Anda di halaman 1dari 12

PERAYAAN NATAL

GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA (GPdI)


SE-WILAYAH HUMBANG HASUNDUTAN
26 DESEMBER 2023

Thema : Kebersamaan Sumber Kekuatan


(Mazmur 133 : 1)
Sub Thema : Dengan Semangat Natal mari kita
tingkatkan persatuan dan kesatuan
Hamba-hamba Tuhan di Tengah-tengah
Pelayanana Humbang Hasundutan
I. Kata Sambutan dari Panitia Natal
II. Acara Natal : Acara Ibadah
a. WL : Ibu Gembala Siborboron
b. Doa Pembuka : Pdt. J. Nainggolan
c. Persembahan :
d. DAA FT : Pdt. R. Manullang
e. Renungan Natal : Pdt. E. Purba
III. Penyalaan Lilin
1. Pemandu Penyalaan lilin : Pdt. U. Sihite
a. Ketua Panitia natal
b. Pengkotbah
c. Pengurus Wilayah
d. Gembala setempat
e. Utusan Gembala
f. Mewakili Komisi Wilayah : - Pelwap
- Pelprip
- Pelprap
2. Doa Penyalaan Lilin : Ibu Gembala Pandumaan
IV. Acara Liturgi
1) Liturgi I (Keindahan Ciptaan dan Keagungan Sang Pencipta)
Prolog : Siapakah Allah? Ia adalah pencipta alam semesta
dan segala isinya. Semua tercipta sedemikian baik, sehingga
diharapkan sesuatu yang baik muncul dari keberadaan
semua ciptaan. Hal baik tersebut dikehendaki, tidak hanya
untuk kebaikan masing-masing ciptaan, tetapi juga dalam
hal kebaikan hubungan antar ciptaan
1.1. GPdI Aek Nauli
Pada mulanya Allah menciptakan Alam semesta yang
dikenak dengan gugusan, galaksi dan planet, pada
awal penciptaan alam semesta, planet bumi belum
berbentuk dan masih kacau balau, yang ada hanya
samudera luas, kegelapan dan kuasa Allah. Kemudian
Allah menjadikan terang, yang menyebabkan
terjadinya fenomena di alam semesta, gelap berganti
terang atau malam berganti siang. Dari terang ke
gelap dan kembali terang, demikianlah perjalanan
waktu
1.2. GPdI Elim Doloksanggul
Kemudian Allah menciptakan langit atau cakrawala
untuk membagi Samudra luas yang ada di bumi
menjadi dua bagian, yakni air yang ada di atas dan
air yang ada di bawah
1.3. GPdI El Rapha Lumban Raja
Posisi langit atau cakrawala berada diantara kedua air
di atas dan air di bawah, seolah-olah menjadi
penahan agar air yang diatas tidak tumpah seluruhnya,
melainkan jatuh dalam bentuk yang lebih kecil
melewati tingkap-tingkap langit hingga sampai di
bumi, itulah air hujan
1.4. GPdI Adian padang
Lalu Allah mengalirkan air yang ada di bawah langit
ke suatu tempat sehingga tampak dua perbedaan
antara kering dan berair. Kondisi yang berair disebut
Sungai dan Kumpulan air dari Sungai mengalir disebut
laut. Sedangkan kondisi kering disebut tanah atau
darat yang oleh perintah Allah mengeluarkan segala
macam tumbuhan jenis biji-bijian dan buah-buahan.
1.5. GPdI Kasih Saitnihuta
Setelah itu, Allah menciptakan benda-benda yang
terang dilangit untuk menerangi bumi, yakni matahari,
bulan dan Bintang. Selain fenomena terang atau siang
pada awal penciptaan, Allah juga menambahkan
benda-benda penerang, untuk menerangi bumi.
Kedua terang ini menjadikan bumi terang benderang
pada siang, dan tiak kelam pada malam. Tujuan
khusus benda penerang dilangit adalah untuk
menunjukkan saat mulainya hari, tahun dan hari-hari
raya.
1.6. GPdI Bethesda Siborboron
Selanjutnya Allah menciptakan berbagai macam
makhluk hidup di dalam air dan diatas udara saja
Allah menciptakan Binatang, melainkan juga di darat.
Allah menjadikan Binatang darat, yang jinak dan liar,
yang besar dan kecil. Tak lumput juga Allah
menjadikan manusia, laki-laki dan Perempuan dengan
ketentuan bahwa makanan manusia adalah
tumbuhan/sayuran, biji-bijian dan buah-buahan, dan
makanan Binatang adalah rumput-rumput dan
tanaman berdaun.
