Anda di halaman 1dari 36

MODUL AJAR V

Mata Pelajaran : IPA

Pokok Bahan : Klasifikasi Makhluk Hidup dan Benda


Fase / Kelas / Semester : Fase D / 7 / 2

Elemen Capaian : Pemahaman IPA

Profil Pelajar Pancasila : Bergotong royong

Tujuan Pembelajaran :

1)Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup


2)Melakukan identifikasi makhluk hidup dan benda tak hidup
3)Memahami tujuan klasifikasi makhluk hidup
4)Memahani system taksonomi pada klasifikasi makhluk hidup
5)Memahami system nama ilmiah pada makhluk hidup
6)Melakukan klasifikasi makhluk hidup di lingkungan sekolah
7)Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan kunci determinasi
8)Melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan kunci dikotom
9)Memahami system klasifikasi lima kingdom
10)Memahami makhluk hidup dalam kingdom monera
11)Memahami makhluk hidup dengan kingdom Protista
12)Memahami makhluk hidup dengan kingdom fungi
13)Memahami makhluk hidup dengan kingdom plantae
14)Memahami makhluk hidup dengan kingdom animalia

Pertemuan 1 (2 x 40 menit)

Pendahuluan

 Memulai pelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa.


 Menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai identifikasi makhluk hidup.
 Guru memberikan pertanyaan “seperti yang kalian ketahui motor dapat bergerak
dan memerlukan bahan bakar untuk bergerak, menurut kalian apakah motor dapat
dikatakan sebagai makhluk hidup?”.
Kegiatan Inti.

 Melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik.


 Mendiskusikan perbedaan makhluk hidup dan benda tak hidup.
 Mendiskusikan ciri-ciri makhluk hidup.
 Melakukan pengamatan berbagai objek di lingkungan sekolah dan
mengelompokkannya.
 Guru membimbing peserta didik menganalisis hasil pengamatannya.
 Peserta didik mengkomunikasikan hasil pengamatannya kepada teman sejawat.

Penutup.

 Guru dan peserta didik melakukan review bersama tentang pembelajaran.


 Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

ASESMEN DIAGNOSTIK

PERTEMUAN 1
Tujuan : mengetahui pemahaman awal peserta didik mengenai pengelompokkan
makhluk hidup.
Bentuk : tes

Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tepat !


ASESMEN FORMATIF

PERTEMUAN 1

Tujuan : mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi makhluk hidup


dan benda tak hidup
Bentuk : kinerja / lembar observasi

Petunjuk : lakukan pengamatan berbagai objek di lingkungan sekolah kemudian catat


pada tabel pengamatan. Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai.

Berilah kesimpulan terhadap hasil pengamatan


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Lembar observasi guru


Nama peserta didik : ...................................
Rubrik penilaian

• Aktivitas 1 : Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok.


(1) Peserta didik tidak dapat bekerja dalam kelompok.
(2) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok namun cenderung pasif dalam
berinteraksi.
(3) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok dan aktif dalam berinteraksi.

• Aktivitas 2 : Peserta didik mampu mengidentifikasi karakteristik makhluk hidup dan


benda tak hidup.
(1) Peserta didik tidak mampu mengidentifikasi karakteristik semua objek pengamatan
dengan tepat.
(2) Peserta didik hanya mampu mengidentifikasi sebagian karakteristik semua objek
pengamatan dengan tepat.
(3) Peserta didik mampu mengidentifikasi karakteristik semua objek pengamatan
dengan tepat.

• Aktivitas 3 : Peserta didik menerapkan sikap ilmiah (jujur) dalam melakukan


pengamatan.
(1) Peserta didik tidak bersikap jujur dalam pengamatan atau menyamakan datanya
dengan data temannya.
(2) Peserta didik bersikap jujur dan menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa
yang dia amati.

Pertemuan 2 (3 x 40 menit)

Pendahuluan.

 Memulai pelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa.


 Mereview pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
 Guru memberikan pertanyaan “dengan jumlah makhluk hidup yang sangat banyak
jenisnya, menurut kalian bagaimana supaya kita mudah dalam mempelajarinya?”.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang cara klasifikasi makhluk hidup.

Kegiatan inti.

 Peserta didik mendiskusikan tujuan klasifikasi makhluk hidup.


 Peserta didik mendiskusikan cara melakukan klasifikasi makhluk hidup dan
pemberian nama ilmiah.
 Peserta didik secara berkelompok berlatih melakukan klasifikasi makhluk hidup
dengan kunci dikotom dan kunci determinasi.
Penutup.

 Guru dan peserta didik mendiskusikan bersama hasil pekerjaan peserta didik.
 Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

ASESMEN FORMATIF

PERTEMUAN 2

Tujuan : mengetahui kemampuan peserta didik dalam melakukan klasifikasi makhluk


hidup.
Bentuk : kinerja / lembar observasi
Petunjuk : lengkapilah bagan kunci determinasi di bawah ini. Kemudian buatlah kunci
dikotom dari bagan tersebut.

Kunci Dikotom : .........................................................................................


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
Lembar observasi guru
Nama peserta didik : ...............................

Rubrik penilaian

• Aktivitas 1 : Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok.


(1) Peserta didik tidak dapat bekerja dalam kelompok.
(2) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok namun cenderung pasif dalam
berinteraksi.
(3) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok dan aktif dalam berinteraksi.

• Aktivitas 2 : Peserta didik melengkapi bagan kunci determinasi..


(1) Peserta didik tidak mampu melengkapi bagan kunci determinasi dengan tepat.
(2) Peserta didik hanya mampu melengkapi sebagian bagan kunci determinasi dengan
tepat.
(3) Peserta didik mampu melengkapi bagan kunci determinasi dengan tepat.

• Aktivitas 3 : Peserta didik dapat membuat kunci dikotom.


