Anda di halaman 1dari 116

PEMBINAAN ROHANI ISLAM DIMAJELIS TA’LIM

JAWAHIRUL MA’ANI AL-BANJARI KECAMATAN


RANTAU BADAUH

SKRIPSI

Oleh :
MAISYARAH
190104020147

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
BANJARMASIN
1444 H / 2022 M
PEMBINAAN ROHANI ISLAM DIMAJELIS TA’LIM
JAWAHIRUL MA’ANI AL-BANJARI KECAMATAN
RANTAU BADAUH

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Menyelesaikan Program Strata Satu

Oleh :
Maisyarah
190104020147

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS


DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI JURUSAN BIMBINGAN
DAN PENYULUHAN ISLAM BANJARMASIN

1444 H/2022 M

ii
PERNYATAAN DAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maisyarah

NIM 190104020147

Tempat/Tgl. Lahir : Sei Bambam, 09 April 2000

Jurusan/ Program Studi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Menyatakan dengan yang sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pembinaan Rohani

Islam Di Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh” adalah

benar-benar karya saya, kecuali kutipan Yang disebut sumbernya. Apabila di kemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil plagiat, saya

bersedia menerima sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Banjarmasin,
Yang membuat Pernyataan

Maisyarah

iii
PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul : Pembinaan Rohani Islam Dimajelis Ta’lim Jawahirul


Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh

Ditulis Oleh : Maisyarah

Nim 190104020147

Jurusan/Prodi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam


Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Tahun Akademik : 2022

Alamat : JL. H. M. Yunus Desa Sei Bamban Rt. 1

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan, kami dapat menyetujui untuk


dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Antasari Banjarmasin.

Banjarmasin,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Siti Rahmah, M.Ag Anwar Fuadi, MA


NIP. 196802121993032005 NIP. 198403012019031009
Mengetahui,

Ketua jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Anita Ariani, S.Ag M.Pd.I


NIP. 197603062005012008

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, segala puji bagi Allah Swt, Tuhan sekalian alam. Shalawat

beriringan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw, juga kepada

seluruh kerabat, sahabat beliau sekalian. Suatu keberkahan yang sangat layak

disyukuri, karena dengan berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pembinaan Rohani Islam di Majelis

Ta’lim Jawahirul Ma’ani al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan dan dukungan

lahir maupun batin sehingga selesailah skripsi ini. Oleh karena itu, di dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mujibur Rahman, MA sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin.

2. Bapak Dr. H. Akhmad Sagir, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Antasari Banjarmasin

3. Ibu Anita Ariani, S.Ag, M.Pd.I sebagai Ketua Jurusan Bimbingan

dan PenyuluhanIslam.

4. Ibu Dra. Hj. Siti Rahmah, M. Ag sebagai Pembiming I dan Bapak

Anwar Fuady, MA sebagai pembimbing II yang membantu saya

v
dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak, Ibu, kakak-kakak, adik dan semua saudara yang memberikan

dukungan, semangat, dan arahan selama masa studi.

6. Sosok yang menyayangi peneliti yang selalu memberikan support dan

doa.

7. Keluarga besar Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya angkatan

2019, dukungan dan supportnya selama ini.

8. Semua pihak yang sudah memberikan bantuan secara langsung

maupun tidak langsung dalam segala bentuk demi selesainya penelitian

skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Banjarmasin, Desember 2022

Penulis

vi
KATA PERSEMBAHAN
Alhamdulillah. Dengan segala puja dan puji syukur bagi Allah
SWT yang tak terhingga yang telah meridhoi dan mengabulkan do’a
hanya atas izin dan karuniaNyalah maka sekripsi ini dapat selesai
pada waktunya. Tak lupa saya haturkan shalawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Kupersembahkan skripsi ini teruntuk orang tua. Kepada abah


Alm Suriani dan mama Misbah yang sangat saya sayangi, yang selama
ini memberikan dukungan kasih sayang, materi dan doa yang tiada
henti untuk kesuksesan saya, sebab tiada kata seindah selain
lantunan do’a dan tiada do’a yang khusuk selain do’a yang terucap
dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk
membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan
bukti dan cinta saya untuk kalian abah dan mama.

Kepada seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi saya


ucapkan terimakasih banyak yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan motivasi agar saya dapat menyerahkan segala tugas
yang diberikan khususnya kepada ibu Dra. Hj. Siti Rahmah, M. Ag
sebagai Pembimbing I dan Bapak Anwar Fuady, MA pembimbing II
yang telah meluangkan waktu untuk menuntun, mengarahkan saya
serta memberikan membimbing dan pelajaran maupun motivasi yang
tidak ternilai harganya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
karya yang sederhana ini.

Kepada kakak dan adik-adik saya tersayang Nur Anisa,


Norharman, Suci Arapah dan M. Aziz yang selalu senantiasa
memberikan dukungan, semangat dan doa untuk sampai detik ini,
perhatian dan kasih sayang kalian adalah memberi kobar semangat
untuk membuat kalian bangga. Terimakasih dan sayangku untuk
kalian semua.

Kepada teman-teman seperjuangan yang saya sayangi BPI


2019 yang telah banyak membantu, memberi do’a dukungan serta
motivasi, saya ucapkan terimakasih banyak, semoga kita semua
sukses dunia dan diakhirat aamiin.

vii
Motto

“Jangan pernah menyalahkan siapapun dalam hidupmu”

“Orang baik memberimu kebahagian”

“Orang terburuk memberimu pelajaran”

“Dan orang-orang terbaik”

“Memberimu kenangan”

“Fokuslah dengan dirimu sendiri”

“Menjadi baik, berbuat baik, selalu yang terbaik”

viii
ABSTRAK

Maisyarah, 2022. Pembinaan Rohani Islam di Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani


AL- Banjari Kecamatan Rantau Badauh Skripsi Jurusan Bimbingan dan
penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Pembimbing
: (I) Dra. Hj. Siti Rahmah, M. Ag dan (II) Anwar Fuady, MA

Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa pembinaan rohani Islam itu adalah


pembaruan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Maolani pembinaan didefinisikan sebagai
upaya pendidikan baik yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah dan
bertanggung jawab dalam rangka menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan
dasar-dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan bakat serta kemampuannya. Sebagai bekal untuk
selanjutnya atas sendiri untuk menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya,
sesamanya maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu, optimal dan
menjadi pribadi yang mandiri.
Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pembinaan
Rohani Islam di Majlis Ta’lim Jawairul Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh
dan Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Rohani Islam di
Majlis Ta’lim Jawairul Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), penulis
melakukan observasi untuk menggali data yang terkait dengan pembinaan rohani
Islam di majelis ta’lim Jawahirul ma’ani al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh.
Penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa guru, jamaah dan sebagian
masyarakat yang mengikuti pembinaan rohani Islam di majelis ta’lim Jawahirul
ma’ani al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh.
Hasil penelitian ini adalah pembinaan rohani Islam di majelis ta’lim
Jawahirul ma’ani al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh sesuai bentuk susunan
kegiatan yang ada yaitu pembacaan tahlil dan yasin, sholat magrib berjamaah,
pembacaan maulid dengan tarbang, sholat isya berjamaah dan terakhir yaitu
Pembinaan rohani Islam dengan materi ceramah Agama yang membuat hati, jiwa,
rohani dan pikiran jamaah menjadi tenang semakin kuat ibadahnya kepada Allah
SWT. Dan ada juga dari Majelis talim yang menyediakan air dan telur penerang
hati yang sudah dibacakan langsung oleh guru, manfaat sebagai terapi kerohanian,
jiwa dan pikiran menjadi lebih tenang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Hasil dari penjualan air sama telur itu tadi untuk pembangunan Majelis
ta’lim. Karena waktu sudah lumayan lama dalam kegiatan tersebut maka sesi Tanya
jawab kepada pembimbing atau guru dengan jamaah tidak ditiadakan,tetapi diluar
kegiatan di Majelis ta’lim ini beliau mempersilahkan kepada jamaah atau
masyarakat yang ingin bertanya masalah pribadi mereka langsung kerumah beliau
dengan ajaran syariat Islam Al- Quran dan Hadis.

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Transliterasi yang dipakai dalam pedoman penelitian skripsi ini


adalah pedoman Transliterasi Arab-Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1988.

1. ‫ا‬ : A 16. ‫ط‬ : Th


2. ‫ب‬ : B 17. ‫ظ‬ : Zh
3. ‫ث‬ : T 18. ‫ع‬ : „
4. ‫ث‬ : Ts 19. ‫غ‬ : Gh
5. ‫ج‬ : J 20. ‫ف‬ : F
6. ‫ح‬ : H 21. ‫ق‬ : Q
7. ‫خ‬ : Kh 22. ‫ك‬ : K
8. ‫د‬ : D 23. ‫ه‬ : L

9. ‫ذ‬ : Dz 24. ً : M

10. ‫ر‬ : R 25. ً : N

‫ز‬
: ً
:
11. Z 26. W

12. ‫ش‬
: S 27. ً
: H
: :
13. ‫ش‬ Sy 28. ‫ء‬ „

‫ص‬
: ‫ي‬
:
14. Sh 29. Y

15 ‫ض‬ : Dh

Mad dan Diftog


1. Fathah panjang : Â/â

2. Kasrah panjang : Î/î

3. Dhamma panjang : Û/û

x
4. ‫̊أ‬ : Aw

5. ‫أي‬ : Ay

Catatan:
1. Konsonan yang bersyaddah ditulis
dengan
rangkap.
Misalnya;‫ با‬ditulisrabbanâ.

2. Vokal panjang(mad);

Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î,


serta

dammah(baris di
depan)ditulisdenganû.Misalnya;‫اىقارعت‬ditulisal- qâri„ah,
ً 9 ً < 9
‫ ًا هسا ك‬ditulisal-masâkîn,‫ ًًا هفيح‬ditulisal-muflihûn.

3. Kata sandang alif + lam(‫)اه‬

Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya; ‫ً ًاىنافر‬


ditulis al- kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah,
huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya; ‫اىر جاه‬
ditulis ar-rijâl.
~
4. Ta‟ marbûthah(ً )
‫ اهبقر ة‬ditulisal-
Bila terletak
di akhir
kalimat,
ditulish,
misalnya;

baqarah. Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; ‫ ا ًىاىسماة‬ditulis


zakât al-mâl, atau ‫ رًسةا ًىساء‬ditulis sûrat an-Nisâ`.

5. Penelitian kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya,


ً
Misalnya; ‫ ً ˛ًاهرازق ًي ًخ‬dituliswa huwa khairar-Râziqîn.
xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul
PERNYATAAN DAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................. iii

PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................................................................... iv

PENGESAHAN ..................................................................................................................... 4

TIM PENGUJI ...................................................................................................................... 5

KATA PENGANTAR............................................................................................................11

KATA PERSEMBAHAN .......................................................................................................12

Motto ...............................................................................................................................13

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ..................................................................15

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 1

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 4

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... 5

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ 6

BAB I.......................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 5

D. Signifikasi Penelitian ....................................................................................................... 5

E. Definisi Operasional ....................................................................................................... 6

F. Penelitian Terdahulu ...................................................................................................... 7

G. Sistematika Penulisan .................................................................................................... 9

BAB II ................................................................................................................................11

xii
KAJIAN TEORI ................................................................................................................... 11

A. Pembinaan ...............................................................................................................11

1. Pengertian Pembinaan .............................................................................................11

2. Prinsip-prinsip Pembinaan Rohani Islam ......................................................................17

3. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam .........................................................................18

4. Tujuan Pembinaan Rohani Islam ..................................................................................19

B. Majelis Ta’lim ...............................................................................................................20

1. Pengertian Majelis Ta’lim .............................................................................................20

2. Fungsi atau Peran Majelis Ta’lim ..................................................................................25

3. Faktor Penunjang dan Penghambat .............................................................................28

4. Tujuan Majelis Ta’lim ...................................................................................................29

5. Metode Majelis Ta’lim..................................................................................................29

BAB III ................................................................................................................................. 1

METODE PENELIAN ............................................................................................................ 1

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................................ 1

1. Jenis Penelitian ........................................................................................................... 1

2. Objek Penelitian ............................................................................................................. 2

3. Lokasi Penelitian............................................................................................................. 2

B. Data dan Sumber Data ................................................................................................... 2

1. Data ................................................................................................................................ 2

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 4

D. Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................................................ 5

E. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................................................... 7

BAB IV ..............................................................................................................................38

PEMBAHASAN ..................................................................................................................38

xiii
A. Hasil Penelitian ............................................................................................................ 38

1. Gambaran Umum Lokasi penelitian .............................................................................38

2. Pembinaan Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-banjari ................................................52

B. Pembahasan.................................................................................................................64

1. Pembinaan Rohani Islam di Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari .......................64

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Rohani Islam di Majelis Ta’lim


Jawahirul Ma’ani Al-Banjari..............................................................................................71

BAB V ...............................................................................................................................76

PENUTUP..........................................................................................................................76

A. Simpulan ......................................................................................................................76

B. Saran-saran ..................................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................78

LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................................80

PEDOMAN WAWANCARA ................................................................................................81

PEDOMAN DOKUMENTASI ...............................................................................................83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................................86

xiv
DAFTAR GAMBAR

4.1 Acara majelis ta’lim berlangsung ......................................................... 71

4.2 Acara majelis ta’lim berlangsung .......................................................... 71

4.3 Guru Husen Kaderi memberi pembinaan ............................................. 72

4.4 Jama’ah perempuan dalam mengikuti majelis ta’lim ........................... 73

4.5 Lokasi pembinaan rohani Islam dimajelis ta’lim ................................. 73

4.6 Bersama dengan pembakal desa Sungai Gampa Asahi ......................... 88

4.7 Bersama dengan guru pembinaan majelis ta’lim ................................... 89

xv
DAFTAR TABEL

4.1 Luas dan Pemanfaatan Tanah ................................................................ 40

4.2 Jumlah penduduk Desa Sungai Gampa Asahi ............................................. 41

4.3 Jumlah penduduk tingkat usia .............................................................. 42

4.4 Perkembangan penduduk berdasarkan pendidikan terakhir ................. 43

4.5 Angka putus sekolah ................................................................................. 44

4.6 Jumlah pekerjaan penduduk .................................................................. 45

4.7 Perkembangan perekonomian .............................................................. 46

4.8 Jumlah siswa menurut jenjang pendidikan ........................................... 47

4.9 Sumberdaya di Desa Sungai Gampa Asahi ................................................ 48

4.10 Sumber daya alam .................................................................................... 49

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Observasi ....................................................................... 82

Lampiran 2: Pedoman Wawancara ..................................................................... 83

Lampiran 3: Pedoman Dokumentasi ................................................................... 84

Lampiran 4: Pedoman Responden....................................................................... 86

Lampiran 5: Poto-poto .................................................................................... 88

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

penelitian, Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna yang

diperuntukkan bagi semua orang. Ini mengajarkan individu dan masyarakat

bagaimana menjalani hidup mereka dari perspektif alam, spiritual, duniawi, dan

spiritual aqidah atau suatu kepercayaan kepada Allah SWT Tauhid,

keperibadian secara rituan yaitu ibadah, tata perilaku atau ibadah, dalam

masyarakat muamalah.

Sebaliknya, ketundukan, ketaatan, atau pasrah itulah yang dimaksud Islam

menurut pengertian (bahasa) etimologis. Sementara itu, absolut merujuk pada

dua konsep dalam syari'at (terminologi): Pertama, makna Islam meliputi semua

agama ushul (pokok) dan furu' (cabang), serta semua aspek 'aqidah ibadah,

keyakinan, perkataan. , dan perbuatan ketika dinyatakan sendiri tanpa kata

iman. Sebagaimana firman Allah SWT tentang Nabi Ibrahim As, pemahaman

ini menunjukkan bahwa Islam secara lisan mengakui, meyakini dengan hati,

dan berduka atas segala sesuatu yang telah ditentukan dan ditakdirkan.1

Karena agama memungkinkan manusia untuk membedakan antara yang

baik dan yang buruk, itu adalah pedoman manusia yang harus dimiliki oleh

setiap orang. Mengenai agama, ia memiliki cakupan ajaran yang sangat luas

1
Ar raghib Isfahani, Murad Alfazil Quran (Darul Kutub al ilmiyah, 2021). h, 423.

dan sangat dibutuhkan oleh manusia karena dapat memberikan pengajaran,


2

pengalaman, dan pedoman untuk menjalani kehidupan. Agama adalah Islam,

dan setiap muslim wajib berdakwah, yang ditujukan kepada seluruh manusia.

