Hadis Maudhu'i Kel.5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

SILATURAHMI HUBUNGAN DENGAN TETANGGA DAN

PERSAUDARAAN
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Hadis Maudhu’i
Dosen Pengampu:
Dr. Sofian Effendi, S.Th.I, M.A

Disusun oleh Kelompok 5:

Helmalia Azzahroh (21211664)

Inggrit Nurhafilda (21211673)

Kasiria Laia (21211683)

PROGRAM STUDI ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN
IIQ JAKARTA
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hadis Maudhu’i yang berjudul Silaturahmi
Hubungan Dengan Tetangga Dan Persaudaraan. Makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang hadis-hadis Nabi dengan tema silaturahmi hubungan
dengan tetangga dan persaudaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sofian Effendi, S.Th.I, M.A
selaku dosen mata kuliah Hadis Maudhu’i yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami, juga kepada semua pihak yang telah
bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 06 Oktober 2023

(Pemateri)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

A. Keutamaan dan Pahala Silaturahmi, Dosa dan Ancaman Memutuskan Silaturahmi


................................................................................................................................. 3

B. Memuliakan Tetangga, Doa dan Ancaman Bagi Yang Tidak Membuat Aman
Tetangganya ............................................................................................................ 8

C. Persaudaraan Sesama Muslim ............................................................................... 11

D. Mengunjing dan Mengadu Domba ........................................................................ 13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan
kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan
hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan
kemanusiaan lainnya. Maka, demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk
selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh
Islam, lebih lagi terhadap sesama muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk
menjalin tali persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu
merupakan pertalian persahabatan yang serupa dengan hubungan kekeluargaan. Islam
sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu, hubungan persaudaraan harus
dilaksanakan dengan baik.
Persaudaraan sesama muslim biasanya dalam kontek Agama diartikan sebagai
Ukhuwah Islamiyah. Sesama umat Islam hendaknya saling tolong-menolong, tidak ada
kedengkian dan hasad sehingga menjadikan persaudaraan muslim menjadi jauh
karenanya. Dalam Al-Qur’an dan Hadis telah banyak disebutkan tentang hak dan
kewajiban antara sesama muslim. Dan darinya dapat dirasakan nikmatnya iman.
Oleh karena itu, umat Islam harus mampu memahami, merekam dan
melaksanakan tuntunannya sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasul, di antaranya
adalah tentang silaturahmi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hadis-hadis tentang keutamaan dan pahala silaturahmi, dosa dan ancaman
memutuskan silaturahmi?
2. Apa saja hadis-hadis tentang memuliakan tetangga, doa dan ancaman bagi yang
tidak membuat aman tetangganya?
3. Apa saja hadis-hadis tentang persaudaraan sesama muslim?
4. Apa saja hadis-hadis tentang menggunjing dan mengadu domba?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang keutamaan dan pahala silaturahmi, dosa dan
ancaman memutuskan silaturrahmi.
2. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang memuliakan tetangga, doa dan ancaman
bagi yang tidak membuat aman tetangganya.
3. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang persaudaraan sesama muslim.
4. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang menggunjing dan mengadu domba.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Silaturahmi berasal dari kata #"‫ ﺻ‬yang artinya hubungan atau menghubungkan.

Adapun kata ‫ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬atau ‫ اﻟﺮﺣﻢ‬jamaknya ‫ﺎم‬-‫ر‬+*‫ ا‬berarti rahim atau peranakan

perempuan atau kerabat. Asal katanya dari Ar-Rahmah (kasih sayang). Kata ini
digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena dengan adanya hubungan rahim
atau kekerabatan itu, orang-orang berkasih sayang. Selain bermakna kasih sayang, kata
Ar-Rahim juga mempunyai arti sebagai peranakan (rahim) atau kekerabatan yang
masih ada pertalian darah (persaudaraan). Sehingga dengan begitu kata silaturahmi
dapat diartikan pula sebagai hubungan atau menghubungkan kekerabatan atau
persaudaraan.1

A. Keutamaan dan Pahala Silaturahmi, Dosa dan Ancaman Memutuskan


Silaturahmi
1. Keutamaan dan Pahala Silaturahmi
Al-Adabul Mufrod Nomor 49

َ َ َ َ
َ َ َ ْ َ ُ َ ‫ّ ْ ْ َ ; َ َ َ ﱠ‬ َ َْ ْ َ ْ ُ َ
: ‫ِه ﻓﻘﺎل‬JِI‫( ﻣِﺴ‬Fِ ‫ ﷺ وﻫﻮ‬BA‫ﺎ ﻋﺮض ِ=ﻠﻨ‬:ِ9‫ﻧﺼﺎِري أن أﻋﺮا‬/.‫ﻋْﻦ أِ&( أﻳﻮب ا‬
َ ّ
ِ ِ ِ
ُ ُْ َ ُ ُ َْ َ َ ‫َ ﱠ‬ ُ َ ُ َ َ ‫َ ْ َﱠ‬ ُ ّ َُ َ ْ ْ َ
‫ك ِﺑِﻪ‬eِdc b. ‫( ِﻣﻦ ا[\ﺎِر ﻗﺎل ﺗﻌﺒﺪ اﷲ و‬Q‫ﺪ‬ ِ Yِ‫ﺎ‬XW ‫ﻨِﺔ وﻣﺎ‬UT‫ ِﻣﻦ ا‬BSِ‫( ﻣﺎ ﻳﻘ ِﺮﺑ‬QJِ PِO‫أ‬
ُ َ َ َ ُْ َ ‫ﱠ‬ ُ ًْ َ
.‫ة َوﺗِﺼﻞ اﻟﱠﺮِﺣَﻢ‬vu‫( اﻟﱠﺰ‬s‫ة َوﺗ ِﺆ‬po‫ﺌﺎ َوﺗِﻘﻴُﻢ اﻟﺼ‬i‫ﺷ‬

Artinya: Dari Abu Ayyub al-Anshari bahwa seorang Arab dusun


menghadang Nabi ‫ ﷺ‬dalam perjalanannya lalu berkata: "Beritahukan

kepadaku suatu amal yang dapat mendekatkanku ke surga dan


menjauhkanku dari neraka?" Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, "Sembahlah Allah dan

jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dirikan shalat, tunaikan


zakat, dan sambunglah silaturahim."
[Albini (35) Shabib-at-Targhib no (2741 )Abdul Baqi Al-Bukhari: 65 Kitab
Az-Zakat 1- Bab "Wujub Az-Zakat." Muslim: 1- Kitab Al-Iman, hadis 12].