(1) Peserta didik tidak mampu membuat kunci dikotom dari bagan kunci determinasi.
(2) Peserta didik membuat kunci dikotom dari bagan kunci determinasi dengan kurang
sempurna.
(3) Peserta didik mampu membuat kunci dikotom dari bagan kunci determinasi dengan
tepat.

• Aktivitas 4 : Peserta didik menerapkan sikap ilmiah (jujur) dalam melakukan


pengamatan.
(1) Peserta didik tidak bersikap jujur dalam pengamatan atau menyamakan datanya
dengan data temannya.
(2) Peserta didik bersikap jujur dan menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa
yang dia amati.

Pertemuan 3 (2 x 40 menit)

Pendahuluan.

 Memulai pelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa.


 Mereview pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
 Guru memberikan pertanyaan “dalam air kolam yang terlihat jernih itu, apakah
menurut kalian ada organisme yang hidup di dalamnya?”.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang karakteristik kingdom monera dan
protista.

Kegiatan inti.

 Guru menjelaskan kepada peserta didik cara menggunakan mikroskop untuk


pengamatan.
 Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok untuk melakukan
pengamatan dengan mikroskop.
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan pengamatan dengan objek
pengamatan air kolam/selokan dan mengamati makhluk hidup yang ada di dalamnya.
 Peserta didik mendiskusikan karakteristik kingdom monera.
 Peserta didik mendiskusikan berbagai organisme yang termasuk kingdom monera.
 Peserta didik mendiskusikan karakteristik kingdom protista.
 Peserta didik mendiskusikan berbagai organisme yang termasuk kingdom protista.

Penutup.

 Guru dan peserta didik melakukan review bersama terhadap kegiatan pembelajaran.
 Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.
REFERENSI MATERI

PERTEMUAN 3
KINGDOM MONERA

Kingdom Monera merupakan kelompok makhluk hidup yang tidak memiliki


membran/selaput inti (prokariotik), sehingga antara inti sel dan sitoplasma tidak memiliki
batas yang jelas. Pada umumnya anggota kingdom monera adalah hewan bersel satu
atau makhluk hidup mikroskopis. Kingdom Monera terbagi menjadi dua divisi yaitu alga
biru (Cyanobacteria).

A. Bakteri

Bakteri merupakan organisme prokariot yang hanya dapat dilihat dengan


menggunakan mikroskop. Tubuh bakteri tersusun dari satu sel dan berukuran 4-8
mikron (1 mikron = mm) bentuk sel bakteri ada yang bulat (coccus), batang (basil), dan
spiral (spirillum). Bakteri ada yang bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanan
sendiri) dan heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri). Bakteri autotrof dapat
membuat makanan sendiri dengan melakukan fotosintesis karena bakteri tersebut
memiliki klorofil. Sedangkan bakteri heterotrof mendapatkan makanan dengan cara
parasit dan saprofit. Bakteri parasit memperoleh dengan mengambil dari tubuh induk
atau inangnya, sedangkan bakteri saprofit memperoleh makanan dari mengurai
sampah, bangkai, dan kotoran. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri
B. Alga biru (Cyanobacteria)

Cyanobacteria sering disebut alga hijau birukarena warnanya hijau kebiruan,


kadang biasa disebut alga biru. Alga biru hidup di atas tanah, batu, kulit kayu, di air
tawar dan air laut. Tubuhnya ada yang bersel satu ada juga yang berbentuk benang
yang merupakan untaian sel . alga biru termasuk organisme prokariot yang berklorofil
sehingga mampu melakukan fotosintesis (autotrof). Alga biru berkembang biak dengan
membelah diri dan fragmentasi. Contoh alga biru Anabaena, Rivularia, Gleocapsa,
Nostoc, Oscilatoria.

KINGDOM PROTISTA

Kingdom Protista merupakan organisme eukariotik atau memiliki membran


inti. Organisme yang masuk dalam kingdom protista ada yang bersel satu ada juga
yang bersel banyak. Protista secara mudah dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu
protista mirip tumbuhan, protista mirip hewan dan protista mirip jamur.

A. Protista mirip tumbuhan (Alga) Protista dalam kelompok ini dikatakan mirip tumbuhan
karena memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis, namun tidak memiliki akar,
batang, daun.

1) Filum alga keemasan (Chrysophyta) Banyak dijumpai di atas permukaan tanah yang
lembab sehingga menyebabkan permukaan tanah berwarna kuning keemasan. Bentuk
tubuh alga ini terdiri dari satu sel dan bentuknya menyerupai perahu. Contohnya adalah
alga kersik atau diatom.
2) Filum Euglenophyta Kelompok Euglenophyta bersel satu dan banyak dijumpai di air
tawar. Bentuknya lonjong dan memiliki cambuk (flagela), bintik mata dan berwarna hijau
karena memiliki klorofil. Organisme ini bergerak aktif seperti hewan dan berklorofil
seperti tumbuhan. Contohnya Euglena viridis.

3) Filum alga coklat (Phaeophyta) Alga coklat hidup di perairan pantai beriklim dingin,
tetapi ada juga yang hidup di perariran tawar. Semua alga coklat merupakan makhluk
hidup bersel banyak. Contohnya Laminaria, Fucus, dan Sargassum.

4) Filum alga merah (Rhodophyta) Alga merah merupakan makhluk hidup bersel
banyak dan mengandung pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (merah) dan
fikosianin (biru). Alga merah banyak digunakan dalam industri seperti untuk kosmetik,
cat, es krim, yogurt dan bahan campuran coklat batangan. Contoh alga coklat adalah
Eucheuma spinossum untuk membuat agar-agar.
5) Filum alga hijau (Chlorophyta) Alga hijau banyak dijumpai di air tawar, air laut, di
tanah becek, di atas batu, dan di kolam. Kolam yang banyak ditumbuhi alga hijau
menjadi berwarna kehijauan. Contohnya Chlorella, Spyrogyra, dan Volvox.

