Proposal Samuelhutapeaaaaaaa
Proposal Samuelhutapeaaaaaaa
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Pembimbing Utama
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
dengan tangan terbuka dan hati yang lapang penulis menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang
akan datang. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
proposal yaitu :
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Islam Riau yang telah memberikan pengajaran dan berbagai disiplin ilmu
mungkin. Jika masih terdapat kekurangan dalam penelitian proposal ini, kritik dan
penulisan proposal ini. Akhirnya harapan semoga proposal ini dapat bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................5
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................5
D. Rumusan Masalah.........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
F. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II..............................................................................................................................8
KAJIAN TEORI............................................................................................................8
A. Landasan Teori..............................................................................................8
1. Hakikat Pendidikan Jasmani.....................................................................8
2. Hakikat Minat..........................................................................................12
3. Anak Tunarungu......................................................................................16
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.................................................................20
C. Kerangka Berfikir.......................................................................................22
BAB III..........................................................................................................................24
METODE PENELITIAN..........................................................................................24
A. Jenis Penelitian............................................................................................24
B. Deskripsi Waktu, Tempat dan Subjek Penelitian........................................24
C. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................24
D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian...................................................25
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..................................................26
F. Reabilitas Instrumen...................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
kemampuan (diafebel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 Pasal 31(1) “Setiap
penyandang disabilitas, tidak memandang suku, ras, agama, warna kulit serta jenis
pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Di Indonesia sejarah perkembangan
pertama untuk pendidikan anak tuna netra, tuna grahita tahun 1927 dan untuk tuna
rungu tahun 1930 ketiganya terletak di kota Bandung. Anak berkebutuhan khusus
berkebutuhan khusus biasanya bersekolah disekolah luar biasa (SLB) yaitu sebuah
1
2
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak
kesehatan.
2020).
satu dampak gangguan pendengaran adalah sering terjadi salah faham sehingga
dapat diuraikan antara lain berdasarkan lokasi kerusakan pada organ pendengaran
usia atau saat terjadi ketunarunguan dan besaran kehilangan pendegaran dalam
decibel (dB), sebagai satuan ukuran bunyi. Untuk memberi batasan atau definisi
tunarungu dan penggolongannya dapat berbeda dari satu ahli dengan ahli lainnya
dan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Disekolah luar biasa (SLB) khusunya SLB Kasih Ibu Pekanbaru terdapat
salah satunya adalah olahraga. (Gerak et al., 2010) Menyatakan kegiatan olahraga
tidak hanya diperuntukkan orang normal, tetapi anak yang berkebutuhan khusus
Hal ini sering dijumpai dalam pembelajaran pendidikan jasmani, anak yang
Kesehatan Adaptif.
mengajar yang dirancang khusus untuk anak berkebutuhan khusus yang memiliki
keterbatasan pada kondisi fisik, mental sosial agar mereka terlibat secara aktif dan
mencapai hasil belajar yang optimal. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu
4
tidak merasa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya. Kepada peserta didik
pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti anak-
anak normal. Di sisi lain, melalui pendidikan jasmani dapat dijadikan salah satu
sarana untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal ini karena,
sosial, emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Sebagai alat pendidikan,
siswa masih ada yang tidak membawa pakaian olahraga pada saat jam pelajaran
olahraga. Selain itu kurangnya motivasi orang tua terhadap anak terhadap
pentingnya kegiatan olahraga bagi anak itu sendiri, fasilitas olahraga yang belum
lengkap seperti lapangan olahraga di SLB Kasih Ibu Kartama Pekanbaru salah
satu penyebab kurang nya minat anak tunarungu dalam mengikuti pembelajaran
penjas.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan diatas peneliti
Pekanbaru.
2. Sebagian siswa masih ada yang tidak membawa pakaian olahraga pada
olahraga.
Kasih Ibu Kartama Pekanbaru salah satu penyebab kurang nya minat anak
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah agar tidak meluas dan agar penelitian ini
tidak menyimpang dari judul penelitian maka sangat perlu akan adanya
Pekanbaru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas maka
dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuhi seberapa tinggi minat
Kartama Pekanbaru.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitianini
1. Toritis
pembelajaran penjas.