1
A. Darussalam, “Wawasan Hadis Tentang Silaturahmi” Tahdis Vol.08 No.02 2017 (2017): h.118.

3
Al-Adabul Mufrod Nomor 47

َ ُ َ
َ ‫ُ َ ْ َُ َ َ ﱠ‬
َ‫ﻚ َو أَﺑﺎَك و‬ َ ّ َ َ َ َ َ َ َْ َُْ
‫ أﻣ‬:‫ َﻳﺎ َرُﺳْﻮل اﷲ ﻣﻦ أﺑﺮ؟ ﻗﺎل‬: ‫ ﻗﺎل | ِﺪي‬:‫ُﺐ ْﺑﻦ َﻣﻨﻔﻌﺔ ﻗﺎل‬iyu
ٌُ ُ َ ٌ َ َ ٌ ‫َ َ ﱠ‬ َ
َ ‫َ َ َ َ ﱞ‬ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ
Š• ‫„ ذاك ﺣﻖ واِﺣﺐ و رِﺣﻢ ﻣﻮ ﺻﻮ‬ƒِ‫ك ا•ِ‚ي ﻳ‬b.‫ﺎك و ﻣﻮ‬O‫اﺣﺘﻚ و أ‬

Artinya: (Dari) Kulaib bin Manfa'ah, ia berkata, "Kakekku berkata, "Wahai


Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti? Beliau bersabda, 'Ibumu
kemudian bapakmu, kemudian saudarimu, kemudian saudaramu, lalu
keluargamu yang terdekat. Yang demikian itu adalah hak yang wajib,
mereka memiliki hubungan rahim denganmu yang wajib disambung."
[Albani (10): Dhaif Al-Irwa no (837 dan 2163)].

Al-Adabul Mufrod Nomor 48


َ َ
َ َ َ ‫ُ َ ْ َ ً َ َ َﱠ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ﱠ‬ َ
‫ ﷺ ﻓﻨﺎدى‬BA‫ﻗﺮﻳﻦ( ﻗﺎم اﻟﻨ‬/.‫ﺗﻚ ا‬JI‫ﻋْﻦ أِ&( ﻫﺮ‹ﺮة ﻗﺎل ﻟﻤﺎ ﻧﺰﻟﺖ )وأﻧِﺬر ﻋِﺸ‬
‫ﱡ‬
ِ
ُ َُْ ُ َْ ُ َ َ َ
ْ‫ َﻋْﺒﺪ َﻣَ\ﺎف أﻧﻘﺬوا أﻧﻔَﺴﻜﻢ‬BS‫ ﻛْﻌﺐ ﺑﻦ ﻟَﺆّي اْﻧﻘُﺬوا أْﻧُﻔَﺴﻜْﻢ ﻣَﻦ ا[ﱠ\ﺎر َﻳﺎ َﺑ‬BS‫َﻳﺎ َﺑ‬
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ
ُ ْ ‫ْ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ ُ ُْ ُ ْ َ ‫ﱠ‬
‫ ﻋْﺒِﺪ اﻟُﻤﻄِﻠِﺐ أﻧِﻘﺬوا‬BSِ‫ َﻳﺎ َﺑ‬،‫ ﻫﺎِﺷٍﻢ أﻧِﻘﺬوا أﻧﻔَﺴﻜْﻢ ِﻣَﻦ ا[\ﺎِر‬BSِ‫ َﻳﺎ َﺑ‬،‫ِﻣَﻦ ا[\ﺎِر‬
َ ْ َ ‫َ ْ ُ َ ُ ْ َ ﱠ َ َ َ ً ْ َ ُ َﱠ‬
َ‫ﻚ ﻣﻦ‬ ُ ْ ّ َ ‫َْ َ َ َ ﱠ‬
ِ Ÿِ‫ أﻣ‬b. (Q‫•ﻤِﺪ أﻧِﻘِﺬي ﻧﻔﺴﻚ ِﻣﻦ ا[\ﺎِر ﻓ ِ ِﺈ‬œ ‫أﻧﻔﺴﻜﻢ ِﻣﻦ ا[\ﺎِر ﻳﺎ ﻓﺎِﻃﻤﺔ ِﺑ›ﺖ‬
َ َ َ
َ‫ﻟﻬﺎ‬poَ‫ﺎ َﺳﺄُﺑُﻠَﻬﺎ ﺑَﺒ‬¢ً¡‫ أﱠن =ُﻜْﻢ َر‬JَIْ َ ‫ًﺌﺎ‬iْ‫اﱠﷲ َﺷ‬
ِ ِ ِ ِ

Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, "Tatkala Allah menurunkan ayat


ini, yang artinya, 'Dan peringatkanlah keluargamu yang terdekat' (QS. Asy-
Syu'ara : 214) Nabi ‫ ﷺ‬berdiri lalu menyeru, 'Wahai Bani Ka'ab bin Luay!

Selamatkanlah dirimu dari neraka. Wahai Bani Abdu Manaf!


Selamatkanlah dirimu dari neraka. Wahai Bani Hasyim! Selamatkanlah
dirimu dari neraka. Wahai Bani Abdul Muththalib! Selamatkanlah dirimu
dari neraka. Wahai Fathimah binti Muhammad! Selamatkanlah dirimu dari
neraka. Sesungguhnya aku tidak kuasa sedikitpun untuk membelamu di
hadapan Allah kelak, hanya saja kalian memiliki rahim (hubungan
keluarga) yang dapat aku penuhi sebaik-baiknya di dunia ini saja”.

4
[Albani (34) Shahih ash-Shahihah no ( 3177). Abdul Baqi Al-Bukhari: 55
Kitab Al- Washaya, 11- Bab "Hal Yadkhulu an-Nisawa al-Walad Fi Al-
Aqarib." Muslim: 1 Kitab Al-Iman hadits (348). Dalam Dhaif Adabud
Mufrad (hal48) Al-Albani mengkritik Abdul Bagi yang menyandarkan
hadits ini pada Al-Bukhari. Di mana beliau berkata "Beliau menyandarkan
hadits ini pada Al-Bukhari tidaklah tepat karena Imam Al-Bukhari sendiri
memiliki redaksi yang lain yang semisalnya, dan tidak terdapat dalamnya
kalimat Balal." 49 Albani (35) Shahib At Targhib no. (2741). Abdul Baqi
Al-Bukhari: 65- Kitab Az-Zakat].

Al-Adabul Mufrod Nomor 58

َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ
ُ َ َ ُ َ‫ﱠ‬ ُ َ
ª• ‫ و ﺛﺮى ﻣﺎ‬ªِ©ِ|‫( أ‬Fِ Bَ¨ِ§ ‫ﻪ‬¢¡ِ‫¦ َرﱠﺑﻪ َو َوﺻﻞ َر‬¥‫ َﻣﻦ اﺗ‬:‫ﻋِﻦ اْﺑِﻦ ﻋَﻤَﺮ ﻗﺎل‬
َ

ُُ َْ ُ َ َ
ª©‫َواﺣﱠﺒﻪ اﻫ‬

Artinya: Dari Ibnu Umar ia berkata: “Barangsiapa yang bertakwa kepada


Rabbnya dan menyambung silaturahim, maka akan dipanjangkan umurnya,
diperbanyak hartanya dan dicintai keluarganya”.
[Albani (43) Hasan-as-Silsilah Ash-Shahihah no (276)].

Al-Adabul Mufrod Nomor 57

َ َ ْ ْ َ َ ُْ َُ َْ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ
ُ َ ُ ُ ‫ﱠ‬ ْ َ
(Fِ ª• ‫ﺴﻂ‬-‫ه أن ﻳ‬e¬ ‫ﷲ ﷺ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ‬ ِ ‫ﻋﻦ أِ&( ﻫَﺮ‹َﺮة ﻗﺎل ﺳِﻤﻌﺖ رﺳﻮل ا‬
َ َ َ
ُ َ َ ْ ََْ ََ ُ ً َ ُ ْ ْ
‫ﻪ‬¢¡‫( أﺛﺮه ﻓﻠﻴﺼﻞ ر‬Fِ ª• ‫ِرزِﻗِﻪ أو ﻳ›ﺴﺎ‬

Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata: “Aku pernah mendengar


Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ‘Barangsiapa yang senang diluaskan rezekinya

dan dipanjangkan umumnya maka hendaklah menyambung tali rahimnya.