Dalam perintah dakwah ditemukan dalam Firman Allah SWT surah Al

Imran ayat 104 yang berbunyi:

ِ ‫اْل ِْي ويأْمرو َن بِالْمعرو‬


ً ‫ف َويَْن َه ْو َن َع ِن الْ ُمْن َك ِر‬ ِ
ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َْْ ‫َولْتَ ُك ْن ِّمْن ُك ْم اَُّمةٌ يَّ ْدعُ ْو َن ا ََل‬
‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن‬ ٰۤ
َ ‫َواُول ِٕى‬

Artinya : Dan Hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang


menyeru kepada kebajikan menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang mungkar. Merek itulah orang- orang yang
beruntung.2(Q.S, Ali Imran: 104)

Maruf merupakan suatu kebaikan yang diperintahkan agama untuk

bermanfaat kepada kebaikan individu. Sedangkan perbuatan yang mungkar

apabila setiap sesuatu keburukan dilarang agama sangat merusak kehidupan

individu dan masyarakat.

Kata minkum dalam ayat dianggap berisi tab'id perhatian (bagian), agar

hukum dakwah menjadi fardhu kifayah. Sebagian ulama lain justru

menganggapnya sebagai bertentangan, namun pada hakikatnya justru

melengkapi, yang mana makna al- bayan mau menerima spesialisasi kepada

kaum muslim dalam berdakwah.

Al-Jalalain menjelaskan dalam Tafsir bahwa yang dia maksud ketika

mengatakan “kebajikan” adalah agama Islam. “Karena memberikan tuntunan

yang menunjukkan jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam merupakan

2
‘QuranKemenagInMsWord_v2’.
3

bentuk tuntunan dakwah yang harus disampaikan” Menjadi manusia yang dapat

membangun spiritualitasnya dengan sebaik-baiknya, agar menjadi manusia

yang berguna dan beruntung.3

Pembinaan merupakan suatu proses bantuan kepada individu atau

kelompok akan dilakukan secara berkesinambungan untuk membantu

masyarakat memahami kondisi dirinya sendiri sehingga secara wajar dapat

mengarahkan diri dan bertindak sesuai dengan tuntutan lingkungan dan

masyarakat secara keseluruhan. Karena mencari hidayah adalah langkah awal

untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian seseorang, maka setiap

manusia perlu mendapatkan hidayah, baik secara umum maupun melalui

hidayah spiritual Islam.

Kamus bahasa Indonesia menggunakan etimologi "spiritual" untuk

menjelaskan spiritual: roh yang berhubungan dengan yang tak berwujud

kejiwaan individu yang terbentuk dalam kehidupan manusia dengan Allah SWT

untuk mewujudkan budi pekerti individu dengan hubungan manusia sesame

manusia dengan ajaran islam al-Quran dan hadis.

Pembinaan rohani Islam memainkan peran penting dalam proses

membangun komunitas. Ini juga merupakan proses memberikan dukungan

spiritual kepada roh atau jiwa agar mereka dapat hidup sesuai dengan petunjuk

dan ketentuan Tuhan, sehingga mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun

di akhirat. Bisa juga disebut sebagai upaya mencapai kondisi mental dengan

maksud untuk memudahkan penyembuhan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

3
jalaludin As Suyuti Muhammad, Tafsir Jalalain (Jeddah: Haramain, 2007). h. 58.
4

pembimbing rohani (kyai) melakukan pembinaan kerohanian Islami, yaitu

proses mengajarkan nilai-nilai Islami (spiritual) kepada penderita untuk

membantu mereka memperkuat keimanan dan mentalitasnya agar dapat

menghadapi penyakit dan sembuh lebih cepat.

Keperluan masyarakat dari segi biopsikososil spiritual ini mendorong

pihak pembinaan rohani Islam atau guru (alim ulam). Dalam berdasarkan latar

belakang diatas, pentingnya pembinaan rohani Islam kepada masyarakat

(jamaah) didalam majelis ta’lim. Maka menarik penelitian untuk melakukan

penelitian lebih mendalam yang dititik beratkan pada seorang guru (alim ulama)

H. Husin Kaderi yang dengan rendah hati ikut dalam memberikan pembinaan

rohani Islam kepada jamaah. Yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah

tulisan bentuk skripsi dengan judul “Pembinaan Rohani Islam di Majlis

Ta’lim Jawairul Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penilaian

dapat dirumuskan dengan sebagai berikut;

1. Bagaimana Pembinaan Rohani Islam di Majlis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari Kecamatan Rantau Badauh?

2. Sehubungan dengan pertumbuhan spritual Islam di Majlis Ta'lim Jawahirul

Ma'ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh, apa faktor pendukung dan

penghambatnya?
5

3. Pertumbuhan Spiritual Islam di Kecamatan Rantau Badauh Majlis Ta'lim

Jawahirul Ma'ani Al-Banjari Perkembangan Spiritual Islam di Majlis Ta'lim

Jawairul Ma'ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh: Faktor Pendukung

dan Penangkal Signifikansi Penelitian Temuan penelitian ini diperlukan

untuk lebih memfokuskan pada arah dan tujuan penelitian. Ada manfaat

teoretis dan praktis dari penelitian ini. Secara teoritis, diharapkan bahwa

penelitian ini akan berkontribusi pada pengetahuan yang ada bagi mereka

yang ingin memperluas pemahaman mereka tentang Bimbingan Spiritual.

Praktis dapat digunakan sebagai komponen

C. Tujuan Penelitian

Kajian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Pembinaan Rohani Islam di Majlis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari

Kecamatan Rantau Badauh.

b. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Rohani Islam di

Majlis Ta’lim Jawairul Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh.

D. Signifikasi Penelitian

Signifikansi Penelitian Temuan penelitian ini diperlukan untuk lebih

memfokuskan pada arah dan tujuan penelitian. Ada manfaat teoretis dan praktis

dari penelitian ini.

Praktis dapat digunakan sebagai komponen

1. Secara Teoritis
6

diharapkan bahwa penelitian ini akan berkontribusi pada pengetahuan yang

ada bagi mereka yang ingin memperluas pemahaman mereka tentang

Bimbingan Spiritual.

2. Secara Praktis

a. Praktis dapat digunakan sebagai komponen

informasi tambahan kepada pembinaan Rohani Islam dalam membina

mad’u di Majelis.

b. Sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa untuk mendalami tentang

pembinaan rohani Islam.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional Istilah-istilah berikut didefinisikan oleh penulis

sebagai pedoman untuk lebih fokus pada penelitian selanjutnya dan untuk

menghindari kesalahpahaman dan kesalahan dalam menafsirkan judul dan

masalah yang akan penulis teliti:

1. pembinaan diartikan sebagai “pembinaan” dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia. pembaharuan, kerja.” Sebaliknya, istilah “pembinaan” berasal

dari akar kata bahasa Arab “bina”, yang berarti “membangkitkan.” kegiatan

yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang lebih

baik. di Majlis Ta 'lim Jawairul Ma'ani Al-Banjari Desa Sungai Gampa

Asahi Kecamatan Rantau Badauh KAB dengan upaya memasyarakatkan

spiritualitas Islam Barito Kalimantan Selatan untuk meningkatkan kualitas

manusia yang beriman, bertaqwa yang dilakukan oleh berbagai tokoh agama

yang ada.
7

2. Pembinaan Rohani Islam

Dalam membantu pertolongan akan diberikan setiap individu maupun

kelompok untuk menghindari kesulitan- kesulitan kehidupan dalam

kegiatan dilakukan oleh seseorang dalam rangka membantu orang lain yang

mengalami masalah spiritual di lingkungan tempat tinggalnya. Bimbingan

spiritual pada Majelis Ta'lim Jawahirul Ma'ani Al-Banjari di Desa Sungai

Gampa Asahi Kecamatan Rantau Badauh Kerajaan Asyur. Barito Kalsel

Berdasarkan keyakinan umat Islam bahwa Al-Qur'an dan Hadits

memberikan pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan segala

aktivitasnya sehari-hari.

3. Majelis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah Majelis Ta'lim.

Organisasi, Lembaga Sebagai Musyawarah Pengajian dan Majlis Ulama

adalah Perhimpunan Daerah Non Legislatif yang beranggotakan Ulama

Islami yang memiliki berulang-ulang atau teratur dalam masyarakat yang

banyak dalam rangka pembinaan rohani jamaah Majlis Ta’lim Jawairul

Ma’ani Al-Banjar Desa Sungai Gampa Asahi berada di wilayah KAB

kecamatan Rantau Badauh. Barito Kuala Kalimantan Selatan, dengan

ketakwaan dan keimanan yang lebih besar kepada Allah SWT.

F. Kerangka Berpikir

Penjelasan singkat mengenai gejala-gejala yang menjadi fokus masalah penelitian

diberikan oleh kerangka berpikir. Sistem dalam kajian ini dimulai dari peningkatan keislaman

dalam pembinaan rohani Islam di majelis taklim jawahirul ma’ani kecamatan Rantau Badauh

hingga keduniawian.

Majelis Taklim Jawahir Rohmani Al banjari kecamatan Rantau badauh tersusun dengan

unsur-unsur dalam proses pelaksanaan yang ada dan dalam membina dakwah dalam bentuk
8
spiritual yaitu melalui metode bil lisan, bil kitabah, dan bil hal Adapun materi yang berkaitan

dengan aqidah sesuatu keyakinan, Syariah, tentang hukum dan terakhir materi akhlak. Melalui

pembinaan rohani Islam memiliki cara yang baik untuk membina perkembangan spritual Islam

dengan membaca Yasin dan Tahlilan, membaca Sholawat dan terkhir ceramah agama. Adapun

pembinaan rohani Islam dimajelis tersebut dengan air minum dan telur yang sudah dibacakan

doa penarang hati oleh guru yang membawakan ceramah agama.

Semua kegiatan pembinaan spritual Islam yang dilakukan oleh para pembimbing dalam

penelitian ini ditujukan kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Rantau Badauh dan

sekitarnya yang membutuhkan arahan. Mereka juga diperlihatkan kepada masyarakat umum

sehingga mereka dapat menghasilkan hasil yang positif dan bertahan lama untuk diri mereka

sendiri agar menjadi lebih baik dan mempraktekkan apa yang diajarkan dilakukan diamalkan

dalam kegiatan sehari-hari.

- Bil Lisan
Metode - Bil
Kitabah
- BIl Hal
Pembinaan
Rohani Islam
Dimajelis Taklim
- Aqidah Jama’ah dan
Jawahirul Ma’ani Dai Materi masyarakat
Al-banjari - Syariah
umum
- Akhlak

Secara
Media langsung tatap
muka dengan
jama’ah dan
live streaming
You Tube
G. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu lalu telah menjadi bahan referensi dalam penelitian

pelaksanaan pemajuan dunia Islam di Majalis Ta'lim. Inilah tiga tesis

sebelumnya:
9

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lini Astalina (1001340977), mahasiswa

IAIN Antasari Banjarmasin jurusan Bimbingan dan Konseling Islam,

melakukan penelitian yang berjudul “Bimbingan Rohani Islam dalam

pembinaan Keagamaan melalui Halaqah kelas 7 SMPIT Ukhuwah

Banjarmasin” pada tahun 2014. Penelitiannya membawanya pada

kesimpulan bahwa siswa kelas VII SMP IT Ukhuwah Banjarmasin secara

rutin mengikuti bimbingan rohani Islam pada hari Senin sebagai bagian dari

program tersebut. Metode pendidikan didasarkan pada ajaran Nabi dan

didukung dengan penggunaan media yang ada. Materi mingguan menarik

bagi anak-anak, dan mereka belajar hal baru darinya. Penelitian di atas

hampir identik dengan penelitian penulis, tetapi ada perbedaannya

penelitiannya tidak ada bimbingan individualnya sedangkan pada

penelitian penulis ada.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nuh Elsa, Mahasiswi “Implementasi

Bimbingan Kerohanian Islam Melalui Ruqyah Syar’iyyah di Pondok Sehat

Al Wahida Kota Banjarmasin” disampaikan pada Jurusan Bimbingan dan

Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Antasari

Banjarmasin Tahun 2014. Melihat konsekuensi kajian tersebut, maka

cenderung diduga bahwa pelaksanaan syariat Islam melalui Ruqiyah

Syar'iyyah di Pondok Solid Al Wahida Kota Banjarmasin memiliki 3

tahapan. Fase sebelum, selama, dan setelah ruqiyah Dalam penelusuran di

atas, meskipun sisi positif dakwah hampir sama, namun artikel kajian dan

strategi yang digunakan unik.


10

3. Penelitian yang dilakukan Halimah Sa'diyah, mahasiswa UIN Antasari

Banjarmasin, melakukan penelitian di Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam 2017. Dengan judul

“Aktivitas Bimbingan Rohani Islam dalam membantu Kesembuhan pasien

di Rumah Sakit Tk.III Dr. R Soeharsono Banjarmasin”. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam dapat dibagi

menjadi tiga kategori yaitu peringatan PHBI, kunjungan pasien, dan

ceramah keagamaan di bulan Ramadhan. Penelitian diatas hampir sama

tentang menyampaikan nilai-nilai dakwah namun yang diteliti oleh penulis

berbeda tempat dan bentuk-bentuk bimbingannya tidak memiliki faktor

penghambat atau keunikan.

H. Sistematika Penulisan

Sistem Penulisan Penulis akan menyajikan sistematika karya ini dalam

tiga bab, dan isi bab-bab tersebut antara lain:

BAB I : Latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan

penelitian, signifikansi, definisi operasional,

penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan. dalam

pendahuluan.

BAB II : Pada bab ini, Kajian Teori menjelaskanpermasalahan

penelitian.

BAB III : Menguraikan Jenis dan Pendekatan Penelitian,Subjek

dan Objek Penelitian, Lokasi Penelitian, Data dan

Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data,


Analisis Data, dan Pengecekan Keabsahan Data

adalah contoh-contoh metode penelitian.

BAB IV : Pembahasan hasil penelitian, selain gambaran umum

lokasi penelitian dan analisis data.

BAB V : penutup, di dalamnya terdapat kesimpulan.


12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan
Dalam Kata bahasa Arab “bana” yang berarti “membangun” merupakan

akar kata “pembinaan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Setelah itu

dibakukan ke dalam bahasa Indonesia dengan akhiran “an” dan awalan “pe”

menjadi “coaching” yang artinya memperbaharui untuk mencapai hasil yang

lebih baik.4

Menurut Maolani, pelatihan dicirikan sebagai upaya belajar yang layak

yang dilakukan dengan sengaja, teratur, terarah dan penuh perhatian untuk

mengembangkan, membimbing dan menumbuhkan dasar-dasar karakter yang

wajar, tidak bercela dan disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan

seperti yang ditunjukkan oleh karunia dan kemampuan. Untuk pengaturan

berikut itu sendiri untuk menambah, meningkatkan dan memupuk dirinya

sendiri, di mana pun iklimnya adalah untuk mencapai rasa hormat, kualitas,

ideal untuk menjadi orang yang dapat diandalkan. 5

Mangunhardjana mengklaim bahwa pembinaan dapat dilakukan

dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:6

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet ke 2

(Jakarta: Balai Pustaka, 1992). h. 117

5
L Pasaribu Simanjuntak, B. I, Membina Dan Menymbangkan Genarasi MUDA

(Bandung: Tarsito, 1990). h. 84

6
Mangunhardjono, Pembinaan, Arti Dan Metode (Yogyakarta: Kanimus, 1986). h. 17
13

a. Pendekatan informatif (informative approach), khususnya bagaimana

menjalankan program dengan memberikan informasi kepada jamaah

majelis ta'lim

b. pendekatan partisipatif (participative approach) adalah Jama’ah atau

masyarakat merupakan peserta utama dalam pembinaan di Majelis.

c. pendekatan pengalaman (experiential approach) adalah jama’ah atau

komunitas yang tertarik pada pertumbuhan spiritual Islam ditampung di

Majelis Jawahirul Ma'ani Al Banjari Ta'lim di Kecamatan Rantau Badauh

Mendorong proses pembelajaran dengan maksud mengembangkan dan

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian pribadi untuk

mencapai martabat, kualitas, dan kemampuan manusia yang optimal. Dengan

membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan ilmu, keterampilan, dan

pengamalan ajaran Islam agar dipahami, dipahami, dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, pembinaan merupakan upaya yang dilakukan secara

sadar, sungguh-sungguh, terencana, dan konsisten.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap muslim perlu mendapat

bimbingan, khususnya pembinaan agama, dalam kehidupannya agar tidak

kehilangan nilai-nilai keislaman. Dengan menguasai nilai-nilai Islam, mereka

mampu mengendalikan diri dan mencapai nilai kesempurnaan yang meliputi

aspek fundamental dunia dan ukhrawi.