2. Praktis
7
b. Guru Sekolah Sebagai bahan kajian dan tinjauan dalam upaya memberikan
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
Minat adalah perasaan lebih suka pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang
lebih menyukai suatu hal dari pada hal yang lain, sehingga dapat disimpulkan jika
seseorang yang mempunyai perasaan senang dan menyukai suatu aktifitas maka
perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Selanjutnya dalam perspektif Pendidikan anak usia dini , belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan anak untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
lingkungannya.
Minat belajar merupakan hal penting yang harus dimiliki siswa, apabila siswa
sedikit minat belajar dalam dirinya maka di suatu pelajaran siswa tersebut akan
merupakan motivasi
8
9
itu sendiri dalam mengikuti proses belajar. Minat belajar dapat menimbulkan
yang tinggi untuk mempelajari sesuatu. Minat belajar berkaitan dengan partisipasi
siswa dalam proses pendidikan. Semakin siswa tertarik pada mata kuliah tersebut,
maka mereka akan semakin berpartisipasi dalam kegiatan atau tugas yang
pengalaman belajar seperti suatu magnet yang dapat membuat siswa tertarik
berlatih berpikir secara kritis, cermat, logis dan kreatif jika siswa memiliki minat
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Anak yang memiliki minat
belajar biasanya akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap suatu
objek yang diminatinya. Oleh karenanya, minat belajar ini sangat besar
pengaruhnya bagi anak usia dini, anak yang memiliki minat belajar akan
ilmu tersebut bukan hanya berlalu begitu saja tetapi bermakna pada anak dan
Minat belajar tinggi, memiliki ciri seperti keiginan yang tinggi, perhatian
terhadap pelajaran, ada rasa senang ketertarikan siswa dalam mtata pelajaran
selalu bertanya saat tidak mengerti. Minat belajar rendah, memiliki ciri kebalikan
dari yang tinggi seperti kurangnya perhatian dalam mmengikuti mata pelajaran,
keinginan belajar rendah, tidak mengerjakan tau telat dalam mengumpulkan tugas,
Berdasarkan kajian dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat adalah
merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang menimbulkan rasa suka
atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu mempengaruhi tindakan orang tersebut.
kegiatan atau aktivitas yang disukainya dimana keinginan tersebut ada sangkut
tidak didasari dengan adanya minat dalam dirinya maka tidak akan mendapatkan
anak berminat pada suatu kegiatan, pengalaman anak akan sangat jauh
masalah yang penting dalam pendidikan, apa lagi dikaitkan dengan aktivitas
seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan
banyak siswa yang kurang berminat dan yang berminat terhadap pelajaran
termasuk didalamnya adalah aktivitas praktek maupun teori untuk mencapai suatu
tujuannya.
Menurut (Barnes & Gani, 2023), Minat sangat besar pengaruhnya tarhadap
belajar :
maupun belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan anak yang kurang
besar minat mereka terhadap kegiatan di kelas atau di luar kelas yang
yang mereka miliki jauh lebih menyenangkan dari pada mereka yang
merasa bosan.
Berdasarkan kajian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa minat sangat
penting dalam pendidikan karena minat memainkan peran yang penting dalam
kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap,
12
karena minat menjadi sumber motivasi atau dorongan yang kuat untuk belajar. apa
yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk
mencapai tujuan.
Menurut (Gumanti et al., 2023), Ada dua faktor yang mempengaruhi minat
seseorang yaitu :
Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari keadaan fisik, kesiapan, motivasi,
Adapun factor dari luar diri siswa yang mempengaruhi minat belajar
orang tua), lingkungan sekolah, disiplin sekolah, gaya mengajar guru dan
(Y. Sari et al., 2023), Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi minat
terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri
13
individu seperti lengkapnya anggota tubuh, dan kondisi fisik seseorang, dapat juga
aktivitas belajar, faktor ini berasaldari lingkungan atau segala hal yang
Dari kajian dari parah ahli dapat disimpulkan bahwa bahwa secara garis
besar minat siswa berkebutuhan khusus tunarungu dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu: faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri (faktor intrinsik) yaitu
yang berhubungan dengan minat itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar
individu (faktor ekstrinsik) yaitu yang berhubungan dengan minat itu sendiri dan
faktor yang berasal dari luar individu (faktor ekstrinsik) yaitu yang ditunjukkan
dengan adanya emosi senang yang berhubungan dengan tujuan dari aktivitas
2. Anak Tunarungu
Anak luar biasa dalam limgkungan pendidikan dapat diartikan sesorang yang
memiliki ciri-ciri penyimpanan mental, fisik, emosi, atau tingkah laku yang
maksimal semua potensi yang dimilikinya. Anak luar biasa ini meliputi anak yang
memiliki cacat fisik, cacat mata, termasuk buta atau setengah buta, cacat pada
tulang, termasuk lumpuh karena gangguan otak, tuli, termasuk tuli total dan
sebagian, cacat pada alat bicara epilepsi, ganguan emosi, dan cacat bawaan.(M.
