Anda di halaman 1dari 34

LECTURE NOTES

Financial Accounting II

Week 1
NON-CURRENT LIABILITIES

Financial Accounting II
LEARNING OUTCOMES

• LO 1: Menerapkan konsep, pengukuran, dan pengungkapan Kewajiban Jangka


Panjang, Ekuitas dan Pengakuan Pendapatan menurut International Financial
Reporting Standard (IFRS) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

OUTLINE MATERI :
• Hutang Obligasi:
o Jenis obligasi
o Penerbitan Obligasi
o Penilaian dan akuntansi untuk hutang obligasi
o Metode Bunga Efektif (Effective-interest method)
• Wesel Bayar Jangka Panjang:
o Wesel diterbitkan sebesar nilai nominal
o Wesel diterbitkan tidak sebesar nilai nominal
o Situasi khusul wesel bayar
o Wesel bayar hipotek
• Penghapusan Kewajiban Tidak Lancar
o Dengan uang tunai sebelum jatuh tempo
o Dengan penukaran asset atau surat berharga
o Dengan modifikasi
• Presentasi dan Analisis
o Opsi nilai wajar
o Pembiayaan di luar neraca
o Penyajian kewajiban tidak lancar
o Analisa kewajiban tidak lancar

Financial Accounting II
ISI MATERI

Kewajiban atau liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Dalam laporan posisi keuangan (neraca) liabilitas dikategorikan dalam:
• Kewajiban jangka pendek adalah jika perusahaan harus menyelesaikan kewajibannya
dalam satu periode operasional atau 12 bulan.
• Kewajiban jangka panjang adalah jika perusahaan dapat menyelesaikan kewajibannya
lebih dari satu periode operasional atau 12 bulan. Contoh kewajiban jangka panjang
adalah hutang obligasi (bonds payable), wesel bayar jangka panjang (long-term notes
payable), hutang hipotek (mortgages payable), hutang pensiun (pension liabilities) dan
kewajiban sewa (lease liabilities).

Hutang Obligasi (Bonds Payable)


Untuk memperoleh dana dalam jumlah besar dan berjangka panjang, perusahaan (perseroan)
pada umumnya memiliki dua sumber alternative pembiayaan, yaitu dengan cara menerbitkan
obligasi (debt financing) atau saham (equity financing).
Dari sisi debitur, pendanaan atau pembiayaan dengan cara menerbitkan obligasi memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan dengan cara menerbitkan saham. Berikut keuntungan dari
penerbitan obligasi:
1. Kreditur (bond-holders) tidaklah memiliki hak suara seperti halnya pemegang saham
biasa, sehingga pemilik perusahaan tetap memiliki kendali penuh atas perusahaan.
2. Beban bunga yang dibayarkan atas utang obligasi dapat dikurangkan untuk tujuan pajak
(dengan kata lain, beban bunga akan mengurangi laba bersih, yang pada akhirnya
memperkecil pajak laba perusahaan), sedangkan dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak (untuk diingat bahwa dividen
bukanlah merupakan komponen penentu besarnya laba rugi)
3. Menghasilkan laba per lembar saham biasa yang lebih besar, karena jika pendanaan
dilakukan dengan cara menerbitkan saham biasa maka jumlah lembar saham biasa yang
beredar akan menjadi bertambah dan oleh sebab itu laba per saham biasa akan menjadi

Financial Accounting II
lebih kecil, meskipun beban bunga obligasi mengurangi laba bersih (laba per saham biasa
dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah lembar saham biasa yang
beredar).

Berikut ini merupakan perbandingan antara obligasi dengan saham maupun instrument
keuangan lainnya:
Instrumen
Perbedaan Reksadana
Obligasi Sukuk Saham Deposito
Terproteksi
Jatuh Tempo √ √ x √ √
Kupon/Bunga √ x x √ x
Imbal hasil/Nisbah x √ x x x
Dividen x x √ x x
Potensi Capital Gain √ √ √ x √
Jaminan Negara (untuk SBN) √ √ x √ x
Perdagangan di Pasar Sekunder √ √ √ x √
Stand by buyer di Pasar Sekunder √ √ x x x
Sumber: website IDX

Efek Bersifat Utang tercatat di Bursa


Saat ini terdapat beberapa efek bersifat utang yang tercatat di Bursa, antara lain :
1. Obligasi Korporasi, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional
termasuk BUMN dan BUMD.
2. Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama
dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided
share), atas aset yang mendasarinya.
3. Surat Berharga Negara (SBN) merupakan Surat Berharga Negara yang terdiri dari
Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara.
a. Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan
utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran
bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa
berlakunya. Ketentuan mengenai SUN diatur dalam Undang Undang Nomor 24
Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.

Financial Accounting II
b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun
valuta asing. Ketentuan mengenai SBSN diatur dalam Undang Undang Nomor
19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
4. Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan dengan
Underlying Aset sebagai dasar penerbitan.

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan


yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi tersebut. Bunga obligasi dapat dibayarkan setahun sekali, setahun dua kali
atau setahun empat kali, akan tetapi, kebanyakan obligasi bunganya dibayarkan setahun dua
kali.
Umumnya, utang jangka panjang memiliki berbagai perjanjian atau batasan yang melindungi
pemberi pinjaman dan peminjam. Indenture atau kontrak seringkali mencakup jumlah yang
diotorisasi untuk dikeluarkan, bunga tarif, tanggal jatuh tempo, ketentuan panggilan, properti
yang dijaminkan, persyaratan dana pelunasan, pekerjaan pembatasan modal dan dividen, dan
pembatasan mengenai asumsi utang tambahan.