Dengan berfokus pada aspek positif dan negatif dari suatu situasi dan

mencari solusi potensial, pembinaan bertujuan membantu individu dalam

mengenali tantangan yang mereka hadapi dalam pekerjaan dan kehidupan


14

pribadi mereka. Individu yang menerima pembinaan harus siap untuk

mempraktikkan pelajaran yang telah mereka pelajari karena pembinaan hanya

dapat membantu mereka dalam situasi dunia nyata dan profesional. Masih ada

faktor tambahan yang mempengaruhi kehidupan masing-masing karena

kehendak individu.

B. Pembinaan Rohani Islam

1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam

Pembinaan rohani Islam, menurut definisinya, adalah upaya untuk

membantu orang-orang yang mengalami kesulitan fisik dan mental yang

berkaitan dengan kehidupan mereka sekarang dan masa depan. Bantuan ini

diberikan dalam bentuk dukungan dalam bidang mental dan spiritual agar

individu dapat mengatasi tantangan dengan kemampuan yang sesuai. ada dalam

dirinya melalui kekuatan iman dan takwa kepada Allah sebagai penyemangat7.

Selain kegiatan pembinaan spritual Islam untuk seluruh kehidupan

guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, pembinaan spritual Islam

diprioritaskan pada satu sisi kehidupan. setiap usaha untuk menghayati ajaran

Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam rangka membangun bangsa

maupun untuk kemanusiaan demi meraih ridha Allah SWT. Menurut etimologi

Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “spiritual” berarti: roh.

7
Muhammad, Arifin, Pedoman Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, ke 2 (Jakarta:

Golden Terayon Press, 1982). h, 2


15

sebagai roh yang terhubung dengan incorporeal dan tidak berbadan jasmani. 8

Menurut Rohani, juga dikenal sebagai "Psikologi" defining psychology frame

of mind, psychology as the science of All Human Behavior. 9, psikologi adalah

ilmu tentang semua perilaku manusia. serta keadaan psikologis seseorang, yang

terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dan

tercermin dalam karakternya serta dalam interaksinya dengan orang lain dan

ajaran agama yang dianutnya.

Dari segi spiritual (psikologis), yaitu menurut kodratnya, manusia juga

harus memenuhi kebutuhan spiritualnya secara psikologis. Sudah menjadi

rahasia umum bahwa manusia dikaruniai kemampuan spiritual (psikologis)

pendengaran, penglihatan, dan hati, atau kemampuan cipta, rasa, dan karsa

dalam bahasa sehari-hari. Pada umumnya manusia membutuhkan kondisi

mental yang positif (harmonis, seimbang) agar dapat hidup bahagia.

Apa yang dibutuhkan secara psikologis oleh manusia tidak dapat

dipenuhi atau dicari dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan dan

petunjuk Tuhan dalam kehidupan nyata, baik lahir maupun batin. Menurut surat

Al-Baqarah ayat 155 (penjelasan sebab-sebab dari segi fisik), akan timbul rasa

takut dalam hidup yang diduga bersifat psikologis. Selain itu, ada kondisi

psikologis manusia yang lemah atau kurang baik (sifat, sikap).

‫َّرِحيم‬
ْ ‫السْٰۤوِء اََِّل َما َرِح َم َر ِّّْبً اِ َّن َر ِّّْب َغ ُف ْوٌر‬
ُّ ِ‫س ََلََّم َارةٌ ً ب‬ َّ ِ ِ ُ ‫ٌ َوَماً اُبَِّر‬
َ ‫ئ نَ ْفس ْيً ان النَّ ْف‬

8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka). h.

152.

9
Laura A. King, Professor, The Science Of Psychology (2007). H, 1
16

Artinya: Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena


sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu)
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”10

Jadi bahwa pembinaan rohani Islam sangat penting dalam membantu

manusia agar selalu dapat memenuhi kejiwaannya sesuai dengan petunjuk dan

ketentuan Allah SWT. Kondisi seseorang, baik fisik, spiritual, maupun

mentalnya, dapat mengarah pada kehidupan yang tidak sesuai dengan petunjuk

Allah SWT. Manusia dapat menjalani kehidupan yang sumbang sebagai akibat

dari ketidaknormalan pada sosok fisik serta kurangnya potensi spiritual yang

unggul.

Dalam Samsul Munir Amin, M. Arifin mengatakan bahwa bimbingan

dan konseling keagamaan adalah segala kegiatan yang dilakukan orang untuk

membantu orang lain yang mengalami masalah kerohanian di lingkungannya.

Ini membantu orang tersebut mengatasi masalahnya sendiri karena mereka

sadar dan menyerah pada kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Pertama,

menanamkan rasa optimisme pada diri individu akan kebahagiaan hidup saat ini

dan di masa depan.11

10
‘ 2’. QuranKemenagInMsWord_v

11
Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, Ke 3 (Jakarta: AMZAH, 2015).
17

Oleh karena itu, istilah “pembinaan spritual Islam” yang digunakan

oleh peneliti dalam proposal ini merujuk pada suatu proses atau pembinaan

spritual bagi jamaah pada Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari dengan

tujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, mempersiapkan kehidupan

sekarang dan masa depan, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada

mereka yang menghadapi tantangan spiritual dalam kehidupan sehari-hari,

mengurangi kecemasan dan kebingungan spiritual, yang dapat mengarah pada

perilaku yang tidak diinginkan, dan menumbuhkan kesadaran diri, yang

diharapkan dapat mengarah pada

Aspek religi kepribadian manusia meliputi pemahaman tentang

perilaku manusia berupa getaran batin yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan

dapat mengatur dan mengarahkan perilaku tersebut serta pola hubungan dengan

masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya. 12 Nilai-nilai agama telah

membentuk perilaku manusia menjadi acuan (acuan) dari sikap dan orientasi

kehidupan sehari-hari. Tingkah laku manusia merupakan perwujudan

(manifestasi) dari pola kehidupan tersebut.

Islam adalah wahyu Allah kepada para nabi, dimulai dari Adam dan

berlanjut sampai Muhammad SAW. dengan ajaran yang mengandung aturan,

pantangan, dan petunjuk bagi manusia di dunia ini dan di luar Islam merupakan

wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

Diwariskan kepada pengikutnya dalam bentuk ajaran tentang iman,

12
Arifin Muhammad. h, 1
18

akhlak, dan muamalah, yang berisi perintah, larangan, dan petunjuk untuk

kebahagiaan semua orang di dunia dan di akhirat.

1. Fungsi Pembinaan Rohani Islam

Bagi individu untuk kembali ke Al Quran dan As Sunnah, iman Islam

menawarkan arah. menyatakan bahwa perkembangan spiritual Islam memiliki

tujuan sebagai berikut:

a. Fungsi pencegahan : yaitu membantu individu dalam mempertahankan atau

menyelesaikan masalah sendiri.

b. Fungsi : Kuratif atau Korektif yaitu membantu individu dalam

menyelesaikan masalah yang sedang dialami atau dihadapinya.

c. Fungsi Preservatif : khusus membantu individu dalam mempertahankan

situasi dan kondisi yang awalnya tidak menguntungkan, seperti masalah,

dalam keadaan baik yang bertahan dalam jangka waktu yang lama.

d. Fungsi Developmental Kemampuan atau peningkatan formatif: yang

memerlukan bantuan individu untuk mempertahankan dan memperbaiki

situasi dan kondisi yang sudah menguntungkan untuk mencegah mereka

menjadi sumber masalah mereka.

2. Prinsip-prinsip Pembinaan Rohani Islam

Pembinaan adalah suatu pekerjaan untuk memberikan bantuan kepada

seseorang yang mengalami kesulitan fisik dan mental dengan menggunakan

pendekatan pertunjukan yang ketat, tepatnya Islam. Oleh karena itu, bimbingan

dan konseling harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip


19

pembinaan spiritual Islam. Arifin memiliki pandangan tentang prinsip-prinsip

tuntunan spiritual Islam sebagai berikut:

a. Setiap orang adalah makhluk yang dinamis dengan ciri-ciri kepribadian

yang unik dan kapasitas untuk beradaptasi dengan keadaan di mana mereka

berada.

b. Setiap kepribadian adalah hasil dari dua faktor: faktor dari lingkungan

sekarang dan masa depan dan faktor dari berbagai bakat dan karakteristik

yang diwariskan secara spiritual dan fisik.

c. Memberikan bantuan dalam membuat keputusan yang membantu

seseorang mengembangkan keterampilannya dan beradaptasi untuk

menjalani kehidupan yang sukses bermanfaat bagi semua orang.

d. Terlepas dari perbedaan suku, agama, ideologi, atau sejumlah faktor

lainnya, setiap individu memiliki hak yang sama dan kesempatan yang sama

untuk mengembangkan kepribadian masing-masing.

3. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam

Dalam upaya pendukung berikut harus ada agar tujuan yang ditetapkan

dapat dipenuhi adalah:

1) Materi

Secara umum, materi yang dibutuhkan untuk pengembangan spiritual

Islam ditentukan oleh tujuan pengembangan spiritual Islam. Namun

demikian, ada tiga bidang utama yang dapat diurai materi pembinaan

spritual Islamnya: persoalan yang berkaitan dengan budi pekerti


20

(akhlak), muamalah (syariah), dan iman (aqidah). Al-Quran dan Hadits

merupakan mayoritas konten pengembangan spiritual Islam.

2) Pembina

Pembina Pembina adalah orang yang memimpin sekelompok orang

melalui pembinaan dan memenuhi persyaratan sebagai adalah:

a) Kemampuan professional
b) Memiliki sifat atau keperibadian yang baik
c) Memiliki kemampuan bermasyarakat
d) Bertakwa kepada Allah Swt.

4. Tujuan Pembinaan Rohani Islam

Secara garis besar atau secara umum, tujuan pembinaan rohani Islam

pada jamaah Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al Banjari sebagai “membantu

Seseorang yang menerima konseling individu atau kelompok adalah subjek dari

orang yang dirujuk. Yang dimaksud dengan “mewujudkan diri sebagai manusia

seutuhnya” adalah menjadi manusia yang selaras dengan perkembangan unsur-

unsurnya dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannyasebagai makhluk Tuhan

(makhluk religius), makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk sosial.

makhluk berbudaya. Ini berarti menyesuaikan diri dengan kodrat seseorang

sebagai manusia.

Tujuan pembinaan spiritual Islam adalah membangkitkan kekuatan

spiritual manusia melalui iman dan takwa kepada Allah SWT untuk mengatasi
21

segala tantangan hidup. Keimanan dan ketakwaan harus dibangunkan bagi

seseorang yang sedang berjuang agar menjadi pendorong baginya untuk

mengatasi segala tantangan hidup.

Dalam menghadapi tantangan hidup yang tak berkesudahan, sebagian

orang memiliki kecenderungan untuk menyerah, mengakibatkan kelemahan,

kehinaan, dan kelupaan yang dapat merugikan orang lain. Keimanan dan

ketakwaan memainkan peran penting dalam meningkatkan potensi spiritual

seseorang, membawa mereka secara spiritual lebih dekat kepada Allah SWT

dan memberi mereka jalan terang dalam menjalani hidup.

Tujuan pembinaan spritual Islam adalah untuk membantu masyarakat

memahami dan menumbuhkan pengetahuannya tentang agama Islam dengan

cara memudahkan mereka mengenalnya. untuk menjalani kehidupan sehari-

hari untuk memenuhi tujuan hidup yang sebenarnya.

B. Majelis Ta’lim

1. Pengertian Majelis Ta’lim


Secara etimologis, majelis taklim menurut bahasa terdiri dari dua kata,

yaitu "berkumpul" dan "ta'lim", yang keduanya berasal dari bahasa Arab. Kata

majlis ta'lim merupakan jenis isim kepentingan dari akar kata yangmengandung

arti tempat duduk, tempat pertemuan atau pertemuan dewan 13 Menurut Tuti

Alawiyah, pertemuan atau pengajian agama Islam merupakan

13
Ahmad Warson Munawwir, Al Munawwir (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997). h.

202
22

salah satu makna dari Majelis pengajian Islam 14. Akibatnya, arti harfiah dari

majelis ta'lim adalah "tempat belajar", "tempat melatih", atau "tempat

mengajar" ilmu.15

Lembaga pendidikan nonformal yang dikenal dengan majelis ta’lim ini

berada di tengah-tengah masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting

bagi jamaah. sebuah organisasi yang menyediakan setting bagi pelaksanaan

pendidikan Islam. Ta'lim majelis ta'lim memberikan kontribusi yang signifikan

bagi masyarakat, dengan tujuan utama mengajarkan ilmu agama untuk sangat

membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.

sebagai objek penelitian yang akan penulis angkat di Majelis Ta’lim

Jawahirul Ma’ani Al Banjari yang memiliki pembinaan rohani Islam. Setiap

malam minggu dalam kegiatan rutinitas pembinaan rohani Islam di Majelis

Ta’lim kepada para jamaah. Jamaah yang mendapatkan pembinaan rohani Islam

dengan dibina, diberikan ilmu agama dan pengetahuan tentang ajaran agama

Islam lainnya. Jama’ah ternyata semakin gigih, semakin benar, hening dan

penuh harapan sehingga semakin meneguhkan keyakinan dan ketakwaan si

jama’ah kepada Allah SWT.

14
Tuti Alawiyah, Strategi Dakwah Di Lingkungan Majelis Taklim (Bandung: Mizan,

1997). h. 5

15
muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan

Pembentukannya (Jakarta: Pustaka Intermassa, 2009). h. 5


23

Seperti yang ditunjukkan oleh Prof. Menurut Dr. Harun Nasution,

ajaran Islam dikomunikasikan oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW

kepada masyarakat manusia. Sebagai seorang rasul, Islam pada hakekatnya

lebih dari sekedar satu aspek kehidupan manusia, yang bersumber dari ajaran

Al-Quran dan Hadits.

Hariza Hamid mendefinisikan istilah “majelis ta’lim” sebagai “suatu

wadah atau organisasi yang membina kegiatan keagamaan dalam Islam16.

Menurut pendapat yang lain oleh Hasbullah bahwa Majelis ta’lim ialah suatu

tempat untuk melaksanakan pengajian dan pelajaran17. Dengan demikian

Majelis ta’lim ialah suatu lembaga pendidikan non formal dan merupakan salah

satu tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan agama Islam yaitu

pengajaran nilai-nilai ajaran agama Islam melalui pengajian. Dalam Q. S. Al

Mujadalah ayat 11 yang menyatakan tentang berlapang- lapang dalam Majelis:

‫س فَافْ َس ُح ْوا يَ ْف َس ِح اللهُ لَ ُك ْمً َواِذَا قِْي َل انْ ُش ُزْوا فَانْ ُش ُزْوا يَ ْرفَ ِع‬
ِ ِ‫يًاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن ا َمنُ ْوًا اِذَا قِْيل لَ ُك ْم تَ َف َّس ُح ْوا ِِف الْ َمجل‬
َ
‫اللهُ الَّ ِذيْ َن ا َمنُ ْوا ِمْن ُك ْمً َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا الْعِلْ َم َد َرجتً َواللهُ ِِبَا تَ ْع َملُ ْو َن َخبِْي ٌر‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu


“Berilah kelapangan didalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu)
berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di

16
Harizah Hamid, Majelis Ta’lim (Jakarta: Bulan Bintang, 1991). h. 14

17
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: Rajawali, 1995).
24

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha
Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.18

Ayat tersebut tentang adab dari Allah SWT kepada hamba-hambanya

yang beriman, Ayat ini tentang adab dari Allah SWT kepada hamba- hambanya

yang beriman, yaitu jika mereka berkumpul dalam suatu majelis dan sebagian

dari mereka atau sebagian orang yang datang membutuhkan tempat duduk sama

sekali agar tercapai niat saudaranya tanpa ada kerugian. Dan pahalanya sesuai

dengan jenis amalannya, siapa yang memudahkan maka Allah SWT akan

memberikan tempat baginya di surga.