atau bahkan tak bisa mendengar sama sekali, namun terpercayai bahwa tidak ada
satupun insan yg tidak bisa mendengar sama sekali. Walaupun sangat sedikit,
masi terdapat sisa -residu indera pendengaran yg masi mampu dioptimalkan pada
dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini berdampak pada kehidupan mereka secara
ini sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi dengan
orang lain membutuhkan bahasa dengan artikulasi atau ucapan yang jelas agar
15
pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan memiliki satu
makna, sehingga tidak terjadi salah tafsir terhadap makna yang dikomunikasikan.
Sedangkan menurut (Vianti Desa, 2022) Anak tunarungu adalah anak yang
sebagian atau seluruhnya yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya
hari.Hambatan yang dialami anak tunarungu dapat diatasi dengan penggunaan alat
dengan baik dan mampu berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain.
sangat menentukan dalam pemilihan alat bantu mendengar yang sesuai dengan
menetukan ketunarunguan dan pemilihan alat bantu dengar serta layanan khusus
dan wicara.
1. tunarungu ringan (15-30 db), daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
normal.
3. tunarungu berat (61-90 db), daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
tidak ada.
17
4. tunarungu sangat berat (91-120 db), daya tangkap terhadap suara cakapan
tingkat yaitu tingkat ringan, tingkat sedang, tingkat berat, tingkat sangat berat.
pemilihan alat bantu mendengar serta layanan khusus sangat menentukan agar
dapat membantu secara optimal dalam mempersepsi bunyi dan bahasa serta
wicara.
suara, mendengarkan bunyi, dan memahami makna kata serta kalimat. Adapun
agar orang mau mengulang kalimatnya, jika bicara sering membuat suara-suara
tertentu, jika bicara sering menggunakan juga tangan, jika bicara sering terlalu
keras atau sebaliknya, sering sangat monoton, tidak tepat dan kadang-kadang
pada sesama tunarungu, sifat egosentris yang tinggi, perasaan yang takut
tersinggung.
anak tunarungu yaitu memilki beberapa aspek, asepek akademis yang rendah,
aspek social emosional yang terbatas, dan aspek fisik dan kesehatan. Gangguan
pemahaman terhadap kata serta kalimat. Hal ini menunjukkan kemampuan bahasa
anak tunarungu masih kurang, sehingga perlu adanya peningkatan kosa bahasa
peran yang relative besar terhadap perkembangan perilaku siswa seperti aspek
bergerak namun juga menjalankan pola hidup sehat. Aktivitas gerak yang
Berdasarkan (Bangun, 2016) pendidikan jasmani dan olahraga dalam tulisan ini
adalah suatu proses yang dilaksanakan pada setiap jenjang mulai dari sekolah
dasar sampai sekolah menengah yang menggunakan aktivitas atau anggota fisik
untuk mencapai kesehatan dan kebugaran fisik, keterampilan gerak yang berakibat
hari.
serta usaha yang dilakukan secara sadar melalui pendidikan untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk tampil sebagai insan yang sehat baik
dalam bertindak, tingkah laku, pikiran dan mental. Tujuan dari pendidikan
aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan hidup yang bersih.(Tumaloto,
2022).
juga pendidikan yang membahas tentan gerak yang dilakukan oleh organ jasmani
dan seimbang.
didik.
21
memiliki fungsi menghasilkan manusia utuh dengan kapasitas yang penuh dan
daya tahan fisik yang baik, keterampilan motorik, pertumbuhan kecerdasan dan
akan dewasa dan mandiri, yang nantinya dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Perkembangan fisik.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-
aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ
tubuh seseorang (physical fitnes).
2. Perkembangan gerak.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara
efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna
3. Perkembangan mental.
22
melakukan aktivitas fisik demi kualitas hidup yang lebih baik Pendidikan jasmani
sosial, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam proses
jasmani adalah untuk mengembangkan fisik, mental, gerak, dan sosial siswa.
