Anda di halaman 1dari 82

HUBUNGAN HASIL BELAJAR FIQH TERHADAP PELAKSANAAN

SHALAT LIMA WAKTU SISWA MTS. FATAHILLAH BUNCIT RAYA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk MemenuhiSyarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh
Alfiah
NIM: 1810011000092

Drs. A. Basuni, MA
NIP. 194911261979011001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 H/1435 M

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmannirrahim

Tiada kata yang lebih terpuji selain menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena dengan ridho-Nya penulis dapat
rampungkan skripsi ini. Sholawat dan salam yang ditetapkan Alllah SWT atas
junjungan alam Nabi Muhammad SAW sebagai penghulu Arab yang telah
membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam, para sahabat, keluarga, dan
pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan yang harus
ditempuh dalam menyelesaikan program studi sarjana pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu untuk terwujudnya skripsi ini,
ucapan terimakasih penulis tak lupa tujukan kepada :
1. Nurlena Rifai Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya, baik
bapak/ibu dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan, maupun para staf yang telah membantu kelancaran
administrasi;
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag, Ketua Jurusan PAI yang telah
memberikan nasehat, arahan dan kemudahan dalam penyusunan
skripsi ini serta rekomendasinya unuk melakukan penelitian;
3. A. Basuni, MA. dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya,
pikiran dan kesabaran yang teramat tulus disela-sela kesibukannya
yang luar biasa untuk memberikan bimbingan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi. Terima kasih Bapak.
4. Para dosen yang telah memberikan pengalaman dan ilmunya kepada
penulis dengan ikhlas dan sabar selama masa kuliah.
5. Direktur Pendidikan Agama Islam (DITPAIS), Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah

vi
memberikan bantuan dan beasiswa sampai penulis menyelesaikan
studi;
6. Seluruh pengurus Yayasan Fatahillah telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data.
7. Bapak Abd. Mukti, BA selaku kepala MTs. Fatahillah Buncit Raya
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
8. Seluruh guru, staf, dan siswa/i MTs.Fatahillah Buncit Raya.
9. Kepada kedua orangtua saya Alm. Bapak H. Zulkarnaen danAlmh. Hj.
Ibu Khodijah, Suami Zikrul Yudi, Anak-anak yang sangat saya cintai.
Terlalu banyak pengorbanan yang diberikan dari sejak lahir sampai
sekarang, rasanya ananda tidak bisa membalasnya. Ananda hanya
berdo’a kepada Allah SWT, sebab hanya Allah lah yang mampu
membalasnya.
10. Seluruh teman yang seperjuangan dan sepenanggungan, yaitu anak
PAI Dual Mode System. Terima kasih banyak dan sukses selalu.
Hanya kepada Allah jua lah penulis mengucapkan syukur atas semua
karunia-Nya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikannya, sehingga skripsi ini bermanfaat bagikita semua, Amin.

Jakarta, 25Juni 2014

Alfiah
NIM: 1810011000092

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... . i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
PERSETUJUAAN PEMBIMBING ............................................................................. iii
PERNYATAAN PENULIS .......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................... 3
C. Pembahasan Masalah .................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
BAB II KAJIAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Tentang Prestasi Belajar ................................................................... 6
1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................................... 6
2. Macam-Macam Prestasi Belajar ................................................................ 7
B. Kajian Fiqh ................................................................................................... 9
1. Pengertian Fiqh ......................................................................................... 9
2. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqh .................................................................. 11
3. Tujuan Ilmu Fiqh ..................................................................................... 12
4. Implementasi pembelajaran Fiqh............................................................... 13
5. Kegunaan Mempelajari Kaidah
Fiqh…………………………………… 14
C. Keterampilan Ibadah..................................................................................... 14
1. Pengertian Ibadah Sholat 5 Waktu............................................................ 14
2. Tujuan Ibadah 5 Waktus .......................................................................... 15
3. Konsep Ibadah Shalat .............................................................................. 16
D. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 30
E. Rumusan Hipotesis ...................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

viii
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 33
B. Metode dan Desain penelitian ...................................................................... 33
C. Variabel Penelitian ....................................................................................... 33
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan sampel ....................................... 33
E. Tekhnik Pengumpulan Data ......................................................................... 34
F. Tekhnik Analisis Data ................................................................................... 36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs. Fatahillah Buncit Raya ........................................... 40
1. Sejarah Berdirinya MTs. Fatahillah Buncit Raya ...................................... 40
2. Visi dan Misi Sekolah ............................................................................... 42
3. Keadaan Guru Dan Siswa ......................................................................... 41
4. Sarana dan Prasarana ................................................................................ 42
5. Kurikulum MTs. Fatahillah Buncit Raya...................................................... 42
B. Deskriptif Data ............................................................................................ 43
C. Analisis Dan Interprestasi Data ..................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 59
LAMPIRAN

ix
ABSTRAK
Nama: Alfiah, Nim: 1810011000092, Hubungan Hasil Belajar
Fiqh Terhadap Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa Mts. Fatahillah
Buncit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Prestasi
Belajar Fiqh dengan Keterampilan Ibadah Shalat Siswa Madrasah Tsanawiyah
Fatahillah Buncit Raya.
Adapun dalam penulisan ini, menggunakan penelitian kuantitatif,
dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang ditunjang oleh data-data
yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research), yaitu
menghimpun data dan fakta dari objek yang diteliti. Dengan menyebarkan
angket kepada rseponden ditempat penelitian yang telah ditentukan.

Yang dimaksud dengan pengumpulan data dalam hal ini adalah suatu
usaha untuk mendapatkan informasi mengenai hubungan hasil belajar fiqh
dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa. Untuk memperoleh
data, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyakl
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.1
2. Wawancara
Wawancara sebagi alat penilaian, wawancara dapt digunakan
untuk menilai hasil dan proses belajar.2wawancara tersebut dilakukan pada
kepala sekolah dan guru mata pelajaran fiqh.
3. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
penulis menyebarkan angket kepada responden yaitu siswa kelas VII-VIII

x
MTs. Fatahillah. Angket ini berupa 18 butir daftar pernyataan pelaksanaan
shalat lma waktu siswa MTs. Fatahilla.Buncit Raya. Untuk lebih jelasnya
dari beberapa butir pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Ternyata”rxy” atau “ro” pada taraf signifikan 5% lebih besar dari “r” tabel
atau “rt” (0,686> 0,374), maka pada taraf signifikan 5% hipotesis nol ditolak,
sedangkan hipotesa alternative diterima. Ini berarti ada hubungan atau korelasi
yang signifikan antara hasil belajar fiqh dengan konsistensi pelaksanaan shalat
waktu siswa MTs. Fatahillah.
Di sini dapat diinterprestasikan bahwa hasil belajar fiqh terhadap
konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs. Fatahillah terdapat
hubungan yang sedang/cukup.
Setelah uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
variabel x terhadap variabel y yang dinyatakan dalam bentuk persen (%),
maka digunakan rumusan “Coefficient of Determination” atau koefisien
penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian
interprestasi angka indeks korelasi “r” product moment di atas, sebagai
berikut:
KD= r² x 100%
= 0,696 x 100%
= 0,484416 x 100%
= 48,4416%
= 48,44%
Menghitung koefisien detrminan dimaksdukan untuk mengetahui besarnya
pengaruh yang diberikan oleh hasil belajar fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan
sholat lima waktu siswa. Dari perhitungan diatas diperoleh hasil koefisien
determinan sebesar 48,44% hal ini menunjukan bahwasanya variabel X (hasil
belajar fiqh) telah memberikan pengaruh terhadap variabel Y (konsistensi
pelaksanaan sholat lima waktu siswa) yaitu sebesar 48,44% dan menunjukan
bahwanya 51,56% dari konsistensi pelaksanaan sholat lima waktu siswa

xi
dipengaruhi oleh factor lain.Faktor tersebut disebabkan oleh factor eksternal siswa
diantaranya adalah teman, keluarga, lingkungan, dan sebagainya.
Terdapat hubungan yang positif antara hasil belajar fiqh dengan
konsistensi pelaksanaan sholat lima waktu siswa MTs. Fathillah Buncit Raya. Hal
ini berdasarkan perhitungan besarnya “rxy” pada taraf signifikansi 1% yaitu “rxy”
atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,696 > 0,478), maka pada taraf
siqnifikansi 1% hipotesa nol ditolak sedangkan hipotesa alternative diterima.
Begitupun taraf 5% yaitu “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,686
> 0,374), maka pada taraf signifikansi 5% hipotesa nol ditolak, sedangkan
hipotesa alternative diterima.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
PERSETUJUAAN PEMBIMBING .............................................................................. iii
PERNYATAAN PENULIS .......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii
ABSTRAKSI .............................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
E. Kegunaan Penelitian...................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Tentang Hasil Belajar ....................................................................... 5
1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................................... 5
2. Macam-Macam Prestasi Belajar ................................................................ 6
B. Kajian Fiqh1q ............................................................................................... 8

1. Implementasi Pembelajaran Fiqih di MTS Fatahillah ............................... 8


a. Pengertian Fiqh .................................................................................. 8
b. Tujuan Ilmu Fiqih ............................................................................. 10
c. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih ......................................................... 11
2. Kegunaan Mempelajari Kaidah Fiqh ........................................................ 12
3. Pelaksanaan Ibadah Shalat ....................................................................... 12
4. Syarat-Syarat Shalat .................................................................................. 14
5. Rukun Shalat ............................................................................................. 17
6. Sunnah Shalat ........................................................................................... 17
7. Waktu Shalat ............................................................................................. 18
8. Hikmah Shalat .......................................................................................... 20
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 23
D. Rumusan Hipotesis ....................................................................................... .25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 26
B. Metode dan Desain penelitian ...................................................................... 26
C. Variabel Penelitian ....................................................................................... 26
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilansampel ........................................ 26
E. Tekhnik Pengumpulan Data ......................................................................... 27
F. Tekhnik Analisis Data ................................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs. Fatahillah Buncit Raya ........................................... 32
1. Sejarah Berdirinya MTs. Fatahillah Buncit Raya ...................................... 32
2. Visi dan Misi Sekolah ............................................................................... 34
3. Sarana dan Prasarana................................................................................. 34
4. Kurikulum MTs. Fatahillah Buncit Raya ................................................... 35
B. Deskriptif Data ............................................................................................. 35
C. Analisis Dan Interprestasi Data ..................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................... 51
B. Saran............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 52
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam UU RI No. 20 Th. 2003 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, nusa dan bangsa.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan
kelangsungan hidup manusia. Pendidikan juga merupakan proses untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia, untuk itu manusia perlu dikemas
sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan manusia menjadi insan yang
sempurna, dalam artian manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
berbudi pekerti yang luhur, serta mempunyai pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani maupun rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan.1
Misi ajaran islam yang memuliakan manusia yang demikian itu, menjadi
misi pendidikan islam. Terwujudnya manusia yang sehat jasmani, rohani, dan akal
pikiran, serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, akhlak yang
mulia,keterampilan hidup (skill life) yang memungkinkan ia dapat memanfaatkan
berbagai peluang yang diberikan oleh allah termasuk pula mengelola kekayaan
alam yang ada didaratan,lautan, bahkan di ruang angkasa adalah merupakan misi
pendidikan islam.2
Pada hakikatnya tujuan manusia adalah sebagai khalifah yang diwajibkan
untuk mampu menciptakan tatanan kehidupan sosial-keduniaan yang adil, damai,

