Bab III UKL-UPL Aloha-To Final
Bab III UKL-UPL Aloha-To Final
Pembangunan Flyover Aloha di Kabupaten Sidoarjo berada di jalan eksisting Raya Waru dan
Akses Bandara dengan panjang rencana Fly Over 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) adalah 435
m dan panjang rencana Fly Over 2 (Juanda – Sidoarjo/Surabaya) adalah 423 m. Flyover Aloha
dibangun agar kendaraan yang melintas ke Jalan Raya Waru dari arah Akses Bandara Juanda
atau sebaliknya tidak tersendat di persimpangan Rel Kereta Api antara Jalan Raya Waru dan
simpang Aloha sehingga menimbulkan kemacetan.
Tujuan dari upaya pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah dan atau
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif terhadap lingkungan hidup
akibat suatu rencana kegiatan.
3-1
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3-2
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3-3
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
A. Kesempatan Kerja
Sumber Dampak:
Adanya kebutuhan terhadap tenaga kerja konstruksi sebanyak 150 orang yang 100 orang
diantaranya dapat dipenuhi dari masyarakat sekitar pada tahap mobilisasi tenaga kerja
Jenis Dampak:
Kesempatan kerja
Besaran Dampak:
Peluang kerja sebanyak 100 orang sebagai buruh lapangan yang bisa dipenuhi dari
masyarakat sekitar
Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Memberikan pemberitahuan ataupun informasi rinci mengenai adanya pemenuhan
tenaga kerja konstruksi yang bisa dipenuhi oleh masyarakat sekitar
2) Mengutamakan rekrut tenaga kerja lokal sesuai dengan kualifikasi keterampilan untuk
tenaga kerja konstruksi
3) Menyepakati kontrak kerja termasuk masa kontrak dan upah yang didapatkan serta
menyertakan dalam jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan
4) Bekerjasama dengan pemerintah desa dalam rekrut tenaga kerja konstruksi dimana
pendafataran dapat dilakukan melalui pemerintah desa
Lokasi Pengelolaan
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pemenuhan tenaga kerja
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pencatatan jumlah masyarakat lokal yang terserap sebagai tenaga kerja konstruksi
2) Wawancara dengan masyarakat menganai pelaksanaan rekrut tenaga kerja yang
obyektif dan transparan
Lokasi Pemantauan:
Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
Frekuensi Pemantauan:
Minimal satu kali selama pemenuhan tenaga kerja
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
3-4
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Pengawas: Kepala Desa Sawotratap, Forkopimca, tokoh masyarakat, Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3-5
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Lokasi Pemantauan:
Di sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha :
U1 : Depan Stasiun Sawotratap – Sidoarjo (N : 07°22.05’ ; E : 112⁰43.44’)
U2 : Jalan Raya Juanda Arah ke Bandara Juanda(N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U3 : Jalan Raya Juanda Depan Kesatrian Marinir R.Suhadi (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U5 : Simpang Jl. S. Parman dan Jl. Joyoboyo (N : 07°22.19’ ; E : 112⁰43.42’)
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
B. Kerusakan Jalan
Sumber Dampak:
Kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
Jenis Dampak:
Kerusakan jalan
Besaran Dampak:
Kerusakan terhadap struktur perkerasan jalan karena kendaraan pengangkut alat berat dan
material dengan beban berlebih
Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Membatasi muatan kendaraan pengangkut material sesuai dengan kelas jalan yang
dilintasi
2) Pengadaan material bangunan (pasir, batu, tanah timbun) dengan cara membeli dari
pihak ke tiga perusahaan galian c yang sudah memiliki izin
3) Menugaskan petugas pemeriksa muatan material yang akan masuk / keluar tapak proyek
4) Memasukan klausul pembatasan muatan meterial ke dalam kontrak dengan kontraktor
pelaksana dan bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan jalan yang dilintasi
kendaraan proyek
5) Segera melakukan perbaikan jalan apabila terjadi kerusakan jalan akibat dari kegiatan
pengangkutan alat berat dan material bekerjasama dengan instansi yang berwenang
dalam infrastruktur jalan
Lokasi Pengelolaan
Jalur mobilisasi peralatan dan material
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai tingkat kerusakan jalan
3-6
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Lokasi Pemantauan:
Sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha, yaitu:
1) Jalan yang digunakan untuk angkutan material dari sumbernya ke lokasi proyek
2) Jalan yang digunakan untuk mengangkut tanah hasil galian
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sidoarjo,
dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3-7
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3-8
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
2) Tempat sampah yang digunakan harus kedap air dan tertutup agar tidak ada hewan yang
masuk
3) Melakukan pengangkutan sampah menuju TPS terdekat secara berkala agar tidak
menimbulkan bau
4) Melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
Sampah Spesifik
5) Melaksanakan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 71 Tahun 2019 tentang Pengurangan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
6) Melakukan pembersihan area konstruksi secara berkala untuk menghindari tercecernya
sampah di sekitar lokasi rencana kegiatan
7) Limbah padat atau sampah domestik dan konstruksi yang dihasilkan akan dikumpulkan
di TPS sekitar lokasi proyek dan diangkut ke TPA bekerja sama dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Lokasi Pengelolaan
Di lokasi basecamp proyek pembangunan Flyover Aloha
Periode Pengelolaan
Selama operasional base camp
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Memantau apakah telah melakukan pemilahan sampah yang benar sesuai dengan jenis,
jumlah, dan sifat sampah
2) Memantau apakah tempat sampah yang digunakan kedap air dan memiliki penutup
3) Memantau apakah pengangkutan sampah ke tempat penampungan sampah sudah
dilakukan secara rutin
4) Memantau apakah para pekerja menjaga kebersihan lingkungan proyek agar tidak ada
sampah di sekitar lokasi rencana kegiatan
Lokasi Pemantauan:
Di lokasi basecamp proyek pembangunan Flyover Aloha
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian base camp
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3-9
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Besaran Dampak:
Besaran limbah cair domestik diperkirakan sebesar 80% dari kebutuhan air bersih dengan
perhitungan sebagai berikut.
