Anda di halaman 1dari 11

Vol. 1 No.1.

Hal 87-97

PENERAPAN PIJAT OKSITOKSIN PADA IBU POST PARTUM


UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI

1 2 3
Leni Marlina , Neni Nuraeni , Nina Pamela Sari
1,2,3
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Ibu setelah melahirkan, akan mengalami rasa
Diterima : 01 Agustus 2022 ketidaknyamanan di seluruh tubuh, stres dan
Direvisi : 05 September 2022 khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan ASI
Terbit : 20 Desember 2022 untuk buah hatinya. Hal ini akan menghambat
sekresi hormon oksitosin yang berperan dalam
pengeluaran ASI. Pijat oksitosin merupakan
Kata kunci: salah satu upaya untuk mengatasi masalah
Pijat oksitoksin, Post partum, tersebut. Tujuan karya tulis ilmiah ini untuk
Produksi ASI mengetahui gambaran asuhan keperawatan
Phone: (+62) 812-2272-4646 pada ibu post partum dengan penerapan pijat
E-mail: okstitoksin untuk meningkatkan produksi ASI
neni.nuraeni@umtas.ac.id berdasarkan literature review. Metode yang
digunakan studi literature dengan penelusuran 3
jurnal dan 1 penerapan asuhan keperawatan
melalui search engine google scholar. Hasil pada
pengkajian ditemukan perbedaan data yang
tidak sesuai dengan standar keperawatan yaitu
payudara teraba keras, pasien terlihat sakit saat
payudara di pegang. Masalah keperawatan di
kasus ketidakefektifan pemberian ASI sedangkan
menurut standar menyusui tidak efektif. Tahap
perencanaan, pada kasus terdapat
pantau pembengkakan payudara yang
berhubungan dengan ketidaknyamanan
sedangkan pada standar tidak ada. Tahap
implementasi pada kasus didapatkan
peningkatan produksi ASI setelah diberikan pijat
oksitosin. Evaluasi ada pengaruh pijat oksitoksin
terhadap pengeluaran ASI. Disarankan perawat
menerapkan pijat oksitosin sebagai upaya
mengatasi menyusui tidak efektif karena
ketidaklancaran produksi ASI sesuai SOP.