Karakteristik Obligasi:
1. Nilai Nominal (Face Value): nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh
pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon (Interest Rate): nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala
(biasanya pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan).
Kupon obligasi dinyatakan dalam annual percentage.
3. Jatuh Tempo (Maturity): tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya.
Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5
tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di
prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang
memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang
jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon / bunga nya.

Financial Accounting II
4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan
faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel.

Harga jual obligasi dinyatakan sebesar prosentase tertentu dari nilai nominalnya, yaitu yang
dikenal sebagai kurs. Jadi, obligasi yang memiliki nilai nominal Rp 10.000.000 jika ditawarkan
dnegan kurs 120 maka berarti obligasi tersebut akan dijual dengan harga Rp 12.000.000, yaitu
120% x Rp 10.000.000.

Jenis Obligasi
1. Bonds dilihat dari sistem pembayaran bunga:
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum
jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average
time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank
pemerintah dan swasta.
2. Bonds dilihat dari hak penukaran/opsi:
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.

Financial Accounting II
3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau
dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya
adalah:
i. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
denan penangguangan dari pihak ketiga
ii. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
iii. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.
b. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

Penerbitan Obligasi
Ketika perusahaan (debitur) menerbitkan obligasi, harga yang dimana pembeli (kreditur)
bersedia untuk membayarnya tergantung pada: (1) nilai nominal obligasi; (2) bunga yang akan
dibayar atas utang obligasi;(3) tingkat suku bunga pasar; dan (4) lamanya umur obligasi. Nilai
nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada saat liabilitas
tersebut jatuh tempo.

Harga dari obligasi dipengaruhi oleh:


1. Tingkat permintaan dan penawaran (supply and demand)
Jika permintaan pasar semakin tinggi sedangkan penawaran perusahaan atas obligasi
rendah, maka nilai obligasi akan menjadi tinggi.
2. Tingkat resiko
Semakin rendah tingkat resiko dari suatu obligasi, maka harganya akan semakin tinggi
3. Kondisi market
Jika kondisi pasar sedang baik (aktif), maka obligasi dapat diperjual belikan dengan
harga yang tinggi
4. Kondisi Negara
Jika kondisi negara sedang tidak kondusif (tidak aman, perekonomian lemah), maka
harga obligasi akan rendah. Karena para investor akan takut untuk melakukan investasi.

Financial Accounting II
Ada dua jenis bunga (interest rate) yang digunakan dalam perhitungan obligasi:
1. Stated coupon, atau nominal rate
Yaitu tingkat tertulis dalam Persyaratan dalam perjanjian obligasi.
2. Market rate atau effective yield
Yaitu tingkat yang memberikan return yang sepadan dengan risiko yang dapat diterima
emiten

Harga Obligasi:
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.

Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal. Misal: Obligasi dengan nilai
nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x
Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. At premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal. Misal: Obligasi
dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah
102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. At discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal. Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi
adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Penilaian dan Akuntansi untuk Hutang Obligasi


1. Obligasi yang Diterbitkan pada Nilai Pari (Harga Obligasi sama dengan Nilai Nominal)
Perusahaan Santos menerbitkan obligasi $ 100.000 dalam tanggal 1 Januari 2011, jatuh tempo
dalam lima tahun, dengan bunga 9 persen dibayarkan setiap tahun pada tanggal 1 Januari. Pada
saat penerbitan, tingkat bunga pasar untuk obligasi tersebut adalah 9 persen.

Financial Accounting II
Maka, kita harus menghitung PV single sum dari principal dan PVOA dari interest (dengan
n=5, i=9%) yang dibayarkan secara periodic.

Jurnal:
• Ketika penerbitan obligasi 1 Januari 2019
Cash 100,000
Bonds payable 100,000

• Ketika mengakui akrual atas bunga ditanggal 31 Desember 2019


Interest expense 9,000
Interest payable 9,000

• Ketika melakukan pembayaran bunga ditanggal 1 Januari 2020


Interest payable 9,000
Cash 9,000

2. Obligasi yang diterbitkan dengan diskonto atau premi pada tanggal bunga
Contoh obligasi yang diterbitkan pada nilai diskonto:
Dengan asumsi sekarang Santos menerbitkan obligasi R$100.000, jatuh tempo dalam lima
tahun dengan bunga 9% dibayarkan setiap tahun pada akhir tahun. Pada saat diterbitkan,
tingkat pasar untuk obligasi tersebut adalah 11%.

Financial Accounting II
Maka, kita harus menghitung PV single sum dari principal dan PVOA dari interest (dengan
n=5, i=9%) yang dibayarkan secara periodic.

Jurnal:
• Ketika penerbitan obligasi 1 Januari 2019
Cash 92,608
Bonds payable 92,608

• Ketika mengakui akrual atas bunga ditanggal 31 Desember 2019


Interest expense (92,608 x 11%) 10,187
Cash 9,000
Bonds payable 1,187

Ketika obligasi dijual kurang dari nilai nominal:


✓ Investor menuntut tingkat bunga yang lebih tinggi dari nilai yang ditetapkan (stated value)
✓ Biasanya terjadi karena investor dapat memperoleh rate yang lebih tinggi pada investasi
alternatif dengan risiko yang sama.
✓ Tidak dapat mengubah stated rate sehingga investor menolak untuk membayar nilai
nominal obligasi.
✓ Investor menerima bunga pada tingkat bunga yang ditetapkan (stated value) yang dihitung
pada nilai nominal, tetapi investor sebenarnya memperoleh tingkat bunga efektif karena
investor membayar kurang dari nilai nominal untuk obligasi.

