Hadis Maudhu'i Kel.5
Hadis Maudhu'i Kel.5
Hadis Maudhu'i Kel.5
PERSAUDARAAN
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Hadis Maudhu’i
Dosen Pengampu:
Dr. Sofian Effendi, S.Th.I, M.A
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hadis Maudhu’i yang berjudul Silaturahmi
Hubungan Dengan Tetangga Dan Persaudaraan. Makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang hadis-hadis Nabi dengan tema silaturahmi hubungan
dengan tetangga dan persaudaraan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sofian Effendi, S.Th.I, M.A
selaku dosen mata kuliah Hadis Maudhu’i yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami, juga kepada semua pihak yang telah
bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
(Pemateri)
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
B. Memuliakan Tetangga, Doa dan Ancaman Bagi Yang Tidak Membuat Aman
Tetangganya ............................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hadis-hadis tentang keutamaan dan pahala silaturahmi, dosa dan ancaman
memutuskan silaturahmi?
2. Apa saja hadis-hadis tentang memuliakan tetangga, doa dan ancaman bagi yang
tidak membuat aman tetangganya?
3. Apa saja hadis-hadis tentang persaudaraan sesama muslim?
4. Apa saja hadis-hadis tentang menggunjing dan mengadu domba?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang keutamaan dan pahala silaturahmi, dosa dan
ancaman memutuskan silaturrahmi.
2. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang memuliakan tetangga, doa dan ancaman
bagi yang tidak membuat aman tetangganya.
3. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang persaudaraan sesama muslim.
4. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang menggunjing dan mengadu domba.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Silaturahmi berasal dari kata #" ﺻyang artinya hubungan atau menghubungkan.
perempuan atau kerabat. Asal katanya dari Ar-Rahmah (kasih sayang). Kata ini
digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena dengan adanya hubungan rahim
atau kekerabatan itu, orang-orang berkasih sayang. Selain bermakna kasih sayang, kata
Ar-Rahim juga mempunyai arti sebagai peranakan (rahim) atau kekerabatan yang
masih ada pertalian darah (persaudaraan). Sehingga dengan begitu kata silaturahmi
dapat diartikan pula sebagai hubungan atau menghubungkan kekerabatan atau
persaudaraan.1
َ َ َ َ
َ َ َ ْ َ ُ َ ّ ْ ْ َ ; َ َ َ ﱠ َ َْ ْ َ ْ ُ َ
: ِه ﻓﻘﺎلJِI( ﻣِﺴFِ ﷺ وﻫﻮBAﺎ ﻋﺮض ِ=ﻠﻨ:ِ9ﻧﺼﺎِري أن أﻋﺮا/.ﻋْﻦ أِ&( أﻳﻮب ا
َ ّ
ِ ِ ِ
ُ ُْ َ ُ ُ َْ َ َ َ ﱠ ُ َ ُ َ َ َ ْ َﱠ ُ ّ َُ َ ْ ْ َ
ك ِﺑِﻪeِdc b. ( ِﻣﻦ ا[\ﺎِر ﻗﺎل ﺗﻌﺒﺪ اﷲ وQﺪ ِ YِﺎXW ﻨِﺔ وﻣﺎUT ِﻣﻦ اBSِ( ﻣﺎ ﻳﻘ ِﺮﺑQJِ PِOأ