1
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1892), hlm. 1
2
Prof.Dr.H.Abuddin Nata,MA, Pendidikan dalam perspektif Al-qur’an,(Jakarta: Uin
Jakarta Pres 2005),cet 1, hlm. 24

1
2

dan sejahtera antara manusia dengan sesama makhluk,3 ada juga pendapat lain
yang mengatakan bahwa pada hakekatnya tujuan manusia itu ingin menjadi
manusia yang sempurna terutama dalam masalah pelaksanaan ibadah, baik itu
ibadah mahdhoh maupun ibadah ghoeru mahdhoh. Konsep ibadah disini
mempunyai arti bahwa untuk menyembah Allah SWT dan melakukan perbuatan –
perbuatan yang sesuai dengan hukum syariat-Nya, maka diperlukan sejak dini
dalam memahami dan melaksanakannya sesuai dengan kebiasaanya. Dan untuk
memahaminya itu diperlukan pendidikan yang berhubungan dengan tata cara
ibadah tersebut.
Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang sangat penting, karna
didalamnya membahas tentang praktek-praktek ibadah yang sesuai dengan apa
yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Di dalam kurikulum pelajaran fiqih
Madrasah tsanawiyah mempunyai tujuan dan fungsi yang harus dicapai.
Tujuannya agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
secara terperinci dan menyeluruh. Kemudian siswa diharapkan dapat
menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan hukum agama.
Sedangkan fungsinya adalah:
1. Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama islam
2. Untuk mempelajari hukum-hukum islam yang berhubungan dengan
kehidupan manusia.
3. Untuk memperdalam pengetahuan dalam hukum-hukum agama baik
dalam bidang aqidah, akhlak maupun dalam bidang ibadat dan muamalat.4
Sehingga seseorang yang dapat mencapai kesempurnaan dalam beribadah
harus melalui pembelajaran baik di sekolah maupun luar sekolah, karena dalam
pelaksanaan shalat dan amalan-amalan ibadah lainnya mempunyai tata cara,
aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam pembelajaran
sumber hukum Islam. Untuk itulah pengetahuan agama sangat diperlukan. Dilihat
dari beberapa tujuan dan fungsi di atas, guru diharapkan memberikan pemahaman

3
Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI, dalam sambutannya yang ditulis oleh Moh.
Ardani dalam bukunya yang berjudul Fikih Ibadah Praktis, (Ciputat: Bumbu Dapur
Communication-PT Mitra Cahaya Utama, 2008), hlm. iii
4
A. Syafi’I Karim, Fiqih- Ushul Fiqih, ( Bandung; Pustaka setia, tth), hlm, 53
3

kepada siswa akan pentingnya pengetahuan fiqih tentang ibadah shalat. Tanpa
adanya pengetahuan khususnya pengetahuan fiqih maka seseorang tidak dapat
mencapai kebenaran dalam beribadah.
Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum menunjukan bahwa
pendidikan agama Islam mempunyai peran yang sangat penting yakni
menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa. Sedanngkan mata pelajaran
fiqih di dalamnya mengatur tata cara beribadah atau hukum-hukum syariat yang
merupakan bagian dari pendidikan agama Islam. Prestasi belajar siswa dapat
diraih dengan baik apabila siswa mempunyai kesungguhan dalam belajar yang
kemudian akan berdampak pada kegiatan ibadahnya. Sekarang yang menjadi
pertanyaan apakah setiap siswa yang mempunyai prestasi belajar fiqih, kegiatan
atau keterampilan ibadahnya sudah pasti baik atau benar? Berdasarkan latar
belakang di atas penulis tertarik untuk menulis skripsi akan meneliti dengan judul
“Hubungan Antara Prestasi Belajar Fiqih dengan Keterampilan Ibadah Shalat
Siswa Madrasah”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalahnya adalah:
1. Kemampuan belajar fiqh siswa belum maksimal.
2. Siswa belum mengerti tata cara beribadah dengan benar.
3. Siswa belum mengetahui hukum-hukum syariatnya.
4. Siswa belum mampu melaksanakan ibadah shalat lima waktu dengan
tertib.

C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini ada tiga bagian:
1. Bagaimana hasil belajar fiqh siswa?
2. Bagaimana pelaksanaan shalat lima waktu siswa?
3. Bagaimana hubungan hasil belajar fiqh dengan pelaksanaan ibadah shalat
5 waktu?
4

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar fiqh siswa.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah shalat lima waktu siswa.
3. Untuk mengetahui hubungan hasil belajar fiqh siswa dengan pelaksaan
ibadah shalat lima waktu.

E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian tentang hubungan hasil belajar fiqh terhadap pelaksanaan
shalat lima waktu MTs. Fatahillah Buncit Raya diharapkan dapat memberi
sumbangan kepada:
1. Guru
a. Agar dapat lebih baik mendidik anak dalam mengajarkan ilmu fiqh
yang baik dan benar.
b. Agar dapat meningkatkan rasa percaya diri, karena mampu
melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan prakarsa sendiri.
2. Peserta Didik
a. Dapat mengatasi pembelajaran fiqh.
b. Dapat memahami seberapa pentingnya shalat lima waktu.
c. Dapat mengerti rukun, tata cara, dan hukum syariatnya.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Tentang Hasil Belajar


1. Pengertian Hasil Belajar
Dalam kamus populer hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh sesorang
setelah ia melakukan perubahan belajar, baik disekolah maupun di luar sekolah
Hasil Belajar adalah: perkembangan dan hasil–hasil yang telah dicapai
oleh para peserta didiknya, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
Untuk lebih jelas dari hasil belajar berikut dikemukakan pendapat yang
berkaitan dengan hal tersebut yaitu:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil belajar adalah hasil baik
yang dicapai dalam belajar. 1
Menurut Sumadi Suryabrata. hasil belajar adalah: nilai sebagai rumusan
yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa
selama masa tertentu.2
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
tidak akan lepas dari proses belajar, karena hasil belajar merupakan hasil yang
dicapai siswa setelah melakukan proses belajar atau hasil belajar juga bisa
diartikan sebagai hasil usaha yang telah dicapai melalui proses perubahan dalam
bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap sebagai hasil
pengalaman atau latihan tertentu yang dinyatakan dengan penilaian berupa
symbol, huruf, angka ke dalam raport.Inti penilaian adalah proses memeberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriterian tertentu.
3
Istilah hasil belajar dewasa ini digunakan juga istilah pernyataan perbuatan

1
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press, hlm. 626
2
Sumadi Suryabrata, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm.32
3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2009), cet ke-14, hlm. 3

5
6

belajar, hasil belajar nampak dalam tingkah laku siswa, misalnya menyebutkan
huruf-huruf dalam abjad secara berurutan. Dari hasil yang diberikan oleh siswa,
sesuai dengan tujuan instruksional khusus, menjadi nyata apakah hasil belajar
yang dituju sudah diperoleh atau belum. Istilah hasil belajar bisa disebut juga
profil hasil belajar yaitu: Suatu bentuk grafik yang biasa dipergunakan untuk
melukiskan hasil belajar peserta didik baik secara individu maupun kelompok.4

2. Macam – Macam Hasil Belajar


Klasifikasi hasil belajar terdiri dari tiga macam berdasarkan pada tujuan
yang dinyatakan dalam bentuk perilaku, sebagai berikut:
a. Hasil belajar Perilaku Kognitif Tujuan kognitif berkenaan dengan aspek
intelektual, seperti pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
b. Hasil belajar Perilaku Afektif, meliputi:
1) Menyimak, yaitu meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan
menerima dan memperhatikan secara selektif/kontrol.
2) Merespon, hal ini meliputi manut (memperoleh sikap responsibility),
bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam
merespon.
3) Menghargai, mencakup menerima nilai, mendambakan nilai dan
merasa wajib mengabdi pada nilai.
4) Mengorganisasi, yaitu meliputi mengkonseptualisasi nilai-nilai
organisasi sisten nilai.
5) Mewatak, yaitu memberlakukan secara umum seperangkat nilai,
menjunjung tinggi atau memperjuangkan nilai.
a. Hasil belajar Perilaku Psikomotorik. hasil belajar psikomotorik
tampakdalam bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu
(seseorang). Ada enam tingkatan dalam ranah psikomotor, yaitu:
1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
4
Ibid, hlm. 461
7

3) Kemampuan perspektual, termasuk di dalamnya membedakan visual,


membedakan auditif, motorik dan lain-lain.
4) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
5) Kemampuan yang berkenaan dengan nondecursive komunikasi, seperti
gerakan ekspresi, interpretatif. 5
Dari ketiga aspek tersebut yang paling mudah untuk dapat diketahui
adalah perubahan dalam hasil belajar yang bersifat psikomotorik, yakni
melakukan gerakan fisik sehingga penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah
suatu usaha memakai akal, pengalaman latihan dan penyelidikan untuk
menumbuhkan tingkah laku yang baru di samping kecerdasan juga keterampilan
secara maksimal, yang dapat dirigkas dengan suatu kata “berilmu yang beramal”.
Jadi mengandung unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini atas dasar
firman Allah SWT.

         
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran.... “6(Al-Ashr:3)
Adapun hasil belajar dari aspek kognitif akan diketahui jika tujuan
belajarnya dirumuskan secara optimal seperti mengidentifikasi, menyebutkan,
membedakan, menyimpan dan lain sebagainya. Sedangkan aspek afektif sulit
untuk diketahui hasil belajarnya, karena menyangkut keyakinan, perasaan, emosi
sikap yang sifatnya interhasil terhadap prilaku yang tampak dan di indikasikan
sebagai gejala afeksi.
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah
satu bagian mata pelajaran Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal/memahami, menghayati dan mengamalkan hukum
Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (Way Of Life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

5
Nana Sujadna,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarta,
2008), cet. 14,hlm.23
6
Dept. Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang, CV. Adi Grafika, 1994),
hlm.1099.
8

Untuk mengetahui hasil belajar fiqih peserta didik sesuai dengan tujuan
atau tidak, maka dilakukan penilaian baik melalui tes maupun non tes yang
meliputi tiga aspek diatas yakni; kognitif, afektif, psikomotorik.