87
PENDAHULUAN ASI, yaitu pemijatan punggung atau
pijat oksitoksin. Pemijatan dilakukan
Ibu post partum adalah masa mulai dari tulang belakang sampai
sesudah persalinan dapat juga disebut tulang costae kelima-keenam dan
masanifas (puerperium) yaitu masa merupakan usaha untuk merangsang
sesudah persalinan yang diperlukan pengeluaran hormon oksitoksin dan
untuk pulihnya kembali alat kandungan prolaktin setelah melahirkan. Pijat
yang lamanya 6 minggu. Faktor yang oksitoksin dilakukan selama 3-5 menit,
dapat mempengaruhi kelancaran dapat di lakukan beberapa kali dalam
produksi ASI dan pengeluaran ASI pada sehari namun, tenaga kesehatan biasa
ibu post partum yaitu perawatan melakukannya setiap satu kali dalam
payudara, frekuensi penyusuan, sehari atau dua kali dalam sehari. Ibu
paritas, stress, penyakit atau kesehatan post partum di Indonesia sebagian
ibu, konsumsi alkohol, rokok, pil belum mengetahui tentang pijat
kontrasepsi, asupan nutrisi. Penurunan oksitosin namun, untuk sosialisasinya
produksi dan pengeluaran ASI pada diadakan seminar dan pelatihan tentang
hari-hari pertama setelah melahirkan pijat oksitosin di beberapa tempat.
dapat juga di sebabkan oleh kurangnya
rangsangan hormon prolaktin dan Pijat oksitosin lebih banyak
oksitoksin yang sangat berperan dalam dikenal masyarakat di Pulau Jawa, di
kelancaran produksi dan pengeluaran Kepulauan Riau sendiri dari 3 (tiga)
ASI (Astutik, 2015). rumah sakit yang ada, belum ada yg
Program Kesehatan Ibu dan Anak melaksanakan pijat oksitosin untuk ibu
(KIA) merupakan salah satu prioritas post partum. Tahun 2012 jumlah
pembangunan Indonesia untuk perlu persalinan spontan di RSUD Provinsi
adanya upaya pembangunan inovatif Kepri 140 orang dan tahun 2013
yaitu investasi kesehatan gizi (ASI meningkat 2 kali lipat yaitu 276 orang
Eksklusif) namun, realita dalam dan kemungkinan terjadi kenaikan lagi
pembangunan Indonesia adalah tahun 2014 (Endah, 2011). Hasil
keterbatasan dana dan kemiskinan, laporan RISKESDAS tahun
oleh karena itu investasi harus 2018menunjukan 17.7% bayi usia
berkesinambungan (Perinasia, 2010). dibawah lima tahun (balita) masih
Astriyani (2011) mengemukakan bahwa mengalami masalah gizi. Angka
pengetahuan masyarakat tentang ASI kematian terdiri atas balita yang
Eksklusif masih sangat kurang. mengalami gizi buruk sebesar 3.9% dan
Misalnya pada masyarakat desa, ibu yang menderita gizi kurang 13.8%.
sering kali memberikan makanan padat Hasil RISKESDAS 2013, bayi yang
kepada bayi yang baru beberapa hari mengalami masalah gizi buruk sebesar
atau beberapa minggu seperti 5.7% dan bayi dengan gizi kurang
memberikan nasi yang di haluskan atau sebesar 13.9%. Jadi, ada penurunan
pisang bahkan, pada saat ASI tidak status gizi di tahun 2018 dibandingkan
keluar digantikan dengan gula atau dengan status gizi tahun 2013.
mentega. Pembangunan Jangka Menengah
Fikawati, et.al (2015) Nasional (RPJMP) 2019, bayi yang
menyebutkan bahwa salah satu mengalami masalah gizi ditargetkan
tindakan yang perlu dilakukan untuk turun menjadi 17%. Adapun prevalensi
memaksimalkan kualitas dan kuantitas balita yang mengalami stunting (tinggi
88
badan dibawah standar menurut usia) dan produksi ASI bisa keluar dengan
sebesar 30.8%, turun dibanding hasil baik.
Riskesdas 2013 sebesar 37.2%. Dalam
laporan tersebut, jumlah kematian ibu METODE
sebanyak 823/100.000 kelahiran hidup
(Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2015). Penelitian ini menggunakan studi
Tahun 2018 lalu, ada 28 kasus AKI literature dengan telaah pustaka atau
(Angka Kematian Ibu) di Kabupaten literature review. Search engine melalui
Tasikmalaya. Angka ini turun dari tahun google schoolar dengan kata kunci pijat
2017 yang mencapai 45 kasus atau oksitoksin, post partum, produksi ASI
turun hingga 46.6%, sedangkan angka dengan kriteria inklusi menggunakan
kematian bayi 57.97% (Dinkes Kota PICOT. Dengan jumlah literatur 3 buah
Tasikmalaya, 2019). artikel jurnal berbahasa indonesia, dan
Hasil penelitian Kiftia (2015) disajikan sesuai proses asuhan
mengatakan bahwa adanya perbedaan keperawatan.
atau pengaruh yang signifikan sebelum
dan setelah terapi pijat oksitoksin karena HASIL DAN PEMBAHASAN
pemijatan pada punggung itu dapat
merangsang pengeluaran hormon Hasil telaah dari ke tiga jurnal
endorphin, sehingga pemijatan dapat tentang pijat oksitoksin dapat di
menurunkan ketegangan otot. Tulang simpulkan bahwa pijat oksitoksin dapat
belakang merupakan daerah yang mudah di gunakan untuk meningkatkan
terjadi penegangan otot ketika kelelahan produksi ASI. Ketidaklancaran ASI
sehingga pemijatan ini bisa merupakan ketidaknyamanan yang
meningkatkan produksi ASI. Hasil dirasakan ibu post partum. Pijat
penelitian Sulaeman, et all (2019) oksitoksin di lakukan selama 3-5 menit
mengatakan bahwa adanya perbedaan dalam sehari 2 kali sesuai SOP yang
atau pengaruh yang signifikan sebelum ada. Hasil responden menunjukan
dan setelah terapi pijat oksitoksin karena adanya peningkatan produksi ASI
ASI yang tidak keluar bukan karena setelah dilakukan pijat oksitoksin.
produksi ASI nya yang kurang namun Peningkatan jumlah produksi ASI ini
pengeluarannya yang terhambat akibat terjadi karena hormon oksitoksin
hambatan sekresi oksitoksin. terangsang pada saat di lakukan
Pijat oksitoksin sentuhan atau pijatan pada punggung
direkomendasikan agar tidak terjadi dan membuat tenang. Pada saat belum
keterlambatan pengeluaran ASI. Hal ini di berikan pijat oksitoksin, rata-rata ibu
sesuai dengan hasil penelitian Asih post partum mengalami kesulitan
(2016) mengatakan bahwa adanya mengeluarkan ASI (sebesar 1.267 ml)
perbedaan atau pengaruh sebelum dan dan pada saat setelah di lakukan pijat
setelah terapi pijat oksitoksin terhadap oksitoksin rata-rata ibu post partum
jumlah produksi ASI karena pada saat mengalami peningkatan produksi ASI
melahirkan hormon estrogen dan ( sebesar 1.933 ml).
progesteronnya turun drastis, sehingga Hasil penelitian Sulaeman, et all (2019)
di gantikan oleh hormon prolaktin dan pijat oksitoksin berpengaruh terhadap
oksitoksin, mereka berperan dalam pengeluaran ASI pada ibu partum, pijat
proses lakstasi sehingga pengeluaran ini dilakukan 3-5 menit selama dua kali
ASI lancar, dapat membuat ibu nyaman dalam sehari, kemudian menurut