[Albani (42): Shahih-Shahih Abu Dawud no. (1486) Abdul Baqi: (Al-
Bukhari 78-Kitab Al-Adab, 12-Bab "Man Busitha Lahu Fi Ar-Rizqi bi
Shilatirrahim")].2

2
Imam Bukhari, Adabul Al-Mufrad Ensiklopedi Hadits-Hadits Adab, t.t., h.63-68.

5
Berdasarkan penjelasan hadis di atas bahwa betapa pentingnya hubungan
silaturahim antar sesama. Hal ini juga bisa diartikan bahwa hak saling
mengasihi dan menyayangi dan silaturahim tidak terbatas pada kerabat,
tetapi sesama makhluk ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, sangat penting
bagi kita semua untuk menyadari bahwa bahwa silaturahim tidak hanya
tampilan lahiriah belaka, akan tetapi harus melibatkan pula aspek hati.
Dengan kombinasi amalan lahiriah dan amalan hatinya, kita akan memiliki
kekuatan untuk bisa menjalin silaturahim dengan lebih baik3. Apabila
seseorang mengunjungi kita dan kita membalas mengunjunginya, hal
semacam ini sudah biasa terjadi dan tidak membutuhkan kekuatan mental
yang kuat. Akan tetapi, apabila ada orang yang tidak pernah bersilaturahim
kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang
disebut silaturahim. Karena silaturahim ini juga merupakan amal shalih
yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia
dan akhirat. Dan menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah swt
memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik
yang segera maupun yang tertunda.4

2. Dosa dan Ancaman Memutuskan Silaturahmi


Al-Adabul Mufrod Nomor 64

ُ ُ ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ‫َﱠ‬ َ ُ َ َ َ ُ ‫َ ْ َ َ ُ َﱠ‬
‫ﻞ‬O‫ ﻳﺪ‬b. :‫ ﻳﻘﻮل‬JI‫ه أﻧﻪ ﺳِﻤﻊ رﺳﻮل ﷺ أن ﺟﺒ‬JPO‫ ﺑﻦ ﻣﻄﻌﻢ أ‬JI‫أن ﺟﺒ‬

َ َ َ ‫ْ َﱠ‬
‫ﻨﺔ ﻗﺎِﻃﻊ رِﺣِﻢ‬UT‫ا‬

Artinya: Bahwa Jubair bin Muth’im telah mengabarkan kepadanya


(Muhammad bin Jubair bin Muth’im), bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus

silaturahmi.

3
Reni Marwiyanti, “Keutamaan Menyambung Tali Siltaturahmi menurut hadis,” UIN Sunan Gunung Djati
Bandung 2023, h.51.
4
Siti Fatimah, “Silaturahim Menurut Hadis Nabi SAW (Suatu Kajian Tahlili)” Fakultas Ushuluddi Filsafat dan
Politik UIN Alauddin Makassar2017, h.25-32.

6
[Albani (45) Shahih-Shahih Abu Dawud (1488) dan Ghayat al-Maram (407)
Abdul Baqi (Al-Bukhari : 78-Kitab Al-Adab, 11- Bab "Itsm Al-Qathi
Muslim: 45- Kitab Al-Birr wa Ash Shilah wa Al-Adab, hadis18 dan 19)].

Al-Adabul Mufrod Nomor 63

َ َ َ ُ َْ َ َ َ ْ ‫َ َ ﱠ ﱠ‬ َ َ
‫َْ َُ ُْ َ ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ
‫¶ ﻗﻮِم‬ƒY ‫ل‬µِ´‫ ﺗ‬b. ‫ﺔ‬¢¡‫ ِإن اﻟﺮ‬:‫ ﷺ ﻗﺎل‬BA‫ ﻳﻘﻮل ﻋِﻦ اﻟﻨ‬²F‫ﷲ ْﺑِﻦ أِ&( أو‬
ْ ّ ِ ‫ﻋْﺒِﺪ ا‬
ِ ِ
َ
‫ِﻓْﻴِﻬْﻢ ﻗﺎِﻃُﻊ َر‬

Artinya: Abdullah bin Abu Aufa bertutur dari Nabi ‫ﷺ‬, beliau bersabda:

"Sesungguhnya rahmat itu tidak akan turun pada suatu kaum yang di
dalamnya ada orang yang memutuskan tali silaturahim”.
[Albani (14) Dhaif- adh-Dhaifah no. (1456)].

Al-Adabul Mufrod Nomor 67

َ َ ّ َُ ْ َ َ َْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ
‫ ﻣﺎ ِﻣﻦ ذﻧٍﺐ ا ِﺣِﺮ أن ﻳﻌ ِﺠﻞ اﷲ ِﻟﺼﺎِﺣِﺒِﻪ‬:‫ﻋﻦ أِ&( ﺑﻜَﺮة ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﷺ‬
َ َ ُ ُْ
َْ َ َْ َ ُْ ْ ُ ُ ‫ﱡ ْ َ َ َ َ َﱠ‬
¾½‫»ِﺧﺮِة ِﻣﺜﻞ ﻗِﻄﻴﻌِﺔ اﻟﺮ ِﺣِﻢ واﻟﺒ‬.‫( ا‬Fِ ª• ‫ﺎ ﻣﻊ ﻣﺎ ﻳﺪ ِﺧﺮ‬:¹¸•‫( ا‬F ‫اﻟﻌﻘﻮَﺑﺔ‬
‫ﱠ‬ َ
ِ
Artinya: Dari Abu Bakrah ia berkata, "Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Tidak ada

dosa yang lebih pantas disegerakan siksaannya oleh Allah di dunia di


samping siksaan yang Allah simpan di akhirat selain dosa memutuskan
silaturrahim dan melampaui batas”.
[Albani (48): Shahih-Ash-Shahihah no (917, 976). Abdul Baqi: (Abu
Dawud: 40-Kitab Al-Adab, 43- Bab "Fi an-Nahyi 'An Al-Baghyi." Ar-
Tirmidzi: 35-Kitab Al-Qiyamah, 57-Bab"Haddatsana Ali bin Hajar" Ibnu
Majah: 37- Kitab Az-Zuhd, 23- Bab "Al-Baghy" hadis 4211)].

