Kelompok 2 Topikal Biofarmasetika
Kelompok 2 Topikal Biofarmasetika
Disusun Oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kepada
penulis, sehingga penyusunan makalah Biofarmasetika “Rancang Bangun Produk
Obat (Sifat Fisika Kimia) Obat Topikal dapat terselesaikan dengan baik.
Penyususnan makalah merupakan salah satu penugasan dalam pendidikan S1
Farmasi di Universitas Kadiri. Besar harapan bagi setiap mahasiswa yang menyusun
makalah Biofarmasetika ini untuk memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen
pengampu, juga untuk memperoleh gambaran dan pengetahuan terkait
Biofarmasetika Rancang Bangun Produk Obat (Sifat Fisika Kimia) Obat Topikal.
Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan maaf apabila ada
kesalahan dalam penyusunan makalah Biofarmasetika ini. Kami berharap semoga di
waktu mendatang, pengetahuan dan pengalaman yang telah kami peroleh dari
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi modal awal bagi kami dalam
menjalankan tugas sebagai seorang Tenaga Kesehatan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
1.3. TUJUAN MASALAH...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian obat topikal..................................................................................3
2.2 Sifat Fisika Kimia..........................................................................................3
2.3 Rute pemakaian.............................................................................................4
2.4 Anatomi dan fisiologi....................................................................................6
2.5 Efek Farmakodinamik...................................................................................7
2.6 Sifat Toksikologi...........................................................................................9
2.7 Pengaruh Eksipien.........................................................................................9
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui tentang obat topikal
2. Untuk mengetahui sifat fisika kimia dari obat topikal
3. Untuk mengetahui rute pemberian untuk obat topikal
4. Untuk mengetahui sifat dari segi anatomi fisiologinya
5. Untuk mengetahui efek farmakodinamiknya
6. Untuk mengetahui sifat toksikologinya
7. Untuk mengetahui kesamaan dan pengaruh eksipiennya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Studi difusi in vitro
Penilaian biofarmasetiks obat obatan yang diberikan melalui kulit
meliputi uji kekentalan bentuk sediaan, ketercampuran, dan pengawetan.
Sesudah pengujian tersebut umumnya dilanjutkan dengan uji pelepasan zat
aktif in vitro. Serta dapat ditentukan pembawa yang paling sesudai untuk
dapat melepaskan zat aktif di tempat pengolesan.
2. Studi penyerapan
penyerapan perkurtan yang diteliti dari dua aspek utama yaitu
penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam struktur kulit dengan
cara in vitro dan in vivo, dapat dipastikan lintasan penembusan dan tetapan
permeabilitas, serta membandingkan efektivitas berbagai bahan pembawa.
a. Faktor Fisika Kimia Bahan Obat OBAT
1. Koefisien Partisi
2. Konstanta Disosiasi
3. pH
4. BentukKristal
5. Ukuran Partikel
6. Polimorfisme
7. BentukHidrat/Anhidrat
4
obat, yang akan menentukan awal dan durasi efek farmakologisnya. Ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat merancang bentuk sediaan obat
diantaranya yaitu:
1. Rute pemberian obat yang akan digunakan
2. Jumlah atau dosis yang akan diberikan
3. Karakteristik anatomi dan fisiologis site aksi seperti permeabilitas membran
dan aliran darah
4. Sifat fisikokimia dari site aksi seperti pH, tekanan osmotik cairan fisiologis
5. Efek potensial dari pengobatan setelah pemberian obat pada site aksi.
5
penyerapan melalui kulit karena mampu menembus lapisan dalam kulit.
Keuntungan pemberian obat lokal adalah metabolisme hepatik dapat
dihindari. Oleh karena itu, obat-obatan dapat diterapkan secara lokal yang
sebagian besar menghindari metabolisme di hati.
6
4. Konsentrasi obat dalam bentuk sediaan
Penetrasi obat melalui kulit dipengaruhi oleh konsentrasi obat
dalam sediaannya, disamping obat koefisien dari molekul obat dan
kelarutan obat dalam vehikel atau bahan pembawa yang
dipergunakan untuk formulasi obat.
5. Hidrasi kulit
Hidrasi secara fisik mengubah jaringan kulit dan
mengakibatkan perubahan dalam difusi koefisien serta aktivitas
koefisien obat yang akan berpenetrasi, sehingga mempercepat obat
melalui kulit.
6. Konstituens sebagai pembawa obat
Perpindahan obat dari vehikelnya ke epidermis selain
dipengaruhi oleh partisi koefisien dari bahan obat antara fase lemak
air juga ada pengaruh aktivitas termodinamik, difusifitas dan
kelarutan obat termodinamik, dalam vehikel dan kulit.
7. Kondisi kulit
Kulit yang rusak dapat menyebabkan obat lebih mudah
melewati epidermis seperti luka, tergores,lecet dll.
8. Kehadiran bahan atau zat pendorong penetrasi.
Dikehendaki adanya penetrasi, sering ditambahkan suatu zat
yang dapat mendorong atau meningkatkan penetrasi obat melalui
kulit.
7
A. Mekanisme kerja obat
Secara garis besar dikenal dua jenis mekanisme kerja obat yaitu
melali perantara reseptor dan tanpa melibatkan reseptor, obat baru
dapat menghasilkan efek farmakologi jika terjadi ikatan komplek
antara obat dan reseptor.
B. Efek terapeutis
Efek terapeutik adalah efek yang di inginkan.
C. Placebo
Sugesti yang diberikan agar meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap obat.
D. Efek samping yang tidak di inginkan
Kadangkala khasiat muncul bersamaan dengan efek samping obat
yang tidak dapat dihindarkan.
8
berikatan dengan reseptor glukokortikoid, sinyal pro-inflamasi ditekan
sementara sinyal anti-inflamasi meningkat.
9
zat aktif yang sangat sensitif terhadap kelembapan. Keamanan eksipien obat
topikal sangat penting untuk dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi
efektivitas dan toleransi obat. Beberapa eksipien yang umum digunakan dalam
obat topikal adalah perekat, pengemulsi, dan pengawet. Meskipun eksipien
umumnya dianggap aman, beberapa eksipien tertentu dapat menyebabkan
reaksi alergi atau iritasi pada kulit. Oleh karena itu penting untuk memilih
eksipien yang aman dan sesuai dengan jenis kulit pasien.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Obat-obatan yang diberikan melalui kulit atau selaput lendir
mempunyai efek lokal. Pemberian topikal dilakukan dengan cara
mengoleskan pada area kulit, membalut perban lembab, merendam sebagian
tubuh dalam larutan, atau memberikan air mandi yang telah dicampur obat.
Berbagai jenis obat dikemas dalam bentuk obat oles seperti lotion, obat gosok,
pasta, dan bedak, yang sering digunakan untuk mengatasi penyakit kulit
seperti gatal-gatal, kulit kering, dan infeksi. Dalam pembutan obat topikal
juga harus diperhatikan untuk mengetahui sifat fisika kimia, rute pemakaian,
anatomi fisiologi, efek farmakodinamik, sifat toksikologi dan pengaruh
eksipien yang sesusai dengan literatur yang ada sehingga bisa untuk
meminimalisir efek-efek yang diberikan obat tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
12