1.7. GPdI Matiti
Allah menciptakan manusia laki-laki dan Perempuan
atas dasar pemikiran bahwa, tidak baik manusia
hidup sendiri, kebersamaan dan kesepadanan menjadi
manusia itu dapat saling membantu meskipun
dijadikan dari sumber yang berbeda. Allah
menjadikan manusia laki-laki dari sedikit tanah yang
dibentuk, lalu diberikan nafas kehidupan. Sedangkan
Perempuan dijadikan Allah dari salah satu tulang
rusuk laki-laki, sehingga keduanya sedaging adanya.
1.8. GPdI Marturia Doloksanggul
Keluarga lahir, sejak Allah menjadikan manusia laki-
laki dan Perempuan untuk Bersama-sama menguasai
segala ciptaaan. Perjumpaan Allah dan keluarga
bertujuan untuk keutuhan seluruh ciptaan, dengan
adanya ketetapan dan langgaran. Keluarga bekerja
untuk menjaga dan mengelola. Pertambahan
kuantitas keluarga terjadi atas berkat Allah, bukan
karena tugas yang diharuskan.
1.9. GPdI Sosor Tolong
Akhir dari semua penciptaan adalah pengudusan,
yang menjadikan sempurna sebuah pekerjaan. Tanpa
pengudusan, pekerjaan hanya sebuah kesiasiaan,
sebaliknya memelihara pengudusan mendatangkan
berkat dalam kebaikan. Berkan dan kebaikan
merupakan wujud kehadiran Allah dalam keluarga
yang mematuhi ketetapan dan langgaran.
2) Koor :
a. Koor GPdI Elim
b. Koor GPdI Adian Padang
c. Koor GPdI Aek Nauli
d. Koor GPdI Parmonangan
e. Koor GPdI Bakara
3) Liturgi II (Narasi Kejatuhan Manusia Dalam Dosa)
Pengantar : Tugas dalam tanggung jawab yang diberikan
oleh Tuhan kepada manusia sirna seketika, sejak Adam dan
Hawa jatuh kedalam dosa. Pembunuhan, perampokan,
kebejatan, hawa nafsu, itulah yang kini menguasai hidup
manusia, ketidak adilan, pelanggaran hak azasi manusia,
kekerasan dalam rumah tangga dan perbuatan-perbuatan
daging lainnya telah merusak ahklak manusia. Bahkan
Persekutuan dengan alam ciptaan telah pudar, oleh karena
ulah manusia. Mari kita gumili sejenak akar dari perilaku
dosa itu.
2.1. GPdI Doloksanggul Kota (Rumah Sakit)
Tuhan melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi,
semua pikiran mereka selalu jahat. Ia pun menyesal
telah menjadikan mereka dan menetapkan mereka di
bumi. Ia begitu kecewa
2.2. GPdI Pakkat Dolok
Dari surga Allah menunjukkan murkaNya terhadap
semua dosa dan kejahatan manusia, sebab kejahatan
menghalangi manusia untuk mengenal ajaran benar
tentang Allah. Apa yang dapat diketahui manusia
tentang Allah sudah jelas didalam hati Nurani
manusia, sebab Allah sendiri sudah menyatakan itu
kepada manusia.
2.3. GPdI Pandumaan
Semenjak Allah menciptakan dunia, sifat-sifat Allah
yang tidak kelihatan, yaitu keadaanNya sebagai Allah
dan kuasaNya yang abadi, sudah dapat dipahami oleh
manusia melalui semua yang telah diciptakan. Jadi
manusia sama sekali tidak punya alasan untuk
membenarkan diri.
2.4. GPdI Nagaraja
Manusia mengenal Allah, tetapi manusia tidak
menghormati Dia sebagai Allah dan tidak juga
berterima kasih kepadaNya. Sebaliknya, manusia
memikirkan yang bukan-bukan, hati mereka sudah
menjadi gelap.
2.5. GPdI Hutagalung
Mereka merasa diri bijaksana, padahal mereka bodoh.
Bukannya Allah yang abadi yang mereka sembah,
melainkan patung-patung yang menyerupai makhluk
yang bisa mati.
2.6. GPdI Pancur Batu
Oleh sebab itu Allah membiarkan mereka dikuasai
oleh keinginan hati mereka untuk berbuat yang bejat,
sehingga mereka melakukan hal-hal yang kotor
terhadap sama sendiri.