B. Kajian Fiqih
1. Implementasi Pembelajaran Fiqih di MTS Fatahillah
a. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti paham, atau pengertianyang mendalam
tentang maksud dan tujuan suatu perkataan dan perbuatan dan perbuatan, bukan
hanya mengetahui lahiriyah perkataan, atau perbuatan itu. Pengertian ini di
pahami dari kata “FIQIH” yang tercantum di dalam beberapa ayat al-qur’an, dan
dalam hadis Nabawi, diantaranya adalah firman Allah:7

         

“Maka mengapa orang-orang (munafik) itu hampir-hampir tidak memahami


pembicaraan sedikitpun” (An-Nisa:78)8

Menurut bahasa “fiqih” berasal dari faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti mengerti


atau faham. Dari sisnilah ditarik perkataan fiqh, yang member pengertian
kepahaman dalam hukum syariat yang sangat dianjurkan oleh Allah dan rasun-
Nya.9
As-Saiyid al-jurjani Di kutip oleh H.M. Abdullah Al-manar. Berkata
“Fiqih pada lughah ialah memahami pembicaraan seseorang yang bicara.10
Perkataan fiqih dijumpai dalam al-Quran dengan kata nafqoh, tafqohum,
yafqohu, yang disebut dalam tidak kurang dari dua puluh ayat yang berbunyi:

             

          

7Muhammadiyah Djafar, H. Penghantar Ilmu Fiqh


8
Al-quran dan terjemahnya, Surat An-nisa ayat 78,Mujamma’al Haramain asy syarifain
al malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-syarif medinah munawarroh,hlm.131-132
9
A. Syafi’I Karim, Fiqih- Ushul Fiqih, ( Bandung; Pustaka setia, tth), hlm. 11
10
M. Abdullah al-Mannar,Ibadah dan Syariah, (Jakarta: Pamata,1999).h.6
9

Artinya:” Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama”(at-taubah:122)
Sejalan dengan hal tersebut Ibnu Khaldun dalam muqoddimah al-mubtada
al khabar berkata dikutip oleh; H.M. Abdullah Al-Manar “ fiqih itu ialah ilmu
yang denganya diketahui segla hukum Allah yang berhubungan dengan segala
pekerjaan mukallaf, baik yang wajib, yang haram , yang makruh dan yang mubah
yang disimpukan(diistimbatkan) dari al-Quran dan as sunnah dan dalil-dalil yang
telah ditegaskan syara’ seperti qiyas. 11
Dalam terminologi Al-Quran dan Sunnah, Fiqih adalah pengetahuan yang
luas dan mendalam mengenai perintah-perintah dan realitas Islam dan tidak
memiliki relevansi khusus dengan bagian ilmu tertentu. Tetapi dalam terminologi
ulama, lambat laun secara khusus diterapkan pada pemahaman yang mendalam
atas hukum-hukum Islam.12
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat fiqih adalah
Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ dan setiap pekerjaan mukallaf yang
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat amaliah yakni menyangkut tindak tanduk
manusia seperti hal yang wajib, haram, makruh, mandub dan yang mubah.

Kegiatan pembelajaran merupakan upaya menciptakan suasana pedagogis


yang kondusif sesuai dengan situasi dan kondisi untuk mencapai standar
kompetensi fiqih yang lebih efektif, efisien dan menyenangkan. Untuk itu dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran fiqih perlu dikembangkan pedomannya,
sebagai acuan bagi guru,pedoman kegiatan pembelajaran beserta contoh-
contohnya.
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana
pembelajaran yang terpadu meliputi:
1) Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah swt sebagai sumber
kehidupan.
2) Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan

11
M.Abdullah al Manar,Ibadah dan Syariah,h.6
12
Murtadha Murthahari dan M.Baqir ash-Shadh, Pengetahuan Ushul Fiqh
Perbandingan,(Jakarta:Pustaka Hidayah,1993),cet.1,h.176
10

merasakan hasil-hasil pengamalan isi mata pelajaran fiqih dalam


kehidupan sehari–hari.
3) Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dalam membiasakan sikap dan
perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan hadits serta dicontohkan para ulama.
4) Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran fiqih
dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi
dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah difahami dengan penalaran.
5) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati pelaksanaan ibadah sehingga lebih terkesan dalam jiwa
peserta didik.
6) Fungsional, menyajikan materi yang memberikan manfaat nyata peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
7) Keteladanan, yaitu pendidik yang menempatkan dan memerankan guru
serta komponen MTs lainya sebagai teladan, sebagai cermin dan individu
yang mengamalkan materi fiqih.13

b. Tujuan Ilmu Fiqih


Tujuan ilmu fiqh adalah untuk mencapai keridhoan AL-lah SWT. Dengan
melaksanakan syariah-Nya di muka bumi ini, sebagai pedoman hidup individual,
hidup berkeluarga, maupun hidup bermasyarakat.

Orang sering bertanya, bagaimana hukumanya ini atau itu? Pertanyaan ini
sudah tentu didorong oleh keinginan agar segala sikap dan tingkah lakunya sesuai
dengan syariah yang pada akhirnya mengharapkan keridhoan allah SWT.
Agar hidup ini sesuai dengan syariah, maka dalam kehidupan harus
terlaksana nilai-nilai keadilan, kemaslahatan, mengandung rahmat dan hikmah.
Untuk itu Imam al-Syatibi telah melakukan istiqro (penelitian) yang digali
dari Al-quran maupun sunnah, yang menyimpulkan bahwa tujuan hukum islam
(maqashid al-syariah) di dunia yaitu:

13
Departemen RI ,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah ibtidaiyah,op.cit h.49
11

1. Memelihara agama (Hifdz al-Din). Yang dimaksud dengan agama


disini adalah agama dalam arti sempit (ibadah mahdhah) yaitu
hubungan manusia dengan Allah SWT, termasuk didalamnya aturan
tentang syahadat, shalat,zakat,puasa,haji dan aturan lainya yang
meliputi hubungan manusia dengan Allah SWT,. Dan larangan yang
meninggalkanya 14
Adapun tujuan fiqih di MTs yakni bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat:
1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci
dan menyeluruh, baik berupa dalil-dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan
pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam
kehidupan pribadi dan sosial.
2) melaksanakan dan menggambarkan ketentuan hokumIslam dengan benar.
Pengetahuan tersebut dapat diharapkan dapat menimbulkan ketaatan
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang
tinggi dalam kehidupan pribadi maupunn sosialnya.15
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
mempelajari fiqih yaitu selain mengetahui hukum-hukum yamng telah ditetapkan
syari’at Islam juga di dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual yang menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial seta dapat menimbulkan
kedisiplinan yang tinggi.

c. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih


Ruang lingkup fiqih adalah pertama: bidang ibadah “segala persoalan
yang berpautan dengan urusan akhirat”. Seperti shalat, shiyam, zakat dan haji.
Kedua: muamalat, yaitu “segala persoalan yang berpautan dengan urusan-urusan
dunia dan undang-undang.Bagian yang kedua ini dibagi pula dalam beberapa
bagian diantaranya: uqubat,munakahat dan muamalat.16
Sedangkan ruang lingkup pelajaran fiqih mencakup beberapa materi
tercantum dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara lain :
14
A.Djazuli,Ilmu Fiqh, (Jakarta: Media Group 2005),cet ke 7, hal 27
15
Departemen RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah ibtidayyah, (Jakarta:
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), h.46
16
TH.Hasbi Ash Shiddieqy, Penghantar Ilmu Fiqh,h.43-44
12

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT


2) Hubungan manusia dengan sesama manusia,dan
3) Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di MTs Fatahillah setara
halnya dengan ruang lingkup di Madrasah Tsanawiyah terfokus pada aspek:
1) Fiqih ibadah
2) Fiqih muamalah
3) Fiqih jinayah
4) Fiqih siyasah17
Salah satu materi pelajaran fiqih dalam aspek ibadah adalah sholat. Shalat
mengajarkan seseorang untuk berdisiplin dan mentaati berbagai peraturan dan
etika dalam kehidupan dunia. Hal ini dari penetapan waktu shalat yang mesti
dipelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang terkandung didalamnya. Dari
segi sosial kemasyarakatan shalat merupakan pengakuan aqidah setiap anggota
masyarakat dan kekuatan jiwa mereka yang berimplikasi terhadap persatuan dan
kesatuan umat persatuan dan kesatuan ini menimbulkan sosial yang harmonis dan
kesamaan pemikiran dalam menghadapi segala problema kehidupan sosial
kemasyarakatan.

2 Kegunaan Memepelajari Kaidah Fiqh


Mempelajari kaidah fiqh berguna untuk menentukan sikap dan kearifan
dalam menarik kesimpulan serta menerapkan aturan-aturan fiqh terhadap
kenyataan-kenyataan yang ada, sehingga tidak menimbulkan ekses yang tidak
perlu karena diperhatikan skala prioritasn penerapanya. 18

3 Pelaksanaan Ibadah Shalat


a. Pengertian Ibadah Shalat
Ibadah shalat ialah suatu bentuk ibadah yang berupa struktural
maupun fungsional dengan harapan untuk meraih ridho

17
Depag.RI,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah.h.47
18
Prof.H.A.Djazuli, Ibid, hal,. 31
13

Allah.Pelaksanaannya berupa ucapan ataupun perbuatan yang diawali dari


takbir dan diakhiri dengan salam menurut tata cara dan syarat yang telah
ditentukan seperti syarat shalat; Islam, suci dari hadas, menutup aurat,
memasuki waktu, dan menghadap ke kiblat, kemudian harus mengetahui
rukun dan sunnahnya shalat, diantaranya; niat, takbiratul ihram, berdiri,
rukuk dan lain sebagainya.
Pembatasan antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran
adalah meninggalkan shalat”.Al-Qur'an mengembalikan kesadaran
manusia bahwa alam adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci
tertulis yang diwahyukan dalam bahasa Arab. Kesadaran ini diperkuat
dengan tata cara shalat yang secara naluri mengembalikan manusia pada
keadaan primordialnya, dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat
ibadah. Pada permulaan shalat, seorang muslim berdiri tegak lurus,
sebagai manusia primordial : “ia menjadi imam bagi dirinya sendiri
menghadap Tuhan tanpa perantara”. Ruku adalah posisi kedua dalam
shalat dan sekaligus merupakan simbol keberadaan manusia di alam
semesta dan terapit oleh langit dan bumi walaupun bersifat dinamis.
Langit dan bumi yang menutupi ruang lingkup manusia tetap
dilandasi oleh ketertiban dan keselarasan (tanasub) yang lebih dari sekadar
hasil perwujudan nyata kekuasaan Yang Esa, serta menunjukkan pola
dasar yang selaras dan seimbang.Keabadian pola dasar posisi ruku di
dalam shalat itu juga mencerminkan keberadaan universal yang lebih
tinggi dari pada segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam alam
ilahi.Shalat dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam dilakukan oleh
manusia, bukanlah sebagai makhluk yang kalah melainkan sebagai wakil
Tuhan (khalifatullah) di muka bumi.Sebuah kesadaran sebuah substansi
teomorfis dan berdiri pada poros vertikal eksistensi alam semesta dan
dapat berdoa dan berseru kepada Tuhan secara langsung.
Membuat pemikiran Islami tentang ibadah tidak dapat dicapai
tanpa mencurahkan sepenuhnya kepada Nabi serta ibadah-ibadah yang
dibawanya ke dunia ini sebagai perintah Tuhan.Juga memperhatikan bumi
14

dan alam sebagai kesatuan yang merefleksikan surga dan mengembalikan


karakter primordial mereka yang asli sebagai karya yang diciptakan untuk
beribadah kepada Yang Maha Esa tanpa pengecualian dimanapun
seseorang bertempat tinggal diantara roda eksistensi bumi.Begitu pula
apabila tangan dan wajah seseorang menyentuh tanah dalam shalatnya, hal
itu menyadarkannya tentang penyucian bumi makhluk paling sempurna.
Dengan sujud dan kepasrahan total kepada Tuhan, itu berarti
menyucikannya bagi generasi muslim. 19
b. Shalat Fardhu
Hukum shalat adalah wajib ‘ain dalam arti kewajiban yang
ditujukan pada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf)
dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam shalat kecuali bila telah
dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya dasn tidak dapat
diwakilkan pelaksanaannya; karena yang dikehendaki Allah dalam
perbuatan itu adalah berbuat itu sendiri sebagai tanda kepatuhannya
kepada Allah yang menyuruh.
Banyak sekali ditemukan perintah untuk mendirikan atau
melakukan shalat, baik dalam lafadz amar atau perintah, seperti lafadz
maupun dengan lafadz. Dalam kaidah UshulFiqh dikatakan bahwa pada
dasarnyasetiap perintah itu mengandung hukum wajib.20

4 Syarat-Syarat Shalat
Syarat menurut arti bahasa adalah tanda, sedangkan menurut
terminology syara’, syarat adalah sesuatu yang keabsahannya tergantung
pada sesuatu yang lain namun ia tidak menjadi bagian di dalam sesuatu
tersebut, syarat terbagi menjadi dua macam; syarat wajib dan syah.