Financial Accounting II
Metode Bunga Efektif (Effective-Interest Method)
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dengan membayar lebih atau kurang pada saat
penerbitan, investor memperoleh tingkat bunga yang berbeda dari tingkat kupon obligasi.
Ingatlah bahwa perusahaan penerbit membayar tingkat bunga kontraktual selama jangka waktu
obligasi tetapi juga harus membayar nilai nominal pada saat jatuh tempo.
1. Jika obligasi diterbitkan dengan diskon, jumlah yang dibayarkan pada saat jatuh tempo lebih
besar dari jumlah penerbitan.
2. Jika diterbitkan dengan harga premium, perusahaan membayar lebih sedikit pada saat jatuh
tempo relatif terhadap harga penerbitan.
3. Perusahaan mencatat penyesuaian biaya tersebut sebagai beban bunga obligasi selama umur
obligasi melalui proses yang disebut amortisasi.
4. Amortisasi diskon meningkatkan beban bunga obligasi.
5. Amortisasi premi mengurangi beban bunga obligasi.

Prosedur yang diperlukan untuk amortisasi diskonto atau premium adalah metode bunga efektif
(juga disebut amortisasi nilai sekarang). Berdasarkan metode bunga efektif, perusahaan:
1. Hitung beban bunga obligasi terlebih dahulu dengan mengalikan nilai tercatat (nilai buku)
obligasi di awal periode dengan tingkat bunga efektif.
2. Tentukan diskonto obligasi atau amortisasi premi selanjutnya dengan membandingkan
beban bunga obligasi dengan bunga (tunai) yang harus dibayar.

Contoh:
Perusahaan Evermaster menerbitkan $ 100,000 obligasi jangka 8% pada tanggal 1 Januari
2011, karena pada tanggal 1 Januari 2016 dengan bunga dibayarkan setiap 1 Juli dan 1 Januari.
Investor memerlukan tingkat bunga efektif 10%. Hitung hasil obligasi.
Maka, kita harus menghitung PV single sum dari principal dan PVOA dari interest (dengan
n=5, i=10%) yang dibayarkan secara periodic.

Financial Accounting II
Tabel 6-2 Present Value of 1 (Present Value of Single Sum)

Tabel 6-4 Present Value of An Ordinary Annuity of 1

Setelah itu kita membuat Schedule of Bond Discount Amortization, unuk menghitung alokasi
amortisasi discount nya.

Financial Accounting II
Jurnal:
• Ketika penerbitan obligasi tanggal 1 Januari 2019
Cash 92,278
Bonds payable 92,278

• Ketika melakukan pembayaran bunga dan amortisasi discount ditanggal 1 July 2019
Interest expense 4,614
Bonds payable 614
Cash 4,000

• Ketika mengaccrued interest expense dan amortisasi discount ditanggal 31 Desember 2019
Interest expense 4,645
Interest payable 4,000
Bonds payable 645

Contoh obligasi yang diterbitkan dengan nilai premium:


Evermaster Corporation menerbitkan €100.000 obligasi berjangka 8% pada 1 Januari 2019,
jatuh tempo pada 1 Januari 2024, dengan bunga yang dibayarkan setiap 1 Juli dan 1 Januari.
Investor memerlukan tingkat bunga efektif 6%. Hitung hasil obligasi.

Financial Accounting II
Tabel 6-2 Present Value of 1 (Present Value of Single Sum)

Tabel 6-4 Present Value of An Ordinary Annuity of 1

Setelah itu kita membuat Schedule of Bond Premium Amortization, unuk menghitung alokasi
amortisasi premiumnya.

Financial Accounting II
• Ketika penerbitan obligasi tanggal 1 Januari 2019
Cash 108,530
Bonds payable 108,530

• Ketika melakukan pembayaran bunga dan amortisasi discount ditanggal 1 July 2019
Interest expense 3,256
Bonds payable 744
Cash 4,000

Wesel Bayar Jangka Panjang


Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar (notes payable) relatif sama, yaitu
wesel bayar dinilai sebesar nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok
maupun bunga). Notes payable dinilai dari nilai sekarang dari bunga masa depan (PV of
interest) dan arus kas pokok (Principal). Perusahaan mengamortisasi premi atau diskonto
selama umur dari wesel bayar tersebut.

Financial Accounting II
Wesel bayar diterbitkan sebesar nilai nominal
Apabila nilai wesel sama dengan nilai nominalnya maka tidak ada premi atau diskonto yang
diakui. Penerbitan wesel akan dicatat oleh penerbit wesel sebagai berikut:

Cash xxx
Notes payable xxx
Perusahaan penerbit akan mengakui bunga yang terjadi setiap tahun sebagai berikut:
Interest expense xxx
Cash xxx

Contoh:
Scandinavian Imports menerbitkan note senilai €10.000, tiga tahun, dengan nilai nominal
kepada Bigelow ASA. Tarif yang tertera dan tarif efektif yaitu masing-masing 10%.

Skandinavia akan mencatat penerbitan wesel tersebut sebagai berikut:

Cash 10,000

Notes payable 10,000

Scandinavian Imports akan mengakui bunga yang terjadi setiap tahun sebagai berikut:

Interest expense 1,000


Cash 1,000
(€10,000 x .10 = €1,000)

Wesel bayar diterbitkan tidak sebesar nilai nominal


Zero interest bearing notes
Dalam pembahasan ini kita akan mengenal suku bunga implisit, yaitu suku bunga yang
menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah yang diterima di masa depan. Selisih antara
jumlah nominal dan nilai sekarang dicatat sebagai discount dan diamortisasi ke beban bunga
selama umur dari notes tersebut.

Contoh:
Turtle Cove Company menerbitkan wesel bertenor tiga tahun, $10.000, tanpa bunga kepada
Jeremiah Company. Tingkat implisit yang sama dengan total uang tunai yang harus dibayar ($

Financial Accounting II
10.000 pada saat jatuh tempo) dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan ($ 7.721,80 hasil
tunai pada tanggal penerbitan) adalah 9%.