89
Triananinsi, et all (2019) ada pengaruh hangat, pasien terlihat sakit pada saat
signifikan terhadap kelancaran ASI payudaranya dipegang, puting susu
pada ibu partum yang di beri pijat menonjol, ASI belum keluar saat
oksitoksin, pijat oksitoksin ini di diperah, bayi rewel dan menangis pada
lakukan 5-10 menit selama satu kali jam-jam pertama setelah menyusu,
dalam sehari. Indikator yang di lihat BAK kurang dari 8 kali dalam 24jam,
dari ibu dan bayi, dimana pada bayi BB bayi belum bertambah, kualitas
meliputi: frekuensi BAK bayi tidur bayi kurang ( normalnya 8jam
selama/24jam (normalnya sebanyak 6 siang dan 8.5jam malam) dan
kali), karakteristik BAK (warna kuning keberhasilan pijat oksitoksin ini di lihat
jernih), frekuensi BAB ( pola eliminasi dari jumlah produksi ASi yang dilihat
tergantung asupan bayi di dapatkan, dari dot, frekuensi menyusui, BAK
biasanya 2-5 kali/hari), adanya bayi/24jam, berat badan bayi, rewel
kenaikan BB bayi. Indikator ibu dilihat tidaknya bayi, serta kualitas tidur bayi.
dari : payudara tegang karena terisi Faktor-faktor yang di dapatkan dari
ASI, ibu rileks, frekuensi menyusui>8 jurnalyangmempengaruhi
kali sehari, ibu menggunakan kedua ketidaklancaran ASI diantarnya:
payudara bergantian, posisi perlekatan makanan, ketenangan jiwa dan fikiran,
benar, puting tidak lecet, ibu menyusu penggunaan alat kontrasepsi, factor
tanpa jadwal, payudara kosong setelah isapan bayi, konsumsi alkohol dan
ibu menyusu. rokok. Secara teori pijat oksitoksin
Manurung (2020) mengatakan bahwa adalah suatu tindakan pemijatan tulang
perubahan yang signifikan setelah belakang mulai dari nervous 5-6
dilakukan pijat oksitoksin, pijat ini sampai scapula yang akan
dilakukan selama 10-15 menit selama mempercepat kerja syaraf parasimpatis
dua kali dalam sehari. Pijat oksitoksin untuk menyampaikan perintah ke otak
ini memang berhasil untuk bagian belakang sehingga oksitksin
meningkatkan ASI karena berdasarkan keluar. Pijatan oksitoksin mampu
teori juga pijat ini bisa mempercepat memicu hormon oksitosin yang
kerja syaraf parasimpatis untuk dilakukan untuk mengeluarkan ASI.
menyampaikan perintah ke otak bagian Karena itu pijatan ini dikenal dengan
belakang sehingga oksitoksin keluar. nama pijat oksitosin. Oksitosin adalah
Pijatan oksitoksin mampu memicu hormon yang bereaksi ketika tubuh
hormon oksitosin yang dilakukan untuk mendapat sentuhan.
mengeluarkan ASI, hormon ini Hormon ini diproduksi oleh hipotalamus
diproduksi oleh hipotalamus di otak, di otak, kemudian dikeluarkan oleh
kemudian dikeluarkan oleh kelenjar kelenjar yang berada di bagian
yang berada di bagian belakang otak. belakang otak. Hormon oksitosin dapat
Hormon oksitosin dapat membuat membuat seseorang bahagia dan tidak
seseorang bahagia dan tidak merasa merasa sakit, serta memberi stimulasi
sakit, serta memberi stimulasi pada pada puting untuk membantu porses
puting untuk membantu porses menyusui. Dampak yang di berikan
menyusui. oleh pijat oksitoksin adalah
Tanda-tanda yang muncul pada saat meningkatkan produksi ASI, dapat
mengalami masalah payudara yang mengurangi rasa nyeri, dapat
mengakibatkan penurunan produksi ASI meningkatkan rasa nyaman, tubuh
yaitu payudara teraba keras, penuh, menjadi rileks. Berdasarkan teori juga
90