B. Protista mirip Hewan (Protozoa)

Protista mirip hewan dibedakan berdasarkan alat geraknya 1) Filum


Rizhopoda . Organisme yang tergolong dalam filum Rizhopoda bergerak dengan kaki
semu atau pseudopodium. Kaki semu merupakan bagian tubuh organisme yang
seakan-akan “menyerupai kaki” yang digunakan untuk bergerak. Organisme yang
termasuk dalam filum ini adalah Amoeba contohnya Amoeba proteus, Entamoeba
histolytica, Entamoeba gingivalis. Amoeba bergerak dan menangkap makanan dengan
menggunakan kaki semu. Kaki semu dijulurkan menuju makanan, diikuti oleh isi sel
sehingga tubuhnya bergerak menuju makanan. Makanannya berupa bakteri atau bahan
orgnaik lainnya. Makanan masuk ke rongga makanan atau vakuola untuk dicerna.
Amoeba berkembang biak dengan membelah diri
2) Filum Ciliata

Organisme dalam filum ciliata bergerak dengan menggunakan silia atau bulu
getar di sekeliling tubuhya. Dapat dianalogikan ciliata seperti kaki seribu. Contohnya
adalah Paramecium yang hidup di air. Paramecium mendapat makanan dengan
memakan bakteri atau organisme lain yang hidup di air. Bakteri atau organisme lain
tersebut masuk melalui mulut sel selanjutnya dibawa ke vakuola untuk dicerna.
Paramecium berkembang biak secara vegetatif (tak kawin) dan generatif (kawin).
Perkembangbikan vegetatif dengan cara membelah diri, sedangkan perkembangbiakan
generatif dengan cara konjugasi.

3) Filum Flagellata

Organisme yang masuk dalam anggota filum flagellata bergerak dengan


menggunakan bulu cambuk atau flagel. Bulu cambuk merupakan semacam ekor pada
organisme bersel satu. Contohnya adalah Trypanosoma yang hidup secara parasit
dalam darah manusia dan vertebrata lainnya. Trypanosoma berkembang biak secara
membelah diri dan ditularkan kepada manusia melalui lalat tse-tse. Manusia yang
terinfeksi akan mengalami penyakit tidur. Penyakit ini banyak terjadi di negara-negara
afrika.
C. Protista mirip jamur

Protista mirip jamur memiliki fase bergerak seperti Amoeba dan berkembang
biak seperti jamur serta tidak memiliki klorofil.

1) Jamur lendir (Myxomycota)

Disebut jamur lendir karena salah satu fase dalam hidupnya berbentuk menyerupai
lendir. Jamur lendir sering terdapat pada sampak kayu lapuk dan serasah daun di
hutan. Jamur lendir mendapatkan makanan secara saprofit. Contohnya Dictyostelium.

2) Jamur air (Oomycota)

Disebut jamur air karena hidup di air, misal di bangkai serangga yang hidup di air.
Jamur air mendapatkan makanan secara saprofit dan jamur ini membentuk spora
kembara (zoospora). Contohnya adalah Saprolegnia.
ASESMEN FORMATIF

PERTEMUAN3
Tujuan : melakukan pengamatan pada air kolam/selokan dengan menggunakan
mikroskop Bentuk : kinerja / lembar observasi Petunjuk : lakukan pengamatan air
kolam/selokan dengan menggunakan mikroskop, kemudian gambarkan hasil
pengamatanmu.
Rubrik penilaian

• Aktivitas 1 : Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok.


(1) Peserta didik tidak dapat bekerja dalam kelompok.
(2) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok namun cenderung pasif dalam
berinteraksi.
(3) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok dan aktif dalam berinteraksi.

• Aktivitas 2 : Peserta didik mampu menggunakan mikroskop dengan benar.


(1) Peserta didik tidak mampu mengoperasikan mikroskop secara tepat.
(2) Peserta didik mampu mengoperasikan mikroskop dengan tepat, namun belum dapat
mengatur pencahayaan atau lensa mikroskop dengan tepat.
(3) Peserta didik mampu mengoperasikan mikroskop dengan tepat, serta dapat
mengatur pencahayaan dan lensa mikroskop sehingga mendapatkan hasil pengamatan
yang baik.

• Aktivitas 3 : Peserta didik mendapatkan hasil pengamatan yang optimal.


(1) Peserta didik tidak mendapatkan hasil pengamatan yang jelas / gelap
(2) Peserta didik mendapatkan hasil pengamatan, namun masih kurang fokus atau
agak gelap. Peserta didik mendapatkan hasil pengamatan yang jelas dengan tingkat
kecerahan dan fokus yang tepat.
• Aktivitas 4 : Peserta didik menerapkan sikap ilmiah (jujur) dalam melakukan
pengamatan.
(1) Peserta didik tidak bersikap jujur dalam pengamatan atau menyamakan datanya
dengan data temannya.
(2) Peserta didik bersikap jujur dan menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa
yang dia amati.

Pertemuan 4 (3 x 40 menit)

Pendahuluan.

 Memulai pelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa.


 Mereview pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
 Guru memberikan pertanyaan “menurut kalian, serabut putih pada tempe itu
sebenarnya apa?”.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang karakteristik kingdom fungi, plantae, dan
animalia.

Kegiatan inti.

 Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok untuk melakukan


pengamatan dengan mikroskop.
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan pengamatan hifa jamur pada
tempe.
 Peserta didik mendiskusikan karakteristik kingdom fungi.
 Peserta didik mendiskusikan berbagai organisme yang termasuk kingdom fungi.
 Peserta didik mendiskusikan karakteristik kingdom plantae.
 Peserta didik mendiskusikan berbagai organisme yang termasuk kingdom plantae.
 Peserta didik mendiskusikan karakteristik kingdom animalia.
 Peserta didik mendiskusikan berbagai organisme yang termasuk kingdom animalia.