2.7. GPdI Hutajulu
Hati mereka penuh dengan semua yang jahat, yang
tidak benar, penuh dengan keserakahan, kebusukan
dan perasaan dengki, penuh dengan keinginan untuk
membunuh, berkelahi, menipu dan mendendam
2.8. GPdI Pandumaan
Mereka tahu, bahwa menurut hukum Allah, orang
yang melakukan semuanya itu patut dihukum mati.
Walaupun begitu mereka melakukan juga hal-hal itu,
dan malah menyetujui pula orang lain melakukannya.
4) Koor :
a. Koor GPdI Anugrah Silabans
b. Koor GPdI Nagaraja
c. Koor GPdI Pancur Batu
d. Koor GPdI Pandumaan
e. Koor GPdI Sion Tipang
5) Liturgi III – Narasi Kasih Kelahiran Tuhan Yesus
Yesus telah lahir di Tengah-tengah dunia ini. Saat ini, kita
akan mengenang sekaligus merenungkan Kelahiran Yesus di
tengah-tengah dunia. Kita penting mengetahui siapa yang
lahir itu, hakekat apa yang ada pada dirinya, kewibawaan
apa yang hendak akan dinyatakan bagi manusia.
3.1. GPdI Parmonangan
Yesus dilahirkan di Kota Betlehem di Negeri Yehuda
pada masa pemerintahan Raja Herodes. Pada waktu
itu beberapa ahli ilmu Bintang dari Timur datang ke
Yerusalem.
3.2. GPdI Bonan doloks
Pada mulanya sebelum dunia dijadikan. Sabda sudah
tidak ada. Sabda Bersama Allah dan sabda sama
dengan Allah. Sabda sudah menjadi manusia, ia
tinggal diantara kita dan kita sudah melihat
kegunaanNya. Keagungan itu diterimaNya sebagai
anak tunggal Bapa. Melalui Dia kita melihat Allah dan
kasihNya kepada kita.
3.3. GPdI Bakara
Ketika mereka di Betlehem tibalah waktunya bagi
Maria untuk bersalin. Ia melahirkan seorang anak laki-
laki yang sulung. Anak itu dibungkusnya dengan kain,
lalu diletakkan didalam palung berisi Jerami sebab
mereka tidak mendapatkan tempat untuk menginap.
3.4. GPdI Simarigung
Tiba-tiba malaikan Tuhan menampakkan diri kepada
mereka, dan Cahaya terang dari Tuhan bersinar
menerangi mereka, dan mereka sangat ketekunan
3.5. GPdI Sion Tipang
Tiba-tiba malaikat itu disertai banyak malaikat lain,
yang memuji Allah mereka berkata, “Terpujilah Allah
dilangit yang tertinggi ! Dan diatas bumi,
sejahteralah manusia yang menyenangkan hati
Tuhan !”
3.6. GPdI Parsnomba
Hukum Tuhan kita terima dari Musa. Tetapi kisah dan
kesetiaan Allah dinyatakan melalui Yesus Kristus. Tak
ada yang pernah melihat Allah, selain anak tunggal
Bapa yang sama dengan Bapa dan erat sekali
kepadaNya. Dialah yang menyatakan Bapa kepada
kita.
3.7. GPdI Pakkat Toruan (Pdp G. Siahaan)
Ia akan menjadi utusan Tuhan yang kuat dan berkuasa
seperti Elia. Ia akan mendamaikan bapak dengan
anak, dan orang yang tidak taat akan dimpimpinNya
kembali pada jalan pikiran yang benar. Dengan
demikian Ia menyediakan suatu umat yang sudah siap
untuk Tuhan
3.8. GPdI Hutaraja
Mari kita memuji Tuhan, Allah bangsa Israel ! Ia telah
datang menolong umatNya dan membebaskan mereka.
Untuk mewartakan kepada umatNya bahwa mereka
akan diselamatkan. Kalau Allah sudah mempunyai
dosa-dosa mereka.
6) Koor :
a. GPdI El Rapha
b. GPdI Maranatha
c. GPdI Doloksanggul
d. GPdI Immanuel
e. GPdI Hutajulu
7) Liturgi IV – Komitmen Hidup Baru
Prolog : Didalam sukacita kita layaknya menyambut
kelahiran Yesus ditengah-tengah dunia ini. Ia lahir
membaharui. Ia lahir untuk menerangi. Ia lahir untuk
mengubah. Ia lahir untuk menyelamatkan.