19
Faridhal Attros Al Khindy Asy’ari, Ibadah Shalat,
http://www.Facebook.comtopic.php?uid=116768876128&topic=8727, diakses 22/02/2014
20
Dr. A. Ritonga, MA, Dr. Zainuddin, MA, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
hlm. 94-95
15

a. Syarat-Syarat Wajib Shalat antara lain sebagai berikut:21


1) Islam
Shalat diwajibkan terhadap orang muslim, baik laki-laki maupun
perempuan, dan tidak diwajibkan bagi orang kafir atau non muslim. Orang
kafir tidak dituntut melaksanakan shalat, namun mereka tetap menerima
hukuman diakhirat. Walaupun demikian orang kafir apabila masuk Islam
tidak diwajibkan membayar shalat yang ditinggalkannya selama kafir,
demikian menurut kesepakatan para ulama. Seperti Firman Allah SWT
yang artinya:
“Katakanlah kepada orang kafir itu: jika mereka berheni (masuk Islam),
niscaya diampuni bagi mereka apa yang telah lalu”. (QS 8: 34).
2) Baligh
Anak-anak kecil tidak dikenakan kewajiban shalat berdasarkan sabda
Nabi SAW:
Dari Ali r.a bahwaNabi SAW berkata: diangkatkan pena (tidak ditulis
dosa) dalam tiga perkara: orang gila yang akalnya tidak berperan sampai
dia sembuh, orang tidur sampai dia bangun dan dari anak-anak sampai dia
baligh. (HR Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim).22
3) Berakal
Orang gila, orang kurang akal (ma’tuh) dan sejenisnya seperti
penyakit sawan (ayan) yang sedang kambuh tidak diwajibkan
shalat,karena akal merupakan prinsip dalam menetapkan kewajiban
(taklif), demikian menurut pendapat jumhur ulama.
Alasannya adalah hadits yang diterima dari Ali r.a di atas, yaitu:
... dan dari orang gila yang tidak berperan akalnya sampai dia sembuh...
b. Syarat-Syarat Sah Shalat Agar shalat menjadi sah, maka disyaratkan
sebagai berikut:
1) Suci dari hadats. Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu, mandi
(wajib), atau tayamum.
2) Suci pakaian, badan, dan tempat dari najis. Ai dua syarat tersebut
mushalli (orang yang shalat) harus menyempurnakan kesucian dari
hadats dan najis.

21
Ibid., hlm 563-566
22
.Dr. A. Ritonga, MA, Dr. Zainuddin, MA, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
hlm. 95
16

3) Mengetahui masuknya waktu shalat.ini adalah syarat yang


ditunjukkan pada seorang mukallaf, dan ini juga dianggap sebagai
syarat sah shalat, sehingga tidak sah shalat seorang yang dilakukan
sebelum masuk waktunya.
4) Menutup aurat. Semua ahli fiqih menyepakati batalnya shalat yang
dilakukan dengan aurat terbuka bagi orang yang mampu
menutupinya, meskipun dia ditempat yang gelap gulita, menutup
aurat dalam hal ini harus memenuhi arti secara sempurna.Oleh
karena itu, belum dianggap menutup aurat jika seseorang shalat
dengan memakai pakaian tipis menerawang yang dapat
menggambarkan warna kulitnya.
5) Menghadap kiblat. Hal ini menunjuk pada ketetapanal-Quran
sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma’) Allah berfirman:

            

           

            

 

“Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit Maka


sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan
Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu
adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari
apa yang mereka kerjakan.(QS. Al-Baqarah [2] : 144).23

23
.Dept.Agama, Op.Cit.hlm. 37
17

5 Rukun Shalat
Rukun-Rukun Shalat adalah hal-hal yang sebagian darinya ditinggalkan,
baik sengaja maupun lupa, maka shalatnya tidak sah.Atau rakaat yang
didalamnya ada rukun yang ditinggalkan menjadi batal, sehingga rakaat
setelahnya menggantikannya. Rukun Shalat ada tiga belas yaitu:
a. Niat
b. Berdiri
c. Takbiratul ihram
d. Membaca surat al-Fatihah
e. Rukuk serta tuma’ninah
f. I’tidal serta tuma’ninah
g. Sujud dua kali serta tuma’ninah
h. Duduk diantara dua sujud
i. Duduk tawarruk atau duduk akhir
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw.
l. Memberi salam yang pertama kekanan
m. Menertibkan rukun.24

6 Sunnah Shalat
Sunnah dalam shalat ada dua macam yaitu yang berupa bacaan (bacaan)
dan yang berupa perbuatan.
a. Pertama: sunnah-sunnah yang berupa ucapan (bacaan):
1) Membaca do’a istiftah
2) Membaca ta’awudz
3) Membaca basmalah

24
Zurinal Z., Aminuddin, Op.Cit, hlm. 73-79
18

4) Membaca amin
5) Membaca salah satu surah dalam al-Qur’an
Membaca salah satu surah al-Qur’an dilakukan pada shalat subuh, shalat
jum’at, shalat Id, shalat gerhana, dua rakaat pertama shalat maghrib, dua
rakaat pertama shalat isya’ dan dua rakaat pertama shalat dzuhur.
b. Kedua: sunnah-sunnah yang berupa perbuatan:
1) Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihram, ketika akan
ruku’dan ketika bangkit dari ruku’.
2) Meletakkan kedua tangan didada atau dibawah pusar ketika berdiri,
dengan tangan kanan berada diatas tangan kiri.
3) Mengarahkan pandangan kearah sujud.
4) Meletakkan kedua tangan diatas lutut ketika ruku’.
5) Menjauhkan perut dari paha dan menjauhkan paha dari betis ketika
sujud.
6) Meluruskan punggung dan mensejajarkan kepala ketika ruku’ serta
tidak merendahkan atau mengangkatnya.
7) Menempelkan kening, hidung dan beberapa anggota tubuh lainnya
pada tempat sujud.
Dan masih banyak lagi sunnah-sunnah lainnya yang berupa perbuatan
dan bacaan yang disebutkan secara rinci dalam kitab-kitab fiqih.
Sunnah-sunnah ini tidak wajib dilakukan dalam shalat, namun orang
yang melakukannya atau sebagian darinya, maka ia mendapat tambahan
pahala. Sedangkan orang yang meninggalkannya atau meninggalkan sebagian
darinya, maka ia tidak berdosa sebagaimana sunnah-sunnah lainnya.25

7 Waktu Shalat
Dengan berkembangnya peradaban manusia, berbagai kemudahan-
kemudahan diciptakan untuk membuat manusia lebih praktis dalam segala hal
termasuk dalam beribadah khususnya shalt fardu. Saat ini kita mengetahui
banyak sekali diterbitkan jadwal waktu shalat dari berbagai instansi maupun

25
Ibid, hlm. 92,93
19

organisasi antara lain; Departemen Agama, PP Muhammadiyah, PP Persis,


PP Nahdatul Ulama (NU) dsb. Namun kesemuanya tidak dapat dilepaskan
dari kaidah yang sebenarnya digunakan untuk menentukan waktu shalat yaitu
“Pergerakan Matahari ”dilihat dari bumi.
Sebelum manusia menemukan hisab/perhitungan falak/astronomi, pada
zaman Rasulullah waktu shalat ditentukan berdasarkan observasi terhadap
gejala alam dengan melihat langsung matahari. Lalu berkembang dengan
dibuatnya jam suria serta jam istiwa atau jam matahari dengan kaidah
bayangan matahari.
Dari sudut fiqih waktu shalat fardhu seperti dinyatakan didalam kitab-
kitab fiqih adalah sebagi berikut :
a. Waktu Subuh Waktunya bermula dari terbit fajar sidiq sehingga terbit
matahari (syuruk).Fajar sidiq ialah cahaya putih yang melintang mengikut
garis lintang ufuk di sebelah Timur.Menjelang pagi hari, fajar ditandai
dengan adanya cahaya yang menjulang tinggi (vertikal) di horizon Timur
yang disebut “fajar kidzib”.Lalu kemudian menyebar di cakrawala (secara
horizontal), dan ini dinamakan “fajar shiddiq”.Secara astronomis Subuh
dimulai saat kedudukan matahari sebesar s° di bawah horizon Timur
sampai sebelum piringan atas matahari menyentuh horizon yang terlihat
(ufuk Mar’i).Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria sudut S
sebesar 20° di bawah horison Timur.

b. Waktu Zuhur Disebut juga waktu istiwa’ (zawaal) terjadi ketika matahari
berada di titik tertinggi.Istiwa’ juga dikenal dengan sebutan “tengah hari”
(midday/noon). Pada saat istiwa’, mengerjakan ibadah shalat (baik wajib
maupun sunnah) adalah haram. Waktu zhuhur tiba sesaat setelah istiwa’,
yakni ketika matahari telah condong ke arah barat.Waktu “tengah hari”
dapat dilihat pada almanak astronomi atau dihitung dengan menggunakan
algoritma tertentu. Secara astronomis, waktu Zhuhur dimulai ketika tepi
“piringan” matahari telah keluar dari garis zenith, yakni garis yang
menghubungkan antara pengamat dengan pusat letak matahari ketika
berada di titik tertinggi (istiwa’). Secara teoretis, antara istiwa’ dengan
20

masuknya zhuhur membutuhkan waktu 2,5 menit, dan untuk faktor


keamanan, biasanya pada jadwal shalat, waktu zhuhur adalah 5 menit
setelah istiwa’ (sudut z°).
c. Waktu Ashar Menurut mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hambali, waktu Ashar
diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu
sendiri.Sementara madzab Imam Hanafi mendefinisikan waktu Ashar jika
panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda itu sendiri.
Waktu Ashar dapat dihitung dengan algoritma tertentu yang
menggunakan trigonometri tiga dimensi. Secara astronomis ketinggian
matahari saat awal waktu ashar dapat bervariasi tergantung posisi gerak
tahunan matahari/gerak musim. Di Indonesia khususnya Depag menganut
kriteria waktu Ashar adalah saat panjang bayangan = panjang benda +
panjang bayangan saat istiwa.
d. Waktu Maghrib Waktunya bermula apabila matahari terbenam sampai
hilangnya cahaya merah di langit Barat. Secara astronomis waktu maghrib
dimulai saat seluruh piringan matahari masuk ke horizon yang terlihat
(ufuk Mar’i) sampai kedudukan matahari sebesar m° di bawah horizon
Barat.
e. Waktu. Isya Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya
merah (syafaq) di langit Barat, hingga terbitnya fajar shaddiq di Langit
Timur.Secara astronomis, waktu Isya merupakan kebalikan dari waktu
Subuh.