Keberadaan majelis taklim dalam kehidupan masyarakat sangat

dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab, itu adalah tempat orang-orang untuk selalu

menimba ilmu, khususnya pengetahuan tentang Islam. Majelis ta’lim yang

dibangun umat Islam harus memanfaatkannya secara optimal untuk menunjang

segala aktivitas kehidupan beragama demi kepentingan ibadah yang

dilaksanakan di dalamnya. Kehidupan beragama Islam harus seimbang antara

ibadah dan bekerja. Majelis ta'lim harus berfungsi sebagai tempat untuk

menyelesaikan semua urusan umat Islam. Keutamaan menghadiri majelis

taklim adalah sebagai berikut:

1. Akan dimudahkan menuju surga Allah SWT

Jika keluar rumah dan terus pergi ke tempat majelis untuk menuntut

ilmu syar’i, maka ia mengikuti jalan mencari ilmu sesuai dengan sabda

Nabi Muhammad SAW: “Barangsiapa menempuh jalan

18
‘QuranKemenagInMsWord_v2’.
25

mencari ilmu, maka Allah akan memudahkannya masuk surga” (HR.

Tirmidzi, Abu Dawud).

2. Dapatkan kedamaian, rahmat dan dimuliakan oleh para Malaikat

Dalam majelis ta'lim, selain mendengarkan pemaparan ustadz,

biasanya kami juga membaca Al Quran. Orang yang membaca Alquran

di majelis yang disebut Rasulullah SAW akan mendapatkan ketenangan,

rahmat dan kemuliaan dari para malaikat.

3. Tercatat sebagai amalan jihad Fi Sabilillah

Jihad tidak hanya dengan berperang, tetapi dengan mencari ilmu seperti

halnya jihad sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW.

4. Tercatat sebagai orang yang berdoa ke rumah

Jika seseorang pergi ke majelis ilmu, sehingga dia berada di majelis ilmu

dicatat sebagai orang yang shalat sampai dia pulang.

5. Amalnya tercatat di 'illiyyin

Catatan-catatan akta yang tidak rusak dan tidak dibuka sampai hari kiamat,

dipelihara, tidak dikurangi sedikit pun. Keutamaan menghadiri majelis

ilmu/Ta'lim.

Majelis ta'lim setiap malam minggu dilaksanakan di Desa Sungai

Gampa Asahi RT.2, Kecamatan Rantau Badauh, KAB. Barito Kuala

Kalimantan Selatan mendapat respon yang baik dari jemaahnya, terbukti

dengan antusias masyarakat yang mengikuti majelis ta'lim, jumlah jemaah yang

semakin meningkat dan banyak yang memberikan sumbangan atau jariyah

kepada majelis Jawahirul Ma'ani Al Banjari .


26

Melihat antusias dan respon positif dari jemaah, maka majelis taklim

malam sabtu ini selalu berusaha mengoptimalkan peran dan eksistensinya

dengan cara membina umat guna menumbuhkan spiritualitas masyarakat dalam

meningkatkan spiritualitas yang baik dalam menjalankan keseharian.

kehidupan. Keberadaan majelis taklim di masyarakat telah membawa manfaat

bagi umat, khususnya yang menjadi anggota dan jamaahnya.

Terutama orang tua harus membutuhkan pengetahuan dalam mendidik

anak-anaknya. Namun, banyak dari mereka yang berpendidikan rendah, minim

pengetahuan dan wawasan karena ekonomi yang minim, sehingga menghambat

mereka dalam memperoleh ilmu yang mereka butuhkan. Dari situ majelis ta'lim

memberikan kontribusi yang besar dan sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan mengikuti majelis taklim ini banyak jamaah yang gabungan mayoritas

ada dari orang tua, dewasa, remaja bahkan anak-anak yang mengikuti majelis

taklim dengan semangat dan semangat untuk menambah wawasan baik dari segi

ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum lainnya .

Hal ini juga sejalan dengan tujuan majelis taklim malam sabtu di Desa

Sungai Gampa Asahi yang bertujuan untuk membimbing masyarakat agar dapat

melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam yang terkandung dalam

Al-Quran dan Sebagai sunnah.

2. Fungsi atau Peran Majelis Ta’lim


Banyak anggota jama’ah yang semakin taat beribadah, memiliki iman

yang kuat, dan aktif berdakwah sebagai hasil dari peran majelis ta'lim dalam
27

memupuk jiwa dan pola pikir spiritual jamaah. Dalam kegiatan majelis taklim

yang dilaksanakan secara intensif, rutin, dan berkesinambungan yang dihadiri

oleh seluruh jemaah dan pengurus majelis taklim yang selalu erat kaitannya

dengan masalah agama, iman dan taqwa ditanamkan.

Dengan adanya klarifikasi yang diberikan oleh pembicara majelis pada

malam minggu, dapat membangun pemahaman yang ketat dari majelis sehingga

dapat memperluas kepercayaan majelis. Selain itu, majelis ta'lim berpengaruh

terhadap spiritualitas jamaah, sehingga psikologi malam sabtu membaik.

Jamaah akan memperoleh keimanan dan ketenangan sebagai hasilnya.

Majelis ta'lim berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat studi Islam.

Misinya adalah untuk mengajarkan umat Islam agama Islam sehingga mereka

dapat memahami dan mengamalkannya. Selain itu, majelis ta'lim memiliki

tujuan sebagai berikut:

a. Tempat belajar dan mengajar Majelis ta'lim berfungsi sebagai tempat

kegiatan belajar umat Islam, khususnya bagi perempuan dan laki-laki, untuk

mempelajari, memahami, dan menerapkan ajaran Islam19.

b. Lembaga yang Mengajarkan Keterampilan dan Pendidikan Majelis ta'lim

tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membutuhkan

19
MK. h. 5
28

perubahan dimensi kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik (keterampilan)

agar nilai-nilai Islam dapat diamalkan nyata.20

c. Tempat berkumpulnya aktivitas wanita dan pria Majelis ta'lim berfungsi

sebagai tempat berkumpulnya aktivitas. dalam suatu kelompok, masyarakat,

negara, atau negara. Muhammad Ali Hasyimi menegaskan bahwa wanita

muslim memiliki tanggung jawab yang sama dengan pria sebagai pembawa

pesan dalam kehidupan ini. Mereka yang bisa mewarnai kehidupannya

sendiri dan berjiwa sosial serta aktif di masyarakat.

d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Majelis Ta'lim berfungsi sebagai

pusat pembinaan dan peningkatan kemampuan dan kualitas sumber daya

manusia dalam berbagai bidang, seperti dakwah, pendidikan, sosial, dan

politik, sesuai dengan hakikatnya. bidang.

e. Jaringan silaturahmi, ukhuwah, dan komunikasi Majelis ta'lim menciptakan

jaringan komunikasi, silaturahmi, dan ukhuwah antar individu dalam

proses membangun masyarakat dan pandangan hidup yang Islami.

Ukhuwah, silaturahim, dan komunikasi semua bisa dikuatkan dengan

mereka yang rutin bertemu dan berkumpul. sehingga merekadapat bekerja

sama dan memecahkan masalah dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan

masyarakat mereka.

20
Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan keagamaan,

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pendalaman Agama Melalui Majelis Taklim (Jakarta:

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2007). h. 41


29

Majelis ta'lim perlu dijalankan seperti sekolah yang dapat berdampak

pada kehidupan umat Islam dan membantu mereka menjadi manusia yang dapat

memahami dan mempengaruhi ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. Majelis

ta'lim berfungsi sebagai pusat pendidikan Islam pada masa Rasulullah SAW.

Sejak zaman Rasulullah SAW, majelis ta'lim menjadi pusat bagi umat

Islam untuk mempelajari hal-hal baru. Itu juga digunakan untuk membantu

Muslim menjadi lebih kuat dan lebih tangguh dengan membuat rencana untuk

membuat kehidupan sosial dan politik Muslim lebih mudah. Kegiatan majelis

ta'lim, sebagaimana dijelaskan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, antara lain:

pengajian, pemajuan rumah ibadah, perayaan hari besar Islam, dan

perpustakaan Islami.21

3. Faktor Penunjang dan Penghambat

Pertemuan ta’lim untuk melakukan kegiatan pembinaan bagi Jama’ah

tentunya memiliki beberapa faktor pendorong dan penghambat, antara lain:

Faktor Pendukung:

a) Semangat jemaat yang kuat

b) organisasi dan manajemen

c) kondisi alam yang baik

d) fasilitas yang memadai

Faktor penghambat:

21
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Haji, Bimbangan Keagamaan Dan Urusan Haji

(Jakrta, 1994). 6-7


30

a) Tidak ada fasilitas yang memadai.

b) Semangat jemaah sangat lemah.

c) Lingkungan alam sulit.

Majelis ta'lim tumbuh dan berkembang di masyarakat dan mengakui bahwa

majelis ta'lim memiliki peran penting bagi agama dan negara. Persatuan dan

pengelompokan masyarakat yang luar biasa yang membentuk majelis ta'lim

menjadikannya sebagai kekuatan persatuan dan perdamaian nasional. Tujuan

dari majelis ta'lim adalah untuk melayani sebagai pusat yang berbeda untuk

menyebarkan Islam.

4. Tujuan Majelis Ta’lim


Pembentukan majelis ta'lim dimaksudkan untuk menyebarkan dakwah

Islam dan melindungi umat dari keterpurukan agar dapat menjalankan amalan

agama Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Kegiatan Majelis

Ta'lim Jawahirul Ma'ani Al Banjari telah menarik minat orang dewasa, remaja,

bahkan orang tua.

Umat Islam berusaha menyebarkan dakwah Islam melalui masjid-

masjid ketika majelis ta'lim pertama kali dibentuk. Dakwah kini banyak

dilakukan di sejumlah tempat, tidak hanya secara lisan tetapi juga melalui

platform media sosial seperti YouTube, Facebook, Whatsapp, Tiktok,

Instagram, dan lainnya.

5. Metode Majelis Ta’lim


Metode Majelis Ta'lim berasal dari kata Yunani methodos, yang

merupakan gabungan dari kata meta, yang berarti "melalui", "mengikuti", dan
31

"jalan", dan hadits, yang berarti "jalan". Sebaliknya, kata Jerman methodica,

yang berarti "metode pengajaran", adalah akar dari kata metode. Sebaliknya,

istilah bahasa Arab untuk metode adalah tariq atau tariqah yang berarti jalan

atau jalan. Al-Uslub.22 adalah hal yang sama dengan kata-kata ini.

Basyrah Lubis, sebaliknya, mendefinisikan metode sebagai “susunan

yang sistematis dari hal-hal atau ide-ide”. (metode atau sistem untuk mengatur

keinginan atau ide). Akibatnya, jelas dari beberapa definisi di atas bahwa

metode dakwah (uslub al-dakwah) adalah cara untuk melaksanakan dakwah

dalam rangka mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan penyampaian pembinaan spritual Islam kepada

majelis ta'lim, antara lain:

a. Metode bil lisan, Penyampaian pesan dakwah secara langsung dan

memungkinkan terjadinya interaksi antara da'i dan mad'u. Karena metode

ini sangat efektif dalam menyampaikan ibadah, seperti halnya metode

dialog, Anda bisa langsung menyimak dan memahami apa yang

disampaikan.

b. Metode bil hal menekankan tindakan kehidupan nyata dengan tujuan tidak

hanya membuat pendengar memahami pesan da'i, tetapi juga menunjukkan

bagaimana menerapkan berbagai tindakan keteladanan dalam kehidupan

sehari-hari. Pendengar mampu mengamalkan nilai-nilai buruk dalam

kehidupan sehari-hari serta menggunakan nilai-nilai baik dan buruk.

22
Munawwir. h. 910
32

c. Metode bil kitabah diterapkan melalui tulisan, baik melalui penerbitan

buku, majalah, surat kabar, internet, maupun bentuk tulisan lainnya yang

menyampaikan pesan dakwah yang sangat bermakna dan efektif. Sekalipun

pengkhotbah atau penulisnya telah meninggal dunia, pendekatan ini

mempertahankan nilainya. Rasulullah saw bersabda, “Yang pasti, tinta

para peneliti lebih unggul dari darah para wali.”


BAB III

METODE PENELIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Karena penelitian deskriptif merupakan gambaran suatu fenomena

perkembangan spiritual Islam dengan variabel pengamatan yang jelas dan

spesifik, maka penelitian dengan judul perkembangan spiritual Islam di Majlis

Ta'lim Jawahirul Ma'ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh ini merupakan

penelitian lapangan (field research).

Sebuah penelitian yang dikenal sebagai penelitian deskriptif bertujuan

untuk secara tepat dan metodis mengamati masalah dalam kaitannya dengan

fakta dan karakteristik objek tertentu23. Metodologi yang dianut adalah strategi

subyektif yang menghasilkan informasi yang menarik, yang dapat disusun atau

menjadi subjek atau perilaku yang diperhatikan. Pembinaan spiritual Islam di

Majlis Ta'lim Jawahirul Ma'ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh menjadi

fokus kajian ini.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

23
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,

2011). h. 100

33
34

Subjek penelitian yaitu Guru H. Husein Kaderi serta Alim ulama yang

diundang maupun yang ada di kecamatan Rantau Badauh , Tokoh-tokoh

Masyarakat yang di dalam maupun di luar kecamatan Rantau Badauh.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini yaitu apa Dengan kata lain, objek penelitian ini

adalah perkembangan spiritual Islam di Majlis Ta'lim Jawairul Ma'ani Al-

Banjari Kecamatan Rantau Badauh yang menjadi fokus atau sasaran penelitian.

Selain itu, faktor pendukung dan penghambat Majlis Ta'lim Jawairul Ma'ani Al-

Banjari Rantau Badauh bagi perkembangan spiritual Islam.

3. Lokasi Penelitian

Desa Sungai Gampa Asahi Rt 2, Kecamatan Rantau Badauh,Kabupaten

Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

B. Data dan Sumber Data

1. Data
Data dan Sumber Data Data Data adalah pernyataan fakta atau

informasi yang sering dinyatakan dalam angka. Fakta atau pernyataan informasi

tersebut digunakan sebagai sumber atau bahan untuk menarik kesimpulan atau

mengambil keputusan. Untuk tujuan penelitian ini, penulis mengumpulkan dua

jenis data:

Yang dimaksud dengan “data primer” adalah informasi yang

dikumpulkan langsung dari subjek penelitian atau dari pakaian merekaData


35

merupakan fakta-fakta atau keterangan-keterangan informasi sering dinyatakan

dalam angka-angka, yang digunakan sebagai sumber atau bahan menemukan

kesimpulan atau membuat keputusan-keputusan. Adapun data yang penulis

dapatkan dalam penelitian ini meliputi dua macam yaitu:

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung atau tangan

pertama dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau

pengambilan data langsung melalui observasi maupun wawancara dan

sebagainya. Data primer dimaksud data yang sesuai dengan rumusan

masalah, Bagaimana Pembinaan Rohani Islam di Majlis Ta’lim Jawahirul

Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh. Apa saja Faktor pendukung

dan penghambat dalam Pembinaan Rohani Islam di Majlis Ta’lim Jawahirul

Ma’ani Al-Banjari Kecamatan Rantau Badauh.

b) Data Sekunder

Data Sekunder Data sekunder pelengkap tidak dapat memuat data

yang sama orisinalnya dengan data primer karena berasal dari berbagai

sumber. Dalam penelitian ini, data sekunder hanya sebagai pelengkap yang

berkaitan dengan hal-hal yang mendukung, tetapi juga memiliki relevansi

dengan permasalahan yang perlu ditangani dan memberikan gambaran

tentang lokasi penelitian.

c) Sumber Data

Subyek dari mana data dapat diperoleh adalah sumber data dalam

penelitian ini. Studi ini mengumpulkan informasi dari:


36

1. Responden adalah orang-orang yang terjun langsung di lapangan yaitu

masyarakat. Proses dalam penelitian ini adalah bagi masyarakat yang

mampu merespon, memberikan informasi tentang data perkembangan

spiritual Islam pada majelis ta'lim Jawahirul Ma'ani Al-banjari di

kecamatan Rantau Badauh.

2. Informan adalah Guru H. Husein Kaderi dan Alim Ulama di kecamatan

Rantau Badauh, tokoh masyarakat, dan Jama’ah Majelis Ta'lim

Jawahirul Ma'ani Al-banjari di kecamatan Rantau Badauh.

