinasi
dengan Dinas Kebakaran
setempat
7) Menyiapkan alarm tanda
bahaya di lokasi proyek
8) Menyiapkan prosedur tanggap
darurat yang menerangkan
fase kejadian suatu situasi
keadaan darurat yang perlu
ditanggapi
9) Menyediakan kendaraan
evakuasi
10) Berkoordinasi dengan pihak
yang terlibat dalam Tanggap
Darurat
11) Mewajibkan pemakaian
perlengkapan K3 pada para
pekerja konstruksi
TAHAP OPERASI
1. Pengoperasian Peningkatan Peningkatan 1) Melaksanakan manajemen lalu Lokasi ruas jalan Selama Mengamati dan Lokasi ruas jalan Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Flyover Pelayanan pelayanan jalan lintas (traffic management) flyover 1 pengoperasian mengumpulkan data, flyover 1 (Sidoarjo/ selama Besar
Jalan utamanya untuk yang tepat mengacu pada (Sidoarjo/ flyover baik secara visual Surabaya – Juanda) pengoperasian Pelaksanaan
mengakomodasi dokumen Analisis Dampak Lalu Surabaya – maupun laporan dan flyover 2 flyover Jalan Nasional
pergerakan dari arah Lintas (Andalalin) Juanda) dan masyarakat (Juanda – Sidoarjo/ Jawa Timur –
Surabaya-Juanda 2) Memasang rambu peringatan flyover 2 (Juanda mengenai gambaran Surabaya) Bali
dan Juanda- dan pembatasan kecepatan – Sidoarjo/ kondisi pelayanan lalu  Pengawas:
Surabaya (speed trap) pada simpang- Surabaya) lintas (lancar, padat, Dinas
simpang yang mempunyai jarak macet, dan lain-lain) Perhubungan
di bawah standar rata-rata yang Kabupaten
dipersyaratkan (<50 meter) Sidoarjo,
3) Memasang rambu-rambu lalu Satlantas Polres
lintas dan marka jalan sesuai Sidoarjo, dan
dengan persyaratan dan Dinas
kebutuhan Lingkungan
4) Memasang lampu penerangan Hidup dan
jalan umum (PJU) Kebersihan
5) Melaksanakan PerMenHub Kabupaten
No.26-2015 tentang Standar Sidoarjo
Keselamatan Lalu lintas dan  Penerima
Angkutan jalan Laporan: Dinas
6) Melaksanakan PerMenHub Lingkungan
No.96-2015 tetang Standar Hidup dan
Pedoman Pelaksanaan Kebersihan
Manajemen Lalu lintas dan Kabupaten
Rekayasa Lalu lintas Sidoarjo
7) Koordinasi dengan instansi
terkait (Dinas Perhubungan
Kabupaten Sidoarjo dan
Satlantas Polres Sidoarjo)
dalam hal pengaturan lalu lintas
2. Pemeliharaan Gangguan Lalu Kegiatan 1) Pelaksanaan pemeliharaan Lokasi ruas jalan Selama kegiatan Mengamati dan Lokasi ruas jalan Enam bulan sekali  Pelaksana: Balai
Flyover Lintas pemeliharaan flyover jalan sebisa mungkin flyover 1 pemeliharaan mengumpulkan data, flyover 1 (Sidoarjo/ atau minimal satu Besar
akan menggunakan (Sidoarjo/ flyover baik secara visual Surabaya – Juanda) kali selama Pelaksanaan

3 - 33
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI


SUMBER JENIS BESARAN
NO. BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI FREKUENSI PENGELOLAAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
area badan jalan menghindari jam puncak lalu Surabaya – maupun laporan dan flyover 2 pemeliharaan Jalan Nasional
sehingga lintas pada ruas jalan tersebut Juanda) dan masyarakat (Juanda – Sidoarjo/ flyover Jawa Timur –
mengurangi 2) Memasang rambu peringatan flyover 2 (Juanda mengenai gambaran Surabaya) yang Bali
kapasitas jalan, hal adanya pemeliharaan jalan – Sidoarjo/ kondisi pelayanan lalu dilakukan  Pengawas:
tersebut dapat yang ditempatkan sejarak 5 m, Surabaya) yang lintas (lancar, padat, pemeliharaan Dinas
mengganggu kinerja 10 m, dan 25 meter dari lokasi dilakukan macet, dan lain-lain) Perhubungan
lalu lintas berupa pemeliharaan jalan pemeliharaan Kabupaten
adanya antrian 3) Berkoordinasi dengan Dinas Sidoarjo,
kendaaan, dan Perhubungan Kabupaten Satlantas Polres
turunnya kecepatan Sidoarjo dan Satlantas Polres Sidoarjo, dan
jalan sekitar Sidoarjo dalam pelaksanaan Dinas
pengaturan lalu lintas di ruas Lingkungan
jalan atau persimpangan yang Hidup dan
terdampak pemeliharaan jalan. Kebersihan
Bentuk rekayasa lalu lintas Kabupaten
dapat berupa pengalihan jalur, Sidoarjo
contra-flow, dan lain-lain • Penerima

4) Menempatkan petugas Laporan: Dinas


pengatur lalu lintas Lingkungan Hidup
5) Menempatkan material dan alat dan Kebersihan
berat untuk pemeliharaan pada Kabupaten
lokasi yang tidak mengganggu Sidoarjo
lalu lintas dan diberi tanda
peringatan atau pembatas
6) Memasang rambu-rambu lalu
lintas dan marka jalan sesuai
dengan persyaratan dan
kebutuhan
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2022

3 - 34

Anda mungkin juga menyukai