Penutup.

 Guru dan peserta didik melakukan review bersama terhadap kegiatan pembelajaran.
 Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.
REFERENSI MATERI

PERTEMUAN 4
KINGDOM FUNGI

Jamur (fungi) termasuk organisme eukariot yang tidak mempunyai klorofil.


Dinding selnya tersusun atas zat kitin, kitin merupakan zat seperti pada kulit udang dan
kepiting. Tubuh jamur terdiri dari satu sel atau berbentuk benang yang disebut hifa. Hifa
tumbuh bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Fungi
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dengan membentuk spora, bertunas dan fragmentasi hifa, fungi yang memiliki kotak
spora disebut sporangium. Sedangkan perkembangan secara seksual terjadi dengan
meleburnya dua hifa dari jamur berbeda untuk membentuk zigot.

 Divisi Zygomycota (Jamur Zigot) Contoh dari divisi ini adalah jamur tempe Rizhopus.
Hifa jamur ini bersekat melintang. Jika tempe disinpan beberapa hari maka hifa jamur
tampakserbuk berwarna kehitaman, serbuk tersebut merupakan spora yang baru keluar
dari kotak spora. Spora tumbuh menjadi hifa baru.

 Divisi Ascomycota (Jamur Askus) Divisi jamur ini berkembang biak secara seksual
dan aseksual. Ascomycota menghasilkan spora sebagai hasil dari perkembangbiakan
seksual. Ascomycota dapat ditemukan pada makanan busuk, warnanya ada yang
merah, cokelat atau hijau. Contohnya digunakan dalam pembuatan produk makanan
misalnya kecap, tahu, oncom, roti. Contoh jamur ascomycota Neurospora crassa,
Saccharomyces cerevisiae, Penicillium chrysogenum.
 Divisi Basidiomycota (Jamur Basidium) Contoh jamur divisi ini adalah jamur merang,
jamur kuping, jamur kayu. Umumnya berukuran makroskopis (dapat dilihat mata).
Bentuk jamur ada yang seperti payung/tudung dan berkembang biak dengan spora

 Divisi Deuteromycota Deuteromycota sering disebut jamur tak sempurna. Divisi ini
sebenarnya merupakan kelompok sementara, jika dikemudian hari ditemukan cara
perkembangbiakan Deuteromycota maka akan dimasukkan ke divisi yang sesuai.
Contohnya Monilia sitophila.

KINGDOM PLANTAE

 Lumut (Bryophyta) Lumut tidak memiliki akar sejati, tetapi memiliki akar semu
atau rizhoid, lumut banyak dijumpai disekitar kita misalnya di atas tebing, kulit kayu,
tembok basah atau di atas pohon. Lumut berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara fragmentasi dan
pembentukan tunas, sedangkan secara seksual dilakukan melalui peleburan gamet
jantan dan gamet betina.
 Divisi lumut hati (Hepaticophyta) Lumut hati belum bisa dibedakan antara
akar, batang, dan daun (talus). Lumut hati memiliku bentuk talus menyerupai bentuk
hati. Contoh dari lumut hati adalah Marchantia.

 Divisi lumut tanduk (Anthocerotophyta) Lumut tanduk memiliki bentuk talus


yang meruncing seperti “tanduk”. Contohnya Anthoceros

 Divisi lumut sejati (Bryophyta) Contohnya Polytrichum dan Spaghnum

 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku memiliki ciri sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ikatan
pembuluhnya berupa xylem dan floem. Ciri utamanya adalah daun muda yang
menggulung. Pada daun tumbuhan dewasa di permukaan bawah terdapat bintik
berwarna coklat yang disebut sorus atau kotak (kantung) spora. Daun tumbuhan paku
yang memiliki sorus disebut daun fertile atau sporofil, sedangkan daun yang tidak
memiliki sorus disebut daun steril (mandul).
1) Divisi Psilophyta Paku dari divisi ini tidak memiliki akar dan daun sejati. Contohnya
Psilotum sp.

2) Divisi Lycophyta Kelompok padku pada divisi ini memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Contohnya Lycopodium dan Selaginella.

3) Divisi Sphenopyta
Pada batangnya terdapat buku-buku atau sekat (seperti rebung) dan terdapat daun
berupa sisik yang melingkari buku. Contohnya Equisetum (paku ekor kuda)
4) Divisi Pterophyta

Disebut juga tumbuhan paku sejati, banyak dijumpai di tempat lembab atau becek dan
bentuknya beraneka ragam. Contohnya suplir (Adiantum) dan tumbuhan paku tiang.
Paku tiang memiliki batang besar seperti tumbuhan palem. Tumbuhan paku ada yang
hidup di alam bebas dan ada juga yang hidup epifit di atas pohon. Hidup epifit adalah
hidup menumpang tetapi tidak merugikan tumbuhan inang.

 Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan biji berbeda dengan lumut atau tumbuhan paku. Tumbuhan biji
menghasilkan biji yang terbentuk melalui proses pembuahan/fertilisasi. Biji dihasilkan
oleh alat perkembangbiakan yaitu bunga. Struktur akar tumbuhan berbiji ada yang
berupa akar tunggang maupun akar serabut.

1) Divisi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)

(a) Kelas Cycadophyta Anggota kelas ini memiliki bentuk seperti pohon palem,
batangnya tidak bercabang dan dapat tumbuh hingga 10 meter serta berakar serabut.
Daunnya terletak di ujung batang dan helaian daunnya berbentuk pita. Daun yang
masih muda menggulung seperti daun tumbuhan paku. Contohnya adalah pakis haji
atau Zamia.
(b) Kelas Gnetophyta Contoh Gnetophyta adalah tanaman melinjo (Gnetum gnemon)
daunnya adak lebar dengan tulang daun menyirip.