ُ َ َ َ ُْ َ ﱠ ُ ًْ َ
.ة َوﺗِﺼﻞ اﻟﱠﺮِﺣَﻢvu( اﻟﱠﺰsة َوﺗ ِﺆpoﺌﺎ َوﺗِﻘﻴُﻢ اﻟﺼiﺷ
1
A. Darussalam, “Wawasan Hadis Tentang Silaturahmi” Tahdis Vol.08 No.02 2017 (2017): h.118.
3
Al-Adabul Mufrod Nomor 47
َ ُ َ
َ ُ َ ْ َُ َ َ ﱠ
َﻚ َو أَﺑﺎَك و َ ّ َ َ َ َ َ َ َْ َُْ
أﻣ: َﻳﺎ َرُﺳْﻮل اﷲ ﻣﻦ أﺑﺮ؟ ﻗﺎل: ﻗﺎل | ِﺪي:ُﺐ ْﺑﻦ َﻣﻨﻔﻌﺔ ﻗﺎلiyu
ٌُ ُ َ ٌ َ َ ٌ َ َ ﱠ َ
َ َ َ َ َ ﱞ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ
Š• „ ذاك ﺣﻖ واِﺣﺐ و رِﺣﻢ ﻣﻮ ﺻﻮƒِك ا•ِ‚ي ﻳb.ﺎك و ﻣﻮOاﺣﺘﻚ و أ
4
[Albani (34) Shahih ash-Shahihah no ( 3177). Abdul Baqi Al-Bukhari: 55
Kitab Al- Washaya, 11- Bab "Hal Yadkhulu an-Nisawa al-Walad Fi Al-
Aqarib." Muslim: 1 Kitab Al-Iman hadits (348). Dalam Dhaif Adabud
Mufrad (hal48) Al-Albani mengkritik Abdul Bagi yang menyandarkan
hadits ini pada Al-Bukhari. Di mana beliau berkata "Beliau menyandarkan
hadits ini pada Al-Bukhari tidaklah tepat karena Imam Al-Bukhari sendiri
memiliki redaksi yang lain yang semisalnya, dan tidak terdapat dalamnya
kalimat Balal." 49 Albani (35) Shahib At Targhib no. (2741). Abdul Baqi
Al-Bukhari: 65- Kitab Az-Zakat].
َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ
ُ َ َ ُ َﱠ ُ َ
ª• و ﺛﺮى ﻣﺎªِ©ِ|( أFِ Bَ¨ِ§ ﻪ¢¡ِ¦ َرﱠﺑﻪ َو َوﺻﻞ َر¥ َﻣﻦ اﺗ:ﻋِﻦ اْﺑِﻦ ﻋَﻤَﺮ ﻗﺎل
َ
ُُ َْ ُ َ َ
ª©َواﺣﱠﺒﻪ اﻫ
َ َ ْ ْ َ َ ُْ َُ َْ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ
ُ َ ُ ُ ﱠ ْ َ
(Fِ ª• ﺴﻂ-ه أن ﻳe¬ ﷲ ﷺ ﻳﻘﻮل ﻣﻦ ِ ﻋﻦ أِ&( ﻫَﺮ‹َﺮة ﻗﺎل ﺳِﻤﻌﺖ رﺳﻮل ا
َ َ َ
ُ َ َ ْ ََْ ََ ُ ً َ ُ ْ ْ
ﻪ¢¡( أﺛﺮه ﻓﻠﻴﺼﻞ رFِ ª• ِرزِﻗِﻪ أو ﻳ›ﺴﺎ
2
Imam Bukhari, Adabul Al-Mufrad Ensiklopedi Hadits-Hadits Adab, t.t., h.63-68.
5
Berdasarkan penjelasan hadis di atas bahwa betapa pentingnya hubungan
silaturahim antar sesama. Hal ini juga bisa diartikan bahwa hak saling
mengasihi dan menyayangi dan silaturahim tidak terbatas pada kerabat,
tetapi sesama makhluk ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, sangat penting
bagi kita semua untuk menyadari bahwa bahwa silaturahim tidak hanya
tampilan lahiriah belaka, akan tetapi harus melibatkan pula aspek hati.
Dengan kombinasi amalan lahiriah dan amalan hatinya, kita akan memiliki
kekuatan untuk bisa menjalin silaturahim dengan lebih baik3. Apabila
seseorang mengunjungi kita dan kita membalas mengunjunginya, hal
semacam ini sudah biasa terjadi dan tidak membutuhkan kekuatan mental
yang kuat. Akan tetapi, apabila ada orang yang tidak pernah bersilaturahim
kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang
disebut silaturahim. Karena silaturahim ini juga merupakan amal shalih
yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia
dan akhirat. Dan menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah swt
memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik
yang segera maupun yang tertunda.4
ُ ُ ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ َﱠ َ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َﱠ
ﻞO ﻳﺪb. : ﻳﻘﻮلJIه أﻧﻪ ﺳِﻤﻊ رﺳﻮل ﷺ أن ﺟﺒJPO ﺑﻦ ﻣﻄﻌﻢ أJIأن ﺟﺒ
َ َ َ ْ َﱠ
ﻨﺔ ﻗﺎِﻃﻊ رِﺣِﻢUTا
silaturahmi.