َ
ُ‫ﺎ ُﺳْﻔَﻴﺎُن ْﺑﻦ‬ÁََÀ‫ َ¿ﱠﺪ‬:b.‫( َﻗﺎ‬Ã‫ﺎ اْﺑُﻦ أ&( ُﻋَﻤَﺮ َوَﺳﻌﻴُﺪ ْﺑﻦ َﻋْﺒﺪ اﻟﱠﺮْﺣَﻢ اْﻟَﻤْﺤُﺮو‬ÁÀ‫¿ﺪ‬
ِ ِ ِ ِ
َ َ
ُ‫ َﻓَﻌﺎَده‬B‫ﱞ‬Å‫¶ أُﺑﻮ ]اﻟّﺮﱠداد[ ا=ﱠﻠْﻴ‬Äَ‫ اْﺷَﺘ‬:‫ َﻋْﻦ أ&( َﺳَﻠَﻤَﺔ ﻗﺎل‬،‫ْﻴَﻨَﺔ َﻋﻦ اﻟﱡﺰْﻫﺮّي‬-َ‫ُﻋ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

7
َ َ
ُ ْ َ َ َ َ ‫َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ُ َﱠ‬ َ َ ْ ُ َ
‫•ﻤٍﺪ ﻓﻘﺎل ﻋﺒﺪ‬œ ‫ِﻠﻤﺖ أﺑﺎ‬Y ‫ﻫﻢ وأوﺻﻠﻬﻢ ﻣﺎ‬JIO :‫ِﻦ َﺑﻦ ﻋْﻮٍف ﻓﻘﺎل‬¢¡‫ﻋْﺒﺪ اﻟﱠﺮ‬
َ
َ َ ُ َ ََ ُ‫َ َ ﱠ‬ ُ ُ ‫َ ﱠ‬ ُ ْ َ ْ
‫ أﻧﺎ اﷲ وأﻧﺎ‬: ²Ç‫ﺎَرك وﺗﻌﺎ‬XÆ ‫ﷲ‬ ‫ ))ﻗﺎل ا‬:‫ﷲ ﷺ َﻳﻘﻮل‬ ِ ‫ َﺳِﻤﻌﺖ َرُﺳﻮل ا‬:‫ِﻦ‬¢¡‫اﻟﱠﺮ‬
ُ ُْ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ َْ َ َ ْ
‫¦ ﻓَﻤْﻦ َوﺻﻠَﻬﺎ َوﺻﻠﺘﻪ َوَﻣْﻦ‬Èِ‫ﻠﻘﺖ اﻟﱠﺮِﺣَﻢ َوﺷﻘﻘﺖ ﻟَﻬﺎ ِﻣﻦ ِاْﺳ‬O ،‫ُﻦ‬¢¡‫اﻟﱠﺮ‬
ُ ‫َﱡ‬ َ َ َ
‫ﺘﻪ‬É‫ﻗﻄﻌَﻬﺎ َﺑ‬

Artinya: Ibn Abu Umar dan Said bin Abdurrahman Al-Makhzumi


menyampaikan kepada kami dari Sufyan bin Uyainah dari Az Zuhri bahwa
Abu Salamah berkata, “Suatu ketika Abu Ar-Raddad Al-Laitsi jatuh sakit,
lalu Abdurrahman bin Auf menjenguknya."Abu Ad-Darda berkata, Sebaik-
baik manusia yang aku ketahui dan yang paling kuat menyambung
silaturahim di antara mereka adalah Abu Muhammad (Abdurrahman bin

Auf).” Kemudian Abdurrahman berkata, “Aku mendengar Rasulullah ‫ﷺ‬

bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Akulah Allah, dan Aku adalah Ar-Rahman.


Aku telah menciptakan kasih sayang yang aku ambilkan dari nama-Ku.
Siapapun yang menyambungnya maka aku akan menyambungnya dan siapa
yang memutuskannya maka aku akan memutuskan (kasih saying-Ku)
darinya.”

B. Memuliakan Tetangga, Doa dan Ancaman Bagi Yang Tidak Membuat Aman
Tetangganya
1. Memuliakan Tetangga
Shahih Bukhari Nomor 5560
َ
َ ُ ْ ْ ٌ َ ‫َ َﱠ َ َ ﱠْ ُ َ َ َﱠ‬ ‫َﱠ َ َ َ ُ ﱠ‬
(&ِ‫ﱡي ﻋْﻦ أ‬JِP‫ َﺳِﻌﻴﺪ اﻟَﻤﻘ‬BSِ‫ﺚ ﻗﺎل ¿ﺪﺛ‬i‫ﺎ ا=ﻠ‬ÁÀ‫ﷲ ْﺑُﻦ ُﻳﻮُﺳﻒ ¿ﺪ‬ ِ ‫ﺎ ﻋْﺒﺪ ا‬ÁÀ‫¿ﺪ‬
َ ُ
‫َ َ َﱠ َ ﱠ‬ َ َْ َ ْ َ َ ْ َ َ َُ ْ َ َ َ َ ّ َ َْ ُ
‫ ﷺ‬BA‫ﻢ اﻟﻨ‬yÏ‫ ﺗ‬ÎI¿ِ ‫ﻨﺎي‬i‫ت ﻋ‬eÌ‫ْﻳٍﺢ اﻟﻌﺪِوي ﻗﺎل ﺳِﻤﻌﺖ أذﻧﺎي وأﺑ‬eَÐ
‫ﱡ‬
ِ ِ
ْ َ َ َ ْ َْ ْ ْ ‫َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ﱠ‬
‫ن ُﻳﺆِﻣُﻦ‬vu ‫»ِﺧِﺮ ﻓﻠُﻴﻜِﺮْم |ﺎَرُه َوَﻣْﻦ‬.‫ﷲ َواﻟَﻴْﻮِم ا‬
ِ ‫ن ُﻳﺆِﻣﻦ ِﺑﺎ‬vu ‫ﻓﻘﺎل ﻣﻦ‬
َ َ ‫َُْ ْ ْ َ َْ ُ َ َ َ ُ َ َ ََ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ ﱠ‬ ْ ْ ْ ‫ﱠ‬
‫ﷲ ﻗﺎل‬ ِ ‫»ِﺧِﺮ ﻓﻠﻴﻜِﺮم ﺿﻴﻔﻪ |ﺎِﺋﺰﺗﻪ ﻗﺎل وﻣﺎ |ﺎِﺋﺰﺗﻪ ﻳﺎ رﺳﻮل ا‬.‫ﷲ َواﻟَﻴﻮِم ا‬ ِ ‫ِﺑﺎ‬

8
َ َ ْ َ َ ْ َ َ ٌ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ ْ ٌ َ َ ْ َ ٌ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ُ َﱠ‬
‫ن‬vu ‫×ِﻪ وﻣﻦ‬ÖY ‫ن وراء ذِ=ﻚ ﻓﻬﻮ ﺻﺪﻗﺔ‬vu ‫ﺛﺔ أﻳﺎٍم ﻓﻤﺎ‬po‫ واﻟ ِﻀﻴﺎﻓﺔ ﺛ‬Š©‫ﻳﻮم وﻟﻴ‬
َ ْ
ْ ُ ْ َ ْ ًْ َ ْ ََُْ ْ ‫ْ ُ ﱠ‬
‫ا أو ِﻟﻴﺼﻤﺖ‬JIO ‫»ِﺧِﺮ ﻓﻠﻴﻘﻞ‬.‫ﷲ َواﻟَﻴْﻮِم ا‬
ِ ‫ُﻳﺆِﻣﻦ ِﺑﺎ‬

Artinya: Abdullah bin Yusuf meriwayatkan kepada kami, Al-Layth


meriwayatkan kepada kami, dia berkata, Sa’id Al-Maqbari meriwayatkan
kepadaku, atas wewenang Abu Shurayh Al-Adawi, yang berkata: Telingaku

mendengar dan mataku melihat ketika Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya


menghormati tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
Hari Akhir, hendaklah dia menghormati tamunya. Kemudian bertanya
“pahalanya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Sehari semalam, dan
silaturahmi itu tiga hari, apa pun yang melebihinya maka itu adalah sedekah
padanya.” Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
baiklah dia berkata baik atau diam.
Diriwayatkan oleh Bukhari [Shahih: Shahih Muslim (no. 67), Musnad
Darimi (no. 1948), Musnad Ahmad (no. 25908), Muwatho Malik (no. 1454)].