faktor-faktor yang mempengaruhi Subyektif (tidak tersedia). Objektif:
ketidaklancaran ASI antara lain: (intake bayi tidak adekuat, bayi
perawatan payudara, frekuensi menghisap tidak terus menerus, bayi
penyusuan, paritas, stress, penyakit menangis saat disusui, bayi rewel dan
atau kesehatan ibu, konsumsi alkohol, menangis terus dalam jam- jam
rokok, pil kontrasepsi, asupan nutrisi. pertama setelah menyusui, menolak
Penurunan produksi dan pengeluaran untuk menghisap.) Sedangkan dikasus
ASI pada hari-hari pertama setelah Ny I yang sesuai dengan data mayor
melahirkan dapat juga di sebabkan oleh dan minor SDKI PPNI (2017) adalah
kurangnya rangsangan hormon ASI belum keluar dan bayi menangis
prolaktin dan oksitoksin yang sangat setelah menyusu.
berperan dalam kelancaran produksi Tahap diagnosa keperawatan pada
dan pengeluaran. Sedangkan Menurut askep Ny I adalah Ketidakefektifan
(Kusumaningrum, Maliya, & pemberian ASI berhubungan dengan
Hudiyawati, 2016). Faktor-faktor yang suplai ASI tidak cukup ditandai dengan
dapat mempengaruhi ibu mengalami DO: Pasien mengatakan ASI belum
menyusui tidak efektif terdiri dari faktor keluar, pasien mengatakan nyeri pada
eksternal dan internal dimana faktor kedua payudara jika di pegang. DS: ASI
internal meliputi : pengetahuan, belum keluar pada saat di perah,
pendidikan, pekerjaan serta kesehatan payudara teraba keras, pasien terlihat
ibu. Kemudian faktor eksternalnya sakit saat payudaranya di pegang, bayi
sendiri meliputi : orang penting sebagai menangis setelah menyusu. Diagnosa
referensi keluarga, sosial ekonomi, keperawatan berdasarkan SDKI
budaya, pengaruh iklan susu formula. menurut PPNI (2017) yaitu menyusui
Hasil telaah asuhan keperawatan pada tidak efektif berhubungan dengan
Ny I dengan penerapan pijat oksitosin ketidakadekuatan reflek oksitosin
yaitu pada tahap pengkajian, pada dibuktikan dengan kelelahan maternal
kasus Ny.I menurut Nugraheni, A dan kecemasan maternal, bayi tidak
(2015) di temukan data subyektif : mampu melekat pada payudara ibu,
pasien mengatakan ASI belum keluar, ASI tidak menetes atau memancar.
pasien mengatakan nyeri pada kedua Selanjutnya BAK bayi kurang dari
payudara jika di pegang. Data Obyektif: delapan kali dalam 24 jam, serta nyeri
ASI belum keluar pada saat di peraah, atau lecet terus menerus setelah
payudara teraba keras, pasien terlihat minggu kedua, intake bayi tidak
sakit saat payudaranya di pegang, bayi adekuat, bayi menghisap tidak terus
menangis setelah menyusu. menerus, bayi menangis saat disusui,
Sedangkan bila berdasarkan SDKI bayi rewel dan menangis terus dalam
menurut PPNI (2017) harus ada tanda jam-jam pertama setelah menyusui,
mayor dan minor yang ditemukan pada serta menolak untuk menghisap. Pada
pasien, dimana data mayor: Subyektif saat menegakkan diagnosa
(Kelelahan maternal, kecemasan keperawatan ini harus ditemukan data
maternal). Objektif (bayi tidak mampu subyektif dan obyektif baik mayor
melekat pada payudara ibu, ASI tidak maupun minor 80%, sehingga bila
menetes atau memancar, BAK bayi ditelaah dari kasus Ny I harus dikaji
kurang dari delapan kali dalam 24 jam, data kembali tentang kelelahan
serta nyeri atau lecet terus menerus maternal dan kecemasan maternal, bayi
setelah minggu kedua. Data minor: tidak mampu melekat pada

