ERCP
ERCP
Pendahuluan
1. Efek samping obat intravena . Harus ditanyakan adanya riwayat alergi atau syok
anafilaktik,bila ada obat-obatan tersebut harus dihindari / tak dipakai.Bila harus dipakai
obat-obat premedikasi harus diawasi / dimonitor dengan ketat antara lain keadaan
umum,tekanan darah,denyut jantung / nadi, pernapasan dengan monitor EKG,monitor
saturasi oksigen,monitor tekanan darah dan lain lain.
2. Efek samping penurunan saturasi oksigen ( hipoksi ) . Untuk efek ini biasa pasien
dilakukan ERCP diberikan oksigen 1 – 2 liter / menit dan dimonitor saturasi oksigennya.
3. Aspirasi paru. Untuk mencegah efek samping ini,harus dipastikan bahwa pasien puasa
minimal 6-8 jam sebelum tindakan ERCP,sedangkan pada pasien yang mengalami
gangguan motilitas ( perpanjangan pengosongan lambung ) dipuasakan lebih
lama 12- 18 jam sebelum tindakan.Pada waktu endoskop masuk di dalam lambung bila
didapatkan masih banyak cairan lambung,untuk mencegah aspirasi maka cairan lambung
tersebut harus disedot dan dikosongkan dulu baru kemudian endoskop dimasukan lebih
dalam ke dalam duodenum.
Perdarahan / perforasi karena endoskop / duodenoskop . Untuk mencegah efek samping /
komplikasi ini memang dibutuhkan keterampilan yang kompeten,pengalaman dan
pengetahuan mengenai cara insersi duodenoskop secara lege artis,tidak sembarangan dan
tidak memaksa secara kasar.
1. Efek samping obat intravena. Bila ada alergi / syok anafilaktik,maka obat dihentikan lalu
ditatalaksana seperti penatalaksanaan alergi / syok anafilaktik obat pada umumnya.
Pasien diberikan adrenalin,kortikosteroid,dan lain lain.
2. Penurunan saturasi oksigen (hipoksia). Bila terjadi hipoksia pasien diberikan oksigen
sesuai kebutuhan,bila terjadi vagal reflex diperlukan pemasangan tracheal tube,ventilator
tambahan dan lain lain.
3. Aspirasi paru karena isi gastroduodenal. Bila terjadi komplikasi ini,harus dilakukan
suction pengambilan isi lambung-duodenum yang masuk ke jalan
napas,bronchoscopy,bila perlu ventilator. ERCP dihentikan dan ditunda dulu.
4. Perdarahan atau perforasi karena trauma alat endoskop. Bila terjadi komplikasi ini ERCP
dihentikan dan ditunda dulu,diberikan obat H2RA / PPI,konsul bedah digestif untuk
operasi cito.
a. Perdarahan : bila pada saat ERCP terjadi perdarahan,sebaiknya tindakan yang membuat
perdarahan dihentikan dulu. Perdarahan yang terjadi dihentikan dulu dengan
penyuntikan aquadest / NaCl 0,09 dicampur adrenalin 1 / 10.000 kurang lebih 0,5 –
1cc,tiap lokasi maksimal 4-5cc dan menyemprotkan adrenalin 1 / 10.000 yang
dicampur aquadest / NaCl 0,9 dingin sampai berhenti. Dapat juga kanul ERCP
ditempelkan di tempat perdarahan,kontras disemprotkan ke mukosa yang terpotong
sehingga terbentuk kista submukosa duodenum sehingga perdarahan berhenti. Bila
perdrahan tidak berhenti dapat dilakukan tindakan hemostatik endoskopik dengan
hemoclips atau bipolar probe. Pasien diberikan obat-obat H2 reseptor antagonist atau
proton pump inhibitor dan hemostatik antara lain Tranexamic acid atau dicynone. Bila
ada gangguan pembekuan darah dapat diberikan vik K,factor-faktor pembekuan darah.
Bila perdarahan banyak maka diperlukan transfusi darah whole atau pack-red cell. Bila
dengan semua modalitas endoskopik hemostatik telah dilakukan tetapi perdarahan
masih berlangsung pasien dikonsulkan ke bagian bedah untuk operasi.
b. Perforasi. Bila terjadi perforasi,maka pasien dikonsulkan ke bedah untuk operasi atau
bila fasilitas hemoclips ada maka dapat dilakukan penutupan perforasi dengan
hemoclips secara endoskopik serta pasien dipuasakan sementara.
c. Pembentukan kista submukosa duodenum. Bila terjadi kista,tindakan penyemprotan
kontras ERCP dihentikan,untuk mencegah infeksi dapat diberikan antibiotik. Biasanya
kista tersebut akan menghilang sendiri dalam beberapa hari diresorpsi jaringan mukosa
duodenum.
d. Infeksi (kolangitis supuratif akut,kista pankreas terinfeksi,sepsis,pankreatitis akut ).
Bila ada infeksi pasien diberikan antibiotik terutama yang konsentrasi lebih banyak di
pankreatobilier antara lain cefoperazone,imipenem,meropenem walaupun sefalosporin
lainnya juga dapat dipakai.
e. Pada pankreatitis akut pasca ERCP,dapat diberikan obat somastotatin kontinyu atau
octreotide secara kontinyu intra vena atau subkutan selama 3-5 hari untuk menurunkan
sekresi amylase lipase dan eksokrin pancreas lainnya dan mengurangi inflamasi
pancreas. Selain itu pada pasien diberlakukan puasa,pemberian nutrisi parenteral total
seperti penatalaksanaan pankreatitis akut karena penyebab lain.
Kesimpulan :
TERIMAKASIH …
Saya sudah mengerti dan setuju untuk dilakukan ERCP
( ……………………………………)