Begitu pentingnya peran tetangga sampai-sampai Rasulullah ‫ﷺ‬

bersabda seperti itu. Hal ini dimaksudkan supaya kita selalu menjaga
hubungan baik dengan tetangga kita. Hal ini seperti firman Allah Swt dalam
QS An-Nisa ayat 36:

َْٰ َ ٰ ْ ُْ ْ َ َْ ‫ ﱠ‬Ûْ َ ُ ُْ َ Ø
ً َ ْ ْ
¦È‫ﺘ‬i‫ واﻟ‬²&‫ ِاﺣﺴﺎﻧﺎ وِﺑِﺬى اﻟﻘﺮ‬Þِݸِ•‫ وِﺑﺎﻟﻮا‬Ü‫ﻛﻮا ِﺑٖﻪ ﺷﻴـ‬eِdc b.‫ﷲ َو‬
ٰ ‫ﱠ‬ َ ‫َواْﻋُﺒُﺪوا ا‬
ْ ْ ْ ْ
َ‫ْﻴﻞۙ َوﻣﺎ‬-‫ْ› ۢﺐ َواْﺑﻦ اﻟﱠﺴ‬UَT‫ُ›ﺐ َواﻟﱠﺼﺎﺣﺐ ﺑﺎ‬UُT‫ﺎر ا‬UَT‫ َوا‬²ٰ&‫ﺎر ذى اْﻟُﻘْﺮ‬UَT‫ َوا‬ÎIْ‫َواْﻟَﻤٰﺴﻜ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً ْ ُ َ ً َ ْ ُ َ َ ْ َ ‫ َ َ ُ ﱡ‬Ø ‫َ َ َ ْ َْ َ ُ ُ ْ ﱠ‬
ۙ‫ ﻓﺨﻮرا‬b.‫ﺘﺎ‬åœ ‫ن‬vu ‫•ﺐ ﻣﻦ‬ä ِ b. ‫ﻜﻢۗ ِان اﷲ‬â‫ﻜﺖ اﻳﻤﺎ‬Ÿ‫ﻣ‬

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan
tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu

9
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri”.5

Tetangga merupakan keluarga-keluarga yang berdekatan dengan


rumah kita yang perlu mendapakan perhatian khusus dalam akhlak atau adab.
Tetangga adalah sahabat yang paling dekat dengan kita setelah anggota
keluarga sendiri. 6Merekalah yang lebih mengetahui suka maupun duka
dengan keadaan kita dan merekalah orang pertama yang cepat untuk
memerikan pertolongan ketika kita terjadi kesulitan, dibandingkan dengan
keluarga sendiri yang berjauhan tempat tinggalnya dengan kita.7

2. Doa dan Ancaman Bagi Yang Tidak Membuat Aman Tetangganya


Al-Adabul Mufrod Nomor 121
ْ
ُ َ َ َ ُ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ‫َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َﱠ‬ َ ْ ُ َ ‫َ ْ َ ُ ْ َ َﱠ‬
‫ ﻳﺄﻣﻦ |ﺎره ﺑﻮاِﺋﻘﻪ‬b. ‫ﻨﺔ ﻣﻦ‬UT‫ﻞ ا‬O‫ ﻳﺪ‬b. :‫ﻋﻦ أِ&( ﻫَﺮ‹َﺮة أن رﺳﻮل اﷲ ﷺ ﻗﺎل‬

Artinya: Dari Abu Hurairah, Bahwa Rasulllah ‫ ﷺ‬bersabda, “Tidak akan

masuk Surga orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya."


[Shahih, di dalam kitab As-Silsilah Ash-Shahihah (549): (Muslim, 1- Kitab
Al Iman, hadis 73)].

Shahih Bukhari Nomor 5557


َ َ َ
‫ُ َْ ﱠ ﱠ‬ َ َ ْ َ َ ‫َﱠ‬ َ َ َ َ ‫َﱠ‬
BA‫ﻳٍﺢ أن اﻟﻨ‬eÐ (&ِ‫ﺎ اْﺑُﻦ أِ&( ِذﺋٍﺐ ﻋﻦ ﺳِﻌﻴٍﺪ ﻋﻦ أ‬ÁÀ‫ّ„ ¿ﺪ‬ƒِY ‫ﺎِﺻُﻢ ْﺑُﻦ‬Y ‫ﺎ‬ÁÀ‫¿ﺪ‬
‫ﱠ‬ ْ َ ْ
ِ ٍ
َ َ ‫َ ََ ْ َ َ ُ َ ﱠ‬ ُ ْ َ ‫ْ ُ ﱠ‬ َ ‫َ َ َ ﱠ َ ْ ُ ﱠ‬
‫ﷲ ﻗﺎل‬ ِ ‫ ُﻳﺆِﻣﻦ ِﻗﻴﻞ وﻣﻦ ﻳﺎ رﺳﻮل ا‬b. ‫ﷲ‬ ِ ‫ ُﻳﺆِﻣﻦ َوا‬b. ‫ﷲ‬ ِ ‫ ُﻳﺆِﻣﻦ َوا‬b. ‫ﷲ‬
ِ ‫ﷺ ﻗﺎل وا‬
َ ْ ُْ ُ َ ُ َ َ َ ْ ‫ﱠ‬
َ ْ ْ َ َ ُ ُْ ُ َ َ َُ َ َ ُ ََ َ ُ َ ََ ُ ُ َ ُ َ َ َ
‫ﺳﻮِد‬/.‫ﻴﺪ ﺑﻦ ا‬¢¡ ‫ وﻗﺎل‬²ç‫ ﻳﺄﻣﻦ |ﺎره ﺑﻮاِﻳﻘﻪ ﺗﺎﺑﻌﻪ ﺷﺒﺎﺑﺔ وأﺳﺪ ﺑﻦ ﻣﻮ‬b. ‫ا•ِ‚ي‬

5
Latifani Wardah Shomita. Skripsi: “Penerapan Hadis Nabi SAW Tentang Etika Bertetangga”. Jakarta: UIN
Jakarta 2011. Hal 4-5.
6
Sabir Maidin, “Keutamaan Hidup Bertetangga (Suatu Kajian Hadis),”Jurnal Al-Qadau Vol.04 No.02 2017,
h.206.
7
Hamzah Ya' qub. Etika Islam. (Bandung: CV. Diponegoro, 1996). hal 155.