3
Reni Marwiyanti, “Keutamaan Menyambung Tali Siltaturahmi menurut hadis,” UIN Sunan Gunung Djati
Bandung 2023, h.51.
4
Siti Fatimah, “Silaturahim Menurut Hadis Nabi SAW (Suatu Kajian Tahlili)” Fakultas Ushuluddi Filsafat dan
Politik UIN Alauddin Makassar2017, h.25-32.
6
[Albani (45) Shahih-Shahih Abu Dawud (1488) dan Ghayat al-Maram (407)
Abdul Baqi (Al-Bukhari : 78-Kitab Al-Adab, 11- Bab "Itsm Al-Qathi
Muslim: 45- Kitab Al-Birr wa Ash Shilah wa Al-Adab, hadis18 dan 19)].
َ َ َ ُ َْ َ َ َ ْ َ َ ﱠ ﱠ َ َ
َْ َُ ُْ َ ﱠ ﱠ َ
¶ ﻗﻮِمƒY لµِ´ ﺗb. ﺔ¢¡ ِإن اﻟﺮ: ﷺ ﻗﺎلBA ﻳﻘﻮل ﻋِﻦ اﻟﻨ²Fﷲ ْﺑِﻦ أِ&( أو
ْ ّ ِ ﻋْﺒِﺪ ا
ِ ِ
َ
ِﻓْﻴِﻬْﻢ ﻗﺎِﻃُﻊ َر
Artinya: Abdullah bin Abu Aufa bertutur dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
"Sesungguhnya rahmat itu tidak akan turun pada suatu kaum yang di
dalamnya ada orang yang memutuskan tali silaturahim”.
[Albani (14) Dhaif- adh-Dhaifah no. (1456)].
َ َ ّ َُ ْ َ َ َْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ
ﻣﺎ ِﻣﻦ ذﻧٍﺐ ا ِﺣِﺮ أن ﻳﻌ ِﺠﻞ اﷲ ِﻟﺼﺎِﺣِﺒِﻪ:ﻋﻦ أِ&( ﺑﻜَﺮة ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﷺ
َ َ ُ ُْ
َْ َ َْ َ ُْ ْ ُ ُ ﱡ ْ َ َ َ َ َﱠ
¾½»ِﺧﺮِة ِﻣﺜﻞ ﻗِﻄﻴﻌِﺔ اﻟﺮ ِﺣِﻢ واﻟﺒ.( اFِ ª• ﺎ ﻣﻊ ﻣﺎ ﻳﺪ ِﺧﺮ:¹¸•( اF اﻟﻌﻘﻮَﺑﺔ
ﱠ َ
ِ
Artinya: Dari Abu Bakrah ia berkata, "Rasulullah ﷺbersabda, Tidak ada
َ
ُﺎ ُﺳْﻔَﻴﺎُن ْﺑﻦÁََÀ َ¿ﱠﺪ:b.( َﻗﺎÃﺎ اْﺑُﻦ أ&( ُﻋَﻤَﺮ َوَﺳﻌﻴُﺪ ْﺑﻦ َﻋْﺒﺪ اﻟﱠﺮْﺣَﻢ اْﻟَﻤْﺤُﺮوÁÀ¿ﺪ
ِ ِ ِ ِ
َ َ
ُ َﻓَﻌﺎَدهBﱞŶ أُﺑﻮ ]اﻟّﺮﱠداد[ ا=ﱠﻠْﻴÄَ اْﺷَﺘ: َﻋْﻦ أ&( َﺳَﻠَﻤَﺔ ﻗﺎل،ْﻴَﻨَﺔ َﻋﻦ اﻟﱡﺰْﻫﺮّي-َُﻋ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
7
َ َ
ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ُ َﱠ َ َ ْ ُ َ
•ﻤٍﺪ ﻓﻘﺎل ﻋﺒﺪœ ِﻠﻤﺖ أﺑﺎY ﻫﻢ وأوﺻﻠﻬﻢ ﻣﺎJIO :ِﻦ َﺑﻦ ﻋْﻮٍف ﻓﻘﺎل¢¡ﻋْﺒﺪ اﻟﱠﺮ
َ
َ َ ُ َ ََ َُ َ ﱠ ُ ُ َ ﱠ ُ ْ َ ْ