Tabel 3. 2. Prakiraan Produksi Air Limbah Domestik Tahap Konstruksi
Pengguna Tenaga kerja konstruksi
Jumlah Pengguna (orang) 150
Kebutuhan air (liter/orang/hari) 50
Total kebutuhan air (m3/hari) 7,5
Produksi air limbah (m3/hari) 6
Sumber: Hasil Analisis Penyusun
Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Pembuatan sarana MCK bagi pekerja konstruksi berupa kamar mandi yang dilengkapi
dengan kloset/ WC dan air bersih yang tersedia kontinyu. Kamar mandi dilengkapi
dengan atap, bak air, dan pintu yang memadai
2) Jumlah sarana MCK mengikuti rasio setiap 100 pekerja disediakan 5 kamar madi WC
3) Sarana MCK harus dilengkapi dengan IPAL potable dengan kapasitas 7 m3 untuk setiap
100 pekerja
4) Lumpur tinja dalam septic tank secara berkala diangkut bekerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Lokasi Pengelolaan
Lokasi base camp konstruksi
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pengoperasian base camp konstruksi
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan pelaksanaan pengelolaan air limbah dari kegiatan domestik, termasuk
penyediaan fasilitas sanitasi dan pengoperasian IPAL
Lokasi Pemantauan:
Lokasi base camp konstruksi
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian base camp
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
C. Timbulan Limbah B3
Sumber Dampak:
Pengoperasian base camp
Jenis Dampak:
Timbulan limbah B3
3 - 10
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Besaran Dampak:
Pengoperasian base camp juga berpotensi menimbulkan limbah B3 yang dhasilkan dari
kegiatan kantor, kain majun, elektronik bekas, dan lain-lain. Tidak ada kegiatan penggantian
oli di lokasi sehingga tidak ada limbah B3 oli bekas. Timbulan limbah B3 yang dihasilkan
diperkirakan tidak besar sehingga tidak diperlukan adanya TPS Limbah B3.
Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Identifikasi dan pencatatan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan operasional
basecamp maupun konstruksi seluruhnya
2) Melakukan pengemasan limbah B3 dengan kemasan yang sesuai dengan karakteristik
limbah B3, mampu mengungkung limbah sehingga tidak tumpah, memiliki penutup yang
kuat, serta dalam kondisi baik (tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak)
3) Pengemasan limbah B3 diberi label dan simbol limbah B3 sesuai dengan peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013
4) Bekerja sama dengan institusi pengangkutan dan pengumpulan limbah B3 yang sudah
memiliki izin
Lokasi Pengelolaan
Lokasi base camp konstruksi
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pengoperasian base camp konstruksi
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Pengamatan di lapangan untuk mengidentifikasi jenis limbah B3 yang dihasilkan,
pengelolaan limbah B3 yang meliputi pewadahan atau pengemasan, serta pengangkutan
limbah B3, termasuk mendata pihak ketiga yang bertangungjawab dalam pengangkutan
limbah B3
Lokasi Pemantauan:
Lokasi base camp konstruksi
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pengoperasian base camp
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
A. Peningkatan Kebisingan
Sumber Dampak:
Penggunaan alat berat dalam pekerjaan konstruksi flyover
3 - 11
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Jenis Dampak:
Peningkatan kebisingan
Besaran Dampak:
Sumber bising ditimbulkan oleh suara mesin-mesin peralatan proyek diantaranya
compactor, bulldozer, backhole, excavator, pile hummer / bore pile, dump truck, compressor
dan lain-lain. Berikut adalah analogi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh peralaan
konstruksi,berdasarkan pustaka dari Dwi P. Sasongko dalam “Kebisingan Lingkungan”.