91
payudara ibu, BAK bayi kurang dari rewel menurun. Selain luaran utama
delapan kali dalam 24 jam, serta nyeri yang jadi acuan di tambah lagi luaran
atau lecet terus menerus setelah tambahan yaitu status nutrisi bayi
minggu kedua, intake bayi tidak membaik dengan kriteria (frekuensi
adekuat, bayi menghisap tidak terus makan/menyusu membaik, kesulitan
menerus, bayi rewel dan menangis menurun. Intervensi pada kasus Ny I
terus dalam jam-jam pertama setelah berdasarkan NIC adalah lakukan teknik
menyusui, serta menolak untuk relaksasi (pijat oksitoksin) untuk
menghisap. melancarkan ASI, ajarkan langkah-
Tahap perencaaan pada kasus Ny I langkah pijat okstoksin, pantau
dituliskan tujuan dan kriteria pembengkakan payudara yang
berdasarkan NOC adalah Setelah di berhubungan dengan ketidaknyamanan,
lakukan tindakan keperawatan selama libatkan keluarga untuk memberikan
1x24jam pemberian ASI efektif dengan dukungan.
kriteria hasil :bayi minimal menyusu 8 Sedangkan bila intervensi keperawatan
kali sehari sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan SIKI menurut PPNI (2018)
Urine outpot sesuai usia sebagian besar meliputi intervensi utama dan
adekuat (2-6 kali sehari, payudara intervensi tambahan. Intervensi utama
penuh sebelum menyusui, ASI yaitu: edukasi menyusui. Intervensi
memancar ketika dipalpasi, ibu mampu pendukung: edukasi nutrisi bayi, terapi
menyusui dengan teknik yang benar relaksasi: pijat oksitosin. Intervensi
Bila ditelaah cara penulisan tujuan utama diantaranya identifikasi kesiapan
sudah memenuhi SMART yaitu dimana dan kemampuan menerima informasi,
Specific : artinya tiap kriteria berisi identifikasi tujuan atau keinginan
tujuan yang spesifik atau tidak samar menyusui, sediakan materi dan media
(pemberian ASI efektif) Measurable: pedidikan kesehatan, jadwalkan
artinya dapat terukur (bayi minimal penidikan kesehatan sesuai
menyusu 8 kali sehari sesuai dengan kesepakatan, berikan kesempatan
kebutuhan), Achieveable: tahu cara untuk bertanya, dukung ibu
mencapainya (ASI memancar ketika meningkatkan kepercayaan diri dalam
dipalpasi, Urine outpot sesuai usia menyusui, libatkan system pendukung:
sebagian besar adekuat (2-6 kali suami, keluarga, tenaga kesehatan dan
sehari) ) , Realistic: bersifat masuk akal masyarakat, berikan konseling
(ibu mampu menyusui dengan teknik menyusui, jelaskan manfaat menyusui
yang benar) Timely:waktu yang di bagi ibu dan bayi, ajarkan
tetapkan.(1x24jam) 4(empat)posisi menyusui dan
Luaran berdasarkan SLKI menurut PPNI perlekatan (lacth on) dengan benar,
(2019), dituliskan setelah dilakukan ajarkan perawatan payudara
intervensi selama 3x24jam, diharapkan antepartum dengan mengkompres
status menyusui membaik dengan dengan kapas yang telah diberikan
kriteria hasil: Miksi bayi meningkat minyak kelapa, ajarkan perawatan
lebih dari 8 kali/24 jam (Berat badan payudara post partum (mis. Pijat
bayi naik, tetesan/pancaran ASI payudara, pijat oksitoksin).
meningkat, suplai ASI adekuat Intervensi pendukung yaitu identifikasi
meningkat, bayi tidur setelah menyusui kesiapan dan kemampuan menerima
meningkat, intake bayi meningkat, informasi, identifikasi pengetahuan ibu
frekuensi miksi bayi membaik, bayi tentang perawatan payudara (pijat
92
oksitokin), sediakan materi dan media ibu yang mengalami masalah ASI tidak
pendidikan kesehatan (pijat oksitoksin), cukup.
jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai Pijat oksitoksin adalah pijat yang
kesepakatan, beri kesempatan untuk dilakukan di punggung dengan
bertanya, Identifikasi kesiapan dan menggosok kedua sisi tulang belakang,
kemampuan ibu atau pengasuh dan menggunakan kepala tinju kedua
menerima informasi, Identifikasi tangan dan ibu jari menghadap kearah
kemampuan ibu atau pengasuh atas atau depan berdasarkan SOP yang
menyediakan nutrisi, Sediakan materi sudah ada. Pijat ini dilakukan selama 3-
dan media pendidikan kesehatan, 5 menit dalam sehari 2 kali (Ridawati,
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai 2019). Langkah-langkah yang
kesepakatan, Berikan kesempatan pada dilakukan: menjelaskan kepada klien
ibu atau pengasuh untuk bertany, tentang tindakan yang akan di lakukan,
Jelaskan tanda-tanda awal rasa mempersiapkan bahan yang akan
lapar(mis. Bayi gelisah, membuka dilaksanakan, mempersiapkan
mulut dan menggeleng-gelengkan lingkungan untuk menjaga privacy
kepala, menjulur-julurkan lidah, klien, mempersiapkan ibu untuk
menghisap jari atau tangan, Anjurkan melepaskan pakaian bagian atas dan
menghindari pemanis buatan, Ajarkan membantu ibu duduk di kursi dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) posisi menunduk pada meja, melakukan
(mis. Cuci tangan sebelum dan seudah cuci tangan efektif (7 langkah dengan
makan, cuci tangan dengan sabun menggunakan sabun dan membilasnya
setelah ke toilet), Ajarkan cara memilih dengan air mengalir serta
makanan sesuai dengan usia bayi, mengeringkan tangan dengan handuk
Ajarkan cara mengatur frekuensi pribadi, meletakkan kedua ibu jari
makan sesuai usia bayi, Anjurkan untuk berhadapan di tengkuk ibu dan
tetap mmberikan ASI saat bayi sakit. membuat gerakan melingkar dalam
Baik pada kasus Ny I dan teori keluar sampai ke punggung bawah,
berdasarkan SIKI sama-sama meletakkan kedua ibu jari berhadapan
menerapkan pijat oksitosin untuk di tengkuk ibu dan membuat payudara
meningkatkan produksi ASI sebagai dan meletakan kedua ibu jari
intervensi untuk mengatasi masalah berhadapan di punggung sejajar
ASI yang tidak cukup. Pijat oksitosin ini dengan payudara dan melakukan
memang salah satu tindakan non gerakan memijat ke arah atas sampai
farmakologi yang berguna untuk ke bawah punggung. Pasca tindakan :
meningkatkan produksi ASI, melihat memberitahukan klien bahwa tindakan
dari beberapa teori dan telaah jurnal sudah selesai dan merapihkan klien,
serta penerapan asuhan mencuci tangan efektif (7 langkah)
keperawatanya, saya merasa bahwa dengan sabun di bawah air mengalir
pijat oksitoksin ini memang efektif dan mengeringkannya dengan handuk
untuk meningkatkan produksi ASI pribadi, melakukan pencatatan hasil
karena adanya sentuhan atau pijatan tindakan.
yang bisa membuat ibu tenang dan Adapun dari beberapa telaah jurnal
rileks sehingga produksi ASI pun bisa prosedur pijat oksitosin langkah-
meningkat tidak lupa pula nutrisi bayi langkah yang dilakukan pertama ibu
juga terpenuhi. Oleh karena itu pijat melepas pakaian bagian atas dan bra,
oksitoksin ini direkomendasikan untuk pasang handuk di pangkuan ibu,