3. Dokumen adalah yang penulis yakini terkait dengan data yang

dikumpulkan di lapangan dan berfungsi sebagai bukti atas temuan

penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data, dimana peneliti terjun langsung ke lapangan

untuk mengumpulkan data yang sebenarnya. Teknik pengumpulan data karena

menghindari kesalahan hasil penelitian yang akan diperoleh dikemudian hari

merupakan tujuan utama penelitian. Dalam penelitian ini, metode berikut

digunakan untuk mengumpulkan data:

a. observasi Penelitian langsung yang terjun ke lapangan untuk

mengumpulkan data-data yang diperlukan24. yaitu metode pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. digunakan

untuk melihat struktur dan proses pelaksanaan program bina

spritual Majlis Ta'lim Jawairul Ma'ani Al-Banjari Rantau Badauh.


24
Pupuh Fathurrahman, Metode Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011). h. 168
37

b. Wawancara adalah metode pengumpulan data di mana responden ditanyai

dan tanggapan responden25, mereka dicatat. Lexy J. Moleong mengutip

Lincoln dan Guba yang mengatakan bahwa wawancara dilakukan untuk

membangun orang, peristiwa, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan

faktor lain-lain. 26 Dalam rangka memberikan arahan kepada Majelis Ta'lim

Jawairul Ma'ani Al-Banjari dan para peserta Majlis Jawairul Ma'ani Al-

Banjari Ta'lim Kecamatan Rantau Badauh dilakukan wawancara.

c. Dokumentasi adalah teknik untuk memperoleh data dan informasi melalui

dokumen yang tidak secara langsung ditujukan kepada subjek penelitian

dokumen27. foto, rekaman suara, dan video yang dapat digunakan untuk

mendukung penelitian berupa dokumen berupa laporan dan informasi.

D. Pengolahan Data dan Analisis Data


a. Pengolahan Data

Data dan Analisis Data Pemrosesan data melibatkan sejumlah langkah,

termasuk yang tercantum di bawah ini:

1. Koleksi data atau Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya, termasuk data primer dan sekunder.

2. Editing atau memodifikasi data, seperti memfilter atau memperbaiki data

agar lebih mudah dideskripsikan.

25
Ibid, h. 173.

26
Lexy J Moleong, op. cit, h.186

27
Pupuh Fathurrahman, Metode Pendidikan, hal 183
38

3. Klasifikasi data, khususnya studi dan pembagian data ke dalam berbagai

jenis datanya.

4. Interpretasi data, yang meliputi menjelaskan data yang telah disajikan,

merekam, menafsirkan, dan menghubungkan data yang telah diperoleh

agar lebih mudah dipahami.

b. Analisis Data

Setelah data diperoleh, dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan

metode khusus tambahan. Data tersebut kemudian dideskripsikan dalam

penyajian data untuk selanjutnya dianalisis.

Analisis data deskriptif melibatkan pertama-tama mendeskripsikan data

dalam kata-kata atau paragraf naratif, kemudian mereduksi data dengan

memilih, menyederhanakan, mengabstraksi, dan mentransformasikannya, dan

akhirnya menyajikan data dan menarik kesimpulan.

Klaim Noeng Muhadjir (1998: 104) memperjelas apa yang dikatakan

tentang analisis data: analisis data tentang proses-proses lapangan yang

melibatkan berbagai persiapan pra-lapangan untuk memecah sesuatu menjadi

komponen-komponennya.

Dalam penelitian, analisis data dimulai dengan pemeriksaan terhadap

semua data yang tersedia dari berbagai sumber, seperti wawancara, observasi,

dokumentasi, atau bahkan klasifikasinya. Langkah selanjutnya adalah:

1. Reduksi data Proses pembuatan rangkuman, pemilihan atau pereduksian,

dan penyederhanaan data yang muncul dari catatan lapangan


39

2. Penyajian Data Penyajian informasi yang telah disusun dan memberikan

kesempatan untuk menarik kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan Dalam rangka menyampaikan informasi tentang

pembinaan Kerohanian Islam pada Majlis Ta'lim Jawairul Ma'ani Al-

Banjari Kecamatan Rantau Badauh, maka ditarik kesimpulan dengan cara

penyajian yang ringkas dan jelas.

E. Pengecekan Keabsahan Data


Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data sangat penting dalam

melakukan penelitian karena menunjukkan bahwa masyarakat mempercayai data

tersebut. Teknik triangulasi digunakan oleh penulis penelitian ini untuk

memverifikasi keabsahan data. Keabsahan data dapat diverifikasi dengan

menggunakan berbagai sumber data, metode, dan waktu dengan menggunakan

teknik triangulasi. Metode triangulasi penulis disebut "triangulasi sumber", dan

melibatkan melihat data dari berbagai sumber. Oleh karena itu penulis

membutuhkan anggota jamaah yang mengikuti Majlis Ta’lim Jawahirul Ma’ani

Al-Banjari Desa Sungai Gampa Asahi Kecamatan Rantau Badauh, selain sumber

data dari Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat sebagai informan utama.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi penelitian


Desa Sungai Gampa Asahi mengandalkan mata pencaharian bercocok

tanam. Kecamatan Cerbon yang berbatasan dengan Desa Sungai Gampa Asahi

merupakan tempat asal mayoritas penduduk desa tersebut. Kemudian, saat

hutan mulai terbuka dan membaik, masyarakat berdatangan dari Nagara,

Margasari, dan masyarakat sekitar Kabupaten Barito Kuala lainnya.

Mengenai pendidikan, Madrasah yang khusus mengajarkan ilmu

agama merupakan satu-satunya bentuk pendidikan formal yang ada sekitar

tahun 1950. Setelah itu, di Desa Sungai Gampa Asahi, fasilitas pendidikan

formal seperti SD, PAUD, MI, SMPN, MTs, dan MAN dibangun sekitar tahun

1975.

Sampai saat ini Kepala Desa Sungai Gampa Asahi sudah pernah

menjabat sampai sekarang adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1977 – 1983 dijabat oleh Jambrin

2. Tahun 1983 – 1985 dijabat oleh Pjs. Aban

3. Tahun 1985 – 1993 dijabat oleh Rajini

4. Tahun 1993 – 2002 dijabat oleh H. Tarmizi

5. Tahun 2002 – 2008 dijabat oleh H. Tarmizi

40
41

6. Tahun 2008 – 2014 dijabat oleh Ahmad Yani

7. Tahun 2014 – 2015 dijabat oleh Pjs. H. Fakhrur Rizal. ST.

8. Tahun 2015 – 2021 dijabat oleh Misran

9. Tahun 2021 – 2027 dijabat oleh Misran28

1) Kondisi Umum Desa Geografis

Desa Sungai Gampa Asahi merupakan salah satu dari sembilan desa

di Kecamatan Rantau Badauh yang berada di sebelah selatan ibu kota

Kabupaten Barito Kuala. Desa Sungai Gampa Asahi memiliki luas 3.811

ha (38,11 km2), dengan perumahan/permukiman seluas 190,55 ha, lahan

pertanian padi seluas 2.858,25 ha, dan areal lainnya seluas 763 ha.

Terdapat 12 RT dan 0 RW di Desa Sungai Gampa Asahi. Berikut batas

wilayah Desa Sungai Gampa Asahi:

1) Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Sungai Gampa,

2) Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Sungai Bamban,

3) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Pindahan Baru

danKecamatan Jejangkit,

4) Sebelah Barat, berbatasan dengan Danda Jaya.

Kemampuan dan kesuburan tanah di Desa Sungai Gampa Asahi

dipengaruhi oleh pasang surut pada ketinggian 2 meter di atas permukaan

laut, dan sebagian wilayah tergenang dan didominasi oleh rawa. Wilayah

Desa Sungai Gampa Asahi secara keseluruhan sebagian besar merupakan

dataran rendah yang datar.

Luas lahan yang ada dapat diklasifikasikan sebagai fasilitas umum,

pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi, dan kategori lainnya, antara:

28
Wawancara
42

Tabel 4.1.
Luas dan Pemanfaatan Tanah

No Tata Guna Tanah Luas (Ha)

1 Tanah Pemukiman 134,45

2 Tanah sawah 3.058

3 Pekarangan 190,55

4 Perkebunan 18

5 Hutan 90

6 Jalan, Sungai, Kuburan, dll 320

Sumber : Profil Desa

2) Kependudukan

Penduduk Menurut data administrasi pemerintah Desa Sungai Gampa

Asahi per 31 Oktober 2021, jumlah penduduk desa ini adalah 2.236 jiwa,

dengan penduduk usia produktif kurang lebih 1.213 jiwa dan penduduk

miskin kurang lebih 97 jiwa. berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.2.
Tahun 2016 sampai dengan tahun 2021, jumlah penduduk Desa
Sungai Gampa Asahi
43

Jumlah
NO Tahun laki-laki % Perempuan %
Penduduk

2 2016 2.103 1.078 51,26 1.025 48,74

3 2017 2.161 1.106 51 1.055 49

4 2018 2.212 1.136 51,35 1.076 48,65

5 2019 2.325 1.187 52 1.138 48

6 2020 2.236 1.127 50,40 1.109 49.60

6 2021 2.257 1.113 49,31 1.144 50,68

Menurut data tahun 2021, kelompok usia 10 hingga 14 tahun memiliki

jumlah penduduk terbesar, yaitu sebanyak 186 orang. Sementara itu, 98

orang dalam rentang usia 60-64 tahun merupakan penduduk dengan usia

pensiun terendah. Tabel berikut menggambarkan keadaan penduduk

berdasarkan struktur umur pada tahun 2021:

Tabel 4.3.
Jumlah Penduduk Desa Sungai Gampa Asahi Hingga Tingkat Usia
Tahun 2022
No Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Usia 0 - 4 Thn 41 61 102

2 Usia 5 - 9 Thn 89 85 174

3 Usia 10 - 14 Thn 99 92 191

4 Usia 15 - 19 Thn 77 86 163

5 Usia 20 - 24 Thn 85 88 173

6 Usia 25 - 29 Thn 90 82 172

7 Usia 30 - 34 Thn 97 97 194


44

8 Usia 35 - 39 Thn 86 72 158

9 Usia 40 - 44 Thn 96 95 191

10 Usia 45 - 49 Thn 81 89 170

11 Usia 50 - 54 Thn 77 78 155

12 Usia 55 - 59 Thn 55 62 117

13 Usia 60 - 64 Thn 51 42 93

14 Usia > 65 Thn 89 115 204

JUMLAH 1.113 1.144 2.257

ualitas sumber daya manusia suatu daerah menjadi prioritas utama

peningkatan produktivitas karena merupakan modal dasar pembangunan.

Tingkat pendidikan dan derajat kesehatan di suatu daerah dapat

menunjukkan kualitas sumber daya manusianya.

Tingkat pendidikan penduduk Kota Sungai Gampa Asahi dirangkai

menjadi 5 (lima) klasifikasi, yaitu tidak pernah/belum pernah/tidak lulus,

Tingkat Dasar, Tingkat Sekolah Menengah, Tingkat Sekolah Menengah,

Tingkat Sertifikat dan Tingkat pria lajang dan digambarkan dalam tabel

terlampir:

Tabel 4.4.
Perkembangan Penduduk Desa Sungai Gampa Asahi Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4.

Jumlah penduduk
No Keterangan
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
45

1 Tidak Tamat Sekolah SD 31 31 31

2 Tamat Sekolah SD 471 501 517

3 Tamat Sekolah SLTP 901 940 965

4 Tamat SMU 579 588 574

5 Tamat Akademi/Diploma 45 56 45

6 Tamat Sarjana 28 35 103

Jumlah 2.055 2.151 2.195

Tabel 4.5.

Angka Putus Sekolah

Tahun 2019- 2021

Tahun SD/MI SMP/MTs SMA/MA

2019 Tidak ada 1 Orang Tidak ada

2020 Tidak ada Tidak ada 1 Orang

2021 Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jumlah Tidak ada 1 Orang 1 Orang

3) Agama dan Sosial Budaya

Masyarakat Desa Sungai Gampa Asahi 100% menganut Agama Islam.

Karena dari itu budaya yang ada di Desa Sungai Gampa Asahi juga bernafaskan

Islami, seperti pelaksanaan acara maulid habsyi dalam acara haul, hari besar

islam, aqiqah dan acara lainnya. Kegiatan tersebut sangatlah berdampak positif

bagi kehidupan sosial masyarakat untuk menjaga jiwa gotong royong.


46
Selain kegiatan diatas, sosial budaya lain yang masih dilaksanakan

masyarakat Desa Sungai Gampa Asahi yaitu kegiatan “Bahandip/Bahandipan”,

yaitu kegiatan gotong royong dalam bidang pertanian. Dimana, pada kegiatan

tersebut masyarakat saling bergotong royong untuk melakukan proses

penanaman benih padi dari pemilik sawahyang satu lalu dilanjutkan ke pemilik

sawah yang lain secara bergantian. Kegiatan tersebut sangat meringankan atau

membantu pekerjaan antara satu sam lain.

4) Pembangunan Perekonomian Desa

ecara umum masyarakat Desa Sungai Gampa Asahi mengandalkan

berbagai mata pencaharian untuk menopang kesejahteraan ekonominya,

antara lain: Pedagang, wiraswasta, pensiunan, buruh bangunan/tukang kayu,

petani, buruh tani, pegawai swasta, PNS. /militer/polisi, dan petani. Tabel

berikut menampilkan populasi menurut mata pencaharian mereka:

Tabel 4.6.
Pertumbuhan Penduduk Desa Sungai Gampa Asahi Berdasarkan
Mata Pencaharian Tahun 2019–2021

JUMLAH
N0 PEKERJAAN
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

1 Petani 608 641 629


47

2 Buruh tani 15 6 6

3 Peternakan - - -

4 Pedagang 8 8 10

5 Wirausaha 280 280 294

6 Karyawan Swasta 17 21 21

7 PNS/POLRI dan TNI 41 49 48

8 Pensiunan 5 7 5

9 Tukang Bangunan 2 2 2

10 Tukang kayu/ukir 5 5 5

11 Nelayan - - -

12 Angutan - - -

13 Lain-lain 316 322 332

JUMLAH 1.297 1.341 1.352

Tabel. 4.7

Gambaran Perkembangan Perekonomian Desa Sungai Gampa Asahi

Tahun 2019 - 2021

Jumlah
No Uraian
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

1 Angkutan Pedesaan 1 1 1

2 Kendaraan Roda 4 20 25 25

3 Kendaraan Roda 2 599 607 629


48

4 Bumdes - - -

5 KUD/Koperasi - - -

6 Luas tegalan - - -

73.097 73.097 75.025


7 Produksi Padi
Kaleng/Th Kaleng/Th Kaleng/Th

8 Produksi Jagung - - -

9 Produksi Kacang - - -

10 Produksi Ketela - - -

11 Produksi Pertanian Lainnya - - -

12 Produksi Perikanan darat/Laut - - -

13 Ternak Besar/kerbau/sapi - - -

14 Ternak kambing - - -

15 Ternak Ayam - - -

16 Luas Pertambangan - - -

17 keluarga yang teraliri listrik 649 KK 650KK 670KK

18 Jumlah Industri - - -

19 Lain 2 - - -

5) Pembangunan Infrastruktur

Kota Sungai Gampa Asahi memiliki perkantoran dan kerangka

kawasan lokal di setiap ruang yang mengingat landasan untuk bidang

persekolahan, keagamaan, dan perkantoran publik.


49

Table 4.8.

Jumlah sekolah dan siswa menurut jenjang pendidikan

Jenis Sarana Nama Sarana


No. Lokasi Jumlah Siswa
Prasarana Prasarana

KB Al-Kautsar RT 03 25 Siswa
Pendidikan Anak Usia
1 Dini (PAUD)
TK Darul ‘Ulum RT 10 30 Siswa

Sullamul ‘Ulum RT 05 240 Siswa


2 Madrasah Diniah
MI Ulumul
RT 01 120 Siswa
Qur’an

SDN Sungai
4 SD Negeri RT 11 184 Siswa
Gampa Asahi

SMP 1 Rantau
RT 10 190 Siswa
Badauh
5 SMP / MTs
MTs Ulumul
RT 01 185 Siswa
Qur’an

MAN 4
6 SMU / SMK / MA RT 11 194 Siswa
Marabahan

Sumber : Profil Desa

6) Sarana dan Prasarana Keagamaan

Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Penataan Ruang Berdasarkan

kondisi alam Desa Sungai Gampa Asahi tersebut di atas, dapat ditentukan

bahwa sumber daya alam desa merupakan salah satu potensi

pengembangannya. Berikut tabel hasil kegiatan Identifikasi Sumber Daya

Alam yang dilakukan di Desa Sungai Gampa Asahi, Kecamatan Rantau

Badauh:

Tabel 4.9.