(c) Kelas Coniferophyta

Contohnya adalah tumbuhan pinus atau tusam (Pinus merkusii) batangnya lurus dan
tingginya dapat mencapai 40 meter. Dalam satu pohon terdapat rujung jantan dan
betina yang letaknya terpisah. Contoh lain kelas ini adalah tumbuhan balsam dan
damar

Gambar 15. Coniferophyta (sumber : Syamsuri dkk, 2007)

(d) Kelas Ginkgophyta

Tumbuhan ini berupa pohon dan biasanya tingginya 15-20 meter. Hanya ada satu jenis
tumbuhan kelas ini yang masih ada yaitu Ginko biloba, daunnya berbentuk kipas dan
berasal dari daratan cina.
2) Divisi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

(a) Kelas monokotil (Monocotyledonae)

(1). Suku rumput-rumputan (Gramineae)

Daunnya berbentuk pipa dengan tulang daun dan urat daun sejajar, serta mempunyai
pelepah daun yang membungkus batang. Batang berbentuk silindris, agak pipih, atau
persegi dengan ruas-ruas yang tampak jelas. Bunganya berbentuk bulir dan
penyerbukan biasanya dibantu angin. Contohnya padi (Oryza sativa), jagung (Zea
mays), gandum (Triticum sativum)

(2). Suku palem (Palmae)

Daunnya besar dan agak kasar, ada daun yang seperti kipas dengan pelepah daun
atau pangkal daun melebar. Batang tidak bercabang, terdapat bekas daun seperti
cincin. Bunga berupa tongkol dan terletak pada ketiak daun dan atau pada ujung
batang. Contoh kelapa (Cocos nucifera), enau (Arenga pinnata), sagu (Metroxylon
sagu)

(3). Suku pisang-pisangan (Musaceae)

Daunnya memiliki tulang daun menyirip, mempunyai pelepah yang membungkus


batang. Batangnya merupakan batang semu, disebut batang semu karena merupakan
kumpulan pelepah daun yang membungkus batang, sedangkan batang yang
sebenarnya tidak tampak. Bunganya berupa bunga majemuk dalam satu tandan
terdapat banyak bunga. Contoh pisang raja, pisang tanduk, pisang emas, pisang kipas
(pisang kipas sebagai tanaman hias)
(4). Suku anggrek-anggrekan (Orchidaceae)

Memiliki akar rimpang, daun berdaging dengan tepi rata dan terletak seling dua baris.
Pangkal batang membesar untuk menyimpan air. Satu bunga memiliki alat kelamin
jantan dan betina. Contoh anggrek, vanili (Vanilla planifolia)

(5). Suku empon-emponan (Zingiberaceae)

Memiliki pelepah yang membentuk batang. Letak daun berseling atau tersusun spiral.
Rimpang tempat tumbuh batang menjalar di dalam tanah. Memiliki alat kelamin jantan
dan betina dalam satu bunga. Mahkota terdiri dari tiga helai, memiliki bibir yang
menghadap benang sari, kelopaknya berbentuk tabung. Contoh jahe, kunyit, lengkuas

(b) Kelas dikotil (Dicotyledonae)

(1). Suku getah-getahan (Euphorbiaceae)

Mempunyai getah berwarna putih susu, buahnya merupakan buah kendaga, beruang
tiga dan tulang daun menjari. Contohnya karet (Hevea brasiliensis), ubi kayu (Manihot
utilissima), jarak (Ricinus communis)

(2). Suku kacang-kacangan (Papilionaceae)

Bunga berbentuk kupu-kupu(papilion) dengan 5 daun mahkota, benang sari berjumlah


10 buah yang merupakan benang sari dua tukal, akarnya terdapat bintilbintil yang
mengandung bakteri Rizhombium radiciola yang dapat mengikat nitrogen dari udara
bebas, buah berbentuk polongan dengan biji yang berbentuk bulat atau lonjong. Contoh
kacang hijau, kedelai, kacangpanjang, buncis dan lainnya.

(3). Suku terung-terungan (Solanaceae)

Bentuk bunga seperti terompet atau bintang, kelopak dan mahkota bunga berjumlah
lima helai dan saling berlekatan, putik hanya satu, benang sari 5 buah, buah berupa
buah buni yaitu buah yang berdaging. Contohnya kentang, terung, tomat, cabai, dan
tembakau.

(4). Suku jambu-jambuan (Myrtaceae)

Kebanyakan berupa perdu, dan ada pula berupa pohon kayu, latak daun berhadapan,
mahkota bunga kecil dan mempunyai banyak benang sari, buahnya berupa buah buni.
Contoh cengkeh (Eugenia aromatica), jambu biji (Psidium guajava), jambu air (Eugenia
aquea), jambu bol (Eugenia mallaccensis)
(5). Suku sembung-sembungan (Compositae)

Memiliki bunga majemuk yaitu dalam satu tangkai terdapat banyak bunga tunggal.
Contoh bunga matahari (Helianthus annuus), bunga aster, bunga dahlia.

KINGDOM ANIMALIA

Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang kingdom animalia dibagi menjadi


Vertebrata dan Avertebrata. Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang
belakang, sedangkan Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang.