93
kemudian posisi ibu duduk dikursi S: Klien mengatakan kelelahan yang
(gunakan kursi tanpa sandaran untuk dialami berkurang
memudahakan penolong atau pemijat), Klien mengatakan kecemasan yang
kemudian lengan dilipat diatas meja dialami berkurang
didepannya dan kepala diletakkan O: Perlekatan bayi pada payudara ibu
diatas lengannya, payudara tergantung tampak meningkat
lepas tanpa baju. Melumuri kedua Tetesan/pancaran ASI tampak
telapak tangan menggunakan minyak meningkat
atau baby oil Selanjutnya penolong Suplai ASI tampak adekuat
atau pemijat memijat sepanjang tulang Bayi tampak tidak rewel
belakang ibu dengan menggunakan dua A: Tujuan tercapai apabila respon
kepal tangan, dengan ibu jari menunjuk pasien sesuai dengan tujuan dan
ke depan dan menekan kuat-kuat kriteria hasil
kedua sisi tulang belakang membentuk Tujuan belum tercapai apabila respon
gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil klien tidak sesuai dengan tujuan yang
dengan kedua ibu jari. Pada saat telah ditentukan
bersamaan, pijat ke arah bawah pada P: Pertahankan kondisi klien apabila
kedua sisi tulang belakang, dari leher tujuan tercapai
kearah tulang belikat. Tidak ada Lanjutkan intervensi apabila terdapat
perbedaan langkah-langkah pijat tujuan yang belum mampu dicapai oleh
oksitosin berdasarkan RSUD DR klien
Soekardjo Kota Tasikmalaya dengan Evaluasi pada kasus maupun standar
hasil jurnal yang telah di telaah, keperawatan sama-sama menggunakan
bedanya hanya dari alat dan bahannya, format SOAP untuk menilai
di jurnal menggunakan baby oil dan ketercapaian dari tujuan dan kriteria
handuk sedangkan dari RSUD Dr. yang telah ditetapkan pada tahap
Soekardjo tidak menggunakan baby oil perencanaan.
dan handuk. Dari tiga jurnal semua
langkah-langkahnya sama.
Tahap evaluasi pada kasus Ny. I KESIMPULAN
evaluasi yang digunakan berdasarkan 1. Kesimpulan yang didapat
SOAP/SOAPIER (NANDA) begitu pula
dengan secara teori pun SDKI berdasarkan hasil telaah jurnal dan
menggunakan format SOAP/SOAPIER askep pada ibu postpartum dengan
dan hasil mengacu pada SLKI menurut penerapan pijat oksitosin adalah:
PPNI (2019). Evaluasi yang pada kasus 2. Pengkajian pada pasien yang
Ny I adalah: mengalami masalah pada payudara
S: Pasien mengatakan merasa lebih yang berakibat pada penurunan ASI
nyaman, rileks dan paham biasanya di tandai dengan payudara
O: ASI terlihat keluarsaat di perah teraba keras, penuh, hangat, pasien
A: Ketidakefektifan pemberian ASI terlihat sakit pada saat payudaranya
teratasi dipegang, puting susu menonjol,
P: Monitor pengluaran ASI Sedangkan ASI belum keluar saat diperah, bayi
evaluasi berdasarkan SLKI menurut rewel dan menangis pada jam-jam
PPNI (2019) klien harus mencapai: pertama setelah menyusu, BAK
kurang dari 8 kali dalam 24jam, BB
bayi belum bertambah, kualitas

