Anda di halaman 1dari 7

Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

Sensitivitas dan Spesifisitas Rapid Diagnostic Test Malaria


sebagai Diagostik Laboratorium Malaria di RSUD Noongan
Mayer Ferdinand Wowor, Olive Amelia Waworuntu, Hedison Polii,
Janno Berty Bradly Bernadus

FakultasKedokeran Universitas Sam Ratulangi


mayerwowor@gmail.com

ABSTRAK
Malaria merupakan masalah kesehatan di daerah tropis dan subtropik seperti Brazil,
seluruh sub sahara Afrika dan Asia Tenggara karena mempengaruhi angka
kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB). Pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) merupakan suatu pemeriksaan
laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit malaria berdasarkan
atas deteksi antigen parasit malaria di dalam darah dengan menggunakan prinsip
immunochromatographic. RDT membantu dalam deteksi malaria yang lebih handal
dan cepat untuk mendeteksi infeksi malaria bahkan di daerah terpencil dengan
akses terbatas ke layanan mikroskop berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektifitas Rapid Diagnostic Test (RDT) dalam deteksi malaria
di RSUD Noongan dann diharapkan mampu memberikan manfaat bagi instansi
kesehatan dalam pengembangan penanggulangan malaria di Indonesia. Penelitian
yang dilakukan adalah survei deskriptif dengan menggunakan Cross sectional ,
serta Uji laboratorium untuk Uji diagnostik RDT malaria. Efekivitas dari alat uji
yang ada adalah memiliki sensitifitas 90 %, spesifisitas 97%,
Kata kunci : malaria, RDT, sensitivitas ,spesifisitas

ABSTRAK
Malaria is a health problem in tropical and subtropical regions such as
Brazil, all sub-Saharan Africa and Southeast Asia because it affects the morbidity
of infants, toddlers, and mothers giving birth and causes Extraordinary Events
KLB). Rapid Diagnostic Test (RDT) is a laboratory examination that is used to
diagnose malaria based on the detection of malaria parasite antigens in the blood
by using the immunochromatographic principle. RDT helps in more reliable and
faster malaria detection to detect malaria infections even in remote areas with
limited access to good quality microscopy services. This study aims to determine
the effectiveness of the Rapid Diagnostic Test (RDT) in malaria detection at
Noongan District Hospital and is expected to be able to provide benefits for health
agencies in developing malaria prevention in Indonesia. The research conducted
was a descriptive survey using cross sectional, as well as laboratory tests for
malaria RDT diagnostic test. The effectiveness of the existing test equipment is
90% sensitivity, 97% specificity.
Keyword : Malaria, RDT, sensitivitas, spesifisitas

27
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

Malaria merupakan masalah kesehatan desa/fokus malaria tinggi (Laihad dkk.,


di daerah tropis dan subtropik seperti 2011).
Brazil, seluruh sub sahara Afrika dan Pemeriksaan Rapid Diagnostic
Asia Tenggara karena mempengaruhi Test (RDT) merupakan suatu
angka kesakitan bayi, balita, dan ibu pemeriksaan laboratorium yang
melahirkan serta menimbulkan digunakan untuk mendiagnosa
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit malaria berdasarkan atas
(Widoyono, 2008) deteksi antigen parasit malaria di dalam
Menurut Harijanto pada tahun darah dengan menggunakan prinsip
2010, malaria adalah penyakit infeksi immunochromatographic. RDT
utama di dunia yang menginfeksi membantu dalam deteksi malaria yang
sekitar 170 - 300 juta orang dengan lebih handal dan cepat untuk
angka kematian sekitar 1 juta orang mendeteksi infeksi malaria bahkan di
pertahun diseluruh dunia. Sebagian daerah terpencil dengan akses terbatas
besar kematian terjadi pada anak - anak ke layanan mikroskop berkualitas baik
dan orang dewasa non imun, didaerah (Arum et al, 2006).
endemis di Afrika dan Asia.Penyakit Kebutuhan akan deteksi penyakit
malaria ini masih endemis di sebagian malaria di setiap wilayah di Indonesia
besar wilayah Indonesia (Harijanto, merupakan hal yang dibutuhkan dalam
2010). upaya penanggulangan malaria di
Upaya penanggulangan penyakit Indonesia, oleh karena itu dibutuhkan
malaria di Indonesia sejak tahun 2007 pengkajian dan penelitian yang lebih
dapat dipantau dengan menggunakan mendalam terkait masalah tersebut.
indikator Annual Parasite Incidence Penelitian ini bertujuan untuk
(API). Berdasarkan API, dilakukan melihat efektifitas Rapid Diagnostic
stratifikasi wilayah dimana Indonesia Test (RDT) dalam deteksi malaria di
bagian Timur masuk dalam stratifikasi RSUD Noongan
malaria tinggi, stratifikasi sedang di METODE PENELITIAN
beberapa wilayah di Kalimantan, Penelitian yang dilakukan adalah
Sulawesi dan Sumatera sedangkan di survei deskriptif dengan menggunakan
Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi Cross sectional , serta Uji laboratorium
rendah, meskipun masih terdapat untuk Uji diagnostik RDT malaria
Penelitian ini akan dilaksanakan pada

28
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

Bulan April 2019 – Nopember2019. RSUD Noongan dan Pengerjaan


Penelitian ini dibagi dalam dua tahap : sampel dengan di labortorium RSUD
pengambilan sampel dilakukan di Noongan.