Turtle Cove mencatat penerbitan wesel tersebut sebagai berikut.


Cash 7,721.80
Notes payable 7,721.80

Turle Corp mencatat interest expense di akhir tahun pertama yaitu:


Interest expense 694,96
Notes payable 694,96

Samson mengeluarkan notes $ 75.000, 4 tahun, catatan tanpa bunga-bearing ke Brown


Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2011, dan menerima uang tunai sebesar $ 47.663. Tingkat
bunga implisit adalah 12%. Siapkan jurnal Samson untuk (a) penerbitan 1 Januari dan (b) 31
Desember pengakuan bunga.
0% 12%
Cash Interest Discount Carrying
Date Paid Expense Amortized Amount
1/1/11 $ 47,663
12/31/11 0 $ 5,720 $ 5,720 53,383
12/31/12 0 6,406 6,406 59,788
12/31/13 0 7,175 7,175 66,963
12/31/14 0 8,037 8,037 75,000

Financial Accounting II
(a) Cash 47,663
Notes payable 47,663

(b) Interest expense 5,720


Notes payable ($47,663 x 12%) 5,720

Interest Bearing Notes


Contoh:
McCormick Perusahaan mengeluarkan notes $ 40.000, 4 tahun, 5% catatan untuk Greenbush
Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2011, dan menerima komputer yang biasanya dijual seharga
$ 31.495. Catatan tersebut membutuhkan pembayaran bunga tahunan setiap 31 Desember.
Tingkat bunga pasar adalah 12%. Siapkan jurnal McCormick untuk (a) penerbitan tanggal 1
Januari dan (b) pada 31 Desember bunga.

5% 12%
Cash Interest Discount Carrying
Date Paid Expense Amortized Amount
1/1/11 $ 31,495
12/31/11 $ 2,000 $ 3,779 $ 1,779 33,274
12/31/12 2,000 3,993 1,993 35,267
12/31/13 2,000 4,232 2,232 37,499
12/31/14 2,000 4,501 2,501 40,000

(a) Cash 31,495


Notes payable 31,495
(b) Interest expense 3,779
Cash 2,000
Notes payable 1,779

Situasi Khusus Wesel Bayar

Wesel diterbitkan untuk property, barang atau jasa

Terkadang perusahaan menukarkan property, barang atau jasa dengan notes payable. Apabila
instrumen utang tersebut ditukarkan dengan property, barang atau jasa dalam suatu transaksi

Financial Accounting II
pertukaran istimewa jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan, maka suku bunga adalah selisih
antara nilai nominal wesel dan nilai wajar property.

Contoh:
Scenic Development Company menjual tanah dengan harga jual tunai sebesar $200,000 kepada
Health Spa, Inc. untuk ditukarkan dengan notes tanpa bunga Health Spa berjangka 5 tahun
senilai $293.866. Harga jual tunai sebesar $200.000 merupakan nilai sekarang dari wesel
senilai $293.866 yang didiskontokan pada 8% selama 5 tahun.
Haruskah kedua pihak mencatat transasksi tersebut pada tanggal penjualan sebesar nilai
nominal wesel yaitu $293.866? Tidak harus, jika dilakukan, maka akun Land Health Spa dan
penjualan Scenic akan ditetapkan terlalu tinggi sebesar $93.866, (bunga untuk 5 tahun pada
suku bunga efektif 8%).
Pendapatan bunga bagi Scenic dan beban bunga bagi Health Spa selama periode 5 tahun akan
ditetapkan terlalu rendah sebesar $93.866. Karena selisih antara harga jual tunai sebesar
$200.000 dengan jumlah nominal wesel $293.866 merupakan bunga pada suku bunga efektif
8%, maka pencatatan atas transaksi tersebut dicatat pada tanggal pertukaran sebagai berikut:

Health Spa, Inc Scenic Development Company


(Buyer) (Seller)
Land 200.000 Notes receivable 200.000
Notes payable 200.000 Sales revenue 200.000

Selama umur 5 tahun dari wesel tersebut, Health Spa mengamortisasi secara tahunan
sebagian dari discount sebesar $93.866 sebagai pembebanan ke beban bunga. Scenic
Development akan mencatat pendapatan bunga sejumlah $93.866 selama periode 5 tahun
dengan mengamortisasikan diskonto yang sama.

Wesel Bayar Hipotek


surat promes yang dijamin dengan dokumen yang disebut hipotek yang menjanjikan hak atas
properti sebagai jaminan untuk pinjaman. Peminjam biasanya menerima uang tunai untuk nilai
nominal wesel hipotek. Dalam hal ini, nilai nominal wesel adalah kewajiban sebenarnya, dan
tidak ada diskon atau premi yang terlibat

Financial Accounting II
Contoh:
Harrick Co. meminjam $1.000.000, menandatangani nota hipotek 20 tahun dengan suku bunga
tetap sebesar 10,75% sebagai bagian dari pembiayaan pabrik baru. Jika Associated Savings
menuntut 4 poin untuk menutup pembiayaan, Harrick akan menerima 4% kurang dari
$1.000.000—atau $960.000—tetapi akan diwajibkan untuk membayar kembali seluruh
$1.000.000 dengan tarif $10.150 per bulan. Karena Harrick hanya menerima $960.000 dan
harus membayar $1.000.000, tingkat bunga efektifnya adalah meningkat menjadi sekitar 11,3%
dari uang yang sebenarnya dipinjam.
Pada laporan posisi keuangan, Harrick harus melaporkan wesel bayar hipotek sebagai liabilitas
menggunakan judul seperti "Hutang Wesel Hipotek" atau "Hutang Wesel—Terjamin," dengan
pengungkapan singkat properti yang dijaminkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Penghapusan Kewajiban Tidak Lancar