AVERTEBRATA

1. Filum Porifera (hewan berpori)

Hewan berpori sebagian besar hidup di laut, beberapa hidup di air tawar.
Bentuknya seperti tabung dan melekat pada dasar perairan . air masuk kedalam tubuh
porifera melalui pori-pori tubuh damoai kerongga dalam dan membawa palnkton
sebagai makanannya. Porifera berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan seksual dengan pembuahan ovum oleh sperma, sedangkan
aseksual dengan membentuk kuncup yang tumbuh bergerombol di dekat induknya dan
membentuk koloni. Contohnya adalah Euspongia dan Sycon.
2. Filum Cnidaria

Cnidaria memiliki mulut di bagian atas tubuh yang dilanjutkan ke perut, dan
tidak memiliki anus. Sisa makanan dimuntahkan kembali lewat mulut. Disekitar
mulutnya terdapat tentakel yang berguna untuk menangkap makanan. Cnidaria hidup
diperairan baik laut maupun air tawar. Cnidaria dikelompokkan menjadi beberapa kelas
yaitu

 Hydrozoa, contohnya Hydra


 Schypozoa, contohnya ubut-ubur
 Anthozoa, contohnya mawar laut (Anemon laut)

3. Filum Ctenophora

Hewan yang termasuk Ctenophora hidup di laut, hewan ini menggunakan silia
(semacam bulu disekitar tubuhnya) untuk bergerak. Tubuhnya berbentuk bulat atau
oval. Hewan ini memiliki satu mulut untuk memasukkan makanan dan dua anus untu
pengeluaran. Hewan ini sering disebut ubur-ubur kipas

4. Filum Platyhelminthes (cacing pipih)

Cacing pipih memiliki bentuk tubuh yang pipih. Cacing pipih ada yang hidup
bebas di air tawar atau laut, ada juga yang menjadi parasit dalam tubuh hewan atau
manusia.
(a) Kelas Turbellaria (cacing berbulu getar)

Turbellaria memiliki bulu getar di permukaan tubuhnya, contohnya adalah Planaria


berwarna coklat kehitaman dengan panjang tubuh 3-5 cm. planaria hidup di perairan
dan menjadi indikator kualitas air. Jika suatu perairan banyak terdapat planaria maka
perairan tersebut belum tercemar. Planaria berkembang biak dengan cara fragmentasi
atau pemutusan anggota tubuhnya.
(b) Kelas Trematoda (cacing isap)
Cacing isap memiliki alat penghisap untuk menghisap makanan dari tubuh inangnya.
Cacing isap hidup parasit di hati hewan seperti sapi kambing, domba. Contohnya
adalah cacing hati (Fasciola hepatica)

(c) Kelas Cestoda (cacing pita)

Cacing pita memiliki bentuk pipij dan panjang. Cacing pita hidup parasit pada usus
manusia atau hewan vertebrata lainnya. Kepalanya kecil dan memiliki kait untuk
mengaitkan diri pada dinding usus. Dibelakang kepala (skoleks) terdapat leher dan
tubuh yang bersegmen-segmen. Bagian leher senantiasa membentuk segmen baru
(proglotid), segmen paling akhir berisi telur. Setiap segmen dapat hidup sendiri-sendiri,
yaitu dapat menghisap makanan melalui permukaan tubuh, bernafas, mengeluarkan
zat sisa, dan bereproduksi. Ada dua jenis cacing pita yang dihidup pada manusia yaitu
Taenia saginata (inang perantara sapi) dan Taenia solium (inang perantara babi)

5. Filum Nematoda (cacing gilik)

Cacing gilik berbentuk gilik atau bulat panjang, ada yang hidup bebas ada
yang hidup parasit.

 Enterobilus vermicularis (cacing kremi)

Cacing kremi memiliki panjang sekitar 1 cm, dengan kedua ujung tubuh meruncing dan
berwarna putih. Biasanya bertelur di sekitar dubur penderita. Telur cacing kremi dapat
menyebar melalui tangan penderita (karena menggaruk dubur yang gatal), atau lewat
debut, yang kemudian dari keduanya menempel pada makanan.
 Ascaris lumbricoides (cacing usus)

Cacing usus berwarna merah dengan panjang hingga 20 cm. telur cacing keluar
bersama kotoran penderita. Telur cacing dapat masuk dalam tubuh manusia melalui
makanan. Dalam usus telur berkembang menjadi larva, yang kemudian menerobos
didnding usus untuk masuk dalam aliran darah yang kemudian terbawa ke jantung dan
paru-paru. Di paru-paru larva bergerak menuju batang tenggorokan, jika tertelan larva
masuk ke dalam usus dan bekembang menjadi cacing baru. Adanya cacing usus
membuat tubuh penderita menjadi kurus dan perutnya buncit. Kadang larva cacing usus
mencapai otak lewat aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan saraf hingga
kebutaan.

 Ancylostoma duodenale (cacing tambang)

Cacing tambang memiliki kait untuk mencekram usus penderita, cacing ini menghisap
darah penderita sehingga mengakibatkan kekurangan darah. Telur cacing dikeluarkan
melalui feses penderita. Di tanah yang becek telur berkembang menjadi larva dan dapat
hidup berbulan-bulan. Jika ada orang yang tanpa alas kaku, maka larva tersebut akan
masuk menerobos melakui kulit kaki, kemudian menuju jantung dan paru-paru,
kemudian ketenggorokan. Jika tertelan akan masuk ke usus dan larva berkembang
menjadi cacing baru.

6. Filum Annelida (cacing gelang)

Cacing ini tubuhnya berbuku-buku, contohnya adalah cacing tanah (Lumbricus


terestris) dan Pheretima sp. Cacing tanah adalah hewan yang hermaprodit, karena satu
individu dapat menghasilkan sperma dan ovum. Meskipun demikian cacing tanah
memerlukan individu lain untuk perkawinan, hal ini dikarenakan walaupun dalam satu
tubuh terdapat sperma dan ovum tetapi tidak masak bersamaan. Contoh lain cacing
gelang adalah lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemadipsa sp).