94
tidur bayi kurang (normalnya 8jam UCAPAN TERIMAKASIH
siang dan 8.5jam malam),
3. Diagnosa keperawatan yang Penulis mengucapkan banyak
diangkat sebagai masalah utama terima kasih kepada seluruh pihak, baik
pada pasien post partum adalah secara langsung maupun tidak langsung
menyusui tidak efektif dibuktikan yang telah membantu demi
dengan kelelahan maternal dan terlaksananya dan terselesaikanya
kecemasan maternal, bayi tidak proses penyusunan Literatur Review ini.
mampu melekat pada payudara ibu,
ASI tidak menetes atau memancar,
BAK bayi kurang dari delapan kali REFERENSI
dalam 24 jam, serta nyeri atau lecet
terus menerus setelah minggu Asih,Yusari. 2017. Pengaruh Pijat
kedua, intake bayi tidak adekuat, Oksitoksin Terhadap Produksi ASI
pada Ibu Nifas. Jurnal
bayi menghisap tidak terus
Keperawatan. Vol. XIII, No.2. ISSN
menerus, bayi menangis saat : 1907-035 di akses tanggal 10
disusui, bayi rewel dan menangis maret 2020.
terus dalam jam-jam pertama <http://www.ejurnal.poltekkes-
setelah menyusui, serta menolak tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/vie
untuk menghisap. w/931>
4. Intervensi keperawatan meliputi:
Carpenito,Linda,
intervensi utama: edukasi menyusui Juall.(2010).Rencanana Asuhan dn
dan intervensi pendukung: Pendokumentasian
pemeriksaan payudara, edukasi Keperawatan.Alih Bahasa Monica
nutrisi bayi, terapi relaksasi: pijat Ester. Edisi 2.Jakarta: EGC
oksitosin. Pada kasus intervensi
Delima,Mera, Gina Zulfia Arni, Ernalinda
utamanya pijat oksitosin
Rosya. 2016. Pengaruh Pijat
5. Implementasi keperawatan Oksitoksin Terhadap Peningkatan
menunjukkan bahwa pijat oksitoksin Produksi ASI Ibu menyusui di
meningkatkan produksi ASI, waktu Puskesmas Plus Mandiangin. Jurnal
yang digunakan selama 3-5 menit Ipteks Terapan. Vol.9 No.4 . ISSN :
dilakukan dua kali dalam sehari. 1979-9292. E-ISSN : 2460-5611 di
akses tanggal 10 maret 2020.
6. Evaluasi keperawatan pasien yang
<http://ejournal.kopertis10.or.id/in
mengalami ketidaklancaran ASI
dex.php/jit/article/view/1238>
dengan tindakan pijat oksitoksin
berdasarkan telaah 3 jurnal dan 1 Kiftia,Mariatul 2015. Pengaruh Pijat
asuhan keperawatan menunjukan Oksitoksin terhadap Produksi ASI
bahwa ada peningkatan sebelum Pada Ibu Post Partum. Jurnal
diberikan pijat oksitoksin rata – rata Keperawatan. Vol.3 No 1 ISSN:
2338-6371. Diakses tanggal10
produksi ASI pada ibu sebesar
Maret 2020.
1,267ml sedangkan setelah <http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/J
diberikan pijat oksitoksin sebesar IK/article/view/5128>
1.933 ml.
Kusumaningrum,Tyas.Dkk.2016.Gamba
ran Faktor yang tidak memberikan
ASI ekslusif di Desa Cepoksawit
Kabupaten
Boyolali.tesis.Universitas
95
Muhammadiyah Surakarta. Diakses Soedirman. Vol.10 No.3 di akses
tanggal 21 juni 2020. tanggal 10 maret 2020.
<http://eprint.ums.ac.id > <http://jks.fikes.unsoed.ac.id/inde
x.php/jks/article/view/624>
Manurung,Riyanti.Dkk.2020. Pengaruh
Pijat Oksitoksin Terhadap Standar Oprasional Prosedur (SOP)
Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas Di Pijat Oksitoksin(2010) dikutip dari
Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi RSU dr Soekardjo Kota
Tahun 2019. Excellent Midwifery Tasikmalaya
Journal. Vol.3 No 1 P-ISSN : 2620-
8237 E-ISSN : 26209829 di akses Sulaeman,Ridawati, Dkk. 2019.
tanggal 14 juni 2020. Pengaruh Pijat Oksitoksin Terhadap
<http://jurnal.mitrahusada.ac.id/in Pengeluaran Asi Pada Ibu Post
dex.php/emj/article/view/123> Partum Primipara.Jurnal Kesehatan
Prima. Vol.13 No.1. ISSN : 1978-
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan 1334 (print). ISSN : 2460-8661
Maternitas. Jakarta: Salemba (online) diakses tanggal 10 maret
Medika 2020. <http://jkp.poltekkes-
mataram.ac.id/index.php/home/art
Notoatmodjo,soedkidjo.2010.Metodolog icle/view/193>
i Penelitian Kesehatan. Jogjakarta:
Rineka Cipta Tim Pokja SDKI DPP PPNI.
2017.Standar Diagnosis
Nugraheni,Aulia. 2010.Asuhan Keperawatan Indonesia.Jakarta:
Keperawatan Ibu Post Partum Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Spontan di akses tanggal 10 maret Perawat Nasional Indonesia.
2020.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. Standar
<https://independent.academia.ed intervensi Keperawatan
u/NugraheniAyu> Indonesia.Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional
Nurarif A.H dan Kusuma. 2015. Aplikasi Indonesia.
Auhan Keperawatn Berdasarkan
NANDA NIC-NOC.Jogjakarta : Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019.
MediaAction StandarLuaran Keperawatan
Indonesia.Dewan Pengurus Pusat
Potter.P, A.Perry.2011.Fundamental Persatuan Perwat Nasional
Keperawatan.Jakarta : EGC Indonesia.