Pembayaran kewajiban tidak lancar biasa disebut dengan Penghapusan kewajiban tidak lancar.
Jika sebuah perusahaan memegang obligasi (atau bentuk lain dari jaminan utang) sampai
dengan jatuh tempo, maka, nilai tercatat, nilai nominal, dan nilai wajar obligasi adalah sama;
dan premium dan diskonto sudah sepenuhnya diamortisasi pada tanggal jatuh tempo obligasi,
maka perusahaan tidak menghitung keuntungan atau kerugian apa pun.
Berikut situasi tambahan dalam penghapusan hutang:
a. Penghapusan dengan uang tunai sebelum jatuh tempo
Jumlah yang dibayarkan pada pelunasan sebelum jatuh tempo, termasuk setiap premi dan
biaya perolehan kembali, disebut harga perolehan kembali (reacquisition price).
Pada tanggal tertentu, nilai tercatat dari obligasi adalah jumlah yang harus dibayar pada saat
jatuh tempo, disesuaikan dengan premium atau diskonto yang belum diamortisasi.
Kelebihan apapun dari jumlah tercatat neto atas harga perolehan kembali merupakan
keuntungan dari pelunasan (gain from extinguishment). Kelebihan dari harga perolehan
kembali atas nilai tercatat merupakan kerugian dari pelunasan (loss from extinguishment).
Pada saat perolehan kembali, premium atau diskonto yang belum diamortisasi harus
diamortisasi sampai tanggal perolehan kembali.
Contoh:
Obligasi Evermaster diterbitkan dengan diskon pada 1 Januari 2022. Obligasi ini jatuh
tempo dalam 5 tahun. Obligasi tersebut memiliki nilai nominal €100.000, tingkat kupon 8%
yang dibayarkan setengah tahunan, dan dijual untuk 10%.

Financial Accounting II
Jurnal pencatatan perolehan kembali dan pembatalan obligasi
Bonds payable 94.925
Loss on extinguishment of debt 6.075
Cash 101.000

b. Penghapusan dengan mengalihkan aset atau surat berharga


Selain menggunakan uang tunai, menyelesaikan kewajiban hutang dapat melibatkan transfer
aset non tunai (real estate, piutang, atau aset lainnya) atau penerbitan saham debitur. Dalam
situasi ini, kreditur harus memperhitungkan aset non tunai atau bunga ekuitas yang diterima
pada nilai wajarnya.
Debitur harus menentukan selisih lebih antara jumlah tercatat utang atas nilai wajar utang
aset atau ekuitas yang dialihkan (gain). Debitur mengakui keuntungan sebesar
kelebihannya.

Financial Accounting II
Pengalihan Aset
Contoh:
Hamburg Bank meminjamkan €20.000.000 kepada Bonn Mortgage Company. Bonn,
menginvestasikan uang nya untuk membeli gedung apartemen. Namun, karena tingkat
hunian rendah, Bonn tidak bisa memenuhi kewajiban pinjamannya. Hamburg Bank setuju
untuk menerima real estat dengan nilai wajar €16.000.000 dari Bonn Mortgage dalam
pelunasan penuh kewajiban pinjaman nya. Properti memiliki nilai tercatat €21.000.000 pada
pembukuan Bonn Mortgage. Bonn (debitur) mencatat transaksi sebagai berikut.
Notes payable (to Hamburg Bank) 20.000.000
Loss on diposal of real estate 5.000.000*
Real Estate 21.000.000
Gain on extinguishment of debt 4.000.000**
*21.000.000 – 16.000.0000
** 20.000.000 – 16.000.000

Pemberian Bunga Ekuitas


Sekarang asumsikan bahwa Hamburg Bank setuju untuk menerima dari Bonn Mortgage
320.000 saham biasa (€10 par) yang memiliki nilai wajar €16.000.000, dalam pelunasan
penuh kewajiban pinjaman €20.000.000. Bonn Mortgage mencatat transaksi sebagai
berikut.
Notes payable (to Hamburg Bank) 20.000.000
Share capital – Ordinary 3.200.000*
Share premium – Ordinary 12.800.000**
Gain on extinguishment of debt 4.000.000
*320.000 x €10
**16.000.000 – 3.200.000

c. Penghapusan dengan Modifikasi


Kreditur menawarkan konsesi untuk memastikan pengumpulan pinjaman setinggi mungkin.
Misalnya, seorang kreditur dapat menawarkan satu atau kombinasi dari modifikasi berikut:
1. Pengurangan suku bunga yang disebutkan.
2. Perpanjangan tanggal jatuh tempo nilai nominal utang.
3. Pengurangan nilai nominal utang.

Financial Accounting II
4. Pengurangan atau penangguhan bunga yang masih harus dibayar.
Seperti penghapusan lainnya, ketika kreditur memberikan konsesi yang menguntungkan
atas persyaratan pinjaman, debitur memiliki keuntungan ekonomi.

Contoh:
pada tanggal 31 Desember 2022, Morgan National Bank membuat utang perjanjian
modifikasi dengan Resorts Development Group, yang sedang mengalami kesulitan
keuangan. Bank merestrukturisasi piutang pinjaman sebesar ¥10.500.000 yang diterbitkan
pada nilai nominal (bunga dibayar hingga saat ini) dengan:
• Mengurangi kewajiban pokok dari ¥10.500.000 menjadi ¥9.000.000;
• Memperpanjang jatuh tempo dari 31 Desember 2022 menjadi 31 Desember 2026; Dan
• Menurunkan tingkat suku bunga dari tingkat efektif sebelumnya 12% menjadi 8%, suku
bunga pinjaman pasarnya adalah 15%.