7. Filum Mollusca (hewan lunak)

Hewan ini tubuhnya lunak, tidak berbuku-buku dan terbungkus cangkang dari
zat kapur.

(a) Kelas Pelecypoda Palecypoda atau kerang-kerangan, memiliki kaki yang pipih yang
dapat dijulurkan keluar untuk bergerak yang disubut bivalvia. Contohnya kerang mutiara

(b) Kelas Gastropoda (gastros=perut, podos=kaki) merupakan hewan yang bergerak


dengan perutnya. Contohnya adalah bekicot. Bekicot merupakan hewan yang
hermaprodit seperti cacing tanah.
(c) Kelas Cephalopoda (cephal=kepala, podos=kaki) yaitu hewan yang bergerak
dengan tentakel yang ada dikepalanya. Selain untuk bergerak tentakel juga digunakan
untuk menangkap mangsa. Contohnya cumi-cumi.

8. Filum Echinodermata (hewan berkulit duri)

Memiliki tubuh yang penuh dengan duri dan semuanya hidup di laut, selain
mempunyai duri ciri lainnya mempunyai organ berjumlah lima atau kelipatannya.

(a) Kelas Asteroidea (bintang laut)


Memiliki bentuk menyerupai bintang, makanannya adalah kerangkerangan.
(b) Kelas Ophiuroidea (bintang ular laut)
Memiliki lengan yang panjang, kulit bintang ular laut tersusun dari zat tanduk
(c) Kelas Echinoidea (landak laut)
Berbentuk bulat, memiliki organ tubuh berjumlah lima atau kelipatannya dan permukaan
tubuhnya penuh dengan duri. Contohnya adalah bulu babi
(d) Kelas Crinoidea (lili laut)
Memiliki bentuk seperti tumbuhan (mirip bunga lili), tubuhnya tersusun atas zat kitin dan
melekat pada dasar perairan.
(e) Kelas Holothuroidea (mentimun laut)
Mentimun laut memiliki kulit yang lunak dan tidak berduri. Ada yang dapat dimakan
yaitu teripang

9. Filum Arthropoda (hewan kaki berbuku-buku)


(arthros=buku, podos=kaki) hewan filum ini memiliki ciri mempunyai kaki yang berbuku-
buku.
(a) Kelas Insecta (serangga)
Anggota kelompok hewan ini memiliki enam kaki (Hexapoda). Tubuhnya terdiri dari
kepala, dada, dan bagian belakang. Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki.
Tubuh bagian belakang tidak berkaki dan ada yang memiliki sayap. Selama hidupnya
serangga mengalami metamorfosis pada tubuhnya, baik sempurna dan tak sempurna.
Contohnya belalang, lalat, kecoa dll

(b) Kelas Crustaceae


Contohnya adalah udang dan kepiting. Berkaki sepuluh, kulitnya keras tersusun atas
zat kitin. Mempunyai kepala dan dada bersatu (sefalotoraks) dan badan belakang
(abdomen)
(c) Kelas Myriapoda (berkaki banyak)
Tubuh hewan ini terdiri dari kepala dan badan belakang tanpa memiliki dada, dan
disetiap ruas tubuhnya yang memanjang terdapat kaki. Contohnya kelabang dan
keluwing. Pada kelabang setiap ruas tubuhnyaterdapat sepasang kaki, sedangkan pada
keluwing setiap ruas tubuhnya terdapat dua pasang kaki.
(d) Kelas Arachnida (laba-laba) Contohnya adalah laba-laba. Tubuhnya terdiri dari
kepala-dada (menyatu) dan badan belakang. Pada kepala dada terdapat empat pasang
kaki, sedangkan badan belakang tidak terdapat kaki. Contoh lainnya adalah
kalajengking.

VERTEBRATA

Semua hewan yang memiliki tulang belakang masuk pada vertebrata. Hewan
vertebrata memiliki struktur tubuh yang lebih komplek dibandingkan avertebrata. Semua
hewan vertebrata berkembang biak secara seksual, yaitu peleburan sel sperma (jantan)
dan ovum (betina). Proses pembuahan (fertilisasi) pada vertebrata ada yang terjadi di
luar tubuh (fertilisasi eksternal) seperti ikan dan katak, dan adajuga pembuahan yang
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal) seperti pada kucing, ayam dan burung.

(a) Kelas Amfibi

Amfibi merupakan hewan peralihan antara hewan air dan darat. Sebagian daur
hidupnya ada di air, dan sebagian lagi ada di darat. Tubuhnya diselubungi kulit yang
berlendir. Telur amfibi lang menetas akan menjadi larva yang bernafas dengan
menggunakan insang dan hidup di air. Setelah dewasa amfibi hidup di darat dan
bernafas dengan menggunakan paru-paru. Amfibi merupakan hewan poikiloterm (suhu
tubuhnya mengikuti suhu lingkungan). Contoh amfibi adalah katak.

Amfibi dibagi menjadi 3 ordo, yaitu :


• Ordo Urodela, amfibi di ordo ini ada yang bernafas dengan insang sampai dewasa
seperti salamander.
• Ordo Anura, contohnya katak hijau (Rana pipiens) dan kodok darat (Bufo terrestris)
• Ordo Apoda, memiliki ciri tidak berkaki dan tubuhnya bulat memanjang seperti cacing.
Contohnya Ichthyosis glutinous.