Sumberdaya di Desa Sungai Gampa Asahi

No. Jenis Sarana Nama Sarana Lokasi Kondisi


50

Prasarana Prasarana

1 Mesjid Darul Muhsinin RT 03 Baik

Miftahussalam RT 10 Baik

2 Mosholla Ar-Rahman RT 01 Baik

Uswatun Hasanah RT 03 Baik

Maraqi Al Falah RT 05 Baik

Darul Rahman RT 12 Baik

7) Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Tata Ruang

Dari kondisi alam Desa Sungai Gampa Asahi diatas, dapat

diidentifikasi Sumber Daya Alam yang dimiliki Desa Sungai Gampa Asahi

dan merupakan salah satu potensi pembangunan di Desa Sungai Gampa

Asahi Hasil Identifikasi Sumber Daya Alam Desa Sungai Gampa Asahi

Kecamatan Rantau Badauh dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 4.10.
Sumber Daya Alam Desa Sungai Gampa Asahi
N Tahun
o Uraian Sumber Satuan
Daya Alam 2017 2018 2019 2020 2021

1 Lahan Persawahan Ha 3.040 3.050 3.055 3.058 3.058

2 Lahan Hutan Kayu Ha 92 91 91 90 90


Galam
3 Tanaman Perkebunan Ha 16 17 17 18 18
jeruk
5 Sungai Ha 148 150 152 155 155
51

Desa Sungai Gampa Asahi dominan lahan persawahan, sebagian lahan

digunakan untuk perkebunan. Yang dimaksud dengan lahan kebun disini adalah

kebun pekarangan yang digunakan untuk menanam singkong, cabe, pohon

jeruk, pohon mangga, atau jagung. Tetapi bukan perkebunan yang dapat

dihitung berapa jumlah hasil produksi pertahun, karena hasil kebun itu hanya

digunakan warga untuk konsumsi sendiri sebagai cemilan atau makanan

selingan selain makanan pokok.

Desa Gampa Asahi dikelilingi oleh sungai, yang berarti bahwa

beberapa orang menggunakan sungai untuk berkeliling. Desa Gampa Asahi

dapat ditempuh melalui jalan darat dari jalan Anjir Trans Kalimantan atau

dengan kapal ferry, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Berikut ini adalah batas-batas desa Sungai Gampa Asahi:

a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Sungai Gampa Asahi

b. Sebelah timur batasan dengan desa Sungai Gampa Asahi

c. Sebelah barat bat asan dengan desa Sungai Gampa Asahi

d. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Sungai Gampa Asahi

1. Sejarah Singkat Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-banjari

Berdiri Majelis Jawahirul Ma’ani Al Banjari mulai dilaksanakan Pada

tahun 2005 tepatnya di Desa Sungai Gampa Asahi Rt.02 Kecamatan Rantau

Badauh Kabupaten Barito Kuala. Majelis ini berdiri kurang lebih selama 22

tahun, Yang mana awalnya kegiatan dilaksanakan terpusat


52

dirumah Guru Husin Kaderi, S.Ag setiap malam jum'at kegiatan rutin yang

dilaksanakan yaitu dimulai shalat Fardu magrib berjamaah dilanjutkan

pembacaan yasin dan tahlil.

kemudian setelah shalat fardhu isya Pembacaan Burdah Dalailul

Khairat dan pembacaan kitab Tauhid Kifayatul Awam. Kemudian pada

malam senin setelah Shalat İsya pembacaan Maulid Al Habsyi, Maulid

Azab, Maulid Diba, Maulid barjanji secara bergantian tiap Minggu dan

kemudian Pembacaan Kitab Akhlaq Ayyuhal Walad. Malam kamis dimulai

shalat Fardu magrib berjamaah dilanjutkan pembacaan Ratibul ‘Ath Thas

dan Kitab Fiiqih Fathul Qariib.

Awalnya Pembukaan Majelis Jawahirul Ma’ani Al Banjari diikutiOleh

Warga sekitar tempat Rumah H.Husin Kaderi, S.Ag dengan jumlah jamaah

kisaran Puluhan Orang, tetapi lama kelamaan dikuti oleh jamaah- jamaah

yang tidak hanya dari dalam desa tetapi juga dari luar desa Sungai Gampa

Asahi yang jumlah nya sudah ratusan orang sampai seribu orang.

Seiring waktu berjalan atas perminntaan warga majelis yang tadinya

terpusat dirumah Guru H. Husin Kaderi sekarang. Alhamdulilah sekarang

telah dilaksanakan di beberapa tempat (masjid, Langgar serta rumah warga)

yang berada diwilayah kecamatan Rantau Badauh. Adapun kegiatan

majelis selanjutnya setelah majelis berkembang baik jadwal, tempat dan

kitab yang dipejari antara lain adalah :


53

a. Malam Ahad Minggu Pertama bulan Nasional di rumah Guru H. Husin

Kaderi, Pembacaan Manaqib dan Kitab Ayyuhal Walad karya Imam

Ghazali dan Kitab Al Hikam Ibnu Athaillah

b. Setiap Malam Ahad Minggu ke dua, ke tiga dan ke empat Pembacaan

Maulid dan Kajian Kitab sifat 20 karangan Habib Utsman Betawi

c. Setiap ba’da shubuh malam jum’at kajian kitab Bidayatul Hidayah

Karya Imam Al Ghazali

d. Malam Senin Minggu Ke 4 bulan Nasional di langgar Sungai Sahurai,

Pembacaan Manaqib dan Kajian Kitab Aktsar min alfi sunnah kulla

yaumin wallailah Karya Khalid Al Husainan

e. Malam Selasa ba’da magrib di Masjid Babussalam Desa Danda Jaya

Pembacaan Manaqib dan kajian Kitab ZADUL MUTTAQIN karangan

KH. Munawwar Kitab referensi Attaqriratussadidah Fimasailil

mufidah bagian ibadah Karya Habib Hasan bin Muhammad Al Kaff

dan kitab Syamsul Munirah karya Habib Ali Baharun

f. Malam Arba di rumah H. Mugeni Desa Sungai Gampa Muara

Pembacaan Ratibul”Ath Thas, Manaqib dan Kitab Irsyadul Ibad karya

g. Malam Kamis di Masjid Anwarul Fata desa Sungai Sahurai Pembacaan

Ratibul Ath Thas, Manaqib dan Kitab Tauhid Jawahirul Kalamkiyah

Kitab Akhlak Minahus saniyah Karya Syekh Abdul Wahab Sya’rani


54

h. Hari Kamis di rumah Guru Umar desa Sungai Gampa Asahi Pembacaan

Ratibul Ath Thas, Manaqib dan kajian kitab Hidayartussalikin Karya

Syekh Abdus Shamad Palimbang

i. Malam Jum’at Masjid Miftahussalam Sungai Gampa Asahi, Pembacaan

Ratibul At thas, Manaqib dan kitab Kitab Al hikam Imam Al Haddad

dan Kitab Hidayatussalikin

j. Setiap malam diadakan acara peribadatan qiyamul lail di Majelis

Manaqib war ratib Watta’lim Jawahirul Ma’ani Wali al Banjari

dimulai jam 03.00.

k. Dimajelis tersebut juga diadakan Pembacaan manakib Aulia Allah

terutama manakib Siti Khadijah, Syekh Abdul Qadir Jailany, Syekh

Samman Al Madani dan Wali-wali lainnya dan juga diadakan

peringatan Hari Besar Islam seperti Peringatan Maulid Nabi

Muhammad SAW dan Isra Mi'raj, tahun Baru Hijriah dan Hari Besar

lainnya.

2. Pembinaan Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-banjari

a. Profil Guru H.Нusin Kaderi, S.Ag

Beliau lahir di Batola pada tanggal 26 Oktober 1972. Awal jenjang

studi beliau SDN Sungai Gampa Asahi tahun 1985 serta sekolah Madrasah

Diniyah (ibtidaiyah) Sullamul Ulum 1985, dilanjutkan MTs Nurul Huda

tahun 1988 dan Madrasah Diniyah (Tsanawiyah) Sullamul Ulum 1988,

selanjutnya MA Nurul Huda tahun 1991 dan Mengaji Kitab Kuning(Nahwu,

Sharaf, Balaghah, Mantiq, Ilmu Ushul, Tafsir, Hadits, Tauhid,


55

Fiqih, dan Tasauf) bersama orang Tua sendiri KH. Basuni Idil tahun 1983

sd 1991

Dilanjutkan pada S1 Fakultas Syariah IAIN Antasari 1997 beserta

Mengikuti Pengajian Majelis Ar Raudhah Sekumpul tahun 1991 sd 2005,

dan pendidikan terakhir beliau S1 STAI Al JaMI Banjarmasin 2008 serta

mengikuti Takhashshush Majelis Darul Syakirin asuhan Abuya KH. Syukri

Unus Martapura tahun 2005 sd 2018 dan Mengikuti Takhashshush Majelis

Raudhatul Anwar asuhan KH Munawwar Martapura tahun 2018 sd

sekarang.

Adapun pengalaman organisasi beliau yaitu: Wakil Ketua Dewan

Pertmbangan MUI Kab. Barito Kuala, Wakil Ketua Komosi Fatwa MUI

Kab. Barito Kuala, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Pesantren

Indonesia (IPI) Kab. Barito Kuala dan Rois Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah

Ahlith Thoriqoh Al Mu’Tabaroh Nahdliyyah (JATMAN) Kab. Barito Kuala

- Visi dan Misi Majlis Ta’lim Jawahirul Ma’ani

Visi

Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk

mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat untuk lebih mengenal

Rasulullah Saw, Auliya dan Shalihin dan Sebagai wadah organisasi

keagamaan yang mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat

untuk meneladani akhlak Rasulullah Saw, Auliya dan Shalihin

Misi
56

1) Melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir

2) Memberikan pengajaran tentang islam secara menyeluruh

3) Memperbanyak membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw

- Struktur Kepengurusan Majelis Jawahirul Ma’ani Al

1) Ketua : H.Husin Kaderi, S.Ag

2) Sekretaris I : Alimuddin, S.Pd.I

3) Sekretaris II : Abdurrahman, S.Ag, S.Pd.I

4) Bendahari : Aswadi Thaher

5) Bendahara II : Siti Rina Rusmina

6) Seksi-seksi
Peribadatan Kepemudaan Pembinaan wanita
2. Perlengkap an
Guru H.M. Saidi Kiprani Kuratu Rukmiati
- Wafa Al Azis
Hartawan M. Firdaus Hj. Isnaniah
- Hizbullah
Ishak Hj. Sanah
- Mahdiani

- Abdurrahman

b. Pembinaan Rohani Islam seorang Da’I kepada Jamaah/ mad’u

Pembinaan rohani Islam di Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari berkaitan dengan hasil wawancara dengan Menurut Guru atau

Ustadz H.Husin Kaderi, S.Ag, pada tanggal 22 juli 2022 pukul 16:00 sampai

selesai, beliau mengatakan:

“Dalam pembinaan di Majelis talim saya selalu berusaha yang


terbaik buat jamaah dan ikhlas dalam menyampaikan pengetahuan atau
57

ilmu maupun perilaku agar menjadi contoh yang baik, baik dari ucapan
maupun perbuatan saya 29.

Adapun Prinsip dari beliau terhadap jamaah di Majelis taklim yaitu

orang yang berhadir yang datang ke tempat ku mereka lah tamuku, beliau

sangat berpegang teguh atas menjamu jamaah disaat menghadiri Majelis

taklim. Bukan beliaunya ingin tampil di perhatikan tetapi, beliau lahselalu

mengkhawatirkan kepentingan dan kenyamanan untuk jamaah yang

berhadir.

Dari pernyataan diatas sama juga dengan wawancara pada tanggal

23 juli 2022 pukul 20:00 – selesai, beliau mengatakan:

“Gurunya sangat baik dengan jamaah, murah senyum, sangat


berperilaku baik sebagai contoh yang baik dan juga jamaah selalu di
perhatikan dari gurunya maupun para petugas Majelis demi
kenyamanan dalam penyampaian materi”30

Dalam pelaksaaan materi Pembinaan rohani Islam di Majelis

Taklim Jawahirul Ma’ani Al- Banjari hasil wawancara dengan Menurut

Guru atau Ustadz H.Husin Kaderi, S.Ag, pada tanggal 22 juli 2022 pukul

16:00 sampai selesai, beliau mengatakan:

“bisanya selain saya memberikan materi ada juga Gus Hamid


menyampaikan materi biasanya beliau sebulan sekali selebihnya itukan
bila ada tamu dari habib atau dari kyai dari Jawa, dari Banjarmasin nah
itu berkala saja sifatnya. Bila ada tamu kita persilahkan menyampaikan

29
wawancara dengan Menurut Guru atau Ustadz H.Husein Kaderi, S.Ag, pada tanggal 22

juli

30
Wawancara dengan ibu Wahidah, Jamaah Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari, 23 juli
58

materi maupun habib-habib yang lain dari Hadratul Maud ada juga.
Kalonya yang rutinkan kita sendiri sama Gus Hamid sebulan sekali 31”

Dalam hal pelaksanaan Pembinaan rohani Islam sesuai bentuk

susunan kegiatan yang ada yaitu pembacaan tahlil dan yasin, sholat magrib

berjamaah, pembacaan maulid dengan tarbang, sholat isya berjamaah dan

terakhir yaitu Pembinaan rohani Islam dengan materi ceramah Agama yang

membuat hati, jiwa, rohani dan pikiran jamaah menjadi tenang semakin

kuat ibadahnya kepada Allah SWT. Dan ada juga dari Majelis talim yang

menyediakan air dan telur penerang hati yang sudah dibacakan langsung

oleh guru, manfaat sebagai terapi kerohanian, jiwa dan pikiran menjadi

lebih tenang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Hasil dari penjualan air sama telur itu tadi untuk pembangunan Majelis

ta’lim. Karena waktu sudah lumayan lama dalam kegiatan tersebut maka

sesi Tanya jawab kepada pembimbing atau guru dengan jamaah tidak

ditiadakan, tetapi diluar kegiatan di Majelis ta’lim ini beliau

mempersilahkan kepada jamaah atau masyarakat yang ingin bertanya

masalah pribadi mereka langsung ke rumah beliau dengan ajaran syariat

Islam.