Dari hasil Pengampilan sampel dan Pemeriksaan sepanjang bulan April 2019
hingga OKtober 2019 dapat dilihat dalam Tabel 1.

RDT
No Nama Sampel Microscopic
P. falciparum P. vivax
1 #01 Negatif - -
2 #02 Negatif - -
3 #03 Negatif - -
4 #04 Negatif - -
5 #05 Negatif + -
6 #06 Negatif - -
7 #07 P.falciparum + -
8 #08 P.falciparum + -
9 #09 P.falciparum + -
10 #10 Negatif - -
11 #11 Negatif - -
12 #12 P. falciparum + -
13 #13 Negatif - -
14 #14 Negatif - -
15 #15 Negatif - -
16 #16 Negatif - -
17 #17 Negatif - -
18 #18 Negatif - -
19 #19 Negatif - -
20 #20 P.vivax - +
21 #21 Negatif - -
22 #22 Negatif - -
23 #23 Negatif + -
24 #24 Negatif - -
25 #25 Negatif - -
26 #26 Negatif - -
27 #27 P.vivax - +
28 #28 P.vivax - +
29 #29 P.vivax - +
30 #30 P.vivax - +
31 #31 Negatif - -
32 #32 P.falciparum + -
33 #33 Negatif - -
34 #34 Negatif - -
35 #35 Negatif - -
36 #36 Negatif - -
37 #37 Negatif - -
38 #38 P.falciparum + -
39 #36 P.falciparum + -
40 #37 P.falciparum + -

Tabel 1. Tabel Analisa Hasil Pemeriksaan Mikroskopis dan RDT.

29
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

Hasil dari Penelitian yang dilakukan pada 40 sampel darah Penderita malaria di
RSUD Noongan selama 6 bulan.

Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah tipis

Positif Negatif Total

Positif 2 1 3
Pemeriksaan
RDT
Negatif 1 35 36
Total
3 35 38
sampel

Sensitifitas

𝑇𝑃
= 𝑋 100 %
𝑇𝑃 + 𝐹𝑁
9
= 𝑋 100 % = 90%
9+1

Spesisifitas

𝑇𝑁
= 𝑋 100 %
𝑇𝑁 + 𝐹𝑃

31
= 𝑋 100 % = 97 %
31 + 1

Nilai Duga Positif

𝑇𝑃
= 𝑋 100 %
𝑇𝑃 + 𝐹𝑃

10
= 𝑋 100 % = 90%
10 + 1

Nilai Duga Negatif

𝑇𝑁
= 𝑋 100 %
𝑇𝑁 + 𝐹𝑁

30
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

34
= 𝑋 100 % = 97%
34 + 1

PEMBAHASAN lain kesalahan pengerjaan, dan


kontaminasi bahan.
Dari hasil penelitian yang
RDT memang mudah dan
dilakukan selama 6 bulan di RSUD
cepat dan relative simpel dalam
Noongan pada orang 40 dengan
melakukan pemeriksaan malaria,
gejala malaria hanya 2 orang yang
tetapi RDT mempunyai sedikit
positif ditemukan plasmodium
kekurangan yaitu RDT tidak dapat
setelah dilakukan pemeriksaan RDT.
mendeteksi kepadatan parasit yang
Setelah dilakukan uji diagnostik
rendah, RDT hanya dapat membaca
terhadap sampel penelitian yang ada
kehadiran parasit sebesar 40-100
pada mikroskopis (standar emas) dan
parasit per mikroliter darah.
Rapid Test Diagnostic (RDT)
Sedangkan mikroskopis dapat
didapatkan hasil sensivitas sebesar
membaca kehadiran parasit di dalam
67% dan spesifitas sebesar 97%
darah 5-10 parasit per mikroliter
Maksud dari sensivitas disini
darah.11
adalah kemungkinan hasil alat
Pada penelitian ini didapatkan
diagnostik akan positif bila dilakukan
34 sampel yang benar-benar
pada sekolompok subjek yang sakit
dinyatakan negatif pada RDT dan
malaria. Berbeda dengan spesifitas,
dinyatakan juga pada Mikroskopik
spesifitas di sini bertujuan untuk
dan ditemukan sampel yang
menunjukkan kemampuan alat
dinyatakan positif pada RDT tetapi
diagnostik menentukan bahwa subjek
dinyatakan negatif pada mikroskopik,
tidak sakit malaria. Pada penelitian
hal itu dikarenakan mungkin
ini, sensivitas dari RDT menunjukkan
kesalahan kerja atau alat tersebut
angka 67% dikarenakan kesalahan
sudah kadaluarsa.
mendiagnosis dan faktor daerah
Bila penelitian ini
endemis. Sedangkan pada spesifitas
dibandingkan dengan penelitian dari
didapatkan hasil 97%, (sisa 3% nya
Lambok Siahaan Departemen
disebabkan karena terdapat 1 sampel
Parasitologi Fakultas Kedokteran
yang termasuk false positive) bisa
Universitas Sumatera Utara dengan
dikarenakan oleh beberapa hal antara

31
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

judul Perbandingan Rapid Diagnostic rekurensi.


Test dan Pemeriksaan Mikroskopik Dalam melakukan penelitian ini
pada Diagnosis Malaria, ternyata didapatkan keterbatasan-keterbatasan
hasil yang diperoleh hampir sama yang mungkin menjadi pengaruh
dengan menemukan nilai sensitivitas dalam penelitian antara lain jumlah
pemeriksaan RDT rendah, walaupun sampel dan jumlah RDT yang terbatas
spesifitasnya masih tergolong baik20. diakibatkan karena keterbatasan
Bahkan, penelitian yang dilakukan waktu yang ada dan adanya
oleh vanderjagt21, mendapatkan hasil keterbatasan dana dalam penelitian.
sensitivitas RDT yang kurang dari
KESIMPULAN
50%. Hal ini dikarenakan sensitivitas
RDT dipengaruhi oleh kepadatan Berdasarkan penelitian yang
parasit. Pada kepadatan parasit yang telah dilakukan terhadap 38 sampel
rendah, sensitivitas RDT menjadi darah penderita malaria dapat ditarik
berkurang (<500parasit/ml).22,23 Hal kesimpulan bahwa
yang sama juga diperoleh pada Metode pemeriksaan Rapid
penelitian lainnya. Kelemahan Rapid Test Diagnostic (RDT) menunjukkan
Diagnostic Test tersebut pada efektivitas dan kecepatannya dalam
dasarnya dapat diantisipasi dengan mediagnosis malaria, RDT memiliki
cara mengikuti pentunjuk keakuratan yang cukup baik sama
penyimpanan dan penggunaan alat seperti pemeriksaan mikroskopis
sesuai dengan anjuran Pemeriksaan RDT dan
Keakuratan hasil positif yang mikroskopik memperlihatkan hasil
didapat dari pemeriksaan RDT negatif dan positif yang hampir
diketahui memiliki 67%, hal tersebut sama hanya berbeda sangat sedikit.
di pengaruhi karena daerah yang RDT memperlihatkan
endemis. karena itu setelah dilakukan efektivitasnya untuk digunakan
pemeriksaan RDT dilanjutkan dengan sebagai metode pemeriksaan
pemeriksaan mikroskopis agar dapat malaria alternative, dan RDT sangat
mengetahui 100% dengan pasti dibutuhkan terutama didaerah
pasien tersebut terdiagnosis malaria, yang kekurangan tenaga
sehingga dapat sembuh secara total laboratorium dan untuk
dan dapat membantu menekan angka kepentingan surveilans.
32
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 3 No 2, Juli - Desember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Arum LI, Mulyanto, Amanukarti, et Sino Biological Inc. ELISA Principle


al.2006. Uji Diagnostik Plasmodium Basis and Extension.
Malaria Menggunakan metode http://www.elisa-
imunokromatografi diperbandingkan antibody.com/ELISA-
dengan Pemeriksaan Mikroskopis. Introduction/ELISA-Principle,
Indonesian Journal of Clinical diakses pada 29 Oktober 2018.
Pathology and Medical Laboratory.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
12:118-122.
Simadibrata KM, Setiati S.2006.Buku
Asdie, AH. 2000. Harrison Prinsip- Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume Edisi VI. Pusat Penerbitan
2 Edisi 13. EGC. Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK

Laihad FJ, Harijanto PN, UI. Jakarta.

Poespoprodjo JR.2011. Epidemiologi WHO. 2006.Malaria Vector Control


Malaria di Indonesia Triwulan I. and Personal Protection. WHO.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. Ganeva

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Widoyono.2008.Penyakit Tropis,


Simadibrata KM, Setiyohadi B, Syam Epidemiologi, Penularan,
AF, editor.2014.Ilmu Penyakit Dalam Pencegahan &
Jilid I Edisi VI. Interna Publishing. Pemberantasannya.Erlangga.
Jakarta. Semarang.

33

Anda mungkin juga menyukai