أﻧﺎ اﷲ وأﻧﺎ: ²Çﺎَرك وﺗﻌﺎXÆ ﷲ ))ﻗﺎل ا:ﷲ ﷺ َﻳﻘﻮل ِ َﺳِﻤﻌﺖ َرُﺳﻮل ا:ِﻦ¢¡اﻟﱠﺮ
ُ ُْ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ َْ َ َ ْ
¦ ﻓَﻤْﻦ َوﺻﻠَﻬﺎ َوﺻﻠﺘﻪ َوَﻣْﻦÈِﻠﻘﺖ اﻟﱠﺮِﺣَﻢ َوﺷﻘﻘﺖ ﻟَﻬﺎ ِﻣﻦ ِاْﺳO ،ُﻦ¢¡اﻟﱠﺮ
ُ َﱡ َ َ َ
ﺘﻪÉﻗﻄﻌَﻬﺎ َﺑ
B. Memuliakan Tetangga, Doa dan Ancaman Bagi Yang Tidak Membuat Aman
Tetangganya
1. Memuliakan Tetangga
Shahih Bukhari Nomor 5560
َ
َ ُ ْ ْ ٌ َ َ َﱠ َ َ ﱠْ ُ َ َ َﱠ َﱠ َ َ َ ُ ﱠ
(&ِﱡي ﻋْﻦ أJِP َﺳِﻌﻴﺪ اﻟَﻤﻘBSِﺚ ﻗﺎل ¿ﺪﺛiﺎ ا=ﻠÁÀﷲ ْﺑُﻦ ُﻳﻮُﺳﻒ ¿ﺪ ِ ﺎ ﻋْﺒﺪ اÁÀ¿ﺪ
َ ُ
َ َ َﱠ َ ﱠ َ َْ َ ْ َ َ ْ َ َ َُ ْ َ َ َ َ ّ َ َْ ُ
ﷺBAﻢ اﻟﻨyÏ ﺗÎI¿ِ ﻨﺎيiت ﻋeÌْﻳٍﺢ اﻟﻌﺪِوي ﻗﺎل ﺳِﻤﻌﺖ أذﻧﺎي وأﺑeَÐ
ﱡ
ِ ِ
ْ َ َ َ ْ َْ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ﱠ
ن ُﻳﺆِﻣُﻦvu »ِﺧِﺮ ﻓﻠُﻴﻜِﺮْم |ﺎَرُه َوَﻣْﻦ.ﷲ َواﻟَﻴْﻮِم ا
ِ ن ُﻳﺆِﻣﻦ ِﺑﺎvu ﻓﻘﺎل ﻣﻦ
َ َ َُْ ْ ْ َ َْ ُ َ َ َ ُ َ َ ََ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ ﱠ ْ ْ ْ ﱠ
ﷲ ﻗﺎل ِ »ِﺧِﺮ ﻓﻠﻴﻜِﺮم ﺿﻴﻔﻪ |ﺎِﺋﺰﺗﻪ ﻗﺎل وﻣﺎ |ﺎِﺋﺰﺗﻪ ﻳﺎ رﺳﻮل ا.ﷲ َواﻟَﻴﻮِم ا ِ ِﺑﺎ
8
َ َ ْ َ َ ْ َ َ ٌ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ٌ َ َ ْ َ ٌ َ ّ َ َ ُ َ َ َ ُ َﱠ
نvu ×ِﻪ وﻣﻦÖY ن وراء ذِ=ﻚ ﻓﻬﻮ ﺻﺪﻗﺔvu ﺛﺔ أﻳﺎٍم ﻓﻤﺎpo واﻟ ِﻀﻴﺎﻓﺔ ﺛŠ©ﻳﻮم وﻟﻴ
َ ْ
ْ ُ ْ َ ْ ًْ َ ْ ََُْ ْ ْ ُ ﱠ
ا أو ِﻟﻴﺼﻤﺖJIO »ِﺧِﺮ ﻓﻠﻴﻘﻞ.ﷲ َواﻟَﻴْﻮِم ا
ِ ُﻳﺆِﻣﻦ ِﺑﺎ
bersabda seperti itu. Hal ini dimaksudkan supaya kita selalu menjaga
hubungan baik dengan tetangga kita. Hal ini seperti firman Allah Swt dalam
QS An-Nisa ayat 36:
َْٰ َ ٰ ْ ُْ ْ َ َْ ﱠÛْ َ ُ ُْ َ Ø
ً َ ْ ْ
¦Èﺘi واﻟ²& ِاﺣﺴﺎﻧﺎ وِﺑِﺬى اﻟﻘﺮÞِݸِ• وِﺑﺎﻟﻮاÜﻛﻮا ِﺑٖﻪ ﺷﻴـeِdc b.ﷲ َو
ٰ ﱠ َ َواْﻋُﺒُﺪوا ا
ْ ْ ْ ْ
َْﻴﻞۙ َوﻣﺎ-ْ› ۢﺐ َواْﺑﻦ اﻟﱠﺴUَTُ›ﺐ َواﻟﱠﺼﺎﺣﺐ ﺑﺎUُTﺎر اUَT َوا²ٰ&ﺎر ذى اْﻟُﻘْﺮUَT َواÎIَْواْﻟَﻤٰﺴﻜ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً ْ ُ َ ً َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ُ ﱡØ َ َ َ ْ َْ َ ُ ُ ْ ﱠ