Pelaksanaan pembinaan rohani Islam di Majelis Taklim Jawahirul

Ma’ani Al- Banjari, penulis menyajikan berdasarkan hasil dari data

31
wawancara dengan Menurut Guru atau Ustadz H.Husein Kaderi, S.Ag, pada tanggal

22 juli
59

wawancara yang didapat tentang respon atau yang dirasakan jamaah yang

mendengarkan atau yang berhadir adalah sebagai berikut:

1) NL, 27 Tahun, Desa Sei Bamban Rt 01

Hasil wawancara bersama ibu NL pada malam Minggu, 23

Juli 2022 jam 08:00, beliau mengatakan:

“ulun nih alhamdulilah dari awal mulai Majelis Talim nih


sudah maumpati kegiatan sidin sampai sekarang ini, ulun bagawi
swasta, dari pada ungut-ungut dirumah baik menulaki ka majelis
taklim sini, ada jua dapat ilmu berkah dari guru lawan hati menjadi
tenang, bisa yang kada tahu ilmunya jadi tahu sudah”32

(Alhamdulilah saya awal mula Majelis Talim sudah ikut serta dalam
kegiatan beliau sampai sekarang ini, pekerjaan saya swasta, dari pada saya
di rumah tidak ada kegiatan kosong lebih baik mengisi ke Majelis ta'lim
tersebut, bisa belajar menuntut ilmu yang berkah dari guru dan juga hati
menjadi tenang, apa yang saya tidak tahu menjadi tahu)

2) IM. 24 Tahun, Desa Sahurai Rt 02

Hasil wawancara bersama ibu IM pada malam Minggu, 23

Juli 2022 jam 08:00, beliau mengatakan:

“ulun nih hanya sekitar dua tahun nih naham yang berhadir
di Majelis taklim nih karena ada laki sudah membawa. Ulun nih ibu
rumah tangga haja, dulu tuh kada kawa mendatangi karana
lumayan jauh kesana nya malam jua acaranya kadada yang
membawa. Alhamdulilah sudah ada yang membawa pas semenjak
mengikuti Majelis Taklim nih hati menjadi tenang,

32
Wawancara dengan ibu Nor Latifah, Jamaah Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari, 23 juli
60

pikiran makin terbuka, dapat ilmu dan barokahnya dari sidin bisi
maamalkan gasan hati tenang ”33

(saya ini baru sekitar dua tahun mengikuti kegiatan Majelis Talim
sidin karena bersama suami saya kesana membawa. Saya sebagai iburumah
tangga, dulu itu tidak bisa kesana tidak ada yang mengantar kesan karena
jaraknya lumayan jauh, kegiatannya juga malam hari. Alhamdulilah ada
bareng sama suami saya dan semenjak mengikuti kegiatan tersebut hati
menjadi tenang, pikiran semakin terbuka wawasan, mendapat ilmu dan
barokahnya dan bisa mengamalkannya)

3) SM, 30 Tahun, Desa Gampa Asahi Rt 02

Hasil wawancara bersama ibu SM pada malam Minggu, 23 Juli 2022 jam

08:00, beliau mengatakan:

“ulun ikut majelis nih pas sudah bangunan jadi sudah rami urang
ka majelis taklimnya. Ulun nih ibu rumah tangga haja, dari materinya Guru
atau Ustadz H.Husein Kaderi, S.Ag, nya Alhamdulilah paham dan sangat rami
ceramah sidin ne pas mengikuti Majelis Talim nih hati menjadi tenang, dapat
ilmu dan barokahnya dari sidin”.34

“saya mengikuti majelis ini ketika pembangunan majlis ta'limnya


sudah besar dan ramai, dari materinya Guru atau Ustadz H.Husein Kaderi,
S.Ag, alhamdulilah jelas dan bisa dipahami. Ketika mengikuti majelis talim ini hati
menjadi tenang mendapat ilmu dan barokah ”.

4) RA, 50 Tahun, Desa Pindahan Baru Rt 03

Hasil wawancara bersama ibu RA pada malam Minggu, 23 Juli 2022 jam

08:00, beliau mengatakan:

33
Wawancara dengan ibu Isna Muliati, Jamaah Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari, 23 juli

34
Wawancara dengan ibu Sri Mulyani, Jamaah Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari, 23 juli
61

“aku bagawi pahumaan haja, alhamdulilah maumpati haja majelis


sidin neh kalu kadada gawian atau kada lapah awak bila musim badiam
datang haja. Dari aku ceramah sidin paham Cuma kalau ceramah guru gus
hamid itu kurang paham dalam menjelaskan akan atau mencontoh akan
nama nya jua beda-beda guru beda juga cara melajari. Tapi sama haja jua
bila ke majelis nih masalah hati tenang dalam pembimbingan sidin neh
dapat ilmu dalam menghadapi masalah atau cobaan keseharian”35

(saya bekerja sebagai seorang petani, mengikuti majelis taklim nih jika
ada kesibukan atau keadaan baik jika musim istirahat dalam artian di rumah
aja pergi ke majelis ta'lim aja. … pendapat saya ceramah beliau jelasmudah
dipahami Cuma kalo ceramah guru gus hamid itu kurang paham dalam
menjelaskan akan atau mengkiaskan. Ya namanya setiap guru berbeda-beda,
beda juga cara mengajari. Tapi sama jua bila ke majelis nih bikin hati tenang
dalam pembimbingan sidin neh dapat ilmu dalam menghadapi masalah atau
cobaan keseharian)

5) NH, 28 Tahun, Desa Sei Bamban Rt 01

Hasil wawancara bersama bapak NH pada malam Minggu, 23 Juli 2022

jam 08:00, beliau mengatakan:

“aku bagawi badangang haja, alhamdulilah maumpati haja majelis


talim sidin neh hanyar-hanyar haja pang. Bila kada uaran tulak haja, Dari
aku ceramah sidin sangat jelas baik banar sidinnya dalam masyarakat,
yang ulun dapat di majelis nih maualah hati tanang dalam pembimbingan
sidin neh dapat ilmu yang ulun tahu alhamdulilah tahu, bisa menjadi
pribadi lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari36”

(saya bekerja sebagai pedagang, alhamdulilah saya pergi aja ke


majelis talim baru-baru saja mengikuti kegiatan beliau, yang pastinya

35
Wawancara dengan ibu Rini Ariani, Jamaah Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari, 23 juli

36 Wawancara dengan Nur Hatman, Jamaah Majelis Taklim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari, 23 juli
62

pendapat saya ceramah beliau sangat jelas mudah di pahami beliau sangat
baik apalagi dalam bermasyarakat, yang saya rasakan setelah mengikuti
majelis talim ini bikin tenang hati dan batin ketika dalam pembimbingan
dan dapat ilmu yang belum saya tau alhamdulilah menjadi tau, bisa menjadi
pribadi lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari).
Dari hasil data wawancara yang di dapat kepada jamaah maupun

Pembina rohani Islam di Majelis Taklimnya jawahirul Ma’ani Al- Banjari

yang mana dalam pembinaan dalam kegiatan tersebut sangat bermanfaat

sekali dalam masyarakat untuk menjelankan kehidupan sehari-hari mereka.

Yang mana dalam kehidupan perlu pembinaan atau arahan yang lurus untuk

ke jalan yang benar dalam agama Islam dan juga sesuai dengan syariat

Islam.

Hal yang menarik dalam banyaknya para jamaah berhadir ke majelis

ta'lim tersebut karena mereka sangat yakin dengan Pembinaan Rohani Islam

dengan Guru atau Ustadz H.Husein Kaderi, S.Ag, tokoh agama yang sangat

menjadi panutan contoh yang baik punya ilmu wawasan agama yang luas

sehingga hal ini membuat para jamaah tertarik datang dalam majelis

tersebut. .

Karena sifat dan akhlak beliaulah yang mana para jamaah sangat

berapresiasi datang berhadir ke Majelis Talim Jawahirul Ma’ani Al- Banjari

untuk mengambil berkah dan ilmu nya langsung dari beliau. Ilmunya Sangat

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, di dunia maupunbekal di akhirat

nanti.

c. Materi / Kitab Dalam Pembinaan Rohani Islam di Majelis Ta’lim Jawahirul

Ma’ani Al-Banjari yaitu:


63

1) Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Gazali dikenal sebagai salah satu kitab

penting dalam pendidikan anak dan pendidikan jiwa manusiamembahas

tentang etika dan akhlak.

2) Kitab Al Hikam Ibnu Athaillah dikenal sebagai salah satu kitab yang

membahas tentang tasawuf .

3) Kitab sifat 20 karangan Habib Utsman Batawi salah satu sifat-sifat Allah

tidak terhingga banyak sebagaimana kesempurnaannya tidak terbatas,

ada sifat yang wajib bagi Allah untuk kita ketahui sebanyak dua puluh

saja.

4) kitab Bidayatul Hidayah Karya Imam Al Ghazali merupakan kitab yang

sangat penting untuk dikaji dan dijadikan sebagai rujukan dalam

melaksanakan aktifitas syariat rohaniah tentang didikan nilai-nilai

tasawuf dalam kehidupan sehari-hari.

5) Kitab Aktsaru min alfi sunnah kulla yaumin wallailah Karya Khalid Al

Husainan membahas tentang amalan sunnah Rasulullah SAW dalam

sehari semalam.

6) Kitab Zaadul Muttaqin karangan KH. Munawwar membahas tentang

ilmu agama yaitu seperti ilmu tauhid dan ilmu tasawuf, yang mana ilmu

ini sangat mendasar dan sangat penting yang harus ditanamkan pada diri

anak-anak.

7) Kitab referensi Attaqriratussadidah Fimasailil mufidah bagian ibadah

Karya Habib Hasan bin Muhammad Al Kaff yang membahas tentang


64

Taqrirot sadidah ubudiyah dan permasalahan fiqih mengikuti aliran

mazhab al- Syafi’i.

8) kitab Syamsul Munirah karya Habib Ali Baharun yang membahas

tentang permasalahan fiqih dan hukum-hukum yang berkenaan dengan

ibadah sehari-hari maupun problema pernikahan dan cara mengatasinya.

9) Kitab Irsyadul Ibad karya Syekh Zainuddin Bin Abdul Aziz Al- Malibari

berisi masalah-masalah fiqih yang dilengkapi dengan nasihat yang

bersumber dari hadist nabi dan kisah-kisah para ulama banyak nilai-nilai

pendidikan akhlak.

10) Kitab Tauhid Jawahirul Kalamiyah adalah kitab yang membahas ilmu

dasar-dasar akidah, tauhid tentang rukun iman.

11) Kitab Akhlak Minahus saniyah Karya Syekh Abdul Wahab Sya’rani

berisi tentang akhlak, tasawuf dan tuntunan Nabi saw.

12) kitab Hidayartussalikin Karya Syekh Abdus Shamad Palimbang berisi

tentang dunia tasawuf, akhlak dan adap murid dengan gurunya

13) kitab Al hikam Imam Al Haddad berisi tentang mengenai hukum fiqih,

nasihat dan wasiat, petunjuk menjalani hidup sesuai syariat Islam, dan

banyak sekali kata-kata mutiara hikmah serta tuntunan beragama yang

benar sesuai yang diajarkan oleh Allah swt dan Rasulnya.

14) Kitab Hidayatussalikin berisi tentang ilmu tasawuf serta ilmu yang

memberi manfaat.
65

d. Metode Pembinaan Rohani Islam di Majelis Ta'lim Jawahirul Ma'ani Al-

Banjari dengan strategi sebagai berikut:

1) Penyampaian pesan dakwah secara langsung secara lisan dikenal

dengan metode lisan bil, dan memungkinkan terjadinya interaksi antara

da'i dan mad'u. Karena metode ini sangat efektif dalam menyampaikan

ibadah, seperti halnya metode dialog, Anda bisa langsung menyimak

dan memahami apa yang disampaikan.

2) Metode bil hal menekankan tindakan kehidupan nyata dengan tujuan

tidak hanya membuat pendengar memahami pesan da'i, tetapi juga

menunjukkan bagaimana menerapkan berbagai tindakan keteladanan

dalam kehidupan sehari-hari. Pendengar mampu mengamalkan nilai-

nilai buruk dalam kehidupan sehari-hari serta menggunakan nilai-nilai

baik dan buruk.

3) Metode bil kitabah diterapkan melalui tulisan, baik melalui penerbitan

buku, majalah, surat kabar, internet, maupun bentuk tulisan lainnya

yang menyampaikan pesan dakwah yang sangat bermakna dan efektif.

Sekalipun pengkhotbah atau penulisnya telah meninggal dunia,

pendekatan ini mempertahankan nilainya. “Sesungguhnya tinta para

ulama lebih baik daripada darah para syuhada,” Rasulullah saw.

B. Pembahasan

“Diskusi terkait temuan data penelitian yang dikumpulkan melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah itu, presentasi digunakan

untuk mengubahnya menjadi diskusi. Data yang diperoleh akan disajikan

secara deskriptif, yaitu sebagai penjelasan dalam bentuk uraian kata, yang

akan menghasilkan kalimat-kalimat yang mudah dipahami.

Temuan investigasi ini, berjudul "Pembinaan Spiritual Islam di Dewan

Ta'lim Jawahirul Ma'ani Al-Banjari Al-Banjari Rantau Badauh," tersedia


66
untuk konsumsi publik. Uraian berikut ini memberikan informasi tambahan

terkait pemaparan data tersebut, serta perkembangan spiritual Islam di

Majelis Ta'lim serta faktor pendukung dan penghambat perkembangan

tersebut.

1. Pembinaan Rohani Islam di Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari

Dari konsekuensi penggambaran informasi wawancara pemeriksaan

dengan pimpinan majelis talim dan majelisnya. Dalam konteks Pembinaan

Kerohanian Islam di Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari Al-Banjari Al-

Banjari Kecamatan Rantau Badauh, Majelis Talim berfungsi sebagai sarana

dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam dan membina masyarakat. yang

memuliakan Allah SWT. Usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat

pendidikan adalah beberapa klasifikasi tarekat di Majelis Talim ini.


67

Adapun bentuk pembinaan rohani Islam yang ada di Majelis Ta’lim

Jawahirul Ma’ani Al-Banjari yaitu pembinaan akhlak, pembinaan ibadah,

pembinaan pembacaan tahlil yasin, pembacaan Al-Quran, pembacaan

maulid dengan terbang, pembacaan manakib para aulia, dan pembacaan

kitab-kitab agama Islam. Beberapa bentuk pembinaan rohani Islam tersebut

akan di uraikan dibawah ini:

a. Pembinaan Pembacaan Tahlil dan Yasin

Pengadaan tahlilan dan pembacaan yasin di Majelis Ta’lim

jawahirul Ma’ani Al-Banjari dilakukan sebelum sholat magrib sambil

menunggu azan magrib. Surah yasin biasanya dibacakan sebelum rangkaian

dzikir tahlil dimulai, dalam pembacaan surah yasin diawali dengan

pembacaan surah Al-Fatihah. Setelah itu pembacaan yasin, pembacaan

surah Al-Ikhlas 3 kali, pembacaan tahlil dan takbir, pembacaan surah Al-

Falaq, surah An-Nas, awal surah Al-Baqarah dan Al-Baqarah ayat 163,

pembacaan ayat kursi, istighfar 3 kali, tahlil 33 kali, dua kalimat syahadat,

shalawat Nabi, tasbih, shalawat Nabi, surah Al- Ahzab ayat 56, surah Al-

Fatihah, dan terakhir pembacaan doa tahlil atau doa arwah.

Pembacaan doa tahlil ini dipimpin oleh guru yang mengisi

pengajian. Dalam pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim jawahirul

Ma’ani Al-Banjari dalam tiap minggu tahlilan dipimpin oleh guru yang

berbeda-beda.

b. Pembacaan Maulid dengan Terbang


68

Majelis Ta’lim jawahirul Ma’ani Al-Banjari mengajak

jamaahnya untuk selalu senantiasa membaca maulid atau bershalawat

kepada Nabi Muhammad SAW, kegiatan ini dilaksanakan sesudah

selesai sholat isya berlanjut dengan pembacaan maulid dan para

jamaahnya bisa untuk istirahat sambil mendengarkan pembacaan

maulid ataupun syair-syair habsyi yang diiringi dengan alat musik yaitu

terbang yang berisi tentang cerita perjalanan kehidupan Rasulullah

SAW.

Diharapkan kepada seluruh jamaah dapat mencintai

Rasulullah dan meneladani sifat-sifat beliau dalam kehidupan sehari-

hari. kegiatan ini tidak lepas dari peran pengelola dalam

mengembangkan Majelis talim ini. Menurut penelitian wawancara

kepada guru Majelis talim dan para jamaahnya dengan pembacaan

maulid ini ada beberapa manfaat dalam pembinaan rohani Islam dalam

pembacaan maulid atau sholawat.

Yang diperoleh diantaranya hati menjadi tenang, berkah dalam

kehidupan bertambah, pintu rezki kian terbuka, rahmat Allah

senantiasa turun, istiqomah dalam membaca Al-Quran dan sholawat

akan manjadi penyebab seseorang khusnul khotimah. Yang paling

utama bagi seorang hamba adalah menjaga sholat wajib yang menjadi

penentu manusia selamat atau tidak diakhirat kelak.

c. Pembacaan Manaqib Para Aulia


69

Pembacaan manakib dalam bentuk kegiatan Majelis taklim ini,

setelah pembacaan maulid diteruskan dengan pembacaan manakib.

Pembacaan Manakib merupakan salah satu ritual ibadah yang sudah

menjadi tradisi sebagai tradisi sebagian besar masyarakat, manakib

juga mempunyai aspek nilai kerohanian. Asal dari kata manaqib sendiri

berasal dari kata manaqib (bahasa arab) yang artinya biografi. Kedalam

bahasa Indonesia ditambahkan dengan akhiran ‘an’ menjadi manakiban

berati suatu kegiatan pembacaan manakib biografi Syekh Abdul Qodir

al-Jailani, Syekh Samman Al Madani, dan Sayyidah khadijah Al

Kubro.