10
َ َ
ْ‫ُﺐ ْﺑُﻦ إْﺳَﺤﺎَق َﻋْﻦ اْﺑﻦ أ&( ذْﺋﺐ َﻋﻦ‬iْ‫َوُﻋْﺜَﻤﺎُن ْﺑُﻦ ُﻋَﻤَﺮ َوأُﺑﻮ َﺑْﻜﺮ ْﺑُﻦ َﻋﱠﻴﺎش َوُﺷَﻌ‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
َ
َ ََْ ُ َ ُ ْ ْ
‫ّي ﻋْﻦ أِ&( ﻫﺮ‹ﺮة‬JِP‫اﻟَﻤﻘ‬
ِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ashim bin Ali telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu Dzi'ib dari Sa'id dari Abu Syuraih bahwasanya Nabi

‫ ﷺ‬bersabda: "Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi

Allah tidak beriman." Ditanyakan kepada beliau; "Siapa yang tidak beriman
wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Yaitu orang yang tetangganya tidak
merasa aman dengan gangguannya." Riwayat ini dikuatkan pula oleh
Syababah dan Asad bin Musa. Dan berkata Humaid bin Al Aswad, Utsman
bin Umar, Abu Bakr bin 'Ayyasy dan Syu'aib bin Ishaq dari Ibnu Abu Dzi'b
dari Al Maqburi dari Abu Hurairah.”
Diriwayatkan oleh Bukhari [Shahih: Shahih Muslim (no. 66), Musnad
Ahmad (no. 8078), Shahih Ibn Hibban (no. 510)].

C. Persaudaraan Sesama Muslim


Shahih Bukhari Nomor 459
َ َ
ْ‫ﺎ ُﺳْﻔَﻴﺎُن َﻋْﻦ أ&( ُﺑْﺮَدَة ْﺑﻦ َﻋْﺒﺪ اﱠﷲ ْﺑﻦ أ&( ُﺑْﺮَدَة َﻋﻦ‬ÁََÀ‫ َﻗﺎَل َ¿ﱠﺪ‬ëêَ•äْ َ ُ ْ ُ ‫َ ﱠ َ َ َﱠ‬
‫د ﺑﻦ‬p o O ‫ ﺎ‬Á À ‫¿ ﺪ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
ً َْ ُ ُ َْ ‫َُ ﱡ‬ ُْْ َ ْ ُْ َ ْ ُْ ‫َ َ ﱠ‬ ‫ُ َ َ ْ ﱠ‬ َ ّ َ
‫ﺪ ﺑﻌﻀﻪ ﺑﻌﻀﺎ‬íì ‫ﻨﻴﺎِن‬-‫ﻟ‬vu ‫ ﷺ ﻗﺎل ِإن اﻟﻤﺆِﻣﻦ ِ=ﻠﻤﺆِﻣِﻦ‬BA‫ ﻋﻦ اﻟﻨ‬²ç‫| ِﺪِه ﻋْﻦ أِ&( ﻣﻮ‬
َ ّ
ِ ِ
َ
ُ َ َ َ ‫َ َﱠ‬
‫وﺷﺒﻚ أﺻﺎِﺑﻌﻪ‬

Artinya: Menceitakan kepada kami Khalad bin Yahya mengabarkan kepada kami
Sufyan dari Abi Burdah bin Abdillah bin Abi Burdah dari kakeknya dari Abu Musa

“Dari ‫ ﷺ‬beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin

lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” kemudian
beliau menganyam jari jemarinya.”
Diriwayatkan oleh Bukhari [Shahih: Shahih Ibn Hibban (no. 231), Musnad Abu Yala
(no. 7379), Syuabul Imam Baihaqi (no. 7762)].

11
Sunan Tirmidz Nomor 1853
َ َ َ َ
َ ُ ّْ ُ َ َ َْ ْ ْ َ ‫ْ ُ َﱠ ْ ُ َ ﱡ َ ﱠ‬ ُ َ ُ َ َ ‫َﱠ‬
(&ِ‫ﻋﻤِﺶ ﻗﺎل ¿ ِﺪﺛﺖ ﻋﻦ أ‬/.‫ أِ&( ﻋﻦ ا‬BSِ‫( ¿ﺪﺛ‬ïِ‫•ﻤٍﺪ اﻟﻘﺮ‬œ ‫ْﻴﺪ ْﺑُﻦ أﺳﺒﺎِط ﺑِﻦ‬-‫ﺎ ﻋ‬ÁÀ‫¿ﺪ‬
ْ َ َ ْ
ُ َ
‫ﱡ ْ َ َﱠ‬ ًَْ ُ َ َ ‫َ َ َ ْ َﱠ‬ ‫ُ ََْ َ َ ْ ﱠ‬ َ َ
‫ﺎ ﻧﻔﺲ‬:¹¸•‫ ﷺ ﻗﺎل ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻋﻦ ﻣﺴِﻠٍﻢ ﻛﺮﺑﺔ ِﻣﻦ ﻛﺮِب ا‬BA‫ﺻﺎِﻟٍﺢ ﻋْﻦ أِ&( ﻫﺮ‹ﺮة ﻋﻦ اﻟﻨ‬
َ َ ْ ْ ُ ْ ّ
ِِ
َ َ ُ ‫ﱡ ْ َ َﱠ ﱠ‬ ْ َ َ َ ْ ُ ً ُ ُ ْ َ ُ‫ﱠ‬
(Fِ ‫ْ×ِﻪ‬ÖY ‫ﷲ‬ ‫ ا‬eَòì ‫ﺎ‬:¹¸•‫( ا‬Fِ eٍóِ‫¶ ُﻣﻌ‬ƒY eَò‫ﱠ‬ì ‫ﷲ ﻋﻨﻪ ﻛْﺮَﺑﺔ ِﻣْﻦ ﻛَﺮِب َﻳْﻮِم اﻟِﻘَﻴﺎَﻣِﺔ َوَﻣْﻦ‬ ‫ا‬

(Fِ ‫ﷲ‬ ُ ‫»ﺧَﺮة َواﱠ‬.ْ‫ﺎ َوا‬:َْ¹¸‫( ا•ﱡ‬F ‫ْ×ﻪ‬ÖَYَ ‫ﷲ‬ ُ ‫ اﱠ‬Jَôَ‫ﺎ َﺳ‬:َْ¹¸‫( ا•ﱡ‬F ‫¶ ُﻣْﺴﻠﻢ‬ƒَYَ Jَôَ‫»ﺧَﺮة َوَﻣْﻦ َﺳ‬.ْ‫ﺎ َوا‬:َْ¹¸‫ا•ﱡ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍِ ِ ِ
َ
َ ُ َْ َ َ َْ َ
‫( ﻋْﻮِن أِﺧﻴِﻪ‬Fِ ‫ن اﻟﻌْﺒﺪ‬vu ‫ﻋْﻮِن اﻟﻌْﺒِﺪ َﻣﺎ‬

Artinya: Ubaid bin Asbat bin Muhammad Al-Qurashi menceritakan kepada kami,
ayahku menceritakan kepadaku, dari Al-Amash, dia berkata, aku memberitahunya,

dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Barangsiapa yang

meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan


duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di
akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang
mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan
(urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang
muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong
saudaranya.”
Diriwayatkan oleh Tirmidzi [Hasan Shahih: Sunan Abu Daud (no. 4295), Sunan
Ibnu Majah (no. 221), Targhib Wat Tarhib Mundziri (no. 343, 877, 972).