ۙ ﻓﺨﻮراb.ﺘﺎåœ نvu •ﺐ ﻣﻦä ِ b. ﻜﻢۗ ِان اﷲâﻜﺖ اﻳﻤﺎŸﻣ
9
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri”.5
5
Latifani Wardah Shomita. Skripsi: “Penerapan Hadis Nabi SAW Tentang Etika Bertetangga”. Jakarta: UIN
Jakarta 2011. Hal 4-5.
6
Sabir Maidin, “Keutamaan Hidup Bertetangga (Suatu Kajian Hadis),”Jurnal Al-Qadau Vol.04 No.02 2017,
h.206.
7
Hamzah Ya' qub. Etika Islam. (Bandung: CV. Diponegoro, 1996). hal 155.
10
َ َ
ُْﺐ ْﺑُﻦ إْﺳَﺤﺎَق َﻋْﻦ اْﺑﻦ أ&( ذْﺋﺐ َﻋﻦiَْوُﻋْﺜَﻤﺎُن ْﺑُﻦ ُﻋَﻤَﺮ َوأُﺑﻮ َﺑْﻜﺮ ْﺑُﻦ َﻋﱠﻴﺎش َوُﺷَﻌ
ٍ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
َ
َ ََْ ُ َ ُ ْ ْ
ّي ﻋْﻦ أِ&( ﻫﺮ‹ﺮةJِPاﻟَﻤﻘ
ِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ashim bin Ali telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu Dzi'ib dari Sa'id dari Abu Syuraih bahwasanya Nabi
ﷺbersabda: "Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi
Allah tidak beriman." Ditanyakan kepada beliau; "Siapa yang tidak beriman
wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Yaitu orang yang tetangganya tidak
merasa aman dengan gangguannya." Riwayat ini dikuatkan pula oleh
Syababah dan Asad bin Musa. Dan berkata Humaid bin Al Aswad, Utsman
bin Umar, Abu Bakr bin 'Ayyasy dan Syu'aib bin Ishaq dari Ibnu Abu Dzi'b
dari Al Maqburi dari Abu Hurairah.”
Diriwayatkan oleh Bukhari [Shahih: Shahih Muslim (no. 66), Musnad
Ahmad (no. 8078), Shahih Ibn Hibban (no. 510)].
Artinya: Menceitakan kepada kami Khalad bin Yahya mengabarkan kepada kami
Sufyan dari Abi Burdah bin Abdillah bin Abi Burdah dari kakeknya dari Abu Musa
lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” kemudian
beliau menganyam jari jemarinya.”
Diriwayatkan oleh Bukhari [Shahih: Shahih Ibn Hibban (no. 231), Musnad Abu Yala
(no. 7379), Syuabul Imam Baihaqi (no. 7762)].