IFRS mensyaratkan modifikasi untuk diperhitungkan sebagai penghentian wesel lama dan
penerbitan dari wesel baru, diukur pada nilai wajar. Berikut perhitungan nilai wajar wesel
yang dimodifikasi, menggunakan tingkat diskon pasar sebesar 15%.

Lalu Resorts Development melakukan penjurnalan sebagai berikut:


Notes payable (old) 10.500.000
Gain on extinguishment of debt 3.298.664
Note payable (new) 7.201.336

Financial Accounting II
Tabel Jadwal Amortisasi dan Bunga setelah Modifikasi Hutang

Pada tanggal 31 Desember 2023 (pembayarang bunga pertama setelah restrukturisasi),


perusahaan menjurnal:
Interest expense 1.080.200
Notes payable 360.200
Cash 720.000
Perusahaan melakukan penjurnalan yang sama setiap tahun sampai dengan jatuh tempo.
Pada tanggal jatuh tempo, perusahaan menjurnal:
Notes payable 9.000.000
Cash 9.000.000

Presentasi dan Analisis


Opsi Nilai Wajar
Perusahaan memiliki opsi untuk mencatat nilai wajar dalam akun untuk sebagian besar aset
dan kewajiban keuangan, termasuk obligasi dan wesel bayar. IASB percaya bahwa pengukuran
nilai wajar untuk instrumen keuangan, termasuk liabilitas keuangan, memberikan informasi
yang lebih relevan dan dapat dipahami daripada biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban tidak
lancar dicatat pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih.

Contoh:
Edmonds SE telah menerbitkan €500.000 obligasi 6% pada nilai nominal pada 1 Mei 2019.
Edmonds memilih opsi nilai wajar untuk obligasi ini. Pada 31 Desember 2019, nilai obligasi
sekarang menjadi €480.000 karena suku bunga di pasar telah meningkat menjadi 8%.
Maka jurnalnya adalah,

Financial Accounting II
Bonds Payable (€500,000 - €480,000) 20,000
Unrealized Holding Gain or Loss—Income 20,000

Pembiayaan di luar neraca


Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing) adalah upaya untuk meminjam uang
sedemikian rupa untuk mencegah pencatatan kewajiban. Berikut beberapa bentuk dari
pembiayaan di luar neraca:
a. Non consolidated subsidiary: Di bawah IFRS, perusahaan induk tidak harus
mengkonsolidasikan anak perusahaan yang dimiliki kurang dari 50 persen. Dalam kasus
seperti itu, parent company tidak melaporkan aset dan kewajiban anak perusahaan, yang
dilaporkan adalah investasi pada anak perusahaan. Akibatnya, pengguna keuangan laporan
mungkin tidak mengerti bahwa anak perusahaan memiliki utang yang cukup besar kepada
parent company, yang pada akhirnya dapat bertanggung jawab jika anak perusahaan
mengalami kesulitan keuangan.
b. Special Purpose Entity (SPE): Sebuah perusahaan menciptakan entitas tujuan khusus (SPE)
untuK melakukan proyek khusus. Contoh, Clarke Company memutuskan untuk
membangun pabrik baru. Namun, manajemen tidak mau melaporkan pabrik atau pinjaman
yang digunakan untuk mendanai konstruksi pada laporan posisi keuangannya. Oleh karena
diciptakan SPE, untuk membangun pabrik. (Pengaturan ini disebut pengaturan pembiayaan
proyek.) SPE membiayai dan membangun pabrik. Sebagai imbalannya, Clarke menjamin
bahwa perusahaan atau pihak luar akan membeli semua produk yang diproduksi oleh pabrik
(take-or-pay contract). Sehingga Clarke mungkin tidak melaporkan aset atau liabilitas pada
pembukuannya.

Penyajian dan Analisa Kewajiban Tidak Lancar


Pengungkapan catatan umumnya menunjukkan sifat kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku
bunga, ketentuan panggilan, hak konversi, pembatasan yang diberlakukan oleh kreditur, dan
aset yang ditunjuk atau dijaminkan. Selain itu perlu diungkapkan nilai wajar utang harus
diungkapkan dan harus mengungkapkan pembayaran masa depan untuk kebutuhan dana
pelunasan dan jumlah jatuh tempo utang jangka panjang selama masing-masing lima tahun ke
depan.

Financial Accounting II
Rasio pertama yang memberikan informasi tentang kemampuan membayar utang dan
solvabilitas jangka panjang adalah:

Debt to Asset = Total Liabilities


Total Assets
Semakin tinggi persentase total kewajiban terhadap total aset, semakin besar risiko bahwa
perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.

Rasio kedua yang memberikan informasi tentang kemampuan membayar utang dan solvabilitas
jangka panjang adalah:
Times Interest Earned = Income before Income Taxes and Interest Expense
Interest Expense
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran bunga saat jatuh
tempo.

PSAK 71: INSTRUMEN KEUANGAN


Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
Berdasarkan definisi tersebut, instrumen keuangan terdiri dari:
1. Aset keuangan
2. Liabilitas keuangan
3. Instrumen ekuitas

Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:


a. Kewajiban kontraktual:
1. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
2. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;
b. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
1. Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu
jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau

Financial Accounting II
2. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas.

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Namun, dalam menentukan apakah sebuah
kontrak yang mensyaratkan penyerahan instrumen ekuitas entitas merupakan instrumen
ekuitas, entitas harus memastikan apakah kontrak tersebut merepresentasikan kewajiban untuk
menyerahkan sejumlah tertentu yang dibayarkan dalam bentuk saham atau merepresentasikan
kewajiban untuk menyerahkan sejumlah tertentu saham tanpa melihat nilai wajar saham pada
tanggal penyerahan.

