MAKALAH Ekonomi Regional
MAKALAH Ekonomi Regional
Disusun Oleh :
Asep Lukman
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak kusworo, S.Pd.
MM.Pd selaku dosen pembina mata kuliah ini.
“Tiada gading yang tak retak”, begitupun dengan makalah ini. Maka dari itu, kritik dan
saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan selanjutnya. Akhirnya
penulis tetap berharap seoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
1. Ekonomi Regional
ILMU ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya yang ketersediaannya atau kemampuan orang medapatkannya
terbatas. Ilmu Eknomi Regional (IER) atau ilmu ekonomi wilayah adalah suatu cabang
dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan unsur perbedaan potensi
satu wilayah dengan wilayah lain. Sebetulnya sangat sulit meletakkan posisi ilmu
ekonomi regional dalam kaitannya dengan ilmu lain, terutama dengan ilmu bumi
ekonomi (economic geography). Hal inilah yang menyebabkan banyak buku ilmu
ekonomi regional tidak memberikan definisi tentang ilmu tersebut. Ilmu bumi ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari keberadaan suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana
wilayah sekitarnya bereaksi atas kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari
gejala-gejala dari suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi
sehingga ditemukan prinsip-prinsip penggunaan ruang yang berlaku umum. Prinsip-
prinsip ini dapat dipakai dalam membuat kebijakan pengaturan penggunaan ruang
wilayah yang efektif dan efisien berdasarkan tujuan umum yang hendak dicapai.
a. Ekonomi
Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari
bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah
tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal
yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga tentu saja yang dimaksud
dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu
keluarga yang terdiri dari suami,isteri dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga
yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia.1 Secara umum, bisa
dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya
material individu, masyarakat,dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya
yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
b. Region
Regional adalah sebuah kawasan yang memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan
geografisnya, sebuah regional dapat dibedakan dengan kawasan atau wilayah lainnya.
Pada suatu regional terdapat struktur ekonomi dan sosial yang homogen sebagai wujud
penggabungan dari faktor demografis dan juga lingkungan. Wilayah dalam regional
yang sama memiliki kondisi lingkungan yang hampir sama. Bisa dikatakan juga bahwa
regional adalah sebuah wilayah atau daerah yang dikuasai dan memiliki kedaulatan.
Batas-batas regional biasanya dibuat oleh beberapa negara atau anggota dari regional
tersebut. Sedangkan untuk negara sendiri, batasnya biasanya ditandai dengan kondisi
fisik alam seperti laut, sungai, atau gunung.
Batas-batas tersebut biasa digunakan untuk batas nasional suatu negara atau bahkan
wilayah tertentu.Pada ilmu Regional ini hanya membincangkan hal-hal tentang pengaruh
pengembangan pada suatu daerah kota terhadap suatu daerah belakangnya atau pada
kota lainnya. Suatu Arah perpindahan untuk suatu modal dan tenaga kerja serta faktor
yang akan menjadi penyebab, arus barang dan uang pada dalam satu wilayah yang
mempunyai sifat local akan tetapi lebih rinci jika dibandingkan dengan ilmu ekonomi
pembangunan. Sedangkan pada ekonomi pembangunan akan membahas tentang hal-hal
seperti perpajakan, tahap pertumbuhan dan berbagai rupa macam makro lainnya. Model
analisis yang lebih jelas ekonomi regional tidak di anjurkan untuk diterapkan pada ilmu
ekonomi pembangunan. Model analisis pada ekonomi pembangunan dengan lebih
sedikit perubahan dapat diterapkan pada ekonomi regional juga, misal nya pada teori
ekonomi yang klasik, perhitungan dan lainnya. Pada ekonomi regional banyak
merupakan berupa rumus aplikasi, sedangkan pada ekonomi pembangunan lebih banyak
berisikan tentang teori-teori yang murni. Hal ini tidak akan mengherankan karena pada
ilmu ekonomi regional ini sendiri berkembang dari kebutuhan dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
c. Tipologi
Secara Umum Tipologi adalah pengklasifikasian suatu objek berdasarkan
karateristik tertentu yang terkait dengan objek. Tipologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau jenis. Tipologi merupakan satu bidang
studi yang mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan
kesamaan sifat dasar kedalam jenis-jenis tertentu dengan cara memilah elemen-elemen
yang mempengaruhi jenis tersebut.
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tipologi adalah ilmu watak tentang
bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat masing-masing.
Secara konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai sebuah konsep yang
mendeskripsikan sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk
dasarnya. Selain itu Tipologi juga dapat diartikan sebagai sebuah tindakan berpikir
dalam rangka pengelompokan, yaitu kelompok dari obyek yang dicirikan dari struktur
formal yang sama, sehingga tipologi dikatakan sebagai studi tentang pengelompokan
objek sebagai model melalui kesaman struktur.
Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang struktur
pertumbuhan ekonomi daerah antar kecamatan di Kota Ambon tahun 2007-2010.
Berdasarkan rangkuman perhitungan Tipologi Klassen maka diperoleh klasifikasi
pertumbuhan antar kecamatan di Kota Ambon seperti tabel 5.Tabel 5 menunjukan
klasifikasi pertumbuhan ekonomi kecamatan di Kota Ambon, dapat diuraikan bahwa
dari lima kecamatan yang ada di Kota Ambon,dapatdiklasifi kasikan menjadi dua.
Daerah yang pertama yakni daerah maju dan tumbuh cepat terdiri dari dua
kecamatan yakni, Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Teluk Ambon. Daerah Kedua
yakni daerah yang relatif tertinggal, terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan
Nusaniwe, Kecamatan Teluk Ambon Baguala dan Kecamatan Leitimur Selatan.