َ َ َ
ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫ُ َﱠ ْ ُ َ ﱡ َ ﱠ‬ َ َ ْ ُْ ُ َْ ُ َ َ ‫َﱠ‬
‫ أِ&( ﻋﻦ ِﻫﺸﺎِم ﺑِﻦ ﺳﻌٍﺪ ﻋﻦ زﻳِﺪ ﺑِﻦ‬BSِ‫ ¿ﺪﺛ‬:(ïِ ‫•ﻤِﺪ اﻟﻘﺮ‬œ ‫ﻴﺪ ﺑﻦ أﺳﺒﺎط ﺑِﻦ‬-‫ﺎ ﻋ‬ÁÀ‫¿ﺪ‬
ْ ُ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ
َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ
b. ‫ اﻟﻤﺴِﻠﻢ اﺧﻮ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ‬: ‫ ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﷺ‬:‫ ﻋﻦ أِ&( ﺻﺎِﻟٍﺢ ﻋﻦ أ&( ﻫﺮ‹ﺮة ﻗﺎل‬،‫أﺳﻠﻢ‬

َ ْ‫َ َ ٌ ْ ُ ُ ََ ُُ َ َُ ُ ﱠ‬ ْ َ َ ْ ‫َ ُ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ ُ ُﱠ‬
‫ اﻟﺘﻘﻮى‬،‫ ودﻣﻪ‬ª•‫¶ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ ﺣﺮام ِﻋﺮﺿﻪ وﻣﺎ‬ƒY ‫ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ‬õu ª• ‫ﺬ‬åä b.‫ َو‬،‫ َﻳﻜِﺬﺑﻪ‬b.‫ﻮ ﻧﻪ َو‬åä
ْ ُ ْ ُ
ْ ُ َ َ َ َْ ْ َ ‫َ ﱠ‬ ْ ‫•ْﺴﺐ ا‬ö َ َ ُ َ
َ ْ ُ
.«‫ﺎه اﻟﻤﺴِﻠﻢ‬O‫•ﺘِﻘَﺮ أ‬ä ‫ أن‬eِّø‫ئ ِﻣﻦ اﻟ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻣ‬
ٍ ِ ِ ِ ‫ﻫ ﺎﻫ ﻨ ﺎ‬
Artinya: Ubaid bin Asbath bin Muhammad al-Qurasyi menyampaikan kepada kami
dari ayahnya, dari Hisyam bin Sa'd, dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih dari Abu

12
Hurairah bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda "Seorang muslim itu saudara bagi muslim

yang lain. Dia tidak mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya, dan juga tidak
melentarkannya. Seorang muslim itu haram atas muslim lainnya untuk mengganggu
kehormatannya, hartanya, dan tidak pula menumpahkan darahnya. Takwa itu
berada disini (beliau menunjuk dadanya), cukuplah seseorang itu (dianggap)
berbuat keburukan apabila dia menghina saudaranya sesama muslim.8

Hadits Bukhari Nomor 2262

‫َ َ ﱠ‬ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ ُْ ََ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ْ
َ َ ُ َ َ
‫( ¿ﺎﺟِﺘِﻪ‬Fِ ‫ن اﷲ‬vu ‫( ¿ﺎﺟِﺔ أِﺧﻴِﻪ‬Fِ ‫ن‬vu ‫ِﻠﻤﻪ وﻣﻦ‬úì b.‫ ﻳﻈِﻠﻤﻪ و‬b. ‫اﻟُﻤْﺴِﻠُﻢ أﺧﻮ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ‬
ْ ُ

ً ْ ُ ََ َ ْ ََ َ َ ْ َْ ُ ً َ ْ ُ ُ ْ َ ُ ‫ُ ْ َ ً َﱠ َ ﱠ‬ َ َ َ
َ
‫ ﻣﺴِﻠﻤﺎ‬Jô‫َوَﻣْﻦ ﻓﱠﺮج ﻋْﻦ ُﻣْﺴِﻠٍﻢ ﻛﺮﺑﺔ ﻓﺮج اﷲ ﻋﻨﻪ ﻛﺮﺑﺔ ِﻣﻦ ﻛﺮﺑﺎِت ﻳﻮِم اﻟِﻘﻴﺎﻣِﺔ وﻣﻦ ﺳ‬
ُ ْ

َ ْ َ ْ ‫ََُ ﱠ‬
ُ ‫ه ا‬Jô‫َﺳ‬
‫ﷲ َﻳﻮم اﻟِﻘﻴﺎﻣِﺔ‬
َ

Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak
menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu
kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang
menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu
kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat. Dan siapa yang
menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari
qiyamat”.

D. Menggunjing dan Mengadu Domba


Shahih Bukhari Nomor 5596
َ
َ َ ْ َ ُ َ َ ‫َ َ ْ َ ﱠ َ َ ُﱠ‬ َ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ ‫َﱠ َ َ ُ َُ ْ َﱠ‬
‫ﺎ ﺳﻔﻴﺎن ﻋﻦ ﻣﻨﺼﻮٍر ﻋﻦ ِإﺑﺮاِﻫﻴﻢ ﻋﻦ ﻫﻤﺎٍم ﻗﺎل ﻛﻨﺎ ﻣﻊ ¿ﺬﻳﻔﺔ‬ÁÀ‫ﺎ أﺑﻮ ﻧﻌﻴٍﻢ ¿ﺪ‬ÁÀ‫¿ﺪ‬
َ ُ َُ
‫ﱠ‬ ‫َ َ َُ ﱠ َ ُ ً َْ َ ُ َْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َُ ُ َ ْ َ ُ َ ْ ُ ﱠ‬
b. ‫ ﷺ ﻳﻘﻮل‬BA‫ ¿ﺬﻳﻔﺔ ﺳِﻤﻌﺖ اﻟﻨ‬ª• ‫ ﻋﺜﻤﺎن ﻓﻘﺎل‬²Ç‫•ِﺪﻳﺚ ِإ‬T‫ ﻳﺮﻓﻊ ا‬po|‫ ِإن ر‬ª• ‫ﻓِﻘﻴﻞ‬
ِ
ٌ ‫ْ ُ ُ ْ َﱠ َ َ ﱠ‬
‫ﻨﺔ ﻗﺘﺎت‬UT‫ﻞ ا‬O‫َﻳﺪ‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada
kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari Hammam dia berkata; "Kami pernah

8
Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Jami’ At-Tirmidzi (Ensiklopedia Hadits) (Almahira 2013), h.654.

13
bersama Hudzaifah, lalu di beritahukan kepadanya bahwa ada seseorang yang
merafa'kan (menyandarkan) hadits kepada Utsman, lantas Hudzaifah berkata kepada

orang tersebut; "Saya mendengar Nabi ‫ ﷺ‬bersabda: "Tidak akan masuk surga orang

yang suka mengadu domba."


Diriwayatkan oleh Bukhari [Shahih: Shahih Muslim (no. 152), Bulughul Mahram (no.
1534), Sunan Abu Daud (no. 4228)].