Klasifikasi Liabilitas Keuangan


Klasifikasi liabilitas keuangan ada dua (yang relatif tidak berubah dibandingkan PSAK 55),
yaitu:
1. Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
2. Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Secara umum, liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan
diamortisasi, kecuali:
1. Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk derivatif
yang merupakan liabilitas, selanjutnya akan diukur pada nilai wajar.
2. Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan yang tidak memenuhi
syarat penghentian pengakuan atau ketika pendekatan keterlibatan berkelanjutan diterapkan
3. Kontrak jaminan keuangan.
4. Komitmen untuk menyediakan pinjaman dengan suku bunga di bawah pasar.
5. Imbalan kontinjensi yang diakui oleh pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis (PSAK 22
kombinasi bisnis).

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan dapat ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi (dan penetapan ini tidak dapat dibatalkan) apabila:
1. Mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran atau pengakuan
(accounting mismatch) yang dapat timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau

Financial Accounting II
pengakuan keuntungan dan kerugian atas aset atau liabilitas dengan dasar yang berbeda-
beda; atau
2. Sekelompok liabilitas keuangan atau aset keuangan dan liabilitas keuangan dikelola dan
kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar (sesuai manajemen risiko atau strategi
investasi yang terdokumentasi), dan informasi dengan dasar nilai wajar tersebut disediakan
untuk personil manajemen kunci entitas.

PSAK 71 juga mengatur bahwa perubahan nilai wajar dari liabilitas keuangan yang ditetapkan
untuk diukur pada nilai wajar, yang terkait dengan perubahan dalam risiko kredit ats liabilitas
disajikan dalam penghasilan komprehensif lain, kecuali 1) penyajian di penghasilan
komprehensif lain mengakibatkan atau memperbesar terjadinya accounting mismatch dalam
laporan laba rugi atau 2) liabilitas tersebut merupakan komitmen pinjaman atau kontrak
jaminan keuangan

Reklasifikasi liabilitas keuangan tidak diperbolehkan.

Pengakuan dan Pengukuran Awal


• Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan,
jika entitas menjadi salah satu pihak dalam kontrak instrumen keuangan.
• Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar
ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang terkait perolehan aset keuangan
dan liabilitas keuangan.
• Kecuali untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, hanya diukur pada nilai wajar, sedangkan biaya transaksi langsung
dibebankan.

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal umumnya adalah
harga transaksi.
Jika nilai wajar berbeda dengan harga transaksi maka nilai wajar adalah dari harga kuotasi di
pasar aktif (yaitu level 1) atau berdasarkan teknik penilaian menggunakan data dari pasar yang
dapat diobservasi, maka perbedaan antara nilai wajar dengan harga transaksi tersebut
diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Namun untuk kondisi lain, selisih nilai wajar
dengan hrga transaksi tersebut harus ditangguhkan.

Financial Accounting II
Modifikasi Ketentuan Liabilitas Keuangan
• Apabila liabilitas keuangan direstrukturisasi dan ketentuannya dimodifikasi secara
substansial, maka transaksi tersebut dianggap sebagai pelepasan liabilitas keuangan lama
dan pengakuan liabilitas keuangan baru.
• Transaksi ini dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian, dimana liabilitas keuangan
baru akan dicatat pada nilai wajarnya.
• Apabila liabilitas keuangan baru tersebut tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif, maka
nilai wajarnya akan dihitung dengan menggunakan teknik penilaian.
Perlakuan Akuntansi atas Modifikasi Ketentuan Liabilitas Keuangan yang Substansial
• Apabila modifikasi ketentuan liabilitas keuangan memenuhi kondisi penghentian
pengakuan menurut PSAK 71, maka selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan lama
dengan nilai pembayaran yang diterima diakui sebagai keuntungan atau kerugian
dalam laporan laba rugi.
• Pembayaran yang diterima termasuk aset non-keuangan yang ditransfer dan liabilitas baru
yang ditanggung (termasuk di dalamnya liabilitas keuangan baru).
• Liabilitas keuangan baru akan diukur pada nilai wajarnya.
• Setiap biaya atau fee yang dibayarkan dianggap sebagai bagian dari keuntungan atau
kerugian dari pelepasan, dan bukan merupakan penyesuaian atas nilai tercatat liabilitas
keuangan baru. Oleh sebab itu, tidak ada biaya transaksi yang akan menjadi bagian dari nilai
liabilitas keuangan baru pada pengakuan awalnya.

PSAK 50: INSTRUMEN KEUANGAN - PENYAJIAN


Klasifikasi Sebagai Liabilitas Atau Ekuitas
PSAK 50 mensyaratkan penerbit instrumen keuangan untuk mengklasifikasikan instrumen
tersebut, atau komponen-komponennya, sebagai liabilitas, aset, atau ekuitas sesuai dengan
substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan
instrumen ekuitas. Klasifikasi tersebut akan dipertahankan hingga instrumen keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya.
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas adalah
adanya kewajiban kontraktual satu pihak (penerbit) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan
lain kepada pihak lain (pemegang), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas
keuangan dengan pihak pemegang instrumen dalam kondisi yang tidak menguntungkan pihak
penerbit.

Financial Accounting II
Saling Hapus Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
• Pada umumnya, aset dan liabilitas tidak boleh saling hapus.
• Namun, jika entitas tersebut menjual dan membeli dari pihak yang sama dan berniat
untuk menyelesaikannya sekaligus, jumlah utang dan piutang dengan pihak tersebut
harus saling hapus.

PSAK 50 menetapkan bahwa aset keuangan dan liabilitas keuangan harus saling hapus dan
nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika entitas:
1. Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah
yang telah diakui tersebut; dan
2. Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara simultan.