Tiga tahapan yang harus dijalani untuk menentukan satu tipologi, yaitu:
1) Menentukan bentuk-bentuk dasar yang ada dalam setiap obyek arsitektural;
2) Menentukan sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural
berdasarkan bentuk dasar yang ada dan melekat pada obyek tersebut,
3) Membantu kepentingan proses mendesain (membantu terciptanya produk baru).
d. Ketimpangan Pembangunan
Ketimpangan pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi
dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan pada awalnya disebabkan oleh
adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografi
yang terdapat pada masing – masing wilayah. Akibat dari perbedaan ini, kemampuan
suatu daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong proses
pembangunan juga menjadi berbeda. Karena itu, tidaklah mengherankan bilamana
pada setiap daerah biasanya terdapat wilayah maju (Development Region) dan
wilayah terbelakang (Underdevelopment Region). Terjadinya ketimpangan
pembangunan antar wilayah selanjutnya membawa implikasi terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat pada wilayah bersangkutan. Biasanya implikasi ini
ditimbulkan adalah dalam bentuk kecemburuan dan ketidakpuasan masyarakat yang
dapat pula berlanjut dengan implikasi politik dan ketentraman masyarakat. Karena
itu, aspek ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah ini perlu ditanggulangi
melalui formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah
daerah. Ketimpangan antar wilayah dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan jumlah
penduduk yang pada akhirnya menghasilkan pendapatan perkapita dan dijadikan
sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan.
PDRB perkapita ydi > yni (+) ydi < yni (-)
Laju Pertumbuhan
(I) Daerah maju
dan tumbuh (II) Daerah
cepat : berkembang
rdi > rni (+) Kecamatan cepat tapi tidak
Sirimua, Teluk maju
Ambon
(IV) Daerah
relatif tertinggal:
Kecamatan
(III) Daerah maju Teluk Ambon
rdi < rni (-) tapi tertekan Baguala,
Leitumur
Selatan dan
Nusaniwe
1. 2007 0,2608
2. 2008 0,2623
3. 2009 0,3137
4. 2010 0,3371
Angka indeks williamson semakin kecil atau mendekati nol menunjukan ketimpangan
yang semakin kecil dengan kata lain makin merata, dan bila semakin jauh dari nol
menunjukan ketimpangan yang semakin melebar. Hal ini berarti membuuktikan bahwa
semakin banyak pembangunan yang dilakukan maka tingkat kemungkinan ketimpangan
yang akan terjadi semakin tinggi.
Tabel 2 di atas menjelaskan bahwa pada tahun 2007 angka ketimpangan Indeks
Williamson sebesar 0,2608; pada tahun 2008 angka ketimpangan Indeks Williamson naik
menjadi 0,2623 dan terus meningkay pada tahun 2009 menjadi 0,3137.Tahun 2010 angka
ketimpangan Indeks naik menjadi 0,3371. Hal ini berarti secara rata- rata PDRB per kapita
antar kecamatan di Kota Ambon relatif tidak merata, atau semakin terjadi ketimpangan
pembangunan dari tahun 2007 sampai tahun 2010.
Hubungan antara Indeks Williamson dan pendapatan per kapita dapat dilihat dari analsis
korelasi pearson. Hasil korelasi dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Pengolahan data
statistik melalui korelasi perarson untuk mengetahui hubungan antara Pendapatan per kapita
dengan Indeks Williamson, hasilnya sebesar 0,975 dengan nilai signifikansi 0,025 yang
berarti adalah secara statistik adanya korelasi pearson dan hubungannya adalah positif.
Hipotesis Kuznets dapat dibuktikan dengan membuat grafik Indeks Williamson dengan
Pendapatan Perkapita.
Tabel 4. Indeks Williamson dan Pendapatan Per Kapita Kota Ambon Tahun 2003 – 2010
Tabel 9. Hubungan Angka Indeks Williamson dengan Pendapatan Per Kapita Kota Ambon Tahun 2003 –
2010
sebesar 3,840 ´1014 . Nilai koefisiesn b2 bernilai positif (b2>0) menunjukan akan
diperoleh suatu kurva yang membentuk garis melengkung menanjak. Nilai signifikan sebsar
0,000 secara statistik model Regresion Curve Estimation dapat diterima sehingga persamaan
Regresion Curve Estimation adalah
IW 2,698 6,130 107 Y 3,840 1014 Y 2
Pembuktian kurva U-terbalik dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara
Indeks Williamson dengan pendapatan per kapita untuk itu digunakan Regresion Curve
Estimation seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Grafik hubungan antara Indeks Williamson dan Pendapatan perkapita Kota Ambon,
Tahun 2003 – 2010
KESIMPULAN
SARAN
Dari kesimpulan yang telah diuraikan mada dapat diajukan saran yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Ambon. Kota Ambon Dalam Angka 2008. Ambon
2008.
Badan Pusat Statistik Kota Ambon. Kota Ambon Dalam Angka 2009. Ambon
2009.
Badan Pusat Statistik Kota Ambon. Kota Ambon Dalam Angka 2010. Ambon
2010.
Badan Pusat Statistik Kota Ambon. Kota Ambon Dalam Angka 2011. Ambon
2011.
Badan Pusat Statistik Kota Ambon. Produk Domestik Regional Bruto Kota
Ambon 2003-2008. Ambon 2009.
Badan Pusat Statistik Kota Ambon. Produk Domestik Regional Bruto Kota
Ambon 2006-2010. Ambon 2011.