8. Hikmah Shalat
Shalat adalah kewajiban islam yang paling utama sesudah
mengucapkan dua kalimat syahadat. Shalat merupakan pembeda antara
orang muslim dan non-muslim. Disyari’atkan dalam rangka mensyukuri
nikmat Allah SWT yang sangat banyak dan mempunyai manfaat yang
bersifat religius (keagamaan) serta mengandung unsur pendidikan
terhadap individu dan masyarakat.
Dari sudut religius shalat merupakan hubungan langsung antara
hamba dengan Khaliq-nya yang di dalamnya terkandung kenikmatan
munajat, pernyataan ‘ubudiyah, penyerahan segala urusan kepada Allah,
21

keamanan dan ketenteraman serta perolehan keuntungan. Di samping itu


dia merupakan suatu cara untuk memperoleh kemenangan serta menahan
seseorang dari berbuat kejahatan dan kesalahan. Allah SWT berfirman:

         

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-

orang yang khusyu' dalam shalatnya” (QS 23:1).


Secara individual shalat merupakan pendekatan diri (taqarrub)
kepada Allah SWT, menguatkan jiwa dan keinginan, semata-mata
mengagungkan Allah SWT, bukan berlomba-lomba untuk dan
mempertuturkan hawa nafsu dalam mencapai kemegahan dan
mengumpulkan harta. Di samping itu shalat merupakan peristirahatan diri
dan ketenangan jiwa sesudah melakukan kesibukan dalam menghadapi
aktivitas dunia. Allah berfirman:

      

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” (QS 51:56).
Shalat mengajar seseorang untuk berdisiplin dan menta’ati
berbagai peraturan dan etika dalam kehidupan dunia. Hal ini terlihat dari
penetapan waktu shalat yang mesti dipelihara oleh setiap muslim dan tata
tertib yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian orang yang
melakukan shalat akan memahami peraturan, nilai-nilai sopan santun,
ketentraman dan mengkonsentrasikan pikiran kepada hal-hal yang
bermanfaat, karena shalat penuh dengan pengertian ayat-ayat Al-Qur’an
yang mengandung nilai-nilai tersebut.
Dari segi sosial kemasyarakatan adalah shalat merupakan
pengakuan aqidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan jiwa mereka
yang berimplikasi terhadap persatuan dan kesatuan umat. Persatuan dan
kesatuan ini menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis dan
22

kesamaan pemikiran dalam menghadapi segala problem kehidupan sosial


kemasyarakatan.26

a. Pengaruh Psikologis Shalat


Shalat yang sempurna yang dikerjakan dengan khusyu’ serta penuh
ketundukan kepada Allah dapat membuat hati terang, mendidik jiwa bersih
serta mengajarkan kepada manusia tentang bagaimana tatakrama beribadat
dan mengerjakan kewajiban-kewajiban terhadap Allah Yang Maha Luhur
dan Maha Agung. Hal ini disebabkan karena suasana keagungan dan
kebesaran Allah yang ditanamkan shalat dalam hati sanubari pelakunya.
Shalat juga menghiasi dan memperindah seseorang dengan
akhlaknya yang terpuji dan mulia. Shalat juga memberikan arah yang jelas
kepada pelakunya untuk selalu berorientasi hanya kepada Allah. Sehingga
oleh karenanya, ia akan lebih banyak mendekatkan diri kepada-Nya, takut
hanya kepada-Nya, dan ia memiliki semangat yang tinggi dan jiwayang
bersih. Konsekuensi logis dari kondisi kejiwaan seseorang seperti itu
adalah bahwa ia akan terhindar dari sikap berbohong, ingkar janji dan
sifat-sifat tercela lainnya. Maka kiranya jelaslah kebenaran firman Allah
mengenai shalat sbg berikut:

           

            
“...Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”(Al-Ankabut: 45)27

26
Dr. A. Ritonga, MA, Dr. Zainuddin, MA, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama,
hlm. 88-91
27
Al-Qur’an dan Terjemahannya, al-ankabut ayat 45, Mujamma’ Khadim al Haramain
asy Syarifain al Malik fadh li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box.
3561, hal.638
23

b. Shalat Obat Batiniah


Shalat mempunyai dua sisi, yaitu bentuknya dan jiwanya. Bentuk
shalat adalah merupakan ibadah anggota tubuh, sedangkan jiwanya ialah
ibadah batin (hati). Tegasnya, bahwa shalat mengandung latihan rohaniah.
Dengan shalat ruh seseorang dapat mencapai tingkatan yang tinggi,
dan ruh itulah yang merupakan tali penghubung antara seseorang hamba
dengan tuhannya. Mengerjakan shlat merupakan bukti nyata adanya iman,
sekaligus sebagai syiar agama yang amat tinggi nilainya, serta merupakan
bukti kongkrit dan pernyataan rasa syukur kepada Tuhan, atas segala
nikmat yang tidak terhingga yang dianugerahkan kepada manusia.
Sebaliknya jika tidak mengerjakannya berarti menjauhkan diri dari Tuhan,
menjauhkan diri dari rahmat-Nya, dari ampunan-Nya, dari ridha-Nya dan
juga berarti mengingkari limpahan nikmat serta kebaikan-kebaikan-Nya.28
9 Kerangka Berfikir
Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi kehidupan Muslim
karena pendidikan merupakan satu usaha membentuk pribadi manusia.
Dalam pendidikan agama Islam mencakup beberapa mata pelajaran
diantaranya mata pelajaran fiqih, yang mana mata pelajaran tersebut
sangat berkaitan dengan ibadah khususnya ibadah shalat.
Mata pelajaran fiqih adalah kurikulum Madrasah Tsanawiyah
merupakan salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang akan menjadi dasar
pandangan hidup siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Pelajaran fiqih mempunyai tujuan untuk mengetahui hukum yang
telah ditetapkan syariat Islam yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
spiritual yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial
serta dapat menimbulkan kedisiplinan yang tinggi.

28
Rifat Syauqi Nawawi, Prof. DR. H. Shalat Ilmiah dan Amaliah, cp.cit. hal. 13-15
24

Ibadah shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh


manusia yang direfleksikan melalui gerakan-gerakan dan merupakan suatu
bentuk penghambaan seseorang kepada Tuhan-Nya. Agar kita melakukan
shalat dengan baik dan bernilai tinggi maka shalat tersebut harus
dilaksanakan dengan sempurna sesuai dengan syarat dan rukunnya.
Untuk mengetahui dengan jelas tentang cara pelaksanaan shalat
maka harus dipelajari dan dipahami ilmunya, ilmu yang merupakan
pedoman tatacara ibadah adalah fiqih, yang salah satu pembahasannya
menjelaskan tentang shalat dan tatacara pelaksanaannya.

Kemudian seoarang yang telah memiliki suatu konsep (teori) ilmu


tentang sesuatu, maka ia harus mengamalkan ilmu tersebut agar
iamemperoleh manfaat atas ilmu yang telah ia miliki. Ilmu tersebut bukan
hanya sekedar teori saja, tetapi juga dibarengi dengan praktek
(pengamalan).
Demikian juga halnya siswa-siswi yang telah memperoleh ilmu
tentang shalat dan tatacara pelaksanaanya yang terkandung dalam bidang
studi fiqih, seharusnya mereka termotivasi untuk mengamalkan ilmu
tersebut secara maksimal dalam kehidupannya, yaitu dalam ibadah shalat.
Dengan demikian mata pelajaran fiqih yang diberikan oleh guru kepada
siswa memiliki peran terhadap pelaksanaan ibadah shalat siswa, dalam
pelajaran fiqih tersebut siswa-siswi diharapkan dapat memahami teori
tentang shalat dan tatacara tentang pelaksanaanya sehingga dengan teori
itu mereka mampu mengamalkannya dengan benar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kerangka berfikir dalam
penelitian ini adalah jika pembelajaran fiqih yang diberikan guru kepada
siswa dapat diterima dan difahami dengan baik maka akan tumbuh
kesadaran pada diri siswa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan baik,
sehingga pelajaran fiqih tersebut dapat menjadi sumber informasi dan
motivasi bagi pelaksanann shalat siswa. Sebaliknya jika banyak diantara
siswa memahami dan menguasai pelajaran fiqih dengan baik, maka
peningkatan dan pengamalan ibadah shalat siswa dapat mencapai hasil
yang optimal
25

D. Rumusan Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto “Hipotesis adalah sebuah teori ang
masihperlu diuji kebenarannya 29, maka dari itu teori yang ada nanti akan
dibuktikan dengan analisis data.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:
Terdapat HubunganHasil Belajar Fiqih terhadap Pelaksanaan Ibadah Shalat
Siswa Madrasah Tsanawiyah Fattahilah Buncit Raya Jakarta.