(b) Kelas Pisces

Kelas pisces merupakan kelas ikan, yang secara umum memiliki ciri tubuhnya
ditutupi oleh sisik yang tersusun dari zat kapur dan berlendir. Ikan bergerak dengan
menggunakan sirip dan disebelah kiri kanan terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai
alat keseimbangan. Ikan bernafas dengan insang dan perkembangbiakannnya secara
eksternal. Pisces juga termasuh hewan poikiloterm seperti amfibi. Pisces dibagi menjadi
dua kelompok yaitu ikan tulang rawan (Chondrichthyes) seperti ikan pari dan ikan cucut.
Dan kelompok ikan tulang sejati (Osteichthyes) seperti ikan tongkol, lele, dan bandeng.
(c) Kelas Reptilia

Reptilia merupakan hewan darat yang bergerak dengan cara melata atau
dengan sepasang tungkai depan dan sepasang tungkai belakang. Pada ular tungkainya
mengecil, namun pada beberapa jenis ular masih terdapat sisa tungkainya. Reptilia
bernafas dengan paru paru dan termasuk hewan poikiloterm.

Reptilia dibagi menjadi 4 ordo, yaitu :


• Ordo Squamata, ordo ini dibagi menjadi dua subordo yaitu subordo kadal (Lacertilia)
seperti kadal, bunglon dan komodo. Dan subordo ular (Ophidia) seperti ular laut, ular
pohon.
• Ordo Chelonia, memiliki ciri tubuhnya memiliki perisai sebagai pelindung. Contohnya
kura-kura air tawar (Chelydra serpentia) dan penyu (Chelonia mydas).
ASESMEN FORMATIF

PERTEMUAN 4
Tujuan : melakukan pengamatan pada jamur tempe
Bentuk : kinerja / lembar observasi
Petunjuk : lakukan pengamatan tempe dengan menggunakan mikroskop, kemudian
gambarkan hasil pengamatanmu.
Rubrik penilaian

• Aktivitas 1 : Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok.


(1) Peserta didik tidak dapat bekerja dalam kelompok.
(2) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok namun cenderung pasif dalam
berinteraksi.
(3) Peserta didik dapat bekerja dalam kelompok dan aktif dalam berinteraksi.

• Aktivitas 2 : Peserta didik mampu menggunakan mikroskop dengan benar.


(1) Peserta didik tidak mampu mengoperasikan mikroskop secara tepat.
(2) Peserta didik mampu mengoperasikan mikroskop dengan tepat, namun belum dapat
mengatur pencahayaan atau lensa mikroskop dengan tepat.
(3) Peserta didik mampu mengoperasikan mikroskop dengan tepat, serta dapat
mengatur pencahayaan dan lensa mikroskop sehingga mendapatkan hasil pengamatan
yang baik.

• Aktivitas 3 : Peserta didik mendapatkan hasil pengamatan hifa pada jamur tempe.
(1) Peserta didik tidak mendapatkan hasil pengamatan yang jelas / gelap
(2) Peserta didik mendapatkan hasil pengamatan hifa pada jamur tempe, namun masuh
kurang fokus atau kurang terang. Peserta didik mendapatkan hasil pengamatan hifa
pada jamur tempe dengan jelas dan terang.
• Aktivitas 4 : Peserta didik menerapkan sikap ilmiah (jujur) dalam melakukan
pengamatan.
(1) Peserta didik tidak bersikap jujur dalam pengamatan atau menyamakan datanya
dengan data temannya.
(2) Peserta didik bersikap jujur dan menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa
yang dia amati.

Pertemuan 5 (2 x 40 menit)

Pendahuluan.

 Memulai pelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdoa.


 Mereview pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran untuk melakukan tes sumatif materi yang telah
dipelajari.

Kegiatan inti.

 Guru melakukan asesmen sumatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada
materi klasifikasi makhluk hidup dan benda.
 Peserta didik mengerjakan tes yang diberikan guru.

Penutup.

 Guru dan peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa bersama.


ASESMEN SUMATIF

PERTEMUAN 5
Tujuan : mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari.
Bentuk : tes.
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jujur.
1. Mobil dapat bergerak dan memerlukan bahan bakar dalam penggunaannya.
Walaupun begitu mobil tidak dapat digolongkan sebagai makhluk hidup. Jelaskan
mengapa mobil tidak dapat digolongkan sebagai makhluk hidup.
2. Dalam kingdom animalia mamalia dan aves digolongkan sebagai organisme
homoikiloterm, sedangkan amfibi, reptil, dan pisces digolongkan organisme poikiloterm.
Jelaskan perbedaan antara kedua penggolongan tersebut.
3. Perhatikan gambar berikut ini.

Manakah organisme yang dapat dikelompokkan menjadi satu dan atas dasar apakah
organisme tersebut dikelompokkan menjadi satu.
4. Hifa pada jamur tempe awalnya berwarna putih, namun setelah beberapa hari
warnanya akan berubah menjadi gelap. Jelaskan mengapa hal itu dapat terjadi.

Kunci Jawaban
1. Mobil tidak digolongkan sebagai makhluk hidup karena tidak memiliki semua ciri atau
karakteristik makhluk hidup. Sesuatu dikatakan sebagai makhluk hidup jika memiliki
semua ciri atau karakteristik pada makhluk hidup.
(skor 25).
2. Homoikiloterm atau berdarah panas adalah organisme yang suhu tubuhnya stabil
atau tidak terpengaruh suhu lingkungan. Sedangkan poikiloterm atau berdarah dingin
adalah organisme yang suhunya dipengaruhi oleh suhu lingkungan atau suhu tubuhnya
tidak stabil.
(skor 25)
3. Belalang, kupu-kupu dan capung dapat dikelompokkan menjadi satu dalam kelompok
serangga (insecta) karen memiliki kesamaan, antara lain tubuhnya terdiri ruas kepala,
dada, dan perut. Selain itu terdapat segmen (buku) pada kaki organisme tersebut.
(skor 25).
4. Saat jamur tempe berwarna gelap hal itu menandakan bahwa spora jamur sudah
pecah dan tersebar, sehingga selang beberapa waktu jamur baru akan tumbuh.
(skor 25)

Norma Penilaian
Nilai = total skor

Anda mungkin juga menyukai