11
Sunan Tirmidz Nomor 1853
َ َ َ َ
َ ُ ّْ ُ َ َ َْ ْ ْ َ ْ ُ َﱠ ْ ُ َ ﱡ َ ﱠ ُ َ ُ َ َ َﱠ
(&ِﻋﻤِﺶ ﻗﺎل ¿ ِﺪﺛﺖ ﻋﻦ أ/. أِ&( ﻋﻦ اBSِ( ¿ﺪﺛïِ•ﻤٍﺪ اﻟﻘﺮœ ْﻴﺪ ْﺑُﻦ أﺳﺒﺎِط ﺑِﻦ-ﺎ ﻋÁÀ¿ﺪ
ْ َ َ ْ
ُ َ
ﱡ ْ َ َﱠ ًَْ ُ َ َ َ َ َ ْ َﱠ ُ ََْ َ َ ْ ﱠ َ َ
ﺎ ﻧﻔﺲ:¹¸• ﷺ ﻗﺎل ﻣﻦ ﻧﻔﺲ ﻋﻦ ﻣﺴِﻠٍﻢ ﻛﺮﺑﺔ ِﻣﻦ ﻛﺮِب اBAﺻﺎِﻟٍﺢ ﻋْﻦ أِ&( ﻫﺮ‹ﺮة ﻋﻦ اﻟﻨ
َ َ ْ ْ ُ ْ ّ
ِِ
َ َ ُ ﱡ ْ َ َﱠ ﱠ ْ َ َ َ ْ ُ ً ُ ُ ْ َ ُﱠ
(Fِ ْ×ِﻪÖY ﷲ اeَòì ﺎ:¹¸•( اFِ eٍóِ¶ ُﻣﻌƒY eَòﱠì ﷲ ﻋﻨﻪ ﻛْﺮَﺑﺔ ِﻣْﻦ ﻛَﺮِب َﻳْﻮِم اﻟِﻘَﻴﺎَﻣِﺔ َوَﻣْﻦ ا
(Fِ ﷲ ُ »ﺧَﺮة َواﱠ.ْﺎ َوا:َْ¹¸( ا•ﱡF ْ×ﻪÖَYَ ﷲ ُ اﱠJَôَﺎ َﺳ:َْ¹¸( ا•ﱡF ¶ ُﻣْﺴﻠﻢƒَYَ Jَôَ»ﺧَﺮة َوَﻣْﻦ َﺳ.ْﺎ َوا:َْ¹¸ا•ﱡ
ِ ِ ِ ِ ِ ٍِ ِ ِ
َ
َ ُ َْ َ َ َْ َ
( ﻋْﻮِن أِﺧﻴِﻪFِ ن اﻟﻌْﺒﺪvu ﻋْﻮِن اﻟﻌْﺒِﺪ َﻣﺎ
Artinya: Ubaid bin Asbat bin Muhammad Al-Qurashi menceritakan kepada kami,
ayahku menceritakan kepadaku, dari Al-Amash, dia berkata, aku memberitahunya,
dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺbersabda, “Barangsiapa yang
َ َ َ
ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َﱠ ْ ُ َ ﱡ َ ﱠ َ َ ْ ُْ ُ َْ ُ َ َ َﱠ
أِ&( ﻋﻦ ِﻫﺸﺎِم ﺑِﻦ ﺳﻌٍﺪ ﻋﻦ زﻳِﺪ ﺑِﻦBSِ ¿ﺪﺛ:(ïِ •ﻤِﺪ اﻟﻘﺮœ ﻴﺪ ﺑﻦ أﺳﺒﺎط ﺑِﻦ-ﺎ ﻋÁÀ¿ﺪ
ْ ُ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ
َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ
b. اﻟﻤﺴِﻠﻢ اﺧﻮ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ: ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﷺ: ﻋﻦ أِ&( ﺻﺎِﻟٍﺢ ﻋﻦ أ&( ﻫﺮ‹ﺮة ﻗﺎل،أﺳﻠﻢ
َ َْ َ ٌ ْ ُ ُ ََ ُُ َ َُ ُ ﱠ ْ َ َ ْ َ ُ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ ُ ُﱠ
اﻟﺘﻘﻮى، ودﻣﻪª•¶ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ ﺣﺮام ِﻋﺮﺿﻪ وﻣﺎƒY اﻟﻤﺴِﻠِﻢõu ª• ﺬåä b. َو، َﻳﻜِﺬﺑﻪb.ﻮ ﻧﻪ َوåä
ْ ُ ْ ُ
ْ ُ َ َ َ َْ ْ َ َ ﱠ ْ •ْﺴﺐ اö َ َ ُ َ
َ ْ ُ
.«ﺎه اﻟﻤﺴِﻠﻢO•ﺘِﻘَﺮ أä أنeِّøئ ِﻣﻦ اﻟ ﺮ ﻣ
ٍ ِ ِ ِ ﻫ ﺎﻫ ﻨ ﺎ
Artinya: Ubaid bin Asbath bin Muhammad al-Qurasyi menyampaikan kepada kami
dari ayahnya, dari Hisyam bin Sa'd, dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih dari Abu
12
Hurairah bahwa Rasulullah ﷺbersabda "Seorang muslim itu saudara bagi muslim
yang lain. Dia tidak mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya, dan juga tidak
melentarkannya. Seorang muslim itu haram atas muslim lainnya untuk mengganggu
kehormatannya, hartanya, dan tidak pula menumpahkan darahnya. Takwa itu
berada disini (beliau menunjuk dadanya), cukuplah seseorang itu (dianggap)
berbuat keburukan apabila dia menghina saudaranya sesama muslim.8
َ َ ﱠ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ ُْ ََ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ْ
َ َ ُ َ َ
( ¿ﺎﺟِﺘِﻪFِ ن اﷲvu ( ¿ﺎﺟِﺔ أِﺧﻴِﻪFِ نvu ِﻠﻤﻪ وﻣﻦúì b. ﻳﻈِﻠﻤﻪ وb. اﻟُﻤْﺴِﻠُﻢ أﺧﻮ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ
ْ ُ
ً ْ ُ ََ َ ْ ََ َ َ ْ َْ ُ ً َ ْ ُ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ ً َﱠ َ ﱠ َ َ َ
َ
ﻣﺴِﻠﻤﺎJôَوَﻣْﻦ ﻓﱠﺮج ﻋْﻦ ُﻣْﺴِﻠٍﻢ ﻛﺮﺑﺔ ﻓﺮج اﷲ ﻋﻨﻪ ﻛﺮﺑﺔ ِﻣﻦ ﻛﺮﺑﺎِت ﻳﻮِم اﻟِﻘﻴﺎﻣِﺔ وﻣﻦ ﺳ
ُ ْ
َ ْ َ ْ ََُ ﱠ
ُ ه اJôَﺳ
ﷲ َﻳﻮم اﻟِﻘﻴﺎﻣِﺔ
َ
Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak
menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu
kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang
menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu
kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat. Dan siapa yang
menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari
qiyamat”.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada
kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari Hammam dia berkata; "Kami pernah
8
Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Jami’ At-Tirmidzi (Ensiklopedia Hadits) (Almahira 2013), h.654.
13
bersama Hudzaifah, lalu di beritahukan kepadanya bahwa ada seseorang yang
merafa'kan (menyandarkan) hadits kepada Utsman, lantas Hudzaifah berkata kepada
orang tersebut; "Saya mendengar Nabi ﷺbersabda: "Tidak akan masuk surga orang
ْ َ َ ْ َ َ ُْ َُ َ ْ َ َ َ ْ َ َْ َ ََ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ
ن ِﻓ×ِﻪvu ِإن:ْ( ﻣﺎ أﻗﻮل ؟ ﻗﺎلýْ( أFِ نvu أﻓﺮأﻳﺖ ِإن: ﻓِﻘﻴﻞ،ﺎك ِﺑﻤﺎ ﻳﻜﺮهO ِذﻛﺮك أ:ﻗﺎل
ُ َُ ُ َ َ ْ ﱠ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ُ َُ
َو ِإن ﻟْﻢ َﻳﻜْﻦ ِﻓْ×ِﻪ َﻣﺎ ﺗﻘْﻮل ﻓﻘﺪ َﺑَﻬﺘﻪ،ْﺒﺘﻪÉَﻣﺎ ﺗﻘْﻮل ﻓﻘِﺪ اﻏ
bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Lalu sahabat berkata: “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda: “Engkau menyebut saudaramu
tentang apa yang dia benci”. Beliau ditanya: “Bagaimana pendapatmu jika apa
ْ َ َْ َ ََ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُُ ُ َ َ ُ ََ ْ ُ َ َ ْ َ ُ َ ُ ﱠ
ﺎك ِﺑﻤﺎ ﻳﻜﺮه ِﻗﻴﻞ أﻓﺮأﻳﺖ ِإنOﻠﻢ ﻗﺎل ِذﻛﺮك أY أª•ﺒﺔ ﻗﺎﻟﻮا اﷲ ورﺳﻮiأﺗﺪرون ﻣﺎ اﻟِﻐ
َ َ
ُ َ ُ ُ َ َ ْ َ َ ﻓ َ َ ُ ُ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ﻓ َ َ ْ َ َﱠ َ َ
ﺒﺘﻪ وِإن ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ِ ×ِﻪ ﻓﻘﺪ ﺑﻬﺘﻪÉن ِ ×ِﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﻮل ﻓﻘﺪ اﻏvu ( ﻣﺎ أﻗﻮل ﻗﺎل ِإنýِ( أFِ نvu
Artinya: “Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah & Rasul-Nya
yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu kamu-sekalian menceritakan tentang
saudaramu yg menjadikannya tak suka.” Lalu ditanyakan pada dia, “Lalu bagaimana
apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya
ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang kau-sekalian katakan itu
sesuai dengan realita maka kamu-sekalian sudah meng-ghibahinya. Dan apabila
14
ternyata tak sesuai dengan realita dirinya maka kamu-sekalian sudah berdusta atas
namanya (berbuat buhtan).” (H.R. Muslim).
َ َُ َ َ ُ ُْ َ َْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ
b.وا َوJُIِّ ﺗﻌb. َوÎIْ ﺗﺆذوا اﻟُﻤْﺴِﻠِﻤb. ﻗﻠِﺒِﻪ²Ç ِ"ْﻳﻤﺎن ِإ. َﻣْﻦ آَﻣَﻦ ِﺑِﻠَﺴﺎﻧِﻪ َوﻟْﻢ َﻳﻔ ِﺾ اeَøَﻳﺎ َﻣﻌ
ْ َ
ُ ْ َ َْ ُ َﱠ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َﱠ َ َ ﱠ ُ َﱠ َ ُ َﱠ
ﺒِﻊ اﷲ ﻳﻔﻀﺤﻪÉﺒﻊ اﷲ ﻋﻮرﺗﻪ وﻣﻦ ﻳÉِﺒْﻊ ﻋْﻮَرة أِﺧﻴِﻪ اﻟﻤﺴِﻠِﻢ ﺗÉ ْﻢ ﻓِﺈﻧﻪ َﻣْﻦ َﻳ$ِ #ِ ِﺒﻌﻮا ﻋْﻮَراÉﺗ
َ ْ ُ ْ
ْ َ ْ َ َ َُ
ªِ©ِ¿( ﺟﻮِف رF َوﻟﻮª•
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama yang mengatur hubungan hamba dengan Rabbnya sekaligus hubungan
antar hamba dengan keserasian dan keselarasan yang sempurna. Sikap ramah terhadap
tetangga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa melihat golongan, suku
dan Agama. Tetangga merupakan orang-orang yang terdekat yang umumnya merekalah
orang pertama yang mengetahui jika ditimpa musibah dan paling dekat untuk dimintai
pertolongan dalam kesulitan. Oleh karena itu, hubungan antar tetangga harus senantiasa
diperbaiki. Saling menyambung tali silaturrahim antara tetangga merupakan perbuatan
terpuji, karena hal itu akan melahirkan kasih sayang antara satu dengan yang lainnya.
Dalam Syari’at Islam dinyatakan bahwa tanda kesempurnaan Iman dan Islam adalah
berlaku baik kepada tetangga dan tidak menyakitinya apalagi sampai mengunjing dan
mengadu domba.
16
DAFTAR PUSTAKA
17