29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), hlm. 117
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MTs Fatahillah Jakarta pada tanggal 27
Januari - 24 Maret 2014 pada semester II (genap) tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VIII MTs
Fatahillah Buncit Raya. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pagi hari
yaitu mulai pukul 07.00 sampai 14.20

B. Metode Penelitian
Adapun dalam penulisan ini, menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif, dengan menggunakan metode korelasional (Metode yang
mencari hubungan atau korelasi diantara variabel-variabel yang dicari). yang
ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field
research), yaitu menghimpun data dan fakta dari objek yang diteliti. Dengan
menyebarkan angket kepada rseponden ditempat penelitian yang telah
ditentukan

C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencari hubungan hasil belajar fiqh
terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs.Fatahillah
Buncit Raya.
1. Variable bebas (independent variable) adalah hasil beljar siswa pada
bidang studi fiqh.
2. Variable terikat (dependent variabel) adalah pelaksanaan ibadah shalat
siswa MTs. Fatahillah Buncit Raya

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup,
benda-benda, system, fenomena dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini

26
27

adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Fatahillah Buncit Raya Tahun pelajaran
2013/2014 berjumlah 122 orang yang terbagi kedalam lima (3) kelas.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Untuk memepermudah
proses penetapan sampel ini, penulis berpedoman pada pendapat suharsimi
Arikunto yang menyatakan bahwa “apabila subyeknya lebih dari 100 orang
maka dapat diampbil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% tetapi
apabila subyeknya kurang dari 100 orang maka diambil semuanya, maka
penelitian ini merupakan penelitian populasi. 1
Table 1
Populasi dan Sampel
No Kelas Populasi Sampel
1 VIII 42 10
2 VIII 41 10
3 VIII 39 10

Jumlah 122 30

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil 15% dari


jumlah populasi yang ada. Dan dalam penetapan sample penuliis
menggunakan teknik Purpesive yaitu pengambilan sample secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sample yang diperlukan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Yang dimaksud dengan pengumpulan data dalam hal ini adalah suatu
usaha untuk mendapatkan informasi mengenai hubungan hasil belajar fiqh
dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa. Untuk memperoleh
data, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyakl
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), Cet. Ke-11, h. 120.
28

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan.2
2. Wawancara
Wawancara sebagi alat penilaian, wawancara dapt digunakan
untuk menilai hasil dan proses belajar.3wawancara tersebut dilakukan pada
kepala sekolah dan guru mata pelajaran fiqh.
3. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
penulis menyebarkan angket kepada responden yaitu siswa kelas VII-VIII
MTs. Fatahillah. Angket ini berupa 18 butir daftar pernyataan pelaksanaan
shalat lma waktu siswa MTs. Fatahilla.Buncit Raya. Untuk lebih jelasnya
dari beberapa butir pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2
Kisi-kisi Angket Ibadah Shalat Siswa
DIMENSI INDIKATOR NOMOR ITEM JUMLAH
+ - ITEM
1.Sikap 1.a.Siswa 1,2,3,4,7,8,9,11 5,6,10 11
siswa merespon
dalam dengan
pelaksanaan melaksanakan
shalat shalat tepat
waktu
2.Minat 2.a.Siswa 13,14,15 12,16,17,18 7
siswa selalu taat

2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), cet ke-14, hlm. 84
3
Ibid, hlm. 68
29

dalam dalam
pelaksanaan melaksanakan
shalat shalat karena
kesadaran
JUMLAH 18

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pencatatan data yang relevan dengan masalah
yang sedang diteliti kemudian data tersebut di dokumentasikan. Adapun
tekhnik pengumpulan ini penulis pergunakan untuk memperoleh data
tentang belajar fiqh secara langsung dari buku raport.

F. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap
analisa data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk table
dengan menggunakan teknik deskriptif prosentase dengan rumus sebagai
berikut:

P= x100%

Keterangan:
P= Presentase
F= frekuensi
N= Jumlah responden
Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan scoring, untuk
menentukan scoring semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai
untuk semua jawaban sebagai berikut:
Tabel 3
Skor Item Alternatif Jawaban Responden
Positi(+) Negatif(-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
30

Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan


klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 4
Klasifikasi Skor Angket Ibadah Shalat
Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban
18-35 Rendah
36-53 Sedang
54-72 Tinggi

Dalam penelitian ini juga digunakan korelasi product moment, adapun


rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, secra
operasional, analisa data tersebut dilakukan melalui tahap:
1. Mencari angka korelasi dengan rumus:
( )( )
rxy =
( ) ( ) ( )

Xy= Angka indeks korelasi “r” product moment


N= Jumlah responden
XY= Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
X= Jumlah seluruh skor X
Y= Jumlah seluruh skor Y4
2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment
a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan
perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, seperti
diobawah ini:

4
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008),
Cet.X, h.205-206
31

Besarnya “r” product Interpretasi


moment(rxy)
0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan variabel Y)
0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi, yang lemah/ rendah
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi, yang sedang/ cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi, yang kuat/ tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi, yang sangat kuat/ tinggi
b. Interpretasi menggunakan table nilai “r” product moment (rt), dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom
(df) yang rumusnya adalah;
Df=N-nr
Keterangan
Df= Degress of freedom
N= Number of Cases
Nr= Banyaknya variabel yang dikorelasikan. 5
Untuk mencari kontribusi kontribusi variabel X terhadap variabel Y
penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r x 100%
Keterangan;
KD= Kontribusi variabel X terhadap Y
R= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku


“pedoman penulisan skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta’.

5
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan…..,h.192-194
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Fatahillah Buncit Raya


1. Sejarah Berdirinya MTs. Fatahillah Buncit Raya
Yayasan Pendidikan dan Sosial Fatahillah yang terbentuk pada
tanggal 25 April 1978 dengan Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH
dengan para pendiri KH. Muallim Mukhtar bin H. Sairun, H. Nazaruddin
Mian, KH. Romli Sairi, KH. Achfas Arsad dan Abdul Rahman Sami,
membidangi terlahirnya Satuan Pendidikan tingkat menengah atas yang
bernama “MTs Fatahillah”. MTs Fatahillah didirikan pada tanggal 1 Juni
1953. Sejak saat itu MTs Fatahillah dipimpin oleh H. Abd. Salam, US
hingga kini terus mempertahan jati diri Yayasan di tengah pergumulan
ibukota yang sarat dengan kemajuan IPTEK.
Secara geografis MTs Fatahillah berada di Jl. Raya Buncit No. 67
Jakarta Selatan, tepatnya di Jl Raya Buncit – Amil No. 67 RT 01 RW 05
kelurahan Kalibata Pulo Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan. Kondisi
Jakarta Selatan yang asri merupakan tempat yang sangat kondusif untuk
kegiatan belajar mengajar. Sejak awal berdirinya MTs
Fatahillah mengusung visi yang tidak hanya mencerdaskan siswa dari sisi
kemampuan kognisi semata, tetapi juga turut membentuk manusia yang
mampu “membaca” dirinya sebagai hamba Allah yang siap berkiprah
sebagai khalifatullah fil ardhi.
Dalam perkembangannya,MTs FATAHILLAH telah dipimpin oleh
beberapa Kepala Sekolah dengan masa tugasnya sebagai berikut :

No NAMA TAHUN
1 H. M. Alakfi, SH 1987 – 2007
2 Abd. Mukti, BA 2007 – sekarang

32
33

1. Nama Sekolah
Nama Sekolah : MTs FATAHILLAH
Alamat Sekolah : Jl. Raya Buncit No.67 Kel. Kalibata Kec. Pancoran
Jakarta Selatan
No. Telp/Fax : (021) 7940492
Web-Site : www.sma-fatahillah.sch.id
e-mail : sma_fatahillah@ymail.com
Kotamadya : Kota Administrasi Jakarta Selatan
Provinsi : DKI Jakarta
2. Status Sekolah : SWASTA
3. Data Struktur Organisasi SMA Fatahillah
Abd, Mukti,BA Kepala Sekolah
Utsman Komite Sekolah
H. Asrul Effendi,Spd Waka Bid. Kurikulum
Moh. Amin, AMA Waka Bid. Kesiswaan
Hayana Itriya Bendahara dan Sie Sarana
Ahmad Zaki Tata Usaha
A. Baihaki Badawi Tata Usaha
Taufik Abdsullah, Spd Pembina Osis
Yeni Ruzaina,Spd Pembina Osis
Rojali Yusuf Ka. PPATQ
4. Data Siswa
a). Data jumlah siswa dan rombongan belajar.
KELAS JUMLAH SISWA
X – MIPA 26
X – IPS 27
XI – IPA 15
XI – IPS 24
XII – IPA 18
34

XII – IPS 32
6 Rombongan Belajar 142
2. Visi dan Misi MTs Fatahillah
Visi:“ mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan Pendidikan
kejenjangan yang lebih tinggi serta didalam masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dilandasi nilai-nilai
agama”.
Misi:
a. Mempersiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan menengah
disekolah yang berkulaitas tinggi.
b. Mempersiapkan anak didik untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi muslim, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga
Negara yang baik.
c. Memperluas dan meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat sebagai
bekal kemampuan dasar yang diberikan sekolah sebelumnya.
d. Memperluas dan meningkatkan keberagaman yang bermanfaat sebagai
bekal kemampuan dasar yang diberikan sebelumnya.
e. Memperluas dan meningkatkan ketrampilan yang bermanfaat sebagai
bekal kemampuan dasar yang diberikan sebelumnya.
3. Sarana dan Prasarana Sekolah
NO Keterangan Jumlah Kondisi
1 Ruang Kepala Sekolah/Wakasek 1 Baik
2 Ruang Tata Usaha/Guru 1 Baik
3 Ruang Belajar Mengajar 10 Baik
4 Ruang Perpustakaan 1 Baik
5 Ruang Laboratorium 2 Baik
6 Lapangan Olahraga 1 Baik
7 Ruang BP/BK 1 Baik
8 Aula 1 Baik
9 Mushola 1 Baik
35

10 Kantin 1 Baik
11 Toilet 5 Baik
d. Kurikulum MTs. Fatahillah Buncit Raya
MTs. Fatahillah Buncit Raya menggunakan Kurikulum KTSP.
B. Deskriptif Data
Data-data penelitian tentang Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap
pelaksanaan sholat Siswa Fatahillah, peneliti memperoleh data melalui
observasi, wawancara, dan angket.
1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data
meliputi:
a. Proses belajar mengajar fiqh di MTs. Fatahillah Buncit Raya
b. Hasil belajar fiqh siswa
c. Pelaksanaan ibadah shalat siswa di MTs. Fatahillah Buncit Raya
2.Wawancara, peneliti melakukan interview kepada kepala MTs. Fathillah
dan guru bidang studi fiqh
3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada seluruh siswa
kelas VII MTs. Fatahillah tentang ibadah shalat lima waktu siswa pada
bidang studi fiqh meliputi:
a. Keinginan siswa untuk melaksanakan shalat tepat waktu
b. Sikap siswa dalam melaksanakan shalat lima waktu.
c. Minat siswa dalam melaksanakan shalat dengan penuh kesadaran
d. Sikap siswa dalam meningkatkan pengetahuan.

C. Analisis dan interpretasi Data


Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada
siswa kemudian data tersebut diolah dalam bentuk table de3ngan menggunakan
teknik deskriptif prosentase dan menggunakan teknik korelasi.
Adapun hasil pengilahan angket pada teknik deskriptif prosentase
menggunakan rumjus:
36

P= x 100%

Keterangan:
P= Presentase
F= Frekuensi
N= Jumlah responden
Hasil angket yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut sebagai berikut:
Tabel 8
Siswa merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 8 26,7%
Sering 9 30%
Kadang-kadang 11 36,7%
Tidak pernah 2 6,7%
Jumlah 30 100%

Data diatas menentukan bahwa mayorita siswa kadang-kadang merasa


berdosa jika menunggalakan sholat lima waktu, walaupun sebagian ada yang
selalu dan sering merasa berdosa.
Tabel 9
Siswa sholat berjamaah
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
2 Selalu 4 13,4%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 19 63,3%
Tidak pernah 1 3,3%
Jumlah 30 100%
37

Dari table diatas menunjukan bahwa kadang-kadang siswa sholat


berjamaah, meskipun bagian kecil ada yang sholat berjamaah mungkin karena
tidak menyadari bahwa bnyak hikmah dalam sholat berjamaah.
Tabel 10
Siswa sholat tepat awal waktu
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
3 Selalu 5 16,7%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 18 60%
Tidak pernah 1 3,3%
Jumlah 30 100%

Data diatas menunjukan bahwa 60% kadang-kadang siswa


melaksanakan sholat tepat awal waktu, meskipun sebagian kecil ada yang
selalu dan sering tepat waktu, karena tergantung dengan kesadaran yang
dimilikinya.