Rahayu,Puspa Tri .2017.Pengalaman Triananinsi,Nurhidayat,


Baby Blues. Fakultas Ilmu Dkk.2019.Pengaruh Terapi Pijat
Kesehatan UMP.diakses tanggal 9 Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI
maret 2020 . pada Ibu Nifas di Puskesmas Caile
<http://repository.ump.ac.id/4661/ Kabupaten Bulukumba.Seminar
2/Puspa%20Tri%20Rahayu%20BA Nasional Sains,Teknologo,dan
B%20I.pdf> Sosial Humaniora UTT 2019. Vol 1
No 1 di akses tanggal 14 juni 2020.
Ratnawati, Ana. 2017. Keperawatan <https://uit.e-
Maternitas.Yoyakarta: Pustaka journal.id/SemNas/article/view/710
Baru >

Setyowati, Heni, Ari andayani, Wahyuningsih, S & Mahasiswi D3


Widayati. 2015. Perbedaan keperawatan. 2019. Asuhan
Produksi ASI pada Ibu Post Partum Keperawatan Post Partum.
Setelah Pemebrian Pijat Yogyakarta: Deepublish
Oksitoksin.Jurnal Keperawatan
96
Zamzara,Reza Fahilani, Dewi Ernawati, hp/jhs/article/view/75>
Ari Susanti.2015.Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Waktu Zu,Merry.2017.Makalah Post
Pengeluaran Kolostrum Ibu Post partum.Slide Share.dipublikasikan.
Partum Sectio Caesaria.Journal Of 3 November 2017. Di akses tanggal
Health Sciences.Vol.8 No.2. di 12 maret 2020.
akses tanggal 11 maret 2020. <https://www.slideshare.net/MeRr
<http://journal.unusa.ac.id/index.p yZu/makalah-post-partum>

97

Anda mungkin juga menyukai