B. Pertanyaan Peneliti
mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan minat tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman belajar seperti suatu magnet yang dapat membuat siswa
23
peneliti yaitu, bagaimana tingkat minat siswa tunarungu saat mengikuti proses
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, adapun analisis yang
penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada misalnya tentang
situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan pandangan, sikap yang tampak atau
tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja,
(Ellandi, 2020)
penelitian dilakukan pada Januari 2024. Subjek dari penelitian ini adalah seluru
adalah seluruh objek yang menjadi sasaran penelitian atau pengamatan dan
pendapat tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluru siswa
22
25
populasi di atas, maka seluruh populasi dalam penelitian ini akan dijadikan
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya
yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta
1. Minat
2. Tunarungu
26
kehidupan sehari- hari. Hal ini berdampak pada kehidupan mereka secara
dengan artikulasi atau ucapan yang jelas agar pesan yang ingin
3. Pembelajaran Penjas
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
diteliti.
responden dalam penelitian ini yaitu check list yaitu responden tinggal
Pembelajaran keadaan
2. (eksternal) 11,12,13,14,15,
F. Reabilitas Instrumen
1. Uji Reliabilitas.
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan
untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk
nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan
sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika
SPSS 19. Dimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji data ada
adalah dengan membuat tabulasi data kuesioner sesuai dengan variabel yang
diteliti, memasukkan data tabulasi setiap variabel dalam program SPSS 19,
melakukan pengujian dengan memilih menu utama dalam SPSS 19 dan akan
keluar Outputnya. Output dari hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut.
Cronbach's Alpha
N of Items
.727 27
atau identitas apa saja yang diperlukan bagi pengolahan data lebih
pengategorian yang berpacu pada skor Mean dan Std. Deviation sebagai berikut,
Keterangan :
X = Skor
M = Mean Hitung
SD = Standar Deviasi Hitung
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.37680/jcs.v1i2.1534
http://sportscience.ppj.unp.ac.id/index.php/jss/article/download/58/64
Model Bermain Asyik Pada Anak Usia Dini. Aksara: Jurnal Ilmu
2150.2022
Barnes, A., & Gani, R. A. (2023). Minat Siswa terhadap Pembelajaran Penjas
28
32
Cendra, R., Gazali, N., & Solihin. (2020). E-Learning Dalam Persepsi Mahasiswa
https://doi.org/10.25299/sportarea.2020.vol5(1).4721
Sleman. 1–53.
Gerak, P., Pada, D., Jasmani, P., Meningkatkan, D., Motorik, K., Keguruan, F.,
11(1), 10–18.
https://doi.org/10.1111/cgf.13898
Isyani, I., Permadi, A. G., & Lubis, M. R. (2023). Profil Sarana Dan Prasarana
716–724. https://doi.org/10.58258/jime.v9i1.4766
Jariono, G., Nugroho, H., Amirzan, A., Lestari, I., Nurhidayat, N., &
Kurniawati, A., Arifin, Z., Wandi, E., & Hermawan, I. (2022). Pengaruh
https://doi.org/10.52434/hjse.v1i2.1965
Muhammad, I., & Yolanda, F. (2022). Minat Belajar Siswa Terhadap Penggunaan
https://doi.org/10.25273/jipm.v11i1.11083
https://doi.org/10.22460/q.v1i1p1-10.497
https://doi.org/10.31602/rjpo.v5i2.7818
34
https://doi.org/10.37905/aksara.8.3.1659-1666.2022
Sari, M., Nazirun, N., & Zulhendri, Z. (2020). Persepsi Mahasiswa Penjaskesrek
https://doi.org/10.24014/jete.v1i1.9505
Sari, Y., Gimin, G., & Riadi, R. (2023). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.877
Setyawan, E. Y., & Sugiyono, S. (2021). Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi, dan
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jirm/article/view/4187
Sulaiman, & Sa’idah, I. (2022). Kreativitas Guru Bimbingan dan Konseling dalam
https://doi.org/10.36420/dawa.v2i1.139
Kesehatan Selama Pandemi Covid 19. Jambura Health and Sport Journal,
35
10-20220721. 11(3).
126. https://doi.org/10.53544/jpp.v3i2.340