Tabel 11
Siswa pernah sholat pada saat bepergian
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
4 Selalu 3 10%
Sering 3 10%
Kadang-kadang 12 40%
Tidak pernah 12 40%
Jumlah 30 100%

Dari tabel diatas dapat menunjukan bahwa 40% siswa kadang-kadang


dan tidak pernah sholat pada saat bepergian, meskipun sebagian kecil ada
38

yang selalu dan sering, berarti mayoritasa responden tidak pernah sholat saat
bepergian.

Tabel 12
Siswa pernah mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan sholat
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
5 Selalu 5 16,7%
Sering 9 30%
Kadang-kadang 13 43,3%
Tidak pernah 3 10%
Jumlah 30 100%

Dari table diatas menunjukan bahwa kadang-kadang siswa mengulur-


ulur waktu dalam melaksanakan sholat, dan sebagian kecilnya tepat waktu.
Tabel 13
Siswa pernah sholat pada saat waktu sholat sudah habis
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
6 Selalu 0 0%
Sering 0 0%
Kadang-kadang 13 43,3%
Tidak pernah 17 56,7%
Jumlah 30 100%

Data diatas menunjukan bahwa 56% siswa tidak pernah sholat pada
saat waktu subuh sudah habis, meskipun terdapat siswa kadang-kadang
pernah, mungkin karena dikarenakan tidurnya sudah larut malam.
39

Tabel 14
Sepulang sekolah siswa langsung melaksanakan ibadah sholat
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
7 Selalu 9 30%
Sering 4 13,3%
Kadang-kadang 13 43,4%
Tidak pernah 4 13,3%
Jumlah 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritasa sepulang sekolah


siswa langsung melaksanakan ibadah sholat, meskipun sebagian lkecil ada
yang tidak langsung melaksanakanya.
Tabel 15
Siswa merasa tenang jika sholat diawal waktu
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
8 Selalu 21 70%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 3 10%
Tidak pernah 1 3,3%
Jumlah 30 100%

Data diatas menunjukan bahwa siswa selalu merasa tenang jika


sholat awal waktu, meskipun ada sebagian kecil yang bersifat biasa-biasa
saja.
40

Tabel 16
Siswa tetap melaksanakan sholat dalam keadaan sakit
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
9 Selalu 4 13,3%
Sering 4 13,3%
Kadang-kadang 16 53,4%
Tidak pernah 6 20%
Jumlah 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 53% siswa tetap melaksanakan


sholat dalam keadaan sakit, meskipun sebagian kecil ada yang tidak sholat.
Tabel 17
Siswa pernah meninggalkan sholat
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
10 Selalu 2 6,7%
Sering 2 6,7%
Kadang-kadang 19 63,3%
Tidak pernah 7 23,3%
Jumlah 30 100%

Data diatas menunjukan bahwa mayoritas siswa tidak pernah


meninggalkan sholat, hanya sebagian kecil yang pernah meninggalkanya.
41

Tabel 18
Siswa melaksanakan sholat ketika sedang sibuk
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
11 Selalu 4 13,3%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 16 53,3%
Tidak pernah 5 16,7%
Jumlah 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 53% siswa tetap melaksanakan


sholat ketika sedang sibuk, meskipun ada sebagian kecil ada yang tidak
melaksanakanya.
Tabel 19
Siswa tetap mengqodo’ sholat ketika lupa
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
12 Selalu 5 16,7%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 31 43,3%
Tidak pernah 7 23,3%
Jumlah 30 100%

Dari table diatas menunjukan bahwa 43% siswa kadang-kadang


mengqodo’ sholat karena lupa 23% tidak pernah dan 16,7% selalu dan
sering. Berarti dapat disimpulkan bahwa walaupun lupa tapi mayoritas
siswa tetap mengqodo sholat.
42

Tabel 20
Siswa bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran ( khusunya masalah
sholat)
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
13 Selalu 14 46,7%
Sering 6 20%
Kadang-kadang 9 30%
Tidak pernah 1 3,3%
Jumlah 30 100%

Data diatas menunjukan bahwa siswa selalu bersemangat apabila


guru menjelaskan pelajaran khususnya tentang sholat dan sebagian kecil
siswa ada yang kadang-kadang dan tidak pernah bersemangat.

Tabel 21
Siswa membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah sholat
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
14 Selalu 5 16,7%
Sering 9 30%
Kadang-kadang 14 46,7%
Tidak pernah 2 6,7%
Jumlah 30 100%

Dari table diatas menunjukan bahwa 46% siswa kadang-kadang


membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah sholat, 30%
43

sering, 16,7% selalu dan 6,7% tidak pernah. Berarti dapat disimpulkan
bahwa mayoritas siswa membaca buku-buku yang berhubungan dengan
masalah sholat.

Tabel 22
Siswa mengerjakan shoalat lima waktu atas kemauan sendiri
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
15 Selalu 14 46,7%
Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 8 26,7%
Tidak pernah 3 10%
Jumlah 30 100%

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas siswa


mengerjakan sholat lima waktui atas kemauan sendiri, meskipun ada
sebagian kecil yang kadang-kadang dan tidak pernah melaksanakan sholat
atas kemauan sendiri.
Tabel 23
Siswa pernah mengrjakan sholat karena orang lain
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
16 Selalu 1 3,3%
Sering 2 6,7%
Kadang-kadang 10 33,3%
Tidak pernah 17 56,7%
Jumlah 30 100%

Dari table diatas menunjukan bahwa 56% siswa tidak pernah


mengerjakan sholat karena orang lain, meskipun 33,3% kadang-kadang,
44

6,7% sering dan 3,3% selalu. Berarti dapat disimpulkan mayoritas siswa
mengerjkan sholat atas keinginan sendiri.

Tabel 24
Siswa mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
17 Selalu 1 3,3%
Sering 7 23,4%
Kadang-kadang 16 53,3%
Tidak pernah 6 20%
Jumlah 30 100%

Dari data diatas menunujukkan bahwa 53,3% siswa kadang-kadang


mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua, 23, 4% sering, 20% tidak
pernah dan 3,3% selalu. Berarti dapatdisimpulakan bahwa mayoritas siswa
kadang-kadang mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua.
Tabel 25
Siswa melaksanakan shalat karena perintah guru
N: 30
NO Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
18 Selalu 5 16,7%
Sering 3 10%
Kadang-kadang 13 43,3%
Tidak pernah 9 30%
Jumlah 30 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa


melaksanakan shalat karena perintah guru, meskipun ada sebagian kecil
45

selalu sering dan tidak pernah. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas
siswa melaksanakan shalat karena perintah guru.

Tabel 26
Klasifikasi rata-rata jawaban ibadah shalat
Klasifikasi Jumlah jawaban Keterangan jawaban
25-50 2 siswa Rendah
51-75 28 siswa Sedang
76-100 - Tinggi

Jadi rata-rata skor ibadah shalat siswa pada pelajaran Fiqh di MTs.
Fatahillah dianggap sedang, yakni antara 51-75 sebanyak 33 siswa.Untuk
menegetahui hasil belajar siswa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 27
Daftar Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Fiqh Semester 2 (Dua)
NO Nama Kelas Nilai
1 Achmad Maulana VIII 7
2 Ade Nurmansah VIII 8
3 Adenda Nurcholiz VIII 7
4 Adjie Santoso VIII 7
5 Afrizal VIII 8
6 Agung Harjuno VIII 8
7 Ahmad Luthfi VIII 7
8 Ahmad Rifai VIII 7
9 Andriansyah VIII 7
10 Arif Rahman Hakim VIII 8
11 Binta Tamama VIII 7
12 Bondan Prakoso VIII 7
46

13 Delina Junita VIII 8


14 Dendi Aqshayasa VIII 7
15 Dewi Islamiyah VIII 7
16 Fanny Rumaisha VIII 8
17 Faudini Apriliani VIII 7
18 Friscila Nurlaili Putri VIII 7
19 Hanifah Sulaim VIII 7
20 Hendra Oktaviana Putra Alis VIII 7
Laso
21 Irmah Agustianah VIII 7
22 Keisha Nurhayati VIII 7
23 Kisno VIII 7
24 Krismanto VIII 7
25 Miftahul Jannah VIII 7
26 Moh. Haryogi Saputro VIII 9
27 Muhammad Fabio Rivaldi VIII 7
28 Muhammad Fakhreza VIII 8
29 Muhammad Nurwansyah VIII 7
30 Muhammad Rangga Febriyanto VIII 8

Dari tabel diatas dapat dikalasifikasikan sebagai berikut:


Klasifikasi Jumlah Kualisifikasi
<60 - Rendah
60-80 21 Sedang
80-100 9 Tinggi

Jadi hasil belajar siswa dalam bidang studi Fiqh termasuk dalam
kualisifikasi sedang hal ini antara 60-80 sebanyak 21 siswa.
Tabel 28
Analisis Korelasi Variabel X (Hasil Belajar Fiqh) dan Variabel Y (Nilai
Ibadah Shalat Lima Waktu) N: 30
47

Subyek X Y X² Y²s XY
1 70 58 49 3364 406
2 80 60 64 3600 480
3 70 65 49 4225 455
4 70 57 49 3249 399
5 80 60 64 3600 480
6 80 63 64 3969 504
7 70 53 49 2809 371
8 70 54 49 2916 378
9 70 60 49 3600 420
10 80 55 64 3029 440
11 70 60 49 3600 448
12 70 64 49 4096 448
13 80 54 64 2916 424
14 70 57 49 3249 399
15 70 60 49 3600 420
16 80 57 64 3249 456
17 70 61 49 3721 427
18 70 56 49 3136 392
19 70 55 49 3025 385
20 70 60 49 3600 420
21 70 55 49 3025 385
22 70 56 49 3136 392
23 70 64 49 4096 448
24 70 56 49 3136 392
25 70 60 49 3600 420
26 90 50 81 2500 450
27 70 54 49 2916 378
28 80 50 64 2500 400
29 70 57 49 3249 399
48

30 80 55 64 3025 440
30 220 1720 1622 99736 12656
Selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahanya
dengan menggunakan rumusproduct moment untuk mengetahui tingkat
korelasi variabel yaitu:
( )( )
rxy =
[ ( ) ][( ) ( ) ]

. ( )( )
rxy =
[ . ][ . ]

rxy =
[ ][ ]

rxy = .