Sensitivitas pendengaran manusia yang dikaitkan dengan suara paling lemah yang masih
dapat didengar ambang pendengaran, sedangkan suara paling tinggi yang masih dapat
didengar tanpa menimbulkan rasa sakit disebut ambang rasa sakit. Kerusakan pendengaran
(dalam bentukketulian) merupakan penurunan sensitivitas yang berlangsung secara terus
menerus. Diperlukan tindakan pencegahan terhadap kerusakan pendengaran akibat
kebisingan. Kriteria yang berhubungan dengan tingkat kebisingan maksimum dan lamanya
kebisingan yang diterima yang dikeluarkan oleh The Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) disajikan pada Tabel berikut:
Lebarnya interval tekanan suara dan frekuensi yang dapat diterima oleh telinga manusia
membuat telinga manusia memiliki kawasan-kawasan yang peka suara yang jika dipetakan
pada suatu grafik frekuensi versus aras tekanan suara akan memperlihatkan adanya
3 - 12
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
auditory sensation area. Jika ambang pendengaran atau sensasi pendengaran melebihi
batas maka akan menimbulkan gangguan tidur, gangguan psikologis, gangguan kesehatan.
3 - 13
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
2) Pengukuran tingkat kebisingan dengan alat Sound Level Meter dilakukan oleh
laboratorium lingkungan yang terakreditasi dengan metode mengacu pada SNI 7231
2009 tentang Metoda pengukuran kebisingan di tempat kerja
Lokasi Pemantauan:
Di sekitar lokasi proyek pembangunan Flyover Aloha :
U1 : Depan Stasiun Sawotratap - Sidoarjo(N : 07°22.05’ ; E : 112⁰43.44’)
U2 : Jalan Raya Juanda Arah ke Bandara Juanda (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U3 : Jalan Raya Juanda Depan Kesatrian Marinir R.Suhadi (N : 07°22.25’ ; E : 112⁰43.48’)
U5 : Simpang Jl. S. Parman dan Jl. Joyoboyo(N : 07°22.19’ ; E : 112⁰43.42’)
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3 - 14
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Gambar 3. 2. Contoh Upaya Penanganan Sebaran Debu Dengan Penyiraman Dan Menutup
Bak Truk Dan Bising Dengan Memasang Pagar Pembatas
3 - 15
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Besaran Dampak:
Kegiatan konstruksi flyover yang diperkirakan mengganggu utilitas eksisting seperti tiang
listrik, kabel inland, pipa air dan lain sebagainya yang ada dalam RUMIJA dan rencana tiang
(pier)
Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Melakukan test pit atau investigasi di lokasi rencana rencana untuk mengetahui secara
pasti keberadaan utilitas eksisting yang ada
2) Sebelum melaksanakan pemindahan utilitas tiang listrik, PJU, tiang telepon (tepi dan
median jalan) di tapak proyek, maka perlu koordinasi dengan instansi terkait yaitu
PT.PLN (Persero), PT.Telkom, PDAM, Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo terkait
tata cara/ prosedur pemindahan utilitas-utilitas terkena pemindahan
3) Sebelum melaksanakan kegiatan konstruksi perlu menyiapkan peta jaringan utilitas yang
berada di dalam RUMIJA
4) Mematuhi peraturan terkait pemindahan/ penggantian utilitas terkena dampak kegiatan
pembangunan flyover
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan konstruksi flyover
Periode Pengelolaan
Selama pekerjaan konstruksi flyover
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Inventarisasi kemungkinan utilitas eksisting yang akan terganggu dan pengamatan
pelaksanaan konstruksi di lokasi utilitas eksisting
Lokasi Pemantauan:
Sepanjang lokasi pekerjaan konstruksi flyover dan sekitarnya
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: PT. PLN (persero), PT. Telkom, PDAM Delta Tirta, PT. KAI (Persero) DAOP 8,
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
D. Berkurangnya Vegetasi
Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover
Jenis Dampak:
Berkurangnya vegetasi
Besaran Dampak:
Kegiatan konstruksi flyover yang diperkirakan perlu menebang pohon atau pembersihan
taman yang ada dalam RUMIJA dan rencana tiang (pier)
3 - 16
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 17
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3 - 18
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Lokasi Pengelolaan
Lokasi galian dan timbunan pada konstruksi fly over
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pekerjaan konstruksi flyover
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati secara langsung mengenai pengelolaan sisa material konstruksi
Lokasi Pemantauan:
Lokasi galian dan timbunan pada konstruksi fly over
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3 - 19
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
4) Memasang rambu pengalihan arus lalu lintas di Simpang Aloha dan Simpang Jalan
Akses Bandara Juanda
5) Menempatkan traffic cone pada sisi pendekat pintu keluar dan masuk proyek jika
dibutuhkan