4.1. GPdI Immanuel
Mari kita merenungkan kembali natal pertama, saat
Kristus dilahirkan. Dimana peristiwa ini bukan terjadi
di Yerusalem, melainkan di kota kecil Betlehem,
bukan di istana mewah melainkan di kendang domba
yang berbau. Bukan singgasana melainkan di palungan
tempat makan Binatang. Apakah memakai jubah
kebesaran? Tidak! Melainkan dibungkus dengan
lampin yang tidak tahan dengan suhu malam yang
dingin. Kristus lahir dalam kesederhanaan. Kami akan
berikan keluarga kami menjadi palungan kelahiran
Yesus….
4.2. GPdI Eben Haezer
Kristus lahir dari keluarga tidak berada dan sederhana.
Masih ada lagi para gembala buka siapa-siapa, tidak
dikenak, yang dianggp tidak bertuhan dipilih Allah
untuk merayakan kelahiran bayi Natal bahkan diutus
untuk memberikan kabar sukacita yang telah mereka
saksikan. Kristus lahir ditengah-tengah Masyarakat.
Karena itu, marilah kita merayakan natal dengan
kesederhanaan tetapi bermakna dan berguna bagi
sesama. Dan, seperti para gembala, marilah kita
mengabarkan berita dan makna natal kepada semua
manusia segala tempat dan waktu.. didalam
kesederhanaan hati dan baik kami akan memancarkan
kasih Tuhan didalam kehidupan keluarga kami..
4.3. GPdI El-Rapha
Berita Natal ini kembali menyapa kita dengan situasi
yang berbeda dengan situasi 2000 tahun yang lalu.
Sekarang, natal berada dalam situasi dunia modern,
Dimana ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
peranan yang sangat penting di dalam kehidupan
manusia. Walaupun berada dalam situasi yang
berbeda, namun berita dan makna natal masih tetap
sama, yaitu kedatangan sang penyelamat dunia.
Meski dunia telah berubah, tetapi pancaran kasih
kelahiran Yesus senantiasa tidak berubah dalam hidup
kita. Meski dunia berubah, namun keluarga kami akan
senantiasa bersandar pada Tuhan Yesus yang
menyelamatkan itu.
4.4. GPdI Maranatha.
Natal kembali menyapa, natal kembali bergema.
Natal yang sama dengan situasi yang berbeda. Tentu
saja setiap orang memaknai natal secara berbeda-
beda. Berharaplah pada Tuhan untuk dapat lepas dari
dosa. Untuk memperbaharui dunia berharaplah hanya
pada dita. Jangan berharap pada kebaikan manusia
untuk membangun relasi yang harmonis. Karena
Tuhan sudah merendahkan diri agar tercipta relasi
yang benar antara manusia dengan diriNya dan antara
manusia
Natal ini akan mengigatkan kami untuk selalu
membangun keluarga yang berharap pada Tuhan.
4.5. GpdI Simangaronsang.
Marilah kita merayakan natal dengan kesederhanaan
namun memiliki kesan yang dalam. Natal yang dapat
memberikan kebahagiaan kepada saudara-saudara
kita yang berkekurangan dan tidak seberuntung kita.
Natal yang bermakna dan berdampak kepada semua
orang disekeliling kita. Apakah Dia yang telah datang
dengan kesederhanaan, mengharapkan agar ulang
tahunnya dirayakan dengan penuh kemewahan dan
kemegahan? Yang diinginkanNya, walaupun hari
jadiNya dihayati secara sederhana, tapi pusat
perayaan semata-mata hanya untukNya, bukan untuk
kebahagiaan kita semua.
Melalui Natal ini, kami hendak membangun rumah
tangga yang berpusat pada Tuhan Yesus.
4.6. GPdI Bonan dolok Kasih karunia Tuhan
kita yesus Kristus yang telah menjadi manusia karena
kehendak Allah Bapa dan dalam persatuan Roh Kudus,
menyertai saudara-saudara sekarang sampai selama-
lamanya.
Kemuliaan bagi Allah yang menjadi manusia, kelas
hingga selama-lamanya.
8) Koor :
a. GPdI Kasih Saitnihuta
b. GPdI Siborboron
c. GPdI Sosor Tolong
d. GPdI matiti
e. GPdI Marturia
f. Koor Gabungan Hamba-Hamba Tuhan
V. a. Perjamuan Kudus : Pdt. J. Purba
b. Doa Perjamuan Kudus
VI. Pengumuman : Gembala Setempat
VII. a. Renungan Natal
b. Persembahan
c. Doa Berkat
Selamat Hari
Natal
25 Desember 2023
&

Tahun Baru
01 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai