Anda di halaman 1dari 28

IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI PEMBANGUNAN

KARAKTER BANGSA
DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 3 :

1. Syam A. Fatur Rahman


2. Yuke Andriani
3. Mutohharoh

DOSEN PEMBIMBING : Syarifatul Aini, M.Pd

PENDIDIKAN AGAMA
PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik guna
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama “Identitas Nasional
sebagai Pembangunan Karakter Bangsa”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Syaritul Aini,M.Pd


selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan bimbingan dan arahannya
serta kami juga mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang
terlibat dalam penulisan makalah ini hingga dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.

Kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dalam


penulisan makalah ini karena keterbatasan kami. Oleh karena itu,kami
mengucapkan minta maaf dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar kami lebih baik lagi kedepannya.

Serang,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Identitas Nasional.........................................................................3
2.2 Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional........................................................4
2.3 Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional...............................................6
2.4 Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional...............................................10
2.5 Nilai-nilai Karakter Kebangsaan..................................................................15
BAB III..................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya,manusia tidak terlepas dari manusia yang satu dengan


yang lainnya, karena manusia adalah makhluk social yang selalu
membutuhkan orang lain untuk melakukan pekerjaannya dan mempunyai
sifat yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia juga merupakan makhluk
politik yang memiliki naluri untuk berkuasa. Namun,terkadang manusia
juga memiliki sifat yang tidak mudah puas karena keinginan manusia yang
tidak terbatas,maka dari itu manusia membutuhkan orang lain untuk dapat
memenuhi kebutuhannya. Berawal dari itulah kemudian timbul suatu
hubungan –hubungan kerjasama antarmanusia yang dari hubungan tesebut
membentuk sebuah masyarakat di dalam suatu Negara dimana dalam
Negara itulah masyarakat ada untuk mempertahankan eksistensinya untuk
saling bekerjasama.
Di dalam hidup berbangsa dan bernegara terkadang masyarakat
merasa bingung dimana yang lebih penting antara bangsa dan Negara dan
terkadang malah menyepelekan keduanya. Negara adalah organisasi
kekuasaan dari persekutuan hidup manusia. Suatu negara pasti mempunyai
identitas nasional sendiri-sendiri yang berbeda antara negara yang satu
dengan negara yang lainnya. Karena identitas nasional suatu bangsa
menunjukkan kepribadian suatu bangsa tersebut.
Identitas Nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa
kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Jadi untuk dapat
mempertahankan keunikan-keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri
maka kita harus menanamkan cinta akan tanah air yang diwujudkan dalam
bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan yang telah
ditetapkan serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas

iv
didalam pancasila yang dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari identitas nasional?
2. Bagaimana hakikat dan dimensi identitas nasional?
3. Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas nasional?
4. Apa saja factor-faktor pembentuk identitas nasional?
5. Bagaimana identitas nasional Indonesia?
6. Bagaimana nilai-nilai karakter kebangsaan?
7. Bagaiman karakter pancasila dalam bersikap?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami tentang identitas nasional
2. Untuk mengetahui tentang hakikat dan dimensi identitas nasional
3. Untuk mrngrtahui unsur-unsur pembentuk identitas nasional
4. Untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk identitas nasional
5. Untuk memahami tentang identitas nasional Indonesia
6. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter kebangsaan
7. Untuk mengetahui tentang karakter pancasila dalam bersikap

v
BAB II

PEMBAHASAAN

Karakteristik Ajaran Islam


Karakteristik ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh
setiap muslim dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Hadist. Dari berbagai
sumber tentang islam yang ditulis para tokoh, diketahui bahwa islam memiliki
karakteristik yang khas, yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam
ajarannya. Karakter tersebut anatara lain :

1. Dalam bidang akidah


Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini bahwa
akidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyaniki
daan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. 1[4] Keyakinan
tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat
musyrik yang berdampak pada motivasi kerjaa yang tidak sepenuhnya didasarkan
atas panggilan Allah. dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung, tidak
boleh melalui perantara.
Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan
yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat
yaitu menyatakan tiada Tuhan selain allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai
utusan-Nya; perbuatan dengan amal sholeh. Akidah demikian itu mengandung arti
bahwa dari orang yang beriman tidak adaa rasa dalam hati; atau ucapan dimulut
dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah,
yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh yang beriman
itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.2[5]
2. Dalam bidang agama
Menurut Nurcholis Madjid dalam bukunya yang berjudul Islam Doktrin
dan Peradapan. Beliau berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang
agama, islam mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah
1

vi
sebuah aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin untuk
dilawan atau diingkari.3[6] Dan islam adalah agama yang kitab sucinya dengan
tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik,
untuk hidup dan menjalankan ajran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang gama tersebut disamping mengkui
adanya pluralism sebagai suatu kenyataan, juga mengkui adanya universalisme,
yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat
baik dan mengajak pada keselamatan.4[7] Dengan demikian, karakteristik ajaaran
islam dalam visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaaf, tidak memaksakan,
dam saling menghargai kaarenaa dalam pluralisme agama tersebut terdapat unsur
kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
3. Dalam bidang ibadah
Secara harfiah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong
dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Majeis Tarjih Muhammadiyah dengan agak
lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah
dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan
mengamalkan segala yang dizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang
khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diinkan oleh Allah. Allah
sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-
perinciannya, tingkat dan cara-cara yang tertentu.5[8]
Ibadah yang dibahas dalam bagiaan ini adalah dalam arti yang nomer dua,
yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam
urusan ibadah tidak boleh ada “kreatifitas”, sebab yang mengcreate atau
membentuk suatu ibadah dalam islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk Nabi
sebagai kesesatan.6[9] Bilangan sholat lima waktu serta tata cara mengerjakannya,
ketentusn ibadah haji dan tata cara mengerjakannya mislanya adalah termasuk
masalah ibadah yang tata cara dan mengerjakannyatela ditetapkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.
3

vii
Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam
dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas
Tuhan sepenuhnya.
4. Dalam bidang pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-
laki atau prempuan dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan
islam memiliki rumusan yang jelas dalam tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana
dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat
dari kandungan surat al-Alaq. Di dalam Al-Qur’an dapat djumpai berbagai
metode pendidikan, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi demonstrasi,
penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain
sebagainya.
5. Dalam bidang sosial
Karakteristik ajaran islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi
tolong menolong, saling menasihati, kesetiakawanan, kesamaan derajat, tenggang
rasa dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam
bukan ditentukan oleh nenek moyangya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa,
jenis kelamin, dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian
derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi
kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.7[10]
6. Dalam bidang ekonomi
Karakteristik ajaran islam yang selanjutnya dapat dari konsepsinya dalam
bidang kehidupan yang harus dilakukan. Urusan di dunia dikejar dalam rangka
mengejar kehidupan akhirat, kehidupan akhirat dapat dicapai dengan dunia.
Pandangan islam mengenai kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam
ajaran fiqih yang menjelaskan bagaimana menjelaskan sesuatu usaha ataupun
ajaran islam mengenai berzakat juga dalam konteks berekonomi.8[11]
7. Dalam bidang kesehatan
Ciri khas islam selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai
kesehatan. Ajaran islam memegang prinsip pencegaham yang lebih dari pada

viii
penyembuhan. Prinsip ini berbunyi al-wiqayah khairmin al-‘laj.9[12] Untuk
menuju pada upaya pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir
dan batin. Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal,
lingkungan sekitar, badan, pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya.

8. Dalam bidang politik


Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah mentaati ulil
amri terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintah dan agama.
Dalam hal ini islam tidak menerangkan atau meyuruh ketaatan yang buta. Tetapi
menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan selektif, maksudnya adalah jika
pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntunan Allah SWT., dan Rasul-Nya
maka kita patut mentaatinya, tetapi jika pemimpin tersebut bersebelahan dan
bertentangan dengan kehendak Allah SWT., dan Rasul-Nya maka boleh dikritik
atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar denga cara-cara yang persuasif.
Dan jika pemimpin tersebut juga tidak meghiraukan, boleh saja untuk tidak
dipatuhi.10[13]
9. Dalam bidang pekerjaan
Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang
bermutu, terarah kepada pengabdian kepada Allah SWT., dan kerja yang
bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu islam tidak menekankan pada banyaknya
pekerjaaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja.

4.3 Karakteristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayan


Para ilmuwan muslim juga mempergunakan berbagai pendekatan untuk
mengetahui dan memahami karakteristik ajaran islam. Dan tidak untuk
memperdebatkan antara satu stu dengan yang lainnya. Melainkan lebih mencari
sisi persamaan utntuk kemaslahatan umat. Karakteristik tersebut mencerminkan
islam sebagai risalah yang dibawa Muhammad merupakan pelengkap risalah-
risalah yang telah dibawa terlebih dahulu.
Islam bisa dibilang bisa menjiwai dalam setiap bidang selain agama. Hal itu
membuat islam memiliki karakteristik tersendiri jika dipraktekkan dalam segala
9

10

ix
aspek kehidupan seperti ekonomi, hukum, etika, sosial, pendidikan dan lain
sebagainya. Diantara karakteristik yang menonjol itu antara lain dalam bidang
ilmu dan budaya.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi islam terbuka dan
akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari lua, tetapi bersamaan dengan
itu islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan
kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.
Karakteritik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut dapat
pula dilihat dari 5 ( lima ) ayat pertama surat al-Alaq yang diturukan Tuhan
kepada Nabi Muhmmad SAW. Pada ayat tersebut terdapat kata iqra’ yang diulang
sebanyak dua kali. Kata tersebut menurut A. Baiquni, selain berarti , membaca
dalam arti biasa, juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan,
mengukur, mendeskripsikan, menganalisa dan penyimpulan secara induktif.
Demikian pentingnya ilmu ini hingga islam memandang bahwa orang
menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan Allah. Islam menempuh jalan
demikian, karena denga ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapaat
meningkatkan kualitas dirinya untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.
Hal demikian dilakukan islam, karena informasi sejarah mengatakan bahwa pada
saat kedatangan islam ditanah Arab, masala ilmu pengetahuan dalah milik kaum
elit tertentu yang tidak boleh dibocorkan kepada masyarakat umum. Hal demikian
juga dilakukn agar masyarakat tersebut bodoh yang selanjutnya mudah dijajah,
diperbudak dan disampingkan keyakinannya serta domba.

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal dari kata
“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari kata identity
yang memiliki pengertian harfiah ciri,tanda atau jati diri yang melekat
pada seseorang,kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan

x
yang lain. Mengacu pada pengertian tersebut,identitas tidak hanya
merujuk pada individu atau perorangan,tetapi juga pada kelompok.11
Adapun kata “nasional” merupakan padanan dari kata nation yang
artinya bangsa. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis
adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang
masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu
kesatuan ras,bahasa,agama,dan adat istiadat. Adapun bangsa dalam arti
politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan
tertinggi. Dengan demikian, “Nasional” menunjuk pada sifat khas
kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan,baik fisik seperti
budaya,agama,bahasa,maupun nonfisik seperti,keinginan,cita-cita,dan
tujuan. Dengan demikian,identitas nasional merupakan jati diri suatu
bangsa atau kelompok masyarakat yang bersamaan asal
keturunan,adat,bahasa,dan sejarahnya,yang dapat membedakannya
dengan bagsa lain.
Adapun beberapa pandangan terkait dengan pengertian identitas
nasional,sebagai berikut:
1. Muhammad Erwin,identitas nasional adalah sifat khas yang
melekat pada suatu bangsa atau yang lebih dikenal dengan
kepribadian/karakter suatu bangsa.
2. Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan,identitas
nasioanal adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan
bangsa yang lain.12
3. Kaelan dan Achmad Zubaedi,Identitas nasional adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
4. Koento Wibisono,identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan

11
Baca; Dede Rosyada,Op.cit., hlm. 23.
12
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan,Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma
Baru untuk Mahasiswa, Jakarta: Alfabeta,2011,hlm.46.

xi
suatu bangsa dengan ciri-ciri khas,dan dengan yang khas tersebut
suatu bangsa berbeda dengan bangsa yang lain dalam
kehidupannya.13
Jadi, Identitas Nasional adalah identitas suatu kelompok
masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara
kolektif yang diberi sebutan nasional. Berdasarkan pengertian yang
demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri serta
karakter dari bangsa. Identitas bangsa Indonesia adalah
heterogen,berbudaya,berketuhanan dan toleransi.

2.2 Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional


Dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam sebagai penataan
kehidupan kita dalam arti luas,misalnya dalam pembukaan UUD 1945
beserta batang tubuh UUD 1945, system pemerintahan yang
diterapkan,nilai-nilai etik, moral, tradisi, mitos, ideologi, dan lain
sebagainya yang secara normative diterapkan di dalam pergaulan, baik
dalam tataran nasional maupun internasional.
Hakikat identitas nasional adalah pancasila yang diaktualisasikan
dalam berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini untuk
menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam
pembukaan UUD 1945 terutama alinea ke-4. Intinya hakikat identitas
nasional kita sebagai bangsa di dalam berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan
kita dalam arti yang luas, misalnya di dalam aturan perundang-
undangan atau moral yang secara normative diterapkan di dalam
pergaulan,baik itu di dalam tataran nasional maupun internasional dan
sebagainya.
Beberapa dimensi dalam identitas nasional antara lain:

13
Koento Wibisono, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Salemba Empat, 2011, hlm. 39

xii
1. Pola Perilaku
Adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya: adat istiadat, budaya, dan kebiasaan, ramah
tamah, hormat kepada orang tua, dan gotomg royong merupakan
salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan
budaya.
2. Lambang-lambang
Merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi bangsa. Lambang-lambang Negara ini biasanya
dinyatakan dalam undang-undang seperti Garuda Pancasila,
bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat Perlengkapan
Perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan seperti
bangunan, teknologi, dan peralatan manusia. Identitas yang berasal
dari alat perlengkapan ini seperti bangunan yang merupakan
tempat ibadah contohnya Borobudur, prambanan, masjid, dan
gereja. Peralatan manusia seperti kain adat, teknologi bercocok
tanam dan teknologi pesawat terbang,kapal laut, dan lain-lain.
4. Tujuan yang Ingin Dicapai
Identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak
tetap seperti : Budaya unggul,presentasi dalam bidang tertentu.
Sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah Negara,tujuan
bersaama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD
1945 yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa
Indonesia.14

2.3 Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional


Identitas nasional Indonesia pada saat ini terbentuk dari enam
unsur,yaitu sejarah perkembangan bangsa Indonesia, kebudayaan
bangsa Indonesia, suku bangsa, agama, dan budaya unggul. Berikut ini

14
Srijanti, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Mengembangkan Etika Ber-
warganegara, Jakarta: Salemba Empat, 2011,hlm. 36.

xiii
gambaran umum mengenai unsur-unsur pembentuk tersebut sebagai
berikut:15
1. Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi
dan kondisi social yang berbeda sesuai perubahan zaman. Bangsa
Indonesia secara ekonomis dan politik pernah mencapai era
kejayaan di wilayah Asia Tenggara. Krjayaan dalam bidang
ekonomi bangsa Indonesia pada era pemerintahan kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya, rakyat mengalami kehidupan ekonomi
yang sejahtera,sedangkan dalam bidang politik memiliki kekuasaan
Negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wilayah
jajahan Belanda (sekarang wilayah NKRI) hingga wilayah Negara
Filipina, Singapura, Malaysia, bahkan sebagian wilayah Thailand.
Realitas perjalanan sejarah mendorong bangsa Indonesia untuk
menjadi bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam melawan
penjajah untuk meraih dan mempertahankan kembali harga diri,
martabatnya sebagai bangsa, selain itu,dipertahankan semua
potensi sumber daya alam yang agar tidak terus-menerus
dieksplorasi dan eksploitasi yang akhirnya dapat menghancurkan
kehidupan bangsa Indonesia di masa dating. Perjuangan bangsa
Indonesia terus berlanjut pada perjuangan meraih dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah.
2. Suku Bangsa
Golongan social yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir),yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.16
3. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah

15
Baca, Ibid., hlm. 42-45
16
Muhammad Rakhmat, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, CV Warta Bagja,
Bandung, 2015, hlm. 39.

xiv
agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Agama Konghucu pada masa Orde baru tidak diakui sebagai
agama resmi Negara,namun sejak pemerintahan presiden
Abdurrahman Wahid,istilah agama resmi negara dihapuskan.17
Kebijaksanaan integrasi nasional baru tampak diterapkan oleh
pemerintah Indonesia ketika hendak mengatur masyarakatnya yang
plural. Untuk tujuan pembicaraan ini, integrasi nasional
didefinisikan dalam rangka menciptakan identitas nasional.
Penciptaan identitas kebudayaan Indonesia adalah salah satu tujuan
integrasi nasional.
Salah satu jalan yang dapat mengurangi risiko konflik antar
agama adalah perlunya diciptakan tradisi saling menghormati
antara agama-agama yang ada menghormatii dan menghargai,
dapat memungkinkan orang dari agama-agama yang berbeda
bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan
orang-orang kecil, miskin, lemah dan menderita, keadilan social,
pembebasan dari penindasan, perkosaan dan perwujudan
kehidupan yang lebih demokratis, adalah hal-hal yang dapat
dilakukan oleh agama-agama secara bersama-sama, untuk tujuan
pembangunan bangsa.
4. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas
nasional adalah meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban
(civility), dan pengetahuan (knowledge). Kebudayaan, menurut
ilmu sosiologis termasuk kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan adat istiadat. Kebudayaan sebagai indicator identitas nasional
bukanlah sesuatu yang bersifat individual. Apa yang dilakukan
sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu kebudayaan.
Kebudayaan harus merupakan milik bersama dalam suatu
kelompok, artinya para warganya memiliki bersama sejumlah pola-
pola berpikir dan berkelakuan yang didapat dan dikembangkan

17
Ibid

xv
melalui proses belajar. Hal-hal yang dimiliki bersama ini harus
menjadi sesuatu yang khas dan unik, yang akan tetap
memperlihatkan diri diantara berbagai kebiasaan pribadi yang
sangat variatif.
Pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam
bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi.
5. Budaya Tunggal
Budaya tunggal adalah semangat dan kultural kita untuk
mencapai kemajuan dengan cara “kita harus mengubah, kita harus
berbuat yang terbaik, kalau orang lain mampu, mengapa kita tidak
mampu.” Dalam UUD 1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia
berjuang dan mengembangkan dirinya sebagai bangsa yang
merdeka, berdaulat, bersatu, maju, makmur, serta adil atau
berkesejahteraan. Untuk mencapai kualitas hidup demikian, nilai
kemanusiaan, demokrasi, dan keadilan dijadikan landasan
ideologis yang secara ideal dan normative diwujudkan secara
konsisten, konsekuen, dinamis, kreatif, dan bukan indoktriner.18
6. Bahasa
Unsur pendukung identitas nasional yang lain adalah bahasa
yang dipahami sebagai system perlambang yang secara dibentuk
atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai
sarana berinteraksi antarmanusia. Bahasa adalah salah satu atribut
bangsa di samping sebagai identitas nasional. Bahasa Indonesia
dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung (lingua franca) berbagai etnis yang mendiami
kepulauan nusantara. Bahasa melayu ini pada tahun 1928

18
Srijanti, dkk., Op. cit., hlm. 4-5

xvi
ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia dalam
peristiwa Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia.
Bahasa,yakni identitas nasional yang bersumber dari satu
lambing suatu Negara. Bahasa adalah merupakan satu
keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup
bersama dalam masyarakat adalah adanya bahasa. Bahasa manusia
memiliki symbol yang menjadikan suatu perkataan mampu
melambangkan arti apapun,sekalipun hal atau barang yang
dilambangkan artinya oleh suatu kata tidak hadir disitu. Di
Indonesia terdapat beragam bahasa yang mewakili banyaknya suku
bangsa namun, bahasa melayu dulu dikenal sebagai bahasa
penghubung berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara.
Pada tahun 1828 bahasa melayu mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Pada tahun tersebutt, bahasa melayu ditetapkan
sebagai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa nasional.

2.4 Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional


1. Primordial
Faktor primordial meliputi ikatan kekerabatan(darah dan
keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat
istiadat. Faktor primodial merupakan identitas yang menyatukan
masyarakat sehingga dapat membentuk bangsa Negara. Contoh,
Yahudi membentuk Negara Israel.
2. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk
masyarakat atau ideology yang diakui masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideology merupakan faktor sakral yang
dapat membentuk bangsa Negara.

xvii
3. Tokoh
Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati
masyarakat pada suatu tempat, berpengaruh besar terhadap
masyarakat tersebut. Karena seorang pemimpin dianggap sosok
yang patut dipatuhi dalam setiap perkataan baiknya yang
menyangkut kemaslahatan bersama dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Kesatuan Dalam Pluralitas Kehidupan
Kesatuan di Indonesia dilambangkan dalam kalimat Bhineka
Tunggal Ika atau dalam istilah asingnya adalah Unity in Diversity.
Kesatuan dalam pluralitas disini maksudnya adalah kesetiaan suatu
warga bangsa pada lembaga Negara sebagai pemerintahnya tanpa
menghilangkan keterikatan suku bangsa, adat, ras, dan agamanya.
5. Sejarah
Pandangan yang sama diantara warga tentang sejarah mereka
dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Seperti rasa senasib
sepenanggungan yang menimbulkan rasa kedekatan tersendiri
dalam masyarakat.
6. Perkembagan ekonomi
Perkembangan ekonomi akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
dan profesi sesuai dengan macam kebutuhan masyarakat seiring
perkembangan era.
7. Kelembagaan
Berupa lembaga pemerintahan dan politik, seperti biroksi,
angakatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga
tersebut didirikan dengan tujuan untuk melayani dan
mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan
golongannya dalam masyarakat kerja. Dengan demikian perilaku
lembaga dapat mempersatukan warga sebagai satu bangsa.19

2.5 Identitas Nasional Indonesia


19
http://ensiklopediasi.blogspot.com., diakses pada 06/11/2022 pukul 07.03

xviii
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat
membedakan Negara Indonesia dengan Negara lain. Identitas nasional
Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri Negara Indonesia.
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia
yaitu UUD 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang
menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bahasa Nasional atau Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Meskipun di Indonesia terdapat berbagai macam suku
bangsa tetapi bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa nasional
yaitu bahasa Indonesia.
b. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional,karena
bendera merupakan symbol suatu Negara agar berbeda dengan
Negara lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35
yang menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah
Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih memiliki arti sebagai
berikut, merah artinya berani da putih artinya suci.
c. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya diciptakan pada tahun 1924 pertama kali
dimainkan oleh kongres pemuda (Sumpah Pemuda) tanggal 28
Oktober 1928. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf
Soepratman ini dijadikan sebagai lagu kebangsaan. Teks lagu
Indonesia Raya dipublisasikan pertama kali oleh surat kabar Sin
Po. Setelah Indonesia merdeka,lagu itu ditetapkan sebagai lagu
kebangsaan perlambang persatuan bangsa. Lirik Indonesia Raya
merupakan saloka atau pantun berangkai, merupakan cara empu
Walmiki ketika menulis epic Ramayana. Dengan kekuatan liriknya
itulah Indonesia Raya segera menjadi saloka sakti pemersatu
bangsa, dan dengan semakin dilarang oleh belanda, semakin
kuatlah ia menjadi penyemangat dan perekat bangsa Indonesia.

xix
d. Lambang Negara yaitu Pancasila
Seperti yang dijelaskan dalam UUD 1945 dalam pasal 36A
bahwa lambing Negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda
pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang
melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai
lambing Negara Indonesia memiliki warna emas yang
melambangkan kejayaan Indonesia sedangkan perisai ditengah
melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol didalam
perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam
pancasila,yaitu bintang melamabngkan sila pertama, rantai
melambangkan sila kedua, pohon beringin melambangkan sila
ketiga, padi ndan kapas melambangkan sila keempat dan kepala
banteng melambangkan sila kelima. Warna merah putih
melambangkan bendera Negara Indonesia. Garis hitam tebal yang
melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang
dilintasi Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
sayap berjumlah 17, bulu pada ekor berjumlah 8, jumlah pada bulu
di bawah pangkal ekor 19, dan bulu di leher berjumlah 45. Pita
yang dikeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan Negara
Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti “ Berbeda-beda
tetapi tetap satu jua”
e. Semboyan Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika berisi konsep pluralistic dan
multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam suatu
kesatuan. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sectarian dan
eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya paling benar, paling
hebat, dan tidak mengakui harkat dan mertabat pihak lain.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya
menunjukkan perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh

xx
sikap saling percaya mempercayai, saling hormat menghormati,
saling cinta mencintai dan rukun.
Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat konvergen tidak divergen,
yang bermakna perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman
tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk
kesepakatan bersama. Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh
sikap toleran, non sektarian, inklusif, dan rukun dalam menerapkan
Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang.
f. Dasar Falsafah Negara Indonesia yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan niali atau norma yang meliputi sila-
sila Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945,alenia IV yang telah ditetapkan pad tanggal 18 Agustus
1945. Pada hakikatnya pengertian pancasila dapat dikembalikan
kepada dua pengertian,yaitu pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa indonesia dan pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering
disebut juga dengan Way of life, Welstanshauung,
Wereldbershouwing, Wereld en levens beschouwing (pandangan
hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup).
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia,dalam hal
ini pancasila mempunyai kedudukaan istimewa dalam hidup
kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. Funsi pokok pancasila
adalah sebagai dasar Negara, sesuai dengan pembukaan UUD
1945,sebagai sumber dari segala sumber hokum atau sumber dari
tertib hukum.
g. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945
Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan
yang tertinggi dalam Negara dan merupakan jhukum dasar tertulis
yang mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar
Negara meliputi keseluruhan system ketatanegaraan yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk Negara dan mengatur

xxi
pemerintahannya. Dengan adanya konstitusi dalam suatu Negara
yang merdeka menandakan bahwa Negara ini sebagai Negara
konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk
memerintah diri sendiri.
h. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap
indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup.
Wawasan nassional merupakan cara pandang suatu bangsa tentang
diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari
filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu
bangsa, serta sejarah yang pernah diaalaminya. Esensinya, ialah
bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya,
serta kondisi social budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan
nasionalnya.
Wawasan nasional adalah cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bersikap, cara berpikir, cara bertingkah laku
bangsa Indonesia ssebagai interaksi proses psikologis,
sosiokultural, dengan aspek kondisi geografis, kekayaan alam, dan
kemampuan alam.
i. Kebudayaan Daerah Yang Telah Diterima Sebagai Kebudayaan
Nasional
Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi dan daya
manusia yang tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi
kehidupan manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun
masa yang akan dating. Jadi, kebudayaan nasional yaitu suatu
perpadun dan pengembangan berbagai macam kebudayaan daerah
yang terus menerus dibina dan dilestarikan keberadaannya,
sehingga menjadi milik bersama.20

2.6 Nilai-nilai Karakter Kebangsaan


1. Religius

20
Sunarso, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta; UNY Press, 2006

xxii
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Tindakan dan sikap yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan pekerjaan.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan

xxiii
Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhassilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca untuk
memberikan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi`
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,

xxiv
masyarakat, lingkungan, Negara dan Tuhan.

2.7 Karakter Pancasila Dalam Bersikap


 Bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah bentuk
kesadaran dan perilaku iman dan takwa serta akhlak mulia
sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Antara lain
hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu, dan tidaj
memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
 Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab,
yaitu sikap dan perilaku yang saling hormat menghormati antar
warganegara sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,
hak dan kewajiban, saling mencintai, tenggang rasa, tidak
semena-mena terhadap orang lain dan beraani membela
kebenaran dan keadilan.
 Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa,
yaitu bangsa yang memiliki komitmen dan sikap yang selalu
mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentimgan
pribadi, kelompok, dan golongan. Tercermin dalam sikap rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, menjunjung
tinggi bahasa Indonesia, dan memajukan pergaulan demi
persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
 Bangsa yang demokratis dan menjunjung tinggi hokum dan hak
asasi manusia, yaitu sikap dan perilaku yang dilandasi nilai dan
semangat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Tercermin dalam sikap
mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
 Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan, yaitu
bangsa yang memiliki komitmen dan sikap umtuk mewujudkan

xxv
keadilan dan kesejahteraan Indonesia. Contohnya perbuatan
yangmencerminkan sikap kekeluargaan dan gotong royong,
siakp adil, menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban,
suka menolong dan menghargai karya orang lain, dan
sebagainya.21

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identitas nasional merupakan jati diri suatu bangsa atau


kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat,
bahasa, dan sejarahnya ,yang dapat membedakannya dengan bagsa
lain.
Hakikat identitas nasional adalah pancasila yang
diaktualisasikan dalam berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi
ini untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana
dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea ke-4.
Dimensi identitas nasional meliputi pola perilaku, lambang-
lambang, alat-alat perlengkapan, tujuan yang ingin dicapai.

21
https:// www.calonmanajer.com/makalah-pancasila.,diakses pada 08/11/2022 pukul 15.54

xxvi
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia yaitu
Bahasa Nasional atau Persatuan yaitu Bahasa Indonesia, Bendera
Negara yaitu Sang Merah Putih, Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia
Raya, Lambang Negara yaitu Pancasila, Semboyan Negara yaitu
Bhineka Tunggal Ika, Dasar Falsafah Negara Indonesia yaitu
Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945,
Konsepsi Wawasan Nusantara.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa
identitas nasional Indonesia adalah ciri-ciri yang dapat membedakan
Negara Indonesia dengan Negara lain. Dan sebagai warga Indonesia
kita wajib mengetahui identitas nasional Negara kita.

DAFTAR PUSTAKA

Winarmo, 2016. PARADIGMA BARU PENDIDIKAN PANCASILA, Jakarta: Bumi


Medika

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2011, Pendidikan


Kewarganegaraan Paradigma Baru untuk Mahasiswa, Jakarta: Alfabeta

Koento Wibisono, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Salemba Empat

Muhammad Rakhmat, 2015 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Bandung: CV Warta Bagja.

https://ensiklopedia.blogspot.com., diakses pada 06 November 2022.pukul 07.03

https://www.calonmanajer.com/makalah-pancasila., diakses pada 08 November


2002.pukul 15.54

xxvii
xxviii

Anda mungkin juga menyukai