6) Menugaskan petugas pengatur lalu lintas di pintu masuk dan keluar kendaraan proyek
dilengkapi dengan peralatan lengkap (helm, rompi, tongkat lampu pengatur lalu lintas)
7) Membersihkan jalan eksisting dari ceceran tanah
8) Memasang papan peringatan adanya keluar masuk kendaraan proyek bagi pengguna
jalan lain yang ditempatkan pada sisi kanan dan kiri lokasi proyek (±50 meter)
9) Memasang lampu penerangan yang cukup
10) Melaksanakan PerMenHub No.96-2015 tetang Standar Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Lalu lintas dan Rekayasa Lalu lintas.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pekerjaan fly over dan ruas jalan di sekitarnya
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pekerjaan konstruksi flyover
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai kemacetan atau gangguan lalu lintas
Lokasi Pemantauan:
Lokasi pekerjaan fly over dan ruas jalan serta simpang di sekitarnya (Simpang Aloha, Jalan
Waru – Bts. Kota Sidoarjo dan Jalan Akses Bandara)
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Satlantas Polres Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
G. Gangguan K3
Sumber Dampak:
Pekerjaan konstruksi flyover meliputi penyiapan lahan, struktur atas dan bawah, perkerasan
jalan, drainase, rekondisi jalan
Jenis Dampak:
Gangguan keselamatan dan kecelakaan kerja (K3)
Besaran Dampak:
Pelaksanaan konstruksi menimbulkan potensi kecelakaan kerja baik dari faktor manusia atau
alat dan material yang menyebabkan kecelakaan alat, nearmiss, cedera ringan, dan cedera
berat
3 - 20
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 21
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
Lokasi Pemantauan:
Lokasi pekerjaan flyover
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali selama pekerjaan konstruksi flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo dan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
3 - 22
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
B. Pemeliharaan Flyover
Sumber Dampak:
Pemeliharaan flyover
Jenis Dampak:
Gangguan Lalu Lintas
Besaran Dampak:
Kegiatan pemeliharaan flyover akan menggunakan area badan jalan sehingga mengurangi
kapasitas jalan, hal tersebut dapat mengganggu kinerja lalu lintas berupa adanya antrian
kendaaan, dan turunnya kecepatan jalan sekitar
Bentuk Upaya Pengelolaan:
1) Pelaksanaan pemeliharaan jalan sebisa mungkin menghindari jam puncak lalu lintas
pada ruas jalan tersebut
2) Memasang rambu peringatan adanya pemeliharaan jalan yang ditempatkan sejarak 5 m,
10 m, dan 25 meter dari lokasi pemeliharaan jalan
3) Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo dan Satlantas Polres
Sidoarjo dalam pelaksanaan pengaturan lalu lintas di ruas jalan atau persimpangan yang
terdampak pemeliharaan jalan. Bentuk rekayasa lalu lintas dapat berupa pengalihan
jalur, contra-flow, dan lain-lain
4) Menempatkan petugas pengatur lalu lintas
3 - 23
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
5) Menempatkan material dan alat berat untuk pemeliharaan pada lokasi yang tidak
mengganggu lalu lintas dan diberi tanda peringatan atau pembatas
6) Memasang rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan sesuai dengan persyaratan dan
kebutuhan
Lokasi Pengelolaan
Lokasi ruas jalan flyover 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) dan flyover 2 (Juanda –
Sidoarjo/Surabaya) yang dilakukan pemeliharaan
Periode Pengelolaan
Selama kegiatan pemeliharaan flyover
Bentuk Upaya Pemantauan:
1) Mengamati dan mengumpulkan data, baik secara visual maupun laporan masyarakat
mengenai gambaran kondisi pelayanan lalu lintas (lancar, padat, macet, dan lain-lain)
Lokasi Pemantauan:
Lokasi ruas jalan flyover 1 (Sidoarjo/Surabaya – Juanda) dan flyover 2 (Juanda –
Sidoarjo/Surabaya) yang dilakukan pemeliharaan
Frekuensi Pemantauan:
Enam bulan sekali atau minimal satu kali selama pemeliharaan flyover
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan:
Pelaksana: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali
Pengawas: Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Satlantas Polres Sidoarjo, dan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo
Ringkasan penjelasan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dapat dilihat
pada Tabel 3.5. berikut ini.
3 - 24
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 25
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 26
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 27
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 28
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 29
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 30
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 31
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 32
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 33
UKL-UPL PEMBANGUNAN FLYOVER ALOHA
3 - 34