Muslim Nomor 2589


ُ ََْ ُُْ ُ َ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ ْ َ َ ْ ََ َ َ
َ ْ ُ َ ْ ُ َ ‫َ ْ َ ُ ْ َ َﱠ‬
،‫ﻠﻢ‬Y‫ أ‬ª•‫ اﷲ و رﺳﻮ‬:‫ﺒﺔ ؟ ﻗﺎﻟﻮا‬i‫ أﺗﺪرون ﻣﺎ اﻟِﻐ‬:‫ﷲ ﷺ ﻗﺎل‬ ِ ‫ﻋﻦ أِ&ْ( ﻫَﺮ‹َﺮة أن رﺳﻮل ا‬

ْ َ َ ْ َ َ ُْ َُ َ ْ َ َ َ ْ َ َْ َ ََ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ
‫ن ِﻓ×ِﻪ‬vu ‫ ِإن‬:‫ْ( ﻣﺎ أﻗﻮل ؟ ﻗﺎل‬ý‫ْ( أ‬Fِ ‫ن‬vu ‫ أﻓﺮأﻳﺖ ِإن‬:‫ ﻓِﻘﻴﻞ‬،‫ﺎك ِﺑﻤﺎ ﻳﻜﺮه‬O‫ ِذﻛﺮك أ‬:‫ﻗﺎل‬

ُ ‫َُ ُ َ َ ْ ﱠ‬ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُ َُ
‫ َو ِإن ﻟْﻢ َﻳﻜْﻦ ِﻓْ×ِﻪ َﻣﺎ ﺗﻘْﻮل ﻓﻘﺪ َﺑَﻬﺘﻪ‬،‫ْﺒﺘﻪ‬É‫َﻣﺎ ﺗﻘْﻮل ﻓﻘِﺪ اﻏ‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah ‫ﷺ‬

bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Lalu sahabat berkata: “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda: “Engkau menyebut saudaramu
tentang apa yang dia benci”. Beliau ditanya: “Bagaimana pendapatmu jika apa

yang aku katakan benar tentang saudaraku?” Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda: “Jika

engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah


ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka
engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.”

ْ َ َْ َ ََ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُُ ُ َ َ ُ ‫ََ ْ ُ َ َ ْ َ ُ َ ُ ﱠ‬
‫ﺎك ِﺑﻤﺎ ﻳﻜﺮه ِﻗﻴﻞ أﻓﺮأﻳﺖ ِإن‬O‫ﻠﻢ ﻗﺎل ِذﻛﺮك أ‬Y‫ أ‬ª•‫ﺒﺔ ﻗﺎﻟﻮا اﷲ ورﺳﻮ‬i‫أﺗﺪرون ﻣﺎ اﻟِﻐ‬
َ َ
ُ ‫َ ُ ُ َ َ ْ َ َ ﻓ َ َ ُ ُ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ﻓ َ َ ْ َ َﱠ‬ َ َ
‫ﺒﺘﻪ وِإن ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ِ ×ِﻪ ﻓﻘﺪ ﺑﻬﺘﻪ‬É‫ن ِ ×ِﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﻮل ﻓﻘﺪ اﻏ‬vu ‫( ﻣﺎ أﻗﻮل ﻗﺎل ِإن‬ýِ‫( أ‬Fِ ‫ن‬vu

Artinya: “Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah & Rasul-Nya
yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu kamu-sekalian menceritakan tentang
saudaramu yg menjadikannya tak suka.” Lalu ditanyakan pada dia, “Lalu bagaimana
apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya
ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang kau-sekalian katakan itu
sesuai dengan realita maka kamu-sekalian sudah meng-ghibahinya. Dan apabila

14
ternyata tak sesuai dengan realita dirinya maka kamu-sekalian sudah berdusta atas
namanya (berbuat buhtan).” (H.R. Muslim).

َ َُ َ َ ُ ُْ َ َْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ
b.‫وا َو‬JُIِّ‫ ﺗﻌ‬b.‫ َو‬ÎIْ‫ ﺗﺆذوا اﻟُﻤْﺴِﻠِﻤ‬b. ‫ ﻗﻠِﺒِﻪ‬²Ç‫ ِ"ْﻳﻤﺎن ِإ‬.‫ َﻣْﻦ آَﻣَﻦ ِﺑِﻠَﺴﺎﻧِﻪ َوﻟْﻢ َﻳﻔ ِﺾ ا‬eَø‫َﻳﺎ َﻣﻌ‬
ْ َ
ُ ْ َ َْ ُ ‫َﱠ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َﱠ‬ َ َ ‫ﱠ‬ ُ ‫َﱠ‬ َ ُ ‫َﱠ‬
‫ﺒِﻊ اﷲ ﻳﻔﻀﺤﻪ‬É‫ﺒﻊ اﷲ ﻋﻮرﺗﻪ وﻣﻦ ﻳ‬É‫ِﺒْﻊ ﻋْﻮَرة أِﺧﻴِﻪ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ ﺗ‬É‫ ْﻢ ﻓِﺈﻧﻪ َﻣْﻦ َﻳ‬$ِ #ِ ‫ِﺒﻌﻮا ﻋْﻮَرا‬É‫ﺗ‬
َ ْ ُ ْ

ْ َ ْ َ َ َُ
ªِ©ِ¿‫( ﺟﻮِف ر‬F ‫ َوﻟﻮ‬ª•

Artinya:“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yg belum hingga ke


dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian
menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang
mencari-cari malu saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya.
Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya
walaupun di dalam rumahnya.” (H.R. At Tirmidzi).

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama yang mengatur hubungan hamba dengan Rabbnya sekaligus hubungan
antar hamba dengan keserasian dan keselarasan yang sempurna. Sikap ramah terhadap
tetangga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa melihat golongan, suku
dan Agama. Tetangga merupakan orang-orang yang terdekat yang umumnya merekalah
orang pertama yang mengetahui jika ditimpa musibah dan paling dekat untuk dimintai
pertolongan dalam kesulitan. Oleh karena itu, hubungan antar tetangga harus senantiasa
diperbaiki. Saling menyambung tali silaturrahim antara tetangga merupakan perbuatan
terpuji, karena hal itu akan melahirkan kasih sayang antara satu dengan yang lainnya.
Dalam Syari’at Islam dinyatakan bahwa tanda kesempurnaan Iman dan Islam adalah
berlaku baik kepada tetangga dan tidak menyakitinya apalagi sampai mengunjing dan
mengadu domba.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, Imam. Adabul Al-Mufrad Ensiklopedi Hadits-Hadits Adab, t.t., h.63-68.


Darussalam, A. 2017 “Wawasan Hadis Tentang Silaturahmi” Tahdis Vol.08 No.02: h.118.
Fatimah, Siti. 2017. “Silaturahim Menurut Hadis Nabi SAW (Suatu Kajian Tahlili)”
Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, h.25-32.
Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Abu Isa. 2013 Jami’ At-Tirmidzi (Ensiklopedia Hadits)
(Almahira), h.654.
Marwiyanti, Reni. 2023 “Keutamaan Menyambung Tali Siltaturahmi menurut hadis,” UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, h.51.
Maidin, Sabir. 2017 “Keutamaan Hidup Bertetangga (Suatu Kajian Hadis),”Jurnal Al-
Qadau Vol.04 No.02, h.206.
Wardah Shomita, Latifani. 2011. Skripsi: “Penerapan Hadis Nabi SAW Tentang Etika
Bertetangga”. Jakarta: UIN Jakarta 2011. Hal 4-5.
Ya' qub, Hamzah. Etika Islam. (Bandung: CV. Diponegoro, 1996). hal 155.

17

Anda mungkin juga menyukai