rxy =

rxy = ,

rxy = = 29,850
,

Berdasarakan perhitungan di atas angka korelasi variabel x dan


variabel y terdapat korelasi. Dengan memperhatikan besarnmya “rxy” yang
diperoleh yaitu: 29,850 ternyata terletak antara 0,40 – 0,70 yang berarti
korelasi antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang
sedang/cukup.
Setelah mendapatakan “r” sebesar 0,696, maka nilai product
moment. Pada tabel diketahui untuk nilai df=N-nr, yaitu B df = 30-2=28.
Dengan”df” sebesar 28, dikonsultasikan dengan tabel nilai “r”, baik pada
signifikan 5% atau pada taraf signifikan 1%.
1. Pada taraf signifikan 5%= 0,374
2. Pada taraf signifikan 1%= 0,478
Ternyata”rxy” atau “ro” pada taraf signifikan 5% lebih besar dari “r”
tabel atau “rt” (0,686> 0,374), maka pada taraf signifikan 5% hipotesis nol
ditolak, sedangkan hipotesa alternative diterima. Ini berarti ada hubungan
atau korelasi yang signifikan antara hasil belajar fiqh dengan konsistensi
pelaksanaan shalat waktu siswa MTs. Fatahillah.
49

Di sini dapat diinterprestasikan bahwa hasil belajar fiqh terhadap


konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs. Fatahillah terdapat
hubungan yang sedang/cukup.
Setelah uji hip[otesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan variabel x terhadap variabel y yang dinyatakan dalam bentuk
persen (%), maka digunakan rumusan “Coefficient of Determination” atau
koefisien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan
pemberian interprestasi angka indeks korelasi “r” product moment di atas,
sebagai berikut:
KD= r² x 100%
= 0,696 x 100%
= 0,484416 x 100%
= 48,4416%
= 48,44%
Menghitung koefisien detrminan dimaksdukan untuk mengetahui
besarnya pengaruh yang diberikan oleh hasil belajar fiqh terhadap
konsistensi pelaksanaan sholat lima waktu siswa. Dari perhitungan diatas
diperoleh hasil koefisien determinan sebesar 48,44% hal ini menunjukan
bahwasanya variabel X (hasil belajar fiqh) telah memberikan pengaruh
terhadap variabel Y (konsistensi pelaksanaan sholat lima waktu siswa) yaitu
sebesar 48,44% dan menunjukan bahwanya 51,56% dari konsistensi
pelaksanaan sholat lima waktu siswa dipengaruhi oleh factor lain.Faktor
tersebut disebabkan oleh factor eksternal siswa diantaranya adalah teman,
keluarga, lingkungan, dan sebagainya.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar yang diraih oleh Siswa MTs. Fatahillah Buncit Raya
menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru
mata pelajaran fiqh dapat dikualifikasikan pada tingkat sedang.
2. Pelaksanaan sholat lima waktu siswa di MTs. Fatahillah Buncit Raya
cukup baik.
3. Terdapat hubungan yang positif antara hasil belajar fiqh dengan
konsistensi pelaksanaan sholat lima waktu siswa MTs. Fathillah Buncit
Raya. Hal ini berdasarkan perhitungan besarnya “rxy” pada taraf
signifikansi 1% yaitu “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt”
(0,696 > 0,478), maka pada taraf siqnifikansi 1% hipotesa nol ditolak
sedangkan hipotesa alternative diterima. Begitupun taraf 5% yaitu “rxy”
atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,686 > 0,374), maka pada
taraf signifikansi 5% hipotesa nol ditolak, sedangkan hipotesa alternative
diterima.
B. Saran
1. Hendaklah guru bidang studi fiqh dapat merespon dan berinteraksi dengan
siswa tentang keinginan-keinginan siswa dalam belajar yang lebih
kondusif.
2. Hendaknya pimpinan yayasan, kepala dan dewan guru MTs. Fatahillah
Buncit Raya, selalu mendukung terhadap kegiatan-kegiatan siswa yang
positif, karena dengan adanya dukungan dari semua pihak, siswa akan
termotifasi untuk belajar, giat melaksanakan sholat dan selalu
melaksanakan hal-hal yang positif sesuai dengan ajaran Islam.

51
52

DAFTAR PUSTAKA

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:


Remaja Rosdakarya, 1892

Prof.Dr.H.Abuddin Nata,MA, Pendidikan dalam perspektif Al-qur’an, Jakarta: Uin


Jakarta Pres 2005

A. Syafii Karim, Fikh usul fikh, Bandung (pustaka Setia TTH)

Team Prema Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press

Abdul rahman Aljaziri, Fikh Empat Mazhab (Bagian Ibadah) yang diterjamahkan
oleh Chatibul Umam dan Abu Hurairah, Farul Ulum Press

Team Prema pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press

Sutartinah Trinegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: Bina


Aksara, 1984

Sumadi Suryabrata, “Psikologi Pendidikan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998

Nana Sujadna,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru


Agensindo,1998

Dept. Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. Adi Grafika, 1994

Al-quran dan terjemahnya, Surat An-nisa ayat 78,Mujamma’al Haramain asy


syarifain al malik fahd li thiba’at al Mush-haf asy-syarif medinah
munawarroh,

As Suyuti Jalaluddin,Abd Rahman,Al jami’us Sagier,Juz 2.,Bandung :PT Al ma’arif

M. Abdullah al-Mannar,Ibadah dan Syariah, Jakarta: Pamata,1999

Murtadha Murthahari dan M.Baqir ash-Shadh, Pengetahuan Ushul Fiqh


Perbandingan,Jakarta:Pustaka Hidayah,1993

Depag.RI,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah

Prof.H.A.Djazuli,Ilmu Fiqh, Jakarta: Media Group 2005


53

Departemen RI,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah


ibtidayyah,Jakarta;Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam,2004

Anton M. Mulyono, http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/,


diakses 23/03/2011

Sriyono, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses


18/06/2011
1
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html diakses
18/06/2011

khmad Sobarna, http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/04/meningkatkan-gaya-


hidup- aktif-para.html diakses 23/03/2011

H.M.Ardani, Fikih Ibadah Praktis,Jakrta; PT.Mitra Cahaya Utama 2008

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fihq, Bogor: Prenada Media, 2003

M. Habsy Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000

Faridhal Attros Al Khindy Asy’ari, Ibadah Shalat,


http://www.Facebook.comtopic.php?uid=116768876128&topic=8727, diakses
22/02/2014

Saleh al-Fauzan, fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005

Al-Qur’an dan terjemahnya, al-baqoroh 238, Mujamma’ Khadim al Haramain asy


Syarifain al Malik fadh li thiba’ at al Mush-haf asy-Syarif Medinah
Munawwarah P.O.Box. 3561

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka


Cipta, 1993

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka


Cipta, 1998

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offest, 1989

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008


Angket Penelitian
“Hubungan Hasil Belajar Fiqh Terhadap Pelaksanaan Shalat Lima Waktu
Siswa MTs. Fatahillah Buncit Raya”

Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian:
Bacalah Pernyataan-Pernyataan dibawah ini dan berilah tanda cek list (√) pada kolom
jawaban sesuai dengan pendapat kamu.
Keterangan: SL (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), TP (tidak pernah)
Ibadah Shalat Lima Waktu
No Pernyataan SL SR KD TP
Saya merasa berdosa jika meninggalkan
1
shalat lima waktu
2 Saya shalat berjama’ah
3 Saya shalat tepat awal waktu
4 Saya pernah shalat pada saat bepergian
Saya pernah mengulur-ulur waktu dalam
5
melaksanakan shalat
Saya pernah shalat pada saat waktu
6
shalat sudah habis
Sepulang sekolah saya langsung
7
melaksanakan ibadah shalat
Saya merasa tenag jika shalat diawal
8 waktu
Saya tetap melaksanakan shalat dalam
9
keadaan sakit
10 Saya pernah meninggalkan shalat
Saya tetap melaksanakan shalat ketika
11
sedang sibuk
Saya tetap mengqhodho shalat ketika
12
saya lupa
Saya bersemangat apabila guru
13 menjelaskan pelajaran (khususnya
masalah shalat)
Saya membaca buku-buku yang
14
berhubungan dengan masalah shalat
Saya mengerjakan shalat lima waktu atas
15
kemauan sendiri
Saya pernah mengerjakan shalat karena
16
lain
Saya mengerjakan shalat karena
17
dimarahin orang tua
Saya melaksanakan shalat karena
18
perintah guru
BERITA WAWANCARA

Waktu :
Tempat :
Tanggal/Bulan/Tahun :
Nara Sumber :

PERTANYAAN
1. Selama kegiatan belajar mengajar fiqih apakah bapak mengalami
hambatan?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang bapak temui selama kegiatan belajar
mengajar?
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kesulitan siswa/i dalam
pelaksanaan shalat?
4. Dalam pengamatan bapak apakah pembelajaran fiqih cocok digunakan
untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaan shalat siswa/i?
5. Dalam hal ini apa saran bapak untuk siswa/i khususnya dalam
meningkatkan kemampuan pelaksanaan shalat?
Waktu : 10.00 – 10.30
Tempat : Ruang Guru
Tanggal/Bulan/Tahun : Senin, 24 februari 2014
Nara Sumber : Bapak Mushonif. M, BA

JAWABAN
1. Ya, tentunya pasti ada hambatan. Terutama dari siswanya itu sendiri.

2. Hambatan yang saya temui,


contoh: kadang saya temui siswa yang tidak memperhatikan proses
pelajaran berlangsung, banyak yang mengobrol dengan teman sebangku
atau bahkan tertawa disaat pelajaran, dan belum menguasai ilmu fiqih
sepenuhnya.

3. Menurut pengamatan saya faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa


dalam pelaksanaan shalat adalah, kurangnya pembinaan orang tua di
rumah untuk membiasakan shalat.

4. Ya, menurut saya cocok sekali. Karena dengan pembelajaran fiqih siswa/i
jadi tahu apa hukum yang terkandung dalam shalat tersebut dan tahu
bagaimana tata cara pelaksanaan shalat.

5. Saran saya adalah:


a. Orang tua ikut membantu dirumah dalam membimbing pelaksanaan
shalat.
b. Pemberian motivasi dari berbagai pihak.
c. Memberikan penjelasan fiqih, tata cara, maupun hukum pelaksanaan
shalat kepada siswa/i.

Sekolah MTs. Fatahillah Guru Bidang Studi

Abd. Mukti, BA Mushonif. M, BA

Pewawancara

Alfiah
SURAT KETERANGAN
Nomor : YFT/234/078/SK/III/016

Yang bertanda tangan di bawah ini kepala sekolah MTs. Fatahillah,


menerangkan bahwa:
Nama : Alfiah
NIM : 1810011000092
Program Pendidikan : Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Adalah benar nama tersebut telah mengadakan penelitian skripsi, sebagai
tugas akhir dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada
tanggal 31 Januari 2014 – 28 Maret 2014.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Jakarta, 28 Maret 2014


Ka. MTs. Fatahillah

Abd. Mukti. BA

Anda mungkin juga menyukai