Perlu diperhatikan bahwa saling hapus tidak sama dengan penghentian pengakuan. Ketika
aset keuangan saling hapus dengan liabilitas keuangan, secara esensi kedua akun tersebut
masih ada dalam pembukuan entitas yang bersangkutan, kecuali untuk penyajian
laporan posisi keuangan, keduanya saling hapus dan disajikan sebagai satu pos.

PSAK 60: INSTRUMEN KEUANGAN - PENGUNGKAPAN


Syarat pengungkapan atas nilai tercatat masing-masing kategori aset keuangan dan liabilitas
keuangan:
Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan spesifik atas setiap aset keuangan (atau kelompok aset
keuangan) yang ditetapkan entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Pertama,
entitas harus mengungkapkan risiko kredit maksimum aset keuangan tersebut dan saldo
derivatif kredit atau instrumen serupa yang digunakan untuk mengurangi risiko kredit
maksimum tersebut. Entitas juga diwajibkan untuk mengungkapkan informasi mengenai
jumlah perubahan nilai wajar aset keuangan yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit aset
keuangan tersebut (dan bukan disebabkan oleh perubahan kondisi pasar).

Entitas diwajibkan untuk mengungkapkan:


• nilai kumulatif dari perubahan nilai wajar yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit dari
liabilitas tersebut, dan;

Financial Accounting II
• perbedaan antara nilai tercatat liabilitas keuangan dan nilai kewajiban kontraktual yang
harus dibayarkan entitas atas liabilitas keuangan tersebut saat jatuh tempo.
PSAK 60 Paragraf 11 juga mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan metode yang
digunakan untuk menentukan nilai wajar yang disebabkan oleh perubahan risiko kredit.

Reklasifikasi
Jika entitas mereklasifikasi suatu aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, biaya
perolehan diamortisasi, atau pada nilai wajar, maka entitas untuk mengungkapkan jumlah yang
direklasifikasikan ke dalam atau yang dihapus dari masing-masing kategori serta alasan
reklasifikasi tersebut.

Penghentian pengakuan
Jika entitas mentransfer aset keuangan yang mengakibatkan sebagian atau seluruh aset
keuangan itu tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan, entitas harus mengungkapkan
hal-hal berikut untuk masing-masing kelas aset keuangan:
• Sifat aset;
• Sifat risiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas;
• Nilai tercatat aset dan liabilitas yang terkait, apabila entitas melanjutkan untuk mengakui
seluruh aset tersebut; dan
• Nilai tercatat aset awal, saldo aset yang tetap diakui oleh entitas, dan jumlah tercatat
liabilitas yang terkait, apabila entitas melanjutkan untuk mengakui aset sesuai dengan
keterlibatan berkelanjutannya.

Wanprestasi dan pelanggaran


PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan secara detail mengenai wanprestasi atau
pelanggaran atas pinjaman yang diterima (loan payable) yang diakui pada tanggal pelaporan.
Pengungkapan ini mencakup detail mengenai apakah wanprestasi telah diselesaikan dengan
cara negosiasi ulang sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan.

Laporan Laba Rugi Komprehensif


PSAK 60 mensyaratkan pengungkapan yang berkaitan dengan laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, dimana entitas diwajibkan untuk mengungkapkan informasi
tertentu atau penghasilan, beban, keuntungan, atau kerugian, sebagai berikut:

Financial Accounting II
1. Laba atau rugi neto dalam:
a) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Psak 60 mensyaratkan saldo aset keuangan atau liabilitas keuangan yang ditetapkan
untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada saat pengakuan awal dipisahkan dari
saldo aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk
diperdagangkan;
b) aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah jumlah
keuntungan atau kerugian yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain selama
periode, dan jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk
periode tersebut;
c) investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
d) pinjaman yang diberikan dan piutang; dan
e) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
2. Jumlah pendapatan bunga dan jumlah beban bunga (yang dihitung dengan menggunakan
metode suku bunga efektif) untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

Financial Accounting II
KESIMPULAN

1. Kewajiban jangka panjang adalah jika perusahaan dapat menyelesaikan kewajibannya


lebih dari satu periode operasional atau 12 bulan. Contoh: bonds payable, long-term notes
payable, mortgages payable, pension liabilities, lease liabilities.
2. Obligasi (Bonds) merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang
telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
3. Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
a. Bonds dilihat dari sistem pembayaran bunga: Zero Coupon Bonds, Coupon Bonds,
Fixed Coupon Bonds, Floating Coupon Bonds
b. Bonds dilihat dari hak penukaran/opsi: Convertible Bonds, Exchangeable Bonds,
Callable Bonds, Putable Bonds
c. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya: (i) Secured Bond, seperti Guaranteed
Bonds, Mortgage Bonds, Collateral Trust Bonds (ii) Unsecured Bonds.
4. Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar (notes payable) relatif sama,
yaitu wesel bayar dinilai sebesar nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik
pokok maupun bunga)
5. Terkadang perusahaan dapat menukarkan property, barang atau jasa dengan notes payable.
6. Selain sampai dengan jatuh tempo, kewajiban tidak lancar dapat dihapus sebelum jatuh
tempo, dengan pengalihan aset atau surat berharga, pemberian bunga ekuitas, atau
penghapusan dengan modifikasi
7. Analisa Kewajiban Jangka Panjang dapat menggunakan dua rasio yaitu Debt to Asset dan
Times Interest Earned

Financial Accounting II
DAFTAR PUSTAKA

1. Kieso, Weygandt, & Warfield. (2020). Intermediate Accounting. IFRS Edition 4e. IR.
JWS. New York. Chapter 14

2. BAB 7 Instrumen Keuangan


http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/pk_19/index.html#p=1

Financial Accounting II

Anda mungkin juga menyukai