Para wali ialah hamba-hamba Allah yang sholeh yang dipilih

oleh Allah SWT sendiri dan sangat dekat dengannya. Sudah banyak

sejarah hidup para wali yang telah dibukukan atau yang kita kenal

sekarang dengan nama manakib. Salah satu cara yang bisa menambah

rasa kecintaan kita kepada para wali ialah dengan membaca manakib

agar kita bisa mengetahui kesholehan dan kebaikannya yang akan

menambah kecintaan kita kepadanya.

“ketahuilah, sebaik-baiknya bagi setiap muslim yang mencari

berkah dan anugerah, terkabulnya doa dan turunya rahmat di depan

para wali. Di majelis-majelis dan kumpulan merekam. Baik yangmasih

hidup maupun sudah mati di kuburan mereka. Ketika mengingat

mereka, dan ketika banyak orang berkumpul dalam


70

berziarah kepada mereka. Serta ketika mengingat keutamaan mereka

, dan pembacaan riwayat hidup mereka”

Di dalamya juga berisi mujahadah, kepandaian dan nasihat. Serta

terdapat pula maambil karomah dari manakib tersebut dan mengambil

hikmah dalam perjalanan hidup para wali yang sederhana dan bijak

dalam menangani berbagai persoalan yang ada. Adapun manfaat

membaca manakib diantaranya:

untuk mendapatkan berkah setelah mendengarkan manakib dan

mempererat tali persaudaraan dan hubungan dengan masyarakat sekitar

menjadi semakin rukun. Didasarkan dengan keyakinan bahwa Syekh

Abdul Qodir al-Jalani, Syekh Samman Al Madani, dan Sayyidah

khadijah Al Kubro adalah wali-wali Allah SWT yang sangat istimewa

yang dapat berkah dalam kehidupan seseorang.

d. Pembacaan Kitab-kitab Agama Islam

Selain dari pembacaan manakib di Majelis taklim ini juga ada

pembacaan kitab-kitab agama Islam yang menjadi pembinaan rohani

Islam atau materi setiap minggunya. Yang menjelaskan tentang

pembinaan aqidah, ibadah dan akhlak agar menjadikan jamaah sebagai

pribadi yang selalu terkait dengan syari’at islam dalam kehidupan

sehari-harinya. Dari pembinaan aqidah yaitu tentang apa yang diyakini

oleh seseorang untuk mengarahkan tujuan hidupnya sebagai makhluk

alam menjadikan pondasi dari seluruh bangunanaktivitas kehidupan.


71

Pembinaan ibadah yaitu tentang merendahkan diri serta tunduk

dan taat kepada Allah dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi

apa yang dilarangnya. Pembinaan akhlak yaitu tentang budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat, seseorang yang sudah memahami

akhlak maka akan bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan

antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang

menyatu, membentuk suatu tindakan akhlak yang dihayati dalam

kenyataan hidup keseharian.

Dari materi pembinaan aqidah, ibadah dan akhlak itu saling

berkaitan. Bila seseorang aqidah dan ibadahnya baik maka bisa menjadi

akhlak seseorang menjadi baik. Dengan tujuan materi tersebut untuk

para jamaahnya bisa mengamalkan dan menjalankan kehidupan

kesehariannya yang baik dan lebih baik lagi setelah mendengarkan

pengajian materi yang dijelaskan sebagai pembinaan rohani Islam di

Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari.


72

Gambar 4.1: foto acara majelis taklim berlangsung

Gambar 4.2 : foto acara majelis taklim berlangsung


73

Gambar 4.3 : poto Guru Husen Kaderi Memberikan

Pembinaan Rohani Islam di Majelis Taklim

Gambar 4.4 : poto jamaah perempuan dalam mengikuti Majelis

Talim

Gambar 4.5: lokasi pembinaan Rohani Islam diMajelis Ta’lim

Jawahirul Maani Al banjari Kec. Rantau Badauh

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Rohani Islam di


Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari
74

Dalam melaksanakan Pembinaan Rohani Islam tentunya harus

mengetahui apa saja faktor-faktor yang bisa menimbulkan keberhasilan

atau tidaknya dalam kegiatan Pembinaan Rohani Islam. Ada beberapa

faktor yang terdapat yaitu faktor pendukung dan penghambat, yang

dijelaskan berikut:

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung selama ini memang awalnya tidak seperti dulu.

Akan tetapi, untuk sekarang semakin bagus berikut ini:

- Adanya sarana yang mendukung

Ketika melakukan pembinaan rohani Islam di Majelis Talim

Jawahirul Ma’ani al-Banjari adanya Semua sarana yang ada di majelis

talim termasuk lokasi, tempat wudhu jamaah laki-laki dan perempuan

pisah, tempat wc, sound system, layar proyektor semuanya ada lengkap.

Karena menurut hasil penelitian adalah salah satu berjalannya dakwah

Islam dalam pembinaan rohani Islam itu adanya sarana dan

prasarananya untuk Memudahkan bagi jamaah konsentrasi melihat dan

mendengarkan dalam pembinaan tersebut.

- Adanya media sosial

Media sosial yang aktif adalah whatsapp, instagram, dan youtube

yang mana setiap media tersebut mengupload famplet hari kegiatan atau

undangan acara untuk masyarakat yang kira nya ingin juga mengikuti

Pembinaan rohani Islam di majelis talim Jawahirul Ma’ani al-Banjari

untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah


75

SWT. Maka setiap malam minggu di media youtube akan ada live

streming kepada para jamaah yang tidak bisa berhadir atau yang

berhalangan datang, maka pada malam itu juga videonya akan di upload.

- Kharismatik pembimbing

Pembimbing dalam ilmu agama yang kharismatik tentunya memiliki

ilmu luas dan wibawa yang sangat baik, karena ketika saat penulis

mencari latar belakang tentang beliau kedisiplinan dan wawasan ilmu

agama yang luas bisa dilihat dari latar belakang pendidikan beliau dan

cara penyampaian pembimbing. Hal inimembuat para jamaah tertarik

datang ke majelis ta'lim tersebut.

- Semangat Yang Kuat Dari Jamaah dan Kondisi Lingkungan Alam Yang

Mudah Berubah

Dalam kegiatan pembinaan rohani Islam di majelis talim yang mana

dari jamaah yang punya semangat datang walaupun misal kondisi

lingkungan alam sedang tidak mendukung maka lokasi majelis talim

tersebut sangat penuh.

b. Faktor Penghambat

Suatu faktor penghambat yang muncul pada Guru H. Husin Kaderi,

S. Ag ialah beliau menceritakan: Majelis ta’lim untuk melaksanakan

kegiatan pembinaan kepada para jama’ah pasti ada saja terdapat

berbagai faktor penunjang dan penghambat yaitu:

- Kekurangan tenaga pengurus


76

Kegiatan pembinaan rohani Islam di majelis talim jawahirul

ma’ani al-Banjari yang mana dari masyarakat maupun jamaah ikut

berpartisipasi untuk kelancaran kegiatan tersebut sebagai tenaga

pengurus majelis taklim. Jika dari tenaga pengurus punya kesibukan

masing-masing maka akan kekurangan dari tenaga pengasuh di majelis

taklim tersebut.

- Semangat jama’ah sangat lemah dan Kondisi lingkungan alam yang sulit

Dalam kegiatan pembinaan rohani Islam di majelis talim yang

mana dari jamaah sangat lemah semangat datang walaupun misal

kondisi lingkungan alam sedang mendukung atau tidak Maka itu dalam

lokasi di majelis talim tersebut dari jamaah terdapat 15 persen yang

kosong.

- Tranfortasi yang kurang memadai dari jamaah

Pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari Desa Sungai Gampa Asahi Rt 2, Kecamatan Rantau Badauh,

Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Menurut penelitian

penulis lokasi tersebut lumayan jauh dari jamaah yang ingin datang,

menjadi kendala dari masyarakat untuk transportasi bepergian ke

majelis ta'lim tersebut.

Pembinaan rohani Islam di Majelis ta’lim yang tumbuh dan

berkembang di masyarakat dan mengakui bahwa majelis ta’lim mempunyai

peranan yang penting bagi agama, masyarakat dan Negara.


77

Masyarakat yang menjadi bagian dari majelis ta’lim mempunyai solidaritas

dan kekolompokkan yang luar biasa sehingga hal itu menjadi kekuatan bagi

persatuan dan perdamaian bangsa. Tujuan majelis ta’lim sebagai alternatif

pusat penyebaran Islam.


78

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka

didapatkan dan disimpulkan sebagai berikut:

1. Bentuk Pembinaan Rohani Islam di Majelis Talim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari Desa Sungai Gampa Asahi Rt 2, Kecamatan Rantau Badauh,

Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Yang meliputi Pembinaan

Aqidah, Pembinaan Ibadah, dan Pembinaan Akhlak. Bentuk Pembinaan

Rohani Islam yang disampaikan melalui metode ceramah, metode

kitab/tulisan dan metode perbuatan. Dengan bertujuan dalam

meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat dalam beribadah.

2. Faktor penunjang dan penghambat dalam Pembinaan Rohani Islam di

Majelis Talim Jawahirul Ma’ani Al-Banjari Desa Sungai Gampa Asahi

Rt 2, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan

Selatan meliputi: faktor penunjang yaitu adanya sarana, adanya media

sosial yang aktif, Kharismatik pembimbing, Semangat Yang Kuat Dari

Jamaah dan Kondisi Lingkungan Alam Yang Mendukung. Serta faktor

penghambat adalah faktor kurangnya tenaga pengurus, kurangnya

Semangat Dari Jamaah, Kondisi Lingkungan Alam Yang tidak

Mendukung, dan Transportasi yang kurang memadai dari jamaah.


79

B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis dan pembahasan penulis

berkaitan Pembinaan Rohani Islam di Majelis Talim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari Desa Sungai Gampa Asahi Rt 2, Kecamatan Rantau Badauh,

Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Ada beberapa saran adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Pembimbing

Hendaknya bisa memberikan jamaah waktu untuk sesi Tanya jawab

2 pertanyaan di sela-sela menyampaikan ceramah agar dari masyarakat

semangat datang dan ingin bertanya dalam masalah atau dirasakan dari

jamaah.

2. Bagi Jamaah

jangan malu untuk menuntut ilmu karena menuntut ilmu itu tidak

memandang usia, pangkat dan penampilan.

3. Pengurus Majelis Taklim

Hendaknya terus selalu istiqomah dalam membantu kegiatan

Pembinaan Rohani Islam di Majelis Talim Jawahirul Ma’ani Al-

Banjari.
80

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, Tuti. 1997. Strategi Dakwah Di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung:

Mizan

Amin, Samsul Munir. 2015. Bimbingan Dan Konseling Islam, Ke 3, Jakarta:

AMZAH

Arifin Muhammad. 1982. Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, ke 2, Jakarta:

Golden Terayon Press

Ashfahani, ar raghib. 2021. Muradat Alfazhil Quran, Darul Kutub al ilmiyah

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia Jakarta: BalaiPustaka

Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji. 1994. Haji, Bimbangan Keagamaan DanUrusan

Haji Jakrta

Fathurrahman, Pupuh. 2011. Metode Pendidikan Bandung: Pustaka Setia

Hamid, Harizah. 1991. Majelis Ta’lim Jakarta: Bulan Bintang

Hasbullah, 1995. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Jakarta: Rajawali

Irawan, Deni, 2014. ‘Islam And Peace Building’, Jurnal Religi

Kebudayaan dan pendidikan Departemen, 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Cet

ke 2 Jakarta: Balai Pustaka

Laura A. King, Professor, 2007. The Science Of Psychology

Lexy J Moleong, op. cit

Mangunhardjono, 1986. Pembinaan, Arti Dan Metode Yogyakarta: Kanimus


81
MK, muhsin, 2009. Manajemen Majelis Taklim Petunjuk Praktis Pengelolaan

Dan Pembentukannya Jakarta: Pustaka Intermassa


82

Muhammad, jalaluddin Suyuti, 2007. Tafsir Jalalain Jeddah: Haramain

Munawwir, Ahmad Warson, 1997. Al Munawwir Yogyakarta: Pustaka Progresif

Puslitbang, Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat, 2007. Peningkatan

Peran Serta Masyarakat Dalam Pendalaman Agama Melalui Majelis Taklim

Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan

‘QuranKemenagInMsWord_v2’

Simanjuntak, B. I, L Pasaribu, 1990. Membina Dan Menymbangkan Genarasi

MUDA Bandung: Tarsito

Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bandung:

Pustaka Setia
83

LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

PEDOMAN OBSERVASI

1. Melihat secara langsung pembinaan rohani Islam di Majelis

Ta’lim Al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh dari bentuk-

bentuk acara kegiatan mulai sampai tahap pelaksanaan.

2. Melihat langsung gambaran lokasi umum penelitian

3. Melihat secara langsung sarana dan fasilitas dalam pembinaan

rohani Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan Rantau

Badauh.
84

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

A. WAWANCARA UNTUK GURU

1. Sejak kapan bedirinya pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Al-

Banjari Kecamatan Rantau Badauh?

2. Bagaimana latar belakang terbentuknya pembinaan rohani Islam di

Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh?

3. Bagaimana susunan kepengurusan pembinaan rohani Islam di Majelis

Ta’lim Al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh?

4. Apa saja strategi yang anda lakukan dalam menarik minat masyarakat

untuk pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari

Kecamatan Rantau Badauh?

5. Sudah berapa lama guru mengisi pengajian ini?

6. Menurut guru bagaimana perkembangan majelis ini?

7. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

8. Hasil apa saja yang dicapai setelah melakukan strategi dakwah di

pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan

Rantau Badauh?

B. WAWANCARA UNTUK JAMA’AH

1. Sudah berapa lama bapa/ibu mengikuti pembinaan rohani Islam di

Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan Rantau Badauh?

2. Hal apa yang membuat bapak/ibu sehingga tertarik mengikuti

pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan

Rantau Badauh ini?

3. Apa yang bapak/ibu rasakan setelah mengikuti kegiatan tersebut?


85

4. Apa hasil/manfaat yang bapak/ibu dapatkan setelah mengikuti

pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan

Rantau Badauh?

5. Bagaimana pelayanan pengurus terhadap jamaah Majelis Ta’lim ini

menurut bapak/ibu?

6. Strategi apa menurut bapak/ibu yang dilakukan oleh para pengurus

pembinaan rohani Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari Kecamatan

Rantau Badauh sehingga jamaahnya begitu banyak?

7. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap adanya pembinaan rohani

Islam di Majelis Ta’lim Al- Banjari?


86

Lampiran 3

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Data tentang gambaran umum lokasi penelitian atau deskripsi lokasi

penelitian

2. Data tentang kondisi geografi lokasi penelitian

3. Data tentang jumlah penduduk

4. Data tentang sarana dan fasilitas pada lokasi peneliti.


87
Lampiran 4.

DATA RESPONDEN

No NAMA USIA JABATAN ALAMAT

1 Wahidah 42 Ibu Rumah Desa Sei Bamban Rt

Tangga 01

2 Nor Latifah 27 Swasta Desa Sei Bamban Rt

01

3 Isna Mudiati 24 Ibu Rumah Desa Sahurai Rt 02

Tangga

4 Sri Muliani 30 Ibu Rumah Desa Gampa Asahi

Tangga Rt 02

5 Rini Ariani 50 Petani Desa Pindahan Baru

Rt 03
88

6 Nur Hatman 28 Pedagang Desa Sei Bamban Rt

01
89

Lampiran 5.

FOTO-FOTO

Gambar 4.6: Foto Bersama dengan Pembakal Desa Sungai Gampa Asahi
90

Gambar 4.7: Foto Bersama dengan Guru pembinaan Majelis Ta’lim sekaligus

pendiri
91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Nama Lengkap : Maisyarah

b. Tempat dan Tanggal Lahir : Sei Bambam, 09 November 2000

c. Agama :Islam

d. Kebangsaan : Indonesia

e. Status Perkawinan : Belum Menikah

f. No Handphone 087812252543

g. Email : maisyarahmaisyarah@gmail.com

h. Alamat: JL. H.M. Yunus, Desa Sei

Bamban, Rt 001.

i. Pendidikan

SD/MI : SD Sungai Bamban

SMP/MTS : SMPN 1 Rantau Badauh

SMA/MA : SMAN 1 Rantau Badauh

j. Orang Tua

Nama Ayah : Suriani

Nama Ibu : Misbah

k. Alamat : JL. H.M. Yunus, Desa Sei Bamban,

Rt 001

Saudara : 4 (empat)

Anda mungkin juga menyukai